LAPARATOMI HARI KE-1 EXCAUSE INVAGINASI DI RUANG PICU RSUD DR. MOEWARDI Disusun ol! " NUR AINI ANDARWATI #$%&1'(&1( CHIND) )ULANDA #$%&1'(&1* R)AN KENDI #$%&1'(&'1 PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADI)AH SURAKARTA $&1' 0 +A+ I TIN#AUAN TEORI A. PENGERTIAN Invaginasi disebut juga intususepsi adalah suatu keadaan dimana segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya yang bisa berakibat dengan obstruksi / strangulasi. Umumnya bagian yang peroksimal (intususeptum) masuk ke bagian distal (intususepien) (Wong, 200). Invaginasi adalah keadaan yang umumnya terjadi pada anak!anak, dan merupakan kejadian yang jarang terjadi pada de"asa, invaginasi adalah masuknya segmen usus proksimal kerongga lumen usus yang lebih distal sehingga menimbulkan gejala obstruksi berlanjut strangulasi usus. #e$inisi lain Invaginasi atau intusus%epti yaitu masuknya segmen usus (Intesus%eptum) ke dalam segment usus di dekatnya (intusus%ipient). &ada umumnya usus bagian proksimal yang mengalami invaginasi (intussu%eptum) memasuki usus bagian distal (intussu%ipient), tetapi "alaupun jarang ada juga yang sebaliknya atau retrograd &aling sering masuknya ileum terminal ke kolon. Intususeptum yaitu segmen usus yang masuk dan intususipien yaitu segmen usus yang dimasuki segmen lain. Invaginasi terjadi karena adanya sesuatu di usus yang menyebabkan peristaltik berlebihan, biasanya terjadi pada anak!anak tetapi dapat juga terjadi pada de"asa. &ada anak!anak '() penyebabnya tidak diketahui, hanya () yang mempunyai kelainan pada ususnya sebagai penyebabnya. *isalnya diiverti%ulum *e%keli, &olyp, +emangioma. ,edangkan invaginasi pada de"asa terutama adanya tumor yang menyebabkannya. &erbandingan kejadian antara pria dan "anita adalah - . 2, pada orang tua sangat jarang dijumpai. #aerah yang se%ara anatomis paling mudah mengalami invaginasi adalah ileo %oe%al, dimana ileum yang lebih ke%il dapat masuk dengan mudah ke dalam %oe%um yang longgar. Invaginasi dapat menyebabkan obstruksi usus baik partiil maupun total. Intususepsi paling sering mengenai daerah ileosekal, dan lebih jarang terjadi pada orang tua dibandingkan dengan pada anak! / anak. &ada kebanyakan kasus pada orang tua dapat diketemukan penyebab yang jelas, umumnya tumor yang membentuk ujung dari intususeptum (0et1, 2002) Invaginasi atau intususepsi merupakan keadaan ga"at darurat, dimana bila tidak ditangani segera dan tepat akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut. +ampir 30) kasus invaginasi terjadi pada anak!anak umur kurang dari / tahun, paling sering dijumpai pada ileosekal. Invaginasi sangat jarang dijumpai pada orang tua, serta tidak banyak tulisan yang membahas hal ini se%ara rin%i. 4da perbedaan etiologi yang men%olok antara anak!anak dan de"asa, pada anak! anak etiologi terbanyak adalah idiopatik yang mana lead pointnya tidak ditemukan sedangkan pada de"asa penyebab terbanyak adalah keadaan patologik intra lumen oleh suatu neoplasma baik jinak maupun ganas sehingga pada saat operasi lead poinnya dapat ditemukan. ANATOMI FISIOLOGIS Usus H,lus Usus halus terdiri dari - bagian yaitu duodenum, jejunum dan ileum. &anjang duodenum 25 %m, sedangkan yejunum 6 ileum . 5 m #imana 2/( bagian adalah yejunum. ,edangkan menurut s%hro%k /' panjang usus halus manusia de"asa adalah (!5 m. 0atas antara duodenum dan jejunum adalah ligamentum treits ( &ri%e 7 Wilson, 2005)
8ambar /./ Usus 9ormal 8ambar /.2 Usus Invaginasi 2 :eyunum dan ileum dapat dibedakan dari . /. ;ekukan <lekukan yejunum terletak pada bagian atas rongga atas peritoneum di ba"ah sisi kiri meso%olon transversum, ileum terletak pada bagian ba"ah rongga peritoneum dan dalam pelvis. 2. =ejunum lebih besar, berdinding lebih tebal dan lebih merah daripada ileum #inding jejunum terasa lebih tebal karena lipatan mukosa yang lebih permanen yaitu pli%a %ir%ularis, lebih besar, lebih banyak dan pada jejunum lebih berdekatan, sedangkan ada bagian atas ileum lebar, dan pada bagian ba"ah lipatan ini tidak ada. -. *esenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen diatas dan kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat diba"ah dan kanan aorta. 2. &embuluh darah mesenterium jejunum hanya menmbentuk satu atau dua aarkade dengan %abang!%abang yang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding usus halus. Ileum menerima banyak pembuluh darah yang pendek, yang beraal dari - atau 2 atau malahan lebih arkade. (. &ada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkalan dan lemak jarang ditemukan didekat dinding usus halus. &ada ujung mesenterium ileum lemak disimpan di seluruh bagian , sehingga lemak ditemukan dari pangkal sampai dinding usus halus. 5. >elompokan jaringan lim$oid (4gmen ?eyer) terdapat pada mukosa ileum bagian ba"ah sepanjang pinggir anti mesentrik. &erbedaan usus halus dan usus besar pada anatomi adalah . &erbedaan eksterna /. Usus halus (ke%uali duodenum) bersi$at mobile, sedang kan %olon asenden dan %olon desenden ter$iksasi tidak mudah bergerak. 2. Ukuran usus halus umumnya lebih ke%il dibandingkan dengan usus besar yang terisi. -. Usus halus (ke%uali duodenum) mempunyai mesenterium yang berjalan ke ba"ah menyilang garis tengah, menuju $osa iliaka kanan. - 2. @tot longitudinal usus halus membentuk lapisan kontinyu sekitar usus. &ada usus besar (ke%uali appendiA) otot longitudinal tergabung dalam tiga pita yaitu taenia %oli. (. Usus halus tidak mempunyai kantong lemak yang melekat pada dindingnya. Usus besar mempunyai kantong lemak yang dinamakan appandi%es epiploideae. 5. #inding usus halus adalah halus, sedangkan dinding usus besar sakular. &erbedaan interna /. *u%osa usus halus mempunyai lipatan yang permanen yang dinamakan pli%a sil%ularis, sedangkan pada usus besar tidak ada. 2. *ukosa usus halus mempunyai $ili, sedangkan mukosa usus besar tidak mempunyai. -. >elompokan jaringan lim$oid (agmen $eyer) ditemukan pada mukosa usus halus , jaringan lim$oid ini tidak ditemukan pada usus besar. +. KLASIFIKASI Invaginasi dibedakan dalam 2 tipe . /. Bnterik adalah usus halus ke usus halus 2. Ileosekal adalah valvula ileosekalis mengalami invaginasi prolaps ke sekum dan menarik ileum di belakangnya. Calvula tersebut merupakan apeA dari intususepsi. -. >olokolika adalah kolon ke kolon. 2. Ileokoloika adalah ileum prolaps melalui valvula ileosekalis ke kolon. Invaginasi dapat ditemukan di semua umur, pada penderita de"asa ditemukan () kasus obstruksi usus disebabkan karena invaginasi. 0iasanya terdapat tumor pada apeA intussu%eption, pada usus halus biasnya tumor jinak dan tumor ganas pada usus besar. Dumor usus halus banyak ditemukan diduodenum, yejunum bagian proksimal dan terminal ileum. #istal yejunum dan proksimal ileum relati$ jarang (;eaper ') dan terbanyak di temukan di terminal ileum. Dumor usus halus merupakan /!() tumor di dalam saluran pen%ernaan makanan, hanya /0 ) yang akan menimbulkan 2 gejala!gejala antara lain perdarahan, penyumbatan atau invaginasi. &erbandingan tumor jinak dan tumor ganas adalah /0 . /. Dumor jinak usus halus biasanya adenoma, leyomiomalipoma, hemangioma, ployposis. ,edangkan tumor ganas biasanya %ar%inoma, %ar%inoid tumor, sar%oma, tumor metastase (0et1, 2002). C. ETIOLOGI Intestinal obstruksi terdapat dua bentuk yaitu . mekanik obstruksi dan neurogenik obstruksi paralitik. *enurut etiologinya ada - keadaan . /. ,ebab didalam lumen usus 2. ,ebab pada dinding usus -. ,ebab diluar dinding usus *enurut tinggi rendahnya dibagi . obstruksi usus halus letak tinggi , obstruksi usus halus letak rendah dan obstruksi usus besar. 0erdasarkan "aktunya dibagi . /. 4%ut intestinal obstruksi 2. Eronik intestinal obstruksi -. 4%ut super eAposed on %ronik ,ekitar ( ) dari obstruksi mekanik usus terjadi di usus halus dan /( ) terjadi di usus besar. Btiologi obstruksi usus halus menurut &ri%e 7 Wilson, 2005 adalah . /. +ernia 2. 9eoplasma -. Intussus%eption 2. volvulus (. benda asing 5. batu empedu 3. im$lamasi . stri%tura '. %ysti% $ibrosis /0. hematoma ( *enurut Wong. 2005, '0!'() terjadi pada anak diba"ah / tahun akibat idiopatik. &ada "aktu operasi hanya ditemukan penebalan dinding ileum terminal berupa hipertrophi jaringan lim$oid akibat in$eksi virus (lim$adenitis) yang mengkuti suatu gastroenteritis atau in$eksi saluran na$as. >eadaan ini menimbulkan pembengkaan bagian intusupseptum, edema intestinal dan obstruksi aliran vena F obstruksi intestinal perdarahan. &enebalan ini merupakan titik permulaan invaginasi. &ada anak dengan umur G 2 tahun disebabkan oleh tumor seperti limpoma, polip, hemangioma dan divertikel *e%keli. &enyebab lain akibat pemberian anti spasmolitik pada diare non spesi$ik. &ada umur 2!' bulan terjadi perubahan diet makanan dari %air ke padat, perubahan pola makan di%urigai sebagai penyebab invaginasi Invaginasi pada anak!anak umur kurang dari / tahun, tidak dijumpai kelinan yang jelas sebagai penyebabnya, sehingga digolongkan sebagai invantile idiophati% intususeption. ,edangkan pada anak!anak umur lebih dari 2 tahun dapat dijumpai kelinan pada usus sebagai penyebabnya, misalnya diverti%al me%kel, hemangioma, polip. &ada orang tua sangat jarang dijumpai kasus invaginasi, seta tidak banyak tulisan yang membahas tentang invaginasi pada orangtua se%ar rin%i (0et1, 2002) &enyebab terjadinya invaginasi bervariasi, diduga tindakan masyarakat tradisional berupa pijat perut serta tindakan medis pemberian obat anti!diare juga berperan pada timbulnya invaginasi. In$eksi rotavirus yang menyerang saluran pen%ernaan anak dengan gejala utama berupa diare juga di%urigai sebagai salah satu penyebab invaginasi >eadaan ini merupakan keadaan ga"at darurat akut di bagian bedah dan dapat terjadi pada semua umur. Insiden pun%aknya pada umur 2 < ' bulan, hampir 30) terjadi pada umur diba"ah / tahun dimana laki!laki lebih sering dari "anita kemungkinan karena peristalti% lebih kuat. &erkembangan invaginasi menjadi suatu iskemik terjadi oleh karena penekanan dan penjepitan pembuluh!pembuluh darah segmen intususeptum usus atau mesenterial. 0agian usus yang paling a"al mengalami iskemik adalah mukosa. #itandai dengan produksi mu%us yang berlebih dan bila berlanjut akan terjadi strangulasi dan laserasi mukosa sehingga timbul perdarahan. Eampuran antara mu%us dan darah tersebut akan keluar anus sebagai suatu agar!agar jeli darah. >eluarnya darah per anus sering mempersulit diagnosis dengan tingginya insidensi disentri dan amubiasis. >etiga gejala tersebut disebut sebagai trias invaginasi. Iskemik dan distensi sistem usus akan dirasakan nyeri oleh pasien dan ditemukan pada 3() pasien. 4danya iskemik dan obstruksi akan menyebabkan sekuestrisasi %airan ke lumen usus yang distensi dengan akibat lanjutnya adalah pasien akan mengalami dehidrasi, lebih jauh lagi dapat menimbulkan syok. *ukosa usus yang iskemik merupakan port de entry intravasasi mikroorganisme dari lumen usus yang dapat menyebabkan pasien mengalami in$eksi sistemik dan sepsis. Intususepsi pada de"asa kausa terbanyak adalah keadaan patologi pada lumen usus, yaitu suatu neoplasma baik yang bersi$at jinak dan atau ganas, seperti apa yang pernah dilaporkan ada perbedaan kausa antara usus halus dan kolon sebab terbanyak intususepsi pada usus halus adalah neoplasma yang bersi$at jinak, /2/2( kasus sedangkan pada kolon adalah bersi$at ganas (adeno%arsinoma)/2//5 kasus. Btiologi lainnya yang $reHuensiny labih rendah seperti tumor eAtra lumen seperti lymphoma, diarea , ri"ayat pembedahan abdomen sebelumnya, in$lamasi pada apendiks juga pernah dilaporkan intususepsi terjadi pada penderita 4I#, , pernah juga dilaporkan karena trauma tumpul abdomen yang tidak dapat diterangkan kenapa itu terjadi dan idiopatik . &erbedaan dalam etiologi merupakan hal utama yang membedakan kasus yang terjadi pada bayi/ anak!anak penyebab intususepsi tidak dapat diketahui pada kira!kira '() kasus. ,ebaliknya 0) dari kasus pada de"asa mempunyai suatu penyebab organik, dan 5() dari penyebabnya ini berupa tumor baik benigna maupun maligna. @leh karenannya banyak kasus pada orang de"asa harus ditangani dengan anggapan terdapat keganasan. Insidensi tumor ganas lebih tinggi pada kasus yang hanya mengenai kolon saja (&ri%e 7 Wilson, 2005). D. EPIDEMIOLOGI 4ngka kejadian intususepsi (invaginasi) de"asa sangat jarang, menurut angka yang pernah dilaporkan adalah 0,0) dari semua kasus pembedahan le"at abdomen dan -) dari kejadian obstruksi usus , angka lain melaporkan /) dari semua kasus obstruksi usus, () dari semua kasus invaginasi (anak!anak dan de"asa), sedangkan angka!angka yang menggambarkan angka kejadian berdasarkan jenis kelamin dan umur belum pernah dilaporkan, sedangkan segmen usus yang telibat yang pernah dilaporkan 4nderson 2/ pasien terjadi pada usus halus ( =ejunum, Ileum ) 3 pasien ileo%oli%a, /2 pasien %e%o%oli%a dan -5 %olo%oli%a dari --5 kasus yang ia laporkan . #esai pada 553 pasien menggambarkan (-) pada duodenum,jejunum atau ileum, /2) lead pointnya pada ileose%%al, /5) kolon dan () termasuk appendik veri$ormis. +ampir 30 ) kasus invaginasi terjadi pada anak!anak umur kurang dari / tahun. Insidensi tertinggi dari inttususepsi terdapat pada usia diba"ah 2 tahun, 5') dari //2 kasus pada anak!anak terjadi pada usia kurang dari / tahun. (&ri%e 7 Wilson, 2005). E. PATOFISIOLOGI 0erbagai variasi etiologi yang mengakibatkan terjadinya intususepsi pada de"asa pada intinya adalah gangguan motilitas usus terdiri dari dua komponen yaitu satu bagian usus yang bergerak bebas dan satu bagian usus lainya yang ter$iksir/atau kurang bebas dibandingkan bagian lainnya, karena arah peristaltik adalah dari oral keanal sehingga bagian yang masuk kelumen usus adalah yang arah oral atau proksimal, keadaan lainnya karena suatu disritmik peristaltik usus, pada keadaan khusus dapat terjadi sebaliknya yang disebut retrograd intususepsi pada pasien pas%a gastrojejunostomi . 4kibat adanya segmen usus yang masuk kesegmen usus lainnya akan menyebabkan dinding usus yang terjepit sehingga akan mengakibatkan aliran darah menurun dan keadaan akhir adalah akan menyebabkan nekrosis dinding usus. &erubahan patologik yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai intususeptum. Intususepien biasanya tidak mengalami kerusakan. &erubahan pada intususeptum ditimbulkan oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari intususepien, dan juga karena terganggunya aliran darah sebagai akibat penekanan dan tertariknya mesenterium. Bdema dan pembengkakan dapat terjadi. &embengkakan dapt sedemikian besarnya sehingga menghambat reduksi. 4danya bendungan menimbulkan perembesan lendir dan darah ke dalam lumen. Ulserasi pada dindidng usus dapat terjadi. ,ebagai akibat strangulasi tidak jarang terjadi gangren. 8angren dapat berakibat lepasnya bagian yang mengalami prolaps. &embengkakan ddari intisuseptum umumnya menutup lumen usus. 4kan tetapi tidak jarang pula lumen tetap patent, sehingga obstruksi komplit kadang!kadang tidak terjadi pada intususepsi (Wong, 200). Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus (obstruksi) baik partiil maupun total dan strangulasi. +iperperistaltik usus bagian proksimal yang lebih mobil menyebabkan usus tersebut masuk ke lumen usus distal. Usus bagian distal yang menerima (intussu%ipient) ini kemudian berkontraksi, terjadi edema. 4kibatnya terjadi perlekatan yang tidak dapat kembali normal sehingga terjadi invaginasi F. PATHWA) In$eksi virus adeno &embengkakan ber%ak jaringan lim$ois &eristaltik usus meningkat Usus bervaginasi ke dalam usus diba"ahnya Bdema dan perdarahan mukosa &eregangan Usus ,umbatan / obstruksi usus &emajanan reseptor nyeri 4kumulasi gas dan %airan di dalam lumen ,ebelah proksimal dari letak obstruksi Didur terganggu #istensi 4bdomen *untah >ehilangan Eairan dan Blektrolit Colume e%$ menurun ,yok hipovolemik >ematian (&ri%e 7 Wilson, 2005. Wong, 200. 0et1, 2002) >etidak seimba ngan 9utrisi >urang dari >ebutu han Iesiko pola na$as tidak e$ekti$ 9yeri >onstipasi 8angguan pola tidur >ekurangan volume %airan G. TANDA - GE#ALA *enurut &ri%e and Wilson (2005), tanda dan gejala dari invaginasi yaitu . /. 9yeri perut hebat, mendadak dan hilang timbul dalam "aktu beberapa detik 2. &ada bayi, bayi sering muntah dan 040 ber%ampur darah dan lendir -. 9yeri kolik berat disertai dengan tangisan yang keras 2. *uka pu%at dan lemah (. &ada dehidrasi, anak demam dan perut mengembung 5. 4nak %epat marah, na$as dangkal, mendengkur, dan konstipasi 3. 4nak sering menarik kaki ke atas perut dikarenakan nyeri yang diderita H. PEMERIKSAAN PENUN#ANG /. @bstruksi mekanis ditandai darm stei$ung dan darm %ounter. 2. Deraba massa seperti sosis di daerah sub%ostal yang terjadi spontan -. 9yeri tekan (6) 2. #an%en sign (6) ,ensai kekosongan pada kuadran kanan ba"ah karena masuknya sekum pada kolon as%enden (. ID . pseudoportio (6), lender darah (6) sensasi seperti portio vagina akibat invaginasi usus yang lama Iadiologis . /. ?oto abdomen - posisi a. Danda obstruksi (6) . #istensi, 4ir $luid level, +ering bone (gambaran plika %ir%ularis usus) b. Eolon In loop ber$ungsi sebagai . /) Derapi Ieposisi dengan tekanan tinggi, bila belum ada tanda!tanda obstruksi dan kejadian J 22 jam 2) Ieposisi dianggap berhasil bila setelah re%tal tube ditarik dari anus barium keluar bersama $eses dan udara. &emeriksaan $oto polos abdomen, dijumpainya tanda obstruksi dan masa di k"adran tertentu dari abdomen menunjukkan dugaan kuat suatu invaginasi. U,8 membantu menegakkan diagnosis invaginasi dengan gambaran target sign pada potongan melintang invaginasi dan pseudo kidney sign pada potongan longitudinal invaginasi. ?oto dengan kontras barium enema dilakukan bila pasien ditemukan dalam kondisi stabil, digunakan sebagai diagnostik maupun terapetik. 8ejala Invaginasi . /. 4nak mendadak kesakitan episodi%, menangis dan mengankat kaki (Eraping pain), bila lanjut sakitnya kontinyu 2. *untah "arna hijau (%airan lambung) -. #e$ekasi $eses %ampur lendir (kerusakan mukosa) atau darah (lapisan dalam) F %urrant jelly stool @bstruksi usus ada 2 . /. *ekanis usus tertutup 2. ?ungsional usus terbuka akibat peristaltik hilang I. PENATALAKSAAN MEDIS #asar pengobatan adalah . /. >oreksi keseimbangan %airan dan elektrolit. 2. *enghilangkan peregangan usus dan muntah dengan selang nasogastrik. -. 4ntibiotika. 2. ;aparotomi eksplorasi. >eberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh %epatnya pertolongan diberikan, jika pertolongan kurang dari 22 jam dari serangan pertama, maka akan memberikan prognosa yang lebih baik. &enatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak dahulu men%akup dua tindakan . 1. Ieduksi hidrostatik *etode ini dengan %ara memasukkan barium melalui anus menggunakan kateter dengan tekanan tertentu. &ertama kali keberhasilannya dikemukakan oleh ;add tahun /'/- dan diulang keberhasilannya oleh +irs%hprung tahun /'35. $. Ieduksi manual (milking) dan reseksi usus &asien dengan keadaan tidak stabil, didapatkan peningkatan suhu, angka lekosit, mengalami gejala berkepanjangan atau ditemukan sudah lanjut yang ditandai dengan distensi abdomen, $e%es berdarah, gangguan sistema usus yang berat sampai timbul sho%k atau peritonitis, pasien segera dipersiapkan untuk suatu operasi. ;aparotomi dengan in%isi transversal interspina merupakan standar yang diterapkan di I,. #r. ,ardjito. Dindakan selama operasi tergantung kepada penemuan keadaan usus, reposisi manual dengan milking harus dilakukan dengan halus dan sabar, juga bergantung kepada ketrampilan dan pengalaman operator. Ieseksi usus dilakukan apabila pada kasus yang tidak berhasil direduksi dengan %ara manual, bila viabilitas usus diragukan atau ditemukan kelainan patologis sebagai penyebab invaginasi. ,etelah usus direseksi dilakukan anastomose Kend to endL apabila hal ini memungkinkan, bila tidak mungkin maka dilakukan eAteriorisasi atau enterostomi. Derapi intususepsi pada orang de"asa adalah pembedahan. #iagnosis pada saat pembedahan tidak sulit dibuat. &ada intususepsi yang mengenai kolon sangat besar kemungkinan penyebabnya adalah suatu keganasan, oleh karena itu ahli bedah dianjurkan untuk segera melakukan reseksi, dengan tidak usah melakukan usaha reduksi. &ada intususepsi dari usus halus harus dilakukan usaha reduksi dengan hati!hati. =ika ditemukan kelainan telah mengalami nekrose, reduksi tidak perlu dikerjakan dan reseksi segera dilakukan. &ada kasus!kasus yang idiopatik, tidak ada yang perlu dilakukan selain reduksi. Dumor benigna harus diangkat se%ara lokal, tapi jika ada keragu!raguan mengenai keganasan, reseksi yang %ukup harus dikerjakan. ,. P.-o/.,0i1 &enanganan intususepsi pada de"asa se%ara umum sama seperti penangan pada kasus obstruksi usus lainnya yaitu perbaikan keadaan umum seperti rehidrasi dan koreksi elektrolit bila sudah terjadi de$isit elektrolit 2. In0., O/.,0i1 &enanganan se%ara khusus adalah melalui pembedahan laparotomi, karena kausa terbanya intususepsi pada de"asa adalah suatu keadaan neoplasma maka tindakan yang dianjurkan adalah reseksi anastosmose segmen usus yang terlibat dengan memastikan lead pointnya, baik itu neoplasma yang bersi$at jinak maupun yang ganas. Dindakan manual reduksi tidak dianjurkan karena risiko. /) Iuptur dinding usus selama manipulasi 2) >emungkinan iskemik sampai nekrosis pas%a operasi -) >emungkinan rekurensi kejadian intususepsi 2) Ileus yang berkepanjangan akibat ganguan otilitas () &embengkakan segmen usus yang terlibat 0atas reseksi pada umumnya adalah /0%m dari tepi < tepi segmen usus yang terlibat, pendapat lainnya pada sisi proksimal minimum -0 %m dari lesi, kemudian dilakukan anastosmose end to end atau side to side. &ada kasus!kasus tertentu seperti pada penderita 4I#,, lesi/lead pointnya tidak ditemukan maka tindakan reduksi dapat dianjurkan, begitu juga pada kasus retrograd intususepsi pas%a gastrojejunostomi tindakan reduksi dapat dibenarkan, keadaan lainya seperti intususepsi pada usus halus yang kausanya pasti lesi jinak tindakan reduksi dapat dibenarkan juga, tetapi pada pasien intususepsi tanpa ri"ayat pembedahan abdomen sebelumnya sebaiknya dilakukan reseksi anastosmose . 3. P,s3, O/.,si /) +indari #ehidrasi 2) &ertahankan stabilitas elektrolit -) &enga"asan akan in$lamasi dan in$eksi 2) &emberian analgetika yang tidak mempunyai e$ek menggangu motilitas usus KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN Asu!,n 4/.,5,0,n /,6, s7s08 /n3.n,,n " in9,:,si ;949#4, 20/2) A. Pn:4,<i,n ;akukan pengkajian $isik se%ara rutin /. #apatkan ri"ayat kesehatan dengan %ermat, terutama deskripsi keluarga tentang gejala. 2. @bservasi pola de$ekasi dan perilaku praoperasi dan pas%a operasi -. @bservasi perilaku anak 2. @bservasi adanya mani$estai intususepsi. a. 9yeri abdomen akut tiba!tiba b. 4nak berteriak dan menarik lutut ke dada %. 4nak tampak normal dan nyaman selama interval di antara episode nyeri d. *untah e. ;etargi $. >eluarnya $eses seperti jeli merah ( $eses ber%ampur darah dan mu%us ) g. 4bdomen lunak ( pada a"al penyakit ) h. 9yeri tekan dan distensi abdomen ( penyakit lanjut ) i. *assa berbentuk sosis yang dapat diraba dikuadran kanan atas j. >uadran kanan ba"ah kosong ( tanda dan%e ) k. #emam, prostasi dan tanda!tanda lain peritonitis (. @bservasi adanya mani$estasi intususepsi yang lebih kronis. a. diare b. anoreksia %. penurunan berat badan d. muntah (kadang!kadang ) e. nyeri periodi% $. nyeri tanpa gejala lain ( pada anak yang lebih besar ) +. Di,:nos, /. &re operasi a. 9yeri akut berhubungan dengan proses penyakit. b. 8angguan pola tidur berhubungan dengan nyeri. %. >etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu dalam memasukkan, men%erna, mengabsorbsi makanan karena $aktor biologi. d. Iesiko kekurangan volume %airan berhubungan dengan kelainan absorbsi %airan. e. >on$lik pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang in$ormasi yang relevan. 2. &ost operasi a. 9yeri akut berhubungan dengan prosedur invasi$. b. Iesiko in$eksi berhubungan dengan luka post operasi. %. >oping tidak e$ekti$ berhubungan dengan tingkat kontrol persepsi tidak adekuat, krisis situasional. d. >urang pengetahuan berhubungan dengan tidak $amiliar dengan sumber in$ormasi. e. Eemas berhubungan dengan krisis situasional, nyeri. C. In0.9nsi &re @perasi #A / . 8angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit. 9@E . Dingkat nyeri Dujuan . &asien tidak mengalami nyeri, antara lain penurunan nyeri pada tingkat yang dapat diterima anak >riteria hasil . a. 4nak tidak menunjukkan tanda!tanda nyeri b. 9yeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak ,kala . /. Bkstream. 2. 0erat. -. ,edang. 2. Iingan. (. Didak 4da. 9IE . *enejemen nyeri Intervensi . a. 0erikan pereda nyeri dengan manipulasi lingkungan (missal ruangan tenang, batasi pengunjung). b. 0erikan analgesia sesuai ketentuan %. Eegah adanya gerakan yang mengejutkan seperti membentur tempat tidur d. Eegah peningkatan DI> e. >ompreskan air hangat pada dahi #A 2 . 8angguan pola tidur berhubungan dengan nyeri. 9@E . ,leep Dujuan . >ebutuhan tidur pasien adekuat (/0 jam / hari). >riteria hasil . a. =am tidur b. &ola tidur %. >ualitas tidur d. Didur tidak terganggu e. >ebiasaan tidur ,kala . /. Bkstream 2. 0erat -. ,edang 2. Iingan (. Didak ada sama sekali 9IE . ,leep Bnhan%ement Intervensi . /. >aji pola tidur pasien. 2. >aji pengaruh tindakan pengobatan terhadap pola tidur. -. ,eiakan barang!barang milik pasien yang dapat mendukung pasien untuk tidur (guling, boneka, dll). 2. 4jarkan teknik relaksasi. (. Eiptakan lingkungan yang nyaman. Pos0 O/.,si #A / . 9yeri berhubungan dengan prosedur invasi$. 9@E . Dingkat 9yeri Dujuan . &asien tidak mengalami nyeri, antara lain penurunan nyeri pada tingkat yang dapat diterima anak >riteria hasil . a. 4nak tidak menunjukkan tanda!tanda nyeri b. 9yeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak ,kala . /. Bkstream 2. 0erat -. ,edang 2. Iingan (. Didak 4da 9IE . *enejemen 9yeri Intervensi . /. >aji nyeri se%ara komprehensi$ (lokasi, durasi, $rekuensi, intensitas nyeri). 2. 0erikan pereda nyeri dengan manipulasi lingkungan (missal ruangan tenang, batasi pengunkung). -. 0erikan analgesia sesuai ketentuan 2. Eegah adanya gerakan yang mengejutkan seperti membentur tempat tidur (. 4jarkan teknik relaksasi #A 2 . Iesiko in$eksi berhubungan dengan luka post operasi 9@E. >no"ledge. in$e%tion %ontrol Dujuan. #iharapakan in$eksi tidak terjadi (terkontrol) >riteria hasil. a. >lien bebas dari tanda dan gejala in$eksi b. *enunjukkan kemampuan untuk men%egah timbulnya in$eksi %. =umlah leukosit dalam batas normal d. *enunjukkan perilaku hidup sehat ,kala . /. Didak pernah menunjukkan 2. =arang menunjukkan -. >adang menunjukkan 2. ,ering menunjukkan (. ,elalu menunjukkan 9IE. In$e%tion %ontrol /. &ertahankan teknik isolasi 2. 0atasi pengunjung bila perlu -. Eu%i tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kepera"atan 2. 0ersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain (. Dingkatkan intake nutrisi #A - . Eemas berhubungan dengan krisis situasional, nyeri. 9@E . >ontrol Eemas Dujuan . ,etelah dilakukan tindakan kepera"atan diharapkan ke%emasan hilang atau berkurang. >riteria hasil . a. *onitor intensitas ke%emasan b. Ien%anakan strategi koping untuk mengurangi stress %. 8unakan teknik relaksasi untuk mengurangi ke%emasan d. >ondisikan lingkungan nyaman ,kala . /. Didak pernah dilakukan 2. =arang dilakukan -. >adang!kadang dilakukan 2. ,ering dilakukan (. ,elalu dilakukan 9IE . Bnhan%ement ?amily Eoping a. ,ediakan in$ormasi yang sesungguhnya meliputi diagnosis, treatmen dan prognosis. b. Detap damping pasien dan keluarga untuk menjaga keselamatan pasien dan mengurangi ansietas keluarga %. Instruksikan kepada keluarga untuk melakukan ternik relaksasi d. 0antu keluarga mengidenti$ikasi situasi yang menimbulkan ansieta DAFTAR PUSTAKA 0et1, Eealy ;. 7 ;inda 4. ,o"den. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisike-3. =akarta . B8E #ongoes, *erillynn. 200. Nursing care plans. Guidelines for planing and documenting patient care. 4lih bahasa . I *ade >ariasa, 9i *ade ,umar"ati. =akarta. B8E &rin%e 4 ,ylvia 7 Wilson. 2005. Patofisiology Clinical Concept. =akarta. &eter 4nugrah B8E ,uriadi 7 Iita :uliani. 2005. su!an Keperawatan Pada nak Edisi 3. =akarta. B8E Wong #. ;., +u%kenberry *.=. 200. "ong#s Nursing care of infants and c!ildren. *osby Eompany, ,t ;ouis *issouri Wong #. #an Whalley. 2003. Elini%al *anual @$ &ediatri% 9ursing. 2th edition. ;ippin%ott. &hiladelphia 040 II 4,U+49 >B&BI4W4D49 &4#4 4n. ? #B9849 &@,D @&I4,I ;4&4I4D@*I BME. I9C48I94, &B984>4=I49 Identitas >lien. 9ama . 4n. ?>I. Usia . 3 bulan. 9ama &anggilan . 4n. ?. 4lamat . ,erang 0anten. Danggal lahir . /'!/0!20/-. 4gama . Islam. Danggal intervie" . 02!05!20/-. In$orman . @rangtua, I*, pera"at. =am &engkajian . 0'.00 WI0. Danggal di ra"at . -/!0(!20/2. =am 2-.00. #iagnosa *edis . Invaginasi post operasi laparatomy @rang tua 9ama ibu/ayah . 9y. , /Dn. ,. Usia ibu/ayah . 22 tahun/2 tahun. &endidikan ibu/ayah . ,*4/#iploma. &ekerjaan ibu/ayah . Ibu rumah tangga/"iras"asta. >eluhan Utama . 9yeri pada luka post operasi laparatomy. Ii"ayat kesehatan saat ini . /. @nset terjadinya . ,ebelum diba"a ke I,, klien selama 3 hari dirumah tidak bisa 040, menangis terus menerus, demam dan tidak mau menetek selama 2 hari kemudian klien diba"a ke I,U# ,ragen pada tanggal 2' *ei 20/2, selama di I,U# ,ragen klien masih menangis terus menerus, re"el, berguling!guling ditempat tidur dan posisi tidur selalu miring dengan posisi kaki menekuk, selama di I,U# ,ragen dilakukan pemeriksaan $oto rontgen abdomen dan diagnosa medis Invaginasi karena harus segera dilakukan pembedahan sedangkan di I,U# ,ragen $asilitas kurang men%ukupi klien dirujuk ke I,#* pada tanggal -/ *ei 20/2 untuk tindakan pembedahan abdomen. @perasi laparotomi dilakukan pada tanggal 0/ *ei 20/2 masuk ruang operasi jam 20.-0 "ib sampai jam 22.-0 "ib kemudian di ba"a keruang &IEU pada jam 2-.00. >eadaan pasien lemah terpasang ventilator mode &E ?;@2 (0). >esadaran %omposmentis (8E, B2*(C5). Derpasang ventilator karena berdasarkan %atatan kepera"atan, klien mengalami periode apnue dengan jeda ketika operasi berlangsung, lama /0 menit, dengan penurunan ,&@2 5() sampai (5), penurunan respirasi rate dari / sampai ' A/menit dan dengan pertimbangan pemakaian general anestesi akan mempengaruhi $ungsi kerja paru klien maka dari itu pihak anestesi melakukan pemasangan ventilator dengan monitoring /A/2 jam setelah operasi. &ada saat pengkajian tanggal 2 *ei 20/2 kesadaran klien %omposmentis, klien tampak re"el, menangis terus menerus, kaki menjejak, tampak gelisah dan skala nyeri 3 (skala ?;4EE). Centilator dilepas tanggal 2 *ei jam /(.-0 "ib. 2. >arakteristik . >lien mengalami nyeri, ekspresi "ajah klien gelisah, klien re"el terus menerus. &engkajian nyeri dengan menggunakan ?;4EE didapatkan hasil skala nyeri 3. -. &erkembangan &enyakit . ;uka post operasi hari ke!/. &erkembangan penyakit klien membaik, klien sudah dilakukan oprasi laparatomi, saat ini klien dapat 040 dengan konsistensi lembek, "arna kuning kehitaman, volume 040 N(0 %%. ,udah tidak terdapat distensi abdomen. Ii"ayat >esehatan ;alu . /. >ehamilan . Ibu pasien mengatakan selama hamil rutin melakukan kunjungan periksa ke bidan terdekat. 9y. , sudah kali periksa kehamilan di bidan setempat. 9y. , juga mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun selama hamil. >ehamilan yang pertama. 2. >elahiran 9y. , melahirkan se%ara spontan, tanpa komplikasi, persalinan di tolong oleh dokter O dan bidan di I,. Usia gestasi -5 minggu. -. &ost natal 9y., melahirkan 4n. ? dengan jenis kelamin laki!laki dengan 00 lahir . -200 gram, &0 . (/ %m, 4&84I s%ore !'!/0. 9y., menjalani persalinan di I,U# ,erang. ,elama di rumah 4n. ? mendapat minum susu/4,I ekslusi$ selama 5 bulan, memasuki bulan ke!3 4n.? diberi makanan pendamping 4,I, dalam 2 minggu pertama 4n.? diberi sereal namun minggu ke!- Ibu memberikan 4n.? makanan berupa bubur nasi, namun setelah diberi bubur nasi 4n. ? tidak bisa 040 selama / minggu, badan demam, dan nyeri perut. 2. &enyakit sebelumnya, @perasi, atau Eedera ,ebelumnya klien tidak pernah dira"at di I,, kalau sakit biasanya hanya $lu atau demam dan setelah di ba"a ke dokter atau puskesmas langsung sembuh. (. 4lergi Ibu mengatakan anak ? tidak memiliki ri"ayat alergi obat maupun makanan. 5. &engobatan saat ini ,aat ini 4n.? dira"at dengan post @& ileus laparatomy hari kedua, dan dira"at di ruang &IEU (&ediatri% Intensive Eare Unit) I,#* dan mendapatkan terapi . Danggal =enis @bat #osis 02/05//2 ! #P , 2-0 ml6# 20) 30 ml ! 4mino$usin ! Inj. Ee$otaAime ! *etronida1ole ! Ianitidin ! #eAamethason ! >El -0 ml/jam 2 ml/jam (00 mg/ jam ke%epatan /0%%/jam /00mg/jam Q /00 ml /0mg/ jam Q 0,/ ml /,( mg/ jam Q 0,- ml - A 200mg Q (ml 0-/05//2 ! #P , 2-0 ml6# 20) 30 ml ! 4mino$usin ! Inj. Ee$otaAime ! *etronida1ole ! Ianitidin ! #eAamethason ! >El -0 ml/jam 2 ml/jam (00 mg/ jam ke%epatan /0%%/jam /00mg/jam Q /00 ml /0mg/ jam Q 0,/ ml /,( mg/ jam Q 0,- ml - A 200mg Q (ml 02/05//2 ! #P , 2-0 ml6# 20) 30 ml ! 4mino$usin ! Inj. Ee$otaAime ! *etronida1ole ! Ianitidin ! #eAamethason ! >El -0 ml/jam 2 ml/jam (00 mg/ jam ke%epatan /0%%/jam /00mg/jam Q /00 ml /0mg/ jam Q 0,/ ml /,( mg/ jam Q 0,- ml - A 200mg Q (ml 3. Imunisasi. >lien sudah mendapatkan imunisasi 0E8, #&D, +epatitis dan &olio. . &ertumbuhan dan perkembangan. &ertumbuhan klien bisa miring kanan dan kiri, tengkurap dengan posisi kepala diangkat, dan mampu duduk tetapi butuh bantuan. '. >ebiasaan a. &ola Dingkah laku . Ibu mengataka jika dirumah klien selalu bersama ibu dan sering menangis kalau ditinggal ibu "alaupun hanya sebentar. b. 4ktivitas hidup sehari!hari Ibu mengatakan aktivitas klien hanya tidur, minum 4,I, dimandikan, kadang diba"a jalan!jalan keliling kompleks. Usia klien masih 3 bulan sehingga belum bisa berjalan %. &enggunaan obat terlarang, alkohol, kopi, rokok . >lien masih bayi dan tidak pernah menggunakan obat!obatan terlarang, klien hanya minum 4,I. d. Watak, respon terhadap $rustasi . >alau merasakan sakit atau sedang bosan biasanya klien selalu menangis/ re"el. REVIEW SISTEM No Sis08 H,sil / Umum >eadaan umum lemah. akti$itas klien kurang akti$, II 2A/menit, +I /02A/menit, bayi re"el, >esadaran Eomposmentis (B2C(*5). 2 >ulit Warna pu%at, kering pada bibir, turgor kulit kembali 2 detik, akral hangat, terdapat ruam kemerahan disekitar luka laparatomi. - >epala *eso%hepal, simetris, $ontanel lunak, sutura menutup, tidak ada hematoma, tidak ada injury, rambut tipis, pertumbuhan rambut merata. 2 *ata ,imetris kanan dan kiri, mata selalu tertutup, sklera tidak ikterik, konjungtiva ananemis ber"arna merah muda. ( +idung ,imetris, bersih tidak ada sekret, tidak ada kelainan kongenital, lubang hidung paten. 5 Delinga ,imetris kanan dan kiri, bersih, tidak ada serumen yang keluar, tidak ada lesi, tidak ada kelainan bentuk, lubang telinga paten. 3 *ulut 0ersih, mukosa bibir kering "arna merah muda, tidak ada stomatitis Denggorokan Didak ada gangguan menelan. ' ;eher Didak terdapat kaku kuduk, aktivitas leher bayi akti$. /0 #ada &engembangan dada simetris antara kanan dan kiri, pengembangan dada optimal, tidak ada retraksi dinding dada, jantung reguler, suara na$as vesikuler. // &erna$asan II 2A/menit, tidak terdapat perna$asan %uping hidung, terpasang ventilator mode &E ?;@2 (0 ). /2 >ardiovaskular +I /02A/menit, "aktu pengisian kapiler 2 detik /- 8astrointestinal Derdapat luka post laparatomi dengan panjang luka ( %m, lebar / %m dan ber"arna kemerahan disekitar laparatomy, bising usus ' A/menit. ;uka tampak kering tidak terdapat push/ darah. /2 8enitourinary =enis kelamin laki!laki, 04> "arna kuning jernih Ii"ayat 9utrisi /. &emberian 4,I, lama pemberian . >lien mengkonsumsi 4,I sejak lahir sampai saat ini (usia 3 bulan). #alam sekali menyusui biasanya jumlah pemberian perhari 200 ! 2(0 ml lama menyusui -0!2( menit. ,elama di I, ,ragen dan dirumah klien mengkonsumsi susu $ormula jumlah pemberian 5 A 50 ml. ,etelah operasi klien puasa, terpasang 98D dialirkan dengan reduksi ber"arna hijau. 2. &emberian makanan . ,ejak lahir sampai usia 5 bulan klien diberi 4,I ekslusi$. *emasuki bulan ke!3 4n.? diberi makanan pendamping 4,I, dalam 2 minggu pertama (usia 5 bulan 2 minggu) 4n.? diberi sereal kemasan, habis R sampai S porsi. =enis sereal yang digunakan yaitu sereal bubuk instan. 9amun minggu ke!- (Usia 5 bulan - minggu) saat berkunjung ke rumah nenek di sragen 4n.? diberi makanan berupa bubur nasi (bubur kelapa) dengan $rekuensi pemberian -!2A dengan porsi 5! sendok, namun setelah diberi bubur nasi 4n. ? tidak bisa 040 selama / minggu, badan demam, dan nyeri perut. >ebiasaan ,arapan . :a *akan siang . 0iasanya siang hari hanya diberikan 4,I. Ii"ayat >esehatan >eluarga /. &ohon >eluarga
. ;aki!laki . &erempuan 4n.? 2. &enyakit >eturunan dan >elainan >ongenital . >lien tidak memiliki penyakit keturunan dan kelainan kongenital. -. >ebiasaan keluarga meliputi merokok, atau penggunaan 1at kimia 4yah dan Ibu dari 4n.? tidak merokok, keluarga tidak menggunakan 1at kimia apapun. 2. ;okasi geogra$is, perjalanan jauh yang baru dilakukan, atau kontak dengan turis asing. >lien baru melakukan perjalanan jauh dari 0anten ke ,ragen, berkunjung ke rumah nenek dan keluarga besar berada di ,ragen. ,ebelumnya klien tidak pernah melakukan perjalanan jauh karena masih bayi. Ii"ayat ,osial /. ,truktur >eluarga a. >omposisi >eluarga 4yah, Ibu, anak b. ;ingkungan rumah dan komunitas 4n. ? dan keluarga tinggal di 0anten. ;ingkungan rumah %ukup bersih, 4n.? tinggal di"ilayah padat penduduk %. &endidikan dan &ekerjaan Dn., berpendidikan diploma dan 9y., berpendidikan ,*4. ,aat ini Dn. , bekerja sebagai pedagang, sedangkan 9y., hanya di rumah mengurus anak, kadang 9y. , ikut membantu Dn. , berjualan d. Dradisi budaya dan 4gama >eluarga beragama Islam. #idalam keluarga tidak ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan. 2. ?ungsi >eluarga a. Interaksi dan &eran keluarga. Interaksi antara orangtua dan anak didalam keluarga berjalan dengan baik b. &embuat keputusan dan problem solving. #idalam keluarga yang membuat keputusan yaitu Dn., sebagai kepala rumah tangga %. >omunikasi.
>omunikasi didalam keluarga baik, ayah dan Ibu ibu selalu berada disamping klien selama masa pera"atan. >omunikasi ibu menggunakan bahasa Indonesia sedangkan ayah menggunakan bahasa =a"a dan Indonesia. d. Bkspresi $eeling dan kepribadian. 4nak resah dan gelisah, belum bias berbi%ara mengungkapkan perasaan dengan menangis. Ii"ayat ,eksual. /. &erkembangan ,eksual . perkembangan seksual klien belum berkembang, karena masih bayi. 2. 4ktivitas ,eksual . *enurut ,igmund ?reud akti$itas seksual klien yaitu &sikoseksual (?ase @ral) P8.i4s,,n Fisi4 A P.0u82u!,n 0erat badan/Dinggi badan 00. ,5 kg D0. 3( %m ;ingkar #ada ;# . ( %m ;ingkar >epala ;> . 2( %m ;ingkar ;engan ;I;4 . /2 %m + P.482,n:,n &ersonal sosial ,aat &engkajian belum bisa dilakukan *otorik +alus ,aat &engkajian belum bisa dilakukan 0ahasa ,aat &engkajian belum bisa dilakukan *otorik >asar ,aat &engkajian belum bisa dilakukan C T,n6, Vi0,l ,uhu -5,TE #enyut 9adi /02 A/mnt &erna$asan 2A/ mnt Dekanan #arah ! D Pn,8/il,n U8u8 +igiene/ 9utrisi >ebersihan baik, pakaian rapi/ nutrisi gi1i baik berdasarkan pengkajian E#E terletak pada 2(!(0 per%entil. >lien saat ini terpasangan 98D. Dingkah ;aku >lien hanya terbaring di tempat tidur karena post operasi hari ke!/, re"el, kaki menjejak dan gelisah. &erkembangan 9ormal. >esadaran Eomposmentis 8E, B2C(*5 E Kuli0 Warna/Dekstur ,a"o matang, kulit elasti% dan kering ,uhu/Durgor/Bdema -5,TE F S0.u40u. Asso.is Warna/ >ebersihan/#istribusi +itam / bersih/ pertumbuhan merata Dekstur/kualitas rambut Dipis halus Warna/tekstur/elastisitas/ hygiene kuku Warna putih/ halus keras/ bersih pendek G Kln<,. Li81 ,ubmaksila Didak ada in$lamasi/ hipersalivasi Eervikal Didak ada pembengakakan/pembesaran 4ksila Didak ada pembengkakan/pembesaran Inguinal Didak ada benjolan H K/,l, 0entuk/>esimetrisan 0entuk meso%epal &osisi 7 kontrol kepala &osisi paten, normal, kontrol kepala baik Iom 4kti$ ?ontanel Deraba lunak >ulit kepala +alus &erkusi sinus $rontal ! I L!. # 0entuk 9ormal. Drakea/Diroid Didak ada pembesaran kelenjar thyroid 4rteri karotis Deraba jelas, denyut arteri karotis /02A/menit, teraba kuat M,0, ;etak/>esimetrisan/=arak kantus *ata kanan dan kiri posisi simetris/ sejajar. =arak kantus 2,( %m &alpebra/;ipatan epinkantus Dampak lipatan epinkantus ber"ana ke%oklatan. ;etak, gerakan, "arna kelopak mata ,imetris kanan dan kiri, 8erakan kelopak mata akti$ dapat berkedip, kelopak mata normal. >onjungtiva/sklera >onjungtiva ber"arna merah muda, sklera tidak ikterik >ornea/Iris >ornea jernih &upil Isokor, miosis ketika terkena %ahaya. K Tlin:, >ebersihan/>otoran/0au ?ungsi telinga normal. >eadaan telinga bersih tidak ada serumen yang keluar ;etak pinna ,ejajar dengan sudut mata. >anal 0entuk melebar. &endengaran &endengaran normal, mampu merespon suara. L Hi6un: ;etak dan ukuran ;etak paten, ukuran normal tidak jadi pembesaran. 4nterior Cestibula 0ersih tidak ada benjolan. M Mulu0 N Warna/tekstur/lesi bibir Warna bibir merah muda, tekstur lembut, bibir kering. *embran mukosa/gusi *embrane mukosa kering, gusi ber"arna merah muda. 8igi/;idah 8igi 5 atas 2, ba"ah 2 dibagian depan / ;idah ber"arna merah muda. D,6, Ukuran/bentuk/kesimetris an/gerakan perkembangan payudara ;#. ( %m/ simetris kanan dan kiri/ pengembangan dada optimal. &ayudara belum berkembang. 8aris Imaginer Dampak diantara putting kanan dan kiri. Iuang Interkostal Dampak. O P,.u-/,.u =umlah/Irama/>edalaman />ualitas/ >arakteristik II 2A/menit, irama irregular, kedalaman dan kualitas normal. Cokal Cremitus Deraba sama kanan dan kiri. &erkusi area paru ,onor 4uskultasi . Intensitas, pola, kualitas, durasi suara na$as II. 2A/mnt. ,uara na$as vasikuler, pola na$as tidak e$ekti$. P #,n0un: Inspeksi . ukuran dan kesimetrisan dada, apikal impuls Didak tampak adanya benjolan, dan lesi, teraba di inter%osta ke!2 sampai ke!-. &alpasi . apikal impuls, %apilarry re$ill pada dahi atau ujung jari tangan/kaki Eapilarry re$ill kembali 2 detik pada bagian ujung kaki. 4uskultasi suara jantung . kualitas, intensitas, ke%epatan dan irama Derdengar 0=/ dan 0=2 reguler. Didak ada bunyi jantung tambahan. = A26o8n Inspeksi . bentuk/ukuran/tonus 0entuk datar, ;& .52 %m, teraba lunak, tonus otot kuat, terdapat luka post operasi verti%al panjang ( %m lebar / %m. luka kering tidak terdapat push/darah. >ondisi kulit/ gerakan/ umbilikus Derdapat luka post @& laparatomy di baga"ah umbilika, panjang luka ( %m. >ondisi kulit di sekitar luka kemerahan. +ernia Didak tampak adanya benjolan/massa 4uskultasi bunyi peristaltik/ denyut aorti% &eristaltik usus 'A/menit &erkusi abdomen Dympani &alpasi ;iver/ ;impa/ 9adi $emoralis Didak teraba massa, nadi $emoralis terba kuat /22 A/menit. Ie$lek 4bdomen Ieduksi %airan 98D ber"arna hijau. R Gn0,li, P.i, Inspeksi Ukuran &enis/gland pelvis/ prepusium/ meatus uretra ,%rotum sudah turun, panjang penis - %m, repusium masih ada. >uran /lokasi/ kulit 7 0elum ada rambut pada s%rotum T distribusi rambut skrotum Destis Derdapat ,krotum dan testis Anus Inspeksi kerapatan/ kulit anus/ lipatan bokong >ulit anus rapat, tidak terdapat lesi dibagian anus Ie$lek anus *embuka ketika 040 dan menutup kembali setelah 040 U Pun::un: Inspeksi lengkungan 7 kesimetrisan tulang belakang Dulang belakang simetris, teraba paten, tidak tampak kelainan. &ergerakan tulang belakang 4kti$. V E4s0.8i0,s Inspeksi kesimetrisan/ ukuran/ suhu/ "arna/ ketegangan/ pergerakan ekstremitas ba"ah Bkstremitas ba"ah simetris kanan dan kiri. =umlah jari!jari kanan dan kiri masing!masing (. ,uhu -5,TE. 4kral hangat. Eapilarry re$ill 2 detik. 0entuk tulang . jarak lutut dan malleoli saat anak berdiri 0entuk tulang normal, simetris. Didak ada de$ormitas/$raktur . Inspeksi posisi kaki &osisi kaki lurus, terkadang $leksi. Inspeksi gaya berjalan >lien belum bisa berjalan Ie$lek plantar 0aik Donus otot, kekuatan ;engan/ Dungkai/ Dangan/ >aki Donus otot baik. >ekuatan otot ( di ekstremitas atas kanan dan kiri. ( pada ekstremitas ba"ah kanan dan kiri. H,sil P8.i4s,,n L,2o.,0o.iu8 Danggal =enis &emeriksaan +asil 9ormal Intepretasi -/!(! 20/2 +ematologi +emoglobin ;eukosit Britrosit +ematokrit Drombosit >imia >linik *EC *E+ *E+E I#W +#W /0,3 g/dl 3 ribu/ui 2,23 ribu/ui -3.000/ui ,-0 mm 35,( 2-,' -/,- /(,( 2,( /2 < /(,5 2,( < // 2,00 < 2,00 --000< 2(0000 /(0! 2(0 5!'5/um 2!--/pg --!-5 g/dl //,5 < /2,5 ) ;o" 9ormal +igh 9ormal +igh ;o" ;o" ;o" +igh 9ormal *#C &#W 8#, 0ilirubin Dotal 0ilirubin direk 0ilirubin Indirek 4lbumin Blektrolit 9atrium darah >alium darah >alisum Ion +itung =enis ,el Bosino$il 0aso$il 9etro$il ;im$osit ;UE/4*E 3 -3 2' 0, 0,0/ 0,- 2 /20 5,/ /,/ 0,3( 0,20 2,(0 -(,30 - 2,2 < -,2 gr/dl 3,2! //,/ $l 2( < 5( ) (0!0mg/dl 0!/ mg/dl 0!0,- mg/dl 0!0,3 -,!(,2 g/dl /2'!/23 mmol/l -,5!5,/ mmol/l /,/3!/,2' mmol/l 0!2 ) 0 < / ) / < 32 ) 50 < 55 ) ! ;o" 9ormal ;o" 9ormal 9ormal 9ormal 9ormal ;o" 9ormal 9ormal 9ormal 9ormal 9ormal ;o" ! H,sil Ron0:n A26o8n ;tanggal 2 *ei 20/2>" ! Dampak distensi bagian interna anus dengan gambaran air $luid level 6. ! Dak tampak gambaran udara hebat di luar anus. ! >esan gambaran klinis letak tinggi, tak tampak pneumoperitoneum. T!.,/i Danggal =enis @bat #osis 02/05//2 ! #P , 2-0 ml6# 20) 30 ml ! 4mino$usin ! Inj. Ee$otaAime ! *etronida1ole ! Ianitidin ! #eAamethason ! >El. ! &IE 50 ml -0 ml/jam 2 ml/jam (00 mg/ jam ke%epatan /0%%/jam /00mg/jam Q /00 ml /0mg/ jam Q 0,/ ml /,( mg/ jam Q 0,- ml - A 200mg Q (ml 0-/05//2 ! #P , 2-0 ml6# 20) 30 ml -0 ml/jam ! 4mino$usin ! Inj. Ee$otaAime ! *etronida1ole ! Ianitidin ! #eAamethason ! >El 2 ml/jam (00 mg/ jam ke%epatan /0%%/jam /00mg/jam Q /00 ml /0mg/ jam Q 0,/ ml /,( mg/ jam Q 0,- ml - A 200mg Q (ml 02/05//2 ! #P , 2-0 ml6# 20) 30 ml ! 4mino$usin ! Inj. Ee$otaAime ! *etronida1ole ! Ianitidin ! #eAamethason ! >El -0 ml/jam 2 ml/jam (00 mg/ jam ke%epatan /0%%/jam /00mg/jam Q /00 ml /0mg/ jam Q 0,/ ml /,( mg/ jam Q 0,- ml - A 200mg Q (ml +,l,n3 C,i.,n 0alan%e %airan jam (jam 03.00!/-.00) Input . ! #P , 2-0 ml6# 20) 30 ml ! 4mino$usin ! Ee$otaAime ! *etronida1ole ! Ianitidin ! #eAamethason ! >El -0 ml/jam 2 ml/jam (00mg/jam ke%epatan Q ( ml /00mg/jam Q /00 ml /0mg/ jam Q 0,2 ml /,( mg/ jam Q 0,- ml - A 200mg Q (ml =umlah input. 2-2,3%% @utput. !Urin . produksi urin per #E 0 %% !040 . produksi (0 %% lendir !Ieduksi ;ambung . (0 %% ("arna hijau) =umlah @utput ./0 %%. IW;Q (20 A kg 00A3) / 22 Q (20 A ,5A 3) / 22 Q/00,- ml. 0alan%e %airan Q Input < (@utput 6 IW; ) Q 2-2,3 %% < 20,- %% Q ! 2(,5 %% A. An,lis, D,0, No D,0, E0iolo:i P.o2l8 /. DS . ! DO . >U . klien tampak lemah, kesadaran . %omposmentis. Didak tampak retraksi dinding dada, pola na$as irregular. +b ./0.3 gr/dl (Iendah). II . 2A/ menit >ondisi pas%a anestesi (pembedahan abdomen). >etidake$ekti$an pola na$as 2. DS .! DO. DDC . +I . /02A/menit II . 2 A/menit ,uhu . -5, 0 E >lien tampak gelisah, merintih dan menangis terus menerus, kaki menjejak!jejak. >lien post @& laparatomy hari ke!/, skala nyeri /!/!2!2!/Q3. (+asil pengkajian nyeri menggunakan ?;4EE) 4gen injury $isik (tindakan pembedahan) 9yeri 4kut -. DS . ! DO . Dampak terdapat luka post op hari ke dua di bagian abdomen ba"ah umbilikal dengan panjang ( %m, lebar / %m. "arna kulit disekitar luka ber"arna kemerahan. ;uka tampak kering dan tidak terdapat push. +b . /0.3 g/dl (Iendah) +t . -3) (Iendah) ;eukosit . 3 ribu/ul (9ormal) ,uhu -5,C ketidakadekuatan pertahanan primer (terdapatnya luka post op). Iesiko in$eksi 2. DS" - DO" ! +asil perhitungan balan%e %airan jam 03.00 s/d jam /-.00 "ib input (2-2,3 %%) < output (20,- %%) Q ! 2(,5 %%. ! +asil lab natrium darah /20 >ehilangan volume %airan akti$. Iesiko ketidakseimbangan volume %airan mmol (lo"). ! *ukosa bibir tampak kering, mata tidak tampak %ekung, turgor kulir elastis kembali 2 detik, program diit puasa. 98D dialirkan dengan reduksi %airan ber"arna hijau. +. Di,:nos, K/.,5,0,n /. >etidake$ekti$an pola na$as berhubungan dengan kondisi pas%a anestesi (pembedahan abdomen). 2. 9yeri akut berhubungan dengan agen injuri $isik (tindakan pembedahan). -. Iesiko ketidakseimbangan volume %airan b.d kehilangan volume %airan akti$. 2. Iisiko in$eksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer (terdapatnya luka post op). C. In0.9nsi K/.,5,0,n No . Di,:nos, K/.,5,0,n Tu<u,n - K.i0.i, H,sil In0.9nsi R,sion,l /. >etidake$ekti$an pola na$as b.d kondisi pas%a anestesi (pembedahan abdomen). ,etelah dilakukan pera"atan - A 22 jam diharapkan pola na$as klien kembali e$ekti$ dengan >+ . /. Didak alat bantu perna$asan seperti ventilator,headboA atau nasal kanul. 2. >e%epatan dan irama perna$asan dalam batas normal, ditandai dengan II 20!20 A/menit. -. +emoglobin normal /-,2 < /', g/dl /. >aji pola na$as klien. 2. &antau ke%epatan, irama, kedalaman dan upaya perna$asan. -. &osisikan semi $o"ler/$o"ler. 2. 0eri terapi 02 sesuai program. (. >olaborasi dengan . a. #okter, pemberian nebuli1er dan bron%odilator. b. ;aboratorium, unuk /. *engetahuai adanya ketidake$ekti$a n pola na$as. 2. *engumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan pola na$as yang adekuat. -. *eoptimalkan suplai 02. 2. *eoptimalkan suplai 02 se%ara maksimal. (. *engetahui perkembangan klien untuk menentukan intervensi. pemeriksaan 48# dan +emoglobin. 2. 9yeri akut berhubungan dengan agen injuri $isik (tindakan pembedahan) ,etelah dilakukan asuhan kepera"atan selama / A jam masalah nyeri akut dapat teratasi >riteria +asil. /. Bkspresi "ajah tenang, anak tidak menunjukan re"el, gelisah atau merintih. 2. DDC dalam batas normal ! +I./00!/0A/ menit ! II . 20!50 A / menit ! , . -5,(!-3,( UE -. *enunjukan tingkat penurunan tingkat nyeri ringan (/!-) /. >aji nyeri se%ara komprehensi$ (lokasi, kualitas, dan intensitas nyeri) 2. @bservasi respon nonverbal dari ketidaknyamanan (misalnya anak menangis) -. >aji tanda!tanda vital 2. 0eri posisi yang nyaman (. 0erikan massage pada anak 5. >olaborasi dengan . #okter dalam pemberian analgesi% /. *engetahui karakteristik nyeri dan mendapatkan data tentang masalah nyeri untuk meren%anakan tindakan yang sesuai. 2. *emberikan gambaran dan mengetahui bukti tentang obyekti$ masalah yang dirasakan. -. &eningkatan tanda!tanda vital dapat merupakan gambaran respon tubuh terhadap nyeri yang dirasakan klien 2. *engurangi nyeri dan spasme otot (. *emberikan rasa nyaman pada anak. 5. *elakukan tindakan $armakologi dalam mengurangi nyeri klien. - Iesiko ketidakseimbanga ,etelah dilakukan pera"atan /A22 jam diharapkan tidak /. &antau %airan. /. *engumpul akan dan n volume %airan b.d kehilangan volume %airan akti$. terjadi kekurangan volume %airan. #engan >+. /. >esesimbangan elektrolit, ditandai dengan hasil laboratorium dalam batas normal (9atrium darah /2'!/23 mmol/l, >alium darah -,5!5,/ mmol/l >alisum Ion /,/3! /,2' mmol/l). 2. +asil hitung balan%e %airan Q 0. -. Didak terdapat tanda! tanda sianosis, mukosa bibir kering. 2. *onitoring vital sign. -. +itung balan%e %airan, %atat intake dan output klien. 2. 0eri %airan enteral sesuai program. (. >olaborasi dengan tim medis. a. >olaborasi dengan dokter tentang pemberian support IC line. b. >olaborasi dengan analis, tentang pemeriksaan laboratorium. menganalisi s data pasien untuk mengatur keseimbang an %airan. 2. *engetahui adanya tanda!tanda syok kekurangan %airan. -. *engetahui balan%e %airan. 2. *emenuhi kebutuhan %airan klien. (. *elakukan kolaborasi tindakan medis untuk menentukan intervensi. 2 Iisiko in$eksi b.d ketidakadekuatan pertahanan primer (terdapatnya luka post op) ,etelah dilakukan asuhan kepera"atan selama 2A22 jam in$eksi tidak terjadi. #engan >riteria +asil. /. 0ebas dari tanda!tanda in$eksi (rubor, tumor, dolor, kalor $ungsio laesa) /. Cital sign normal ! +I./00!/0A/ menit ! II . 20!20 A/ menit ! , . -5,(!-3,( UE ! ,kala nyeri . 2!- 2. 4nak tidak re"el -. *onitor hasil lab +b, trombosit, albumin dan. /. *onitoring suhu anak. 2. @bservasi adanya tanda!tanda in$eksi pada daerah pembedahan. -. *onitor hasil laboratorium /. &eningkatan suhu dapat merupakan respon tubuh terhadap adanya in$eksi. 2. *engetahui masalah dan meren%anakan tindakan yang sesuai -. *empertimbang kan hasil laboratorium dalam leukosit normal ',2!-2,0 ribu/ul dan 2. Eu%i tangan sebelum dan sesudah memegang bayi. (. ;akukan pera"atan luka dengan teknik septi%. 5. >olaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik memonitor adanya terjadinya in$eksi. 2. *en%egah terjadinya penularan in$eksi dari pera"at ke anak atau sebaliknya. (. *en%egah in$eksi dan memper%epat proses penyembuhan luka, men%egah 5. *elakukan tindakan $armakolgi untuk men%egah terjadinya in$eksi. D. I8/l8n0,si +ari/tanggal =am #A Intervensi Iespon &ara$ ,enin, 02=uni 20/2 0.00 0.0( 0./0 0.20 2 /,2,2 / 2 *en%u%i tangan sebelum melakukan tindakan. *engkaji DDC dan keadaan umum. *engkaji pola na$as klien dan melakukan nebuli1er 9a%l -%%. , . @. anak tampak tidur. ,. ! @. anak tampak lemah, %ompos mentis +I /02A/mnt, II 22A/mnt, , -5, 0 E. ,. @. anak terpasang ventilator mode &E ?;@2 (0 ), pola na$as irregular. Ehindy Ehindy Ehindy 0.2( 0'.00 0'./0 0'.-0 0'.2( /0.00 /0.20 /2.00 /-.00 /-./0 /-.-0 /2.00 2,- 2 2 2 /,2 /,2,2 -,2 /,2,2 /,2,2 - 2 2,/ *engkaji nyeri yang dirasakan klien *engganti popok, mengganti pakaian *emberi posisi nyaman . terlentang dengan bantal di kepala. *emberikan massage pada bayi *en%u%i tangan sebelum dan sesudah memegang anak *engkaji adanya tanda!tanda in$eksi *elakukan pera"atan luka dengan teknik septi%. *emonitor hasil lab *engkaji DDC *engganti popok *elakukan vital sign *elakukan vital sign. *emberi posisi yang nyaman . terlentang dengan bantal di kepala *engganti popok dan men%atat outpu serta input klien. ,. ! @.,kala nyeri . 3 (ekspresi "ajah gelisah, bayi menangis/re"el. , . ! @. anak tampak nyaman dan bersih. &opok tampak kering ,.! @. anak tampak lebih tenang dan tidak menangis , . ! @ . tampak ada luka post operasi pada abdomen, balutan tampak kotor. , . ! @ . luka operasi tampak kering dan bersih, tidak ada pus, "arna kulit disekitar luka kemerahan. , .! @ . +b . /0.3 g/dl (Iendah) +t . -3) (Iendah) ;eukosit . 3 ribu/ul (9ormal) 4lbumin . 2 mg/dl (9ormal). , . ! @ . +I . /(2 A /menit, II . 2( A/menit, , . -5. 0 E. ventilator dilepas , . ! @ . anak tampak lebih nyaman dan tidak menangis. 040 /( %%. ,. ! @. +I. /02A/menit, ,.-5,5 E, II. 23 A/menit. ,. ! @. +I. /0A/menit, ,.-5,5 E, II. 2 A/menit. ,. Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy /(.00 /(.-0 /(.2( /5.00 /5.0( /3.00 /'.2( 20.00 20./0 /,2,2 / - /,2 /,2,2 2 - /,2,2 - *emberi massage pada bayi Eu%i tangan setelah dan sebelum memegang bayi *engkaji keadaan umum dan DDC *elakukan monitoring vital sign *elakukan observasi pola na$as dan itensitas perna$asan. *engobservasi adanya tanda! tanda in$eksi pada daerah dilakukan tindakan invasi$ *elakukan vital sign *emberikan injeksi ranitidin /0 mg, %e$triaAon (00 mg. *elakukan massage pada anak *engganti popok anak. *alakukan vital sign pada anak. *engganti popok, men%atat intake dan output @. Input < (@utput 6 IW; ) Q 2-2,3 %% < 20,- %% Q ! 2(,5 % , . ! @ . anak tampak lebih rileks, tidak re"el ,. @. +I. //0A/menit, ,.-5,( E, II. 23 A/menit. ,. ! @. +I. /02A/menit, ,.-5,5 E, II. 23 A/menit. ,. @. anak terpasang nasal kanul - lpm. Didak tampak retraksi dinding dada. , .! @ . tidak ada tanda kemerahan pada daerah luka invasi$. , . ! @ . >U . lemah, +I . //0 A/menit, II . 20 A/menit, , . -5.( 0 E , . ! @ . anak tampak tenang. , .! @ . anak tampak lebih bersih. ,. ! @. +I. //2A/menit, ,.-5,5 E, II. 22 A/menit. ,. ! @. 9gt ber"arna hijau ( %% dialirkan, urin 30 %%. Ehindy Ehindy 9uraini >endi kendi 9uraini >endi 9uraini >endi 9uraini >endi 9uraini >endi Iabu 03./0 /,2 *en%u%i tangan sebelum melakukan tindakan dan ,. ! @. +I. /22A/menit, ,.-5,5 E, Ehindy 0- =uni 20/2 03.-0 03.2( 0.0( 0.20 0./0 0./( 0.20 0.2( 0.-0 0.(( 0'.00 0'./( / 2 /,2,2 2 2 2 2 /,2,2 2 2 2 /,2,2 memonitoring vital sign anak *emonitoring pola na$as anak *engkaji masalah nyeri klien *engkaji tanda!tanda vital klien. *engganti linen dan mengganti popok dan siben. *elakukan injeksi %e$otaAime (00 mg. *elakukan pera"atan luka septi%. *engkaji adanya tanda!tanda in$eksi *elakukan vital sign *emberikan injeksi ranitidin 2(mg, %e$ota1ime (00 mg. *emberi posisi yang nyaman . terlentang dengan bantal di kepala *emberikan massage pada anak dan melakukan vital sign *engkaji keadaan umum dan DDC II. -2 A/menit. ,. Ibu mengatakan semalam selang oksigen dilepas. @. klien tidak tampak terpasang 02, pola na$as tampak regular tidak tampak retraksi. , . ! @ .anak tampak lebih tenang, tidak re"el, ,kala nyeri . 2 (ekspresi "ajah rileks, bayi menangis, pola na$as rileks, lengan tertahan, tungkai tertahan, keadaan terangsang bangun). , . ! @ . +I . //0 A/menit, II . 22 A /menit, , . -5.3 0 E , . ! @ . anak tampak bersih. , . ! @ . anak menangis. , .! @ . luka bersih dan kering, tidak ada pus, "arna kulit disekitar luka kemerahan , .! @ . anak tampak lebih nyaman, popok bersih ,. ! @. +I. /02A/menit, ,.-5,5 E, II. -2A/menit. , .! @ . obat nasuk via i.v, klien tampak menangis. , .! @ . klien tampak lebih rilek, dan tidak menangis. , . ! @ . anak tampak tertidur Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy 0'.20 //.00 /2.00 /-.0( /-.2( /-.(0 /2.00 /2./( /(.00 /(./( /(.2( /5.00 /5./0 /3.00 /.00 - /,2,2 2 2 - - /,2,2 / /,2,2 2 /,2,2 /,2,2 /,2,2 /,2,2 /,2,2 *en%u%i tangan sebelum dan sesudah memegang anak *engganti popok *emberi posisi yang nyaman . terlentang dengan bantal di kepala *emberi massage pada bayi *elakukan %u%i tangan *engobservasi adanya tanda! tanda in$eksi pada daerah dilakukan tindakan invasi$ *emberikan injeksi Ianitidin 2( mg/ jam, #eAamethason / mg/ jam. *engganti popok, urine 0, men%atat balan%e %airan. *elakukan vital sign *elalukan observasi luka post operasi *elakukan injeksi deAametasone /,( mg. *elakukan monitoring vital sign. *elakukan observasi tanda! tanda in$eksi *elakukan vital sign *elakukan vital sign nyenyak ,. ! @. +I. //2A/menit, ,.-5,5 E, II. -2 A/menit. , . ! @ . popok tampak kotor. , . ! @ . >U . klien tampak tenang, +I . //0 A/menit, II . 22 A/menit, , . -5,3 0 E , . ! @ . anak tampak lebih nyaman dan tidak menangis. , . ! @. klien tamapk tertidur. ,. ! @. klien tampak bersih. ,. @. 0 .! /,' %% , . ! @ . anak tampak lebih rileks, tidak re"el. +I .5A/menit, ,.-5,(. II 2 A/menit. , .! @ . anak tampak lebih tenang ,. @. anak tampak tertidur. ,. ! @. +I. /02A/menit, ,.-5,5 E, II. -0 A/menit. , . ! @ . luka operasi tampak bersih dan kering, tidak ada pus, popok bersih. Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy Ehindy 9uraini 9uraini 9uraini 9uraini /'.00 20.00 /,2,2 /,2,2 *elakukan vital sign *elakukan vital sign. *elakukan vital sign. *elakukan vital sign. , .! @ . klien tampak menangis ,. ! @. +I. /02A/menit, ,.-5,5 E, II. 2A/menit. ,. ! @. +I. /0'A/menit, ,.-5,/ E, II. -0 A/menit. ,. ! @. +I. //2A/menit, ,.-5,2 E, II. 2 A/menit. ,. ! @. +I. //2A/menit, ,.-5,/ E, II. 23 A/menit. ,. ! @. +I. //0A/menit, ,.-5,/ E, II. -2 A/menit. 9uraini >endi >endi 9uraini >endi 9uraini >endi Iabu , 0- =uni 20/2 0.00 0.0( 0./0 0./0 0'.00 0'.20 0'.2( 2 / /,2,2 2 - 2 -,2 *elakukan %u%i tangan *elakukan observasi pola na$as anak. *onitoring vital sign. *engkaji masalah nyeri klien *engkaji tanda!tanda vital klien *engkaji adanya tanda!tanda in$eksi dan pera"atan luka steril. *engganti popok dan memakaikan bedong bayi ,. @. anak tampak tertidur. ,.! @.anak tidak terpasang 02, na$as spontan, tidak tampak retraksi. ,. @. +I. /00A/menit, ,.-5,/ E, II. 2 A/menit. , . ! @ .klien tampak lebih tenang, tidak re"el, ,kala nyeri . / (bayi menangis, pola na$as rileks, lengan tertahan, tungkai tertahan, keadaan terangsang tidur) , . ! @ . +I . /0( A/menit, II . 2 A /menit, , . -5./ 0 E. ,&@2.''). , .! @ . luka bersih dan kering, tidak ada pus. , .! @ . klien tampak lebih nyaman, 9uraini Ehindy 9uraini Ehindy 9uraini Ehindy 9uraini /0.00 /0.0( /0.20 //.00 /2.00 2/.00 2/.0( 2/./( 2/.2( 22.00 2-./( 22.00 0/.00 02.00 2 /,2,2 2 /,2,2 2 / 2 /,2,2 2 /,- 2 / /,2,2 /,2,2 *emberikan injeksi injeksi %e$ta1idime /2( mg *elakukan monitoring vital sign, *emberi posisi yang nyaman . terlentang dengan bantal di kepala *emonitoring vital sign. *emberikan massage pada bayi. *emonitoring vital sign. *en%u%i tangan sebelum dan sesudah memegang anak. *engkaji keadaan umum dan DDC *emberi posisi yang nyaman . terlentang dengan bantal di kepala *emberi massage pada bayi *engobservasi adanya tanda! tanda in$eksi pada daerah dilakukan tindakan invasi$ *emberikan injeksi Ehlorampenikol 2(0mg/5 jam. *engakaji pola na$as. *elakukan observasi vital sign. popok bersih. , .! @ . obat nasuk via i.v, klien tampak menangis. ,. @. +I. //0A/menit, ,.-5,/ E, II. -2 A/menit. , .! @ . klien tampak lebih rilek, dan tidak menangis , . ! @ . +I. 'A/menit, ,.-5,/ E, II. 25 A/menit. , . ! @ . klien tampak tertidur nyenyak ,.! @. +I. 'A/menit, ,.-5,/ E, II. 23 A/menit. , . ! @ . anak tampak tertidur. ,.! @ . >U . bayi tampak tenang, +I /00 A/menit, II 2 A/menit, , . -5,( 0 E , . ! @ . anak tampak lebih nyaman, tidak re"el. , . ! @ . klien tampak tidur nyenyak , .! @ . , . -3,( 0 E, tidak tampak adanya kemerahan atau bengkak pada area in$us. ,. ! @. anak tidak terpasang 02, 9uraini Ehindy 9uraini Ehindy 9uraini Ehindy 9uraini Ehindy 9uraini Ehindy 9uraini Ehindy 9uraini Ehindy >endi 0-.00 02.00 0(.00 05.00 /,2,2 /,2,2 /,2,- / *elakukan observasi vital sign. *elakukan observasi vital sign dan keadaan anak. *elakukan observasi vital sign dan keadaan anak. *elakukan observasi vital sign dan keadaan anak. *elakukan observasi vital sign. na$as regular tidak ada retraksi dinding dada. ,. @. +I. A/menit, ,.-5,( E, II 2 A/menit. ,&@2.''). 4nak tampak tertidur pulas. ,.! @. +I. '2 A/menit, ,.-5,2 E, II 2 A/menit. ,&@2.''). 4nak tampak tertidur pulas. ,.! @. +I. 2 A/menit, ,.-5,2 E, II -0A/menit. ,&@2.''). 4nak tampak tertidur pulas. ,.! @. +I. 2 A/menit, ,.-5,2 E, II -0A/menit. ,&@2.''). 4nak tampak tertidur pulas. ,.! @. +I. A/menit, ,.-5,- E, II -2A/menit. ,&@2.''). 4nak tampak tertidur pulas. >endi > >endi >endi >endi >endi >endi >endi E. E9,lu,si +ari/Danggal 9o. #A. Bvaluasi DD# ,elasa, 02!5!/2 /2.00 / 2 ,. ! @. ! II 22 M/menit. ! >lien terpasang nasal kanul 02 - lpm. ! &ola na$as tampak regular, tidak ada retraksi dinding dada. ! +0 ./0,- mg/dl. 4. *asalah pola na$as teratasi sebagian. ! >lien dari terpasang ventilator diganti menggunakan nasal kanul. ! &ola na$as tampak regular, tidak ada retraksi dinding dada. &. Intervensi dilanjutkan. Ehindy Ehindy ! @bservasi pola na$as anak. ! *onitoring respirasi anak setelah lepas ventilator, , . ! @ . ! DDC . +I /00 A /menit, II 20 A/menit, , . -5,( 0 E ! ,kala nyeri . 3(bayi menangis, pola na$as rileks, lengan tertahan, tungkai tertahan, keadaan terangsang tidur) ! >lien tampak lemah. ! >lien tidak re"el 4 . *asalah nyeri akut teratasi. & . &ertahankan intervensi ! >aji nyeri ! @bservasi respon nonverbal dari ketidaknyamanan (misalnya anak menangis) ! >aji tanda!tanda vital ! 0eri posisi yang nyaman ! 0erikan massage pada anak 2 , . ! @ . ! luka tampak bersih dan kering, tidak ada pus ! , . -5,( 0 E ! >U . tampak lemah ! Didak ada tanda!tanda in$eksi (rubor, dolor, kalor, tumor, $ungsi laesa) 4 . masalah in$eksi tidak terjadi. & . pertahankan intervensi ! @bservasi suhu. ! @bservasi adanya tanda!tanda in$eksi pada daerah dilakukan tindakan invasi$ ! Eu%i tangan setelah dan sebelum memegang bayi ! ;akukan pera"atan dengan teknik septik dan aseptik >olaborasi pemberian antibioti%. - ,. ! @. ! +asil perhitungan balan%e %airan jam /-.00 input (2-2,3 %%) < output (20,- %%) Q ! 2(,5 %%. ! +asil lab natrium darah /20 mmol (lo"). ! *ukosa bibir tampak kering, mata tidak tampak %ekung, turgor kulir elastis kembali 2 detik, program diit puasa. 98D dialirkan dengan reduksi %airan ber"arna hijau. 4. *asalah kekurangan %airan tidak terjadi. &. intervensi dilanjutkan. ! *onitoring %airan intake dan output klien. ! +itung balan%e %airan. Ehindy Iabu, 0- =uni 20/2 / ,. ! @. ! II - M/menit. ! >lien terpasang nasal kanul 02 - lpm. ! &ola na$as tampak regular, tidak ada retraksi dinding dada. ! +0 .//, mg/dl. 4. *asalah pola na$as teratasi sebagian. ! II - A/menit. ! &ola na$as tampak regular, tidak ada retraksi dinding dada. &. Intervensi dilanjutkan. ! @bservasi pola na$as anak. ! *onitoring respirasi anak. ! &osisikan semi $o"ler. 9uraini 2 , . ! @ . ! DDC . +I /00 A /menit, II 20 A/menit, , . -5,( 0 E ! ,kala nyeri . ( (bayi menangis, pola na$as rileks, lengan tertahan, tungkai tertahan, keadaan terangsang tertidur) ! >lien tampak lemah. ! >lien tidak re"el. 4 . *asalah nyeri akut teratasi sebagian. ! ,kala nyeri dari 3 menjadi (. & . Intervensi dilanjutkan. ! >aji nyeri ! @bservasi respon nonverbal dari ketidaknyamanan (misalnya anak menangis) ! >aji tanda!tanda vital ! 0eri posisi yang nyaman ! 0erikan massage pada anak Ehindy 2 , . ! @ . ! luka tampak bersih dan kering, tidak ada pus ! , . -5,( 0 E ! >U . tampak lemah ! Didak ada tanda!tanda in$eksi (rubor, dolor, kalor, tumor, $ungsi laesa) 4 . masalah in$eksi tidak terjadi. & . pertahankan intervensi ! @bservasi suhu. ! @bservasi adanya tanda!tanda in$eksi pada daerah dilakukan tindakan invasi$ ! Eu%i tangan setelah dan sebelum memegang bayi ! ;akukan pera"atan dengan teknik septik dan asepti% ! >olaborasi pemberian antibioti%. 9uraini - ,. ! @. ! +asil perhitungan balan%e %airan jam /-.00 input (220,3 %%) < output (20/,- %%) Q !/',5 %%. ! *ukosa bibir tampak kering, mata tidak tampak %ekung, turgor kulir elastis kembali 2 detik, program diit puasa. 98D dialirkan dengan reduksi %airan ber"arna hijau. 4. *asalah kekurangan %airan tidak terjadi. &. intervensi dilanjutkan. ! *onitoring %airan intake dan output klien. ! +itung balan%e %airan 9uraini >amis, 2 =uni 20/- / ,. @. ! II 2 M/menit. ! >lien tidak terpasang nasal kanul. ! &ola na$as tampak regular, tidak ada retraksi dinding dada. ! +0 .//, mg/dl. 4. *asalah pola na$as teratasi. &. Intervensi dihentika. ! &indah bangsal melati 2. >endi 2 , . ! @ . ! DDC . +I /00 A /menit, II 20 A/menit, , . -5,( 0 E ! ,kala nyeri . - (bayi menangis, pola na$as rileks, lengan tertahan, tungkai tertahan, keadaan terangsang tertidur) ! >lien tampak tenang. ! >lien tidak re"el. 4 . *asalah nyeri akut teratasi. & . Intervensi dihentikan. ! &indah ruang *elati -. 2 , . ! @ . ! luka tampak bersih dan kering, tidak ada pus ! , . -5,2 0 E ! >U . baik. ! Didak ada tanda!tanda in$eksi (rubor, dolor, kalor, tumor, $ungsi laesa) 4 . masalah in$eksi tidak terjadi. & . pertahankan intervensi ! @bservasi suhu. ! @bservasi adanya tanda!tanda in$eksi pada daerah dilakukan tindakan invasi$ ! Eu%i tangan setelah dan sebelum memegang bayi ! ;akukan pera"atan dengan teknik septik dan aseptik ! >olaborasi pemberian antibioti%. >endi - ,. ! @. ! +asil perhitungan balan%e %airan jam /-.00 input (2'3,3 %%) < output (220,- %%) Q 6 23,'%%. ! *ukosa bibir tampak kering, mata tidak tampak %ekung, turgor kulir elastis kembali 2 detik, program diit puasa. 98D dialirkan dengan reduksi %airan ber"arna hijau. 4. *asalah kekurangan %airan tidak terjadi. &. intervensi dilanjutkan. ! *onitoring %airan intake dan output klien. ! +itung balan%e %airan. >endy