praktek kehidupan dari para kontributornya. Jika Anda merasakan bahwa ada ketidaksesuaian dengan prinsip-prinsip Anda ataupun ingin bertanya silahkan langsung kepada kontributor artikelnya masing-masing. Terima Kasih DAFTAR ISI Peringatan 01. Kekuatan Kata-Kata Untuk Merubah Perilaku 02. Aku dan Gue: Sebuah Perbincangan Konyol 03. Pemerkosaan Atas Nama Berpikir Positif 04. Karena Kebenaran Tiada Mendua 05. Berubah Menjadi Lebih Baik 06. Tulisanku Tidak Ada Kata Bisa 07. Spiritualitas BerNLP: Keharusan vs Kewajiban 08. Gagap karena NLP 09. Resolusi: Keinginan atau Kebutuhan 10. Menciptakan Matahari Baru 11. Dimanakah Kantong Ajaibku? 12. Keinginan dan Kantong Ajaib 13. Terapi Penumpang di Pesawat 14. Mana Lebih Penting: Pikiran vs Perasaan 15. Pilih Gila; Hidup Indah atau Normal; Hidup Suram 16. Flower of Love 17. Belajar NLP Bikin Bingung atau Bikin Hidup Indah Appendix - NLP: Te Untold Story 1.0 KEKUATAN KATA-KATA UNTUK MERUBAH PERILAKU Eko Wahyu Prasetyanto Guru, Penulis Buku, Pembicara Publik Penulis dapat dihubungi di: eko@asli.or.id atau 1 KEKUATAN KATA-KATA UNTUK MERUBAH PERILAKU (DAN KEHIDUPAN) Dalam menjalani kehidupannya, manusia tidak dapat me- lepaskan dirinya dari salah satu elemen kebudayaannya, yakni bahasa. Sebagai salah satu pilar kebudayaan, bahasa dalam ke- nyataannya tidak hanya berperan dalam komunikasi. Disadari atau tidak, bahasa memiliki andil yang signikan terhadap perilaku dan peri kehidupan sebuah masyarakat. Seorang peneliti dari Jepang telah melakukan sebuah riset ten- tang bagaimana ujaran/kata-kata sebagai bagian dari bahasa berpengaruh terhadap struktur kristal dari air di sekitar tem- pat riset tersebut. Dan sungguh luar biasa, ternyata struktur kristal air yang berasal dari pemukiman penduduk yang me- miliki kebiasaan mengucapkan kata-kata yang kurang mem- bangun/bermanfaat memiliki bentuk yang berbeda dengan struktur kristal air yang berasal dari pemukiman penduduk dengan kebiasaan mengucapkan kata-kata yang memban- gun/bermanfaat. Struktur kristal dari air yang berasal dari pemukiman penduduk dengan kebiasaan mengucapkan kata-kata yang memban- gun/bermanfaat terlihat lebih indah jika dibandingkan den- gan struktur kristal air dari dari pemukiman penduduk yang memiliki kebiasaan mengucapkan kata-kata yang kurang membangun/bermanfaat. Hasil penelitian ini dituangkannya ke dalam sebuah buku dengan judul Te Secret of Water. Jika ujaran atau kata-kata mampu mempengaruhi struktur kristal air, apakah ia (kata-kata) juga mampu mempengaruhi manusia? Untuk menjawab pertanyaan itu, saya ingin menyaji- kan sebuah percobaan yang telah saya lakukan. (Saya berharap Anda pun bersedia melakukan percobaan seperti yang saya lakukan untuk lebih meyakinkan Anda, bahwa apa yang saya sampaikan di bawah nanti benar-benar fenomena ilmiah-ala- miah yang setiap orang dapat melakukannya) Inilah percobaan yang saya lakukan tersebut. Saya mengambil 2 gelas plastik (bekas air mineral) yang mas- ing-masing saya isi dengan air dan nasi dengan takaran yang sama persis. Dan dimasing-masing gelas tersebut saya beri (te- patnya saya tempeli) tulisan yang berbeda, yakni yang satu PANDAI dan yang lainnya BODOH. Pada gelas yang bertuliskan kata BODOH, saya berikan kata-kata umpatan: Dasar BODOH kamu!, dan pada ge- las satunya (yang bertuliskan kata PANDAI) saya berikan sanjungan; Kamu PANDAI kok. Pasti hebat deh!. (Kalau ada yang melihat saya pada waktu itu, pasti deh ngira kalau saya gila. Gimana nggak? Gelas berisi air dan nasi kok diajak omong, yang satu diumpati, yang santunya disanjung. Untung- nya sih nggak ada yang lihat, kecuali istri saya, yang memang sudah tahu maksudnya. Dan setelah kira-kira 2 minggu, ternyata kondisi kedua gelas tersebut sangat berbeda (meskipun mereka saya letakkan di tempat yang sama kondisinya). Gelas yang bertuliskan kata PANDAI kondisinya lebih ber- sih, sedang gelas yang bertuliskan kata BODOH menjadi lebih busuk. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat menyaksikan- nya dalam gambar terlampir. Anda lihat, bahwa kata-kata yang berbeda, ternyata menimbul- kan reaksi bio-sika (pembusukan) yang berbeda pada kedua air yang berisi nasi tersebut. Mungkin Anda bertanya; Apa hubungannya dengan perilaku manusia? Baik. Inilah penjelasan (mudah-mudahan cukup il- miah) dari saya. Secara siologis, otak manusia merupakan pusat pengendali perilaku manusia. Dan kita pun tahu bahwa otak kita ini leb- ih dari 75 % nya terdiri dari elemen air. Nah, Anda mung- kin sudah mulai dapat menduga, hubungan kata-kata dengan perilaku manusia. Jika kita sering mendengarkan atau melihat/membaca kata- kata yang destruktif maka boleh jadi otak kita pun akan mengalami gejala seperti apa yang terjadi pada gelas yang di- tempeli kata BODOH di atas. Ingat !! Fenomena yang ter- jadi pada air dan nasi di atas adalah fenomena bio-sika yang alamiah, yang terjadi secara universal pada kondisi apapun. So, jika kita ingin memiliki otakk yang lebih sehat dan bersih, maka kita sebaiknya hanya memasukkan kata-kata yang kon- struktif ke dalam diri (tepatnya otak) kita. Nah, Anda dapat membayangkan jika otak kita kondisinya seperti air yang bertuliskan kata BODOH di atas, bagaima- na kualitas berpikir kita? Inilah salah satu prinsip dasar dari Psychocybernetics, sebuah cabang keilmuan yang fokus pada rekayasa perilaku manusia. Mungkin juga masih ada pertanyaan dari Anda; Contoh konkrit dari penjelasan di atas gimana? Baik, saya akan ceri- takan sebuah kejadian, di mana kata-kata mampu merubah perilaku manusia, bahkan... dengan seketika. Kejadiannya terjadi pada sebuah sesi konsultasi dan terapi gra- tis yang diselenggarakan oleh seorang teman, di mana saya di- minta untuk menjadi salah seorang relawan. Kasus konseling (dengan klien seorang ibu) tersebut saya sajikan dalam bentuk percakapan : WE (saya) : Slamat siang ibu, nama saya Eko. Apa yang dapat saya bantu untuk ibu Klien : Slamat siang pak Eko, gini lho pak, saya ini stress berat. WE : Waow !! Saya lihat ibu ceria gini, kok ibu ngaku-nya stress berat. Stress berat itu gimana sih bu? Klien : Yaa pokoknya stress lah pak. Sering mikir yang eng- gak-enggak, kadang bingung sendiri WE : He..he biar nggak stress makanya bingungnya ngajak temen. OK, lha gimana critanya ibu kok merasa stres berat. (Kata merasa sengaja saya beri tekanan) Klien : Saya ini pak, kalau sedang baca sesuatu, terus piki- ran saya membayangkan sesuatu, sering kali yang saya bayang- kan itu terjadi beneran. Atau kalau saya pas emosi, lalu saya ngomong sesuatu, sering kali yang saya omongkan itu terjadi beneran. Baru-baru ini saya jengkel dengan seorang gadis di kampung saya, kalau pake baju rok-nya suka yang mini-mini. Lalu saya bilang kalau hamil baru tau rasa. Eehh nggak tahu- nya sekarang dia hamil beneran sama pacarnya. Lha saya kan jadi stress pak. Apa yang saya bayangkan, yang saya omongkan kok terjadi. Saya takut kalau saya mencelakakan keluarga saya juga. Trus saya harus gimana pak? WE : Ooo gitu to kasusnya, sampai ibu merasa stres be- rat. Baik bu, saya ingin tanya, pernahkan ibu mendengar istilah trawangan, telepati atau sejenisnya? Klien : Pernah sih pak WE : Dari mana ibu tahunya Klien : Yaa baca-baca dari majalah atau tabloid abcd (sen- sor-pen), kadang dari koran juga WE : Lalu, apa yang ibu baca tersebut, hanya artikel atau iklan Klien : Ada yang artikel, ada yang iklan juga WE : Nah, kalau iklan, iklan tentang apa? Klien : Ya katanya ada perguruan atau lembaga yang bisa ngajarkan ilmu-ilmu itu WE : Nah, kalau ada orang yang mau belajar, itu harus bayar atau gratis? Klien : Ya bayar dong pak. Masak jaman sekarang ada yang gratis WE : Baik. Ibu ngerti nggak, apa itu ilmu trawangan? Klien : Ya nggak ngerti pak WE : Baik, saya jelaskan ya bu. Trawangan itu adalah ilmu untuk mengetahui apa yang akan terjadi. Itu sih katanya lho bu, wong saya juga nggak pernah blajar yang gitu-gitu itu. Nah, salah satu bentuk penerapan ilmu itu adalah ketika kita tanpa sadar membayangkan sesuatu, maka itulah sebenarnya isyarat tentang apa yang akan terjadi. Juga ketika kita kelepasan omong, dan akhirnya kejadian beneran. Nah, artinya, apa yang terjadi pada ibu itu, sangat mungkin bentuk dari penguasaan ilmu trawangan tadi Klien : Tapi saya nggak pernah belajar yang gitu-gituan juga lho pak. WE : Ibu, ilmu itu sangat mungkin dimiliki oleh seseorang yang memang dipilih oleh Allah. Artinya, tanpa harus keluar duit untuk belajar ilmu seperti itu, ibu justru sudah diberi ka- runia oleh Allah. Bandingkan dengan orang lain yang ingin punya kemampuan seperti ibu, harus buang waktu, tenaga dan uang lagi. Lha ibu ini Gratis tis Klien : Oo gitu ya pak WE : Iya bu. Sekarang, setelah ibu tahu bahwa sangat mungkin ibu mendapat karunia dari Allah, saya ingin tanya, seharusnya ibu bersyukur atau malah stress? Klien : Ya seharusnya bersyukur lah pak. Wong dikaruniai Allah kok WE : Nah, sekarang, ibu tinggal mensyukuri aja nikmat dan karunia dari Allah itu bu. Niscaya Allah akan memberikan karunia yang lebih baik atau banyak. Klien : Tapi pak, saya kan jadi takut kalau terjadi apa-apa dengan keluarga saya, gara-gara saya salah omong atau mem- bayangkan sesuatu tentang mereka WE : Ibu, di balik karunia itu pasti ada tanggung jawab dan rahasianya. Nah, sekarang, ibu harus melatih pikirannya agar selalu fokus ke hal-hal yang baik, kepada siapapun. Juga ibu harus melatih lisannya, agar sedapat mungkin berbicara yang baik-baik saja. Insya Allah, suatu saat ibu akan mengetahui ra- hasia dan tanggung jawab ibu, kenapa Allah memberikan ka- runianya berupa kemampuan yang seperti ibu miliki sekarang. OK? Klien : Oo.. Gitu ya pak WE : Lha iya lah bu. Kita harus berprasangka baik kepada Allah kan? Ingat, Allah akan memberikan seperti yang diper- sangkakan hamba-Nya kepada-Nya kan? Klien : Iya sih pak. WE : Nah, sekarang ibu tinggal makin mensyukuri apapun yang telah ibu terima dari Allah Klien : Iya pak WE : Nah, sekarang gimana, masih merasa stress? Klien : Ya kalau tau gini, yang nggak lah pak. Saya jadinya harus makin pandai bersyukur, dan itu tadi, melatih pikiran dan bicara yang baik-baik saja WE : Baik ibu, selamat, ibu telah memiliki kesadaran baru yang membuat ibu menjadi manusia yang lebih baik Klien : Baik pak, terima kasih sekali atas bantuannya. WE : He..he.. saya tidak membantu apa-apa bu, hanya memperjelas keadaan ibu tadi Klien : Lha yang itu pak yang penting bagi saya. Trima kasih pak WE : Baik bu, terima kasih kembali Seperti yang Anda lihat dalam percakapan saya dengan klien saya di atas, saya hanya merubah kata-kata lebih tepatnya persepsi yang ada dalam pikiran ibu tadi, dari stress menjadi bersyukur. Dan itu akan merubah perilaku dia (dalam berpikir dan bertutur). Demikian tulisan singkat saya, semoga menyadarkan pada kita semua bahwa berhati-hatilah dengan kata-kata yang kita ma- sukkan ke otak kita, karena kata-kata tersebut akan memben- tuk, apakah otak kita itu menjadi bersih atau busuk seperti kasus percobaan saya di atas. Salam dari Bantul Yogyakarta Wahyu Eko Prasetyanto Gambar Air AKU DAN GUE: SEBUAH PERBINCANGAN KONYOL Rahayu Fitri Purnama Sari Auditor, Penulis Penulis dapat dihubungi di: ayu@asli.or.id atau 2 AKU DAN GUE SEBUAH PERBINCANGAN KONYOL Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang... hmmm..... Sudah hampir satu jam gue ngidupin laptop kesayangan gue si Pinky cazzanova. Gue masih aja bengong di depan si Pinky. Gue bingung mau bikin artikel tentang NLP yang kaya gima- na. Makin dipikir koq rasa-rasanya makin bingung dan makin berat aja. Kenapa sih setiap mo bikin tulisan ato karangan koq susah banget yah...? Dari semenjak jaman SD nilai ngarang gue pas-pasan banget. Apa sih yang salah ma gue? Perasaan... IQ gue juga ngga jongkok. Tapi... koq susah banget dapet in- spirasinya.... ????? Aaaaaarrrrghhh!!!!! <beberapa menit kemudian.....> *ting* Hahaha... ternyata dari tadi gue ngga mikir, tapi ngera- sain. Emang sih sepintas keliatan pake PIKIRAN... Tapi sebenernya, yang barusan tadi adalah PERASAAN yang diPIKIR-kan... Ya pantes aja lah kagak dapet inspirasi. Dari tadi gue mikirin SUSAHNYA BIKIN TULISAN bukan MAU BIKIN TULISAN SEPERTI APA. Okelah kalo beggittoh... Mari mulai berpikir.... AKU : Sekarang MAU BIKIN TULISAN SEPERTI APA??? <nanya ke diri sendiri> GUE : Mmmm.... gue mau bikin tulisan tentang NLP dengan gaya gue sendiri. Pilihan temanya ada dua menyatukan PIKIRAN dan PERASAAN atau KRISIS<KRITIS<KREATIF. AKU : Baiklaah, kalo begitu mau pilih salah satu ato mau dua-duanya ato ga milih dua-duanya??? GUE : Gue sih pengen dua-duanya... hahahaha...dasar emang banyak maunya... AKU : Yaaah, cuman dua biji ini,cincai laaah,, banyakin dikit napa?? GUE : Yaelaaah yang dua ntu aja mikirnya lama banget,,, elu ngertiin gue dikit napa sih?? Maklumlah, ini kan pengalaman pertama gue bikin tulisan buat konsumsi publik.. <pede ban- get, kaya ada orang yang mo baca aja> AKU : Hehehehe,,, oke..oke.. Nah, ya udah sekarang teman- ya udah ada dan udah ditentuin. So..., tunggu apalagi.. tinggal tulis aja.. GUE : Ya iya, gue juga tau tinggal ditulis ajah.., cuman.... AKU : Waduh, cuman kenapa lagi? GUE : Betewe eniwei baswei, kira-kira tulisan gue ntar layak baca ngga ya? Gue kan malu kalo tulisan gue ntar dikatain tulisan ga mutu... AKU : Yah, bagus ngga bagus kan relatip. Tiap orang pasti punya penilaian masing-masing.. GUE : Iya juga siiih AKU : Eh, emang pernah ada orang laen yang bilang tulisan- mu ngga mutu? GUE : Ngga juga sih,,, AKU : Lah, trus nape lu udah parno gitu?? GUE : Ya bukannya apa-apa sih. Lu kan tau ndiri kalo selama ini nilai ngarang gue dapetnya selalu pas-pasan... AKU : Aah, itu cuma perasaan lu aja... masa sih SELALU dapet nilai pas-pasan?? Coba diinget-inget lagi deh. Pernah ngga lu ngerjain tugas yang pake ngarang trus lu dapet nilai lumayan bagus daripada biasanya? GUE : Mmmm...ada sih... Tugas akhir kuliah gue kemaren dapet nilai A... Gue juga ga nyangka dapet nilai segitu... he- hehe... AKU : Naah..., tuh buktinya lu pernah dapet A... Berarti elu mampu donk.. GUE : Seharusnya begitu..., cuman koq sekarang rasanya beda... AKU : Bedanya di mana? GUE : Waktu bikin tugas akhir kuliah dulu, posisi gue lagi kepepet... kalo gue ga ngumpulin tugas akhir gara-gara gue kagak pinter ngarang, gue bisa terancam Drop Out... Trus keb- etulan juga gue dapet dosen pembimbing yang perfeksionis abis. Kalo gue ga bikin tulisan yang bagus, gue pasti dikasih nilai jelek. Trus kalo nilai tugas akhir gue jelek ntar imbasnya IP gue ikutan nyungsep. Nah, kalo IP dah nyungsep kemung- kinan terburuknya gue dapet penempatan di pulau terpencil yg ga keliatan di peta Indonesia... Idiiiiih...serraaammmm... Akh- irnya, mau ga mau gue puter otak... Dan alhamdulillah berhasil dengan sukses... hahahaha.. AKU : Oooo... jadi intinya the power of KEPEPET nih??? <itu nama judul buku bukan ya?> GUE : Yeah.. boleh dibilang begitu sih... Kata pepatah kan kalo udah kepepet, apa aja jadi mungkin...? AKU : Kata pepatah mana tuh? Kata elu sendiri kaleeee... GUE : Hahahaha... Iya, itu kata-kata gue sendiri... Bijak juga ya gue,, <mulai narsis> AKU : Nah, kalo sekarang lu ngga lagi kepepet... ya, lu bikin aja kondisi kepepet... GUE : Lah gimana ceritanya tuh? AKU : Yah, masa lu dah amnesia sih ama materi NLP yang udah elu dapet??? Lah, tema yang mo lu pake buat tulisan elu tuh apa donk? *ting* GUE : hahahaha... iya yah... KRISIS-KRITIS-KREATIF... Di kala kondisi lagi KRISIS, maka buatlah kondisi KRITIS sehingga muncullah KREATIF... Ya ampyuuuuun.... mikirnya kemane-mane... lah solusinya udah di depan mata.. hahahaha... bego banget sih gue!!! AKU : Hahahaha... emang lu bego stadium lanjuT!!!wkwkwkwk.... Oke... oke... Mari kembali ke lap- tooop.. GUE : Oke,, jadiii... sekarang kondisi KRISISnya adalah gue ngerasa susaaaah banget bikin tulisan gara-gara parno ntar tu- lisan gue dikatain ga mutu...ya, maklumlah kan pengalaman pertama kali... AKU : Yupz, trus bikin kondisi KRITISnya... Apa yang BU- RUK dan TERBURUKnya...?? GUE : Hmmm.... ???? Kalo gue terus-terusan parno ntar jadinya gue ga jadi nulis... Kalo gue ga jadi nulis ntar gue malah dikatain orang ga bermutu... Masa udah mahal-mahal ikutan training NLP kemana-mana ngabisin duit tabungan, ilmu kagak pernah dipraktekin, trus bikin tulisan minimal 2 hala- man aja ga mampu... hah,, malu-maluiiiin... AKU : Haha... iya, malu-maluin abisss... so?? GUE : Jadi yaaa solusinya gue harus memulai menulis...hehe.. tapi koq masih ada perasaan berat ya?? AKU : Mmm.. coba deh kata HARUS diganti kata PERLU atau BUTUH..Trus rasain bedanya... GUE : Mmm oke... gue PERLU mulai menulis... <sesaat kemudian>.. GUE : Hehe,, rasanya sekarang jadi lebih ringan... Trus gue juga kepikiran sesuatu.... AKU : Apaan tuh?? GUE : Gue kepikiran mo mengabadikan pembicaraan kon- yol ini dalam sebuah tulisan... AKU : Hah, boleh juga tuh... lumayan... GUE : Wah,, mendadak dunia jadi cerah gini yak?? AKU : Ya baguslah...begitulah rasanya kalau PIKIRAN dan PERASAAN BERSATU... Trus lu masih parno ngga?? GUE : Hehe... bodo amat ma parno... Lagian itu kan bukan kejadian sekarang,, kaya lagunya Te Cranberries tuh... just my imagination... hahaha.. Mo ampe kapan gue hidup dalam fatamorgana mulu.. Sekarang gue butuh nulis... Orang ntar mo komentar apa tentang tulisan gue, ya terserah aja... Nulis ya nulis aja.. yang penting niat gue buat berbagi pengalaman kesampean.. AKU : Gyahahahaha...napa ga dari dulu-dulu seh,... goblok koq dipiara... GUE : Iye ye << Ya Alloh Gusti,,, ampuni hambamu yang bodoh dan tak tahu diri ini...>> Nah, sekian dulu perbincangan konyol dengan diri sendiri. Semoga yang membaca dapat mengambil manfaatnya.. Kalo ngga ngerti, ya salah sendiri kagak ngerti... hahahaha... kesala- han bukan pada penulis... :D Salam Perubahan.. RAHAYU FITRI PURNAMA SARI a.k.a ZAZOEK CA- ZZANOVA a.k.a LADY SUTE PEMERKOSAAN ATAS NAMA BERPIKIR POSITIF Henry Yonathan Programmer, Penulis Penulis dapat dihubungi di: henry@asli.or.id atau 3 PEMERKOSAAN ATAS NAMA BERPIKIR POSITIF Tidak banyak orang yang menyadari bahwa selama ini telah terjadi pemerkosaan masal yang mengatasnamakan Berpikir Positif. Dan saya adalah salah satu dari korban pemerkosaan tersebut. Yang luar biasa, banyak yang sepertinya ketagihan akan jenis pemerkosaan ini! Berpikir Positif sudah lama digaungkan dan bahkan sampai sekarang masih dapat Anda temukan buku-buku baru ataupun cetak ulang serta seminar-seminar mengenai Berpikir Positif. Tampaknya Berpikir Positif ini memang merupakan komoditi yang sangat laku dijual dan termasuk dalam kategori Virus of Te Mind (baca buku Virus of Te Mind oleh Richard Brodie, Edisi terjemahan berjudul: Virus Akalbudi). Hal ini mengingatkan saya akan bunyi status Facebook dari se- seorang yang berbisnis MLM (Multi-Level Marketing) yang membicarakan banyaknya hal Negatif di luar sana (baca: di luar komunitas pelaku MLM). Dan sebelumnya saya juga sempat membaca (lagi) status Facebook seorang petinggi MLM yang pernyataannya kurang lebih adalah bahwa informasi Negatif lebih parah dari virus yang mematikan. Hmmm... jadi teringat masa-masa ketika saya masih aktif mengembangkan bisnis MLM. Setiap hari dan setiap saat HARUS Berpikir Positif. Konon, katanya Berpikir Positif akan merubah nasib hidup seseorang. Setiap peristiwa saya evaluasi dengan tolak ukur Positif atau Negatif. Bila terjadi hal Negatif, maka saya harus lupakan dan segera dirubah ke pola pikir Positif. Bila bertemu orang tertentu, saya melabel mereka dengan orang yang Positif atau Negatif. Bila membaca buku, dievaluasi dahulu, apakah ini buku Positif atau Negatif. Lucunya adalah bagaimana saya dapat mengetahui yang saya pikirkan dan lakukan adalah Positif atau Negatif; bila saya sendiri tidak tahu apa itu Negatif (seperti kata para pering- kat tinggi di MLM, Hindari hal Negatif!). Bagaimana saya tahu yang namanya Pagi atau Malam bila tidak pernah tahu yang namanya Malam? Bagaimana saya tahu kalau yang saya lakukan benar kalau tidak pernah tahu mana yang salah? Jadi, bagaimana saya menghindari hal Negatif kalau Negatif itu sendiri saya tidak diperbolehkan untuk tahu. Apa itu Positif dan Negatif? Dalam ilmu bahasa, ada sebuah istilah yang disebut ambigu; yang menurut denisi Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : Bermakna lebih dari satu (sehingga kadang-kadang menim- bulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan, dsb); bermakna ganda; taksa Terdapat kata yang ambigu dan kalimat yang ambigu. Kata ambigu merupakan kata yang multi tafsir. Sedangkan kalimat ambigu merupakan kalimat yang multi tafsir. Sederhananya, kata-kata atau kalimat-kalimat yang akan diartikan berbeda oleh orang yang berbeda atau bahkan orang yang sama. Con- toh : Kata Bisa dapat mengandung arti sanggup, mampu, dapat, mau atau racun Contoh: Apakah anda BISA menjaga kantor selama saya ti- dak berada di tempat? Apakah maksud kata bisa pada kalimat ini menanyakan ten- tang kesanggupan, tentang kemampuan ataukah tentang kem- auan? Kata Positif dan Negatif adalah kata yang tergolong ambigu (silahkan Anda buka Kamus Besar Bahasa Indonesia dan lihat berapa banyak arti dari masing-masing kata tersebut). Akan menjadi semakin membingungkan bila kata-kata tersebut ter- dapat dalam kalimat yang ambigu pula. Akibatnya? Anda akan kebingungan memaknainya. Tidaklah mengherankan bila banyak pelaku bisnis MLM tersesat dalam karirnya (atau mungkin hidup pribadinya juga) akibat Berpikir Positif. Karena kata Positif dan Negatif itu sendiri memiliki banyak makna. Hal ini bertentangan den- gan salah satu sifat goal, yaitu SPESIFIK. Te Power of Negative Tinking Dalam merancang sebuah goal (dalam NLP malah dibedakan antara goal dan outcome) seringkali orang hanya digerakkan dengan asumsi-asumsi yang menyenangkan. Sehingga orang tersebut hidup dalam mimpi. Namun apa yang terjadi dalam kenyataan adalah seringkali saat menemukan suatu rintangan, orang tersebut tidak siap menghadapinya. Waduh! Seandain- ya saya tahu akan ada rintangan seperti ini. Berpikir untuk menyiapkan diri akan hambatan, kendala dan rintangan inilah yang kadang diplesetkan menjadi Negative Tinking; seolah- olah tidak diperbolehkan dan ditabukan. Aplikasi dari Negative Tinking dalam merancang blue- print menuju tujuan Anda adalah dengan membangun Mental Block atau Limiting Belief. Loh, bukannya Mental Block atau Limiting Belief itu harus dihilangkan? Inilah hal lucu berikut- nya yang menjadi momok NLPers yang juga telah diperkosa dengan doktrin untuk menghancurkan Mental Block atau Limiting Belief. Hal yang sama juga terjadi pada para penga- nut Berpikir Positif atau aliran apapun yang memiliki kemi- ripan mind-set. Sebagai pembelajar NLP, masih ingatkah Anda akan presu- posisi Semua hal yang dilakukan individu memiliki maksud baik?. Manfaat dari membangun Mental Block atau Limit- ing Belief adalah agar Anda memasukkan semua hambatan, kendala dan rintangan yang mungkin terjadi dalam mencapai tujuan Anda, untuk kemudian Anda buatkan solusi dari mas- ing-masing hal tersebut yang mungkin terjadi. Ada sebuah metode yang dapat Anda gunakan untuk mem- persiapkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat saja terjadi dalam perjalanan Anda menuju target Anda. Metode terse- but adalah K.P.U (Keinginan Persiapan Usaha). Inti dari metode ini adalah Anda membuat persiapan-persiapan yang sedetil mungkin, untuk kemudian Anda lakukan (usahakan) guna mencapai keinginan. Dibalik metode sederhana ini, ter- dapat pengaplikasian T.O.T.E (Test-Operate-Test-Exit) dan chunking. Satu lagi hal Negatif yang bermanfaat adalah seandainya ada berita atau informasi bahwa terdapat kerusuhan dan para pelaku kerusuhan tersebut sedang menuju daerah tempat ting- gal Anda. Apakah Anda masih dapat berkata, Berpikir Positif aja, mereka cuma mau numpang lewat. Salah ya? Atau mung- kin perkataannya, Positifnya saya masih ada waktu untuk me- nyelamatkan keluarga dan benda berharga. Ooops... baru saja terjadi ambigu Berpikir Positif. Bagaimana dengan kisah berikut? Anak Anda sedang demam tinggi dan telah memasuki hari ke-3. Bagaimana cara Anda menyusun kalimat Positif dalam menghadapi kejadian ini? Dokter kemudian memerintahkan untuk segera diadakan tes darah demi mengetahui indikasi demam berdarah. Hasil akhir seperti apakah yang Anda harapkan dari tes tersebut? Positif atau Negatif? Cara Berpikir Baru Apa yang hari ini Negatif belum tentu selamanya Negatif . Belajar dari sejarah masa lampau, ada keyakinan-keyakinan yang diyakini bersama sebagai sebuah kebenaran saat itu. Lalu kemudian ternyata dalam perjalanan sang waktu terbukti bah- wa itu bukan kebenaran, tetapi hanyalah sebuah persepsi yang diyakini. Masih dalam buku yang sama; Virus Akalbudi, Richard Bro- die menulis, Apa yang hendak diperlihatkan dengan semua itu adalah sifat memetika segala yang kita sebut realitas. Semua label yang kita kenakan pada benda-benda adalah meme, bu- kan Kebenaran.. Lebih lanjut Brodie mengatakan, Mungkin Anda mengatakan matahari terbit di Timur dan terbenam di Barat. Apa iya? Barangkali lebih akurat mengatakan bumi mengitari matahari. Tetapi, apa benar begitu? Sebenarnya semua yang ada di dunia ini dalam kadar kecil dipengaruhi oleh sesuatu yang lain. Tetapi jika Anda sedang merancang se- buah lapangan bisbol dan ingin menempatkan posisi pemukul sedemikian rupa agar cahaya matahari tidak menyilaukan mat- anya, mengatakan matahari terbenam di Barat bisa menjadi meme yang berguna separo kebenaran yang berguna. Apa yang Brodie maksud adalah suatu ide, persepsi, pelabelan (atau apalah namanya, Brodie menyebutnya meme) bukanlah mutlak suatu kebenaran dan pada konteks tertentu memang bermanfaat. Bila hal tersebut bermanfaat, maka silahkan gu- nakan. Brodie juga mengatakan bahwa Virus-virus akalbudi tumbuh subur karena Anda percaya bahwa meme virus-virus itu suatu Kebenaran. Dengan konsep ini, maka akan lebih memberdayakan Anda dalam berpikir, berasa dan bertindak; dibandingkan konsep Berpikir Positif. Adalah sangat bijaksana bila Anda, mulai sekarang, mengembangkan kesadaran dalam memilah-milih informasi bermanfaat apa yang masuk ke dalam benak Anda. Sebab, sesuatu yang Negatif belum tentu tidak bermanfaat. Sesuatu yang Positif belum tentu juga bermanfaat. Bukankah perlu kerjasama kutub Positif dan kutub Negatif agar listrik dapat menyala? Penutup Tulisan ini hanyalah keyakinan saya; yang mungkin lebih ban- yak ngaconya daripada lempengnya. Tapi itu tidak penting, yang penting adalah apakah tulisan saya Positif ? Eh maaf, maksud saya bermanfaat bagi Anda? Bila ya, silahkan sebarkan hal ini. Bila tidak sependapat dan sakit hati. Ini pun bagus! Karena saya telah berhasil memperkosa pikiran Anda. Atau mungkin pula Anda lebih menikmati sensasi diperkosa oleh Berpikir Positif? Silahkan, itu semua pilihan Anda. Khusus bagi para MLMers, saya rekomendasikan untuk segera membaca buku Meta Leadership Marketing yang akan meng- guncang keyakinan yang selama ini telah diperkosa oleh up- line-upline Anda. Sebagai penutup, saya mengajak Anda un- tuk menyelami kalimat berikut, Kalau Positif, lu pinter! Kalau Negatif, lu goblok! Mohon maaf beribu maaf.... Referensi 1. Virus Akalbudi, Richard Brodie 2. Meta Leadership Marketing, Adi Putera Widjaja dan dr. Stefanus Isaac Tamzil 3. Mental Block.. Oh.. Mental Block, Adi W. Gunawan (http:// adiwgunawan.com/awg.php?co=p5&mode=detil&ID=134) 4. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online KARENA KEBENARAN TIDAKLAH MENDUA Adi Putera Widjaja Pengusaha, Pembicara Publik, Penulis Buku Penulis dapat dihubungi di: adiputera@asli.or.id atau apwidjaja@gmail You can bend it and twist it... You can misuse and abuse it... But even God cannot change the Truth. Michael Levy 4 KARENA KEBENARAN TIDAKLAH MENDUA Alkisah di suatu masa pada penghujung tahun 2002, saya berkenalan dengan sebuah disiplin ilmu yang canggih. Menga- pa saya sebut canggih? Karena metode dan teknik dari disiplin ilmu ini dapat merubah perasaan marah, kesal dan loyo men- jadi perasaan yang lebih memberdaya hanya dalam hitungan menit. Cukup dengan mengutak-ngatik gambar dari hitam putih menjadi berwarna, membesar dan mengecilkan suara dalam batin, serta merubah postur tubuh. Wusshh tiba-tiba masalah jadi hilang. Bahkan pada puncak acara, kami diajak untuk berjalan-jalan di atas api. Wow banget kan??!!! Dalam benak saya pada waktu itu, berapa pun harga untuk belajar ilmu ini akan saya lakoni. Baik itu waktu, tenaga dan dana. Maklum sebagai seorang training shopper, sudah ban- yak training yang saya jajal. Sudah tak terhitung kelas training yang saya ikuti tiap bulan. Mau yang berbayar hingga gratisan. Baik yang diselenggara- kan di dalam negeri ataupun di luar negeri. Yang model ilmiah hingga yang eksoterik. Dari yang tertawa dan terhibur sepan- jang training hingga yang dibuat menangis terus tiap beberapa sesi sekali. Semua model training tersebut hanya mampu mem- pertahankan semangat saya paling lama 3 bulan. Tapi training ini lain!!! Dalam khalayan saya, jika saya sudah menguasai ilmu ini maka karir professional saya akan melesat jauh bagaikan roket yang lepas dari gaya tarik gravitasi bumi. Atasan, bawahan, rekan kerja, dan para pelanggan akan takluk dengan jurus-jurus yang berhasil saya ciptakan. Sambil senyum-senyum sepanjang train- ing tersebut, saya mengucap syukur. Seolah Tuhan menjawab doa saya atas segala persoalan kehidupan yang saya hadapi. Di tengah-tengah training tersebut saya berkenalan dengan salah seorang peserta yang memberikan informasi bahwa be- liau tahu ke mana dan kepada siapa harus belajar dasar dari ilmu ini. Dan yang lebih mengejutkan lagi kelas tersebut akan berlangsung bulan depan di Puncak. Sanking senangnya, ham- pir saja saya meloncat dan berteriak di sela-sela sesi pelatihan. Untunglah saya masih cukup bijak untuk tidak bertindak kekanak-kanakan pada saat itu. Sisa 1 hari sebelum training tersebut berakhir, saya sudah hampir tidak mengikuti lagi. Saya sudah terlalu sibuk mela- mun serta membayangkan apa yang akan terjadi di kelas yang baru akan berlangsung bulan depan. Dasar ilmu daripada ilmu yang canggih ini. Pasti dahsyat sekali!! Perjalanan waktu sebulan tiba-tiba terasa lama sekali. Yang ma- sih saya ingat adalah, setiap bangun pagi saya semangat sekali! Walaupun pada saat itu, performance kerja di kantor dan - nancial pribadi belum begitu bagus. Dana banyak tersedot pada investasi di dunia training, yang ternyata belum seheboh saat kelas berlangsung. Tapi dengan keyakinan penuh, dengan sisa-sisa tabungan; saya paksakan juga untuk mengikuti train- ing yang satu ini. Bukankah diperlukan sebuah keyakinan un- tuk mengejar impian, bisik saya dalam hati. Singkat cerita, dimulailah kelas yang ditunggu-tunggu. Walau- pun masih terasa kantuk akibat malamnya gelisah tidak dapat tidur. Saya tetap semangat membuka hati dan pikiran untuk belajar dasar dari ilmu yang canggih tersebut. Hanya kemudian saya tidak tahu apa yang salah dengan diri ini. Mengapa sudah hampir selesai hari pertama, tidak nongol sedikit pun metode dan teknik yang ditunggu-tunggu. Bahkan tanda-tanda ke sana pun tidak ada jejak sama sekali? Trainernya kadang malah sibuk saling sahut menyahut satu sama lain. Bukannya mengerti, kok malah makin bingung. Be- lum lagi salah satu trainer bicaranya sering tidak jelas. Kata- kata yang dipakai pun acap kali memancing emosi. Puncak dari rasa kesal saya adalah di akhir hari pertama, ketika sebuah sesi yang menjelaskan tentang level-level pembelaja- ran. Dikatakan bahwa level paling dasar adalah presenter. Dimana tugas dari orang ini adalah mempresentasikan sebuah penge- tahuan kepada para pendengarnya. Masalah apakah para pen- dengar dapat mengerti atau tidak; itu bukan urusan Sang Pre- senter. Yang penting presenter sudah mengemas presentasinya sebaik mungkin. Terserah apakah presenter tersebut mau me- makai kutipan-kutipan orang-orang terkenal, gambar-gambar yang menarik, musik yang menggelegar atau sekalian nonton lm bersama. Di atas dari presenter adalah teacher. Tugas dari orang ini adalah mengajari orang-orang untuk mengetahui dengan benar sebuah pengetahuan. Sedangkan level di atas teacher adalah seorang trainer, yang mana tugasnya adalah melatih seseorang agar memiliki ketrampilan tertentu sesuai dengan karakteristik individu orang tersebut. Level berikutnya lagi disebut sebagai coach atau pembimbing. Tugasnya adalah membimbing orang-orang untuk menjadi ahli di bidangnya. Tentu saja idealnya untuk menjadi seorang Coach, seseorang perlu menjadi ahli dahulu sehingga mampu membawa coachee-nya (istilah yang digunakan untuk orang yang dibina) menjadi ahli atau lebih ahli dari dirinya. Dan level yang tertinggi adalah GURU. Penjelasan tentang GURU ini sudah tidak sanggup lagi saya simak lebih lanjut, karena kepala saya sudah mulai berdenyut- denyut dan mata mulai berkunang-kunang. Ternyata bahkan untuk menjadi seorang presenter pun saya tidak becus, masih berani-beraninya mengaku trainer. Pantas saja orang-orang yang saya latih tidak ada yang bertahan lama. Kalau pun ada, unsur kebetulannya sangat besar. Sisa hari-hari berikutnya, semakin membuat saya sakit hari. Saya sudah melupakan impian untuk menjadi pendekar sakti mandraguna dengan ribuan jurus. Setelah selidik punya seli- dik, dasar ilmu yang katanya canggih tersebut ternyata hany- alah merupakan kemasan ulang dari ilmu yang sudah lama ada di Nusantara yang selama ini malah dianggap katro atau kam- pungan oleh saya. Akhirnya, walaupun antara harapan dan kenyataan dari kelas tersebut berbeda amat jauh. Tapi anehnya sejak saat itu, ada janji dalam diri untuk lebih menghargai apa yang ada di dalam diri dan negeri ini. Mulai memberanikan diri untuk melatih dan melihat ke dalam sebelum melempar tali keluar untuk menjerat kambing hitam. Ternyata Tuhan masih mengampuni dosa-dosa yang saya per- buat ketika menjadi presenter yang mengaku trainer di masa lalu. Hari ini, saya sungguh beruntung dipertemukan dengan sekelompok rekan seperjalanan yang memiliki misi dan visi yang sama. Yang bertujuan mengangkat kembali nilai-nilai ke- bijakan lokal nusantara ke tingkat dunia. Mungkin presupposition yang paling cocok dipakai oleh kami adalah yang dikutip dari Kitab Sutasoma, karya Mpu Prapanca di abad ke-14, yang berbunyi Bhinneka tunggal ika, tan hana dharma mangrwa yang artinya Berbeda namun sama, karena kebenaran tidaklah mendua. Adalah sungguh berbahaya menjadikan kebetulan sebagai se- buah kebenaran. Karena kebenaran itu adalah sama di mana pun dan kapan pun. Kesadaran akan hal inilah yang mendasari kami untuk terus melatih diri agar mampu membedakan keb- etulan dan kebenaran dalam hidup. Selamat datang Aliansi Sadar Linguistik Indonesia; disingkat ASLI! Mari kita berlatih bersama-sama dalam keluarga besar Praktisi ASLI! BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK Tom Prayitno Auditor, Penulis Penulis dapat dihubungi di: tom@asli.or.id atau Tidak ada yang kekal di dunia ini. Semuanya pasti berubah. Yang kekal hanyalah perubahan itu sendiri. (Anonim) 5 BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK Kebanyakan orang (kalau tidak mau dibilang semua), men- ginginkan suatu perubahan di dalam hidupnya. Entah itu berubah menjadi lebih sehat, lebih kaya, lebih bahagia, lebih sukses, dsb. Apapun itu, intinya adalah berubah menjadi lebih baik. Namun tidak semua orang juga senang dengan perubahan, karena perubahan itu memang tidak nyaman, membutuhkan energi ekstra dan juga biaya. Bicara mengenai keinginan untuk berubah, saya teringat ke- tika pertama kali saya mengikuti sebuah seminar yang diada- kan oleh seorang motivator yang sangat terkenal. Di seminar tersebut saya begitu antusias. Begitu bersemangat. Selesai seminar saya langsung merasakan suatu perubahan yang luar biasa. Badan saya tegak dan seluruh tubuh semacam dialiri ali- ran semangat yang meluap-luap. Yes!! Saya pasti mampu men- jadi seperti orang-orang sukses yang memberikan testimoni di seminar tersebut, kata saya dalam hati. Namun apa yang terjadi beberapa minggu kemudian? Anda pasti dapat menebak jalan ceritanya Ya, saya kembali pada kebiasaan saya yang lama. Kembali ke kehidupan saya sebe- lumnya. Padahal saya yakin akan kata-kata eyang Einstein bahwa: Mengharapkan sesuatu yang berbeda, tetapi tetap melakukan hal yang sama adalah hal yang gila Kenapa sulit sekali bagi saya untuk berubah? Pertanyaan ini akhirnya membawa saya bertemu dengan Pak Ariesandi Setyono. Dari penjelasan Beliau, saya baru tahu ka- lau di dalam diri ini ada suatu mekanisme yang menghambat perubahan, yang namanya Mekanisme Homeostasis. Apa itu homeostasis? Homeostasis adalah suatu daya yang berusaha mengembalikan kita pada kondisi semula. Jika kita bicara perilaku manusia maka daya ini adalah musuh nomor satu dari perubahan. Ini seperti kalau kita menarik sebuah karet gelang. Ada suatu daya yang menahan gerakan kita untuk meregangkan karet gelang tersebut. Itulah perubahan. Setiap kali kita ingin berubah maka kita merasa tidak nyaman. Kita ingin kembali ke kondisi semula. Kabar baiknya, homeostasis ini ada di setiap level pencapaian kita. Ketika kita keluar dari sebuah habit (kebiasaan) lama dan masuk ke habit baru maka segera setelah itu kita masuk dalam sebuah zona kenyamanan yang baru dan ketika itu pula me- kanisme homeostasis yang baru pun akan bekerja. Selain homeostasis ada pula yang namanya Psikosklerosis. Psikosklerosis ini dapat diartikan sebagai suatu sikap yang keras. Psikosklerosis ini merupakan kecenderungan alami un- tuk menyukai gagasan kita sendiri dan kemudian dengan gigih mempertahankannya terhadap apa saja yang baru. Kemudian saya mulai berpikir, kalau demikian adanya, bagaimana caranya agar saya dapat berubah? Ada beberapa tips yang saya pelajari dari berbagai sumber (saya adalah penggemar hal-hal yang berbau pengembangan diri), diantaranya yang saya gunakan adalah: - Membuat daftar kebiasaan lama yang tidak bermanfaat yang ingin saya hilangkan. - Membuat daftar kebiasaan baru yang bermanfaat yang ingin saya kembangkan. - Dari daftar tersebut saya memilih masing-masing 2 buah kebiasaan yang paling signikan membawa perubahan dalam hidup saya. (jangan banyak-banyak, nanti malah gak fokus). - Saya latih kebiasaan-kebiasaan tersebut hingga menjadi oto- matis. - Temukan alasan perlunya sebuah perubahan. Karena jika kita telah menemukan alasan perlunya perubahan, maka mudah bagi kita untuk berubah. - Ganti fokus. Fokuslah hanya pada hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan. Tips terakhir ini sangat menarik bagi saya. Ada satu pengalaman yang ingin saya share di sini. Selama ini saya memiliki suatu hambatan dalam berkomunikasi. Saya ta- kut berbicara di depan umum. Mungkin bagi sebagian orang, ini adalah ketakutan yang mengada-ada. Tapi bagi saya ini adalah masalah serius. Karena profesi saya sebagai seorang au- ditor pemerintah, saya perlu berbicara di depan para auditee yang sebagian besar adalah para pejabat di lingkungan pemer- intahan tempat saya melakukan audit. Saya sudah menggu- nakan berbagai teknik yang saya pelajari dari buku-buku mau- pun dari seminar-seminar pengembangan diri. Hasilnya nihil. Padahal dengan teknik yang sama saya pernah berhasil mem- bantu teman yang memiliki masalah yang kurang lebih sama dengan saya. Lucu kan..? hehehe Hingga suatu saat saya bertemu dengan dr. Stefanus Isaac Tamzil. Dalam suatu sesi ngobrol istirahat makan siang (wak- tu itu saya sedang mengikuti suatu workshop yang dibawakan beliau bersama 2 orang rekannya). Saya menceritakan masalah yang saya hadapi tersebut. Singkat cerita, saya akhirnya dis- adarkan bahwa selama ini saya sudah salah fokus. Saya berfokus pada bagaimana agar saya tidak gugup dan gemetar pada saat saya berbicara di depan umum. Bukannya fokus pada apa yang akan saya bicarakan. Pikiran saya sibuk dengan apa pendapat orang mengenai diri saya, bagaimana malunya saya jika saya berbicara dengan terbata-bata, muka pucat dan sebagainya. Pikiran itu malah membuat saya semakin panik dan semakin terlihat gugup. Saat ini, setelah beberapa minggu setelah pertemuan itu, saya semakin percaya diri untuk berbicara di depan umum. Saya mengikuti saran-saran yang Pak Stef berikan. Saya hanya fokus pada apa yang akan saya sampaikan, tidak peduli bagaimana penilaian orang terhadap gaya berbicara saya. Anehnya, setelah itu tidak ada lagi perasaan gugup dan gemetar. Tanx God, thanx Pak Stef. Sejak saat itu saya juga menyadari bahwa ternyata FOKUS itu luar biasa dampaknya bagi kehidupan. Fokus pada apa adan- ya bukan ada apanya. Karena fokus kita akan mempengaruhi pikiran dan perasaan kita. Pikiran dan perasaan kita berperan menentukan keputusan yang kita ambil. Keputusan kita mem- pengaruhi tindakan yang kita lakukan dan pada akhirnya tin- dakan tersebut akan mempengaruhi nasib kita dalam kehidu- pan ini. Fokuslah hanya pada hal-hal yang bermanfaat. Karena apapun yang kita fokuskan, itulah yang akan bertambah. Fokuslah pada apa yang kita inginkan. Jika kita ingin bahagia, fokuslah pada kebahagiaan, niscaya kita akan tambah bahagia. Sesimpel itu. Saya sangat bersyukur dapat lepas dari masalah ini. Saya juga sadar bahwa saya perlu menjaga perubahan ini agar tetap per- manen, bahkan menjadi lebih baik dari hari ke hari. Bagaimana caranya untuk menjaga suatu perubahan..? Salah satunya yang saya lakukan adalah dengan menemukan teman- teman yang mendukung kita untuk menjadi lebih baik. Teman dekat adalah cerminan diri kita. Karena kita hanya mau berte- man dengan orang yang fokusnya sama dengan kita. Sering kumpul dengan orang yang happy, maka kita akan lebih happy. Sering kumpul dengan orang sukses, maka kita juga akan ikut sukses. Jadi, kapan saat yang tepat untuk berubah? Ambil keputusan untuk berubah SEKARANG dan bergabun- glah bersama ASLI..!!! Selamat datang di Aliansi Sadar Linguistik Indonesia alias ASLI! Mari kita berlatih bersama-sama dalam keluarga besar Praktisi ASLI! Untuk hidup dan kehidupan yang lebih baik. TULISANKU TIDAK ADA KATA BISA Ridwan Hakim Pengusaha, Penulis Penulis dapat dihubungi di: ridwan@asli.or.id atau 6 TULISANKU TIDAK ADA KATA BISA Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam se- jahtera bagi kita semua. Pertama-tama saya ingin mengucap syukur pada Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Pemurah, Maha Pemberi, dan Maha Pe- nyayang, karena saya mendapatkan kesempatan yang luar bi- asa melalui penglihatan, pendengaran, pergerakan, penciuman, pengecapan yang saya miliki sehingga saya dapat menulis di sini. Tentunya juga saya memiliki sahabat-sahabat yang luar- biasa, walaupun kami baru bertemu beberapa waktu yang lalu, sehingga saya mendapatkan kesempatan belajar dari semua sa- habat. Saya baru mengenal NLP tepatnya pada tahun 2010 yang diselenggarakan salah satu lembaga training yang memiliki Li- censed Trainer dari Amerika Serikat. Di hari pertama masuk saya sama sekali tidak tahu training apa yang saya ikuti ini, se- bab saya didaftarkan oleh mantan pacar yg sampai hari masih menjadi ibu dari anak-anak saya. he...he..he... Apa yang didapat di hari pertama? Kami semua secara bergan- tian memperkenalkan diri, di atas panggung yg memang sudah tersedia di dalam kelas training. Pada saat saya mendapatkan giliran, seluruh perasaan dan pikiran saya tidak menentu sebab ini adalah sesuatu yang berat rasanya bagi saya. Katakanlah, demam panggung. Setelah sesi perkenalan selesai, pelajaran mulai disampaikan oleh trainernya. Saya bingung, masih juga tidak mengerti apa yg disampaikan waktu itu sampai dengan waktu istirahat. Bahkan setelah itu pun, saya masih tidak tahu sama sekali apa yang mendorong saya memberanikan diri maju ke depan me- mimpin teman-teman berolah raga tanpa ada rasa gugup dan canggung. Ini adalah yang saya dapatkan di hari pertama yg sangat luar biasa. Pada hari berikutnya, saya semakin bingung. Banyak sekali isti- lah-istilah yang saya sama sekali tidak mengerti hingga di hari terakhir dan setelahnya saya pun mash bingung, sama sekali tidak ngerti. Beberapa minggu kemudian beredar info bahwa salah satu rekan sekelas kami baru saja menyelesaikan kelas NLP Master Practitioner. Dan atas inisiatif beberapa rekan lainnya akhirnya kami berkumpul secara informal untuk mendengarkan sharing atas apa yang didapatkan dalam training tersebut pada kami. Sebagai akibatnya beliau kami beri julukan sebagai Master Serpong. Dengan gaya dan ciri khasnya, Master Serpong menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga banyak sekali pengetahuan yang saya dapatkan di Serpong dalam waktu hanya 3 hari. Baru sadar! Ooo ini toh yang namanya NLP. Saya baru tahu pada hari itu. VAKOG itu adalah bahasa gaulnya; bahasa se- hari-harinya ternyata Panca Indra. Bagaimana saya dapat men- golah yang namanya Perasaan dan Pikiran, dan masih banyak lagi. Ternyata selama ini, saya di dalam mengambil keputusan atau memutuskan, berdiskusi, dialog di dalam keluarga saya send- iri lebih banyak menggunakan Perasaan daripada Pikiran se- hingga selalu terjadi yang namanya salah paham... Jadi malu.. merasa Pintar Hebat eh, ternyata saya ini Bodoh rupanya. Setelah sharing selesai, kami secara kompak minta diungkap- kan siapa sebenarnya Gurunya Master Serpong? Kenapa ilmu- nya sedikit aneh? Masa hanya dengan kata-kata nasib dapat berubah? Singkat cerita, pada hari yang telah dinanti-nantikan; kami pun berangkat ke Subang bertemu yang namanya Kang Pu Hong alias tuKang tiPU dan boHONG. Apa yg terjadi di sana? Saya terkena luka dalam (bahkan luar dalam) setelah berdis- kusi dengan Kang Pu Hong hingga subuh menjelang. Tersen- tak saya sadar, lalu bertanya pada diri sendiri. Siapa saya yang sebenarnya? Sungguh memalukan, saya saja tidak kenal sama diri saya sendiri bagaimana saya mampu mengenal orang lain? Pada waktu itu saya baru tahu Pulang dari Subang, saya mengalami perubahan aneh. Baik ketika saya berbicara dengan keluarga atau orang lain. Emosi saya lebih terkendali, tingkat religi saya juga berubah. Sungguh luar biasa, hanya dengan merubah kata-kata. Semua itu baru saya sadari setelah dari Serpong dan Subang. Dan masih ban- yak lagi perubahan-perubahan yang saya alami setelahnya. Oleh karenanya, tidak lama dari Subang kami semua yang ha- dir minta dibuatkan training secara khusus yang diberi nama kode yang khusus juga untuk batch kami. Kodenya adalah DC - ISB XX. Di kelas ini, lagi-lagi saya mendapatkan pelajaran membeda- kan kata-kata APA ADANYA dan ADA APANYA. Hanya dengan membedakan kata-kata tersebut apabila diterapkan pada kehidupan sehari-hari luar biasa hasilnya. Saat itu juga kami diberi sebuah contoh. Di mana contoh itu berupa pertanyaan yang sungguh tidak sopan dan tidak pernah terbayangkan sama sekali dalam benak saya ditanyakan dalam kelas. Dan saya yakin, siapapun yang mendapatkan pertanyaan itu walalu pun hanya contoh pasti akan marah bahkan mungkin terjadi pertumpahan darah. Wow!! Apa ya pertanyaan itu? Per- tanyaannya adalah : Kata-kata seperti apa yang akan saya beri- kan apabila anak perempuan saya yang telah berusia 17 tahun jika mendatangi saya dan meminta ijin serta restu dari saya untuk menjadi Wanita Panggilan yang dibayar mahal setiap kali transaksi? Apa jawaban Anda? Mungkin ada yang langsung mengusir, dan menyebut anak durhaka, memalukan, dipecat jadi anak (Emang ada ya mantan anak? Hehehe) dan lain sebagainya..... Saat inilah saya diuji bagaimana menjawab pertanyaan tersebut apakah dengan Pikiran atau Perasaan, Apa adanya atau Ada apanya. Luar biasa hanya dengan Kata-kata yang di masukan ke dalam jiwa maka Nasib seseorang dapat berubah menjadi apa yg dinginkan dan apa yg diharapkan. Saya sungguh bersyukur dan tidak pernah menyangka; bahkan membayangkan saja tidak pernah bahwa Tuhan memperkenal- kan sahabat-sahabat yang luar biasa, tulus, tidak memandang warna kulit, suku, agama, pendidikan. Yang ada adalah kita semua satu mahkluk yang penciptaNya sama. Saling menghormati dan melihat berbagai perbedaan untuk dapat disatukan sebagai aset yang luar biasa sehingga dapat bermanfaat bagi banyak orang. Sudah saatnya kita me- nyadari bahwa manusia adalah ciptaanNYA yang paling sem- purna, memiliki hak yang sama di dalam menebarkan suatu keikhlasan serta ketulusan dalam berbagi apapun. Lahirnya sebuah lembaga baru yang terbentuk oleh teman-te- man yang diberi nama ASLI (Aliansi Sadar Linguistik Indo- nesia) yang akan mengeluarkan sertikasi ASLI INDONE- SIA, agar dapat membawa manfaat baik bagi kehidupan kita sendiri maupun Bangsa kita dan Dunia. Sebagai penutup saya ingin mengucapakan, Salam hormat saya buat para Guru, sahabat, teman, keluarga dalam pembelajaran kehidupan ini. Tuhan pasti membalas dan memudahkan segala urusan, serta kebaikan, dan selalu memberikan Sehat Sukses Selalu bagi kita semua. Wassalamualaikum Wr Wb. A,Ridwan Hakim SPIRITUALITAS BERNLP: KEHARUSAN VS KEBUTUHAN Lailan F. Saidina Pembicara Publik, Penulis Penulis dapat dihubungi di: lailan@asli.or.id atau 7 SPIRITUALITAS BERNLP: KEHARUSAN VS KEBUTUHAN Dua hari sepulang dari mengikuti training DC di Jakarta, saya mendapat undangan by handphone untuk menyampaikan ma- teri motivasi pengembangan diri, pada basic leadership train- ing yang dilaksanakan oleh adik-adik mahasiswa dari HMI di kota Lhokseumawe Aceh. Awalnya saya berencana mengelak dengan materi yang diberikan panitia, mengapa saya yang ha- rus mengisi materi itu?. Ketika pertanyaan itu saya ajukan ke pihak panitia, setengah bercanda mereka menjawab kan abang provokatornya.., lagian karena abang bos TANDASERU ha- hah... (red: Tandaseru adalah lembaga bidang psikologi, train- ing dan organizer yang saya dirikan tahun 2005 pasca konik dan tsunami Aceh, klik www.tandaseru.co.id). Ya sudah, akhirnya saya mengiyakan sekaligus berPIKIR + berPERASA, inilah kesempatan tambahan bagi saya yang BUTUH untuk terus berlatih sambil berbagi pengalaman yang baru saya dapat dari kelas DC yang bocor itu. Lha.. kok bocor sih? Maksudnya inilah kelas training dari sekian banyak (tepatnya berapa...) training yang pernah saya ikuti, dimana peserta dan trainer sama-sama trance, unik dan aneh- aneh. Betapa tidak, hampir sepanjang hari selama tiga hari training saya dibuat bingung oleh tingkah, celotehan, kikikan hahahihiii hingga KATA-KATA yang berbau peloncoan lay- aknya ordikmaru di zaman orba. Tidak ada yang merasa harus jaim (jaga imej) apalagi jawa (jaga wibawa), semuanya berbaur menjadi APA ADANYA. Meskipun awalnya saya sendiri sem- pat merasa asing, namun setelah melakukan raport, saya den- gan cepat dapat menyesuaikan diri. Syukurnya, dibalik itu semua, saya belajar dan mendapat ban- yak hal (kendati tidak semuanya hal baru, setidaknya dikemas menjadi baru dalam men-delivery) sebagai salah satu ilmu ke- hidupan praktis yang self empowering. Beberapa tehniknya bahkan dapat digunakan bagi membantu orang lain meng- empowerkan dirinya. Beruntung karena saya bukan hanya be- lajar NLP dari para Coach, tapi juga dari para peserta dengan latar belakang beragam, sehingga ikut memperkaya. Sekali lagi saya butuh berterima kasih kepada sahabat saya yang mereko- mendasikan untuk ikut kelas ini. Kembali ke soal undangan tadi. Tibalah jadwal yang telah ditetapkan. Sebagai instruktur tetap di organisasi mahasiswa tersebut, seperti biasanya saya memiliki kesenangan untuk mengawali sesi dengan branstorming. Dengan tehnik ini saya menggiring peserta untuk menemukan MAKNA mendalam dalam setiap hal yang mereka lakukan, sebagai bentuk penda- kian puncak spiritualitas pekerjaan. Pada kasus ini saya menun- tun peserta untuk menemukan makna terdalam (long vision of life) dari aktivitas mereka berkuliah yang kemudian melekat status sosialnya menjadi mahasiswa. Apalagi ditambah embel- embel agent of change. Apa yang saya lakukan dalam opening materi ini merupakan eksplorasi dan pemberian kreasi disana- sini dari sebuah kisah inspiratif yang pernah saya baca, namun sudah lupa sumbernya. Kurang lebih begini ceritanya: Seorang anak remaja putus sekolah yang sangat berminat un- tuk sekolah, mendatangi seorang kaya sekaligus bijaksana di kotanya. Pak tolong bantu aku, aku mau sekolah. Si bapak yang bijak lalu bertanya untuk apa kamu sekolah?. Agar saya pintar, jawab anak itu. Lalu orang kaya tersebut berkata kalau mau pintar kamu tidak perlu sekolah, saya akan berikan kamu berbagai macam buku yang kamu sukai, silakan baca dan kamu akan lebih pintar dari mereka yang bersekolah. Dengan sedikit bingung, si anak membuat alasan lain, aku pingin sekolah supaya nanti dapat pekerjaan. Ok, kalau be- gitu silakan kamu mulai besok datang ke tempatku, kamu saya beri pekerjaan tiap pagi mencuci mobil, dan dari pekerjaan itu kamu akan saya berikan uang. Jadi, tidak perlu sekolah sela bapak ini lagi. Kali ini anak tersebut benar-benar kebingungan, sampai jawa- bannya yang terakhir bersekolah supaya nanti jadi orang kaya dan sukses, pun masih dipatahkan oleh sang bapak bijak ini. Sambil melihat wajah bingung dan kehabisan kata-kata anak tersebut, lalu dia membimbing anak itu untuk menemukan makna lebih dalam dari keinginannya bersekolah, melebihi dari sekedar menjadi pintar, lalu mendapatkan pekerjaan, hingga menjadi kaya dan sukses dalam tataran material, namun sam- pai pada kemampuan mendaki puncak spiritual. Bagi saya pribadi, cerita singkat diatas sangatlah inspiratif dan menyentuh sisi mendasar dalam berbagai aspek kehidupan. Bukan hanya bagi kalangan remaja seperti pada kisah terse- but, sebagai presenter (sebelumnya saya menyebut diri trainer. Setelah saya diajarkan level pembelajaran versi DC, ternyata saya baru sebatas presenter yang sedang BUTUH menjadi Trainer bertaraf Internasional, atau baru trainer level 2 dari 5 level versinya Trainer Schoolen, jadi malu hehe...) pengalaman saya memberikan presentasi selama ini untuk kalangan ma- hasiswa, para pendidik, pegawai pemerintah maupun swasta, serta masyarakat umum, pada umumnya merekapun kesulitan menemukan makna dari apa yang dilakukan kesehariannya. Artinya, apa yang dilakukan lebih untuk sekedar memenuhi tuntutan material bagi pribadi, disamping karena merasa harus, atau wajib untuk menjalankan segepok aturan yang datang dari luar dirinya. Karena itu saya berPIKIRan dan berPERASAan, lalu berkesimpulan wajar saja kalau apa yang kita lakukan sela- ma ini belum memiliki daya ubah yang kuat. Mungkin sayapun begitu, cuma untungnya sebagai presenter kita sekaligus butuh belajar banyak dari berbagai jawaban mereka. Merasa terinspirasi oleh pertanyaan coach saat saya dan kawan- kawan beranjak menuju ruang shalat pada DC, kalian mau shalat karena KEWAJIBAN atau KEBUTUHAN?, dengan kaget hampir bersamaan kamipun menjawab kebutuhaaaan. Meskipun kelihatan ada juga kawan yang ragu-ragu. Dalam training kali ini sayapun mencoba melebarkan branstorming soal pencarian makna kepada penggunaan kata-kata yang te- pat dengan mengajukan pertanyaan terkait kebutuhan atau ke- wajiban kepada mahasiswa peserta presentasi saya. Tanpa terasa waktu sejam berlalu hanya untuk membahas MAKNA kata-kata ini. Saya larut menikmati mereka saling memperkuat argumentasinya karena terprovokasi oleh dua KATA ajaib yang saya lemparkan. Terlihat ada kelompok besar peserta bersikeras bahwa beragama, beribadah, termasuk ak- tivitas berkuliah (menuntut ilmu) yang dilakukan selama ini adalah untuk memenuhi kewajiban. Sambil mencari celah dan berusaha melakukan reframing, saya teringat pada analogi ke- butuhan manusia akan makan ketika lapar. Meski alot, per- lahan-lahan satu persatu mereka mulai beralih pada jawaban keBUTUHan untuk melakukan semua itu. Dari sini saya belajar bahwa sungguh KATA-KATA memiliki nyawa. Disitu pulalah kekhasan NLP dan hypnosis-hypno- therapy dalam pemahaman saya, yakni soal bagaimana ber- main-main dengan kata-kata atau bahasa. Dari kata-kata atau bahasa juga, seseorang mampu melemahkan atau memberday- akan dirinya maupun orang lain (empowering versus dis-em- powering). Lalu, bagaimana dengan kita? Menjadi praktisi NLP atau apa- pun rutinitas yang sedang kita lakoni saat ini, disebabkan kare- na BUTUH melakukan hal itu sebagai dorongan dari dalam diri (inside out) untuk memenuhi kehausan ruang batin kita, atau karena keHARUSan menjalankan seperangkat peraturan yang merupakan tuntutan dari luar (outside in)? Nah, lo... Karena berkata-kata tidak selalu berarti bersuara, maka dalam diam pun kita bisa berkata banyak. Mari kita sinergikan sum- ber daya berkata-kata yang bersuara maupun suara-suara yang tidak terkata-kata untuk saling menguatkan kehidupan sesama, di bawah bendera Aliansi Sadar Linguistik Indonesia (ASLI). Salam ASLI. (maksudnya salam betulan (bukan salam palsu) atau salamnya orang-orang dalam organisasi ASLI..??) Selamat ber-apology bagi keberDAYAan. GAGAP KARENA NLP Anang Setiawan Internet Marketer, Penulis Penulis dapat dihubungi di: anang@asli.or.id atau 8 GAGAP KARENA NLP Sementara teman-teman sangat menikmati dan membaca cerita-cerita yang sangat Inspiratif dari teman-teman ASLI, Saya ingin bertanya apakah di antara teman-teman ada yang mengenal Muhammad Aziz? Pasti salah satu ada yang kenal, lha wong namanya nama pasaran. Hehehe kalo tidak kenal juga tidak mengapa nanti Saya kenalin deh he he he. Bagaima- na kalo Saya sebutkan nama Aziz Gagap? Saya yakin serta dapat dipastikan teman-teman mengenal sosok pelawak yang satu ini. Sekedar info, Muhammad Aziz merupakan nama asli dari Aziz gagap. Saya jadi penasaran apa yang terbayang pertama kali di benak teman-teman kalo disebutkan kata Aziz gagap? Wajah culun dengan jambul yang diwarnai? Su..su..su..suara gagapnya atau malah langsung tertawa? Atau malah muncul bayangan, suara, rasa yang lain? Atau malah kosong gak ada apa-apa karena teman kagak punya televisi? Aziz yang mulai terkenal saat ber- peran di Opera Van Java yang ditayangkan salah satu televisi swasta ini memang terkenal dengan aksen ga..ga..gagapnya. Bersama Parto, Sule, Andre dan Nunung; Aziz sukses mengo- cok perut para pemirsa televisi dan sekarang menjadi salah satu pelawak papan atas di Indonesia. Seperti malam ini, karena gak ada kerjaan Saya memutuskan membuat keputusan untuk menonton Opera Van Java (OVJ) dan kembali tertawa melihat kelucuan yang mereka tampilkan. Cerita OVJ malam ini mengisahkan tentang Aziz yang men- jadi anak pungut yang disia-siakan oleh Nunung dan Andre. Tentu saja si anak pungut ini juga ga..ga..ga..gagap. Sebelum kita membahas Si Aziz ini, Saya ingin mengenalkan NLP atau Neuro-Linguistic Programming. Yang jika diter- jemahkan ke dalam bahasa Indonesia : Neuro berarti syaraf / jiwa / diri, Linguistic berarti kata-kata dan Programming be- rarti proses menyusun. Jadi NLP dapat didenisikan sebagai proses menyusun kata-kata ke dalam jiwa. Setelah belajar NLP, dan menyadari dahsyatnya efek kata-kata yang disusun ke dalam jiwa, karena mampu mempengaruhi nasib Saya. Tiba-tiba saja Saya menjadi seperti Aziz gagap. Tentu saja tidak serta merta berubah menjadi kembaran dia sebab gantengan Saya kemana-mana hihihihi, Saya menjadi gagap dalam berkata-kata. Loh katanya NLP membuat praktisinya piawai dalam berkomunikasi dan dengan pola-pola bahasa tertentu dapat mempengaruhi lawan bicaranya dengan mudah, kok malah jadi gagap, piye iki? Contoh kega..ga..ga..gagapan Saya setelah belajar NLP adalah dalam menggunakan kata bisa. Seperti kita ketahui kata bisa merupakan kata yang sangat lazim digunakan di dalam percakapan sehari-hari. Bahkan dulu ada slogan kampanye dari salah satu calon presiden Indonesia yang bertema Ber- sama Kita Bisa (maksudnya Yes We Can kali yee..) dan Saya sangat fasih menggunakan kata bisa ini. Ternyata, eh ternyata kata bisa ini seperti Dasamuka (Rah- wana) yang dalam cerita pewayangan mempunyai banyak muka. Kata bisa memiliki banyak arti yang baru Saya sadari. Kata bisa dapat berarti boleh, mungkin, dapat, mau, mampu, ingin bahkan juga berarti racun. Gak percaya? Emang gak bo- leh percaya ama Saya berdosa besar kalo percaya sama Saya, percayalah sama Tuhan. Saya kasih satu contoh percakapan antar dua anak manusia (kalo anak setan Saya belum mampu mendengar percakapan- nya). Ntar jadi nonton kan? Maaf banget gue gak bisa.. Nah, kira-kira maksud dari kata bisa di atas apa? Mungkin, mau, dapat, ingin? Benar kan kalau kata bisa mempunyai banyak makna. Contoh kega..ga..gapan Saya yang lain adalah dalam menggu- nakan kata Saya, Kami dan Kita. Dalam komunikasi se- hari-hari Saya lebih banyak memakai kata Kita untuk meng- ganti kata Saya dan Kami. Kega..ga..gapan Saya ini tidak hanya dalam bahasa verbal teta- pi juga menjalar ke dalam bahasa tulis, dalam menulis status facebook dan twitter. Sekarang ini benar-benar, Saya pikirkan terlebih dahulu secara jelas apa yang akan Saya sampaikan. Jika Muhammad Aziz dengan menggunakan aksen gagap menjadi pelawak terkenal, dan seorang penyanyi di luar negeri jadi terkenal karena gagap, Lady Gagap. Kemudian ada lagi ikan yang berharga mahal karena gagap, Ikan gagap merah. Nah, kalo Saya yang tergagap-gagap dalam berkomunikasi baik dalam bahasa omongan ataupun dalam menulis status facebook, twitter karena belajar NLP diharapkan efeknya adalah Saya mampu menjadi lebih presisi dalam berkomuni- kasi, memperjelas apa yang akan Saya sampaikan sehingga la- wan bicara Saya dapat menangkap secara tepat apa yang Saya maksudkan. Kembali ke Aziz Si Anak Pungut dengan bantuan Sule akh- irnya dengan cerdik dan konyol berhasil mengelabui Andre dan Nunung untuk kabur dari rumah. Kelucuan-kelucuan yang terjadi selama Opera Van Java episode malam ini kembali berhasil membuat Saya tertawa terpingkal-pingkal. Tentu saja sambil mengingat diri saya yang dahulu sembarangan meng- gunakan kata bisa. Sehingga tidak jelas lagi mana yang lebih lucu. RESOLUSI: KEINGINAN ATAU KEBUTUHAN? Muhammad Iqbal HRD, Penulis Penulis dapat dihubungi di: iqbal@asli.or.id atau 9 RESOLUSI: KEINGINAN ATAU KEBUTUHAN? Akhirnya sampai juga di akhir tahun 2010. Biasanya, nih di akhir tahun kebanyakan orang dan saya juga menyusun resolusi untuk 2011, bahkan untuk tingkat perusahaan juga melakukan dengan nama yang berbeda seperti Business Planning.
Kata Resolusi dalam kamus besar bahasa Indonesia 2005 di- artikan sebagai berikut : Putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tun- tutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); per- nyataan tertulis, biasanya berupa tuntutan tentang suatu hal. Tuntutan? Berarti harus dong! Harus ini berupa keinginan atau berupa kebutuhan. Kenapa harus dibedakan sih keinginan atau kebutuhan? Keinginan vs Kebutuhan Saat mendapat pengetahuan mengenai membedakan keingi- nan dan kebutuhan gambaran sederhananya adalah seperti saat kita lapar, maka yang jadi kebutuhan adalah makan. Ke- inginannya adalah makan steak tenderloin. Mulai Kelihatan bedanya? Masih Kurang? Ini contoh lainnya. Kebutuhannya adalah untuk menikah, namun keinginannya menikah dengan Atiqah Hasiholan.. Hehehe... khayal.com Perbedaan kedua adalah saat mengejar kebutuhan maka secara naluri kita (saya dan Anda) pasti lebih ikhlas menempuh per- jalanannya. Ingatlah saat anak Anda sakit. Anda ikhlas untuk begadang sepanjang malam. Hal ini tentu beda sekali saat sang anak ingin bermain, boleh jadi saat itu Anda mengemukakan bahwa cape, bla bla dan juga sejuta alasannya. Nah, gimana resolusi Anda? Keinginan atau kebutuhan? Ka- lau resolusi Anda berupa kebutuhan maka tentu Anda secara natural sudah punya daya dorong sendiri untuk mencapai kebutuhan Anda, namun bagaimana jika keinginan? Di satu sisi itu keinginan Anda, kalau keinginan itu diperoleh tentu senang banget! Tapi Anda juga sadar bahwa di tengah perjala- nan, Anda dapat kehilangan daya dorong karena yang dituju itu hanya keinginan bukan kebutuhan. Mari kita ubah keinginan menjadi kebutuhan. Lebih enak mengejar keinginan daripada mengejar kebutuhan; asal caran- ya bener. Tidak hanya sekedar menempel gambar dari ke- inginan dan memantrai gambar tersebut setiap hari dengan mengatakan,Saya memiliki... Jika keseringan siap-siap jadi Schizofrenia, lhoo.. Mengubah Keinginan Menjadi Kebutuhan Sebagai contoh dari kehidupan pribadi saya. Saat ini keinginan adalah untuk memiliki BMW tahun 96-an. BMW? Ngaca doong..! Iya, ini saya lagi ngaca. Oleh karenanya langkah berikutnya adalah mempersiapkan kedatangan BMW tersebut di garasi rumah saya yang sudah 3 tahun tidak dimanfaatkan dengan benar, karena kapasitas mobil dipakai hanya untuk motor Supra-X, sampai relnya pun ketutup tanah karena pagarnya gak pernah digeser. Maka persiapan yang perlu dilakukan adalah: 1. Yang paling gampang adalah membersihkan rel yang tertu- tup tanah sehingga pagar rumah dapat digeser kembali dengan mudah. 2. Membuat SIM A. Hahaha.. ya, Sim A sudah mati 2 tahun lantaran tidak pernah nyetir mobil lagi sejak tahun 1997. 3. Memperlancar nyetir mobil. Yah, namanya juga sejak tahun 1997 gak pernah nyetir lagi. Ini dilakukan dengan meminjam mobil teman dan memperlancar setiap hari Sabtu dan Min- ggu. Fren, maan ane yah minjem... lumayan kan punya sopir gratisan. 4. Mempersiapkan biaya-biayanya: - Bensin : karena BMW rata rata 1:8 maka kemungkinan se- hari butuh 10 Liter. Anggap aja Pertamax Rp.7.000 maka se- hari Rp.70.000. Jadinya Rp.2.100.000,-/bulan - Perawatan rutin: Rp.500 - 700.000,-/bulan - Perawatan besar: plot saja Rp.5.000.000,-/tahun alias Rp.500.000,-/bulan. - Tol : Rp.30.000,-/hari alias Rp.600.000,-/bulan karena 20 hari kerja - Parkir: Rp.500.000,-/bulan - Total yang saya perlu sediakan Rp.4.500.000,-/bulan 5. Beli BMWnya seharga Rp.65jt-an. Panjang kan persiapannya Nah, langkah berikutnya adalah: USAHA Langkah berikutnya adalah melaksanakan apa yang telah di- persiapkan tersebut. Persiapan 1-3 sudah selesai dilakukan. No.4 dan 5 menunjukkan bahwa dengan gaji sekarang yaa gak mungkin. Maka langsung dibuat lagi bahwa saya tuh bu- tuh peningkatan penghasilan di tahun 2011 sebesar minimal 3x dari penghasilan saat ini biar tidak stres dan menyalahkan Tuhan. Coba bayangkan, jika saya hanya mikirnya mau enak doang. Tinggal beli kan? Giliran BMW-nya rusak; marah-marah. Harga bensin naik; demo ke pemerintah. Tiket tol naik; ng- abek. Ujung-ujungnya baliklah saya pakai motor lagi, dah.. Lihatlah langkah-langkah persiapan di atas. Langkah-lang- kah tersebut jika dijadikan kebutuhan bukankah lebih mu- dah dijalankan? Lebih mudah mana menurut anda; jika saya mengatakan Saya butuh membersihkan rel pagar, Saya butuh membuat Sim A baru dan Saya juga butuh untuk memper- lancar menyetir mobil untuk menyambut datangnya BMW. Bandingkan jika saya langsung mengatakan,Saya ingin BMW!. Lhoo, sebentar.. Dasar Sedeng.. No.4 dan 5 bagaimana tuh? Kok, gak dibahas? Jangan-jangan gaji elu jauh banget, yah? Untuk no.4 dan 5 ini, saya butuh untuk meningkatkan peng- hasilan minimal 3x dari penghasilan saat ini. Nah, no.4 dan 5 ini dilakukan dengan cara yang sama lah... Dibuat lagi persia- pannya dan dilaksanakan apa yang sudah dipersiapkan terse- but. Masa saya sebutin juga di sini.. Pamali.. Soo... Selamat praktek! Jangan percaya begitu saja sama saya yang hanya tahunya memikirkan yang enak-enaknya aja... In- gatlah Tan Hana Dharma Mangrwa... (artinya: karena kebena- ran tiada yang mendua) Peace, bro! MENCIPTAKAN MATAHARI KEHIDUPAN Adi Suandharu Internet Marketer, Penulis Penulis dapat dihubungi di: suandharu@asli.or.id atau 10 MENCIPTAKAN MATAHARI KEHIDUPAN Pada tahun 1960-an, ketika perang Vietnam, Amerika men- girimkan sekitar 500.000 lebih tentara nya ke medan perang. Dari sekian banyak korban dari pihak tentara Amerika, sepan- jang tahun tersebut ada 2.583 tentara yang dinyatakan ditahan atau missing-in-action. Para tawanan perang (dikenal dengan istilah POW - Prisoner of War) ini dikumpulkan di sebuah sel yang disebut Dog- patch di tengah hutan rimba Vietnam. Disebut Dogpatch karena memang sel ini sangat mirip dengan kandang anjing, dimana 20 POW dimasukan ke dalam ruang gelap kecil di bawah tanah tanpa jendela, sehingga cahaya matahari sama sekali tidak terlihat. Akibatnya para POW sama sekali tidak dapat membedakan kapan siang dan malam. Banyak dari para tawanan ini mengalami stres berat dan akh- irnya meninggal di dalam sel. Yang menarik adalah ternyata dari sekian banyak tawanan perang tersebut, ada beberapa orang yang masih dapat bertahan hidup dan akhirnya dapat kembali pulang ke Amerika pada tahun 1970-an. Pertanyaan nya adalah apa yang membedakan antara orang yang mening- gal di dalam sel dan mereka yang dapat tetap bertahan hidup? Dari hasil wawancara dengan para POW yang berhasil ber- tahan hidup di Dogpatch selama bertahun-tahun, ternyata ada kesamaan yakni dari cara mereka ber imajinasi dan kata- kata yang mereka katakan berulang-ulang dalam hatinya. Jadi, meskipun mereka hidup didalam kegelapan sepanjang waktu, mereka mengimajinasikan bahwa mereka tetap dapat melihat dan merasakan sinar matahari pada siang hari, atau bulan di malam hari. Dengan mengimajinasikan pergerakan matahari atau bulan ini, mereka dapat tetap menjalani siklus hidup mer- eka dengan normal di dalam sel. Mereka akan tidur saat malam hari dan beraktivitas pada siang hari. Selain itu juga mereka percaya dan yakin, dengan memilih menggunakan kata-kata yang memberdayakan, bah- wa suatu saat pasti mereka akan dapat keluar dengan selamat dan kembali bertemu keluarganya. Fenomena dan cerita di atas sangat menarik dan menginspirasi buat saya pribadi. Namun cerita di atas semakin menginspirasi saya lagi ketika saya belajar sebuah cabang ilmu yang disebut NLP (Neuro- Linguistic Programming), karena saya semakin paham bahwa manusia dikaruniai Tuhan modal dan alat bertahan hidup yang sangat luar biasa kelima panca indera dan kemampuan men- cipta. Dalam NLP, kelima panca indera ini dikenal dengan istilah Modalitas yang terdiri dari: Visual (Penglihatan), Auditory (Pendengaran), Kinestetik (Perasaan), Oldfactory (Penciuman) dan Gastutory (Pengecapan). Namun yang membuat manusia lebih hebat dibandingkan makhluk bumi lainnya, bukanlah terletak pada kelima indera ini. Karena binatang pun memiliki kelima indera ini. Bahkan beberapa binatang tertentu memiliki kepekaan yang jauh melebihi manusia. Sebagai contoh misal- kan penciuman anjing yang mampu mengendus jejak, pengli- hatan elang yang sangat tajam, dsb. Nah, yang membedakan manusia dari makhluk lain nya adalah kemampuan mencipta (creation) dengan memanfaatkan mo- dalitas ini, atau yang istilahnya adalah SubModalitas. Sebagai contoh sederhana adalah misalkan ketika anda dim- inta membayangkan sebuah jeruk nipis berwarna hijau (visual), yang kemudian dipotong kemudian airnya diperas dan ditetes- kan ke lidah anda (gastutory) dan terasa sangat asam. Beberapa orang ketika diminta membayangkan hal ini sampai menge- luarkan air liur di lidahnya. Pertanyaannya apakah jeruk nipis tadi benar-benar ada di dunia nyata atau sebuah realitas? Lalu mengapa beberapa orang bahkan sampai mengeluarkan air liur merasakan jeruk nipis yang asam ini? Ternyata dengan kelima indera ini memungkinkan manusia untuk menciptakan realitas di dalam pikiran yang sama sekali berbeda dengan realitas di dunia nyata. Kemampuan mencipta inilah yang membuat manusia dapat menciptakan kebudayaan dan peradaban. Inilah karunia Tuhan yang diberikan HANYA pada manusia dan tidak pada makhluk lainnya. Mungkin anda pernah mendengar nama Darwis Triadi seorang fotographer ternama dari Indonesia. Yang pasti, beliau adalah orang yang sangat piawai memanfaatkan kemampuan visualnya sehingga mampu menciptkan foto-foto terbaik yang dihargai hingga ratusan juta rupiah per buah. Atau juga seorang legenda musik Indonesia : Alm. Chri- sye (Raden Christian Rahadi, 1949-2007) yang sepanjang hidupnya telah meluncurkan 21 solo - album popular. Beliau adalah orang yang sangat luar biasa cerdas dengan kemampuan auditorynya, sehingga mampu mencipatkan ratusan buah lagu yang mampu menggerakan emosi jutaan pendengar musik di tanah air, hingga saat ini. Ada juga Ronaldinho pemain sepak bola asal Brazil yang lahir di Porto Alegre tahun 1980 ini mampu menggandengkan FIFA Confederations Cup Golden Ball & Golden Shoe pada tahun 1999 dan segudang prestasi lainnya. Ronaldinho sangat optimal dalam memanfaatkan kecerdasan kinestetik nya. Tentu masih banyak jutaan contoh lainnya bagaimana orang- orang menjadi besar dan terkenal sebetulnya karena mampu memanfaatkan anugrah modalitas dan submodalitas ini den- gan optimal. Dan ternyata modal paling besar yang dianugrah- kan Tuhan bukanlah berupa harta kekayaan yang berlimpah, namun berupa kelima indera dan kemampuan berkreasi yang sudah ada dalam diri kita. Jika para POW saja mampu bertahan hidup di Dogpatch den- gan menciptakan mataharinya sendiri, lalu alasan apa yang membuat kita berkata bahwa kita tidak mampu bertahan dan hidup sejahtera ditengah keberlimpahan negeri ini? Bukankah Tuhan sudah menganugrahkan modal yang cukup untuk bah- kan menciptakan matahari milik kita sendiri? DIMANAKAH KANTONG AJAIBKU? John Rusly Pengusaha, Penulis Penulis dapat dihubungi di: john@asli.or.id atau 11 DIMANAKAH KANTONG AJAIBKU? Aku ingin begini, aku ingin begitu, aku ingin itu banyak sekali. Semua semua semua, dapat dikabulkan. dapat dikabulkan dengan kantong ajaib. Saya penasaran, apakah Anda pernah mendengar lagu dengan lirik di atas? Ya, betul! Itu adalah lagu Doraemon. Doraemon, kucing bulat berwarna biru, adalah tokoh kartun kesayangan saya. Doraemon memiliki sebuah kantong ajaib, yang berbentuk setengah lingkaran, dan menempel pada perut bundarnya. Dari kantong tersebut, Doraemon dapat mengeluarkan banyak alat ajaib dan memenuhi semua keinginan. Saya dulu begitu mengimpikan bahwa saya juga memiliki kan- tong ajaib yang dapat mengabulkan semua keinginan saya. Setelah usia kian menanjak, dan saya bertambah bijak, saya mulai menyadari bahwa ... Saya sudah memiliki kantong ajaib! Semua manusia telah memiliki kantong ajaib! Anda juga! Anda juga telah memiliki kantong ajaib! Lalu, dimanakah kantong ajaib Anda? Anda akan segera mengetahuinya, sebentar lagi.... **************** Jangan mengajari ikan berenang! Jangan mengajari burung terbang! Jangan mengajari harimau mengaum! Demikian pesan Pak Syaiful Bachri, ketika kami memenuhi undangan beliau untuk belajar bersama, di rumah beliau di Subang. Mengapa jangan mengajari ikan berenang? Mengapa jangan mengajari burung terbang? Mengapa jangan mengajari hari- mau mengaum? Apa artinya? Dapatkah bapak menjelaskan lebih lanjut? Seorang peserta, dengan mata berbinar-binar, bertanya dengan antusias. Ya..., karena ikan itu, sejak lahir di dunia, sudah dapat bere- nang. Anda tidak perlu mengajarinya berenang. Demikian juga dengan burung-burung, pada waktunya mereka dapat terbang sendiri. Harimau juga, tanpa perlu kamu ajarkan, dapat men- gaum sendiri. Semua kemampuan untuk hidup, sudah diberikan Tuhan ke- pada semua mahluk hidup, dari sejak awal kelahirannya.
Dan jika saja, semua binatang mendapatkan kemampuan, bagaimanakah dengan manusia yang lebih dimuliakan Tuhan daripada binatang? Lalu, bagaimana dengan Anda? ***************** Setelah menyeruput kopi hitam, coach melanjutkan. Tahukah Anda, bahwa Anda sudah memiliki semua kemam- puan di dalam diri Anda ... Segala sumber daya yang anda butuhkan untuk sukses sudah tersedia di dalam diri Anda! Sudahkan Anda menggunakan semua sumber daya yang di- berikan Tuhan kepadamu? Atau, masihkah Anda mengeluh kepada Tuhan atas ketidak-berdayaan-mu? Semua orang terdiam dengan mata menerawang .. Sekarang. Anda coba jawab pertanyaan ini. Berapa persenkah kira-kira sumber daya yang telah anda gunakan saat ini? Beberapa peserta menjawab ... Anda yakin? Hanya segitu? Anda memiliki kemampuan. Anda memiliki sumber daya. Mengapa tidak dimanfaatkan sepenuhnya? Jika hanya segitu yang Anda manfaatkan, apakah mungkin Anda akan mem- peroleh KEINGINAN yang anda inginkan? Ada orang yang bahkan berani-beraninya menyalahkan Tu- han, ketika ia tidak mencapai keinginannya, padahal .... Coach berhenti bicara, dan membiarkan para muridnya melanjutkan kalimat tersebut dalam pikirannya. Kalau tidak, begini saja deh! Kalau kamu tidak memerlukan kemampuan tersebut, Saya pinjam deh kemampuan Anda. Tinggalkan saja kemampuan kamu disini! Saya pinjam ke- mampuan itu. Toh Anda tidak memakainya, bukan? Mau saya pinjam??!!! ****************** Anda lihat? Manusia itu kadang terdengar aneh. Sudah me- miliki kemampuan, malahan tidak dipakai dan terus mencari kemampuan lain. Beberapa orang iri melihat burung yang terbang bebas di ang- kasa. Padahal, mungkin burung juga iri kepada orang itu, kare- na dapat berkreasi dengan kreatif? Tiba-tiba, sinar pengertian menerangi pikiranku. AHa! Saya ternyata juga memiliki kantong ajaib, seperti pu- nya-nya Doraemon. Kantong ajaib itu sudah lama menempel pada diriku, seperti Doraemon. Hanya saja, saya tidak menyadarinya. Dan semakin saya menyadari, bahwa kantong ajaib itu, - sum- ber daya dan kemampuan-kemampuan yang dianugrahi oleh Tuhan kepadaku, semakin saya yakin bahwa saya dapat men- capai segala keinginan saya. Bila Doraemon, untuk mencapai keinginannya, harus berusaha dan merogoh kantong ajaibnya, maka sayapun harus berusaha dan merogoh kemampuan saya untuk mencapai keinginan saya. Sadarilah bahwa keinginan itu tidak akan tercapai jika Anda tidak berusaha untuk memanfaatkan sumber daya di dalam diri Anda. Anda juga memiliki kantong ajaib untuk mengabulkan semua keinginan anda. Yang perlu anda lakukan adalah; 1. Menyadari keberadaan sumber dayamu. 2. Mengunakannya! Dengan menyadari keberadaan sumber dayamu, dan mengu- nakannya; 80%-100%, tidak seperti sekarang, 10%-20% saja segala keingianmu akan terkabul. Menarik bukan? See you at the top. John Rusly www.johnyrusly.com PS: Apa saja sumber daya manusia? Kita lanjutkan, tidak seka- rang, tetapi pada perbincangan berikutnya. Sampai nanti ya ... KEINGINAN DAN KANTONG AJAIB Merry Pengusaha, Penulis Penulis dapat dihubungi di: merry@asli.or.id atau 12 KEINGINAN DAN KANTONG AJAIB Setelah lulus kuliah aku merasa hidupku terombang-ambing ga jelas, banyak keinginan, kepingin ini kepingin itu, tetapi hanya sedikit yang dapat aku capainya. Ketika aku bermain dikamar adik ku, banyak aku jumpai per- nak-pernik Doraemon, salah satu tokoh kartun idola adikku. Dan aku gak habis pikir juga kenapa adik ku suka dengan itu. Setiap melihat pernak-pernik itu, aku pun terkadang ber- nyanyi-nyanyi, Aku ingin begini aku ingin begitu ingin ini ingin itu banyak sekali, semua semua dapat dikabulkan, dapat dikabulkan dengan kantong ajaib. Aku ingin terbang bebas di angkasa la..la.la.. aku sayang sekali... Doraemon.... Aku menyanyikan lagu ini dengan sangat penuh kegembiraan. Berulang-ulang aku menyanyikan itu, tetapi setelah selesai bernyanyi aku merasakan kesal, menggerutu dihatiku, enak yah coba kalo aku punya kantong ajaib. Hmm.. (sambil menarik nafas panjang) kapan yah aku punya kantong ajaib. Ketika sedang berproses mencari jati diri, belajar kesana kesini kesono tibalah aku bertemu dengan satu grup teman-teman yang belajar mengenai Neuro-Linguistic Programing. Menu- rut salah satu teman kami Neuro adalah saraf-saraf di dalam diri kita; Linguistic adalah kata-kata; Programming adalah proses menyusun. Jadi Neuro-Linguistic Programming adalah Bagaimana menyusun kata-kata dalam diri kita. Tentunya, kata-kata yang bermanfaat untuk diri kita. Ketika kami sedang belajar bersama mengenai linguistik, tiba- tiba aku tersadarkan dengan salah satu trainer kami, yang menanyakan apa sih bedanya manusia dengan makhluk cip- taan Tuhan yang lainnya. Katanya manusia itu makhluk yang sempurna. Lalu, apa bedanya manusia dengan hewan? Hmm... sambil mencoba berpikir dengan malesnya berkata dalam hati ogah ah biar dia aja yang mikir. Masa dia yang ajarin aku, kok aku yang mikir. Pertanyaan berikutnya, bisa ga membayangkan bentuk spidol ini bentuk nya di rubah jadi besar, kemudian kalau bentuknya di rubah jadi kecil bisa ga, tentu saja bisa jawabku. Lalu bisa ga berubah dengan model lain yang belom pernah ada didunia ini. Tentu saja itu juga aku bisa, Mer gitu loch... gampang amat nanya nya. Dilanjutkan dengan nada serius, sang trainer ber- tanya lagi Kalau hewan gimana? Mampu gak berpikir gitu. Wush.... tiba-tiba aku terdiam, berpikir sejenak. Iya yah, bahwa kita mempunyai pola berpikir untuk mencipta, dulu tidak ada mobil, tidak ada AC, tidak ada pesawat, tidak ada handphone. Sekarang dengan seiringnya waktu, manusia menciptakan hal yang tadinya tidak ada menjadi ada. Satu hal tersadarkan bahwa aku ini makhluk ciptaan Tuhan, yang telah diberikan kemampuan untuk mempergunakan sumber daya yang ada didalam diri kita. Tetapi, kenapa selama ini aku tidak mem- berdayakan dengan semaksimal mungkin sumber daya yang Tuhan berikan. Aku teringat ketika aku kecil orangtua dan guru-guru kita memberitahu bahwa manusia mempunyai panca indera. Apa aja panca indera yang telah diberikan Sang Pencipta? Visual (Contoh : Mata), kita diberikan kemampuan untuk me- lihat, bisa kah kita memberdayakan dengan semaksimal mung- kin? Mengapa kita tidak gali potensi visual kita? Seorang Dar- wis Triadi dia menggunakan visualnya utk menjadi seorang photographer handal. Auditory (Contoh : Telinga), kemampuan untuk mendengar, teringat dengan sosok Stevie Wonder. Apakah dia memiliki visual? Rangkaian nada-nada yang diperdengarkan dan din- yanyikan dalam sebuah lagu menjadikan lagu itu enak diden- gar. Seorang Komposer dunia seperti Bethoven, Mozart; kalau mereka tidak menggunakan auditorynya seperti apa yah musik yang nantinya akan kita dengar. Apakah merdu atau titik titik deh. Kinestetik (Contoh : Kulit), kemampuan merasakan/indera peraba. Seorang Ronaldo, bintang sepak bola dunia, atau yang lagi top pemain timnas sepak bola Indonesia Christian Gon- zales; yang mencetak gol untuk bangsa kita masuk nal AFF 2010. Lihatlah, betapa menggunakan kemampuan kineste- tik dapat menjadi sesuatu yang bernilai. Hal ini menjadikan Christian Gonzales menjadi bintang kebanggaan untuk bang- sa kita. Olfactory (Contoh : Hidung), kemampuan untuk mencium bau. Kira-kira ada yang tau, berapa bayaran mereka-mereka yang sangat ahli memberdayakan penciumannya; seperti para tester tembakau dan parfum? Gustafory (Contoh : Lidah), kemampuan lidah untuk mera- sakan rasa apa. Pokoe maknyus!, kirakira sapa yah yang sering ngomong gitu?? Iya, itu adalah Bondan Winarno den- gan Wisata Kulinernya, mencoba berbagai menu masakan dan merasakan enaknya. Hmm.. membuat aku lapar.. Betapa besarnya kemuliaan Tuhan memberikan Sumber Daya yang bisa kita gali. Ya.. Tuhan, mengapa baru ku sadari ini yah? Hanya dengan kata-kata yang ditanyakan seseorang kepa- daku, telah merubah Pikiran dan Perasaanku. Terasa tertam- parnya diriku. Kemudian trainer itu menjelaskan juga : Kata-kata - Pikiran dan Perasaan - Keputusan - Tindakan - Nasib Kehidupan Sebuah kata-kata dapat mempengaruhi Pikiran dan Perasaan. Kemudian akan mempengaruhi Keputusan dan Tindakan apa yang akan dilakukan. Semuanya itu yang nantinya mempenga- ruhi nasib kehidupan kita. Ini adalah salah satu hal dasar kehidupan, yang sebenarnya adalah bagaimana kita menggunakan kata-kata yang berman- faat yang bisa memperdayakan kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kata ingin vs butuh. Selama ini aku cuma ingin aja, na- manya ingin. Ya Cuma kepingin. Yah boleh dikejar, boleh gak. Tapi bagaimana dengan kata butuh? Dengan kata butuh, sesuatu hal yang menjadi kebutuhan ku perlu aku kejar untuk mencapainya. Keinginan bisa dicapai kalo kita butuh, namanya dikondisi kri- tis. Di kondisi ini, kita akan berpikir menjadi lebih kreatif. Tapi tidak hanya itu saja. Terlepas dari keinginan saja, apakah perlu yang namanya Persiapan untuk mencapainya? Sobat-sobatku, bagaimana hasilnya keinginan tanpa persia- pan? Hasil seperti apa yang kita dapatkan tanpa persiapan. Ini dia kelemahan saya selama ini. Saya tersadarkan kembali bahwa keinginan yang tidak dipersiapkan, membuat saya men- jadi seseorang yang asal-asalan. Lalu, bagaimana caranya saya mempersiapkan supaya saya mencapai keinginan saya? Tentu saja Usaha. Berapa besar usaha kita untuk mempersiapkan dan bagaimana usaha kita menindak lanjuti persiapan yang kita buat. Sobat, ringkasnya seperti ini : Keinginan - Persiapan - Usaha Jadi yang namanya keinginan, perlu jadikan sebagai suatu ke- butuhan. Dan persiapkanlah dengan detail dan rinci, serta tin- dak lanjuti persiapan itu dengan usaha menggunakan semua sumber daya yang kita miliki. Sobat-sobatku, semuanya ini berawal dari sebuah kata-kata. Betapa pentingnya sadar akan kata-kata / linguistik, yang akan mempengaruhi Pikiran dan Perasaan kita. Apakah kita sudah punya kantong ajaib...? Apakah kita sudah menghargai sumber daya yang diberikan Sang Pencipta? Apakah sudah kita bersyukur memiliki panca indera? Apakah kita harus menyalahkan Tuhan dengan nasib kita? Jawabannya ada di diri Anda masingmasing. Kalau untuk saya pribadi, intinya sadar akan kata-kata yang mempengaruhi nasib kehidupan. Bersyukur kepada Tuhan atas modal yang di- berikan kepada kita. Selamat datang di Aliansi Sadar Linguistik Indonesia.. Happy, Smile, Love & Peace- MER- TERAPI PENUMPANG DI PESAWAT Mulia Sunarko Apoteker, Penulis Penulis dapat dihubungi di: mulia@asli.or.id atau 13 TERAPI PENUMPANG DI PESAWAT Saat itu saya berada di bandara Sepinggan dengan tujuan ke kota Surabaya untuk mengikuti satu workshop. Saya sudah be- rada di dalam pesawat. Setelah menaruh barang bawaan laptop di kabin. Saya masuk ke tempat duduk saya di bagian tengah. Saya duduk di bagian kanan. Sebentar kemudian ada seorang wanita berumur sekitar 20-an mengatakan permisi karena mau masuk ke tempat duduk di kanan saya dekat jendela pesawat. Pramugari mulai memberikan informasi keselamatan penum- pang. Dalam hati saya berkata bahwa sudah saatnya menyiap- kan peralatan yakni mp3 player dan bantal penyangga leher, tidur serasa nyaman sekali apalagi diiringi musik. Hidup ini memang mengasyikkan, wow! Serasa tidak nyaman tanpa basa basi dengan penumpang se- belah apalagi jaraknya cuma beberapa cm dari saya. Mulai dari pertanyaan dari mana, hendak ke mana, apa yang dilakukan, dstnya. Didapat informasi bahwa penumpang di sebelah saya adalah pramugari satu maskapai penerbangan internasional se- but saja namanya Rahayu. Rahayu dalam rangka bertemu kan- gen dengan pacarnya yang notabene orang asing dari benua Australia. Rahayu bercerita tentang keinginan dan harapan dia nantinya setelah menikah. Rahayu juga menceritakan sikap menerima apa adanya dari dia terhadap calon suaminya ini walaupun banyak noda hitam dalam kehidupan masa lalunya. Melanjutkan apa yang diceritakan Rahayu mengenai rumah tangga, saya juga memberikan beberapa cerita tentang hubun- gan anak dan orang tua dan beberapa kasus trauma anak. Ru- panya Rahayu menyimak cerita saya dengan mimik serius dan akhirnya keluar dari mulut Rahayu bahwa dia juga mempunyai satu trauma akan satu kejadian di masa umur 2 tahun. Cerita terus berlanjut hingga saya memperkenalkan diri saya sebagai seorang terapis. Saya tawarkan untuk membantu Ra- hayu. Rahayu mengiyakan dan memang dia sudah lama mau membuang trauma ini tapi dia tidak bisa melakukannya hingga saat ini. Dari cerita kejadian ini memang traumatik dan teknik pilihan adalah Fast Phobia Cure. Selesai melaksanakan teknik FPC dengan dipandu saya, Rahayu merasa lega, nyaman. Untuk memastikan digunakan teknik Dierensial Integral Tera- py, semua dilalui Rahayu dengan baik hingga Rahayu berani mengambil tanggung jawab, memaafkan, ikhlas, mengambil hikmah dan bersyukur atas apa kejadian yang menimpa pada dirinya. Saat ditanya apa yang dirasakannya sekarang, Rahayu menjaw- ab bahwa dia merasa lega, nyaman, sepertinya ada beban berat yang sudah terlepas dari dirinya, senyum bahagiapun ditebar Rahayu, saya juga turut senang. Kemudian saya bertanya apa ada hal lain lagi yang mau dibantu, Rahayu mengatakan dalam dirinya ada pro dan kontra men- genai hubungannya dengan pacarnya sekarang, ada satu bagian yang tidak setuju karena catatan hitam dalam kehidupan lalu pacar Rahayu, bagian yang lain setuju untuk terus melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Teknik visual squash adalah pilihan yang saya gunakan. Tan- gan kiri Rahayu yang menolak untuk melanjutkan hubungan dan tangan kanan menyetujui untuk meneruskan hubungan ke jenjang perkawinan. Tingkat demi tingkat dilewati oleh masing-masing tangan Rahayu hingga menyatu dan memberikan satu jawaban bulat dari dua kubu tangan kanan dan kiri yaitu Rahayu dapat terus melanjutkan hubungan dengan pacarnya dan bimbingan ke ja- lan yang benar akan Rahayu lakukan demi pacar tercinta dan memang itu adalah misi hidup yang akan diemban Rahayu dan keputusan ini muncul dari penyatuan kedua kubu dalam diri Rahayu. Tidak terasa dengan selesainya terapi yang dilakukan untuk Rahayu juga menunjukkan telah selesai perjalanan saya menu- ju bandara Juanda di Surabaya. Pesawat sudah mendarat, uca- pan terima kasih saya dapatkan dari Rahayu, saya bersalaman dengan Rahayu sambil mengucapkan salam perpisahan. Melalui ilmu NLP saya telah mendapatkan banyak kata-kata bermanfaat yang dapat saya gunakan untuk merubah kehidu- pan orang yang saya bantu. Memang kata-kata itu menakjub- kan...... MANA YANG PENTING: PERASAAN ATAU PIKIRAN? Subhan Rizky Trainer, Penulis Penulis dapat dihubungi di: subhan@asli.or.id atau 14 MANA YANG PENTING: PERASAAN ATAU PIKIRAN? Dunia Mind Technology sangat saya senangi sejak tahun 1995, dimana pada saat itu saya berubah dari yang minder dan pendiam menjadi PD (Percaya Diri) dan lebih berani bicara. Perubahan drastis saya tersebut dikarena saya mempelajari salah satu buku wajib dalam dunia MLM (Multi Level Mar- keting). Selanjutnya saya menemukan dan mempelajari banyak buku-buku Mind Technology mulai dari Ilmiah sampai den- gan Metasika (katanya Esoterik). Saya banyak sekali mendapatkan manfaat dari ilmu-ilmu yang saya pelajari, kadang ada juga yang tidak berhasil, semua saya pelajari hanya dari buku dan saya praktekkan dalam kehidupan saya. Sangat jarang sekali saya ikut training, mengingat di kota saya dulu Banjarmasin jarang ada training/pelatihan khusus- nya pengembangan diri atau Mind Technology serta pada saat itu saya masih kurang sadar untuk ikut-ikut training, mungkin uangnya juga hehehehe. Saya mengartikan Mind Technology adalah Kekuatan Piki- ran atau Teknologi Pikiran. Kasian amat ya Perasaan tidak disebut-sebut, padahal manusia selain mempunyai pikiran, juga mempunyai perasaan. Hingga pada akhirnya pada tahun 2006 saya sudah mulai sadar dengan dunia training, dan saya sering ikut training di Jakarta, saya sering bolak-balik Banjarmasin-Jakarta, karena saya ma- sih tinggal di Banjarmasin (Kalimantan Selatan). Awal Tahun 2007 saya memutuskan untuk resign (menurut saya memajukan diri) dari Perusahaan Perbankan yang mem- besarkan saya hingga jabatan saya terakhir Support & Op- erasional IT Manager dan hijrah dari Banjarmasin ke Jakarta untuk menjadi seorang Trainer, meski pada saat itu hampir semua keluarga tidak menyetujui saya keluar dari perusahaan tersebut dan pindah ke Jakarta. Namun saya tetap bertekad dan memutuskan pindah ke Jakarta dan menjadi seorang Trainer. Dengan meminta pengertian dan restu kepada keluarga khu- susnya Ibu Kandung dan Istri tercinta, akhirnya saya pindah ke Jakarta. Di Jakarta tidak serta merta jadi Trainer, saya bekerja di salah satu perusahaan perbankan yang bergerak di mikro dengan level jabatan yang tinggi. Mengingat kemampuan saya di bidang training khususnya Trainer masih belum cukup, saya tidak dapat dijadikan Train- er oleh salah satu Mentor saya, menurut kesimpulan saya pada saat itu. Dan akhirnya saya terlibat dalam dunia pekerjaan saya yang baru dengan bidang yang sama seperti perusahaan sebe- lumnya yaitu perbankan, hanya saja bidang tugas lebih kecil, namun tanggung jawabnya bergitu besar. Disinilah perasaan saya mulai menguasai diri saya, saya sering mengeluh dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang besar, ditambah lagi saya tidak jadi Trainer seperti apa yang saya cita-citakan pada saat memutuskan hijrah ke Jakarta. Ditambah lagi harta saya yaitu mobil saya yang ada di Banjarmasin di jual untuk ikut training-training dan memenuhi kebutuhan hidup saya dan keluarga di Jakarta. Saya sering meratapi nasib saya di Jakarta, boleh dikatakan jauh lebih enak di Banjarmasin dari pada di Jakarta, yang lebih susah, kadang saya menangis sendiri pada saat perjalanan pu- lang dari kantor ke rumah dan kadang di rumah juga menan- gis, kalau sedang sendirian dan tidak ada keluarga (istri dan anak) di rumah. Namun karena keputusan saya hijrah ke Ja- karta dulu, saya menguatkan hati saya untuk terus bertahan dan mencari ide bagaimana agar tetap dapat menjadi seorang Trainer. Sambil saya tetap bekerja di perusahaan perbankan tersebut, saya tetap terus belajar mengikuti training-training dan belajar di buku. Saya mulai menguasai perasaan khususnya di ling- kungan kantor perbankan namun untuk di lingkungan kelu- arga masih belum dapat menguasai, saya sering marah pada anak-anak saya. Saya mulai melihat peluang menjadi Trainer dengan ber- partner dengan perusahaan Bisnis Coaching milik salah satu teman saya satu angkatan di Train For Trainer dan saya mulai memberikan seminar preview Bisnis Coaching secara publik di Jakarta beberapa kali dan di Banjarmasin. Hanya beberapa bu- lan perusahaan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Saya cukup dapat menerima kondisi tersebut, meski sudah investasi untuk bisnis tersebut. Saya mencari terus peluang untuk dapat training, hingga akh- irnya saya ketemu sama salah satu partner saya saat ini yang memiliki Lembaga Training di Perbankan Mikro, dan saya mulai memberikan training hampir 1 bulan sekali. Saya meli- hat peluang ada modul training lagi trend yang diminati, saya sudah mempelajari dan mulai mendalaminya, saya sangat me- nyukai modul ini, karena dapat membantu orang lain berubah dan menjadi lebih baik. Saya membawakan modul ini di be- berapa kota Indonesia. Training saya mulai sering, hampir setiap weekend training di kota-kota Indonesia dengan beberapa modul. Saya semakin fokus terhadap masalah dan perubahan orang lain, saya mem- pelajari teknik-teknik yang cepat dapat merubah orang lain, namun saya lupa pada perubahan diri saya. Salah satu Sahabat belajar saya mengajak untuk belajar ke- pada Seseorang yang Misterius, saya bersama sahabat-saha- bat belajar ke tempat kediaman Orang yang Misterius salah satu daerah di Jawa Barat, di sana disambut oleh Orang yang Misterius bersama 2 (dua) orang lagi, yang 1 saya kenal di Facebook, orang Super Aneh di Facebook dilihat dari status & komentarnya, yang 1 lagi saya belum kenal, namun sudah mengenal namanya sebagai penulis buku. Sejak awal datang di rumahnya kami (saya dan sahabat) dibuat Hang dengan pernyataan, pertanyaan dan penjelasan mereka mulai Sabtu Siang sampai Siang Minggu (non stop). Di sana mendapatkan penjelasan mengenai level pembelajaran mulai dari presenter sampai dengan Guru. Rupanya saya yang mengaku Trainer ini, masuk kategori Presenter, karena belum dapat mengaplikasikan sepenuhnya apa yang saya sharingkan. Setelah pulang dari rumah tersebut kami banyak yang Hang dan Luka Dalam, karena banyak bersebrangan dengan apa yang dipelajari selama ini. Tidak sampai di situ, akhirnya mengikuti pelatihan/Coaching yang aneh juga, kadang membuat kejutan-kejutan dan mem- bangkitkan emosi. Pembelajaran di situ banyak fokus pada pe- rubahan diri sendiri. Saya mulai tahu mana Pikiran, mana Perasaan. Pikiran adalah Visual Auditory (VA) dan Perasaan (Kinesthetik, Olfactory dan Gustatory). Selain itu Mind bukan berarti pikiran saja, melainkan perasaan ada di sana juga. Saya teringat cerita saya di atas, saya sering mengeluh (Per- asaan) dan saya tidak dapat melihat (Pikiran) peluang-peluang di depan. Gara-gara pikiran saya dibelenggu perasaan, banyak menyalahkan orang lain dan keinginan saya menjadi present- er pada saat itu menjadi lebih lama. Di dalam presentasi saya, saya sering menggunakan pikiran saja, yang sebenarnya adalah pikiran dan perasaan. Saya terus melatih di dalam presentasi saya untuk menggunakan pikiran dan perasaan sesuai kebutuhannya. Beruntung saya bertemu dengan orang-orang yang mengajari sesuatu yang Benar mengenai Mind sehingga saya berusaha melatih terus aplikasi Mind atau Pikiran dan Perasaan un- tuk kehidupan saya khususnya di keluarga yang masih sangat kurang sekali dan pada saat saya presentasi sebagai Presenter. Sangat dimudahkan lagi bahwa sebelum terjadinya Pikiran dan Perasaan dimulai dari Kata-kata Mari berlatih bersama-sama mengolah kata-kata, pikiran dan perasaan. Terima kasih kepada para Coach yang membimbing saya dan sahabat-sahabat seperjalanan. PILIH GILA; HIDUP INDAH ATAU NORMAL; HIDUP SURAM? Eendy Yasin Pengusaha, Penulis Penulis dapat dihubungi di: eendy@asli.or.id atau 15 PILIH GILA; HIDUP INDAH ATAU NORMAL; HIDUP SURAM? Sudah terlalu lama Saya hidup Normal (kata Orang Normal; dulu Saya Normal) sehingga apa yang Saya dapat dalam hidup ini sama seperti kebanyakan Orang Normal pada Umumnya , Hidup ini serasa hambar tanpa warna. Standar Orang Normal: 1. Gak punya duit jadi Stress, mau makan apa ya ?. 2. Banyak duit jadi Stess, bagaimana cara menyimpannya su- paya aman ?. 3. Anak bikin gaduh jadi Stres, jadi berisik mengganggu ke- nyamanan rumah 4. Anak diam jadi Stres, dikira tak lincah kurang pergaulan 5. 6. Dst. (Lanjutkan sendiri sesuai dengan kondisi orang nor- mal) Standar Orang Gila: Gak punya duit tetap happy, terserah yang punya duit mau ngasih aku kapan yang penting aku masih bisa hidup Kok. Gemuk lagi (^_^) 1. Banyak duit tetap happy, bisa berbagi kebahagian kepada orang normal Type point 1 (^_^) 2. Anak suka bikin gaduh tetap happy, Diberikan Anak yang Energic dan Sehat (^_^) 3. Anak pendiam tetap happy, Diberikan Anak yang tak ban- yak bicara tapi banyak Action (^_^) 4. 5. Dst. (Hanya Orang Gila yang bisa melanjutkannya) (^_^) Seseorang disebut Gila dikarenakan tingkah lakunya tidak ses- uai dengan tingkah laku orang normal, Sedangkan Orang Gila menyebut orang normal itu Gila dikarenakan tidak sesuai den- gan tingkah laku normalnya Orang Gila (^_^) Hanya Orang Gila yang akan mendapatkan sesuatu yang di- luar kebiasaan dan Hanya orang normal yang mendapatkan sesuatu yang biasa-biasa saja, CATET ITU !!! (^_^) KeGilaan Saya dimulai setelah mengikuti pra pelatihan DC di Subang dengan Coach yang Saya sebut Duo Sableng plus Master Sito Gendeng kwkwkw (Tak tahan ku menahan geli jika terbayang wajah Mereka), dalam pelatihan tersebut diajar- kan bagaimana sebuah kata-kata dapat menentukan Nasib se- seorang dan memanfaatkan secara optimal semua sumber daya yang telah Tuhan berikan kepada Kita. Tingkah laku Saya dianggap aneh karena setiap apapun yang berada di sekitarKu, Saya ajak bicara. Dari mulai Hewan, Tum- buhan, Air, Udara, Organ Tubuh sampai dengan si Jack (motor tunggangan Saya). Saya Rasakan Hidup begitu INDAH, Te- man Saya begitu banyak dan LINTAS BATAS. Yang begitu luar biasa ternyata komunikasi itu bukan hanya satu arah tapi dua arah, yang pastinya mereka menjawab dengan bahasa mer- eka masing-masing. Pada suatu malam Saya berniat mengejak Istri dan kedua anakku makan malam di restoran dengan menaiki si Jack. Di tengah perjalanan tanpa sadar saya melihat indikator bensin menunjukkan ke titik nadir (malah minus di bawah garis ter- bawah). Kami mulai cemas karena jauh dari pom bensin dan posisi restoran masih jauh. Di persimpangan jalan Saya berdiskusi dengan Istri, Jika Kami ke kiri menuju restoran sedangkan kanan menuju tukang bensin eceran yang jaraknya 1 km lagi, Pilih yang mana ? Akhirnya Kami memutuskan memilih ke kanan untuk mem- beli bensin, ternyata yang Kami dapat adalah tukang bensin eceran tersebut sudah tutup Alamak, kasihan juga kalau anak yang masih kecil-kecil ini jalan kaki yang lumayan jauh. Apa yang Anda bayangkan jika hal itu terjadi pada orang Nor- mal seperti Anda ? (menggerutu dalam hati dengann memaki- maki diri sendiri karena kurang teliti, nyalahin Si Jack atau bahkan nyalahin Tuhan? ). Saya malah tertawa . Hahahahahaha Jack Sorry banget yaa, Ku tahu Kau haus tapi apa daya tak kutemukan bensin untukmu, Kamu tahu khan saat ini aku tidak sendiri tapi satu team lengkap, kau tak mungkin tega melihat anak2 yang masih kecil berjalan jauh, Tolonglah kami dengan menghemat minummu sehingga masih dapat berjalan sampai ke restoran dan pulang ke rumah, Ok, Jack ? Ayo lah My Best Friend (^_^) Sip, Bismillah Come on Buddy . Luar Biasa Bin Gila setiap ku Tancap Gas Si Jack ngerem dgn sendirinya untuk ngurangin kecepatan, Dia tahu bener ke- cepatan berapa yang memungkinkan supaya Bensin yang ter- sisa dapat untuk pergi dan pulang, sehingga niat kami untuk makan malam dapat terlaksana dengan menyenangkan. Keesokan harinya, kakak Saya tanpa minta izin meminjam si Jack. Baru jarak 400 meter si Jack berhenti karena bensinya benar-benar habis. Kakak Saya telepon dan menggerutu Sia- lan Kamu, baru minjem motor sebentar sudah suruh dorong lumayan jauh untuk beli Bensin, Cek dong indikator bensinya . kwkwkw (Ku tertawa geli banget, dalam hati berujar Lha Ente sendiri kenapa gak ngecek dulu indikator bensinnya. Sekali lagi Tanks Jack) . Hampir setiap pagi Saya keluar rumah, Saya sapa pepohonan yang berada di sekitar komplek rumah, ngucapin terimaka- sih telah memproduksi oksigen untuk makhluk hidup di sekitarnya, menanyakan bagaimanakah kabarnya, mencabuti dedaunan yang sudah layu, dll Sampai suatu saat Saya berjalan mau keluar komplek tanpa kusadari pepohonan pada menyapa Assalamualaikum Sin, Bagaimana kabarnya dan mau kemana ? Waw Betapa In- dahnya hidup Ini, bukan hanya sesama manusia yang menya- pa tetapi pepohonan juga bisa menyapa. Indahnya dianggap GILA (^_^) Sampai saat ini anakku yang berumur 5 tahun selalu memang- gilku Ayah Tukang Sulap hal ini bermula ketika ia jatuh ter- peleset dan menangis sambil memegangi kakinya. Setelah saya periksa, untunglah tidak ada luka serius yang ditemukan. Kemudian Saya berkata Sayank Ayah pinjam sakitnya se- bentar boleh? Sebentar saja. kok. Nanti Ayah kembalikan kalau sudah selesai. Anak : Boleh Ayah Nich. Saya : Terimakasih Ya Sayang Gimana sekarang masih sakit? Anak: Masih sakit Ayah. Saya : Lho .. khan sakitnya sudah Ayah pinjam, sekarang sakitnya ada di saku Ayah, berarti Sayang belum benar-benar minjamin Ayah, nich Ayo, dong. Ayah cuman pinjam se- bentar saja? Anak: Nich, Ayah ambil semua (Sembari menyodorkan tan- gannya yang seperti menggenggam sesuatu). Saya : Wah, terima kasih banyak Sayang Gitu dong Ikh- las minjaminnya. Sekarang bagaimana masih sakit Sayang? Anak: Kok sudah gak sakit Ayah... Ayah bisa sulap, yaaa, belajarnya di mana sich Ayah? Saya : Di suatu tempat yang isinya orang GILA semua Ciakakaka (tak kuasa kutahan tawa) Dari kejadian tersebut, jika Anaku merasa badannya ada yang sakit langsung lari mencari Ayahnya untuk minta supaya Saya meminjam Rasa sakitnya, Hahahahaha .. Banyak kejadian-kejadian gila yang Saya alami sampai-sampai salah seorang saudara minta bantuan untuk mengusir orang gila berbaju dekil yang mengganggu pemandangan outlet Ice Creamnya. Karena menurut saudaraku hanya Orang Gila yang mampu berkomunikasi dengan Orang Gila Ciakakaka Dengan menjadi Gila (bertingkah laku Abnormal tapi nyata hasilnya) Saya menjadi lebih MENSYUKURI segala sesuatu yang Tuhan ciptakan untuk menyokong kehidupan Kita. (^_^) Dengan menjadi Gila (bertingkah laku Abnormal tapi nyata hasilnya) Saya menjadi lebih BERSAHABAT dengan Alam sekitar. (^_^) Dengan menjadi Gila (bertingkah laku Abnormal tapi nyata hasilnya) Setiap Tantangan (Masalah bagi orang normal) Saya sambut dengan riang gembira karena setiap tantangan akan membawaku menuju anak tangga Kedewasaan dan Pasti- nya menjadikan masa depan yang lebih BAIK. (^_^) JADI SEKARANG ANDA PILIH YANG MANA ? FLOWER OF LOVE Rudi Tamrin Pembicara Publik, Penulis Penulis dapat dihubungi di: rudi@asli.or.id atau 16 FLOWER OF LOVE Bunga, kematian dan cinta menampilkan perspektif baru men- genai kata cinta. Seperti bunga layu dan gugur dan mati bukan karena rapuh dan lemah, tapi selesai menuntaskan cintanya dalam memberi keindahan, manusia mesti berani merangkul kematian-kematian kecil untuk menuntaskan cintanya dalam berbagi utnuk sesama sebelum ia mati secara sempurna untuk menuntaskan cintanya pada Tuhan dan alam. Banyaknya pengalaman mengenai cinta menimbulkan ker- agaman pemahaman mengenai cinta itu sendiri. Dan apakah persisnya cinta itu? Tidak ada yang secara tepat dapat men- gungkapkan kebenaran mengenai cinta itu termasuk Erich Fromm seorang psikolog cinta yang mengatakan cinta itu se- buah seni. Uraiannya tetap tidak dapat memuaskan orang mengenai mak- na cinta. Tapi, apakah itu penting? Bukankah yang terpenting adalah bagaimana kita memaknai cinta itu dalam kehidupan pribadi kita. Yang bisa saya petik dari cinta itu seni adalah bah- wasanya cinta itu memerlukan sebuah kiat untuk kita dapat memahami keutuhannya. Mengapa disebut seni sehingga me- merlukan kiat untuk menghidupinya? Karena satu cinta beribu makna! Cinta dapat menghasilkan sebuah tragedi, tragedi cinta na- manya. Cinta membuahkan krisis, krisis cinta namanya. Cinta menghasilkan nafsu juga, nafsu cinta namanya. Cinta dapat dipakai hanya untuk satu malam, cinta satu malam namanya. Cinta menghasilkan banyak sekali lelucon, lelucon cinta na- manya. Cinta itu lurus tapi sekaligus bengkok, sehingga dina- makan cinta lurus-lurus mata kail. Cinta merupakan seni se- hingga muncul seni mencinta seperti yang digambarkan dalam sajak-sajak di atas. Cinta juga menghasilkan kisah horor, horor cinta namanya. Salah satunya adalah seperti yang saya kutip berikut ini dari keisengan kawan-kawan dalam email yang saya terima. Cinta itu seperti jelangkung. Dia datang tak dijemput, pulang- pun tak diantar. Cinta itu seperti sundel bolong, cantik depannya tapi be- lakangnya bolong Cinta itu ibarat pocong, suka meloncat-loncat dari satu hati ke hati yang lain Cinta itu serperti tengkorak, meski bisa menyatu tapi gampang berantakan Cinta itu kayak tuyul, kalo ngak ada duit ngak bisa jalan Parahnya cinta itu kayak kuntilanak. Kalo ngak bisa nahan diri pasti ujung-ujungnya gendong anak. Wkwkwk... Sekarang mari kita serius lagi, stop dari apapun yang anda ter- tawakan. Kahlil Gibran penyair sentimentalis cinta menulis- kan prosa cinta dalam 4 musim, semi, gugur, panas dan din- gin. Mari kita dengarkan sajaknya mengenai kehidupan cinta musim semi Kemarilah , kekasihku, marilah kita berjalan di antara puing- puing, karena salju telah mencair. Hidup bergulir dari kediamannya dan berputar-putar di antara lembah dan bukit. Pergilah bersamaku dan kita akan temukan jejak-jejak kaki musim semi di padang yang luas. Marilah kita mendaki sampai puncak bukit itu dan melihat tetumbuhan dalam hamparan hijau di sekeliling kita. Karena musim telah menguak tudung yang telah digulung malam musim dingin. Pohon plum dan apel mengenakannya, dipersiapkan seperti wanita di malam pertama. Kebun-kebun buah telah terjaga dari tidurnya. Cabang-cabangnya berpelukan seperti riuhnya para pecinta. Sungai-sungai mengalir, menari di antara bebatuan, menggemak- an nyanyian kegembiraan. Bunga-bunga bermekaran dari jantung alam seperti buih di lau- tan. Kemarilah mari kita minum tetesan air hujan terakhir yang men- gucur dari cangkir bunga bunga bakung , dan mengisi jiwa kita dengan nyanyian burung. Sekarang saat untuk menghirup dalam- dalam bau angin segar musim semi. Marilah kita duduk di atas batu tempat bunga lembayung bersem- bunyi, saling bertukar ciuman cinta. Musim semi mengakhiri musim dingin dan mengawali suatu pengharapan akan kehidupan yang baru. Musim dingin bukan akhir segalanya ketika bunga-bunga mulai bermekaran, salju mencair, sungai mengalir kembali, orang-orang keluar dari rumahnya menghirup udara segar pemberian sang Pencipta. Bunga-bunga yang mati hidup lagi, bersemi pucuknya dan mulai bermekaran kembangnya. Cinta yang tadinya kandas karena kedinginan hati perlahan mulai menunjukkan geliat- nya. Ya, itulah hidup pada musim semi, musim penuh peng- harapan akan kegembiraan musim panas dan kelimpahan dari musim gugur. Dingin lagi dan semi lagi, itulah hidup berputar dari cinta yang satu ke cinta yang lain. Beberapa tahun lalu di bersama dengan dua orang kawan, saya menyelenggarakan sebuah konser musik bertajuk Te Flower of Love, sebuah konser yang indah dan penuh cinta karena keterlibatan orang-orang di dalamnya. Konser ini dikemas se- bagai konser amal untuk membantu kawan-kawan yang masih dalam pendidikan di alamater tempat kami dulu kuliah. Be- gitu mudahnya para sahabat memberikan kebaikannya dengan rela memberi sumbangan yang tidak kecil berupa tenaga dan dana. Saya sangat terharu waktu itu. Itu pula buah dari sebuah kepercayaan ketika tanpa ragu orang-orang memberikan seba- gian dari rejekinya untuk membantu orang yang belum tentu mereka kenal. Singkat cerita konser itu berbuah manis bagi para penikmat- nya di suasana Natal yang syahdu. Banyak orang mengatakan konser yang diselenggarakan di sebuah Mal ternama di Jakarta itu berlangsung sukses. Semuanya senang. Namun tragis ke- tika pertemanan kami bertiga sebagai promotor bersama kon- ser mengatas namakan cinta itu kandas, alias mati alias bubar beberapa saat setelah konser itu. Memang tidak seindah na- manya. Belakangan saya sadar bahwa kematian itu diperlukan untuk memahami apa sesungguhnya arti cinta pada sesama. Sebuah pengorbanan yang tidak kecil, karena betapa secara materi dan moril kami dirugikan oleh kematian itu. Namun, kematian itu memberi perspektif baru mengenai sebuah persahabatn.
Orang boleh mengartikan cinta sesuai pengalaman hidupnya. Tapi, perlu disadari makna cinta sesungguhnya ada pada pas- sion dalam hal berkorban. Jika tidak mampu melakukan pen- gorbanan, jangan pernah kita mengatakan bahwa kita sudah mencintai. Kita perlu mengorbankan waktu, materi, ego untuk berani mencintai. Tanpa itu justru kita akan mengorbankan orang lain. Isa Almasih, Ibu Teresa dari Kalkuta, Mahatma Gandhi dari India, dan sederetan orang-orang yang mende- dikasikan hidupnya bagi orang lain adalah manusia-manusia yang mati untuk keselamatan orang lain. Mantan samurai bernama Gorou dalam buku Samurai Ka- zegatana: Pedang Angin, penertbit Qanita 2009 menemukan makna kehidupan dalam bunga. Berikut petikannya: Apa yang kau pikirkan sewaktu memandangi hamparan bunga itu? tanya Horou. Saya memikirkan masa depan saya, jawab Hanmaru. Ada apa dengan masa depanmu? Saya takut kalau-kalau saya nanti menjadi seperti bunga-bunga ini-begitu rapuh dan lemah...Begitu mudah gugur oleh sedikit ter- paan angin. Manusia dan bunga itu serupa; takdir telah menen- tukan bahwa manusia juga pasti akan mati seperti bunga-bunga itu. Itu memang benar, tetapi ada perbedaannya, yaitu cara kita men- emui kematian. Bunga-bunga itu akan gugur bukan karena rapuh ataupun lemah, melainkan karena mereka telah selesai melakukan apa yang harus mereka lakukan. Lihatlah! Mereka gugur dengan cara yang paling indah! Itu karena tidak ada penyesalan yang mereka rasakan. Begitu pula dengan kita. Hanmaru-bila mati telah menyelesaikan apa yang harus kita lakukan, mengapa perlu menyesal?
Kenapa harus menyesal atas kematian kita setelah menyele- saikan cinta yang semestinya kita lakukan? Seperti bunga layu dan gugur dan mati bukan karena rapuh dan lemah, tapi se- lesai menuntaskan cintanya dalam memberi keindahan, ma- nusia mesti berani merangkul kematian-kematian kecil untuk menuntaskan cintanya dalam berbagi untuk sesama sebelum ia mati secara sempurna untuk menuntaskan cintanya pada Tu- han dan alam. Ini memerlukan pengorbanan. BELAJAR NLP BIKIN BINGUNG? ATAU BIKIN HIDUP INDAH? Putu Dharma Pengusaha, Dosen, Penulis Penulis dapat dihubungi di: putu@asli.or.id atau 17 BELAJAR NLP BIKIN BINGUNG ? ATAU BIKIN HIDUP INDAH?
Sering kali jika ada waktu (tentunya juga ada dana), saya gu- nakan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang di selengga- rakan di kota Surabaya maupun di berbagai kota-kota lainnya di Indonesia.
Setiap kali mengikuti pelatihan, saya mendapatkan bukan saja Ilmu dan Pengalaman; juga berbonus teman-teman dan tentu- nya pelatih atau narasumber baru. Materi pelatihan yang saya ikuti pun suka berbeda-beda. Ada yang tentang Strategi Bis- nis , Kewirausahaan, Manajemen, Hipnosis dan yang terakhir Neuro-Linguistic Programming (NLP).
Setiap kali saya selesai mengikuti pelatihan, biasanya ada be- berapa hal yang saya dapatkan. Saya menyebutnya sebagai Pencerahan dan seringkali juga beberapa pengetahuan yang dapat langsung saya terapkan menjadi ketrampilan baru.
Namun situasi yang berbeda saya dapatkan setelah saya mengi- kuti pelatihan Neuro-Linguistic Programming (NLP). Yang terjadi adalah saya menjadi bingung ditambah lagi banyak hal yang belum dapat saya mengerti secara MENDALAM dan LENGKAP tentang apa itu yang dimaksud dengan NLP?
Lalu kemudian saya berusaha membeli buku-buku tentang NLP. Setelah saya baca-baca, saya mulai AGAK mengerti apa yang dimaksud dengan NLP. Namun masih juga menyisakan kebingungan dan penasaran untuk mempelajari LEBIH dalam dan LENGKAP lagi tentang apa itu yang dimaksud dengan NLP. Kok, kata orang ilmu ini hebat luar biasa, sedangkan saya bingung setengah mati.
Alhamdulillah, saya beruntung bertemu dengan BEBERAPA orang peserta yang mempunyai kemampuan pemahaman yang lebih baik tentang apa itu NLP. Dan saya baru mengetahuinya kemampuan mereka justru ketika kelas kami telah berakhir. Salah seorang diantaranya adalah Master Serpong (Ini adalah nama julukan yang saya dan teman-teman berikan kepadan- ya)
Saya sering berkomunikasi lewat telpon dengan Master Ser- pong ini. Apalagi kalau bukan keluhan model seperti, Kenapa setelah saya mengikuti Pelatihan NLP, kok malah jadi bingung. Mungkin bingung yang lebih mengarah ke hang? Untunglah Master Serpong ini dengan telaten mau menjelas- kan tentang apa itu NLP. Namun saya masih belum puas juga dengan penjelasan lewat telepon tersebut . Karena se- tiap penjelasan kok malah melahirkan pertanyaan baru. Nah, looo.
Sampai akhirnya, berita Master Serpong mengikuti kelas Li- censed Master Practitioner NLP sampai ke telinga beberapa te- man yang kemudian berinisiatif menodong beliau membuka kelas sharing selama 3 hari. Bayangkan saja kelas sharing kok sampai 3 hari? Dan tidak ada biaya alias GRATIS (saya paling senang dengan yang gratis-gratis . . hehehe) Akhirnya tanpa pikir panjang saya kemudian terbang kembali dari Surabaya ke Jakarta pada hari pelaksanaan yang telah ditentukan.
Pada saat kelas sharing tersebut barulah saya mulai terbuka lebar apa itu NLP. Apalagi setelah diberikan materi-materi antara lain tentang denisi NLP menurut apa yang telah dipe- lajari dan dipraktekkan oleh Master Serpong selama hampir 8 tahun dalam kehidupannya. Ternyata NLP itu adalah ilmu MENYUSUN KATA KATA ke dalam JIWA agar membawa manfaat pada manusia dan ke- hidupannya (seperti yang tertulis juga di dalam buku Meta Leadership Marketing yang ditulis oleh Adi Putera Widjaja dan Stefanus Isaac Tamzil). Dilanjutkan dengan materi pendalaman tentang defenisi NLP tersebut. Yakni bagaimana kata-kata yang disusun berpenga- ruh pada Perasaan dan Pikiran yang kemudian menjadi sebuah Keputusan untuk melakukan Tindakan atau Perbuatan yang menjadikan Kehidupan kita saat ini. Ada lagi materi tentang Empat Pilar Keterampilan Hidup dari NLP. Pilar pertama, Self Skill yang terdiri dari Sense of Self. Maksud daripada Sense of Self adalah keterampilan un- tuk MENGENAL diri sendiri. INTInya adalah belajar untuk TAHU diri. Lalu tingkatan berikutnya adalah Personal Mastery. Yang di- maksud adalah suatu keterampilan untuk menjadi TUAN atas diri sendiri. Berlanjut hingga ke Personal Power yang adalah merupakan AKIBAT dari seseorang yang telah MAMPU menjadi TUAN atas dirinya. Pilar kedua adalah tentang Strategic Tinking Skill alias ket- rampilan berpikir strategis. Pilar ketiga adalah tentang Sistemic Tinking Skill alias ket- rampilan berpikir langkah demi langkah. Pilar keempat adalah Relational Skill alias keterampilan dalam mem-BANGUN hubungan dengan orang LAIN. Lalu ada lagi tentang Sumber Daya Manusia. Sesi ini mem- buat saya jadi malu pada Tuhan yang suka saya complain ke- tika sedang terpuruk. Selalu menuduh Tuhan tidak membantu saya, padahal saya sudah dikasih modal berupa VAKOG yang tidak pernah saya pakai dan olah. Dan beberapa materi-materi lainnya yang membuat saya mu- lai memahami apa itu yang dimaksud tentang NLP secara SEDERHANA dan MUDAH dimengerti. Kini saya mulai mendapatkan gambaran besar tentang ilmu NLP ini. Sehingga saya menjadi lebih mudah untuk merancang dan menyusun langkah-langkah terhadap kehidupan saya ini. Tidak salah jika orang-orang mengatakan ilmu ini, ilmu canggih.
Setelah saya dan teman-teman selesai mengikuti 3 hari kelas sharing tersebut, saya pun mulai mempraktekkan ke dalam diri sendiri, sesuai anjuran yang saya dapatkan selama kelas sharing berlangsung. Yang menjadi korban pertama saya adalah facebook. Saya langsung mengganti nama akun saya di facebook yang tidak pernah saya ganti sejak pertama kali saya bergabung di face- book hingga teman-teman saya mencapai hampir 5.000 orang; dari Putu Dharma Motivator menjadi Kata-Kata Yang Ber- manfaat. Tak lama kemudian lahirlah julukan baru buat saya: Master KKYB. Hehehe Hal lainnya antara lain, bagaimana saya untuk secara sadar mulai menyusun kata-kata yang bermanfaat agar menjadi- kan kehidupan saya lebih baik. Misalnya, kata-kata yang saya susun setiap kali saya MENEMUKAN MASALAH. Saya FOKUS untuk mencari SOLUSInya, bukan FOKUS pada MASALAHnya. Alhamdulillah, setelah beberapa kali mempraktekan jurus pe- lajaran pertama ini, kehidupan saya menjadi Indah dan Baha- gia. Merasakan betapa sederhananya ilmu NLP ini, maka saya dan teman-teman berinisiatif untuk mendirikan Aliansi Sa- dar Linguistik Indonesia disingkat ASLI. Tujuannya adalah mengkampanyekan kesadaran dalam menyusun kata-kata yang bermanfaat bagi diri. Serta menggali dan mengangkat kembali kebijakan-kebijakan lokal Nusantara berupa pribahasa, pet- uah atau nasehat-nasehat yang dapat membawa manusia agar dapat hidup lebih baik dan bahagia. Sebelum tulisan ini saya akhiri. Saya ingin bertanya, Apa kata- kata yang bermanfaat bagi diri Anda yang Anda susun setiap hari setiap kali bangun pagi? atau Kata-kata apa yang sering Anda tulis di status facebook Anda? Salam ASLI! APPENDIX NLP: THE UNTOLD STORY 1.0 Henry Yonathan Programmer, Penulis Penulis dapat dihubungi di: henry@asli.or.id atau APPENDIX NLP : THE UNTOLD STORY 1.0 Sekitar akhir tahun 50-an atau 60-an, John Tomas Grind- er belajar loso dan psikologi di Universitas San Francisco. Kemudian Grinder direkrut pemerintah dan menjadi seorang Baret Hijau. Dari sinilah Grinder menyadari bahwa ia memiliki bakat untuk dapat dengan mudah mempelajari suatu bahasa, tepatnya bertindak seperti seorang native speaker. Selain itu, ia juga secara tidak sengaja melatih ketajaman pendengarannya untuk memantau langkah kaki orang di malam hari. Grinder juga pernah bekerja untuk CIA. Sekitar pertengahan 60-an, Grinder mulai kembali ke universitas, mempelajari bahasa. Richard Wayne Bandler adalah seorang musisi. Robert Dilts menyebutkan Bandler seorang penabuh drum. Sedangkan Mi- chael Hall menyebutkan bahwa Bandler seorang gitaris. Anu- grah yang dimiliki oleh Bandler pada waktu itu adalah ia dapat mendengar musik dengan presisi, sehingga ia mampu meniru apa yang telah ia dengar. Bandler bertemu dengan Grinder di Universitas Santa Cruz. Namun kemudian Bandler keluar dari Universitas Santa Cruz untuk pindah ke Standford, yang mana saat itu Bandler bekerja pada penerbit buku. Saat itu, ada diterbitkan sebuah buku berjudul Gestalt Terapy Verbatim yang diedit oleh John OStevens (sekarang Steve Andreas). Penerbit buku tersebut memiliki rekaman Fritz Perls yang diharapkan dapat diekstrak bagian-bagian pentingnya oleh Bandler. Dengan anugrah yang dimilikinya, Bandler bagaikan sebuah spons yang mam- pu menyerap berbagai hal yang dilakukan Perls; dan berakibat Bandler membentuk kelompok Gestalt. Pada waktu itu Grinder sedang mengerjakan buku mengenai Ekonomi Marxist dan berpendapat bahwa psikoterapi adalah hal mewah, untuk orang kaya. Bandler kemudian dengan gay- anya yang sangat menyakinkan, berhasil mengajak Grinder untuk terlibat dengan kelompok Gestalt. Disana, Grinder me- nyadari ternyata kegiatan kelompok tersebut menarik dan se- bagai seorang linguist Grinder mendapatkan bahwa apa yang dilakukan Bandler merupakan sesuatu yang terpola. Setelah menyaksikan kegiatan kelompok Gestalt, Grinder membuat semacam perjanjian dengan Bandler dimana Bandler mengajarkan kepada Grinder apa yang Bandler lakukan, lalu Grinder akan menjelaskan apa yang sebenarnya Bandler laku- kan. Hal ini diperlukan karena Grinder tidak dapat menjelas- kan sesuatu yang tidak dapat ia lakukan; ibarat menjelaskan bahasa yang tidak dapat ia ujarkan. Oleh karena itu Bandler dan Grinder melakukan kelompok Gestalt secara bergantian. Saat itu mereka menarik biaya sekitar $25 per bulan. Terdapat mitos bahwa Bandler merupakan seorang matemati- kawan dan ilmuwan komputer. Namun Bandler tidak pernah mendapatkan gelar matematika ataupun ilmu komputer, serta tidak ada satupun model-model awal yang berhubungan den- gan matematika ataupun ilmu komputer. Tahun 1973, Bandler lulus sarjana dari jurusan Filoso & Psikologi dan ia juga men- gambil Master dalam bidang Psikologi. Beberapa literatur menyebutkan bahwa Bandler dikirim oleh penerbit Science and Behaviour untuk merekam Virginia Satir (saat itu Grinder pergi ke Afrika untuk belajar bahasa) un- tuk kemudian dibuat transkripnya. Sementara kuping satunya mendengarkan rekaman Virginia, kuping Bandler satunya lagi mendengarkan (konon) Pink Floyd. Dari sini ada beberapa versi kelanjutan. Yang pertama, ada yang menuliskan bahwa saat Virginia meminta peserta untuk prak- tek, mereka kebingungan. Lalu tampilah Bandler menjelaskan dengan mudahnya apa yang dilakukan oleh Virginia. Yang kedua, ada yang menuliskan Virginia marah melihat kelakuan Bandler yang sebagian mendengarkan dirinya, sebagian men- dengarkan Pink Floyd. Lalu Bandler mengatakan bahwa apa yang dijelaskan Virginia adalah mudah dan dapat dilakukan oleh orang lain. Kemudian Virginia menantan Bandler untuk membuktikan ucapannya. Hasilnya? Virginia kagum. Co-founders Lain Banyak dari kita yang percaya bahwa co-founders NLP (Neu- ro-Linguistic Programming) adalah Richard Bandler dan John Grinder. Namun beberapa bulan belakangan (ini ditulis awal Desember 2010) muncul sosok baru yang disebut-sebut sebagai satu lagi co-founders NLP. Orang tersebut bernama Frank Pucelik, yang telah terlebih dahulu bersama-sama den- gan Richard Bandler mempelajari rekaman Fritz Perls, sebe- lum John Grinder bergabung; sekaligus penulis buku Magic of NLP Demystied. Tidak banyak literatur yang menyebutkan Pucelik sebagai salah satu co-founders NLP; setidaknya situs Chris dan Jules Collingwood, situs Andrew Bradbury, buku Wishpering in Te Wind (Grinder & Bostic), Te Wild Days of NLP (Mc- Clendon) menyebutkan sosok Pucelik ini. Sebelum Terry McClendon, Robert Dilts, David Gordon, Ju- dith DeLozier, Leslie Cameron membentuk grup awal NLP, terdapat tujuh orang originator. Dan Pucelik mengatakan si- lahkan mengkonrmasikan kepada Grinder mengenai hal ini. Hal ini menjelasakan kenapa Robert Dilts dalam Early Days of NLP tidak menceritakan gur Frank Pucelik. Dalam buku Te Wild Days of NLP, Terry sempat menuliskan sebelum terbentuknya NLP Original Group, sudah ada grup lain yang disebut Meta Model Group. Hal ini sejalan dengan penuturan Frank dalam rekaman wawancaranya yang diada- kan di Inggris (silahkan lihat Daftar Pustaka); bahwa sebelum terbentuknya NLP Orginal Group, sudah ada group yang dise- butnya sebagai Meta. Asal Neuro-Linguistic Programming Dalam beberapa rekaman video, Bandler menyebutkan bahwa para psikoterapis tidak mengizinkan orang-orang yang tidak berlatarbelakang psikoterapi untuk melakukan praktek, maka Bandler mengarang sendiri sebuah bidang baru yang disebut- nya sebagai Neuro-Linguistic Programming. Namun Bandler juga pernah bercerita bahwa munculnya Neuro-Linguistic Programming gara-gara dirinya pernah diberhentikan oleh Polisi. Lalu Polisi tersebut menanyakan apa pekerjaan Bandler. Sambil kebingungan mencari jawaban, Bandler melihat buku- buku yang terdapat di jok belakang mobilnya : Buku Neurologi, Buku Linguistik dan Buku Pemrograman. Kemudian Bandler mengatakan kepada Polisi : Saya adalah seorang Neuro-Lin- guistic Programmer. Ada cerita lain mengenai asal mula Neuro-Linguistic Pro- gramming, yaitu saat Bandler dan Grinder sedang berada di sebuah kabin di pegunungan. Setelah menghabiskan waktu berjam-jam dan sebotol anggur, mereka saling bertanya, Kita mau sebut apa ini?. Lalu mereka putuskan untuk menyebut- nya Neuro-Linguistic Programming. Di sisi lain, Michael Hall menduga asal mulanya adalah dari Alfred Korzybski yang memperkenalkan istilah Neuro-Lin- guistic dan Neuro-Semantic dan ini mungkin bukan suatu kebetulan, sebab salah satu presuposisi NLP adalah Te Map Is Not Te Territory yang diambil dari Korzybski. Fondasi Keilmuan NLP NLP lahir seolah-olah sebagai hasil modeling dari tiga tokoh awal : Fritz Perls, Virginia Satir dan Milton Erickson. Namun sebenarnya terdapat banyak kontribusi keilmuan yang mela- hirkan NLP. Setidaknya beberapa tokoh berikut ini turut me- nyumbangkan kontribusi keilmuan : Noam Chomsky Gregory Bateson George Miller Alfred Korzybski Virginia Satir Fritz Perls Milton Erickson Pada perkembangannya, lebih banyak lagi tokoh yang dimodel, baik oleh para co-founders maupun para developers. Konsep Modeling yang diklaim sebagai roh NLP atau NLP adalah Modeling, bukanlah hal baru. Dalam Presenting Magi- cally, dituliskan bahwa konsep Modeling sudah pernah dise- butkan oleh Edgar Allan Poe dalam Te Purloined Letter. Berikut kutipannya : When I wish to nd out how wise, or how stupid, or how good, or how wicked is any one, or what are his thoughts at the moment, I fashion the expression of my face, as accurately as possible, in accor- dance with the expression of his, and then wait to see what thoughts or sentiments arise in my mind or heart, as if to match or correspond with the expression. Penutup Itulah rangkuman sejarah NLP yang mungkin tidak banyak yang mengetahuinya. Saya merangkumkannya dari berbagai sumber di Daftar Pustaka dan saya merekomendasikan Anda untuk merujuk ke sumber-sumber tersebut agar mendapatkan lebih banyak lagi behind the scene. Dan terlebih lagi Anda dapat mengetahui keilmuan yang mendasari terbentuknya NLP, untuk kemudian juga Anda pelajari. Kenapa? Karena sangat mungkin terjadi proses lterisasi (Deletion, Distortion dan Generalization) saat para co-founders mengadaptasinya atau memodelnya ke NLP. Apakah sejarah yang dirangkumkan diatas lebih benar dari yang pernah diceritakan sebelum-sebelumnya? Saya tidak tahu. Yang saya tahu, sejarah hanya valid pada suatu masa saja dan pada masa yang lain akan menjadi tidak valid. Oleh karena itu saya menambahkan V 1.0 pada judul tulisan ini. Daftar Pustaka http://www.inspiritive.com.au/nlp_who%27s_who.htm http://www.bradburyac.mistral.co.uk/nlpfax02.htm Robert Dilts, Tim Hallbom. Early Days of NLP Frank Pucelik Interview (http://www.youtube.com/ watch?v=RRy5kvRxwHo) Meta-Reections on Te History of NLP (http://www.neuro- semantics.com/wp-content/uploads/2010/10/Reections-on- History-1.pdf ) Meta-Reections #59 : What About Frank Pucelik? http://www2.hawaii.edu/~lady/archive/ Tad James, David Shephard. Presenting Magically Terrence McClendon. Te Wild Days of NLP