You are on page 1of 5

Pengalaman Lebaran Tessa Octadelvira

Keheningan pagi itu sungguh berbeda dari sebelumnya, bunyi kendaraan yang biasanya
membangunkan tidurku kini berganti dengan suara ayam yang melengking keras bersahutan
dengan alarm hp ku yang berdetak kencang. Aku pun terjaga namum tak lama berselang
kelopak mata kembali tertutup karena dinginnya hari itu sungguh nyaman untuk melanjutkan
mimpi-mimpi ku tentang dia.
sa, tessa bunyi gaduh dari luar kamarku segera membangunkan ku, ya ayahanda tercintaku
mencoba untuk membuka kelopak mata yang terasa sanggat berat ini. Satu kata mutiara yang
langsung membuatku terperanjat dan keluar dari kamarku, sa udah mau imsak sa. Kata-
katanya memang singkat namum cukup untuk membuat mataku segar karena dengan segara
kamar mandi menjumpaiku.
Pagi ini memang berbeda dari pagi-pagi sebelumnya, karena pagi 27 juli 2014 ini, aku beserta
keluarga sudah berada di kampung halaman ku, tepatnya di Kabupaten Kuantan singingi
Kota Teluk Kuantan.
Jam 08.00 WIB, dengan mata yang masih terasa berat aku terbangun. Ya karena setelah
selesai sahur serta melaksanakan ibadah sholat subuh wajib aku kembali menarik selimutku
tinggi-tinggi, maklumlah disini terasa sangat dingin sekali, pohon-pohon yang masih cukup
banyak, ditambah dengan belum terlalu banyaknya kendaraan bermotor mampu
menjernihkan udara hingga dinginya terasa menusuk ke tulang.
Yups, hari ini adalah 1 hari sebelum lebaran berlansung, otomatis setumpuk pekerjaan dan
segudang tugas menghampiriku, dengan hati ikhlas dan badan yang terasa bugar akupun
membantu ibuku untuk bersiap diri menyambut hari raya idul fitri. Memasak lontong dan
membersihkan rumah adalah beberapa pekerjaan dari sekian banyak hal lainnya yang
membuat waktu tidak terasa berlalu.
Sembari menunggu waktu berbuka tiba, dengan semangat pagi aku mandi di sore ini,
sungguh segar rasanya, merasakan setiap butir-butir air membasahi tubuh yang telah seharian
bekerja. Mandi tadi membangkitkan semangat untuk mempersiapkan menu buka puasa hari
ini.
Suara yang di tunggu-tunggupun tiba, beduk magrib bergema di sambut azan, 2 gelas air tak
terasa sudah memasuki kerongkonganku menghilangkan semua dahaga yang memang sudah
tak terhankan lagi. alhamdulillah ucapan syukur langsung terucap dihati karena pada hari
ini puasa berjalan dengan lancar.
Cahaya-cahaya redup menemani malam itu dari sekitaran rumahku, lilin-lilin yang
dinyalakan cukup membuat hati terharu karena itu menandakan berakhirnya ramadhan tahun
ini, hanya kumandang takbir yang saling sahut menyahut menjadi penyemangat untuk
melanjutkan tugas yang belum selesai siang tadi.
Bersamaan dengan padamnya lilin mata pun mulai memerah, karena begitu letihnya hari itu.
Tak butuh waktu lama untuk bantal dan kasur menerbangkan aku memasuki alam mimpi,
untuk bertemu dengan seseorang yang selalu kubayangkan.
allahuakbar allahuakabar kumandang azan pagi ini sungguh merdu terdengar, di hari yang
fitri ini sungguh senang rasanya, setelah satu bulan berpuasa, akhirnya tiba saatnya ketika
puasa itu dilarang. Dengan mata merah karena memang kurang tidur dan dengan rasa dingin
yang menyelimuti tubuh, kutunaikan kewajibanku menyembah Allah SWT di subuh ini.
Debu-debu yang menempel di lantai rumahku agaknya marah kepadaku, karena tanpa belas
kasihan kupindahkan mereka semua keluar dari rumah mungil kesayangku. Tikar yang
memang segaja kubeli kini kubentangkan dan menambah indah roman rumah tercinta.
Toples-toples berisi penuh dengan kue-kue lezat juga sudah mulai tersusun rapi menambah
indah rasanya hari ini.
Lapangan limuno namanya, sebuah lapangan besar di tengah alun-alun kota teluk kuantan,
lapangan yang ditumbuhi rumput nan hijau, dengan beberapa aula di sekitarannya. Menjadi
tempat bagiku dan keluarga untuk melaksanakan sholat sunnah yang hanya sekali dalam
setahun.
Takdir tak ada tau, jalan hidup seseorangpun begitu, karena tanpa disangka-sangka. Di tengah
ramainya jamaah hari ini, di luasnya lapangan ini, di kerumunan orang-orang pagi ini. Aku
bisa berjumpa dengan keluarga yang memang telah lama tak bersua, betapa senang tak
terkira, bersalamapun menjadi terasa sangat bermakna menambah syahdu rasa di dalam hati.
Sebagai seorang manusia dan terlebih lagi menjadi seorang anak, sudah barang tentu
kesalahan, kekhilafan pernah lekat kedalam diri. Untuk itu kuambil jemari tangan ayahku ku
cium di kening dan permintaan maaf sebagai seorang anak melontar dari mulutku.
Menambah terasa nikmatnya hari raya tahun ini.tak lupa kata maaf ku ucapkan juga untuk ibu
dan abangku yang kucinta.
Tetangga, orang-orang yang berada di sekitaran rumah, orang-orang terdekat yang akan ada
ketika kita membutuhkan pertolongan, orang-orang yang bersama bergotong royong di
musholla, dan terlebih orang-orang yang setiap hari kita jumpai. Tentu banyak kata yang
mungkin menyinggung, banyak sikap yang mungkin melukai hati, jadi di hari yang fitri ini,
masih dengan suasana yang penuh dengan nilai ibadah, aku beserta keluarga menyempatkan
diri untuk mengunjungi satu persatu rumah untuk sekedar meminta maaf dan tentu saja
menikmati hidangan di setiap rumah yang kukunjungi.
Lezat, nikmat, banyak lagi. Makanan yang kucicipi masuk kedalam lambung yang tak
seberapa besarnya ini, membuat kenyang rasanya dalam seketika, belum tuntas rasanya
lambungku bekerja, ayah dan ibu pun mengajak kami semua untuk pergi mengunjungi
keluarga di kecamatan yang berbeda.
Lubuk jambi, kecamatan kuantan mudik. Tempat tujuan ini merupakan tempat dimana
sebagian besar kerabat-kerabatku berada. Jalanan disana tidaklah terlalu besar. Jika ada mobil
yang berselisih maka salah satunya harus turun ke bahu jalan agar yang lainnya bisa
melanjutkan perjalanannya. Namun disitulah terasa letak kekluargaannya, karena hampir
semua orang yang kutemui selalu tersenyum dan memberi isyarat suara. Berbeda dengan di
kota yang kebanyakan acuh tak acuh terhadap orang lain.
Lubuk ambacang, tempat kedua setelah lubuk jambi yang kukunjungi, memang tak begitu
jauh dari lubuk jambi, jadi dengan senang hati kulangkahkan kaki menuju kemobil yang akan
membawaku ke rumah kakek dan nenekku.
Tubuhku kali ini tidak bisa di ajak berkompromi, tak tahu tempat dan waktunya, saking
lelahnya, ia bisa tertidur dimana saja, termasuk di kursi ruang tamu keluargaku. Tak ada yang
meyangka bahwa aku tengah terlelap di kursi itu, semuanya baru sadar kalau aku terlelap
ketika hendak pulang kerumahku. Sehingga kejadian itu membuat semuanya tertawa.
Memang sedikit memalukan sih buatku, pipipun sedikit memerah dibuatnya.
Tanpa pikir panjang, sesampainya dirumah aku segera menganti pakaian dan mencuci muka
serta mengosok gigiku, dan tak butuh waktu lama bagi kedua kelopak mataku terkunci
sementara, dan pikiranku terbawa kedalam alam mimpi indahku.
Seperti pagi-pagi sebelumnya aku dibangunkan oleh suara alarm hp yang cukup memekan
telinga, maklumlah karena aku agak susah untuk bangun jadi memang sengaja ku atur agar
bunyinya terdengar paling keras.
Alat-alat dapur pagi ini menjadi sahabatku, bagaimana tidak, banyak dari kerabat dan
keluargaku akan berkunjung kerumah ku pada hari ini, kalau orang-orang bilang sih open
house lh namanya. Jadi untuk menyambut kedatangan mereka soto dan nasi menjadi menu
andalan keluargaku selain kue-kue yang memang telah tersusun rapi di dalam toplesnya
masing-masing.
Siang itu halaman ku mulai penuh dengan kendaraan kerabat yang mulai ramai berdatangan
kerumahku, soto dan nasi pun telah siap. Sembari bercerita dan bercengkrama satu sama lain,
masing-masing orang menikmati hidangan sesuai dengan selera mereka masing-masing.
Pengalaman-pengelaman selama tidak berjumpa menjadi topik hangat yang enak untuk
diperbincangkan dengan saudaraiku yang bernama lili hingga waktu tak terasa begitu saja
berlalu. Hingga rumah yang tadinya ramai kembali menjadi seperti biasa, keluarga ku mulai
berpamitan untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.
Akhirnya hari ini pun akan segera berakhir, keringat yang telah banyak menumpuk membuat
badan terasa kurang nyaman. Membuat ku ingin menghilangkan semua rasa gerah yang
melanda. Mandi, yah aku inign segera mandi. Jadi kututup pintu rumahku. Dan ternyata
handuk yang telah bergantungan di leherku tak jadi kugunakan, kerabat ku yang lain datang
kembali kerumahku.
Tamu merupakan raja di rumah kita, salah satu ungkapan yang memang menjadi sebuah
kewajiban bagiku, terlebih menerima tamu dengan baik adalah salah satu tanda orang
beriman. Karena aku merupakan orang yang beriman jadi kutinggalkan mandi ku untuk
menjamu mereka terlebih dahulu. Selepas mereka berpamitan pulang tanpa banyak tingkah
air langsung kusiramkan ketubuhku, betapa segar rasanya merasakan setiap butir air yang
mengalir. Hingga membuat semua gerah berubah menjadi kesejukan.

Setelah merasa segar, kembali datang kerabat kerumahku, namun selain ingin berkunjung
kerumahku mereka juga ingin mengunjungi rumah mak uwo, yang memang tak jauh dari
rumahku. Jadi kamipun pergi bersama-sama.
Untung tak dapat di raih, rugi tak dapat di tolak, mungkin merupakan peribahasa yang cocok
mengambarkan keadaan ku padaa saat itu, baru saja akan memasuki rumah mak uwo, dengan
tiba-tiba kegelapan mendatangiku, lampu-lampu yang menjadi penerang kini padam karena
aliran listrik yang terputus. Belum lama kegelepan mendatangi ditambah lagi dengan hujan
yang turun dengan derasnya di tambah halilintar yang menggelar di angkasa.
Namun selaku orang indonesia selalu ada saja untungnya, kali ini untungnya mobil
menemani kami mengunjungi rumah mak uwo, jadi untunglah kami tidak terkurung disana
dan dapat kembali kerumah untuk beristirahat merebahkan badan yang memang terasa mulai
letih. Dan akhir bye dunia untuk hari ini.
Alarm memang tak pernah bosan membangunkanku, selain memang karena belum adanya
yang menelpon untuk menjagakanku di pagi hari atau sekedar mengirimakan sms kepadaku
untuk mengingatkanku untuk sholat. Jadi untuk sementara memang alarmlah yang akan
melaksanakan semua tugas itu.
Debu kembali akan memarahiku, dan peralatan dapur bersorak riang menanti kehadiranku,
memang menyapu dan membantu ibu memasak sudah menjadi kebiasaanku. Untuk pagi ini
bertambah lagi satu tugasku, yaitu menjemur kain yang sebelumnya memang telah selasai di
cuci oleh ibuku.
Hari ini terasa sedikit membosankan, karena aku hanya duduk dirumah saja, terlebih tak ada
orang yang akan kerumah setau ju, yeee, sedikit beersorak girang ketika mendapati pesan di
blackberry messenger milikku. Temanku atau mungkin bisa dibilang sahabatku akan
berkunjung kerumahku hari ini.
Afry namanya, orangnya manis tidak terlalu tinggi, sosoknya yang cool, dengan banyak
cewek yang melekat padanya. Dan salah satu gurauan dari temanku yang satu lagi bahwa aku
dan dia serasi, setidaknya menurut Fikri, seorang teman yang tak jauh berbeda tinggi dengan
afry, orangnya sulit untuk didefinisikan, yang ku tahu dia cukup pandai mengarang dan
menuliskan cerita.
Cukup lama juga setelah pesan masuk ke hp ku barulah mereka tiba, karena agak sedikit sulit
untuk menemukan alamat rumahku, jadilah ku tuntun mereka melalui percapakan di telpon.
Akhirnya setelah sekian lama mencari rumahku mereka sampai juga.
Canda dan tawa kini mengganti semua kebosanan yang tadi sempat melanda, percakapan
rata-rata mahasiswa ketika bertemu pun kami perbicangkan, ya tak jauhlah dari ip dan
bagaimana keadaan di kampus sekarang. Meski singkat namum pertemuan dengan mereka
sungguh sangat berati untukku.

Aira pun datang, si mungil yang lucu dan menggemaskan salah seorang sepupuku datang
mengganti kehadiran teman-temanku yang telah berpamitan untuk pulang, disusul dengan
kehadiran teman dari abangku, katanya sih temanya, tapi aku rasa lebih dari sekedar teman.
Sedikit iri sih, tapi tak apalah suatu saat nanti akupun akan berjumpa dengan orang di dalam
mimpiku.
Aira sepupuku ternyata sangat ingin berenang, dan memang sengaja datang kerumahku untuk
mengajaku pergi berenang, mau sih membawanya namun karena waktu yang tidak
memungkinkan dan juga cuaca yang sedikit mendung maka rencanyapun terpaksa di batalkan
untuk hari ini.
Bermain bersama Aira dirumah menjadi penghibur baginya karena memang tidak bias
berenang hari ini, saking asyknya bermain tanpa sadar tubuhku terlalu bersemangat sehingga
mengeluarkan banyak energi yang membuat lelah. Setelah selesai berberes diri hari ini
kusudahi dengan menutup mata.
Sedikit cerita tentang pengalamanku selama lebaran, sekian terima kasih.

You might also like