Professional Documents
Culture Documents
2
Tinggi lapisan aromatik (Lc) : Lc
(002)
= K / cos
Lebar lapisan aromatik (La) : La
(100)
= K / cos
Jumlah lapisan aromatik (N) : N = Lc / d
dimana:
= 0,15406 nm (panjang gelombang radiasi sinar Cu)
= Sudut difraksi
= Intensitas tinggi dan lebar (radian )
K = Tetapan untuk lembaran grafit (0,89)
21
Gambar 6 Skema jarak antara lapisan (d), tinggi lapisan (Lc), jumlah lapisan (N)
dan lebar lapisan (La) aromatik dari unit terkecil penyusun struktur
kristalit arang dan arang aktif
Untuk mengetahui pengaruh pembedaan suhu dan lamanya karbonisasi
terhadap rendemen, kadar abu, zat terbang dan karbon terikat, dilakukan analisa
statistik dengan menggunakan rancangan faktorial dalam Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Rancangan faktorial dalam RAL tersebut menggunakan dua
faktor yaitu faktor suhu karbonisasi dan faktor waktu karbonisasi yang digunakan
dengan masing-masing tiga taraf yaitu suhu 700 C, 800 C, 900 C dan waktu
karbonisasi 45, 60 dan 90 menit. Model persamaannya adalah sebagai berikut
(Mattjik & Sumertajaya 2000) :
Y
ijk
= + A
i
+ B
j
+ AB
ij
+
ijk
Y
ijk
= Nilai pengamatan pada faktor suhu karbonisasi taraf ke-i, faktor waktu
karbonisasi taraf ke-j dan ulangan ke-k
= Komponen aditif dari rataan
A
i
= Pengaruh utama faktor suhu karbonisasi ke-i
B
j
= Pengaruh utama faktor waktu karbonisasi ke-j
AB
ij
= Interaksi dari faktor suhu ke-i dan waktu karbonisasi ke-j
ijk
= Pengaruh acak yang menyebar normal (0,
2
) dari faktor suhu ke-i, waktu
karbonisasi ke-j, dan ulangan ke-k
22
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara taraf
perlakuan, dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ)
atau Honest Significance Diference (HSD). Uji BNJ dilakukan dengan cara
membandingkan nilai mutlak selisih kedua nilai rata-rata yang akan kita lihat
perbedaannya dengan nilai BNJ pada taraf nyata dan derajat bebas tertentu. Nilai
BNJ didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Mattjik & Sumertajaya
2000) :
=
; ;
dimana p adalah jumlah perlakuan, dbg adalah derajat bebas galat, r adalah
ulangan, KTG adalah kuadrat tengah galat dan
;;
adalah nilai kritis yang
diperoleh dari table wilayah nyata student.
Kriteria uji dari uji BNJ ini adalah sebagai berikut :
Jika
>
maka hasil uji menjadi nyata
i
= Pengaruh jenis karbon ke-i
ij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Pembuatan Komposit Semen - Serat Karbon Sabut Kelapa
Pembuatan komposit dilakukan dengan menggunakan serat karbon dari
sabut kelapa yang dihasilkan dengan parameter suhu dan waktu karbonisasi
terpilih (parameter dengan suhu dan waktu paling efisien ditinjau dari
konduktivitas listrik dan karakteristik karbon lainnya). Pada bagian ini, serat
karbon dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah serat karbon dengan
parameter suhu dan waktu karbonisasi terbaik tanpa perlakuan. Bagian kedua
adalah hasil perendaman terhadap serat karbon yang dihasilkan pada suhu 400
0
C
menggunakan larutan kalium hidroksida (KOH) 10% dan 20% selama 24 jam,
untuk selanjutkan dipanaskan kembali dengan menggunakan tungku karbonisasi
dengan suhu dan waktu karbonisasi terpilih. Serat karbon dipotong dengan ukuran
panjang kurang dari 10 mm. Kandungan serat karbon yang akan dicampurkan
untuk pembuatan komposit semen tersebut adalah sebanyak 0.5%, 0.75% dan
1.0% dari berat semen. Bahan baku lainnya yaitu semen Portland, pasir alam
dengan ukuran lolos saringan 20 mesh dan tertahan di saringan 30 mesh, silica
fume sebanyak 10% dari berat semen dan carboxy methylcellulose (CMC)
sebanyak 0.5% dari berat semen. Perbandingan air dengan semen yang digunakan
sebesar 0.62 dan perbandingan pasir dengan semen sebesar 1.0. Ukuran komposit
yang dibuat adalah 25 mm x 25 mm x 300 mm. Ukuran sampel ini mengacu
kepada ukuran sampel yang digunakan untuk pengujian kekuatan patah (flexural
strength), dimana ukuran panjang sampel minimal tiga kali dari ukuran tebalnya.
Pembuatan komposit diawali dengan menggunakan sebanyak 30% dari air
untuk merendam CMC dan serat karbon supaya dapat menyebar secara merata.
Campuran air, CMC dan serat karbon diaduk dengan mixer dan ditambahkan
25
silica fume sambil diaduk sampai merata dengan menggunakan mixer. Campuran
tersebut dimasukkan ke dalam campuran semen dan pasir yang telah berada dalam
mixer mortar, sambil dituangkan sisa air sebanyak 70% dari jumlah totalnya.
Mixer mortar tetap dijalankan sampai dengan campuran merata. Adonan
komposit tersebut dimasukkan ke dalam cetakan besi berukuran 25 x 25 x 300
mm. Setelah dikondisikan dalam suhu ruangan selama 24 jam, komposit
kemudian diambil dari cetakan untuk selanjutnya direndam pada bak air sampai
dengan waktu pengujian selama 28 hari.
Diagram Alir Penelitian
Rangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan digambarkan dalam
diagram alir yang tersaji pada Gambar 8.
Gambar 8. Diagram alir penelitian
26
Pengujian Komposit Semen-Serat Karbon Sabut Kelapa
Setelah melewati masa pengkondisian untuk pengujian selama 28 hari,
selanjutnya komposit yang telah dibuat siap untuk diuji. Pengujian yang
dilakukan adalah pengujian kuat tekan dengan menggunakan standard pengujian
ASTM C116-90, kuat patah dan kekakuan dengan menggunakan standard
pengujian ASTM C293-94 untuk mengetahui sifat mekanis dari komposit, serta
pengujian deteksi kerusakan diri dari komposit tersebut.
Pengujian kuat tekan dimaksudkan untuk mengetahui besarnya beban
persatuan luas yang menyebabkan benda uji hancur bila dibebani dengan beban
tekan tertentu. Pengujian kuat patah dimaksudkan untuk mengetahui besarnya
beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji patah pada saat diberikan
beban tertentu. Sedangkan pengujian kekakuan adalah besarnya beban persatuan
luas yang menunjukkan seberapa besar benda uji itu bersifat kaku. Semakin besar
nilai kekakuan, maka benda tersebut semakin kaku atau cepat untuk patah.
Selanjutnya khusus untuk pengujian kuat tekan dan kuat patah, dilakukan
analisa statistik dengan menggunakan rancangan faktorial dalam Rancangan Acak
Lengkap (RAL) untuk mengetahui pengaruh pembedaan jenis serat karbon serta
pembedaan kadar serat karbon yang digunakan dalam pembuatan komposit serat
semen. Rancangan faktorial dalam RAL tersebut menggunakan dua faktor yaitu
jenis serat karbon dan kadar serat karbon yang digunakan dengan masing-masing
tiga taraf yaitu serat karbon tanpa perendaman KOH, serat karbon dengan
perendaman larutan KOH 10%, serat karbon dengan perendaman larutan KOH
20% dan kadar serat karbon sebanyak 0.5%, 0.75% dan 1.0%. Model
persamaannya adalah sebagai berikut (Mattjik & Sumertajaya 2000) :
Y
ijk
= + A
i
+ B
j
+ AB
ij
+
ijk
Y
ijk
= Nilai pengamatan pada faktor jenis karbon taraf ke-i, faktor kadar serat
taraf ke-j dan ulangan ke-k
= Komponen aditif dari rataan
A
i
= Pengaruh utama faktor jenis karbon ke-i
B
j
= Pengaruh utama faktor kadar serat karbon ke-j
AB
ij
= Interaksi dari faktor jenis serat karbon ke-i dan kadar serat karbon ke-j
27
ijk
= Pengaruh acak yang menyebar normal (0,
2
) dari faktor jenis karbon ke-I
dan faktor kadar serat karbon ke-j.
Selanjutnya dilakukan uji lanjutan Dunnet untuk mengetahui perbandingan
komposit dengan serat karbon dengan kontrol (komposit campuran semen dan
pasir) dalam hal kuat tekan dan kuat patah. Uji Dunnet dilakukan dengan cara
membandingkan nilai mutlak selisih nilai rata-rata kontrol dan masing-masing
perlakuan dengan nilai Dunnet pada taraf nyata dan derajat bebas tertentu. Nilai
Dunnet didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Montgomery 2001):
Dunnet= ( 1, )
2
dimana p adalah jumlah perlakuan, f adalah derajat bebas galat, r adalah ulangan,
KTG adalah kuadrat tengah galat dan ( 1, ) adalah nilai kritis yang
diperoleh dari table Dunnet.
Kriteria uji dari uji Dunnet ini adalah sebagai berikut :
Jika
>