You are on page 1of 106

Astronomi Bola

Menjelaskan posisi benda langit pada bola langit.


Memilih sistem koordinat yang tepat untuk
menjelaskan sebuah situasi. Koordinat itu berada
pada permukaan bola.
Melakukan transformasi antar sistem koordinat
yang berbeda.
Melakukan koreksi terhadap posisi pengamatan.
Menjelaskan konsep gerak diri bintang, gerak
planet.
Apa yang disebut dengan Astronomi Bola?
1. Benda-benda langit tampak melekat pada
sebuah bentuk setengah bola yang
memiliki diameter tak terhingga
2. Posisi sebuah benda pada permukaan bola
: Arah pada permukaan bola
3. Didefinisikan tata koordinat 2 Dimensi
pada permukaan bola

Z
N
O
-
G
1
G'
1

* S
2

S'
2

*
S
1

S'
1

Gambar 1. Proyeksi posisi S1 dan S2 pada Bola langit
Jarak sudut antara dua bintang, S
1
dan S
2
didefinisikan sebagai besar sudut
1 2
S OS =
besar sudut
1 2
' ' S OS atau
2 1
S OG =
2 1
' ' S OG . Jarak ke bintang-bintang tidak
diperhitungkan (tampak terproyeksi pada bola langit di di S
1
, S
2
, dan G
1
(lihat
Gambar 1).
*
Polaris
Bumi
Bola langit yang berputar
Kutub Langit Selatan (KLS)
KLU
Ekuator langit
Gambar 2. Bola langit yang menunjukkan KLU, KLS dan Equator langit.
Bintang Polaris terletak dekat sekali dengan KLU
Proyeksi kutub-kutub Bumi pada bola langit adalah Kutub
Langit Utara (KLU) dan Kutub Langit Selatan (KLS)
KLU dan KLS
Gambar 3. Foto trail bintang.
Gambar 4. Pergerakan Bintang Polaris
Cosmogony
A cosmogony is theory about Earths place in the
universe.
A geocentric cosmogony is a theory that proposes
Earth to be at the center of the universe.
A heliocentric cosmogony is a theory that proposes
the Sun to be at the center of the universe.
Which is the geocentric cosmogony and
which is the heliocentric cosmogony?
geocentric (Earth-centered) heliocentric (Sun-centered)
Planets were often called wandering stars because
they move from one constellation to the next.
Planet Means Wanderer
For most of human history, we have thought
the universe was geocentric
Copernicus devised the first
comprehensive heliocentric
cosmology to successfully
explain retrograde motion
Gerak Semu Planet
Gambar 17 Gerak Retrograde Planet Mars
http://mars.jpl.nasa.gov/allabout/nightsky/images/2003/whereLosAngeles_br.jpg
Copernicus devised the first
comprehensive heliocentric
cosmology to successfully
explain retrograde motion
Gambar 18. Ilustrasi gerak
Retrograde
Orbit Bumi
Orbit Mars
Konfigurasi Planet
Venus
Bumi
Gambar 19. Konjungsi dan Oposisi
beberapa planet
Mars
Konjungsi
Oposisi
Periode Sinodis
Fenomena dari konsep geosentrik
Interval waktu dari dua buah konfigurasi planet-Matahari yang
sama
P
1
=periode sideris planet/Bumi
P
2
=periode sideris Bumi/planet
S = periode sinodis planet
Relasi periode sideris dan periode sinodis planet:
1/S = 1/P
1
- 1/P
2
Kasus 1: Jika planet inferior, P
1
= periode sideris planet dan
P
2
=periode sideris Bumi
Kasus 2: Jika planet superior, P
1
= periode sideris Bumi dan
P
2
=periode sideris planet



Fasa planet
Fasa (q)= 0.5(1+cos |)
| = sudut yang dibentuk Matahari-Planet-Bumi
Kasus 1: planet inferior konjungsi inferior, | = 180
o ,
, permukaan planet yang
gelap menghadap Bumi, cth. Bulan baru
Kasus 2: planet inferior konjungsi superior, | = 0
o ,
permukaan planet yang
terang menghadap Bumi, cth. Bulan purnama
Kasus 3: planet superior, 0 <= |<90
o
,
|=0 bila oposisi
| mendekati 90 bila pada mendekati poisisi kuadratur timur atau barat
Untuk menghitung fasa setelah konjungsi inferior planet inferior atau setelah
oposisi planet superior:
tan|=.(a sinu) / (| o cosu) , o dan | merupakan panjang radius vektor
Matahari-Bumi dan Matahari-Planet
Besar sudut u = 360/(t/S), t = lama waktu setelah konjungsi atau oposisi.

Bola langit yang berputar
KLS
KLU
Bumi
Ekuator langit
dan horizon
*
Lingkaran harian bintang
Gambar 5. Bola langit dilihat dari Kutub Utara (KU)
Di Kutub. Jika kita berdiri di salah satu kutub, sumbu rotasi benda langit
(sebenarnya Bumi) adalah poros KLU-KLS. Bintang-bintang akan tampak
berputar melingkar terhadap titik tepat di atas kepala. Bintang tidak terbit dan
tidak terbenam. Lintasan yang ditempuh bintang dalam bola langit ini disebut
lingkaran harian.
Gerak Langit
KLU
KLS
Bumi
Ekuator langit
Bola langit
*
Di Ekuator. Jika kita berdiri di ekuator, ekuator langit membentang melintas
kepala kita, dari Timur ke Barat dan sumbu rotasi langit adalah garis dari Utara
ke Selatan. Dari ekuator, bintang tampak terbit tegak lurus di horizon timur
dan terbenam di horizon barat. Dari ekuator kita bisa melihat semua bintang.
Gambar 6.Bola langit dilihat dari Ekuator
lingkaran harian bintang
Ekliptika
Maret
Juni
September
Desember
U
S
23
Ekliptika
Gambar 7. Revolusi Bumi mengitari Matahari
Dalam kenyataan sebenarnya, Bumi bergerak mengitari Matahari.
Gerak Matahari
Ekuator langit
Ekliptika
22 Jun
22 Des
21 Mar
23 Sep
Gambar 8.Gerak tahunan Matahari pada bola langit
Dari titik pandang Bumi, Matahari seolah-olah bergerak pada
bola langit.
Bumi
Kutub Utara
Ekuator
-
Greenwich, England
Meridian Greenwich
-
Suatu tempat
pada Bumi
Meridian suatu
tempat
bujur
lintang
Gambar 9 .Sistem Lintang-Bujur
Sistem Koordinat
*
Lintasan vertikal bintang
KLU
Meridian lokal
pengamat
Zenith
Nadir
U S
Horizon
pengamat
B
T
Azimuth
tinggi
Gambar10. Sistem Horizon
Ekliptika
Ekuator langit
Bola langit
KLU
Vernal equinox
o
o
Gambar 11. Asensiorekta dan Deklinasi
*
Lingkaran jam bintang
Waktu
Ada tiga satuan standar waktu yaitu:
a. Hari : panjang waktu satu kali rotasi Bumi
i. Hari matahari (solar day): Acuan matahari.
Interval waktu dari saat terbit Matahari ke saat
terbit berikutnya atau dari saat terbenam
Matahari ke saat terbenam berikutnya
ii. Hari sideris (siderial day) : Acuan bintang.
Interval waktu dari saat sebuah bintang
berada di atas kepala sampai bintang tersebut
kembali berada di atas kepala.
b. Tahun: panjang waktu satu kali revolusi Bumi
c. Bulan : panjang waktu satu kali rotasi Bulan

Standar Waktu
Bumi pada t
1

Bumi pada t
2

ke bintang
Gambar 12. Perbedaan antara hari matahari dan hari sideris






Satu hari matahari = 24 jam
Satu hari sideris = 23 jam 56 menit
~1
U
S
B
Horizon
KLU
Pengamat
Z Meridian pengamat
Ekuator langit
E
T
Sudut Jam
Gambar 13. Sudut Jam : seberapa jauh sebuah bintang sudah
meninggalkan meridian (titik sigma, E ) ke arah Barat
Waktu Sideris
Hari sideris dimulai ketika vernal equinox ada di meridian lokal
( )
( 0) SJ = dan
berakhir ketika vernal equinox kembali melintas di meridian (23 jam 56 menit waktu
(hari kemudian)).
Titik acuan waktu dsideris adalah vernal equinox (titik = Aries). Waktu sideris
Lokal (WSL) didefinisikan sebagai sudut jam dari vernal equiniox
( )
SJ
( ) WSL SJ = Equation 1
Sebuah bintang yang diperlihatkan dengan lingkaran jam, memiliki asensiorekta o
(diukur ke arah Timur dari titik dan sudut jam, SJ (diukur ke arah barat dari titik
E ).
Perhatikan:
( ) 0 o = (*) (*) WSL SJ o = + Equation 2
Jika * (bintang) diganti dengan , akan diperoleh:
( ) ( ) WSL SJ o = + Equation 3
Sebab ( ) 0 o = , maka definisi pertama (Eq.1) di atas diperoleh.
Ekuator langit
KLU
E
WSL =
SJ ()
Vernal Equinox
()
Gambar 14. Definisi Waktu Sideris Lokal
Lingkaran mencerminkan equator langit dan titik di pusat lingkaran
adalah KLU. Panjang panah menyatakan sudut jam dari vernal equinox.
Sudut jam diukur ke arah Barat (searah jarum jam bila dilihat dari Utara)
dari titik sigma, E, ke vernal equinox.
Waktu Sideris
Ekuator langit
KLU
E
SJ (-)
Vernal quinox
WSL
*
o (-)
Gambar 15. Definisi lain dari Waktu Sideris Lokal
Fasa Bulan
Gambar 16. Fasa Bulan
Orbit Bumi
Ke Matahari
Gambar 22. Arah Rotasi Bumi
Sore
Pagi


Geometri Bola dan
Geometri Bidang Datar
Bidang Datar
Bila 2 garis tegak lurus
garis ke 3, maka ke-2
garis tersebut sejajar

Bila 2 garis tak sejajar,
maka ke-2 garis itu akan
memotong di satu titik
Bidang Bola
Bila 2 garis tegak lurus
garis ke 3, maka ke 2
garis tersebut belum
tentu sejajar
Bila 2 garis tak sejajar,
maka ke-2 garis itu
belum tentu memotong
di satu titik
Geometri Bola dibentuk oleh: lingkaran besar,
lingkaran kecil, dan sudut-sudut bola
Lingkaran Besar yaitu lingkaran pada permukaan bola yang
pusatnya berimpit dengan pusat bola dan membagi bola
sama besar
Lingkaran kecil yaitu lingkaran pada permukaan bola tetapi
pusatnya tidak berimpit dengan pusat bola
Kutub yaitu titik potong garis tengah yang tegak lurus
bidang lingkaran besar dengan bola
Sudut bola yaitu sudut yang terbentuk jika dua lingkaran
besar berpotongan.
Segitiga Bola terbentuk jika tiga lingkaran besar saling
berpotongan satu dengan yang lain membentuk suatu bagian
dengan 3 sudut yang mengikuti ketentuan:
Jumlah dua sudut bola > sudut ke-3
Jumlah ketiga sudut > 180 derajat
Tiap sudut besarnya < 180 derajat
Kutub
Kutub
Pusat Bola
Lingkaran kecil
Lingkaran besar
Gambar 17. Geometri Bola
Geometri Bola
Lingkaran kecil
Lingkaran besar
Gambar 18. Segitiga bola pada geometri bola
Sifat-sifat
segitiga bola
Sudut A, B, dan C adalah sudut
bola; dan a, b, dan c adalah sisi-
sisi segitiga bola ABC.
0 < (a + b + c) < 360
180 < (A + B + C) < 540
a + b > c, a + c > b, b + c > a
a > b A > B ; a = b A = B
Ekses sudut bola, yaitu selisih
antara jumlah sudut-sudut A,
B, dan C sebuah segitiga bola
dengan radians (180) adalah: E
= A + B + C t (rad)
a
b
c
Formula Segitiga
Bola
Empat buah formula yang
biasa digunakan adalah:
Formula cosinus

demikian pula

Formula sinus





A cos c sin b sin c cos b cos a cos + =
B cos a sin c sin a cos c cos b cos + =
c sin
C sin
b sin
B sin
a sin
A sin
= =
A cos c cos b sin c sin b cos B cos a sin =
B cot C sin b cot a sin C cos a cos =
a
b
c
Formula empat bagian

Formula empat bagian

Formula Sinus:

sin sin sin
sin sin sin
A B C
a b c
= =
Catatan: untuk a, b, c yang kecil
(dalam radian):
sin sin sin A B C
a b c
= =
(Aturan sinus untuk
segitiga datar).
Segitiga Bola Siku-Siku
Segitiga bola dengan sedikitnya satu buah
sudutnya sama dengan 90 disebut segitiga
bola siku-siku.
C
A
B
90
Khusus pada segi-tiga
bola siku-siku berlaku
aturan NAPIER,
yaitu aturan putaran
lima unsur.
a
b
c
Aturan Napier (siku-siku di B)
Sinus unsur tengah = hasil kali tangen unsur yang mengapit
Sinus unsur tengah = hasil kali cosinus unsur yang
berhadapan
a
90 - A
c
90 - B
90 - C
Tata Koordinat Astronomi
Komponen-komponen dasar pada Tata Koordinat Astronomi:
Lingkaran Dasar Utama: yang membagi bola menjadi 2
belahan, belahan utara dan belahan selatan
Kutub-kutub: pada diameter bola yang tegak lurus lingkaran
dasar utama
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui kutub-
kutub lingkaran dasar utama, tegak lurus lingkaran dasar
utama
Titik asal: titik acuan pengukuran besaran koordinat I
Koordinat I(absis): dihitung dari titik asal sepanjang
lingkaran dasar utama
Koordinat II(ordinat): dihitung dari lingkaran dasar
utama ke arah kutub
KS
KU
Lingkaran Dasar Utama
Lingkaran Dasar Kedua
Pusat Bola
Tata Koordinat Bumi
Lingkaran Dasar Utama: lingkaran Ekuator
Kutub-kutub: Kutub Utara (KU) dan Kutub Selatan (KS)
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui meridian
pengamat
Titik asal: titik potong ekuator dengan meridian Greenwich
Koordinat I: bujur, atau , dihitung dari meridian
Greenwich ke meridian pengamat:
0 < < 180 atau 0
h
< < 12
h
ke timur dan ke barat
Koordinat II: lintang |, dihitung:
0 < | < 90 ke arah KU, dan
-90 < | < 0 ke arah KS
Sistem Koordinat Bumi
Lingkaran besar
adalah lingkaran
yang berpusat di
pusat bola Bumi.
Panjang busur
lingkaran besar
merupakan sudut
yang dibentuk oleh
kedua ujungnya
dilihat dari pusat
bola Bumi.
Lingkaran besar
merupakan
geodesik (jarak
terpendek antara
dua titik di
permukaan bola).
Lingkaran kecil yang sejajar dengan
khatulistiwa disebut lingkaran lintang
(parallel of latitude).
Keliling sebarang lingkaran kecil untuk suatu
lintang tertentu:
Keliling = 360
0
x cos (|)
Panjang busur lingkaran kecil di antara dua
buah bujur:
Panjang busur = A x cos (|)
Exercise
Alderney, di Kepulauan Channel, memiliki
bujur 2W dan lintang 50N. Sementara
Winnipeg di Kanada, memiliki bujur 97W
dan lintang 50N. Berapakah jarak pisah
kedua kota, dalam mil laut, di sepanjang
parallel of latitude?
Exercise
Jarak di sepanjang parallel of latitude adalah A x
cos(|) = (97 - 2) cos(50)
= 61,06
Dengan mengingat 1 = 60 mil laut, maka jarak pisah
kedua kota adalah 61,06 x 60 = 3663 mil laut.

Catatan:
1 mil laut busur lingkaran besar sepanjang 1 menit
busur di permukaan Bumi.
1 mil laut = km ?
Tata Koordinat Horison
Lingkaran Dasar Utama: Bidang Horison
Kutub-kutub: Titik Zenit (Z) dan Titik Nadir (N)
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui
meridian pengamat
Titik asal: Titik Utara. Titik-titik Utara, Selatan, Barat, dan
Timur adalah titik kardinal
Koordinat I: azimut, A diukur dari Utara ke Timur,
0 < A < 360
Koordinat II: tinggi bintang h, diukur dari lingkaran
horison:
0 < h < 90 ke arah Z, dan
-90 < h < 0 ke arah N
Tata Koordinat Horison
Tata Koordinat Ekuatorial I (HA-DEC)
Lingkaran Dasar Utama: Ekuator Langit
Kutub-kutub: Kutub Utara Langit (KUL) dan
Kutub Selatan Langit (KSL)
Lingkaran Dasar ke-2: meridian pengamat
Titik asal: Titik E, yang merupakan perpotongan meridian
pengamat dengan lingkaran ekuator langit
Koordinat I: sudut jam HA, diukur ke arah barat:
0
h
< HA < 24
h

Koordinat II: deklinasi, o, diukur:
0 < o < 90 ke arah KUL, dan
-90 < o < 0 ke arah KSL
Tata Koordinat Ekuatorial I
Tata Koordinat Ekuatorial II (RA-DEC)
Lingkaran Dasar Utama: Lingkaran Ekuator
Kutub-kutub: Kutub Utara Langit (KUL) dan
Kutub Selatan Langit (KSL)
Lingkaran Dasar ke-2: meridian pengamat
Titik asal: Titik , yang merupakan perpotongan ekuator
dan ekliptika
Koordinat I: asensiorekta, o, diukur dari titik ke arah
timur: 0
h
< o < 24
h

Koordinat II: deklinasi, o, diukur
0 < o < 90 ke arah KUL, dan
-90 < o < 0 ke arah KSL
Tata Koordinat Ekuatorial II (RA-DEC)
Tata Koordinat Ekliptika
Lingkaran Dasar Utama: Bidang Ekliptika
Kutub-kutub: Kutub Utara Ekliptika (KUE) dan
Kutub Selatan Ekliptika (KSE)
Titik asal: Titik
Koordinat I: bujur ekliptika, , diukur dari titik ke arah
timur: 0
h
< < 24
h

Koordinat II: lintang ekliptika, |, diukur dari bidang
ekliptika ke bintang :
0 < | < 90 ke arah KUE, dan
-90 < | < 0 ke arah KSE
Tata Koordinat Ekliptika
Lintasan Harian Benda Langit
Terbit, Terbenam, dan Kulminasi/Transit
Setiap benda langit bergerak pada lingkaran kecil yang sejajar
ekuator dan berjarak o. Benda bergerak dari bawah horison
ke atas horison di sebelah timur. Peristiwa ini disebut sebagai
terbit. Lalu benda terbenam, yaitu bila benda bergerak dari
atas horison ke bawah horison, di sebelah barat. Saat terbit
atau terbenam, z = 90 dan h = 0.
Besarnya HA (terbit/terbenam) menyatakan waktu yang
ditempuh benda langit dari terbit sampai transit atas
(HA = 0
h
= 0 ), dan dari transit atas sampai terbenam.
Jadi: 2 HA = lama benda langit di atas horison.

Bintang Sirkumpolar
Bintang bisa diamati jika berada di atas horison. Ada bintang
yang tidak pernah terbenam atau tidak pernah terbit. Bintang
bintang ini disebut sebagai Bintang Sirkumpolar.
Pada bintang sirkumpolar di atas horison, berlaku:
z(transit bawah) s 90 ; jika:
o > 90 - | , untuk belahan bumi utara
o s |||- 90, untuk belahan bumi selatan
Pada bintang sirkumpolar di bawah horison, berlaku:
z(transit atas) > 90 ; jika:
o s | - 90 , untuk belahan bumi utara
o s 90 -|||, untuk belahan bumi selatan
Senja dan Fajar
Pada saat Matahari terbenam, cahayanya masih dapat
menerangi Bumi. Ketika Matahari berada 18 di bawah
horison, pengaruh terang tersebut sudah hilang. Selang
antara matahari terbit atau terbenam dengan saat
jarak zenitnya 108
disebut sebagai fajar atau senja.
* z = 90, h = 0 terbit/terbenam
* z = 96, h = - 6 fajar/senja sipil
* z = 102, h = -12 fajar/senja nautika
* z = 108, h = -18 fajar/senja astronomis

Pergerakan Tahunan Matahari
Matahari mengitari Bumi pada bidang ekliptika
posisinya dalam koordinat ekliptika berubah
terhadap waktu posisi pada koordinat
ekuator juga berubah
Dalam 1 tahun, o berubah dari 0
h
sampai 24
h
dan o berubah dari -23,27 sampai + 23,27
Posisi titik tetap
Posisi Matahari dalam koordinat ekuator
II dan ekliptika
Tanggal

(
h
)
|
(

)
o
(
h
)
o
(

)
lokasi
21 Maret 0 0 0 0 Titik musim semi
22 Juni 6 0 6 +23.27 Titik musim
panas
23 Sept. 12 0 12 0 Titik musim
gugur
22 Des. 18 0 18 -23.27 Titik musim
dingin
Posisi titik terhadap Matahari dalam
peredaran harian dan tahunan Matahari
Tanggal
Ao
(
h
)
A
HA (
h
)
21 Maret 0 0
22 Juni 6 -6
23 Sept. 12 -12
22 Des. 18 -18
Exercise
Berapakah jarak pisah kedua kota, dalam mil
laut, di sepanjang busur lingkaran besar?
Gunakan formula cosinus:
cos AW = cos WP cos AP +
sin WP sin AP cos P
= cos
2
40 + sin
2
40 cos 95
= 0,5508
Diperoleh, AW = 56,58
= 3395 mil laut

Bandingkan dengan rute di sepanjang
parallel of latitude!

(Berapa nilainya dalam km bila diketa-
hui radius bola Bumi R = 6370 km?)
Exercise
Dari Alderney, pada arah azimut berapa Anda
menghadap Winnipeg?

Gunakan formula sinus:

sin A / sin WP = sin P / sin WA
sin x = sin 40 . sin 95 / sin 56,58
sin x = 0,77
x = 50,1 atau 129,9
Yang dipakai adalah x = 50,1

Azimut diukur searah jarum jam dari utara, sehingga
azimut Winnipeg 360 - 50,1 = 309,9
Trigonometri Bola pada SKH
Koord. Bumi

equator

north pole

south pole

latitude

co-latitude

parallel of
latitude

meridian
of
longitude

greenwich
meridian

longitude
Koord.Horison

horizon

zenith

nadir

altitude

zenith
distance

parallel of
altitude

vertical circle


principal
vertical

azimuth
Exercise
Dari St.Andrews, pada 2 Februari 1998
pukul 18.00, Bulan memiliki ketinggian
+39 dan azimut 196,
sementara Saturnus pada ketinggian +34
dan azimut 210. Berapakah jarak pisah
kedua objek di langit? Manakah yang
terletak lebih ke timur?
Exercise
Berapakah jarak pisah kedua objek di langit?
Perbedaan azimut adalah sebesar 14.
Dengan formula cosinus:
cos MS = cos MZ cos ZS + sin MZ sin ZS
cos Z
= 0,98
Sehingga MS = 12,3

Manakah yang terletak lebih ke timur?

Bulan terletak lebih ke timur dan lebih tinggi daripada
Saturnus.
Trigonometri Bola pada SKE 1
Deklinasi objek X
Jarak sudut dari ekuator
langit ke objek yang
bersangkutan.

Sudut Jam objek X
Jarak sudut antara
meridian objek dengan
meridian langit.

!!! Sudut jam diukur ke
arah barat dan dinyata-
kan dalam satuan jam
(0 24 jam).
Exercise
Bintang paling utara di rasi Layang-layang,
Crucis, memiliki deklinasi sebesar -57.
Pada lintang berapa bintang ini tepat akan
terlihat?
Pada lintang berapa dapat tepat berada di
zenit?
Pada lintang berapa tidak pernah terbenam?
Exercise
Pada lintang berapa bintang ini tepat
akan terlihat?

Bintang berada di S (tepat di horison),
57dari ekuator.

Berarti dari zenit ke ekuator sebesar
33. Dari sini, 57 dari zenit menuju
kutub utara langit. Dengan kata lain,
tinggi kutub utara langit dari horison
adalah sebesar 33.

Padahal ketinggian kutub utara langit
sesuai dengan lintang setempat.
Sehingga lintang pengamatan adalah
33N. Sehingga setiap pengamat yang
lebih utara dari 33N tidak akan dapat
melihat rasi Layang-layang.
Exercise
Pada lintang berapa dapat tepat
berada di zenit?

Sebagai sebuah aturan umum, bila
sebuah bintang dengan deklinasi x
melintas tepat di atas kepala,
lokasi pengamat berada di lintang
x.

Bintang berada di Z, zenit, sejarak
57 dari ekuator atau 33 dari
ekuator menuju horison.

Dari sini sumbu kutub ekuator P
berada 57 di bawah horison utara,
sehingga lintang yang dimaksud
adalah 57S.

Exercise
Pada lintang berapa tidak pernah
terbenam?
Anggap kulminasi bawah bintang
berada di S, tepat di atas horison
selatan. Titik ini sejauh 57 ke arah
bawah menuju ekuator, atau 33 dari
S ke arah atas menuju kutub selatan
langit (KSL).

Bila KSL berada 33 di atas horison
selatan, kutub utara langit pastilah
berada 33 di bawah horison utara.
Dengan demikian, lintang yang
dimaksud adalah -33 atau 33S.

Bintang tidak akan pernah terbenam
(sirkumpolar) bagi setiap pengamat di
33S.
Trigonometri Bola pada SKE 2
SKE 1 masih bergan-tung
pada waktu pe-ngamatan,
yaitu bila-mana pengamatan
as-tronomi dilakukan.
Sebagai titik NOL pada
SKE 2, dipilih titik tetap
yang be-rada di ekuator
langit.
Asensio rekta objek X
Sudut di sepanjang ekuator
langit yang diukur ke arah
timur dari melalui
meridian objek X.

Trigonometri Bola pada SKE 2
SKE 1 SKE 2
Perbandingan SKE 1 & SKE 2
SKE 1

celestial equator

north celestial pole

south celestial pole

declination

polar distance

parallel of declination

meridian

celestial meridian

hour angle
SKE 2

celestial equator

north celestial pole

south celestial pole

declination

polar distance

parallel of declination

meridian

vernal equinox

right ascension
Exercise
Empat buah bintang di setiap titik sudut Great Square of
Pegasus adalah:

Star R.A. Declination
o And 00h 08m +2905'
| Peg 23h 04m +28 05'
o Peg 23h 05m +15 12'
Peg 00h 13m +15 11'

Hitunglah panjang
diagonal persegi (o And
to o Peg)!
Exercise
Untuk menentukan panjang diagonal, gunakan formula cosinus:
cos S1S2 = cos S1P cos S2P + sin S1P sin S2P cos P
Substitusikan semua nilai untuk memperoleh jarak antara o And ke o
Peg sebesar 20,1.
Hubungan SKH & SKE 2
z Jarak zenith
z = 90
0
- a
Tinjau segitiga bola PZX:
cos (90 o) = cos (90 |) cos z + sin (90 |) sin z
cos (360 A)

sin o = sin | sin a + cos | cos a cos A (1)

Selain itu,
cos z = cos (90 o) cos (90 |) + sin (90 o)
sin (90 |) cos H

sin a = sin o sin | + cos o cos | cos H (2)
sin sin(360 )
sin sin(90 )
H A
z o

=

o
=
sin sin
cos cos
H A
a
(3)
Dengan 2 buah dari 3 buah persamaan di atas, kita dapat
menentukan (a, A) dari (H, o) atau sebaliknya (H, o) dari (a,
A).

Bila diperlukan asensio rekta, dapat digunakan hubungan
berikut ini:
o = L.S.T. H
Exercise
Buktikan bahwa ekuator langit memotong
horison di azimut 90 dan 270, untuk
sebarang lintang (kecuali di kutub utara dan
selatan)!
Pada sudut berapakah ekuator langit
memotong horison di lintang |?
Exercise
Buktikan bahwa ekuator langit memotong horison di azimut
90 dan 270, untuk sebarang lintang (kecuali di kutub utara
dan selatan)!
Akan ditentukan azimut A titik X,
yang berada di horison (a=0)
dan ekuator sekaligus (o=0).

Terapkan formula cosinus:
cos PX = cos PZ cos XZ + sin PZ
sin XZ cos Z
0 = 0 + sin (90-|) cos A

Karena 90- | tidak NOL (kita tidak berada di
kutub), untuk memperoleh 0 = sin (90- |) cos A,
cos A haruslah bernilai 0. Sehingga A = 90 or
270.
Exercise
Pada sudut berapakah ekuator langit memotong horison di
lintang |?
Gunakan formula cosinus:

cos SY = cos SW cos YW + sin SW
sin YW cos W
cos (90-) = 0 + cos x
Sehingga sudut x adalah 90-.

Ekuator langit memotong horison pada
sudut 90-.
Azimut Titik Terbit/Terbenam
Pada saat terbit/terbenam, benda langit memiliki jarak zenit
sebesar z = 90
0
.

cos (90 o) = cos (90 |) cos 90
+ sin (90 |) sin 90 cos (360 A)
sin o = cos | cos A
cos A = sin / cos |
(atau cos A = sin / cos | untuk belahan selatan)
Contoh:
Batas azimut terbenamnya Matahari di posisi lintang | = 43
0
31';
cos | = +0,725

o= 23
0
27' (mid summer)
o= +23
0
27' (mid winter)

a) mid-summer: cos A = + 0,549
A = 56,7
0
(sunrise)
atau 303,3
0
(sunset)

b) mid-winter: cos A = 0,549
A = 123,3
0
(sunrise)
atau 236,7
0
(sunset)
Waktu Terbit/Terbenam Matahari
cos 90 = cos (90 o) cos (90 |) + sin (90 o)
sin (90 |) cos H
0 = sin o sin | + cos o cos | cos H
cos H = tan o tan |
(atau + tan o tan | untuk belahan selatan)

Diperoleh H, sudut jam Matahari terbit/terbenam, yang secara pendekatan
menyatakan interval waktu antara tengah hari dengan waktu
terbit/terbenam Matahari.
Contoh:
Panjang hari di posisi lintang | = 43
0
31'; tan | = 0,950.

mid-summer: cos H= 0,412
H= 114,3
0
7,62 jam
Panjang hari = 2H = 15,24 jam
=15 jam 15 menit

mid-winter: cos H= +0,412
H= 65,68
0
4,38 jam
Panjang hari = 2H = 8,76 jam
= 8 jam 45 menit
Dari persamaan:

cos H = tan o tan |

Saat ekuinoks, tan o = 0
cos H = 0 atau
H = 90
0
, 270
0
6 jam, 18 jam (= 6 jam)
(ingat, 1jam 15)

Panjang hari saat ekuinoks= 2H = 12 jam
= panjang malam
(equinox equal day and night).

Hasil ini tidak bergantung pada lintang pengamat |.
Equinoctial Corollaries
Dari persamaan:

cos A = sin o/cos |

Saat ekuinoks, Matahari berada di ekuator langit, o = 0
0
sin o = 0
cos A = 0 atau A = 90
0
, 270
0

Saat ekuinoks, Matahari terbit di titik TIMUR,
terbenam di titik BARAT (tidak peduli lintang
pengamat).
Refraksi
Posisi benda langit yang tampak di langit
sebenarnya berbeda dengan posisi fisiknya,
salah satu sebab adalah karena efek refraksi.

Cahaya yang bergerak dengan kecepatan cahaya
akan mengubah bayangan benda yang melewati
suatu medium.
Definisikan:
Indeks refraksi, n, setiap medium transparan adalah
1/kecepatan cahaya di dalam medium.

Kecepatan cahaya di udara bergantung kepada
temperatur dan tekanan sehingga indeks
refraksi udara bervariasi untuk tiap lapisan
atmosfer yang berbeda.
o
,
z
n Permukaan Bumi
Lapisan atmosfer terendah
150 km
800 km
i
1

N
A
X
Z
Refraksi Astronomi : yaitu refraksi terhadap sinar
bintang akibat atmosfer bumi.
Refraksi di dalam atmosfer :
Diandaikan atmosfer bumi terdiri dari n lapisan
sejajar yang seragam dari permukaan bumi, dan
mempunyai kecepatan v
i
yang berbeda untuk
tiap lapisan (i dari 1 sampai n). Hukum Snell
juga berlaku bagi refraksi untuk tiap lapisan:
n
1
sin i = n
2
sin r
dengan :
n
1
dan n
2
adalah indeks bias medium 1 atau 2,
i adalah sudut datang, dan
r adalah sudut bias.
Di batas permukaan pertama:
1
0
1
1
v
v
r sin
i sin
=
Di lapisan berikutnya:
2
1
2
2
v
v
r sin
i sin
=
, dan seterusnya.
Tetapi dengan geometri sederhana: r
1
= i
2
, r
2
= i
3
, dan seterusnya
Sehingga kita peroleh:
1
1
0
1
r sin
v
v
i sin
|
|
.
|

\
|
=

2
1
0
i sin
v
v
|
|
.
|

\
|
=

2
2
1
1
0
r sin
v
v
v
v
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=

2
2
0
r sin
v
v
|
|
.
|

\
|
=
= ..........

n
n
0
r sin
v
v
|
|
.
|

\
|
=



Dari rumus di atas, ada indikasi bahwa masing-masing lapisan saling meniadakan, sehingga
yang berperan hanyalah perbandingan antara v
0
(yang sama dengan c, yaitu kecepatan cahaya
dalam ruang hampa) dan v
n
(kecepatan cahaya di udara pada lapisan terbawah).

Bila r
n
adalah jarak zenit semu bintang z', dan i
1
adalah jarak zenit benar z. Refraksi tidak
memberikan pengaruh bagi bintang yang ada di zenith. Tetapi untuk posisi lain, efek refraksi
ini mengakibatkan bintang akan tampak lebih tinggi, dan efek terbesar adalah bila bintang
ada di horison.

Definisikan sudut refraksi dengan R, dimana R = z - z', atau z = R + z'.
Maka: sin(z) = sin(R) cos(z') + cos(R) sin(z').

Jika dianggap R sangat kecil, maka dapat didekati dengan :
sin(R) = R (dalam radians), dan cos(R) = 1.
Sehingga,
sin(z) = sin(z') + R cos(z').
Bila dibagi dengan sin(z') akan memberikan

z tan
R
1
z sin
z sin
'
+ =
'
, atau

z tan
R
1
v
v
n
0
'
+ =
Sehingga,
R = z tan
1 v
v
n
0
'

= k tan(z')
Nilai v
0
adalah c, yaitu kecepatan cahaya dalam ruang hampa, yang harganya konstan.
Tetapi v
n
bergantung kepada temperatur dan tekanan udara pada lapisan terbawah.
Pada temperatur (0C = 273K) dan tekanan standard (1000 millibars), k = 59.6 detik busur.
Di dalam The Astronomical Almanac, harga k adalah:
k = 16.27" P(millibars)/(273+TC)
Pada jarak zenit besar, model ini tidak berlaku. Besar refraksi di dekat horison ditentukan
dari pengamatan di atas permukaan bumi. Pada temperatur dan tekanan standard, refraksi di
horison (refraksi horisontal) sebesar 34 menit busur.
Efek refraksi pada saat Matahari atau Bulan
terbit/terbenam
Saat Matahari atau Bulan terbit/terbenam, jarak zenit dari
pusat kedua benda tersebut adalah 90. Refraksi yang
terjadi saat itu disebut sebagai refraksi horisontal.
Refraksi horisontal saat benda langit terbit/terbenam
adalah 35'. Jika jarak zenit = 90, maka jarak zenit benar
adalah 9035'.
Misalkan H adalah sudut jam bila jarak zenit pusat
Matahari 90, maka H+AH adalah sudut jam pusat
Matahari ketika pusat Matahari yang tampak, berada di
horison, jadi z' = 90 , dan z = 9035'.
Bila Matahari dianggap terbenam ketika tepi
atasnya berada di horison, dan semi diameter
Matahari adalah 16', maka:
Tabel 1. Lintang tampak dan sudut refraksi
Lintang tampak Sudut refraksi
0 35'21
1 24'45
2 18'24
3 14'24
4 11'43
10 5'18
30 1'41
60 0'34
90 0'00

ecH cos . sec . sec
15
51
H o | = A
Efek Refraksi pada asensiorekta dan
deklinasi.
o'o = R sec o' sin q
o' o = R cos q

dengan q adalah sudut
paralaktik.
Koreksi Semi diameter
Pada saat Matahari terbenam, z = 90, h' = 0, maka:
jarak zenit piringan Matahari adalah: z = 90 + R
(z=90)

tinggi pusat Matahari adalah : h = 0 R
(z=90)

Matahari dikatakan terbit jika batas atas piringan mulai
muncul di horison, dan terbenam jika batas piringan sudah
terbenam di horison, maka z dan h harus dikoreksi oleh
semidiameter piringan Matahari , S

, sehingga:
z = 90 + R
(z=90)
+ S

h = 0 R
(z=90)
S


Jadi saat Matahari atau Bulan terbit atau terbenam:
h

= 050'
h

= +008
Koreksi ketinggian di atas muka laut
Bidang horison pengamat di Bumi bergantung kepada
ketinggian pengamat. Jika pengamat berada pada ketinggian l
(meter) dari muka laut, maka sudut kedalaman (angle of dip), u,
adalah : (dalam satuan menit busur).
Jika efek refraksi diperhitungkan, maka:
(dalam satuan menit busur).

Jarak ke horison-laut, dituliskan dengan:
(dalam km).
Jika efek refraksi diperhitungkan, maka:
(dalam km).
1, 93 l u =
1, 78 l u =
3, 57 d l =
3, 57 d l =

You might also like