Halusinasi Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tidak ada sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima indera tersebut (Isaacs, 2!). Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) misalnya penderita mendengar suara"suara, bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Ha#ari, 2!). Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. $uatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. $uatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren% persepsi palsu (Maramis, 2!). &adi halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indera terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata. '. (r)ses *erjadinya Masalah +. ,akt)r (redisp)sisi ,akt)r predisp)sisi adalah -akt)r risik) yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan )leh indi.idu untuk mengatasi stress. /iper)leh baik dari klien maupun keluarganya. ,akt)r predisp)sisi dapat meliputi -act)r perkembangan, s)si)kultural, bi)kimia, psik)l)gis, dan genetic (,itria, 20). a. ,akt)r (erkembangan &ika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpers)nal terganggu, maka indi.idu akan mengalami stress dan kecemasan. b. ,akt)r $)si)kultural 'erbagai -akt)r di masyarakat dapat menyebabkan sese)rang merasa disingkirkan, sehingga )rang tersebut merasa kesepian di lingkungan yang membesarkannya. c. ,akt)r 'i)kimia Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan ji#a. &ika sese)rang mengalami stress yang berleihan, maka di dalam tubuhnya akan dihasilkan suatu 1at yang dapat bersi-at halusin)genik nu)r)kimia seperti bu--)-en)n dan dimethytran-erase (/M(). d. ,akt)r (sik)l)gis Hubungan interpers)nal yang tidak harm)nis serta adanya peran ganda bertentangan yang sering diterima )leh sese)rang akan mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada gangguan )rientasi realitas. e. ,akt)r 2enetik 2en yang berpengaruh dalam ski1)-renia belum diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan bah#a -act)r keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini. 2. ,akt)r presipitasi ,akt)r presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan )leh indi.idu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energy ekstra untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi klien dalam kel)mp)k, terlalu lama tidak diajak berk)munikasi, )bjek yang ada di lingkungan, dan juga suasana sepi atau teris)lasi sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan 1at halusin)genik. 3. (erilaku 4esp)n klien terhadap halusinasi dapat berupa rasa curiga, takut, tidak aman, gelisah dan bingung, berperilaku yang merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. 4a#lins dan Heac)ck (+003) menc)ba memecahkan masalah halusinasi berlandaskan atas hakikat keberadaan sese)rang indi.idu sebagai mahluk yang dibangun atas dasar unsur"unsur bi)"psik)"s)si)"spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi yaitu sebagai berikut% a. /imensi ,isik Manusia dibangun )leh system indra untuk menanggapi rangsangan eksternal yang diberikan )leh lingkungannya. Halusinasi dapat ditimbulkan )leh beberapa k)ndisi -isik seperti kelelahan yang luar biasa, penggunaan )bat")batan, demam hingga delirium, int)ksikasi alc)h)l, dan kesulitan untuk tidur dalam #aktu yang lama. b. /imensi 5m)si)nal (erasaan cemas yang berlebihan karena pr)blem atau masalah yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga berbuat sesuatu terhadap ketakutannya. c. /imensi Intelektual /imensi intelektual menerangkan bah#a indi.idu yang mengalami halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan -ungsi eg). (ada a#alnya halusinasi merupakan usaha dari eg) sendiri untuk mela#an impuls yang menekan, tetapi pada saat tertentu menimbulkan ke#aspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tidak jarang akan meng)ntr)l semua perilaku klien. d. /imensi $)sial /imensi s)cial pada indi.idu yang mengalami halusinasi menunjukkan kecenderungan untuk menyendiri. Indi.idu asyik dengan halusinasinya, se)lah" )lah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi s)cial, c)ntr)l diri, dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan system c)ntr)l )leh indi.idu tersebut, sehingga jika perintah halusinasi berupa ancaman, ,maka hal tersebut dapat mengancam dirinya atau )rang lain. 6leh karena itu, aspek penting dalam melaksanakan inter.ensi kepera#atan pada klien yang mengalami halusinasi adalah dengan mengupayakan suatu pr)ses interaksi yang menimbulkan pengalaman interpers)nal yang memuaskan, serta mengusahakan agar klien tidak menyendiri. &ika klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya diharapkan halusinasi tidak terjadi. e. /imensi $piritual Manusia diciptakan *uhan sebagai mahkluk s)sial, sehingga interaksi dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang mendasar. Klien yang mengalami halusinasi cenderung menyendiri hingga pr)ses di atas tidak terjadi. Indi.idu tidak sadar dengan keberadaannya dan halusinasi menjadi system c)ntr)l dalam indi.idu tersebut. $aat halusinasi menguasai dirinya, indi.idu kehilangan c)ntr)l terhadap kehidupan nyata. 7. Mekanisme K)ping $umber k)ping merupakan suatu e.aluasi terhadap pilihan k)ping dan strategi sese)rang. Indi.idu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan menggunakan sumber k)ping yang ada di lingkungannya. $umber k)ping tersebut dijadikan sebagai m)dal untuk menyelesaikan masalah. /ukungan s)cial dan keyakinan budaya dapat membantu sese)rang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan mengad)psi strategi k)ping yang e-ekti-. Mekanisme k)ping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada pengendalian stress, termasuk upaya penyelesaian masalah secara langsung dan mekanisme pertahanan lain yang digunakan untuk melindungi diri. !. 4entang resp)n Adapti- Maladapti- (ikiran l)gis /ist)rsi pikiran 2angguan pikir8delusi (ersepsi kuat Ilusi Halusinasi 5m)si k)nsisten dengan 4eaksi em)si berlebihan $ulit beresp)n (engalaman atau kurang (erilaku sesuai (erilaku aneh8tidak biasa (erilaku dis)rganisasi 'erhubungan s)sial Menarik diri Is)lasi $)sial Halusinasi merupakan salah satu mal adapti- indi.idu berada dalam rentang resp)n neur)bi)l)gy. &adi merupakan persepsi paling adapti- jika klien sehat, persepsinya akurat, mampu mengidenti-ikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan in-)rmasi yang diterima melalui panca indera. Klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus itu tidak ada, di antara kedua resp)n tersebut adalah resp)n indi.idu yang karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya yang disebut sebagai ilusi. Klien mengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya terhadap stimulus pancaindera tidak akurat sesuai stimulus yang diterima. (,itria, 20) 9. ,ase" ,ase Halusinasi Tahap Ciri-ciri Perilaku yang dapat dioser!asi Co"#orting Halusinasi menyenangkan, :emas ringan Klien yang berhalusinasi mengalami em)si yang intense seperti cemas, kesepian, rasa bersalah, dan takut dan menc)ba untuk ber-)kus pada pikiran yang menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan. $ese)rang mengenal bah#a pikiran dan pengalaman sens)ri berada dalam kesadaran c)ntr)l jika kecemasan tersebut bisa dikel)la. *ersenyum lebar, menyeringai tetapi tampak tidak tepat Menggerakan bibir tanpa membuat suara (ergerakan mata yang cepat 4esp)n .erbal yang lambat seperti asyik /iam dan tampak asyik Co"de"ning Halusinasi menjijikan, :emas sedang (enngalaman sens)ri menjijikan dan menakutkan. Klien yang berhalusinasi mulai merasa kehilangan c)ntr)l dan mungkin berusaha menjauhkan diri, serta merasa malu dengan adanya pengalaman sens)ri tersebut dan menarik diri dari )rang lain. /itandai dengan peningkatan kerja system sara- aut)n)mic yang menunjukan kecemasan misalnya terdapat peningkatan nadi, perna-asan dan tekanan darah. 4entang perhatian menjadi sempit Asyik dengan penngalaman sens)ri dan mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan realitas. Controlling (engalaman sens)ri berkuasa, Klien yang berhalusinasi menyerah untuk menc)ba mela#an pengalaman halusinasinya. Isi halusinasi bisa menjadi Arahan yang diberikan halusinasi tidak hanya dijadikan )bjek saja )leh klien tetapi mungkin :emas berat menarik8meimkat. $ese)rang mungkin mengalami kesepian jika pengalaman sens)ri berakhir. akan diikitu8dituruti Klien mengalami kesulitan berhubungan dengan )rang lain 4entang perhatian hanya dalam beberapa detik atau menit *ampak tanda kecemasan berat seperti berkeringat, trem)r, tidak mampu mengikuti perintah. Con$uering Melebur dalam pengaruh halusinasi, (anic (engalaman sens)ri bisa mengancam jika klien tidak mengikuti perintah dari halusinasi. Halusinasi mungkin berakhir dalam #aktu empat jam atau sehari bila tidak ada inter.ensi terapeutik (erilakku klien tampak seperti dihantui terr)r dan panic ()tensi kuat untuk bunuh diri dan membunuh )rang lain Akti-itas -isik yang digambarkan klien menunjukan isi dari halusinasi misalnya klien melakukan kekerasan, agitasi, menarik diri atau katat)nia Klien tidak dapat beresp)n pada arahan k)mpleks Klien tidak dapat beresp)n pada lebih dari satu )rang (;)sep, 20) <. Klasi-ikasi Halusinasi %enis Halusinasi Data O&ekti# Data 'u&ekti# Halusinasi Dengar (klien mendengar suara atau bunyi yang tidak ada hubungannya dengan stimulus yang nyata atau lingkungan) a. 'icara atau terta#a sendiri. b. Marah"marah tanpa sebab. c. Mendekatkan telinga ke arah tertentu. d. Menutup telinga a. Mendengar suara"suara atau kegaduhan b. Mendengar suara yang mengajak bercakap" cakap c. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya Halusinasi penglihatan (klien melihat gambaran yang jelas atau samar terhadap adanya stimulus yang nyata dari lingkungan dan )rang lain tidak melihatnya). a. Menunjuk"nunjuk ke arah tertentu b. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas Melihat bayangan, sinar, bentuk ge)metris, kartun, melihat hantu, atau m)nster. Halusinasi penciu"an (klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata) a. Mengendus"endus seperti sedang membaui bau"bauan tertentu b. Menutup hidung Membaui bau"bauan seperti bau darah, urine, -eses, dan terkadang bau"bau tersebut menyenangkan bagi klien. Halusinasi pengecapan (klien merasakan sesuatu yang tidak $ering meludah Muntah Merasakan rasa seperti darah, urine, atau -eses. nyata, biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak) Halusinasi peraaan (klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus yang nyata) Menggaruk"garuk permukaan kulit. a. Mengatakan ada serangga di permukaan kulit . b. Merasa seperti tersengat listrik. Halusinasi (inestetik (klien merasa badannya bergerak dalam suatu ruangan atau angg)ta badannya bergerak). Memegang kakinya yang dianggapnya bergerak sendiri. Mengatakan badannya melayang di udara. Halusinasi )iseral (perasaan tertentu timbul). Memegang badannya yang dianggapnya berubah bentuk dan tidak n)rmal seperti biasanya. Mengatakan perutnya menjadi mengecil setelah minum soft drink. (;)sep, 20) :. ()h)n Masalah 4esik) *inggi (erilaku Kekerasan (5--ect) Is)lasi $)sial (:ausa) (,itria, 20) /. Masalah Kepera#atan dan /ata yang (erlu /ikaji Masalah Kepera#atan % +. 4isik) tinggi perilaku kekerasan 2. (erubahan persepsi sens)ri % halusinasi 3. Is)lasi s)sial /ata yang perlu dikaji % +. 4esik) tinggi perilaku kekerasan Peruahan Persepsi 'ensori* Halusinasi +Core Prole", /ata subjekti-% a. Klien mengatakan marah dan jengkel kepada )rang lain b. Klien mengatakan ingin membunuh c. Klien mengatakaningin membakar atau mengacak"acak lingkungannya. /ata )bjekti-% a. Klien mengamuk, Merusak dan melempar barang"barang. b. Klien melakukan tindakan kekerasan pada )rang")rang disekitarnya. 2. (erubahan persepsi sens)ri % halusinasi /ata $ubjekti-% a. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata. b. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata. c. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus. d. Klien mengatakan merasa makan sesuatu. e. Klien mengatakan merasa ada sesuatu pada kulitnya. -. Klien mengatakan takut pada suara8 bunyi8 gambar yang dilihat dan didengar. g. Klien ingin memukul8 melempar barang"barang. /ata 6bjekti-% a. Klien berbicara dan terta#a sendiri. b. Klien bersikap seperti mendengar8melihat sesuatu. c. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu. d. /is)rientasi. 3. Is)lasi s)sial % menarik diri /ata $ubjekti-% a. Klien mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi. b. Klien mengungkapkan enggan berbicara dengan )rang lain. c. Klien malu bertemu dan berhadapan dengan )rang lain. /ata 6bjekti-% a. Klien terlihat lebih suka sendiri. b. 'ingung bila disuruh memilih alternati- tindakan. c. Ingin mencederai diri8ingin mengakhiri hidup. 5. /iagn)sa Kepera#atan Ada beberapa diagn)sa kepera#atan yang sering ditemukan pada klien dengan halusinasi menurut Keliat (29) yaitu% +. 4isik) tinggi perilaku kekerasan 2. (erubahan persepsi sens)ri % halusinasi 3. Is)lasi s)sial ,. 4encana *indakan Kepera#atan RENCANA T-NDA(AN D-A.NO'A (EPERA/ATAN TU%UAN -NTER)EN'- 4isik) tinggi perilaku kekerasan *UM % Klien tidak memperlihatkan perilaku kekerasan. *UK % a. Klien dapat membina hubungan saling percaya b. Klien dapat mengidenti-ikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya c. Klien dapat mengidenti-ikasi tanda"tanda perilaku kekerasan d. Klien dapat mengidenti-ikasikan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya e. Klien dapat mengidenti-ikasi akibat perilaku kekerasan -. Klien dapat mengidenti-ikasi cara k)nstrukti- dalam mengungkapkan kemarahan g. Klien dapat mendem)nstrasikan cara meng)ntr)l perilaku kekerasan h. Klien mendapat dukungan keluarga untuk meng)ntr)l perilaku kekerasan i. Klien dapat menggunakan )bat sesuai pr)gram yang T-NDA(AN P'-(OTERAPEUT-( (lien* 'P 0 a. Identi-ikasi penyebab perilaku kekerasan b. Identi-ikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan c. Identi-ikasi perilaku kekerasan yang dilakukan d. Identi-ikasi akibat perilaku kekerasan e. $ebutkan cara meng)ntr)l perilaku kekerasan -. 'antu klien mempraktekkan latihan cara meng)ntr)l -isik + g. Anjurkan klien memasukkan dalam kegiatan harian 'P 1 a. 5.aluasi jad#al kegiatan harian klien b. &elaskan cara meng)ntr)l perilaku kekerasan dengan minum )bat c. Anjurkan klien memasukkan dalam jad#al kegiatan harian 'P 2 a. 5.aluasi jad#al kegiatan harian klien b. =atih klien meng)ntr)l perilaku kekerasan dengan cara -isik 2 c. Anjurkan klien memasukkan dalam jad#al kegiatan harian DA3TAR PU'TA(A ,itria,>ita. (20). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat agi Progra! S" Keperawatan. &akarta% $alemba Medika Ha#ari, /adang. (2!). Pendekatan #olistik pada gangguan Jiwa Ski$ofrenia. &akarta% ,akultas Ked)kteran Uni.ersitas Ind)nesia. Isaacs, Ann. (2!). Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. 5disi 3. &akarta% (enerbit 'uku Ked)kteran 52:. Keliat, 'udi Anna. (29). Proses keperawatan kesehatan %iwa. &akarta% (enerbit 'uku Ked)kteran 52:. Maramis, ?. ,. (2!). &l!u Kedokteran Jiwa' (disi ). $urabaya% Airlangga Uni.ersity (ress ;)sep, Iyus. (20). Keperawatan Jiwa. &akarta% 4e-ika Aditama