1. HIPERTENSI DAN DIABETES: SUATU LINGKARAN KOMPLIKASI VASCULAR
Hipertensi adalah suatu faktor penyerta diabetes, mengenai 20-60% orang dengan diabetes, tergantung umur, suku dan berat badan. Hipertensi pada diabetes dihubungkan dengan isu-isu kesehatan meliputi peningkatan risiko kejadian kardiovaskular, seperti infark miokard dan stroke, dan komplikasi mikrovaskular seperti retinopati, nefropati dan neuropati. Penelitian menunjukkan baha hipertensi menggandakan risiko kejadian kardiovaskular ke depan pada orang dengan diabetes. Hubungan antara diabetes dan hipertensi telah dijelaskan. !amun, telah diper"aya baha sejumlah proses telah terlibat. #ebagai "ontoh, nefropati sebagaimana komplikasi mikro dan makrovaskular sering diakibatkan kontrol glikemik yang buruk pada diabetes. Hipertensi kemudian terjadi ketika volume "airan ekstraselular dan total level natrium tubuh meningkat dan sistem renin angiotensin aldosterone menurun pada pasien dengan diabetes nefropati. $esistensi insulin pada diabetes tipe 2 juga diper"aya mengakibatkan langsung pada hipertensi leat berbagai mekanisme yang masih belum sepenuhnya dimengerti. Randomized clinical trials menunjukkan keuntungan yang jelas dan konsisten, bisa berasal dari penurunan tekanan darah pada individu dengan diabetes. %i &nited 'ingdom, pada studi diabetes prospektif, yang meliputi (()* orang dengan diabetes tipe dua dan hipertensi, ada risiko stroke yang lebih rendah, gagal jantung, komplikasi mikrovaskular , diabetes berhubungan dengan kematian, dan setiap titik akhir dari diabetes, pada kelompok dengan kontrol tekanan darah yang ketat +tujuan ,(-0.*- mmHg/, dibandingkan dengan kelompok kontrol yang kurang ketat +,(*0.(0- mmHg/, setelah *,) tahun. 0ernyata, setiap penurunan (0 mmHg pada rerata tekanan darah sistolik dihubungkan dengan penurunan risiko (2 % dari komplikasi ang berhubungan dengan diabetes, (-% untuk kematian yang berhubungan dengan diabetes, ((% untuk infark miokard, dan (1 % untuk komplkasi mikrovaskular. 2bservasi analisis selanjutnya pada )120 pasien +&'#%P/ telah menemukan baha dengan peningkatan H34(5 +6*,0%/ dan tekanan darah sistolik +6(-0mmHg/ berada pada risiko paling besar dari infark miokard dan penyakit mikrovaskular, dibandingkan dengan salah satu faktor risiko dan pada risiko yang lebih besar dibanding yang dengan peningkatan H34(5 bukan tekanan darah. 7eski tidak ada per"obaan yang se"ara spesi8k mempertanyakan seberapa jauh tekanan darah harus diturunkan pada orang-orang dengan diabetes dan hipertensi, dihasilkan dari per"obaan klinis pada orang dengan diabetes mengindikasikan target diatur pada angka tuntunan di baah (10.*0 mmHg, dan mungkin nilai yang lebih rendah lebih baik. 7enurut tuntunan saat ini, perubahan gaya hidup meliputi penurunan berat badan, rendah garam, dan turunnya asupan al"ohol, meningkatkan aktivitas 8sik dan mengurangi merokok/ direkomendasikan sebagai pengobatan aal untuk hipertensi. 3iasanya, terapi obat diperlukan untuk menurunkan tekanan darah sampai level target. 4da sejumlah pilihan yang tersedia untuk pengobatan hipertensi meliputi diureti", 9 adrenergi" bloker, kalsium "hannel bloker, dan 45: inhibitor. Pada studi komparatif, perbedaan pada kemampuan dari berbagai pengobatan biasanya ke"il. Pilihan terapi untuk hipertensi pada pasien dengan diabetes bisa dipengaruhi oleh sejumlah fa"tor, meliputi pro8l risiko mereka +kardiovaskular, ginjal, kerusakan akhir organ/, latar belakang, pengalaman terapi sebelumnya, dan sebagaimana harga. ;ika target tekanan darah tidak ter"apai dengan dosis aal dari obat lini pertama, peningkatan dosis atau penambahan obat yang kedua dari kelompok berbeda sering direkomendasikan. 'ebanyakan pasien dengan diabetes akan memerlukan dua atau lebih terapi antihipertensi dari kelas yang berbeda. #e"ara umum, meski ada kontraindikasi spesi8k, terapi aal untuk individu diabetes harus meliputi 45: inhibitor atau angiotensin reseptor bloker +4$3/. <a mungkin menguntungkan untuk mengaali terapi dengan dua obat-satu di atas ditambah dengan diureti". 7elihat kehadiran hipertensi dan diabetes tipe 2, telah direkomendasikan baha semua pasien dengan diabetes harus memeriksa tekanan darah. %iagnosis "epat dan pengobatan Hipertensi bersama dengan kontrol gula darah akan menurunkan risiko kematian, kejadian kardiovaskular dan mikrovaskular, dan berhubungan dengan harga pada orang dengan diabetes. 2. DIABETES DAN DYSLIPIDEMIA: MENGARAH PADA MASALAH JANTUNG Cardiovascular disease +5=%/ adalah penyebab utama kematian pada orang dengan diabetes. %i seluruh dunia, kira-kira >-% kematian pada laki-laki dengan diabetes dan proporsi yang lebih ke"il kematian pada anita dengan diabetes +->%/ diakibatkan 5=%. Pada populasi pasien diabetes, risiko 5=% dikemukakan untuk menyeimbangkan risiko pada individu nondiabetik dengan riayat kejadian 5=. $isiko ini kemudian disusun oleh perbedaan etnis dengan beberapa kelompok seperti populasi latin.hispanik pada &# yang menunjukkan prevalensi tinggi pada faktor risiko 5=% dibanding non hispanik kulit putih. Hasil dari &'#%P telah menunjukkan baha gangguan lipid +dyslipidemia/ bersama dengan hiperglikemia dan hipertensi sebagai faktor risiko yang mengakibatkan penyakit arteri "oroner pada populasi diabeti". %isamping itu kolesterol total dan low density lipoprotein cholesterol +?%?-5/ merupakan gangguan lipid yang umum diperiksa pada populasi umum, dyslipidemia pada orang dengan diabetes tipe 2 di"irikan dengan peningkatan konsentrasi plasma dari trigliserid +@200 mg.dl/, dan penurunan high density lipoprotein cholesterol +H%?-5/ +,)0 mg.dl/. !ilai ?%?-5 berbeda pada diabetes dan sama dengan populasi umum, tetapi perbedaan pada distribusi ukuran partikel ?%? +nilai lebih tinggi dari partikel ?%? kepadatan ke"il atherogenik/ menunjukkan karakteristik lain gambaran dari diabeti" dyslipidemia. Hubungan kausatif antara resistensi insulin dan diabeti" dyslipidemia seperti insulin terlibat dalam jalur regulasi trigliserid, meliputi regulasi jalur metabolism jaringan lemak. Pada adanya resistensi insulin, level tinggi dari asam lemak bebas tersirkulasi pada liver dan menghambat metabolism trigliserid bisa mengarah pada keadaan hipertrigliseridemik. 'euntungan terapi menurunkan lipid berbeda dengan hasil beberapa studi klinis. The heart protection study +HP#/, per"obaan double blind yang besar pada 20000 orang dengan coronary heart disease +5H%/ atau pada risiko tinggi 5=%, diteliti baha terapi penurun lipid untuk 6 tahun menurunkan kematian vaskuler dan kejadian vas"ular utama sebanyak (>% dan 2)%. Pada cohort dari -A61 pasien dengan diabetes +2A% dari total populasi studi/, penurunan risiko 5=% lebih besar pada individu tanpa riayat utama 5=% dibanding dengan yang terdiagnosis 5H% +11% melaan (*%/. :fek keseluruhan terbesar dari terapi penurun lipid diteliti pada metaanalisis baru-baru ini dari (2 studi klinis dan untuk mengobati diabetes mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari terapi penurun lipid untuk pen"egahan primer dan sekunder dibanding yang tanpa diabetes. Pengenalan diabetes tipe 2 sebagai faktor risiko 5=% yang signi8kan, tuntunan praktek saat ini memerlukan manajemen dari risiko ini. 7eski konsensus tentang manajemen diabeti" dyslipidemia adalah terpaku pada pemeriksaan, telah disetujui baha standar aal dari layanan harus terfokus pada perubahan gaya hidup seperti diet, latihan, merokok, penurunan berat badan dan peningkatan kontrol glikemik. 7eskipun keuntungan modo8kasi gaya hidup, pen"apaian target level lipid sering memerlukan intervensi farmakologis untuk men"apai rekomendasi tuntunan saat ini untuk ?%?-5 dari ,A- atau (00 mg.dl +atau ,>0 mg.dl untuk pasien sangat risiko tinggi sebagaimana pasien dengan diabetes dan faktor risiko terkontrol yang buruk/, trigliserid ,(-0 atau 200 mg.dl, H%?-5 @1A atau )0 mg.dl, dan level non H%?-5 ,(10 mg.dl. Pada kebanyakan kasus, hal ini meliputi terapi lini pertama dengan statin, terapi utama untuk dyslipidemia. 3uktinya baik dalam mendukung efektivitas statin dalam menurunkan ?%?-5 dan menurunkan risiko 5=%. 7eski efektif, residu risiko (0 tahun dari kejadian "oroner terkini dengan peraatan statin masih tinggi, dan juga menunjukkan akibat signi8kan yang harus diperhatikan. #aat terapi dengan statin terbukti tidak "ukup untuk mengobati trigliserid yang meningkat dan kadar H%?-5 yang rendah dari diabeti" dyslipidemia, meliputi pengenalan 8brat. !amun, kombinasi terapi dengan dua agen tanpa batasan, yang berpotensi terjadi interaksi obat-obat yang bisa mengakibatkan efek samping seperti miotoksisitas. Pada keadaan sulitnya mengobati semua aspek dyslipidemia di antara pasien dengan diabetes tipe 2, pen"arian untuk terapi yang efektif dan ditoleransi telah diperluas sampai meleati kombinasi dari nonstatin agen penurun lipid lain. Peningkatan keaspadaan dan manajemen yang agresif dengan intervensi gaya hidup dan farmakologis untuk mengontrol dyslipidemia dan faktor risiko lainnya untuk 5=% bisa meningkatkan hasil pada pasien dan mengurangi harga. 3. APAKAH PENINGKATAN BERAT BADAN ADALAH KONSEKUENSI YANG TAK TERELAKKAN DARI TERAPI INSULIN PADA DIABETES TIPE 2 'ontrol gula yang efektif adalah tujuan utama pada pengobatan diabetes dimana ia bisa menunda onset dan meminimalkan perkembangan dari komplikasi. !amun diabetes tipe 2 adalah penyakit yang progresif dan seiring dengan aktu, penurunan fungsi sel 9 pan"reas mengakibatkan penurunan produksi insulin dan dengan konsekuensi peningkatan gula darah sepanjang hari. #ehingga dengan perkembangan penyakit, agen oral menjadi tidak efektif dalam men"apai level glukosa terkontrol dan pengobatan insulin sering diperlukan. 0entu saja telah diperkirakan baha lebih dari -0% pasien dengan diabetes tipe 2 akan memerlukan kemampuan dari terapi insulin dalam 6 tahun dari diagnosis. 'etika mengobati pasien dengan diabetes tipe 2, dokter se"ara tradisional menghadapi dilemma pada pilihan dari strategi manajemen, sebagaimana terapi insulin telah dilakukan sampai sekarang telah dihubungkan dengan peningkatan berat badan yang tak diinginkan. 'ira-kira A0% dari individu dengan diabetes tipe 2 mengalami kelebihan berat badan. 'ebanyakan terapi penurun gula darah meningkatkan berat badan yang bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini bisa diduga baha suatu penurunan pada H34(5 ( % dihubungkan dengan peningkatan berat badan 2,* 'g. ketakutan dengan peningkatan berat badan bisa menjadi barrier terhadap inisiasi terapi insulin dan pada yang menginisiasi insulin, peningkatan berat badan bisa mengakibatkan rasa gagal dan sedih yang bisa mengarah pada terpuruknya kontrol glukosa. <ni merupakan masalah yang umum disebut dengan resistensi insulin 8siologis yang menjadi hambatan bagi dokter dan pasien untuk memulai terapi insulin. Pada United Kingdom Prospective Diabetes Study +&'P%#/, intensi8kasi terapi insulin dihubungkan dengan rerata berat badan 6,- kg selama (0 tahun periode follo up. 7eski mekanisme peningkatan berat badan pada pasien yang baru terapi insulin tidak begitu dimengerti, sejumlah alasan telah dibuat. Hal ini meliputi penurunan energy yang hilang selama ekskresi glukosa di urin +glukosuria/, penurunan energy digunakan untuk pato8siology retensi "airan diabeti" metaboli", efek anaboli" insulin dan kemungkinan efek pada sisten saraf pusat. #ebagai tambahan, telah dinyatakan baha an"aman episode hipoglikemik mengakibatkan beberapa orang dengan diabetes tipe 2 se"ara proaktif meningkatkan asupan kalori untuk men"egah kejadian tersebut, suatu fenomena juga diketahui sebagai defensive snacing. #ejumlah strategi telah dilakukan untuk mengontrol beat badan pada orang dengan diabetes, dan hasil terbaik di"apai menggunakan pendekatan multiple. Hal ini meliputi peningkatan sensitivitas insulin pasien leat diet, latihan dan agen farmakologis. 'linisi perlu mengevaluasi regimen insulin yang berbeda untuk tiap pasien, tidak hanya pada efeknya pada pengukuran kontrol gula sepanjang hari dan ke"enderungan untuk episode hipoglikemi, tetapi juga dalam bentuk dampak pada peningkatan berat badan mereka. Perkenalan insulin analog baru yang hampir mirip dengan pelepasan insulin pan"reas 8siologis telah membolehkan pasien untuk mendapat kontrol lebih baik dengan penurunan risiko hipoglikemia. !nsulin analog long acting telah dibuat untuk mereplikasi level basal dari pelepasan insulin dari pan"reas antara sarapan. #alah satu dari perkembangan insulin analog saat ini, insulin detemir memiliki farmakodinamik yang membuatnya "o"ok untuk dosis sekali sehari dan menaarkan jalan yang mudah untuk memulai insulin pada pasien dengan kontrol sampai 2) jam. #ebagai tambahan, pengobatan dengan insulin detemir se"ara konsisten menghasilkan penurunan berat badan yang kurang signi8kan dibanding dengan !PH insulin atau insulin glargine pada studi randomized controlled dan observational. 7enariknya keuntungan berat badan dari insulin detemir juga menunjukkan yang terbaik pada pasien dengan overweight. Bambar ( menunjukkan hasil studi 26 minggu dimana insulin detemir dihubungkan dengan peningkatan berat badan yang sedikit dibanding !PH insulin, khususnya pada orang dengan dasal 37< yang tinggi. 7ekanisme yang mendasari keuntungan ini masih belum diketahui, meski sejumlah teori telah diajukan. #ekali menghilang, ilmu pengetahuan itu bisa menjadi mekanisme yang menghubungkan insulin dengan peningkatan berat badan. %alam pada itu, telah jelas baha transisi pasien yang tidak mendapat kontrol adekuat glukosa pada terapi antidiabetik oral dengan insulin meningkatkan kontrol diabetes. %ata dari studi insulin detemir sekarang menjelaskan baha kelebihan berat badan tidak menjadi konsekuensi yang tak terelakkan dari optimisasi terapi ini. 4. KESIMPULAN KARAKTERISTIK PRODUK HARUS DIKONSULTASIKAN SEBELUM MERESEPKAN JUMLAH LENGKAP DARI EFEK SAMPING. Leve!"# #emua presentasi mengandung insulin detemir (00 &.ml ?evemirC adalah analog insulin long acting yang digunakan sebagai insulin basal I$%!&'(!D pengobatan diabetes mellitus D)(!(D ?evemirC diberi melalui injeksi subkutan. %alam kombinasi dengan agen antidiabetik oral membolehkan ?evemirC diberikan sekali sehari dengan dosis (0 & atau 0,( sampai 0,2 &.'g. dosis harus dititrasi berdasarkan keperluan individu pasien. 'etika digunakan sebagai bagian regimen bolus dasar insulin diberikan satu atau dua kali sehari tergantung keperluan pasien. %osis harus diatur se"ara individual. 'etika diberi dua kali sehari, dosis malam hari bisa diberikan pada malam atau mau tidur. 0ransfer dari insulin lainnya memerlukan penyesuaian dosis dan aktu pemberianE monitor glukosa selama transfer dan minggu aal sesudahnya. Pengobatan antidiabetik yang bersamaan atau yang terjadi berbarengan pengobatan insulin short acting memerlukan penyesuaian. 0idak ada studi pada anak dengan usia di baah 6 tahun. K)$*"'!$%!&'(!D hipersensitif insulin detemir atau e"cipient. Pe"!$+'*'$ %'$ ,e"-'*!'$ ,e$++.$''$D penggunaan dosis yang tidak adekuat, atau putusnya pengobatan bisa mengakibatkan hiperglikemia dan ketoasidosis yang berpotensi menimbulkan kematian. 0erlalu banyak insulin, sedikit makan atau latihan berlebihan bisa mengakibatkan hipoglikemia. Penurunan kontrol gejala hipoglikemia bisa terlihat selama kontrol yang ketat dan juga pada pasien dengan diabetes. Perpindahan ke tipe yang baru atau merek harus dilakukan di baah pengaasan ketat supervise medis. $eaksi tempat suntikan biasanya sebentar mungkin terjadiE perpindahan lokasi injeksi bisa mengurangi reaksi ini. $eaksi injeksi yang jarang terjadi pada ?evemirC memerlukan penghentian dari obat ini. 7onitoring yang hati-hati direkomendasikan pada pasien dengan hipoalbuminemia berat. ?evemirC tidak harus diberikan intravenaE men"egah pemberian intramus"ularE jangan gunakan infus insulin pump. 5egah pen"ampuran aksi "epat insulin dengan ?evemir. 7engandungmeta"resol yang bisa mengakibatkan reaksi alergi. Hipoglikemia bisa memun"ulkan risiko ketika menyetir atau mengoperasikan mesin. Ke-'!/'$ %'$ /'&*'(!D tidak ada pengalaman klinis pada kehamilan dan laktasiE larangan berolahraga ketika meresepkan dengan ibu hamil atau menyusui. E0e& 1'$+ *'& %!!$+!$&'$D umumD hipoglikemiaE reaksi tempat suntikan, biasanya sementaraE frekuensi tinggi alergi dan berpotensi reaksi alergi dilaporkan pada 1 studi ?evemir dengan kombinasi agen antidiabetik oral. 0idak umumD lipodistro8E edema dan anomaly refraksi pada terapi aalE alergi dan berpotensi reaksi alergiE reaksi hipersensitivitas umum berpotensi mengan"am nyaaE peningkatan yang mendadak dalam kontrol glikemik bisa dihubungkan dengan perburukan retinopati diabeti". ;arangD nyeri neuropati akut bisa dihubungkan dengan peningkatan "epat kontrol gula darah, biasanya reversible. 'esimpulan karakteristik produk harus dikonsultasikan untuk daftar lengkap efek samping.