You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronchiolitis adalah infeksi saluran pernapasan paling serius yang dididap bayi
berusia di bawah 12 bulan. Penyakit ini menyebabkan peradangan bronchiolitis yaitu saluran
udara terkecil di dalam paru-paru.
Bronchiolitis disebabkan virus. Pada sebagian besar kasus, virus ini disebut virus
syncytial pernapasan. Mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit ini adalah bayi yang
baru lahir prematur dan mengidap penyakit paru-paru atau bayi dengan penyakit antung
bawaan. !ekitar "# persen penderita adalah bayi yang berusia di bawah sembilan bulan.
Bronchiolitis merupakan penyakit yang arang teradi pada anak yang berusia di atas 12
bulan. Biasanya, kondisi ini teradi di musim dingin.
$anda-tanda atau symptom awal infeksi ini mirip dengan pilek seperti mengalir,
demam ringan, mudah sakir dan tidak nafsu makan. !etelah beberapa hari, penderita
mengidap batuk kering disertai suara serak dan kesulitan bernapas yang semakin meningkat.
%apas bayi terdengar berbunyi mendecit dan sulit bernapas, sering menarik napas pendek
sehingga dinding dada dan tulang rusuk terlihat. &angguan pernapasan ini bisa
mempengaruhi pola nafsu makan.
&eala-geala yang lebih mengkhawatirkan adalah tahap-tahap dimana bayi berhenti
bernapas selama lebih dari sepuluh detik dalam satu kesempatan. &eala ini disebut
recurrent apnea. Bayi menadi mudah mengantuk dan bibirnya mulai membiru.
Bronchiolitis ringan dapat diatasi di rumah dengan minum sirup yang mengandung
paracetamol untuk demam dan mengatasi rasa gelisah. Beri minum air putih sebanyaknya
untuk menghindari dehidrasi. Pemberian antibiotik tidak dianurkan karena tidak
memberikan manfaat. Meski dokter umumnya merekomendasikan obat bronchodilator
untuk membantu kelancaran pernapasan. Bayi-bayi yang mengidap bronchiolitis yang lebih
parah harus dirawat di rumah sakit. Biasanya, penderita diberikan oksigen yang lembab
melalui selang udara ke hidung atau headbo' atau pada beberapa kasus parah, melalui
ventilasi buatan.
(irus )espiratory !yncytial *)!(+ adalah virus yang menyebabkan teradinya
infeksi pada paru dan saluran napas. (irus ini sering sekali menyerang anak-anak, biasanya
seorang anak yang berusia 2 tahun biasanya sudah pernah terinfeksi oleh virus ini. )!( uga
dapat menginfeksi orang dewasa.
1
Pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia lebih tua dan dalam keadaan sehat,
tanda-tanda dan geala )!( sama persis dengan geala selesma. ,al ini menyebabkan
teradinya infeksi )!( yang seriua pada bayi dan anak-anak. !erangan )!( yang parah
menyebabkan perlunya perawatan di rumah sakit, terutama untuk bayi kurang dari - bulan,
anak-anak dengan kondisi kesehatan tertentu seperti pengidap penyakit antung atau paru-
paru dan anak-anak yang terlahir prematur. .nfeksi )!( uga dapat menyebabkan penyakit
serius pada orang dewasa yang berusia lanut dan orang dewasa yang mengidap penyakit
pada antung dan paru-paru.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Bronkhiolitis
2. $anda /an &eala Bronkhiolitis
0. 1tiologi
2. Patofisiologi
3. 1pidemiologi
-. Manifestasi 4linik
5. 1valuasi /iagnostik
6. Penatalaksanaan Medis
". Pencegahan
1#. 7skep * Pengkaian, /iagnose, .ntervensi +
C. Tujuan
8nt uk menget ahui dan memaha mi br onki ol i t i s dar i def i ni s i ,
et i ol ogi , patogenesis, diagnosis, penatalaksanaan dan prognosisnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Brnkhilitis
Bronkiolitis adalah infeksi akut pada saluran napas kecil atau bronkiolus yang pada
umumnya disebabkan oleh virus, sehingga menyebabkan geala9geala obstruksi bronkiolus.
Bronkiolitis ditandai oleh batuk, pilek, panas, whee:ing pada saat ekspirasi, takipnea,
retraksi, dan air trapping;hiperaerasi paru pada foto dada.
2
Bronkiolitis adalah suatu inflamasi infeksi virus bronkhiolus yang menyebabkan
obstruksi akut alan nafas dan penurunan pertukaran gas alveoli. Penyakit ini umumnya
disebabkan oleh Respiratory Syncytial Virus (RSV), biasanya teradi pada anak usia 2 sampai
12 bulan, terutama musim dingin dan awal musim semi.
Bronkiolitis merupakan infeksi virus akut dengan efek maksimal pada tingkat
bronkiolus. .nfeksi terutama teradi pada musim dingin dan musim panas, arang teradi pada
anak-anak yang berusia lebih dari 2 tahun. )!( berperan atas sedikitnya setengah dari
hospitalisasi anak karena bronkiolitis. 7denovirus dan parainfluen:a dapat uga
menyebabkan bronkiolitis akut. .nfeksi dimulai pada akhir musim gugur, mencapai
puncaknya di musim dingin , dan menurun dimusim panas. Penyakit ini mudah menyebar
melalui tangan ke mata hidung atau membran mukosa lainnya.
B. Tan!a !an "ejala
Mula-mula bayi menderita geala .!P7 atas ringan berupa pilek yang encer dan
bersin. &eala ini berlangsung beberapa hari, kadang-kadang disertai demam dan nafsu
makan berkurang. 4emudian timbul distres nafas yang ditandai oleh batuk paroksismal,
whee:ing, sesak napas. Bayi-bayi akan menadi rewel, muntah serta sulit makan dan minum.
Bronkiolitis biasanya teradi setelah kontak dengan orang dewasa atau anak besar yang
menderita infeksi saluran nafas atas yang ringan. Bayi mengalami demam ringan atau tidak
demam sama sekali dan bahkan ada yang mengalami hipotermi.
$eradi distres nafas dengan frekuensi nafas lebih dari -# kali per menit, kadang-
kadang disertai sianosis, nadi uga biasanya meningkat. $erdapat nafas cuping hidung,
penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi.
C. Etilgi
Penyebab yang paling banyak adalah Respiratory Sensitial Virus *)!(+, kira-kira
23-6# < dari total kasus bronkiolitis akut. Parainfluenza Virus *P.(+ 0 menyebabkan sekitar
23-3#< kasus, sedangkan P.( tipe 1 dan 2, adenovirus tipe 1,2 dan 3, )inovirus, virus
influen:a, enterovirus, herpes simple' virus, dan Mycoplasma pneumonia masing-masing
menyebabkan sedikit kasus *= 23<+. )!( adalah penyebab utama bronkiolitis dan
merupakan satu-satunya penyebab yang dapat menimbulkan epidemi.
1
(irus )!( lebih
virulen daripada virus lain dan menghasilkan imunitas yang tidak bertahan lama. Penyakit
ini merupakan infeksi nosokomial yang paling sering dalam bangsal pediatrik. /an infeksi
3
ini pada orang dewasa tidak menimbulkan geala klinis.
3,5
(irus ini ditemukan dengan cara
kultur, enzyme immunoassay*1.7+ atau dengan tes serologik pada pasien yang dirawat di)!.
Bronkiolitis yang disebabkan oleh virus arang teradi pada masa neonatus. ,al ini
karena antibodi neutralizing dari ibu masih tinggi pada 2-- minggu kehidupan, kemudian
akan menurun. 7ntibodi tersebut mempunyai daya proteksi terhadap infeksi saluran napas
bawah, terutama terhadap virus. Bakteri sangat arang menyebabkan bronkiolitis pada bayi.
D. Pat#isilgi
Mikroorganisme masuk melalui droplet akan mengadakan kolonisasi dan replikasi di
mukosa bronkioli terutama pada terminal bronkiolus sehingga akan teradi
kerusakan;nekrosis sel-sel bersilia pada bronkioli. )espon imun tubuh yang teradi ditandai
dengan proliferasi limfosit, sel plasma dan makrofag. 7kibat dari proses tersebut akan
teradi edema sub mukosa, kongesti serta penumpukan debris dan mukus *plugging+,
sehingga akan teradi penyempitan lumen bronkioli. Penyempitan ini mempunyai distribusi
tersebar dengan deraat yang bervariasi *total;sebagian+. &ambaran yang teradi adalah
atelektasis yang tersebar dan distensi yang berlebihan *hyperaerated+ sehingga dapat teradi
gangguan pertukaran gas serius, gangguan ventilasi;perfusi dengan akibat akan teradi
hipoksemia *Pa>
2
turun+ dan hiperkapnea *Pa?>
2
meningkat+. 4ondisi yang berat dapat
teradi gagal nafas.
Mukosa bronkiolus membengkak,dan lumina terisi mucus dan eksudat @ dinding
bronkus dan bronkiolus terinfiltrasi dengan sel-sel inflamasi @ dan biasanya teradi
pneumonitis interstisial peribronkiolus. Berbagai tingkat obstruksi yang di hasilkan dalam
aln nafas akibat perubahan ini menyebabkan hiperventilasi ,emfisema obstruktif yang
teradi akibat obstruksi parsial , dan sebagian dari area atelektaksis. /ilatasi saluran bronkus
pada saat inspirasi memberikan cukup ruang untuk asupan udara, tetapi penyempitan pada
saat ekspirasi mencegah udara keluar paru. >leh karena itu , udara terperangkap dibagian
distal dari obstruksi dan menyebabkan pemompaan berlebihan yang progresif * emfisema +.
E. E$i!emilgi
Bronkiolitis merupakan infeksi saluran respiratory tersering pada bayi. Paling sering
teradi pada usia 2 9 22 bulan, puncaknya pada usia 2 9 6 bulan. !embilan puluh lima persen
kasus teradi pada anak berusia dibawah 2 tahun dan 53 < diantaranya teradi pada anak
4
dibawah usia 1 tahun. >renstein menyatakan bahwa bronkiolitis paling sering teradi pada
bayi laki-laki berusia 0 9 - bulan yang tidak mendapatkan 7!., dan hidup dilingkungan
padat penduduk. !elain >renstein, Aouden menyatakan bahwa bronkiolitis teradi 1,23 kali
lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. /ominasi pada anak laki-laki
yang dirawat uga disebutkan oleh !hay, yaitu 1,- kali lebih banyak daripada anak
perempuan@ sedangkan Baerli menyebutkan -0< kasus bronkiolitis adalah laki-laki.
*2+
!ebanyak 11,2 < anak berusia dibawah 1 tahun dan - < anak berusia 1 9 2 tahun di
7! pernah mengalami bronkhiolitis. Penyakit ini menyebabkan "#.### kasus perawatan di
rumah sakit dan menyebabkan 23## kematian setiap tahunnya. Bronkiolitis merupakan 15 <
dari semua kasus perawatan di )! pada bayi. Brekuensi bronkiolitis di negara-negara
berkembang hampir sama dengan di 7!. .nsiden terbanyak teradi pada musim dingin atau
pada musim huan di negara-negara tropis.
/i )!8 /r. !oetomo penderita laki-.aki lebih banyak. Baktor resiko teradinya
bronkiolitis adalah enis kelamin laki-laki, status sosial ekonomi rendah, umlah anggota
keluarga yang besar, perokok pasif, berada pada tempat penitipan anak atau ke tempat-
tempat umum yang ramai, rendahnya antibodi maternal terhadap )!(, dan bayi yang tidak
mendapatkan air susu ibu. )!( menyebar melalui droplet dan inokulasi;kontak langsung,
seseorang biasanya aman apabila berarak lebih - feet dari seseorang yang menderita infeksi
)!(. /roplet yang besar dapat bertahan di udara bebas selama - am, dan seorang penderita
dapat menularkan virus tersebut selama 1# hari. /i negara dengan 2 musim, bronkiolitis
banyak terdapat pada musim dingin sampai awal musim semi, di negara tropis pada musim
huan. /i Bagian .lmu 4esehatan 7nak )!8 /r. !oetomo !urabaya pada tahun 2##2 dan
tahun 2##0, bronkiolitis banyak didapatkan pada bulan Canuari sampai bulan Mei.
*1#+
Pada tahun 2##3 pada pola rawat alan umur = 1 tahun di rumah sakit Pemerintah
Provinsi %7/ didapatkan angka 033 kasus atau sekitar 6,-2 < kasus bronkhitis dan
bronkiolitis akut. Pada usia 1 - 2 tahun kasus yang sama didapatkan angka 322 atau 12 <,
usia 3 9 12 tahun 356 kasus atau ",52 <, usia 13 9 22 tahun 56" kasus atau 1#.6 <, usia 23
9 22 tahun 3-- kasus atau 5,- <, usia 23 9 -2 tahun 066 kasus atau ",3 <, usia D -3 tahun
336 kasus atau 1#.6 <.
*11+
)erata insidens perawatan setahun pada anak berusia di bawah 1 tahun adalah 21,5
per 1### dan semakin menurun seiring dengan pertambahan usia, yaitu -,6 per 1### pada
usia 1 9 2 tahun. Aama perawatan adalah 2 9 2 hari, kecuali pada bayi prematur dan kelainan
bawaan seperti penyakit antung bawaan *PCB+. Bradley menyebutkan bahwa penyakit akan
lebih berat pada bayi muda. ,al ini ditunukkan dengan lebih rendahnya saturasi >
2
uga
5
pada bayi yang terpapar asap rokok pasca natal. Beberapa prediktor lain untuk beratnya
bronkiolitis atau yang akan menimbulkan komplikasi yaitu bayi dengan masa gestasi = 02
minggu, usia = 0 bulan, sianosis, saturasi = "# <, lau respiratori D 5# ';menit, adanya
ronki, dan riwayat displasia bronkopulmoner *bronchopulmonary displasia, BP/+.
4enaikan umlah perawatan karena bronkiolitis dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu perubahan kriteria perawatan anak dengan .)7, kebiasaan pengasuhan dengan lebih
banyak anak yang dititipkan ditempat penitipan anak *$P7+, dan faktor virus sendiri yaitu
perubahan virulensi strain )!(. !elain itu terdapat uga faktor perubahan kriteria diagnostik
terutama mikrobiologis dan panduan terapi serta turunya mortalitas bayi prematur dan bayi
dengan kelainan bawaan kompleks yang merupakan resiko tinggi perawatan karena )!(.
7ngka morbiditas dan mortalitas lebih tinggi di negara-negara berkembang daripada
di negara-negara mau. ,al ini mungkin disebabkan oleh rendahnya status gi:i dan ekonomi,
kurangnya tunangan medis, serta kepadatan penduduk di negara berkembang. 7ngka
mortalitas di negara berkembang pada anak-anak yang dirawat adalah 1 9 0 <.
%. &lasi#ikasi Dan Mani#estasi &linis
Mula-mula bayi menderita geala .!P7 atas ringan berupa pilek yang encer dan
bersin. &eala ini berlangsung beberapa hari, kadang-kadang disertai demam dan nafsu
makan berkurang. 4emudian timbul distres nafas yang ditandai oleh batuk paroksismal,
whee:ing, sesak napas. Bayi-bayi akan menadi rewel, muntah serta sulit makan dan minum.
Bronkiolitis biasanya teradi setelah kontak dengan orang dewasa atau anak besar yang
menderita infeksi saluran nafas atas yang ringan.Bayi mengalami demam ringan atau tidak
demam sama sekali dan bahkan ada yang mengalami hipotermi.
*2,0,1#+
$eradi distres nafas dengan frekuensi nafas lebih dari -# kali per menit, kadang-
kadang disertai sianosis, nadi uga biasanya meningkat. $erdapat nafas cuping hidung,
penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi. )etraksi biasanya tidak dalam karena adanya
hiperinflasi paru *terperangkapnya udara dalam paru+. $erdapat ekspirasi yang memanang ,
whee:ing yang dapat terdengar dengan ataupun tanpa stetoskop. ,epar dan lien teraba
akibat pendorongan diafragma karena tertekan oleh paru yang hiperinflasi.
*2,1#+
)onkhi
nyaring halus kadang-kadang terdengar pada akhir inspirasi atau pada permulaan ekspirasi.
*2,0+
Pada keadaan yang berat sekali suara pernafasan hampir tidak terdengar karena
kemungkinan obstruksi hamper total.
*0+
1kspirasi memanang dan mengi kadang-kadang
terdengar dengan elas.
*2+
6
Beratnya penyakit ditentukan berdasarkan skala klinis. /igunakan berbagai skala
klinis, misalnya Respiratory Distress Assessment Instrument (RDAI) atau modifikasinya
yang mengukur lau pernafasan;respiratory rate *))+, usaha nafas, beratnya wheezingdan
oksigenasi.
Skala klinis 'ang !igunakan A(ul ) Ainine !an Lu't a!alah *
1. Respiratory Rate *))+ E dihitung manual, baik dengan palpasi dan melihat gerakan
dada, dilakukan selama 1 menit penuh, dua kali perhitungan diambil rata-ratanya.
2. eart Rate *,)+ diambil dari pulse o!ymetri yang dibaca lima kali selama pengamatan
1 menit, diambil rata-ratanya.
0. !aturasi >
2
E dari pulse o!ymetri yang dibaca lima kali selama pengamatan 1 menit,
diambil rata-ratanya.
2. Respiratory clinical status yang dinilai menggunakan )/7. menurut Aowell dkk.
3. !tatus aktivitas bayi *empat tingkat E tidur, tenang, rewel dan menangis+.
Se!angkan Shuh+ 'ang !ia!a$tasi leh D(sn+ menilai skr klinis se(agai
(erikut *
1. 4eadaan umum E diberi skor # *tidur+ hingga 2 *sangat rewel+
2. Penggunaan otot bantu nafas E !kor # *tidak ada retraksi+ hingga 0 *retraksi berat+
0. "heezing E skor # *tidak ada+ hingga 0 *wheezing hebat inspiratorik dan ekspiratorik+.
7tas dasar frekuensi nafas dan keadaan umum bronkiolitis dibagi menadi E
bronkiolitis ringan dan bronkiolitis berat *) F -# '; menit+.
Berdasarkan geala klinis, bronkiolitis uga dibagi menadi bronkiolitis ringan, sedang, berat
dengan tanda sebagai berikut E
4lasifikasi Bronkiolitis berdasarkan geala klinis E
Bronkiolitis
)ingan !edang Berat
4emampuan untuk
makan normal
!edikit atau tidak ada
gangguan pernafasan
$idak kebutuhan akan
oksigen tambahan
*saturasi >
2
D "3 <
&angguan pernafasan
sedang dengan beberapa
kontraksi dinding dada
dan nafas cuping hidung
,ipoksemia ringan dan
dapat dikoreksi dengan
oksigen
Mungkin
$idak dapat untuk
makan
&angguan pernafasan
berat, dengan retraksi
dinding dada yang elas,
nafas cuping hidung dan
dengkuran.
,ipoksemia yang
7
menampakkan
pernafasan yang pendek
ketika makan
Mungkin memiliki
episode apnoe yang
singkat
tidak terkoreksi dengan
oksigen tambahan
Mungkin terdapat
peningkatan frekuensi
atau episode apnoe yang
panang.
Mungkin
menampakkan
peningkatan kelelahan.
". Pemeriksaan Diagnstik
Pemeriksaan darah tepi tidak khas. Pada pemeriksaan foto dada 7P dan lateral dapt
terlihat gambaran hiperinflasi paru *emfisema+ dengan diameter anteroposterior membesar pada
foto lateral serta dapat terlihat bercak konsolidasi yang tersebar. 7nalisis gas darah dapat
menunukan hiperkarbia sebagai tanda air trapping, asidosis respiratorik atau metabolik. Bila
tersedia, pemeriksaan deteksi cepat dengan antigen )!( dapat dikerakan.
Bronkiolitis dimulai dengan .!P7 dengan rabas masal serosa yang dapat disertai dengan
demam ringan. >titis media dan konungtivitis uga dapat teradi. 7nak secara bertahap
mengalami peningkatan gawat nafas dengan takipnea, batuk paroksismal, iritabilitas, mengi ,
retraksi, bronki kasar, dispnea, dan bunyi nafas hilang. )adiografi dada menunukkan
hiperareasi dan area-are konsolidasi yang sulit dibedakan dengan pneumonia bakteri.
7pnea dapat menadi indicator infeksi )!( yang pertama kali terlihat pada bayi.
Penyakit yang berat dapat diikuti dengan peningkatan tekanan karbondioksida *Pa?>2+ arteri
*hiperkapnia+ yang menyebabkan asidosis respiratorik dan hipoksemia. .dentifikasi )!( positif
dipastikan dengan ui enzyme#lin$ed immunosorbent assay * 1A.!7+ atau immunoflourescent
antibody *.B7+ akibat aspirasi langsung dari sekresi nasal atau pembilasan nasofaringeal.
H. Penatalaksanaan me!is
$ata laksana bronkiolitis yang dianurkan adalah E
8
1. Pemberian oksigenasi@ dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor dengan pulse
o!ymetry. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi mekanik.
2. Pemberian cairan dan kalori yang cukup *bila perlu dapat dengan cairan parenteral+.
Cumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
0. 4oreksi terhadap kelainan asam basa dan elektrolit yang mungkin timbul.
2. 7ntibiotik dapat diberikan pada keadan umum yang kurang baik, curiga infeksi
sekunder *pneumonia+ atau pada penyakit yang berat.
3. 4ortikosteroid E deksametason #,3 mg;kgBB dilanutkan dengan #,3 mg;kgBB;hari
dibagi 0-2 dosis.
-. /apat diberikan nebulasi G agonis *salbutamol #,1mg;kgBB;dosis, 2-- ';hari+
diencerkan dengan salin normal untuk memperbaiki kebersihan mukosilier.
Bronkiolitis ditangani secara simptomatik dengan kelembapan tinggi , asupan cairan
yang adekuat , dan istirahat. !ebagian besar anak bronkiolitis dapat dirawat di rumah.
,ospitalisasi biasanya dianurkan untuk anak-anak yang menderita kondisi yang menyebabkan
komplikasi, seperti penyakit paru atau antung, atau menderita keadaan yang melemahkan@ ika
kemampuan pemberi perawatan diragukan@atau ika anak mengalami takipnea, retraksi berat,
tampak lemah, atau memiliki riwayat asupan cairan yang buruk. $erapi uap biasanya
dikombinasikan dengan oksigen menggunakan hood atau tenda dalam konsentrasi yang cukup
untuk menghilangkan dispnea dan hipoksia, yang setelah pemberian terapi uap sendiri dapat
dilanutkan untuk mengatasi dispnea ringan. Pemberian cairan melalui mulut dapat
dikontraindikasikan karena adanya takipnea, kelemahan dan keletihan@ oleh karena itu akan
lebih baik ika cairan .( diberikan sampai krisis akut dari penyakit ini terlewati.
Pengkaian klinis , pemantauan oksigen noninvasive dan nilai gas darah dapat
mengarahkan terapi yang di berikan. $erapi medis untuk bronkiolitis masih controversial.
Bronkodilator, kortikosteroid, supresan batuk dan antibiotic tidak terbukti efektif untuk
mengatasi penyakit tanpa komplikasi dan tidak dianurkan untuk digunakan secara rutin.
4ortikosteroid , teofilin dan furosemid telah digunakan untuk intubasi dan ventilasi bayi dan
anak-anak.
RIBAVIRIN % seenis agens anti virus , dapat di gunakan untuk infeksi rsv. >bat ini
berbentuk aerosol@ diberikan melalui generator aerosol partikel kecil *!P7& E Small Particle
Aerosol &enerator + @ dan dapat diberikan dengan menggunakan hood , tenda oksigen , masker,
atau selang ventilator. 7kan tetapi , penggunaan obat ini masih controversial. 4arena adanya
9
pertimbangan biaya , manfaat, keamanan, dan efektivitas klinis yang bervariasi, American
Academi 'f Pediatrics *2###+ menganurkan penggunaan ribavirin dipertimbangkan
berdasarkan kasus demi kasus.
I. Pen,egahan
Aangkah preventif yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian imunisasi aktif
dan pasif.
.munisasi pasif dapat dilakukan dengan pemberian gammaglobulin yang
mengandung titer antibodi protektif tinggi, *respigrama+. /osis yang dianurkan 53#
mg;4gBB setiap bulan, diberikan secara intravena pada anak dibawah umur 22 bulan.
.ndikasi lain adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan = 03 minggu dan bayi dengan
displasia bronchopulmonari. Produk lain adalah antibodi kelas .g7 monoklonal yang
diberikan melalui tetes hidung setiap hari dan antibodi kelas .g& monoklonal yang diberikan
secara intramuscular setiap bulan.
Pendekatan profilaksis pada populasi resiko tinggi adalah meningkatkan
*augmentation+ antibodi yang menetralisasi protein B dan & dengan cara pemberian dari luar
dan imunisasi dari ibu. Pada manusia, efek imunoglobulin yang mengandung neutralizing
antibody titer tinggi atau monoklonal terhadap protein B akan mengurangi beratnya
penyakit. Bila pada bayi premature atau bayi dengan penyakit paru kronis diberikan
)!( hyperimmune globulinatau antibodi monoklonal terhadap protein B yang disebut
dengan Pali:umab setiap bulan, diberikan secara intramuskular setiap hari, lama perawatan
)!( akan berkurang secara bermakna. 7kan tetapi resiko efek samping kemungkinan
meningkat pada bayi dengan penyakit antung sianotik.
!esudah penelitian dengan vaksin inaktif, dikembangkan vaksin li(e attenuated.
(aksin )!( pertama, yang terdiri dari cold 9 passaged mutan, efektif untuk orang dewasa,
tetapi pada anak terlalu virulen dan tidak stabil karena dapat berubah menadi virus biasa
kembali. 4emudian dari permukaan glikoprotein murni, dikembangkan /%7 dan peptik
sintetik. (aksin live 9 attenuated mempunyai kelebihan, yaitu dapat diberikan intranasal dan
menginduksi imunitas mukosa dan sistemik.
!elain itu dilakukan pencegahan penyebaran silang dari virus )!(. )!( menyebar
melalui hidung;muka ke tangan atau muka dari individu lain, sehingga perlu dilakukan
prosedur cuci tangan yang baik terhadap perawat, pegawai maupun orang tua pasien untuk
meminimalisir masalah tersebut. /an hindari perawatan pasien anak dengan bronkiolitis
10
*)!( positif atau sedang menunggu hasil+ dengan anak-anak yang mempunyai resiko tinggi
tertular )!(.
B. &-NSEP DASAR ASUHAN &EPERA.ATAN
/. PEN"&A0IAN
4eluhan utama pada klien bronkiolitis meliputi batuk kering dan produktif dengan sputum
purulen, demam dengan suhu tubuh dapat mencapai D 2#
o
? dans esak nafas.
Ri1a'at $en'akit saat ini
)iwayat penyakit saat ini pada klien dengan bronkiolitis bervariasi tingkat keparahan dan
lamanya. Bermula dari geala batuk-batuk saa, hingga penyakit akut dengan manifestasi klinis yang
berat. !ebagai tanda-tanda teradinya toksemia klien dengan bronkiolitis sering mengeluh malaise,
demam, badan terasa lemah, banyak berkeringat, takikardia, takipnea. !ebagai tanda teradinya
iritasi, keluhan yang di dapatkan terdiri atas batuk, ekspektorasi atau peningkatan produksi secret
dan rasa sakit di bawah sternum. Penting ditanyakan oleh perawat mengenai obat-obat yang telah
atau biasa yang di minum klien untuk mengurangi keluhannya dan mengkai kembali apakah obat-
obat tersebut masih relevan untuk dipakai kembali.
Ri1a'at $en'akit ter!ahulu
Pada pengkaian riwayat kesehatan terdahulu sering kali mengeluh pernah mengalami infeksi
saluran pernafasan bagian atas dan adanya riwayat alergi pada pernafasan atas. Perawat harus
memperhatikan dan mencatat baik-baik.
11
Pengkajian $sik2ssi2s$iritual
Pada pengkaian psikologis klien dengan bronkiolitis di dapatkan klien sering mengalami
kecemasan sesuai dengan keluhan yang dialaminya. /imana adanya keluhan batuk, sesak nafas dan
demam merupakan stressor penting yang membuat klien cemas. Perawat perlu memberikan
dukungan moral dan memfasilitasi pemenuhan informasi untuk pemenuhan informasi mengenai
prognosis penyakit dari klien.
4ai keluhan klien dan keluarga tentang pengobatan yang diberikan *nama, cara kera,
frekuensi, efek samping, dan tanda-tanda teradinya kelebihan dosis+. Pengobatan non farmakologi
*nonmedicinal inter(entions+ seperti olahraga secara teratur serta mencegah kontak dengan allergen
atau iritan *ika diketahui penyebab alergi+, system pendukung *support system+, kemauan dan
tingkat pengetahuan keluarga.
Pemeriksaan #isik
&ea!aan umum !an tan!a2tan!a 3ital
,asil pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien dengan bronkiolitis biasanya di dapatkan
peningkatan suhu tubuh D2#
o
?, frekuensi nfas meningkat dari frekuensi nafas normal, nadi biasanya
meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernafasan, serta biasanya tidak
ada masalah dengan tekanan darah.
B/ 4Breathing5
Ins$eksi.
4lien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan , biasanya
menggunakan otot bantu pernafasan
Pal$asi
$aktil prenitus biasanya normal .
Perkusi
,asil pengkaian perkusi menunukkan adanya bunyi resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi
Cika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka suara nafas
melemah. Cika bronkus paten dan drainasenya baik di tambah dengan adanay konsulidasi di sekitar
abses , maka akan terdengar suara nafas bronchial dan ronkhi basah.
B64Bl!5
12
!ering di dapatkan kelemahan secara umum. /enyut nadi takikardi. $ekanan darah biasanya
normal. Bunyi antung tambahan biasanya tidak di dapatkan berarti tidak mengalami pergeseran.
B7 4(rain5
$ingkat kesadaran klien biasanya komposmetis apabila tidak ada komplikasi penyakit yang
serius.
B8 4(la!!er5
Pengukuran volume output urin berhubungan erat dengan intake cairan. >leh karena itu,
perawat perlu memonitor adanya oliguria yang merupakan salah satu tanda awal dari syok.
B9 4(1el5
4lien biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu makan, dan penurunan
berat badan.
B: 4(ne5
4elemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien memerlukan bantuan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari hari.
6. DIA"N-SA &EPERA.ATAN
a. &angguan pertukaran gas yang berhubungan dengan edema bronkiolus dan peningkatan
produksi mucus.
b. )esiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
ekshalasi dan penurunan asupan cairan.
c. ,ipertermia yang berhubungan dengan infeksi.
d. 4eletihan yang berhubungan dengan kesukaran pernafasan.
e. &angguan nutrisiE kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik.
f. 7nsietas * anak dan orang tua+ yang berhubungan dengan kurangnya tentang pengetahuan
tentang kondisi anak.
g. /eficit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan di rumah.
7. INTER;ENSI
1+ &angguan pertukaran gas yang berhubungan dengan edema bronkiolus dan peningkatn
produksi mucus.
2+ &angguan pertukaran gas tidak teradi
0+ !etelah dilakukan asuhan keperawatan selama 0'22 am anak akan meningkatkan
pertukaran gas yang ditandai dengan mampu bernafas mudah, dan warna kulit merah muda.
Inter3ensi Rasinal
13
1. Beri lingkungan berkelembapan tinggi
dengan meletakkan anak dalam mist temt(
tenda lembab + atau alat umudifikasi yang
dingin.
4elembapan dingin dari tenda lembab atau
croupette membantu mengencerkan lendir,
dan mengurangi edema bronkhiolus
2. Beri oksigen melalui sungkup muka, kanula
hidung, atau tenda oksigan, sesuai petunuk.
>ksigen membantu mengurangi kegelisahan
karena kesukaran pernafasan dan hipoksia
0. Posisiskan anak dengan kepala dan dada
lebih tinggi, leher agak ektensi.
Posisi ini mempertahankan terbukanya alan
nafas dan memudahkan pernafasan dengan
menurunkan tekanan pada diafragma.
2. Aakukan fisoterapi dada setiap 2 am atau
sesuai petunuk.
Bisiotherapi dada membantu menghilangkan
dan mengeluarkan mucus yang dapat
menghambat alan nafas kecil.
3. Beri bronkodilator sesuai petunuk. Halaupun umumnya digunakan untuk
menanggulangi spasme otot, bronkodilator
efektif mengobati edema bronkiolus.
6. Aakukan pengisapan lendir sesuai
kebutuhan, yang bertuuan mengeluarkan
secret.
Mengeluarkan lendir akan membantu
membersihkan bronkiolus sehingga
meningkatkan pertukaran gas
5. Beri obat antivirus sesuai petunuk. >bat anti-virus, seperti respiratory syncytial
(irus immune globulin *respigam+ digunakan
untuk mengobati )!(, ribavirin * vira:ole+,
uga digunakan walaupun kemanurannya
diragukan.
6. Beri istirahat yang adekuat dengan cara
mengurangi kegaduhan dan pencahayaan,
serta beri kehangatan dan kenyamanan.
Memfasilitasi istirahat yang cukup akan
mengurangi kesukaran pernafasan yang
disebabkan oleh bronkiolitis.
9. 4ai frekuensi pernafasan anak dan
iramanya setiap am. Cika anak mengalami
gangguan pernafasan, auskultasi bunyi
nafas, lakukan fisiotherapi dada, serta
informasikan kepada ahli terapi pernafasan.
Pengkaian yang sering menamin fungsi
pernafasan yang adekuat.
10. Pantau denyut apical anak @ ika anda
mendeteksi adanya takikardia *berdasarkan
pada usia anak +, segera beri tahu dokter.
1#. $akikardia dapat disebabkan oleh hipoksia
atau efek penggunaan bronkodilator.
1+ D< 6 E )esiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan
cairan melalui ekshalasi dan penurunan asupan cairan.
2+ Tujuan E $idak teradi kekurangan volume cairan
14
0+ &riteria hasil E !etelah dilakukan asuhan keperawatan selama 0'22 am anak
akan mempertahankan keseimbangan cairan yang di tandai dengan haluaran urin 1-2
mA;kg;am serta turgor kulit baik.
Inter3ensi Rasinal
1. Beri cairan ..(, sesuai petunuk. ?airan via ..(. digunakan untuk tuuan
hidrasi sampai krisis teratasi.
2. Iakinkan bahwa anak dapat beristirahat
cukup.
.stirahat memungkinkan frekuensi
pernafasan anak kembali ke batas normal,
dengan cara mengurangi umlah kehilangan
cairan melalui ekshalasi.
0. Pantau asupan dan haluaran cairan pada
anak dengan cermat.
Melakukan pemantauan yang teliti menamin
hidrasi adekuat. Cika haluaran urine
berkurang anak memerlukan penambahan
caiaran.
2. 4ai tanda 9 tanda dehidrasi, termasuk
penurunan berat badan, pucat, turgor kulit
elek, membrane mukosa kering, oliguria,
dan peningkatan frekuensi nadi.
$anda 9 tanda ini menunukkan bahwa anak
tidak menerima cairan yang cukup.
5. $ingkatkan asupan cairan melalui mulut,
bila serangan akut telah reda.
?airan membantu mengencerkan lendir.
15
BAB III
PENUTUP
A. Sim$ulan
Bronkhiolitis adalah penyakit .)7 9 bawah yang ditandai dengan adanya inflamasi
pada bronkiolus. yang sering di derita bayi dan anak kecil yang berumur kurang dari 2
tahun. Bronkiolitis sebagian besar disebabkan oleh Respiratory syncytial (irus*)!(+,
penyebab lainnya adalah parainfluen:a virus, 1aton agent *mycoplasma pneumoniae+,
adenovirus dan beberapa virus lainnya. tetapi belum ada bukti kuat bahwa bronkhiolitis
disebabkan oleh baktei. Bronkiolitis merupakan infeksi saluran respiratory tersering pada
bayi. Paling sering teradi pada usia 2 9 22 bulan, puncaknya pada usia 2 9 6 bulan.
!ebanyak 11,2 < anak berusia dibawah 1 tahun dan - < anak berusia 1 9 2 tahun di 7!
pernah mengalami bronkhiolitis. Penyakit ini menyebabkan "#.### kasus perawatan di
rumah sakit dan menyebabkan 23## kematian setiap tahunnya.
Baktor resiko teradinya bronkiolitis adalah enis kelamin laki-laki, status sosial
ekonomi rendah, umlah anggota keluarga yang besar, perokok pasif, berada pada tempat
penitipan anak atau ke tempat-tempat umum yang ramai, rendahnya antibodi maternal
terhadap )!(, dan bayi yang tidak mendapatkan air susu ibu. Bronkiolitis secara klinis
ditandai dengan pernafasan cepat, retraksi dinding dada dan whe:ing. /iagnosis dapat
ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan penunang lainnya, berdasarkan gambaran klinis, umur penderita dan adanya
epidemi )!( di masyarakat /iagnosis banding sebaiknya dipikirkan, misalnya asma
bronkiale serangan pertama, bronkhitis, gagal antung kongestif, edema paru, pneumonia,
aspirasi benda asing, refluks gastroesophageal, sistik fibrosis, miokarditis, pneumothorak,
pertussis. .nfeksi virus )!( biasanya sembuh sendiri *self limited+ sehingga sebagian besar
tatalaksana bronkiolitis pada bayi bersifat suportif, yaitu pemberian oksigen, minimal
handling pada bayi, cairan intravena dan kecukupan cairan, penyesuaian suhu lingkungan
agar konsumsi oksigen minimal, tunangan respirasi bila perlu, dan nutrisi. !etelah itu baru
pemberian medikamentosa 4omplikasi dari bronkiolitis sangat minimal dan tergantung dari
penatalaksanaan penyakit sebelumnya. Pada beberapa kasus didapatkan adanya gangguan
fungsi paru yang menetap, dimana timbulnya whe:ing berulang dan hiperaktifitas bronkial.
16
Pencegahan dengan imunisasi aktif dan pasif serta menghindari penyebaran virus )!(
Prognosis tergantung berat ringannya penyakit, cepatnya penanganan, dan penyakit latar
belakang *penyakit antung, defisiensi imun, prematuritas+.
17

You might also like