ACNE VULGARIS KELOMPOK IV Margaretta Indra Pratiwi (13!"1"#$ Ni P%t% &'int(a Sandra B'%ana (13!"1"1)$ Ni P%t% O*a Ma'a(ani (13!"1")1$ P%t% +%ri &andra Dewi (13!"1")!$ Ni Made Intan Pertiwi (13!"1"3,$ I G-t Ag%ng Gde Ba(% .ira/a (13!"1"##$ PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER 0URUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETA1UAN ALAM UNIVERSITAS UDA+ANA )13 BAB I PENDA1ULUAN 121 Latar Be3a*ang Acne vulgaris,atau yang lebih dikenal dengan jerawat, merupakan penyakit kronis akibat peradangan menahun pilosebasea dan ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodul dan kista pada tempat predileksinya yang biasanya pada kelenjar sebasea berukuran besar seperti wajah, dada, dan punggung bagian atas (Tjekyan, 2008). Angka kejadian Acne vulgaris berkisar 80% pada populasi berumur !"0 tahun (#ipiro et al., 2008). $mpat %aktor utama yang diidenti%ikasi sebagai penyebab pembentukan lesi Acne vulgaris antara lain peningkatan produksi sebum, peluruhan keratinosit, pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes, dan peradangan. &tres tidak menginduksi Acne vulgaris tetapi memperparah (#ipiro et al., 2008). 'anyak (ara yang dilakukan oleh penderita Acne vulgaris untuk mengatasi penyakitnya mulai dari mengatasi sendiri dengan obat tradisional atau kosmetik sampai berobat ke dokter spesialis kulit. )enanganan atau pengobatan sendiri (enderung memperparah Acne vulgaris karena sebagian besar obat jerawat yang beredar mengandung bahan keratolitik dan abrasi% serta bahan pembawa yang dapat menutup pori!pori kulit yang merangsang akti*itas kelenjar sebasea (Tjekyan, 2008). Tujuan pengobatan Acne Vulgaris adalah untuk meringankan rasa tidak nyaman, memperbaiki penampilan kulit, men(egah jaringan parut, dan meminimalkan dampak psikososialnya. Terapi pengobatan berlangsung lambat sehingga pasien harus diberi konseling mengenai pato%isiologi dasar jerawat, pemberian obat yang tepat atau teknik aplikasi, lambatnya e%ek terapi yang timbul, e%ek samping potensial, dan langkah!langkah yang diambil untuk mengatasi e%ek samping jika terjadi (+oda!+imble et al., 200,). +e(enderungan kesalahan pada pengobatan sendiri dan kebutuhan konseling pada penderita Acne vulgaris menunjukkan pentingnya mengetahui tata laksana terapi untuk Acne vulgaris. 12) R%/%-an Ma-a3a' Apa de%inisi, etiologi, pato%isiologi, dan mani%estasi klinik dari Acne vulgaris serta bagaimana tatalaksana terapi bagi penderita Acne vulgaris - 123 T%4%an .engetahui de%inisi, etiologi, pato%isiologi, dan mani%estasi klinik dari Acne vulgaris serta tatalaksana terapi bagi penderita Acne vulgaris. BAB II TIN0AUAN PUSTAKA )212 Eti535gi Terdapat empat mekanisme utama yang terlibat dalam pembentukan lesi jerawat yaitu adanya peningkatan produksi sebum, peluruhan keratinosit, pertumbuhan bakteri dan in%lamasi. 'erikut merupakan penjelasan mengenai keempat mekanisme tersebut. a. )eningkatan )roduksi &ebum )ada masa pubertas, stimulasi androgen meningkat dan kelenjar sebaseus akti% memproduksi sebum. +adar testosteron, yang dominan berupa androgen, dan metabolitnya bersama dengan androstenedion, dehydroepiandrosterone, dan dehydroepiandrosterone sul%ate meningkat di semua jerawat dan tampaknya mampu meningkatkan akti*itas kelenjar sebaseus. /erawat (enderung lebih banyak terdapat pada daerah yang (enderung lebih akti% se(ara metabolisme dalam mengkon*ersi androgen menjadi dihidrotestosteron. b. )eluruhan +eratinosit 0aktor utama dalam perkembangan jerawat adalah proses keratinisasi %olikel. )eluruhan keratinosit dalam rambut %olikel merupakan suatu proses yang normal, tetapi pada keadaan jerawat, adanya keratinisasi %olikel mengakibatkan terjadinya penggumpalan keratinosit dan dapat menyumbat pori %olikel rambut. )eningkatan peluruhan keratinosit berkorelasi dengan pembentukan komedo dan dapat dipengaruhi beberapa hal seperti modulasi sitokin lokal, penurunan asam seba(eous linoleat, dan stimulasi androgen. (. )ertumbuhan 'akteri +eratinosit dan sebum yang terperangkap pada pori %olikel dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes untuk mengin%eksi. .eskipun P. Acnes merupakan bakteri anaerob parsial dan berada di %olikel sebagai %lora normal, bakteri tersebut dapat memi(u respon imun, sehingga titer antibodi terhadap P. acnes lebih tinggi pada pasien dengan jerawat parah daripada pada subyek kontrol non!jerawat d. 1n%lamasi 2adang dapat terjadi akibat konsekuensi dari peningkatan produksi sebum, pengelupasan keratinosit, dan pertumbuhan bakteri. /uga, ). a(nes dapat memi(u lesi peradangan jerawat dengan memproduksi mediator biologis akti% dan pelepasan sitokin. (3est, et al., 2008) )2)2 Pat56i-i535gi 4esi primer, komedo, terbentuk akibat tersumbatnya %olikel pilosebasea. &aluran %olikel melebar dan produksi sel meningkatkan. &ebum ber(ampur dengan sel yang berlebihan di saluran %olikel untuk membentuk sebuah gumpalan berkeratin. 5al tersebut mun(ul dan terlihat sebagai komedo terbuka (blackhead). 3arna (oklat atau hitam bukanlah hasil dari akumulasi kotoran melainkan melanin (pigmen). )eradangan pada %olikel dapat menyebabkan pembentukan komedo tertutup (whitehead). Adanya komedo tertutup kemungkinan besar merupakan menandakan adanya lesi in%lamasi. /ika dinding %olikel rusak atau pe(ah, isi %olikel dapat mengusir ke dermis dan timbul sebagai jerawat. )eningkatan akti*itas androgen pada masa pubertas memi(u pertumbuhan kelenjar seba(eous dan meningkatkan produksi sebum. &ebum terdiri dari gliserida, ester lilin, s6ualene, dan kolesterol. 7liserida diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh lipase, yang merupakan produk dari Propionibacterium acnes. Asam lemak bebas dapat mengiritasi dinding %olikel dan menyebabkan peningkatan pergantian sel dan in%lamasi. P. acnes adalah organisme anaerobik penduduk yang berproli%erasi dalam lingkungan yang di(iptakan oleh (ampuran sebum dan keratinosit yang berlebihan. Adanya bakteri tersebut dapat meningkatkan pembentukan antibodi yang menyebabkan respon in%lamasi. 7ambaran pato%isiologi jerawat dapat dilihat pada gambar 2.. 4esi jerawat memerlukan waktu bulanan untuk sembuh sepenuhnya dan adanya %ibrosis yang terkait dengan penyembuhan dapat menyebabkan luka permanen (3ells, et al., 20089 3est, et al., 2008). 7ambar 2.. )ato%isiologi /erawat (3est, et al., 2008) )232 Ge4a3a dan Data K3ini* (Clinical Presentation$ 4esi jerawat biasanya terjadi pada wajah, punggung, dada bagian atas, dan daerah bahu. +eparahan penyakit ber*ariasi dari ringan. /erawat dapat dikempokan menjadi jerawat ringan, sedang atau berat tergantung dari tingkat keparahan lesi yang ada yang dapat dilihat pada tabel 2.. (3est, et al., 2008). Terdapat dua jenis lesi pada jerawat yakni lesi non in%lamasi dan lesi in%lamasi. 4esi non in%lamasi terdiri dari komedo terbuka (bla(khead) dan komedo tertutup (whitehead). 4esi in%lamsi terdiri dari papula, postula, nodula, dan luka. )apula merupakan area kulit yang teraba berebeda, umumnya kurang dari (m dan dapat berada pada epidermis dan atau dermis. )ostula merupakan kulit yang berbeda, terasa lebih tinggi atau berisi (airan dan biasanya berada di sekitar %olikel rambut. :odula merupakan kulit yang terasa lebih tinggi, berbentuk bulat atu o*al, terdapat lesi hingga (m dan terjadi di dermis dan atau hipodermis. 4uka permanen dapat terjadi akibat in%lamasi dari lesi jerawat (3est, et al., 2008). Tabel 2.. Tipe 4esi #ominan per Tingkat +eparahan A(ne Ting*at Ke7ara '8an A9ne Le-i D5/inan Fre*%en-i 7er Ti7e Le-i K5/ed5 Tert%t%7 K5/ed 5 Ter:%* a Pa7%3a P5-t%3a N5d%3a L%*a 2ingan 4esi nonin%lamatori (komedo terbuka dan tertutup) &edikit! banyak &edikit! banyak .ungki n .ungki n Tidak ada Tidak ada &edang )apula dan postula terin%laasi dengan beberapa lesi non in%lamasi &edikit! banyak &edikit! banyak 'anyak 'anyak 'ebera pa .ungk in )arah 4esi in%lamasi dan luka dengan beberapa lesi non in%lamasi &edikit! banyak &edikit! banyak &angat banyak &angat banyak &angat banyak &angat banyak (3est, et al., 2008) )2#2 Tera7i 2.;.. Terapi :on 0armakologi Terapi non %armakologi untuk mengobati a(ne *ulgaris antara lain dengan (ara membersihkan kulit dengan sabun dan air karena sabun dan air memiliki e%ek yang relati% ke(il pada jerawat karena memiliki dampak minimal dalam %olikel, tidak disarankan untuk menggosok kulit atau men(u(i wajah berlebihan karena hal tersebut tidak selalu membuka atau membersihkan pori!pori dan dapat menyebabkan iritasi kulit, serta penggunaan sabun yang lembut akan membuat kulit menjadi kering <at!<at pembersih adalah penting untuk menghindari iritasi kulit dan kekeringan selama beberapa terapi jerawat (3ells, et al., 2008). 2.;.2. Terapi 0armakologi &elain terapi non %armakologi, a(ne *ulgaris juga dapat diobati dengan terapi %armakologi. Algoritma pengobatan jerawat berdasarkan tingkat keparahan jerawat dapat dilihat pada gambar 2.2. 7ambar 2.2. Algoritma Terapi A(ne =ulgaris (3est, et al., 2008). A. Terapi Topikal a. 'en<oil )eroksida 'en<oil peroksida dapat digunakan untuk mengobati peradangan jerawat yang ringan. 'en<oil peroksida merupakan antibakteri non antibiotik yang bersi%at bakteriostatik terhadap P. acnes. 'en<oil peroksida akan terurai pada kulit dengan sistein dan membebaskan oksigen radikal bebas yang mengoksidasi protein bakteri. 5al tersebut akan meningkatkan laju peluruhan sel epitel dan mengendur struktur steker %olikular, sehingga dapat menghasilkan akti*itas komedolitik. b. Tretinoin Tretinoin (retinoid, *itamin topikal asam A) adalah agen komedolitik yang dapat meningkatkan pergantian sel pada dinding %olikel dan mengurangi kekompakan sel, dan menyebabkan ekstrusi komedo serta penghambatan pembentukan komedo baru. Adanya hal tersebut jugadapat mengurangi jumlah lapisan sel dalam stratum korneum. (. Adapalene Adapalene (#i%%erin) adalah retinoid generasi ketiga dengan akti*itas komedolitik, keratolitik, dan anti!in%lamasi. Adapalene diindikasikan untukjerawat ringan sampai sedang. d. Ta<arotene Ta<arotene (Ta<ora() adalah retinoid a(etyleni( sintetis yang diubah menjadi bentuk akti%nya, asam ta<aroteni(, setelah diaplikasikan se(ara topikal. Ta<arotene digunakan dalam pengobatan jerawat ringan sampai sedang dan memiliki akti*itas komedolitik, keratolitik, dan anti!in%lamasi e. $rythromy(in $ritromisin dengan atau tanpa seng e%ekti% untuk mengobati peradangan jerawat. Adanya kombinasi dengan seng dapat meningkatkan penetrasi eritromisin ke pada unit pilosebasea. 2esistensi P. acnes terhadap eritromisin dapat dikurangi dengan terapi kombinasi dengan ben<oil peroksida. %. >lindamy(in >lindamisin dapat menghambat ). a(ne dan memiliki akti*itas komedoliti( dan anti in%lamasi g. Asam A<elai( Asam a<elai( memiliki akti%itas antibakteri, antiin%lamsi, dan komedolitik. 'aik digunakan untuk jerawat ringan dan sedang pada pasien yang alergi ben<oil peroksida. Asam a<elai( juga baik digunakan untuk mengobati post in%lamasi hiperpigmentasi karena e%ek men(erahkan kulitnya. h. &ali(yli( A(id, &ul%ur, and 2esor(inol Asam salisilat, sul%ur, dan resor(inol memiliki e%ek keratolitik dan antibakteri sedang. Asam salisilat sendiri memiliki akti*itas komedolitik dan antiin%lamasi. (3ells, et al., 2008) '. Terapi &istemik a. 1sotretinoin 1sotretinoin dapat menurunkan produksi sebum, mengubah komposisi sebum, dan menghambat pertumbbuhan P. acne di %olikel, dan mengambat in%lamasi. 1sotretinoin diindikasikan untuk nodular parah atau jerawat dengan in%lamasi pada pasien yang tidak memberikan respon terhadap terapi kon*ensional, untuk jerawat dengan luka, untuk jerawat yang sering timbul, dan jerawat yang disebabkan oleh psikologi. b. ?ral Antiba(terial Agents 'eberapa antimikroba yang dapat digunakan untuk mengobati jerawat adalah eritromisin, a<itromisin, tetrasiklin, kotimoksa<ole, dan klindamisin. $ritromisin memiliki e%ikasi yang mirip dengan tetrasiklin namun mudah resisten. A<itromisin aman untuk digunakan untuk jerawar ringan hingga sedang dengan in%lamasi. +otrimoksa<ole dapat digunakan pada pasien yang tidak dapat mentoleransi tetrasiklin dan eritromisin atau pasien yang resisntensi terhadap dua obat tersebut. +lindamisin digunakan se(ara terbatas pada pasien yang mengalami diare dan memiliki resiko (olitis pseudomembranours. (. ?ral >ontra(epti*es ?rtho Tri!>y(len disetujui oleh 0#A untuk terapi pengobatan jerawat sedang yang tidak merespon terapi topikal.)roduk ini mengandung ethinyl estradiol, 0.0"@ mg, dan norgestimate yang ber*arias, 0.80, 0.2@, dan 0.2@0 mg. +ombinasi tersebut dapat meningkatkan hormon seA!ikatan globulin dan dapat mengakti*asi testoteron. (3ells, et al., 2008) 2angkuman mengenai akti*itas obat antijerawat dapat dilihat pada gambar 2.". 7ambar 2.". .ekanisme aksi terapi %armakologi a(ne (3est, et al., 2008). BAB III STUDI KASUS DAN ANALISIS A2 Ka-%- )asien laki!laki, A7&, 2 tahun, datang ke praktek dokter umum di suatu klinik mengeluh mengalami jerawat hilang timbul pada bagian wajah, punggung sejak B" bulan yang lalu. gatal (!), perih (!). $%%luoresensi C lesi papulopustul multipel, nodul multipel, pustulasi multipel, eritema (D), krusta (D) 2egio C %a(ial dan ba(k (punggung atas) #iagnosa C Acne Vulgaris Terapi C >lindamy(in tab 200 mg s"dd @ tab .etylprednisolone tab sdd @ tab B2 Ana3i-a Ka-%- I2 Identita- Pa-ien :ama )asien Tuan A7& Esia 2 tahun /enis +elamin 4aki!laki #iagnosis A(ne =ulgaris II2 S%:(e*ti6 +eluhan )asien ! /erawat hilang timbul pada bagian wajah, punggu sejak B" bulan yang lalu. ! :amun tanpa rasa gatal dan perih III2 O:4e*ti6 )aramater 5asil )emeriksaan )asien $%%luoresensi (+elainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (se(ara obyekti%), dan bila perlu dapatdiperiksa dengan perabaan) ! 4esi papulopustul multipel ! :odul multipel ! )ustulasi multipel ! $ritema ! +rusta 4etak A(ne ! 3ajah ! )unggung 'agian Atas IV2 A--e-/ent ;. Terapi )asien )asien A7&, 2 tahun didiagnosa menderita acne vulgaris. 'erdasarkan data pada kasus tingkat keparahan acne dan tipe lesi yang dialami menunjukkan acne dengan tingkat keparahan sedang. )enatalaksanaan acne vulgaris sedang dengan postular popular sedang dan nodul sedang dapat diberikan terapi antibiotik oral dan retinoid topikal (#ipiro et al.,2008). )ada pasien A7&, menerima terapi antibiotika oral yaitu (lindamy(in tablet 200 mg tiga kali sehari selama @ hari. ?bat lain yang diterima pasien adalah metylprednisolone tablet kali sehari selama @ hari. .ethylprednisolon tablet mengandung ; mg metilprednisolon (+asim dkk., 200). Analisa penggunaan obat yang rasional dapat dilihat pada tabel ;.. Tabel ". Analisa )enggunanaan ?bat 2asional O:at P%-ta*a K5ndi-i Ka-%- Keterangan >lindamy(in #iindikasikan untuk pengobatan acne (4a(y et al., 200,) )asien mengalami Acne vulgaris Tepat indikasi #osis terapi untuk acne yang diberikan se(ara oral @0!;@0 tiap pemberian tiap 8!8 jam, dosis maksimum sehari ,8 gr (4a(y et al., 200,) 200 mg, " kali sehari. #osis perhari pasien 800 mg Tepat dosis 2ute pemberian melalui oral (4a(y et al., 200,) )asien tidak mengalami keluhan susah menelan Tepat pasien 'entuk sediaan tablet (4a(y et al., 200,) )asien tidak mengalami keluhan dalam bentuk sediaan tablet Tepat obat $%ek samping yang disampaikan pada pasien nyeri perut, mual, muntah, diare (4a(y et al., 200,). .etylprednisolone &ebagai agen antiin%lamasi (4a(y et al., 200,) )asien mengalami eritema akibat pelebaran pembuluh darah karena in%lamasi Tepat indikasi #osis untuk antiin%lamasi 2! 80 mgFhari dalan !; dosis terbagi (4a(y et al., 200,) #osis yang diberikan pada pasien ; mg, kali sehari, Tepat dosis 2ute pemberian melalui oral (4a(y et al., 200,) )asien tidak mengalami keluhan susah menelan Tepat pasien 'entuk sediaan tablet (4a(y et al., 200,) )asien tidak mengalami keluhan dalam bentuk sediaan tablet Tepat obat $%ek samping yang disampaikan pada pasien nyeri perut, mual, muntah, diare (4a(y et al., 200,). ;.2 )roblem medik dan #2) pasien Adapun uraian problem klinis yang dialami pasien dapat dilihat pada tabel ;.2 Tabel ".2 )roblem +linis yang #ialami )asien Pr5:3e/ Medi* S%:(e*ti6 dan O:(e*ti6 Tera7i DRP )asien mengalami acne vulgaris &ubyekti%C pasien mengeluh mengalami jerawat hilang timbul pada bagian wajah dan punggung sejak B" bulan yang lalu. gatal (!), perih (!). ?byekti%C lesi papulopustul multipel, nodul multipel, pustulasi multipel, eritema (D), krusta (D) >lindamy(in tablet 200 mg tiga kali sehari selama lima hari. .etylprednisolone tablet satu kali sehari selama @ hari )asien tidak mendapat terapi untuk menanggulangi acne yaitu nodul, dan papulpastul. ;." )ertimbangan pengatasan #2) Adapun pertibangan pengatasan #2) dapat dilihat pada tabel ".". Tabel ".". )ertimbangan )engatasan #2) DRP Perti/:angan Pengata-an )asien tidak mendapat terapi untuk menanggulangi acne yaitu nodul, dan papulpastul. )emberian retinoid topikal yaitu tretinoin tersedia dalam bentuk gel 0,02@% (#ipiro, et al., 2008), diberikan satu kali sehari sebelum tidur setelah men(u(i wajah. )ada pemberian retinoid topikal dapat meningkatkan sensiti*itas kulit (#ipiro, et al., 2008), sehingga perlu pemberian in%ormasi kepada pasien untuk menghidari paparan sinar matahari langsung dengan menggunakan topi, payung atau penutup wajah. V2 P3an @. Care Plan )asien direkomendasikan untuk melakukan terapi non!%armakologi dan %armakologi setelah apoteker berkonsultasi dengan dokter. a. Terapi non %armakologi )erubahan life style Tidak terlalu sering dan kasar dalam men(u(i muka )emilihan kosmetik yang sesuai b. Terapi %armakologi 2F >lindamy(in tab 200 mg G.. @ s"dd @ tab 2F .ethylprednisolone tab GG @ sdd @ tab 2F Tretinoin gel 0,02@% GGG sdd )emberian in%ormasi kepada pasien mengenai dosis obat, (ara pemakaian dan waktu pemakaiannya. )emberian in%ormasi dan konseling mengenai e%ek samping obat yang mungkin terjadi 5.21mplementasi Care Plan a) .engin%ormasikan pada pasien tentang penggunaan obat yaitu (lindamy(in tablet 200 mg tiga kali sehari setelah makan selama @ hari dimana (lindamy(in ini merupakan antibiotik yang harus diminum sampai habis dan metylprednisolone tablet kali sehari setelah selama @ hari serta diberi tambahan retinoid topikal yaitu tretinoin yang tersedia dalam bentuk gel 0,02@% (#ipiro, et al., 2008), diberikan satu kali sehari sebelum tidur setelah men(u(i wajah dengan mengoleskan tipis!tipis pada acne setelah kulit dikeringkan. b) .engin%ormasikan outcome yang diharapkan setelah penggunaan obat termasuk e%ek samping yang mungkin terjadi. #alam kasus ini, pasien diberi tahu bahwa e%ek samping pemberian >lindamy(in dan metilprednisolon dapat menyebabkan nyeri perut, mual, muntah, diare (4a(y et al., 200,) sedangkan Tretinoin dapat meningkatkan sensiti*itas kulit (#ipiro, et al., 2008), sehingga untuk menghindari paparan sinar matahari langsung pasien dapat menggunakan topi, payung atau penutup wajah ketika berakti*itas di luar ruangan. () .enyarankan pasien untuk mengubah life style seperti menghindari makanan berkalori tinggi karena dapat meningkatkan produksi sebum di wajah selain itu pasien diharapkan untuk menghindari begadang dan stress. d) .enyarankan pasien untuk tidak memegang atau memijat lesi!lesi yang telah ada. e) .enyarankan pasien untuk tidak terlalu kasar dalam men(u(i muka (#ipiro, et al., 2008), karena dapat menyebabkan iritasi (5alim dan &ambijono, ,88). %) .enyarankan pasien untuk men(u(i muka dengan sabun dan air hangat 2 kali sehari (5alim dan &ambijono, ,88). g) /angan men(u(i muka berlebihan dengan sabun (8!8 kali sehari) karena sabun bersi%at komedogenik (5alim dan &ambijono, ,88). h) .enyarankan pasien untuk memilih kosmetik yang sesuai, (ontohnya menghindari penggunaan kosmetik berbasis lemak yang dapat meningkatkan produksi sebum pada kulit (5alim dan &ambijono, ,88). i) )erlu dikomunikasikan kepada pasien untuk disiplin menggunakan obat a(ne dan berikan pemahaman kepada pasien karena pengobatan akne memerlukan waktu yang lama. j) .engin%ormasikan pada pasien apabila terjadi tanda dari kegagalan terapi. "23 M5nit5ring @.". $%ekti*itas Terapi . +ondisi klinik C .onitoring e%ekti*itas terapi dapat dilakukan dengan melihat kondisi jerawat sudah membaik atau tidak dengan melihat jumlah komedo, papula, dan postula. 2. Tanda!tanda *ital C ! ". 4aboratorium C ! @.".2 $%ek samping . +ondisi klinik C terjadinya iritasi kulit. 2. Tanda H tanda *ital C ! ". 4aboratorium C ! BAB IV KESIMPULAN +esimpulan yang didapat pada kasus ini adalahC . )enatalaksanaan acne vulgaris sedang dengan postular popular sedang dan nodul sedang dapat diberikan terapi antibiotik oral dan retinoid topikal (#ipiro et al.,2008). 2. )ada kasus Tuan A7&, pasien mengalami a(ne *ulgaris dengan tingkat keparahan sedang, &elain terapi antibiotika oral yaitu (lindamy(in tablet 200 mg tiga kali sehari selama @ hari dan metylprednisolone tablet kali sehari selama @ hari. Terapi tambahan yang disarankan untuk mengobati nodul, dan papulpastul adalah penggunaan retinoid topikal yaitu tretinoin tersedia dalam bentuk gel 0,02@% (#ipiro, et al., 2008), diberikan satu kali sehari sebelum tidur setelah men(u(i wajah. Terapi non%armakologi seperti merubah gaya hidup, tidak terlalu sering dan kasar dalam men(u(i muka serta pemilihan kosmetik yang sesuai juga penting untuk dilakukan. .onitoring e%ekti*itas terapi dapat dilakukan dengan melihat kondisi jerawat sudah membaik atau tidak dengan melihat jumlah komedo, papula, dan postula. DAFTAR PUSTAKA #ipiro, /.T., Talbert, 2.4., Iee, 7.>., .at<ke, 7.2., 3ells, '.7., )osey, 4... ($ds), 2008, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 7 th ed, 4ondonC The .(7raw!5ill >ompanies, 1n(. ). @,!800 5alim, 5amma dan &ambijono, 3idowati. ,88. )enatalaksanaan Akne =ulgaris. Cermin Dunia edokteran !o. "#. +asim, 0au<i, Iulia Trisna, $*ita 0itriani, .ittha 4usianti, dan #ani 2a(handian. 200. 1n%ormasi &pesialite ?bat 1ndonesia =olume ;8. ). 2,@. +oda!+imble, .. A., Ioung, 4. I., Alldredge, '. +., >orelli, 2. 4., 7uglielmo, '. /., +radjan, 3. A, 3illiams, '. 2. 200,. Applied $herapeutics% $he Clinical &se of Drugs ' th $dition. )hiladelphiaC 4ippin(ott 3illiams J 3ilkins. 4a(y, >. 0., 4. 4. Armstrong, .. ). 7oldman, and 4. 4. 4an(e. 200,. Drug (nformation )andbook *ighteen *dition +( and ((,. Amerika C 4eAi(om C). ";;!";K, ,K8!,K,. Tjekyan, 2. .. &. 2008. e-adian dan .aktor /esiko Akne Vulgaris. 0.0ed. (ndonesC =olC ;", :o. . 3ellss, '.7., /.T. #i)iro, T.4. &(hwinghammer, and >.3. 5amilton. 2008. )harma(otherapy 5andbook, 8th $dition. E&AC .(7raw!5ills. 3est, #.)., A. 4oyd, +.A. 'auer, 4.$. 3est, 4. &(uderi, dan 7. .i(ali. 2008. A(ne =ulgaris. 1nC )harma(otherapy A )athophysiologi( Approa(h, &e*enth $dition. (editors)C /.T. #i)iro, 2.4. Talbert, 7.>. Iee, 7.2. .at<ke, '.7. 3ellss, and 4... )osey. E&AC .(7raw!5ills. LAMPIRAN OBAT A2 &3inda/(9in #osis yang tersedia C #osis untuk dewasa oral @0!;@0 setiap 8!0 jam (4a(y et al., 200,). #osis sediaan yang ada di 1ndonesia antara lainC Albiotin ("00mg, @0mg), :idali(in dan ?pli(am. $%ek &ing ?bat C )emberian se(ara sistemik dapat menyebabkan gangguan pada kulit seperti rash, urtikaria. )ada saluran pen(ernaan nyeri perut, mual, muntah, dan diare. )ada hati dapat menyebabkan penurunan %ungsi hati, dan pada darah dapat menyebabkan trombositopenia (4a(y et al., 200,). 1nteraksi ?bat C )eningkatan konsentrasi darah (lindamy(in karena pemberian bersama dengan agen pembloking neromuskular (4a(y et al., 200,). +ontraindikasi C 5ipersensiti*itas terhadap (lindamy(in (4a(y et al., 200,). B2 Met'(37redni-535ne #osis yang tersedia C #osis untuk dewasa oral 2!80 mg sehari (4a(y et al., 200,). #osis sediaan yang ada di 1ndonesia antara lainC >armeson (;mg), >omedrol (;mg), dan >ortesa (;mg) $%ek &ing ?bat C )emberian se(ara sistemik dapat menyebabkan gangguan pada kulit seperti hiperpigmentasi. )ada saluran pen(ernaan nyeri perut, mual, muntah, pepti( ulser dan diare. )ada darah dapat menyebabkan leukositosis (4a(y et al., 200,). 1nteraksi ?bat C .enginhibisi obat yang dimetabolisme oleh en<im >I)2>8, dan >I)"A;. .ethylprednisolon meningkatkan e%ek dari diuretik golongan loop, :&A1#, dan deri*ate esterogen. .enurunkan e%ek antidiabetik, isoniasid, dan salisilat (4a(y et al., 200,). +ontraindikasi C 5ipersensiti*itas terhadap methylprednisolone, in%eksi serius (4a(y et al., 200,). &2 Tritin5in #osis yang tersedia C #osis untuk sediaan topi(al 0,02%!0,0@% sekali sehari pada malam hari (4a(y et al., 200,). #osis sediaan yang ada di 1ndonesia antara lainC A(nosil (0,02@%), :u%a(e (0,02@%), 2eti(or (0,02@%). $%ek &ing ?bat C )ada kulit dapat menyebakan %otosensiti*itas (4a(y et al., 200,). 1nteraksi ?bat C 'ila diberikan se(ara sistemik dapat menyebabkan gangguan metabolisme obat yang dimetabolisme oleh en<im >I)2A8, >I)2'8, >I)2>8, >I)2>, (4a(y et al., 200,). +ontraindikasi C 5ipersensiti*itas terhadap tritinoin, dan kulit yang terbakar sinar matahari (4a(y et al., 200,).