You are on page 1of 27

BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Penyakit alergi memiliki pola perjalanan penyakit tersendiri yang
menggambarkan dermatitis atopik pada periode bayi akan berlanjut menjadi
rhinitis alergika, alergi makanan dan atau asma. Perjalanan penyakit alergi
dipengaruhi oleh faktor genetik, dan faktor lingkungan mulai dari masa intrauterin
sampai dewasa (Wahn, 2004). anifestasi penyakit alergi dapat di!egah dengan
melakukan deteksi dan inter"ensi dini, salah satunya adalah dengan identifikasi
kelompok risiko tinggi atopi melalui riwayat atopi keluarga (#arsono, 200$).
Penyakit alergi seperti dermatitis atopik, rhinitis alergika, asma dan
urtikaria adalah keadaan atopi yang !enderung terjadi pada kelompok keluarga
dengan kemampuan produksi %g& yang berlebihan terhadap rangsangan
lingkungan (#arsono, 200$).
'alam dekade terakhir ini ada ke!enderungan kasus alergi pada anak
meningkat. asalah alergi akan menjadi masalah yang !ukup dominan pada kesehatan
anak di masa yang akan datang. (asus alergi pada anak belum banyak diperhatikan
dengan baik dan benar baik oleh para orang tua.
)esiko dan tanda alergi dapat diketahui sejak anak dilahirkan bahkan sejak
dalam kandungan pun kadang*kadang sudah dapat terdeteksi. +lergi itu dapat di!egah
sejak dini dan diharapkan dapat mengoptimalkan Pertumbuhan dan perkembangan
+nak se!ara optimal.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Definisi
+lergi berasal dari kata allos yang berarti suatu penyimpangan atau
perubahan dari !ara semula atau !ara biasa. ,enda asing yang masuk ke tubuh dan
menyebabkan perubahan reaksi tersebut, dinamakan allergen
( Dian.H.Mahdi,1993)
+lergi merupakan suatu perubahan reaksi (menyimpang) dari tubuh
seseorang terhadap lingkungan berkaitan dengan peningkatan kadar
immunoglobulin (%g)&, suatu mekanisme sistem imun (Retno W.Soebaryo,2002)
+lergi merupakan respons sistem imun yang tidak tepat dan seringkali
membahayakan terhadap substansi yang biasanya tidak berbahaya. )eaksi alergi
merupakan manifestasi !edera jaringan yang terjadi akibat interaksi antara antigen
dan antibodi ( Brunner Suddarth, 2002)
+lergi adalah suatu perubahan reaksi, atau respon pertahanan tubuh yang
menolak dan tidak tahan terhadap -at*-at yang sebenarnya tidak berbahaya
(Robert Da!ies, 2003)
)eaksi alergi tidak selalu di ikuti dengan peningkatan kadar %munoglobulin
&.%stilah tersebut dibedakan dengan sensitif, yaitu perubahan reaksi terhadap
bahan yang se!ara normal aman. %stilah lain yang juga harus dibedakan ialah
intoleransi, yaitu penyimpangan reaksi yang tidak berdasarkan reaksi imun. (Retno
W.Soebaryo,2002)
+lergi adalah suatu reaksi kekebalan yang menyimpang atau berubah dan
normal yang dapat menimbulkan gejala yang merugikan tubuh.
+lergi adalah perubahan spesifik di dapat pada reakti"itas hospes yang
diperantarai oleh mekanisme imunologis dan menyebabkan respon fisiologis yang
tidak menguntungkan.
+lergi adalah reaksi imunologis berlebihan dalam tubuh yang timbul segera
atau dalam rentang waktu tertentu setelah eksposisi atau kontak dengan -at tertentu
(alergen)
3
Penyakit alergi adalah suatu penyimpangan reaksi fisiologis yang
diakibatkan oleh interaksi antigen dengan antibody humoral dan . sel limfoid
3. Klasifikasi alergi
+lergi dibagi menjadi 4 ma!am, ma!am % s.d %/ berhubungan dengan
antibodi humoral, sedangkan ma!am ke %/ men!akup reaksi alergi lambat oleh
antibodi seluler.
0. a!am.1ype % (reaksi anafilaktis dini)
2etelah kontak pertama dengan antigen.alergen, di tubuh akan dibentuk
antibodi jenis %g& (proses sensibilisasi). Pada kontak selanjutnya, akan
terbentuk kompleks antigen*antibodi. 'alam proses ini -at*-at mediator
(histamin, serotonin, brdikinin, 2)2 (2low )ea!ting 2ubstan!es of anaphyla3is)
akan dilepaskan (released) ke sirkulasi tubuh. 4aringan yang terutama bereaksi
terhadap -at*-at tersebut ialah otot*otot polos (smooth mus!les) yang akan
mengerut (berkontraksi). 4uga terjadi peningkatan permeabilitas (ketembusan)
dari kapiler endotelial, sehingga !airan plasma darah akan meresap keluar dari
pembuluh ke jaringan. #al ini mengakibatkan pengentalan darah dengan efek
klinisnya hipo"olemia berat. 5ejala*gejala atau tanda*tanda dari reaksi dini
anafilaktis ialah6 * shok anafilaktis * urtikaria, edema 7uin!ke *
kambuhnya.eksaserbasi asthma bron!hiale * rinitis "asomotori!a
2. a!am.type %% (reaksi imun sitotoksis)
)eaksi ini terjadi antara antibodi dari kelas %g5 dan %g dengan bagian*
bagian membran sel yang bersifat antigen, sehingga mengakibatkan
terbentuknya senyawa komplementer. 8ontoh6 reaksi setelah transfusi darah,
morbus hemolitikus neonatorum, anemia hemolitis, leukopeni, trombopeni dan
penyakit*penyakit autoimun.
9. a!am.1ype %%% (reaksi berlebihan oleh kompleks imun : immune !omple3 :
pre!ipitate)
)eaksi ini merupakan reaksi inflamasi atau peradangan lokal.setempat
(1ype Art!s) setelah penyuntikan intrakutan atau subkutan ke dua dari sebuah
alergen. Proses ini berlangsung di dinding pembuluh darah. 'alam reaksi ini
4
terbentuk komplemen*komplemen intra"asal yang mengakibatkan terjadinya
kematian atau nekrosis jaringan. 8ontoh6 fenomena +rthus, serum si!kness,
lupus eritematodes, periarteriitis nodosa, artritis rematoida.
4. a!am.1ype %/ ()eaksi lambat type tuberkulin)
)eaksi ini baru mulai beberapa jam atau sampai beberapa hari setelah
terjadinya kontak, dan merupakan reaksi dari t*limfosit yang telah
tersensibilisasi. Prosesnya merupakan proses inflamatoris atau peradangan
seluler dengan nekrosis jaringan dan pengubahan fibrinoid pembuluh*pembuluh
yang bersangkutan. 8ontoh6 reaksi tuberkulin (pada tes kulit tuberkulosa),
!onta!t e!-ema, !onta!t dermatitis, penyakit autoimun (poliarthritis, !olitis
ul!erosa) dll.)
". #a$a%&%a$a% alergen
+lergen adalah bahan yang dapat menimbulkan reaksi alergi. +lergen dapat
dibagi menjadi 6
a. +lergen inhalatif, yaitu alergen yang masuk melalui udara yang kita hirup dan
masuk melalui saluran pernafasan, seperti bulu hewan, kapuk, serbuk sari
tumbuh*tumbuhan (rumput, ma!am*ma!am pohon, dsb.), spora jamur
(aspergillus, !ladosporium, peni!illium, alternaria dsb.), debu atau bubuk
bahan*bahan kimia atau dari jenis padi*padian.gandum*ganduman (gandum,
gandum hitam dsb.), uap formalin dll.
b. +lergen ingestif.makanan, yaitu alergen yang masuk melalui saluran
pen!ernaan, seperti; susu, telur, ikan laut atau ikan air tawar, udang, makanan
asal tumbuhan (ka!ang*ka!angan, arbei, madu dsb.), obat*obat telan, dll.
!. +lergen kontak, yaitu alergen yang menimbulkan reaksi saat bersentuhan
dengan kulit atau selaput lendir melalui kontak langsung, misalnya -at*-at
kimia (obat gosok, salep, kosmetik, dll), -at*-at sintetik (plastik, obat*obatan,
bahan desinfeksi dll.), bahan*bahan yang berasal dari hewan (sutera, woll dll.)
atau dari tumbuh*tumbuhan (jamur, getah atau damar dsb.).
d. +lergen suntik atau sengatan, yaitu alergen yang masuk ke tubuh melalui
sengatan atau disuntikkan dan biasanya dipakai pada prosedur pengobatan,
misalnya antibiotik, serum, antitoksin, serta ra!un atau bisa dari serangga
seperti lebah atau semut merah.
5
e. +lergen implant, yaitu alergen yang berasal dari bahan sintetik atau logam
tertentu atau bahan yang digunakan dokter gigi untuk mengisi lubang di gigi
f. +uto alergen, yaitu -at dan organik itu sendiri yang keluar dari sel*sel yang
rusak atau pada proses nekrosa jaringan akibat infeksi ( reaksi toksik)
'. Eti(l(gi
2e!ara umum semua benda di lingkungan (pakaian, makanan, tanaman,
perhiasan, alat pembersih, dsb) dapat menjadi penyebab alergi, namun faktor lain
misalnya (a) perbedaan keadaan fisik setiap bahan, (b) kekerapan pajanan, (!)
daya tahan tubuh seseorang, (d) adanya reaksi silang antar bahan akan
berpengaruh terhadap timbulnya alergi. (Retno W.Soebaryo,2002)
). #anifestasi Klinis
(eluhan alergi terjadi se!ara berulang dan berubah*ubah. +hli alergi
modern berpendapat bahwa serangan alergi atas dasar tar"et or"an (organ
sasaran). )eaksi alergi merupakan manifestasi klinis yang disebabkan oleh proses
alergi dalam tubuh seorang anak yang dapat menggganggu semua sistem tubuh.
(Widodo #udar$anto,200%)
1abel 0. anifestasi +lergi Pada bayi ,aru lahir hingga 0 1ahun
<)5+=.2%21& 1>,># 5&4+?+ '+= 1+='+
0 2istem Pernapasan ,ayi lahir dengan sesak (1ransient
1a!hipneu <f 1he newborn), !old*like
respiratory !ongestion (napas
berbunyi.gro&'"ro&).
2 2istem Pen!ernaan sering rewel.!oli! malam hari, hi!!ups
(!egukan), sering @ngedenA, sering (ulet,
meteorismus, muntah, sering flatus, berak
berwarna hitam atau hijau, berak timbul
warna darah. ?idah sering berwarna putih.
#ernia umbilikalis, s!rotalis atau
inguinalis.
9 1elinga #idung 1enggorok ,ersin, #idung berbunyi, kotoran hidung
berlebihan, !airan telinga berlebihan,
6
tangan sering menggaruk atau memegang
telinga.
9 2istem Pembuluh 'arah dan
jantung
Palpitasi, flushing (muka ke merahan),
nyeri dada, !olaps, pingsan, tekanan darah
rendah
4 (ulit &rthema toksikum, dermatitis atopik,
diapersdermatitis,
urti!aria, inse!t bite, keringat berlebihan.
$ 2istem 2aluran (emih berkemih, nyeri saat berkemih, bed $ettin"
(ngompol) BreCuent, urgent or painful
urination, inability to !ontrol bladder;
bedwetting, "aginal dis!harge, it!hing,
swelling, redness or pain in genitals,painful
inter!ourse.
D 2istem 2usunan 2araf Pusat 2ensitif, sering kaget dengan rangsangan
suara.!ahaya, gemetar, bahkan hingga
kejang.
E ata ata berair, mata gatal, kotoran mata
berlebihan, bintil pada mata, !onjungti"itis
"ernalis.

1abel 2. anifestasi +lergi Pada +nak >sia ?ebih dari 0 tahun
<)5+=.2%21& 1>,># 5&4+?+ '+= 1+='+
7
0 2istem Pernapasan ,atuk, pilek, bersin, hidung buntu,
sesak(astma), sering menggerak*
gerakkan .mengusap*usap hidung
2 2istem Pen!ernaan


=yeri perut, sering buang air besar (F9
kali.perhari), sulit buang air besar
(kotoran keras, berak, tidak setiap hari,
berak di !elana, berak berwarna hitam
atau hijau, berak ngeden), kembung,
muntah, sulit berak, sering )latus,
sariawan, mulut berbau.
9 1elinga #idung 1enggorok Hi*!ng 6 #idung buntu, bersin, hidung
gatal, pilek, post nasal drip, epitaksis,
salam alergi, rabbit nose, nasal !reases
Tengg(r(k 6 tenggorokan
nyeri.kering.gatal, palatum gatal, suara
parau.serak, batuk pendek (berdehem),
Telinga 6 telinga terasa penuh.
bergemuruh.berdenging, telinga bagian
dalam gatal, nyeri telinga dengan
gendang telinga kemerahan atau normal,
gangguan pendengaran hilang timbul,
terdengar suara lebih keras, akumulasi
!airan di telinga tengah, pusing,
gangguan keseimbangan.
9 2istem Pembuluh 'arah dan
jantung
Palpitasi, flushing (muka kemerahan),
nyeri dada, !olaps, pingsan, tekanan
darah rendah.
4 (ulit 2ering gatal, dermatitis, urti!aria,
bengkak di bibir, lebam biru kehitaman,
bekas hitam seperti digigit nyamuk,
berkeringat berlebihan.
$ 2istem 2usunan 2araf Pusat =&>)<+=+1<%2 62ering sakit
kepala, migrain, kejang gangguan tidur.
8
=&>)<+=+1<%2 B%2%<?<5%26
5angguan perilaku 6 emosi berlebihan,
agresif, impulsif, o"eraktif, gangguan
belajar, gangguan konsentrasi, gangguan
koordinasi, hiperaktif hingga autisme.
D ata ata berair, mata gatal, sering belekan,
bintil pada mata (timbilan). +llergi!
shiner (kulit di bawah mata tampak ke
hitaman).

+. Pat(fisi(l(gi
)eaksi alergi yang kompleks dapat digambarkan sebagai berikut6 reaksi
diawali dengan pajanan terhadap alergen yang ditangkap oleh *nti"en
+resentin" ,ell (+P8), dipe!ah menjadi peptida*peptida ke!il, diikat molekul
#?+ (#8 %%), bergerak ke permukaan sel dan dipresentasikan ke sel 1h*2 . 2el
1h*2 diaktifkan dan memproduksi sitokin*sitokin antara lain %?*4 dan %?*09
yang mema!u s$it-hin" produksi %g5 ke %g& oleh sel ,, terjadi sensitisasi sel
mast dan basofil, sedangkan %?*$ mengaktifkan eosinofil yang merupakan sel
inflamasi utama dalam reaksi alergi. +ntibodi %g& (antibody tersensitisasi)
melekat pada sel mast dan basofil. ,ila ada alergen masuk dalam tubuh maka
akan terbentuk ikatan kompleks alergen dengan %g&. %katan tersebut
menyebabkan masuknya ion 8a
GG
ke dalam sel mast dan terjadi perubahan pada
membran sel mast dan basofil. +kibatnya terjadi degranulasi sel mast yang
kemudian menimbulkan pelepasan histamin serta mediator peradangan lainnya.
2elain itu sel residen juga melepas mediator dan sitokin yang juga menimbulkan
gejala alergi.
ediator*mediator ini menyebabkan "asodilatasi perifer dan
pembengkakan ruang intestinum sehingga permeabilitas kapiler meningkat dan
terjadi perembesan !airan dan protein plasma ke jaringan yang pada akhirnya
menimbulkan oedem dan hipo"olemik.
9
Pada sistem pernafasan histamin menyebabkan bronkokonstriksi yang
menyebabkan dispnoe. Pada saluran pen!ernaan pengeluaran histamin pada
fundus lambung mengaktifkan sel parietas yang meningkatkan produksi asam
lambung dan menyebabkan mual muntah dan diare. )eseptor histamin juga
terdapat di ujung saraf sensori yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan gatal,
sedangkan pada mata menyebabkan mata gatal dan kemerahan.
)eaksi alergi yang berat dapat menyebabkan penurunan tekanan darah,
keadaan ini biasa disebut syok anafilaktik yang ditandai dengan gatal, kram
abdomen, kulit kemerahan, gangguan saluran !erna dan sulit bernafas.
Gb. Mekanisme reaksi hipersensitiftas
,. Pen-akit Alergi Pa*a Anak
0. +sma ,ronkiale
10
+sma bronkial atau disebut juga bengek adalah suatu penyakit kronis
yang di tandai adanya peningkatan kepekaan saluran napas terhadap berbagai
rangsang dari luar (debu, serbuk bunga udara dingin, makanan, dll) yang
menyebabkan penyempitan saluran napas yang meluas dan dapat sembuh
spontan atau dengan pengobatan. (eadaan ini dapat menyebabkan gejala sesak
napas, napas berbunyi dan batuk yang sering di sertai lendir. (eadaan yang
berat dapat menimbulkan kegagalan pernapasan sampai kematian. 2ebagian
besar asma pada anak adalah karena alergi.
Penyakit asma pada anak mempunyai dampak yang luas terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. (ekurangan oksigen yang menahun
pada anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuha badan maupun
intelektualnya. Penyakit asma ini merupakan salah satu penyebab seringnya
anak tidak masuk sekolah. 2elain dampak terhadap ekonomi akibat besarnya
biaya pengobatan, asma pada anak juga dapat mengganggu irama kehidupan
keluarga akibat seringnya anak mendapat serangan asma.
5ejala klinis asma ber"ariasi dari yang ringan sampai yang berat. 5ejala
khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disetai napas berbunyi.
,atuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan
menjelang pagi hari. 2elanjutnya batuk disertai dahak yang kental. 5ejala ini
sering disertai pilek*pilek (rinitis alergika). 5ejala ini biasanya terjadi setelah
4*H jam kontak dengan bahan alergen seperti debu rumah dan tungau nya,
serbuk bunga, bulu binatang, dll. 5ejala asma juga dapat di !etuskan oleh
latihan fisik dan bila banyak tertawa. Penanganan asma yang terpenting adalah
pen!egahan terjadinya serangan asma.
2. )initis alergika
)initis alergika adalah suatu gejala alergi yang terjadi pada hidung.
+ngka ini bergantung kepada iklim dan letak geografis masing*masing negara.
(ejadian rinitis alergi pada anak usia yang sangat muda rendah akan tetapi
se!ara progresif meningkat pada anak usia yang lebih tua. 2ekitar $EI
penderita rinitis alergika mempunyai riwayat alergi dalam keluarganya. )initis
alergika yang timbul pada masa anak biasanya menetap sanpai usia dewasa
dan akan berkurang pada usia lanjut. 2ekitar 0$*2$I penderita akan sembuh
spontan setelah $*E th.
11
5ejala rinitis alergika berupa bersin*bersin disertai gatal*gatal pada
hidung dengan ingus yang en!er sebanyak kurang lebih 20 ml setiap jam.
5ejala ini sering disertai gejala hidung tersumbat yang menyebabkan anak
rewel dan sulit tidur. )asa gatal kadang*kadang terasa pada langit*langit dan
telinga. 5ejala*gejala gatal, merah dan berair pada mata sering menyertai
gejala rinitis alergika. (adang*kadang gejala rinitis alergika ini disertai gejala
sinusitis yaitu peradangan sinus (rongga udara) di sekitar hidung. Prinsip
pengobatan rinitis alergika juga sama dengan prinsip pengobatan penyakit
alergi pada umumnya yaitu menghindari faktor penyebab (debu rumah, serbuk
bunga, makanan tertentu, dll).
9. >rti!aria
>rti!aria (bidur, kaligata) merupakan suatu kelainan alergi pada kulit yang
berbentuk bentol berwarna merah disertai rasa gatal dengan usuran diameter
yang berfariasi dari 2 mm sampai beberapa !m. >rti!aria ini dapat tersebar
pada berbagai tempat di kulit. >rti!aria akut ini juga dapat terjadi pada orang
sehat akibat infeksi "irus parasit atau tanpa sebab yang jelas. Pada penderita
alergi, urti!aria akut dapat terjadi akibat reaksi alergi terhadap obat*obatan
tertentu, bahan*bahan alergen seperti makanan, debu, tungau debu rumah, atau
gigitan serangga. 2elain oleh karena alergi,urti!aria juga dapat disebabkan oleh
suhu yang dingin, panas, tekanan, goresan, dll.
5ejala urti!aria ini dapat terjadi segera atau beberapa hari setelah kontak
dengan bahan penyebab. 2ebagian besar yaitu sekitar E$ I urti!aria yang
kronik sulit diketahui sebabnya. adang*kadang gejala urti!aria dapat menjadi
berat dengan gejala penyerta yaitu syok anafilaksis yang dapat menyebabkan
kematian. Pengobatan pada urti!aria umumnya sama dengan penyakit alergi
lanilla yaitu menghindari fa!tor penyebab.
4. 'ermatitis +topik
'ermatitis atopik adalah status gejala eksim terutama timbul pada masa
kanak*kanak. 5ejala ini biasanya timbul pada usia sekitar 2 bulan sampai 0
tahun dan sekitar H$ I pada usia kurang dari $ tahun. Pada keadaan akut,
gejalanya berupa kulit kemerahan, kulit melenting berisi !airan, basah dan
sangat gatal. (adang*kadang disertai infeksi sekunder yang menimbulkan
nanah.
12
5ejala dermatitis atopik pada bayi berupa kemerahan pada kulit bentol*
bentol kemerahan, berisi !airan, keropeng disertai kulit pe!ah*pe!ah atau le!et.
5ejala ini sering mengenai pipi, siku dan tepi pinggir kulit anggota gerak
bawah dan selanjutnya dapat menyebar ke daerah selakangan. Pada usia
selanjutnya, kelainan ini terdapat pada lipat siku, lipat lutut, tengkuk dan
pergelangan tangan. (ulit menjadi lebih kering dan tebal, mengelupas dan
pada penymebuhna meninggalkan warna yang lebih pu!at atau kehitaman.
Pada anak yang lebih tua kelainan ini dapat mengenai kulit kelopak mata,
telapak tangan dan kaki. (adang*kadang dapat disertai katarak ( kekeruhan
lensa mata ) serta radang mata. %nfeksi sekunder dapat terjadi oleh kuman yang
menimbulkan nanah.
>ntuk mengobati penyakit ini yang paling penting adalah mengatasi
rasa gatal dengan pemberian obat golongan antihistamin, menghindari udara
yang terlalu panas dan kering serta mengurangi pengeluaran keringat. 5arukan
sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan kelainan yang lebih hebat dan
infeksi sekunder. >ntuk men!egah kekeringan dapat diberikan lanolin. Pada
kelainan yang hebat dapat digunakan kasa steril untuk menutup kulit yang
terkena. +ntibiotika diberikan bila terjadi infeksi sekunder.
$. (onjungti"a alergika
(onjugnti"itas alergika adalah suatu bentuk kelainan laergi pada mata
yang mengenai kedua mata dan terjadi berulang. 5ejala penyakit ini berupa
gatal kemerahan,banyak keluar air mata dan penglihatan silau. (adang*kadang
penderita merasa ada sesuatu yang mengganjal pada mata. (elainan ini sering
mengenai anak usia $ sampai 00 tahun, terutama pada anak laki*laki.
engenai pengobatan alergi pada mata, untuk menghilangkan gejala biasanya
diberikan obat tetes mata golongan steroid dosis rendah.
D. +lergi makanan
+ntigen makanan terdiri dari protein, karbohidrat, dan lemak. +lergi
makanan terutama disebabkan oleh glikoprotein yang terkandung di dalamnya.
,erdasarkan urutan kekerapan, jenis makanan yang berpotensi antigenik antara
lain telur, ka!ang tanah, susu, kedelai, ka!ang polong, ikan, udang, dan
gandum. +lergi terhadap telur, kedelai, susu, dan gandum( pada anak*anak)
13
biasanya dapat dihilangkan setelah eliminasi ketat selama 0 tahun atau lebih,
walaupun %g & nya masih bertahan. 2edangkan alergi terhadap ka!ang tanah,
ka!ang polong, udang dan ikan tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama
sehingga banyak dijumpai baik pada populasi anak maupun dewasa.
E. +lergi <bat
+lergi obat adalah respon abnormal seseorang terhadap bahan obat atau
metabolitnya melalui reaksi imunologi yang dikenal sebagai reaksi
hipersensiti"itas yang terjadi selama atau setelah pemakaian obat.
.. Pe%eriksaan Pen!n/ang
..1 Pe%eriksaan Pen!n/ang Alergi S!s! Sa0i
2elain dari manifestasi klinis yang ada, untuk mendiagnosis adanya alergi
susu sapi pada anak dapat dilakukan beberapa tes penunjang atau tes diagnostik.
,erikut ini adalah tes untuk menilai alergi terhadap susu sapi, yaitu 6
1. S&in +ri-& .est (S+.)
2P1 merupakan tes yang !epat dan tidak mahal untuk mendeteksi
sensitisasi mediasi kelainan %g& dan dapat dikerjakan pada bayi dengan baik. =ilai
prediksi negatif adalah baik (FJ$I) dan dipastikan dengan tidak adanya reaksi
mediasi %g&. eskipun, hasil respon yang positif tidak pasti menunjukan bahwa
makanan merupakan penyebabnya (kurang spesifik), dan hanya menunjukan
sensiti"itas terhadap makanan (atopi, pada keadaan tidak adanya gejala alergi).
2P1 kurang begitu berguna pada kelainan alergi usus yang sensitif
terhadap makanan daripada alergi yang dimediasi oleh %g&. Pada alergi mediasi non
%g&, seperti Bood protein*indu!ed entero!olitis atau !olitis akibat susu
menghasilkan hasil tes yang negatif. eskipun begitu, 2P1 bergunan dalam
mengeluarkan diagnosis banding alergi mediasi %g& atau dalam keadaan patologi
yang disebabkan mekanisme kombinasi, khususnya esofagitis eosinofilik dimana
2P1 dapat membantu mengetahui penyebab dari alergennya.
14
2. *to/y +at-h .est
Pada tes ini, makanan diberikan selama 4H jam pada kulit menggunakan
pat!h yang tertutup. 1es positif menunjukan terjadinya eritema, indurasi dan.atau lesi
"esikulus yang mun!ul 24 *4H jam kemudian pada lokasi pat!h. 2e!ara teoritis
mekanismenya sama dengan mekanisme limfosit sel 1 yang serupa dengan terjadinya
mekanisme enteropati. eskipun begitu, sel 1 dari lokasi yang berbeda
mengekspresikan marker awal yang berbeda, seperti 8?+ (8utaneus ?ympho!yte
+ntigen) untuk kulit dan K4LE*integrin untuk usus, yang mana dapat merubah
sensiti"itas dan spesifisitas dari tes. 1es ini telah diteliti pada kasus dermatitis yang
parah dimana sensiti"itasnya sekitar D$I. 1elah ditunjukkan bahwa tes ini membantu
untuk mengetahui penyebab makanan pada esofagitis pada anak*anak tetapi seringkali
hasilnya negatif pada pasien dewasa.

15
3. Diet 0li(inasi dan .es .antan"an +e(berian Ma&anan
,ila diagnosis masih belum jelas, oral food !hallenge merupakan standar
emas. 2ebuah protokol diterbitkan oleh ,o!k 2+ pada tahun 0JHH dan protokol
standar telah diusulkan oleh &uropean +!ademy of +llergy and 8lini!al
%mmunology pada tahun 2004. Pasien men!erna, lebih dari 2 jam, se!ara progresif
meningkatkan jumlah dari makanan yang diduga membuat alergi. Prosedur
dihentikan ketika mun!ul gejala klinis (tes positif) atau setelah jumlah makanan
yang dimakan sudah men!apai batasnya dan reaksi alergi tidak mun!ul. (arena
terdapat reaksi anafilaksis, tes ini harus dipimpin se!ara ketat, oleh tenaga medis
yang terlatih, dan kesiapan peralatan resusitasi. Protokol ini lama, mahal, dan dapat
menyebabkan ke!emasan atau ketidaknyamanan reaksi klinis, namun pemeriksaan
ini merupakan indikasi pasti pada pasien dengan diagnosis yang tidak jelas.
'asar dari diagnosis food*indu!ed gastrointestinal allergy ialah respon
terhadap diet eliminasi, dengan timbulnya gejala yang berulang ketika diberikan
makanan atau susu. 'isebabkan reaksi alergi biasanya tertunda, diet eliminasi harus
dilakukan untuk setidak*tidaknya 0 (satu) bulan sebelum diberikan tantangan
makanan (food !hallenge). =amun, identifikasi penyebab makanan seringkali berat
dan dokter kadang*kadang harus meresepkan diet ketat yang Moligo*antigenM.
Pada beberapa sindrom alergi seperti food protein*indu!ed entero!olitis,
tantangan pemberian makanan dapat menyebabkan reaksi klinis berbahaya yang
mengarah kepada syok hipo"olemik. <leh karena itu, sangat dianjurkan untuk
memasang jalur intra"ena dan memiliki super"isi medis dengan fasilitas resusitasi
dan penatalaksanaan segera.
1. Dosis *ntibodi Seru( 2"0
Pemeriksaan kuantitif dari antibodi %g& spesifik terhadap makanan sering
menjadi langkah yang berikutnya. +lergen yang diduga diikat ke matriks padat dan
dipaparkan ke serum pasien. +ntibodi %g& spesifik untuk alergen mengikat ke
matriks protein dan dideteksi menggunakan antibodi spesifik sekunder pada bagian
B! dari %g& manusia. #ampir sama dengan skin test, sensitisasi dapat mun!ul tanpa
reaksi klinis, dan tes tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis alergi makanan
tanpa adanya riwayat klinis alergi makanan. eskipun begitu, meningkatnya
16
konsentrasi dari spesifik %g& akibat makanan berhubungan dengan meningkatnya
kemungkinan reaksi klinis.
eskipun memiliki sensiti"itas yang baik, pada sebagian ke!il pasien dengan reaksi
gejala klinis alergi yang sesuai namun serum %g& spesifik akibat makanan tidak
dapat dideteksi.
..2 Pe%eriksaan Alergi 1bat
0. >ji in"i"o
>ji kulit yang tepat dilakukan memakai bahan yang bersifat imunogenik
yaitu determinan antigen dari obat atau metabolitnya. ,ahan uji kulit harus bersifat
non iritatif untuk menghindari positif palsu. >ji ini manfaatnya sangat terbatas
karena baru sedikit sekali determinan antigen obat yang sudah diketahui dan
tersedia untuk uji kulit. 'engan uji kulit hanya dapat diidentifikasi alergi terhadap
makro molekul6 insulin, antisera, ekstrak organ, sedang untuk mikromolekul sejauh
ini hanya dapat diidentifikasi alergi terhadap penisilin saja.
>ji pro"okasi dapat memastikan diagnosis alergi obat, tetapi merupakan
prosedur diagnostik terbatas karena mengandung resiko yang berbahaya yaitu
terjadinya anafilaksis sehingga hanya dianjurkan dilakukan ditempat yang memiliki
fasilitas dan tenaga yang memadai. (arena itu maka uji pro"okasi merupakan
indikasi kontra untuk alergi obat yang berat misalnya anafilaksis, sindroma 2te"en
4ohnson, dermatitis eksfoliatif, kelainan hematology, eritema "esiko bulosa. >ji
pro"okasi dilakukan setelah eliminasi yang lamanya tergantung dari masa paruh
setiap obat.
>ji intradermal 'igunakan untuk mengetahui alergi pada obat yang
diinjeksi. +lergen yang telah dalam bentuk ekstrak diinjeksikan ke lapisan dermis
lengan bawah sebanyak 0,00*0,02 ml. #asil uji dapat diba!a setelah 9 menit atau
hingga mun!ul gelembung dengan diameter 9 mm. 'i awal penginjeksian
digunakan konsentrasi alergen terrendah yang dapat menimbulkan reaksi alergi
kemudian konsentrasi ditambah se!ara bertahap sampai 00 kali lipat hingga kulit
berindurasi $*0$ mm. #asil uji dinyatakan positif bila respon alergi tersebut telah
mun!ul. (elebihan6 >ji intradermal lebih sensitif daripada 2P1 dan umumnya
dapat digunakan untuk mengetahui alergen spesifik, seperti penisilin atau ra!un dari
sengatan lebah. (ekurangan6 tidak direkomendasikan untuk pengujian alergi
17
makanan karena berrisiko tinggi menyebabkan anafilaksis dan memperoleh hasil
yang false*positi"e.
2. >ji %n"itro
>ji in "itro untuk alergi obat lebih la-im digunakan dalam penelitian.
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain %g5 dan %g spesifik, uji aglutinasi dan
lisis sel darah merah, )+21, uji pelepasan histamin,uji sensitisasi jaringan
(basofil.lerkosit serta esai sitokin dan reseptor sel), sedangkan pemeriksaan rutin
seperti %g& total dan spesifik, uji 8oombs, uji komplemen dan lain*lain bukanlah
untuk konfirmasi alergi obat.
..3 Pe%eriksaan Alergi %akanan
U/i Pr(2(kasi #akanan
'ilakukan berdasarkan riwayat makanan yang di!urigasi sebagai alergen
dan hasil uji kulit atau )+21 terhadap makanan tersebut. 4ika uji kulit hasilnya
negatif dan riwayat makanan masih meragukan, maka pasien dapat menjalani (0)
diet untuk mengeleminasi makanan penyebab selama 9 minggu dilanjutkan (2) uji
pro"okasi makanan terbuka (uji paparan makanan yang dimulai se!ara bertahap
dari dosis terke!il dan ditingkatkan per 0$ menit hingga timbul gejala atau distop
dsetelah men!apai H*00 gr untuk makanan kering atau D0*000 gr makanan basah.
4ika tidak timbul gejala N negatif. 4ika timbul gejala N makanan di!atat sebagai
suspek alergen)00 dan dilanjutkan uji lanjutannya, bisa se!ara6
2ingle*blinded 6 pasien tidak mengetahui makanan yang diberikan
'ouble*blinded 6 pasien, dokter dan staf tidak mengetahui makanan yang
diberikan
'ouble*blind pla!ebo*!ontrolled.',P8 G menggunakan plasebo (5old
2tandart)
+lergi makanan
Pemeriksaan ',P8B8 ('ouble*blind pla!ebo*!ontrolled food !hallenge) adalah
baku emas diagnosis alergi makanan. ?angkahnya adalah melakukan diet
eleminasi, uji pro"okasi terbuka, baru ',P8B8. 2etelah diketahui hasilnya positif
maka dapat dilanjutkan dengan ',P8B8. $0I uji pro"okasi terbuka dengan hasil
18
positif memberi hasil negatif bila diulangi dengan metode ',P8B8. 'an bila uji
pro"okasi terbuka hasilnya negatif, dapat dipastikan alergi makanan tersebut dapat
dihilangkan. Pada metode ini makanan pasien maupun plasebo dibuat bubuk dan
dimasukkan ke dalam kapsul yang serupa.
13. Tin*akan 0en$egaan ter/a*in-a alergi
+da 9 hal utama dalam tindakan pen!egahan terjadinya alergi yaitu 6
1. +en"hindaran
1indakan penghindaran akan berhasil bila penyebab . pen!etus terjadinya
alergi diketahui. 2alah satu !ara untuk mengetahui pen!etus alergi ialah dengan
melakukan uji kulit ( tes alergi ) di samping hasil pengamatan yang !ermat sehari*
hari oleh orang tua penderita. 'ari hasil pemeriksaan tes alergi dapat diketahui -at*
-at yang menimbulkan alergi. ,eberapa -at terutama makanan kadang*kadang tidak
ada hubungan yang jelas antara hasil tes dengan gejala alergi. #al ini disebabkan
anak yang mempunyai alergi terhadap makanan belum tentu karena alergi terhadap
makanan itu sendiri, akan tetapi alergi terhadap -at*-at hasil peme!ahan .
metabolisme makanan dalam tubuh. 2elain tes alergi pada kulit, juga dapat
dilakukan pemeriksaan kadar immunoglobulin & yang spesifik dalam darah
terhadap -at*-at tertentu yang di!urigai menimbulkan alergi.
#indari makanan tambahan sebelum si ke!il men!apai usia 4 bulan, karena
untuk mengefektifkan +2% eksklusif untuk meningkatkan daya tahan tubuh si ke!il.
2. ,ara hidu/ yan" bai&
19
8ara hidup yang baik perlu diperhatikan pada penderita alergi yaitu !ukup
istirahat, olahraga teratur, disiplin dalam diet yang ditetapkan serta hidup dalam
lingkungan dengan -at allergen yang minimal
3. +e(a&aian obat'obatan
<bat*obatan pen!egahan diberikan pada penderita alergi yang kronis.berat
atau yang sering kambuh. Pemberian imunoterapi.desensitisasi (pengebalan
terhadap allergen) hanya berhasil bila penderita hanya mempunyai alergi terhadap
satu -at saja. %bu hamil yang mempunyai riwayat alergi dalam keluarga sebaiknya
melakukan diet pen!egahan terhadap makanan yang sering menimbulkan alergi
untuk men!egah terjadinya reaksi alergi pada bayi yang dilahirkan. 'iet ini
dilakukan pada akhir triwulan kehamilan.
13.1 Pen$egaan 0ri%er 0en-akit At(0i
Pen!egahan primer terhadap alergi pada trimester pertama kehidupan bayi
sangat penting, karena sekali respons %g& yang sudah dimulai, kaskade
inflamasi alergi akan terus berlangsung sepanjang usia kehidupan bayi, dan
sensitisasi terhadap allergen makanan yang lain akan terjadi. ,eberapa inter"ensi
yang bisa dilakukan antara lain 6 identifikasi populasi risiko tinggi,
manipulasi lingkungan antara lain dengan diet eliminasi, pen!egahan primer, dan
pen!egahan sekunder (#arsono, 200$).
1elah diketahui bahwa alergi erat kaitannya dengan faktor genetik.
Pada saat ini beberapa petanda pada region kromosom spesifik telah
ditemukan dan berhubungan erat dengan dermatitis atopik atau asma, sedangkan
region lain bertanggung jawab pada manifestasi alergi yang lain. 'i masa yang
akan datang, bila penelitian genetik ini membuahkan hasil, akan bermanfaat
dalam berperan menentukan tindakan pen!egahan primer, atau tindakan
pengobatan yang tepat (#arsono, 200$).
Pen!egahan primer ditujukan pada populasi dengan risiko tinggi, tetapi
belum menunjukkan gejala alergi. Pen!egahan primer sebaiknya 6 0) dapat
dilaksanakan pada keseluruhan populasi, 2) tidak beresiko, dan 9) murah
20
(Wahn,2004). Pada umumnya disepakati bahwa pen!egahan primer dimulai
sedini mungkin sebelum terjadi sensitisasi (#arsono, 200$).
1. +e(eri&saan 2"0 .ali +usat
Produksi %g& dimulai di hepar fetus dan paru*paru pada minggu ke 00
kehidupan intrauterine, di !airan amnion pada minggu ke 09 dan di lien
pada minggu ke 20. +kan tetapi, sel yang memproduksi %g& masih jarang sampai
bayi berusia J bulan. ,eberapa sel %g& G dapat dideteksi di plasenta tetapi
tidak ada bukti yang menunjukkan adanya produksi lokal %g&. +ntibodi terhadap
makanan yang dikonsumsi ibu hamil telah ditemukan di !airan amnion. Betus tidak
dapat merespon dengan antibodi %g& melawan antigen makanan yang dikonsumsi
ibu. ,eberapa antigen dapat melewati barier plasenta, yang bersifat
permeabilitas selektif, dimana hanya %g5 yang dapat melewatinya, karena arteri tali
pusat tidak dapat mengangkut %g& ibu, %g+ dan %g (8antani, 200H).
,eberapa penelitian mengenai kadar %g& tali pusat mengemukakan
mengenai beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kadar %g& tali pusat.
Baktor yang berhubungan dengan peningkatan kadar %g& tali pusat adalah riwayat
atopi pada orang tua dan atau kadar %g& orang tua yang tinggi, umur kehamilan O
9H minggu, paparan intrauterin terhadap alkohol dan atau kafein, paparan
intrauterin terhadap progesterone dan metoprolol, jenis kelamin laki*laki, riwayat
atopi maternal, riwayat merokok selama kehamilan, faktor yang berhubungan
dengan tali pusat seperti kontaminasi oleh darah ibu, tehnik pengambilan sampel
darah tali pusat, musim ketika lahir dimana kadar %g& lebih tinggi pada
musim semi dan musim dingin (8antani, 200H).
Pemeriksaan kadar %g& telah lama dikembangkan untuk menegakkan
diagnosis penyakit alergi. eskipun sensitif tetapi pemeriksaan kadar %g& tali pusat
tidak dapat digunakan sebagai marker untuk memperkirakan perkembangan
penyakit atopi dan bukan sebuah metode skrining untuk pen!egahan primer alergi
yang baik (8antani, 200H).
2. 3ilai ato/i &eluar"a
Pemeriksaan %g& tali pusat dianggap belum dapat digunakan sebagai
marker untuk mendeteksi resiko penyakit atopik atau sebagai metode skrining
21
untuk pen!egahan primer alergi. 2ambil menunggu tersedianya metode
skrining atau marker yang sensitif dan spesifik serta mudah diaplikasikan,
maka para peneliti sepakat untuk menggunakan riwayat atopi keluarga sebagai
strategi dalam pen!egahan penyakit alergi, salah satunya melalui metode dari
4#ell(an yaitu dalam bentuk skor nilai atopi keluarga (family atopy s!ore)
(8antani, 200H).
#ubungan antara riwayat atopi keluarga dengan dermatitis atopik memiliki
sensitifitas H0I dan spesifitias H$I (pO0,00), dan dapat digunakan sebagai
identifikasi dini resiko alergi pada neonatus (8antani, 200H).
3. 4artu Dete&si Dini Risi&o *ler"i 2D*2 +562
(artu deteksi dini risiko alergi %'+% P<5% adalah kartu yang berisi
tabel penilaian nilai atopi keluarga, yang berfungsi untuk menentukan tingkat
risiko alergi pada janin. bayi baru lahir, yang dikeluarkan oleh %'+% (%katan
'okter +nak %ndonesia) dan P<5% (Persatuan <bstetri dan 5inekologi %ndonesia).
'alam kartu deteksi dini disebutkan bahwa apabila kedua orang tua tidak
memiliki riwayat alergi maka sekitar $*0$I bayi berisiko terkena alergi, apabila
kedua orang tua tidak memiliki riwayat alergi tetapi satu saudara sekandung
terkena alergi maka sekitar 2$*90I bayi berisiko terkena alergi. +pabila
salah satu orang tua memiliki riwayat alergi maka 40I bayi berisiko terkena alergi,
dan apabila kedua orang tua memiliki riwayat alergi maka 40*D0I bayi
berisiko terkena alergi. ,ila kedua orang tua memiliki manifestasi alergi yang
sama, maka risiko terkena alergi meningkat D0*H0I (%'+%, 200J).
22
=ilai atopi keluarga diberikan kepada semua anggota keluarga dengan
tanda*tanda alergi seperti dermatitis. eksim, diare, muntah, kolik, pilek, nafas
berbunyi dan asma. =ilai 2 diberikan kepada anggota keluarga yang dinyatakan
oleh dokter atau se!ara medis terkena alergi, nilai 0 diberikan kepada
anggota keluarga yang diduga terkena alergi, dan nilai 0 diberikan kepada
anggota keluarga yang tanpa riwayat alergi apapun. =ilai atopi keluarga yang
diperoleh kemudian dijumlahkan dan dibagi menjadi 9 kelompok besar yaitu nilai
atopi 0, 0*9 dan 4*D. =ilai atopi keluarga 0 merupakan tingkat risiko ke!il ($*0$I),
nilai atopi 0*9 merupakan tingkat risiko sedang (20*40I), dan nilai atopi 4*D
merupakan tingkat risiko tinggi (40*D0I) (%'+%, 200J).
23
13.2 Pen$egaan alergi s!s!
Pen!egahan alergi dilakukan sedini mungkin. #al ini dapat dilakukan
sebelum anak tersensitisasi protein susu sapi, yaitu pada masa intrauterin.
Pen!egahan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi susu sapi yang hipoalergi yaitu
susu sapi partially hydroly-ed untuk merangsang pembentukan terjadinya toleransi
di masa yang akan datang. (etika reaksi alergi tetap terjadi setelah pemberian susu
yang hipoalergi, maka pemberian susu harus digantikan oleh susu lain seperti susu
kedelai.
Pada bayi, berdasarkan rekomendasi &ropa dan +merika sebenarnya
bergantung pada pemberian +2% eksklusif selama 4*D bulan, diikuti dengan
penundaan pengenalan makanan padat pada anak dengan risiko atopik (seperti
atopik orang tua atau saudara kandung, atau anak*anak dengan dermatitis atopik).
=amun, studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang terkena alergi makanan
(dalam hal ini susu sapi) pada awal kehidupan bayi melalui rute oral !enderung
kurang akan memiliki alergi terhadap makanan dari bayi tanpa eksposur tersebut.
+lergi susu sapi seringkali terdapat pada anak yang memiliki alergi makanan
lainhya pada usia yang lebih tua. Pen!egahan dan pengobatan yang baik adalah
penting dalam men!egah alergi terhadap makanan di masa yang akan datang.
2e!ara umum terdapat 9 (tiga) fase pen!egahan terhadap alergi susu, yaitu6
1. +en-e"ahan +ri(er
24
Pang dilakukan sebelum tersensitisasi. 'ilakukan sejak prenatal pada janin
dengan keluarga yang memiliki bakat dermatitis atopi. enghindari dengan !ara
memberikan susu sapi yang hipoalergi, seperti susu sapi partially hydroly-ed,
dengan tujuan untuk merangsang toleransi dari alergi susu sapi pada masa yang
akan datang, disebabkan masih mengandung sedikit partikel dari susu sapi, sebagai
!ontoh dengan merangsang %g5 blo-&in" a"ent. 1indakan pen!egahan ini juga
dilakukan pada makanan alergi makanan lainnya, dan juga menghindari merokok.
2. +en-e"ahan Se&under
'ilakukan setelah sensitisasi tetapi manifestasi penyakit alergi tidak
mun!ul. (ondisi sensitisasi ditentukan oleh pemeriksaan %g& spesifik dalam serum
atau darah tali pusat, atau dengan uji kulit. 2aat tindakan yang optimal adalah usia
0*9 tahun. Penghindaran dilakukan dengan !ara mengganti susu sapi menjadi susu
sapi non alergenik, seperti susu sapi yang dihidrolisis sempurna atau pengganti susu
sapi seperti susu kedelai yang tidak membuat terjadinya sensitisasi terjadinya
manifestasi penyakit alergi. +2% eksklusif tampaknya juga dapat mengurangi risiko
alergi.
3. +en-e"ahan .ersier
'ilakukan pada anak*anak yang telah mengalami manifestasi sensitisasi dan
menunjukkan penyakit alergi awal seperti dermatitis atopik atau rinitis, tetapi
belum menunjukkan gejala alergi yang lebih berat seperti asma. 2aat tindakan yang
optimal adalah pada usia D bulan sampai 4 tahun.
Penghindaran juga dilakukan dengan memberikan susu sapi hidrolisat
sempurna atau pengganti susu sapi. Penyediaan obat pre"entif seperti setiri-in,
imunoterapi, imunomodulator tidak direkomendasikan karena belum terbukti se!ara
klinis bermanfaat.
13.3 Pen$egaan As%a
2ehubungan dengan upaya pen!egahan asma dapat dibedakan menjadi 9
yaitu6
25
0. Pen!egahan primer
2. Pen!egahan sekunder
9. Pen!egahan tersier
Pen!egahan primer ditujukan untuk men!egah sensitisasi pada bayi dengan
risiko asma (orangtua asma), dengan !ara 6
Q Penghindaran asap rokok dan polutan lain selama kehamilan dan masa
perkembangan bayi.anak
Q 'iet hipoalergenik ibu hamil, asalkan . dengan syarat diet tersebut tidak
mengganggu asupan janin
Q Pemberian +2% eksklusif sampai usia D bulan
Q 'iet hipoalergenik ibu menyusui
Pen!egahan sekunder ditujukan untuk men!egah inflamasi pada anak yang
telah tersentisisasi dengan !ara menghindari pajanan asap rokok, serta allergen
dalam ruangan terutama tungau debu rumah.

Pen!egahan tersier ditujukan untuk men!egah manifestasi asma pada anak
yang telah menunjukkan manifestasi penyakit alergi. 2ebuah penelitian multi
senter yang dikenal dengan nama &1+8 2tudy (early treatment of atopi! !hildren)
mendapatkan bahwa pemberian 2etiri-in selama 0H bulan pada anak atopi dengan
dermatitis atopi dan %g& spesifik terhadap serbuk rumput (Pollen) dan tungau debu
rumah menurunkan kejadian asma sebanyak $0I. Perlu ditekankan bahwa
pemberian setiri-in pada penelitian ini bukan sebagai pengendali asma (!ontroller).
26
Daftar P!staka
+nonimus. 200E. *ler"i Dan +enyebabnya. www.balita*
anda.indoglobal.!om.pdf.phpRid:9ED. )abu, 00 aret 200J 6 02 6$4 W%,
+rwin, +P. 2000. +ende&atan 2(unolo"is berba"ai /enya&it aler"i 2n)e&si.
4akarta 6,alai Penerbit B(>%
,ehrman, )i!hard &., dkk. 0JJJ. 2l(u 4esehatan *na& 3elson, !ol.3. 4akarta 6
&58
,oediharja, 2iti +., dkk.2002. *ler"i 4ulit +ada Bayi dan *na&. 4akarta 6 ,alai
Penerbit B(>%
,runner S 2uddarth.2002. Bu&u *#ar 4e/era$atan Medi&al Bedah 7ol.1.4akarta 6
&58
27
8arpenito, ?ynda 4uall. 0JJH. Dia"nosa 4e/era$atan. 4akarta6 &58
'a"ies, )obert.2009. Bi(bin"an Do&ter +ada *ler"i. 4akarta 6 'ian )akyat
ahdi, 'ina. 0JJ9. +enatala&sanaan +enya&it *ler"i. 2urabaya 6 +irlangga
>ni"ersity Press
2uyono, 2lamet. 2004. ,uku +jar %lmu Penyakit dalam &disi 9.4akarta 6 ,alai
penerbit B(>%
1jokroprawiro, +skandar, dkk. 200E. Bu&u *#ar 2l(u +enya&it Dala(. 2urabaya 6
+irlangga >ni"ersity Press
4udarwanto, Widodo. *ler"i Ma&anan /ada *na& Men""an""u Se(ua 5r"an
.ubuh *na&. http6..www.puterakembara.!om. 4umTat, 09 aret 200J 6 0D600 W%,
4udarwanto, Widodo. 200J. +e(eri&saan aler"i'aller"y test.
http6..www.!hildrenallergy!lini!.wordpress.!om.
4udarwanto, Widodo. 200J. .es *ler"i */a&ah Sudah (e(asti&an
http6..!hildrenallergy!lini!.wordpress.!om. 2abtu, 0E 4uli 2004 6 0$.09 W%,
P&'<+= P&=5&='+?%+= P&=P+(%1 +2+, &=1&)% (&2&#+1+=
)&P>,?%( %='<=&2%+,
2jawitri P. 2. +lergi akanan pada ,ayi dan +nak. 2ari Pediatri 2000; /ol. 9, =o.
9, 0DH*0E4. +"ailable from http6..www.idai.or.id.saripediatri.pdfile.9*9*00.pdf

You might also like