You are on page 1of 172

PERINGATAN

Tulisan yang dimuat di buku ini merupakan hasil


praktek kehidupan dari para kontributornya.
Jika Anda merasakan bahwa ada ketidaksesuaian
dengan prinsip-prinsip Anda ataupun ingin bertanya
silahkan langsung kepada kontributor artikelnya
masing-masing.
Terima Kasih
DAFTAR ISI
Peringatan
01. Kekuatan Kata-Kata Untuk Merubah Perilaku
02. Aku dan Gue: Sebuah Perbincangan Konyol
03. Pemerkosaan Atas Nama Berpikir Positif
04. Karena Kebenaran Tiada Mendua
05. Berubah Menjadi Lebih Baik
06. Tulisanku Tidak Ada Kata Bisa
07. Spiritualitas BerNLP: Keharusan vs Kewajiban
08. Gagap karena NLP
09. Resolusi: Keinginan atau Kebutuhan
10. Menciptakan Matahari Baru
11. Dimanakah Kantong Ajaibku?
12. Keinginan dan Kantong Ajaib
13. Terapi Penumpang di Pesawat
14. Mana Lebih Penting: Pikiran vs Perasaan
15. Pilih Gila; Hidup Indah atau Normal; Hidup Suram
16. Flower of Love
17. Belajar NLP Bikin Bingung atau Bikin Hidup Indah
Appendix - NLP: Te Untold Story 1.0
KEKUATAN
KATA-KATA UNTUK
MERUBAH PERILAKU
Eko Wahyu Prasetyanto
Guru, Penulis Buku, Pembicara Publik
Penulis dapat dihubungi di:
eko@asli.or.id atau
1
KEKUATAN KATA-KATA UNTUK
MERUBAH PERILAKU
(DAN KEHIDUPAN)
Dalam menjalani kehidupannya, manusia tidak dapat me-
lepaskan dirinya dari salah satu elemen kebudayaannya, yakni
bahasa. Sebagai salah satu pilar kebudayaan, bahasa dalam ke-
nyataannya tidak hanya berperan dalam komunikasi. Disadari
atau tidak, bahasa memiliki andil yang signikan terhadap
perilaku dan peri kehidupan sebuah masyarakat.
Seorang peneliti dari Jepang telah melakukan sebuah riset ten-
tang bagaimana ujaran/kata-kata sebagai bagian dari bahasa
berpengaruh terhadap struktur kristal dari air di sekitar tem-
pat riset tersebut. Dan sungguh luar biasa, ternyata struktur
kristal air yang berasal dari pemukiman penduduk yang me-
miliki kebiasaan mengucapkan kata-kata yang kurang mem-
bangun/bermanfaat memiliki bentuk yang berbeda dengan
struktur kristal air yang berasal dari pemukiman penduduk
dengan kebiasaan mengucapkan kata-kata yang memban-
gun/bermanfaat.
Struktur kristal dari air yang berasal dari pemukiman penduduk
dengan kebiasaan mengucapkan kata-kata yang memban-
gun/bermanfaat terlihat lebih indah jika dibandingkan den-
gan struktur kristal air dari dari pemukiman penduduk yang
memiliki kebiasaan mengucapkan kata-kata yang kurang
membangun/bermanfaat. Hasil penelitian ini dituangkannya
ke dalam sebuah buku dengan judul Te Secret of Water.
Jika ujaran atau kata-kata mampu mempengaruhi struktur
kristal air, apakah ia (kata-kata) juga mampu mempengaruhi
manusia? Untuk menjawab pertanyaan itu, saya ingin menyaji-
kan sebuah percobaan yang telah saya lakukan. (Saya berharap
Anda pun bersedia melakukan percobaan seperti yang saya
lakukan untuk lebih meyakinkan Anda, bahwa apa yang saya
sampaikan di bawah nanti benar-benar fenomena ilmiah-ala-
miah yang setiap orang dapat melakukannya)
Inilah percobaan yang saya lakukan tersebut.
Saya mengambil 2 gelas plastik (bekas air mineral) yang mas-
ing-masing saya isi dengan air dan nasi dengan takaran yang
sama persis. Dan dimasing-masing gelas tersebut saya beri (te-
patnya saya tempeli) tulisan yang berbeda, yakni yang satu
PANDAI dan yang lainnya BODOH.
Pada gelas yang bertuliskan kata BODOH, saya berikan
kata-kata umpatan: Dasar BODOH kamu!, dan pada ge-
las satunya (yang bertuliskan kata PANDAI) saya berikan
sanjungan; Kamu PANDAI kok. Pasti hebat deh!. (Kalau
ada yang melihat saya pada waktu itu, pasti deh ngira kalau
saya gila. Gimana nggak? Gelas berisi air dan nasi kok diajak
omong, yang satu diumpati, yang santunya disanjung. Untung-
nya sih nggak ada yang lihat, kecuali istri saya, yang memang
sudah tahu maksudnya.
Dan setelah kira-kira 2 minggu, ternyata kondisi kedua gelas
tersebut sangat berbeda (meskipun mereka saya letakkan di
tempat yang sama kondisinya).
Gelas yang bertuliskan kata PANDAI kondisinya lebih ber-
sih, sedang gelas yang bertuliskan kata BODOH menjadi
lebih busuk. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat menyaksikan-
nya dalam gambar terlampir.
Anda lihat, bahwa kata-kata yang berbeda, ternyata menimbul-
kan reaksi bio-sika (pembusukan) yang berbeda pada kedua
air yang berisi nasi tersebut.
Mungkin Anda bertanya; Apa hubungannya dengan perilaku
manusia? Baik. Inilah penjelasan (mudah-mudahan cukup il-
miah) dari saya.
Secara siologis, otak manusia merupakan pusat pengendali
perilaku manusia. Dan kita pun tahu bahwa otak kita ini leb-
ih dari 75 % nya terdiri dari elemen air. Nah, Anda mung-
kin sudah mulai dapat menduga, hubungan kata-kata dengan
perilaku manusia.
Jika kita sering mendengarkan atau melihat/membaca kata-
kata yang destruktif maka boleh jadi otak kita pun akan
mengalami gejala seperti apa yang terjadi pada gelas yang di-
tempeli kata BODOH di atas. Ingat !! Fenomena yang ter-
jadi pada air dan nasi di atas adalah fenomena bio-sika yang
alamiah, yang terjadi secara universal pada kondisi apapun. So,
jika kita ingin memiliki otakk yang lebih sehat dan bersih,
maka kita sebaiknya hanya memasukkan kata-kata yang kon-
struktif ke dalam diri (tepatnya otak) kita.
Nah, Anda dapat membayangkan jika otak kita kondisinya
seperti air yang bertuliskan kata BODOH di atas, bagaima-
na kualitas berpikir kita? Inilah salah satu prinsip dasar dari
Psychocybernetics, sebuah cabang keilmuan yang fokus pada
rekayasa perilaku manusia.
Mungkin juga masih ada pertanyaan dari Anda; Contoh
konkrit dari penjelasan di atas gimana? Baik, saya akan ceri-
takan sebuah kejadian, di mana kata-kata mampu merubah
perilaku manusia, bahkan... dengan seketika.
Kejadiannya terjadi pada sebuah sesi konsultasi dan terapi gra-
tis yang diselenggarakan oleh seorang teman, di mana saya di-
minta untuk menjadi salah seorang relawan. Kasus konseling
(dengan klien seorang ibu) tersebut saya sajikan dalam bentuk
percakapan :
WE (saya) : Slamat siang ibu, nama saya Eko. Apa yang
dapat saya bantu untuk ibu
Klien : Slamat siang pak Eko, gini lho pak, saya ini
stress berat.
WE : Waow !! Saya lihat ibu ceria gini, kok ibu ngaku-nya
stress berat. Stress berat itu gimana sih bu?
Klien : Yaa pokoknya stress lah pak. Sering mikir yang eng-
gak-enggak, kadang bingung sendiri
WE : He..he biar nggak stress makanya bingungnya
ngajak temen. OK, lha gimana critanya ibu kok merasa stres
berat. (Kata merasa sengaja saya beri tekanan)
Klien : Saya ini pak, kalau sedang baca sesuatu, terus piki-
ran saya membayangkan sesuatu, sering kali yang saya bayang-
kan itu terjadi beneran. Atau kalau saya pas emosi, lalu saya
ngomong sesuatu, sering kali yang saya omongkan itu terjadi
beneran. Baru-baru ini saya jengkel dengan seorang gadis di
kampung saya, kalau pake baju rok-nya suka yang mini-mini.
Lalu saya bilang kalau hamil baru tau rasa. Eehh nggak tahu-
nya sekarang dia hamil beneran sama pacarnya. Lha saya kan
jadi stress pak. Apa yang saya bayangkan, yang saya omongkan
kok terjadi. Saya takut kalau saya mencelakakan keluarga saya
juga. Trus saya harus gimana pak?
WE : Ooo gitu to kasusnya, sampai ibu merasa stres be-
rat. Baik bu, saya ingin tanya, pernahkan ibu mendengar istilah
trawangan, telepati atau sejenisnya?
Klien : Pernah sih pak
WE : Dari mana ibu tahunya
Klien : Yaa baca-baca dari majalah atau tabloid abcd (sen-
sor-pen), kadang dari koran juga
WE : Lalu, apa yang ibu baca tersebut, hanya artikel atau
iklan
Klien : Ada yang artikel, ada yang iklan juga
WE : Nah, kalau iklan, iklan tentang apa?
Klien : Ya katanya ada perguruan atau lembaga yang bisa
ngajarkan ilmu-ilmu itu
WE : Nah, kalau ada orang yang mau belajar, itu harus
bayar atau gratis?
Klien : Ya bayar dong pak. Masak jaman sekarang ada yang
gratis
WE : Baik. Ibu ngerti nggak, apa itu ilmu trawangan?
Klien : Ya nggak ngerti pak
WE : Baik, saya jelaskan ya bu. Trawangan itu adalah ilmu
untuk mengetahui apa yang akan terjadi. Itu sih katanya lho
bu, wong saya juga nggak pernah blajar yang gitu-gitu itu. Nah,
salah satu bentuk penerapan ilmu itu adalah ketika kita tanpa
sadar membayangkan sesuatu, maka itulah sebenarnya isyarat
tentang apa yang akan terjadi. Juga ketika kita kelepasan
omong, dan akhirnya kejadian beneran. Nah, artinya, apa yang
terjadi pada ibu itu, sangat mungkin bentuk dari penguasaan
ilmu trawangan tadi
Klien : Tapi saya nggak pernah belajar yang gitu-gituan juga
lho pak.
WE : Ibu, ilmu itu sangat mungkin dimiliki oleh seseorang
yang memang dipilih oleh Allah. Artinya, tanpa harus keluar
duit untuk belajar ilmu seperti itu, ibu justru sudah diberi ka-
runia oleh Allah. Bandingkan dengan orang lain yang ingin
punya kemampuan seperti ibu, harus buang waktu, tenaga dan
uang lagi. Lha ibu ini Gratis tis
Klien : Oo gitu ya pak
WE : Iya bu. Sekarang, setelah ibu tahu bahwa sangat
mungkin ibu mendapat karunia dari Allah, saya ingin tanya,
seharusnya ibu bersyukur atau malah stress?
Klien : Ya seharusnya bersyukur lah pak. Wong dikaruniai
Allah kok
WE : Nah, sekarang, ibu tinggal mensyukuri aja nikmat
dan karunia dari Allah itu bu. Niscaya Allah akan memberikan
karunia yang lebih baik atau banyak.
Klien : Tapi pak, saya kan jadi takut kalau terjadi apa-apa
dengan keluarga saya, gara-gara saya salah omong atau mem-
bayangkan sesuatu tentang mereka
WE : Ibu, di balik karunia itu pasti ada tanggung jawab dan
rahasianya. Nah, sekarang, ibu harus melatih pikirannya agar
selalu fokus ke hal-hal yang baik, kepada siapapun. Juga ibu
harus melatih lisannya, agar sedapat mungkin berbicara yang
baik-baik saja. Insya Allah, suatu saat ibu akan mengetahui ra-
hasia dan tanggung jawab ibu, kenapa Allah memberikan ka-
runianya berupa kemampuan yang seperti ibu miliki sekarang.
OK?
Klien : Oo.. Gitu ya pak
WE : Lha iya lah bu. Kita harus berprasangka baik kepada
Allah kan? Ingat, Allah akan memberikan seperti yang diper-
sangkakan hamba-Nya kepada-Nya kan?
Klien : Iya sih pak.
WE : Nah, sekarang ibu tinggal makin mensyukuri apapun
yang telah ibu terima dari Allah
Klien : Iya pak
WE : Nah, sekarang gimana, masih merasa stress?
Klien : Ya kalau tau gini, yang nggak lah pak. Saya jadinya
harus makin pandai bersyukur, dan itu tadi, melatih pikiran
dan bicara yang baik-baik saja
WE : Baik ibu, selamat, ibu telah memiliki kesadaran baru
yang membuat ibu menjadi manusia yang lebih baik
Klien : Baik pak, terima kasih sekali atas bantuannya.
WE : He..he.. saya tidak membantu apa-apa bu, hanya
memperjelas keadaan ibu tadi
Klien : Lha yang itu pak yang penting bagi saya. Trima kasih
pak
WE : Baik bu, terima kasih kembali
Seperti yang Anda lihat dalam percakapan saya dengan klien
saya di atas, saya hanya merubah kata-kata lebih tepatnya
persepsi yang ada dalam pikiran ibu tadi, dari stress menjadi
bersyukur. Dan itu akan merubah perilaku dia (dalam berpikir
dan bertutur).
Demikian tulisan singkat saya, semoga menyadarkan pada kita
semua bahwa berhati-hatilah dengan kata-kata yang kita ma-
sukkan ke otak kita, karena kata-kata tersebut akan memben-
tuk, apakah otak kita itu menjadi bersih atau busuk seperti
kasus percobaan saya di atas.
Salam dari Bantul Yogyakarta
Wahyu Eko Prasetyanto
Gambar Air
AKU DAN GUE:
SEBUAH
PERBINCANGAN KONYOL
Rahayu Fitri Purnama Sari
Auditor, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
ayu@asli.or.id atau
2
AKU DAN GUE
SEBUAH PERBINCANGAN KONYOL
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang...
hmmm.....
Sudah hampir satu jam gue ngidupin laptop kesayangan gue si
Pinky cazzanova. Gue masih aja bengong di depan si Pinky.
Gue bingung mau bikin artikel tentang NLP yang kaya gima-
na. Makin dipikir koq rasa-rasanya makin bingung dan makin
berat aja. Kenapa sih setiap mo bikin tulisan ato karangan koq
susah banget yah...? Dari semenjak jaman SD nilai ngarang
gue pas-pasan banget. Apa sih yang salah ma gue? Perasaan...
IQ gue juga ngga jongkok. Tapi... koq susah banget dapet in-
spirasinya.... ????? Aaaaaarrrrghhh!!!!!
<beberapa menit kemudian.....>
*ting*
Hahaha... ternyata dari tadi gue ngga mikir, tapi ngera-
sain. Emang sih sepintas keliatan pake PIKIRAN... Tapi
sebenernya, yang barusan tadi adalah PERASAAN yang
diPIKIR-kan... Ya pantes aja lah kagak dapet inspirasi. Dari
tadi gue mikirin SUSAHNYA BIKIN TULISAN bukan
MAU BIKIN TULISAN SEPERTI APA. Okelah kalo
beggittoh... Mari mulai berpikir....
AKU : Sekarang MAU BIKIN TULISAN SEPERTI
APA??? <nanya ke diri sendiri>
GUE : Mmmm.... gue mau bikin tulisan tentang NLP dengan
gaya gue sendiri. Pilihan temanya ada dua menyatukan PIKIRAN
dan PERASAAN atau KRISIS<KRITIS<KREATIF.
AKU : Baiklaah, kalo begitu mau pilih salah satu ato mau
dua-duanya ato ga milih dua-duanya???
GUE : Gue sih pengen dua-duanya... hahahaha...dasar emang
banyak maunya...
AKU : Yaaah, cuman dua biji ini,cincai laaah,, banyakin dikit
napa??
GUE : Yaelaaah yang dua ntu aja mikirnya lama banget,,, elu
ngertiin gue dikit napa sih?? Maklumlah, ini kan pengalaman
pertama gue bikin tulisan buat konsumsi publik.. <pede ban-
get, kaya ada orang yang mo baca aja>
AKU : Hehehehe,,, oke..oke.. Nah, ya udah sekarang teman-
ya udah ada dan udah ditentuin. So..., tunggu apalagi.. tinggal
tulis aja..
GUE : Ya iya, gue juga tau tinggal ditulis ajah.., cuman....
AKU : Waduh, cuman kenapa lagi?
GUE : Betewe eniwei baswei, kira-kira tulisan gue ntar layak
baca ngga ya? Gue kan malu kalo tulisan gue ntar dikatain
tulisan ga mutu...
AKU : Yah, bagus ngga bagus kan relatip. Tiap orang pasti
punya penilaian masing-masing..
GUE : Iya juga siiih
AKU : Eh, emang pernah ada orang laen yang bilang tulisan-
mu ngga mutu?
GUE : Ngga juga sih,,,
AKU : Lah, trus nape lu udah parno gitu??
GUE : Ya bukannya apa-apa sih. Lu kan tau ndiri kalo selama
ini nilai ngarang gue dapetnya selalu pas-pasan...
AKU : Aah, itu cuma perasaan lu aja... masa sih SELALU
dapet nilai pas-pasan?? Coba diinget-inget lagi deh. Pernah
ngga lu ngerjain tugas yang pake ngarang trus lu dapet nilai
lumayan bagus daripada biasanya?
GUE : Mmmm...ada sih... Tugas akhir kuliah gue kemaren
dapet nilai A... Gue juga ga nyangka dapet nilai segitu... he-
hehe...
AKU : Naah..., tuh buktinya lu pernah dapet A... Berarti elu
mampu donk..
GUE : Seharusnya begitu..., cuman koq sekarang rasanya
beda...
AKU : Bedanya di mana?
GUE : Waktu bikin tugas akhir kuliah dulu, posisi gue lagi
kepepet... kalo gue ga ngumpulin tugas akhir gara-gara gue
kagak pinter ngarang, gue bisa terancam Drop Out... Trus keb-
etulan juga gue dapet dosen pembimbing yang perfeksionis
abis. Kalo gue ga bikin tulisan yang bagus, gue pasti dikasih
nilai jelek. Trus kalo nilai tugas akhir gue jelek ntar imbasnya
IP gue ikutan nyungsep. Nah, kalo IP dah nyungsep kemung-
kinan terburuknya gue dapet penempatan di pulau terpencil yg
ga keliatan di peta Indonesia... Idiiiiih...serraaammmm... Akh-
irnya, mau ga mau gue puter otak... Dan alhamdulillah berhasil
dengan sukses... hahahaha..
AKU : Oooo... jadi intinya the power of KEPEPET nih???
<itu nama judul buku bukan ya?>
GUE : Yeah.. boleh dibilang begitu sih... Kata pepatah kan
kalo udah kepepet, apa aja jadi mungkin...?
AKU : Kata pepatah mana tuh? Kata elu sendiri kaleeee...
GUE : Hahahaha... Iya, itu kata-kata gue sendiri... Bijak juga
ya gue,, <mulai narsis>
AKU : Nah, kalo sekarang lu ngga lagi kepepet... ya, lu bikin
aja kondisi kepepet...
GUE : Lah gimana ceritanya tuh?
AKU : Yah, masa lu dah amnesia sih ama materi NLP yang
udah elu dapet??? Lah, tema yang mo lu pake buat tulisan elu
tuh apa donk?
*ting*
GUE : hahahaha... iya yah... KRISIS-KRITIS-KREATIF...
Di kala kondisi lagi KRISIS, maka buatlah kondisi KRITIS
sehingga muncullah KREATIF... Ya ampyuuuuun.... mikirnya
kemane-mane... lah solusinya udah di depan mata.. hahahaha...
bego banget sih gue!!!
AKU : Hahahaha... emang lu bego stadium
lanjuT!!!wkwkwkwk.... Oke... oke... Mari kembali ke lap-
tooop..
GUE : Oke,, jadiii... sekarang kondisi KRISISnya adalah gue
ngerasa susaaaah banget bikin tulisan gara-gara parno ntar tu-
lisan gue dikatain ga mutu...ya, maklumlah kan pengalaman
pertama kali...
AKU : Yupz, trus bikin kondisi KRITISnya... Apa yang BU-
RUK dan TERBURUKnya...??
GUE : Hmmm.... ???? Kalo gue terus-terusan parno ntar
jadinya gue ga jadi nulis... Kalo gue ga jadi nulis ntar gue malah
dikatain orang ga bermutu... Masa udah mahal-mahal ikutan
training NLP kemana-mana ngabisin duit tabungan, ilmu
kagak pernah dipraktekin, trus bikin tulisan minimal 2 hala-
man aja ga mampu... hah,, malu-maluiiiin...
AKU : Haha... iya, malu-maluin abisss... so??
GUE : Jadi yaaa solusinya gue harus memulai menulis...hehe..
tapi koq masih ada perasaan berat ya??
AKU : Mmm.. coba deh kata HARUS diganti kata PERLU
atau BUTUH..Trus rasain bedanya...
GUE : Mmm oke... gue PERLU mulai menulis...
<sesaat kemudian>..
GUE : Hehe,, rasanya sekarang jadi lebih ringan... Trus gue
juga kepikiran sesuatu....
AKU : Apaan tuh??
GUE : Gue kepikiran mo mengabadikan pembicaraan kon-
yol ini dalam sebuah tulisan...
AKU : Hah, boleh juga tuh... lumayan...
GUE : Wah,, mendadak dunia jadi cerah gini yak??
AKU : Ya baguslah...begitulah rasanya kalau PIKIRAN dan
PERASAAN BERSATU... Trus lu masih parno ngga??
GUE : Hehe... bodo amat ma parno... Lagian itu kan bukan
kejadian sekarang,, kaya lagunya Te Cranberries tuh... just
my imagination... hahaha.. Mo ampe kapan gue hidup dalam
fatamorgana mulu.. Sekarang gue butuh nulis... Orang ntar
mo komentar apa tentang tulisan gue, ya terserah aja... Nulis
ya nulis aja.. yang penting niat gue buat berbagi pengalaman
kesampean..
AKU : Gyahahahaha...napa ga dari dulu-dulu seh,... goblok
koq dipiara...
GUE : Iye ye << Ya Alloh Gusti,,, ampuni hambamu yang
bodoh dan tak tahu diri ini...>>
Nah, sekian dulu perbincangan konyol dengan diri sendiri.
Semoga yang membaca dapat mengambil manfaatnya.. Kalo
ngga ngerti, ya salah sendiri kagak ngerti... hahahaha... kesala-
han bukan pada penulis... :D
Salam Perubahan..
RAHAYU FITRI PURNAMA SARI a.k.a ZAZOEK CA-
ZZANOVA a.k.a LADY SUTE
PEMERKOSAAN
ATAS NAMA
BERPIKIR POSITIF
Henry Yonathan
Programmer, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
henry@asli.or.id atau
3
PEMERKOSAAN ATAS NAMA
BERPIKIR POSITIF
Tidak banyak orang yang menyadari bahwa selama ini telah
terjadi pemerkosaan masal yang mengatasnamakan Berpikir
Positif. Dan saya adalah salah satu dari korban pemerkosaan
tersebut. Yang luar biasa, banyak yang sepertinya ketagihan
akan jenis pemerkosaan ini!
Berpikir Positif sudah lama digaungkan dan bahkan sampai
sekarang masih dapat Anda temukan buku-buku baru ataupun
cetak ulang serta seminar-seminar mengenai Berpikir Positif.
Tampaknya Berpikir Positif ini memang merupakan komoditi
yang sangat laku dijual dan termasuk dalam kategori Virus of
Te Mind (baca buku Virus of Te Mind oleh Richard Brodie,
Edisi terjemahan berjudul: Virus Akalbudi).
Hal ini mengingatkan saya akan bunyi status Facebook dari se-
seorang yang berbisnis MLM (Multi-Level Marketing) yang
membicarakan banyaknya hal Negatif di luar sana (baca: di luar
komunitas pelaku MLM). Dan sebelumnya saya juga sempat
membaca (lagi) status Facebook seorang petinggi MLM yang
pernyataannya kurang lebih adalah bahwa informasi Negatif
lebih parah dari virus yang mematikan.
Hmmm... jadi teringat masa-masa ketika saya masih aktif
mengembangkan bisnis MLM. Setiap hari dan setiap saat
HARUS Berpikir Positif. Konon, katanya Berpikir Positif
akan merubah nasib hidup seseorang. Setiap peristiwa saya
evaluasi dengan tolak ukur Positif atau Negatif. Bila terjadi hal
Negatif, maka saya harus lupakan dan segera dirubah ke pola
pikir Positif. Bila bertemu orang tertentu, saya melabel mereka
dengan orang yang Positif atau Negatif. Bila membaca buku,
dievaluasi dahulu, apakah ini buku Positif atau Negatif.
Lucunya adalah bagaimana saya dapat mengetahui yang saya
pikirkan dan lakukan adalah Positif atau Negatif; bila saya
sendiri tidak tahu apa itu Negatif (seperti kata para pering-
kat tinggi di MLM, Hindari hal Negatif!). Bagaimana saya
tahu yang namanya Pagi atau Malam bila tidak pernah tahu
yang namanya Malam? Bagaimana saya tahu kalau yang saya
lakukan benar kalau tidak pernah tahu mana yang salah? Jadi,
bagaimana saya menghindari hal Negatif kalau Negatif itu
sendiri saya tidak diperbolehkan untuk tahu.
Apa itu Positif dan Negatif?
Dalam ilmu bahasa, ada sebuah istilah yang disebut ambigu;
yang menurut denisi Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut :
Bermakna lebih dari satu (sehingga kadang-kadang menim-
bulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan, dsb); bermakna
ganda; taksa
Terdapat kata yang ambigu dan kalimat yang ambigu. Kata
ambigu merupakan kata yang multi tafsir. Sedangkan kalimat
ambigu merupakan kalimat yang multi tafsir. Sederhananya,
kata-kata atau kalimat-kalimat yang akan diartikan berbeda
oleh orang yang berbeda atau bahkan orang yang sama. Con-
toh :
Kata Bisa dapat mengandung arti sanggup, mampu,
dapat, mau atau racun
Contoh: Apakah anda BISA menjaga kantor selama saya ti-
dak berada di tempat?
Apakah maksud kata bisa pada kalimat ini menanyakan ten-
tang kesanggupan, tentang kemampuan ataukah tentang kem-
auan?
Kata Positif dan Negatif adalah kata yang tergolong ambigu
(silahkan Anda buka Kamus Besar Bahasa Indonesia dan lihat
berapa banyak arti dari masing-masing kata tersebut). Akan
menjadi semakin membingungkan bila kata-kata tersebut ter-
dapat dalam kalimat yang ambigu pula. Akibatnya? Anda akan
kebingungan memaknainya.
Tidaklah mengherankan bila banyak pelaku bisnis MLM
tersesat dalam karirnya (atau mungkin hidup pribadinya
juga) akibat Berpikir Positif. Karena kata Positif dan Negatif
itu sendiri memiliki banyak makna. Hal ini bertentangan den-
gan salah satu sifat goal, yaitu SPESIFIK.
Te Power of Negative Tinking
Dalam merancang sebuah goal (dalam NLP malah dibedakan
antara goal dan outcome) seringkali orang hanya digerakkan
dengan asumsi-asumsi yang menyenangkan. Sehingga orang
tersebut hidup dalam mimpi. Namun apa yang terjadi dalam
kenyataan adalah seringkali saat menemukan suatu rintangan,
orang tersebut tidak siap menghadapinya. Waduh! Seandain-
ya saya tahu akan ada rintangan seperti ini. Berpikir untuk
menyiapkan diri akan hambatan, kendala dan rintangan inilah
yang kadang diplesetkan menjadi Negative Tinking; seolah-
olah tidak diperbolehkan dan ditabukan.
Aplikasi dari Negative Tinking dalam merancang blue-
print menuju tujuan Anda adalah dengan membangun Mental
Block atau Limiting Belief. Loh, bukannya Mental Block atau
Limiting Belief itu harus dihilangkan? Inilah hal lucu berikut-
nya yang menjadi momok NLPers yang juga telah diperkosa
dengan doktrin untuk menghancurkan Mental Block atau
Limiting Belief. Hal yang sama juga terjadi pada para penga-
nut Berpikir Positif atau aliran apapun yang memiliki kemi-
ripan mind-set.
Sebagai pembelajar NLP, masih ingatkah Anda akan presu-
posisi Semua hal yang dilakukan individu memiliki maksud
baik?. Manfaat dari membangun Mental Block atau Limit-
ing Belief adalah agar Anda memasukkan semua hambatan,
kendala dan rintangan yang mungkin terjadi dalam mencapai
tujuan Anda, untuk kemudian Anda buatkan solusi dari mas-
ing-masing hal tersebut yang mungkin terjadi.
Ada sebuah metode yang dapat Anda gunakan untuk mem-
persiapkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat saja terjadi
dalam perjalanan Anda menuju target Anda. Metode terse-
but adalah K.P.U (Keinginan Persiapan Usaha). Inti dari
metode ini adalah Anda membuat persiapan-persiapan yang
sedetil mungkin, untuk kemudian Anda lakukan (usahakan)
guna mencapai keinginan. Dibalik metode sederhana ini, ter-
dapat pengaplikasian T.O.T.E (Test-Operate-Test-Exit) dan
chunking.
Satu lagi hal Negatif yang bermanfaat adalah seandainya
ada berita atau informasi bahwa terdapat kerusuhan dan para
pelaku kerusuhan tersebut sedang menuju daerah tempat ting-
gal Anda. Apakah Anda masih dapat berkata, Berpikir Positif
aja, mereka cuma mau numpang lewat. Salah ya? Atau mung-
kin perkataannya, Positifnya saya masih ada waktu untuk me-
nyelamatkan keluarga dan benda berharga. Ooops... baru saja
terjadi ambigu Berpikir Positif.
Bagaimana dengan kisah berikut? Anak Anda sedang demam
tinggi dan telah memasuki hari ke-3. Bagaimana cara Anda
menyusun kalimat Positif dalam menghadapi kejadian ini?
Dokter kemudian memerintahkan untuk segera diadakan tes
darah demi mengetahui indikasi demam berdarah. Hasil akhir
seperti apakah yang Anda harapkan dari tes tersebut? Positif
atau Negatif?
Cara Berpikir Baru
Apa yang hari ini Negatif belum tentu selamanya Negatif .
Belajar dari sejarah masa lampau, ada keyakinan-keyakinan
yang diyakini bersama sebagai sebuah kebenaran saat itu. Lalu
kemudian ternyata dalam perjalanan sang waktu terbukti bah-
wa itu bukan kebenaran, tetapi hanyalah sebuah persepsi yang
diyakini.
Masih dalam buku yang sama; Virus Akalbudi, Richard Bro-
die menulis, Apa yang hendak diperlihatkan dengan semua itu
adalah sifat memetika segala yang kita sebut realitas. Semua
label yang kita kenakan pada benda-benda adalah meme, bu-
kan Kebenaran.. Lebih lanjut Brodie mengatakan, Mungkin
Anda mengatakan matahari terbit di Timur dan terbenam
di Barat. Apa iya? Barangkali lebih akurat mengatakan bumi
mengitari matahari. Tetapi, apa benar begitu? Sebenarnya
semua yang ada di dunia ini dalam kadar kecil dipengaruhi
oleh sesuatu yang lain. Tetapi jika Anda sedang merancang se-
buah lapangan bisbol dan ingin menempatkan posisi pemukul
sedemikian rupa agar cahaya matahari tidak menyilaukan mat-
anya, mengatakan matahari terbenam di Barat bisa menjadi
meme yang berguna separo kebenaran yang berguna.
Apa yang Brodie maksud adalah suatu ide, persepsi, pelabelan
(atau apalah namanya, Brodie menyebutnya meme) bukanlah
mutlak suatu kebenaran dan pada konteks tertentu memang
bermanfaat. Bila hal tersebut bermanfaat, maka silahkan gu-
nakan. Brodie juga mengatakan bahwa Virus-virus akalbudi
tumbuh subur karena Anda percaya bahwa meme virus-virus
itu suatu Kebenaran.
Dengan konsep ini, maka akan lebih memberdayakan Anda
dalam berpikir, berasa dan bertindak; dibandingkan konsep
Berpikir Positif. Adalah sangat bijaksana bila Anda, mulai
sekarang, mengembangkan kesadaran dalam memilah-milih
informasi bermanfaat apa yang masuk ke dalam benak Anda.
Sebab, sesuatu yang Negatif belum tentu tidak bermanfaat.
Sesuatu yang Positif belum tentu juga bermanfaat. Bukankah
perlu kerjasama kutub Positif dan kutub Negatif agar listrik
dapat menyala?
Penutup
Tulisan ini hanyalah keyakinan saya; yang mungkin lebih ban-
yak ngaconya daripada lempengnya. Tapi itu tidak penting,
yang penting adalah apakah tulisan saya Positif ? Eh maaf,
maksud saya bermanfaat bagi Anda? Bila ya, silahkan sebarkan
hal ini. Bila tidak sependapat dan sakit hati. Ini pun bagus!
Karena saya telah berhasil memperkosa pikiran Anda. Atau
mungkin pula Anda lebih menikmati sensasi diperkosa oleh
Berpikir Positif? Silahkan, itu semua pilihan Anda.
Khusus bagi para MLMers, saya rekomendasikan untuk segera
membaca buku Meta Leadership Marketing yang akan meng-
guncang keyakinan yang selama ini telah diperkosa oleh up-
line-upline Anda. Sebagai penutup, saya mengajak Anda un-
tuk menyelami kalimat berikut, Kalau Positif, lu pinter! Kalau
Negatif, lu goblok! Mohon maaf beribu maaf....
Referensi
1. Virus Akalbudi, Richard Brodie
2. Meta Leadership Marketing, Adi Putera Widjaja dan dr.
Stefanus Isaac Tamzil
3. Mental Block.. Oh.. Mental Block, Adi W. Gunawan (http://
adiwgunawan.com/awg.php?co=p5&mode=detil&ID=134)
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online
KARENA KEBENARAN
TIDAKLAH MENDUA
Adi Putera Widjaja
Pengusaha, Pembicara Publik, Penulis Buku
Penulis dapat dihubungi di:
adiputera@asli.or.id atau
apwidjaja@gmail
You can bend it and twist it...
You can misuse and abuse it...
But even God cannot change the Truth.
Michael Levy
4
KARENA KEBENARAN
TIDAKLAH MENDUA
Alkisah di suatu masa pada penghujung tahun 2002, saya
berkenalan dengan sebuah disiplin ilmu yang canggih. Menga-
pa saya sebut canggih? Karena metode dan teknik dari disiplin
ilmu ini dapat merubah perasaan marah, kesal dan loyo men-
jadi perasaan yang lebih memberdaya hanya dalam hitungan
menit. Cukup dengan mengutak-ngatik gambar dari hitam
putih menjadi berwarna, membesar dan mengecilkan suara
dalam batin, serta merubah postur tubuh. Wusshh tiba-tiba
masalah jadi hilang. Bahkan pada puncak acara, kami diajak
untuk berjalan-jalan di atas api. Wow banget kan??!!!
Dalam benak saya pada waktu itu, berapa pun harga untuk
belajar ilmu ini akan saya lakoni. Baik itu waktu, tenaga dan
dana. Maklum sebagai seorang training shopper, sudah ban-
yak training yang saya jajal.
Sudah tak terhitung kelas training yang saya ikuti tiap bulan.
Mau yang berbayar hingga gratisan. Baik yang diselenggara-
kan di dalam negeri ataupun di luar negeri. Yang model ilmiah
hingga yang eksoterik. Dari yang tertawa dan terhibur sepan-
jang training hingga yang dibuat menangis terus tiap beberapa
sesi sekali. Semua model training tersebut hanya mampu mem-
pertahankan semangat saya paling lama 3 bulan. Tapi training
ini lain!!!
Dalam khalayan saya, jika saya sudah menguasai ilmu ini maka
karir professional saya akan melesat jauh bagaikan roket yang
lepas dari gaya tarik gravitasi bumi. Atasan, bawahan, rekan
kerja, dan para pelanggan akan takluk dengan jurus-jurus yang
berhasil saya ciptakan. Sambil senyum-senyum sepanjang train-
ing tersebut, saya mengucap syukur. Seolah Tuhan menjawab
doa saya atas segala persoalan kehidupan yang saya hadapi.
Di tengah-tengah training tersebut saya berkenalan dengan
salah seorang peserta yang memberikan informasi bahwa be-
liau tahu ke mana dan kepada siapa harus belajar dasar dari
ilmu ini. Dan yang lebih mengejutkan lagi kelas tersebut akan
berlangsung bulan depan di Puncak. Sanking senangnya, ham-
pir saja saya meloncat dan berteriak di sela-sela sesi pelatihan.
Untunglah saya masih cukup bijak untuk tidak bertindak
kekanak-kanakan pada saat itu.
Sisa 1 hari sebelum training tersebut berakhir, saya sudah
hampir tidak mengikuti lagi. Saya sudah terlalu sibuk mela-
mun serta membayangkan apa yang akan terjadi di kelas yang
baru akan berlangsung bulan depan. Dasar ilmu daripada ilmu
yang canggih ini. Pasti dahsyat sekali!!
Perjalanan waktu sebulan tiba-tiba terasa lama sekali. Yang ma-
sih saya ingat adalah, setiap bangun pagi saya semangat sekali!
Walaupun pada saat itu, performance kerja di kantor dan -
nancial pribadi belum begitu bagus. Dana banyak tersedot
pada investasi di dunia training, yang ternyata belum seheboh
saat kelas berlangsung. Tapi dengan keyakinan penuh, dengan
sisa-sisa tabungan; saya paksakan juga untuk mengikuti train-
ing yang satu ini. Bukankah diperlukan sebuah keyakinan un-
tuk mengejar impian, bisik saya dalam hati.
Singkat cerita, dimulailah kelas yang ditunggu-tunggu. Walau-
pun masih terasa kantuk akibat malamnya gelisah tidak dapat
tidur. Saya tetap semangat membuka hati dan pikiran untuk
belajar dasar dari ilmu yang canggih tersebut.
Hanya kemudian saya tidak tahu apa yang salah dengan diri
ini. Mengapa sudah hampir selesai hari pertama, tidak nongol
sedikit pun metode dan teknik yang ditunggu-tunggu. Bahkan
tanda-tanda ke sana pun tidak ada jejak sama sekali?
Trainernya kadang malah sibuk saling sahut menyahut satu
sama lain. Bukannya mengerti, kok malah makin bingung. Be-
lum lagi salah satu trainer bicaranya sering tidak jelas. Kata-
kata yang dipakai pun acap kali memancing emosi.
Puncak dari rasa kesal saya adalah di akhir hari pertama, ketika
sebuah sesi yang menjelaskan tentang level-level pembelaja-
ran.
Dikatakan bahwa level paling dasar adalah presenter. Dimana
tugas dari orang ini adalah mempresentasikan sebuah penge-
tahuan kepada para pendengarnya. Masalah apakah para pen-
dengar dapat mengerti atau tidak; itu bukan urusan Sang Pre-
senter. Yang penting presenter sudah mengemas presentasinya
sebaik mungkin. Terserah apakah presenter tersebut mau me-
makai kutipan-kutipan orang-orang terkenal, gambar-gambar
yang menarik, musik yang menggelegar atau sekalian nonton
lm bersama.
Di atas dari presenter adalah teacher. Tugas dari orang ini
adalah mengajari orang-orang untuk mengetahui dengan benar
sebuah pengetahuan. Sedangkan level di atas teacher adalah
seorang trainer, yang mana tugasnya adalah melatih seseorang
agar memiliki ketrampilan tertentu sesuai dengan karakteristik
individu orang tersebut.
Level berikutnya lagi disebut sebagai coach atau pembimbing.
Tugasnya adalah membimbing orang-orang untuk menjadi
ahli di bidangnya. Tentu saja idealnya untuk menjadi seorang
Coach, seseorang perlu menjadi ahli dahulu sehingga mampu
membawa coachee-nya (istilah yang digunakan untuk orang
yang dibina) menjadi ahli atau lebih ahli dari dirinya.
Dan level yang tertinggi adalah GURU.
Penjelasan tentang GURU ini sudah tidak sanggup lagi saya
simak lebih lanjut, karena kepala saya sudah mulai berdenyut-
denyut dan mata mulai berkunang-kunang. Ternyata bahkan
untuk menjadi seorang presenter pun saya tidak becus, masih
berani-beraninya mengaku trainer. Pantas saja orang-orang
yang saya latih tidak ada yang bertahan lama. Kalau pun ada,
unsur kebetulannya sangat besar.
Sisa hari-hari berikutnya, semakin membuat saya sakit hari.
Saya sudah melupakan impian untuk menjadi pendekar sakti
mandraguna dengan ribuan jurus. Setelah selidik punya seli-
dik, dasar ilmu yang katanya canggih tersebut ternyata hany-
alah merupakan kemasan ulang dari ilmu yang sudah lama ada
di Nusantara yang selama ini malah dianggap katro atau kam-
pungan oleh saya.
Akhirnya, walaupun antara harapan dan kenyataan dari kelas
tersebut berbeda amat jauh. Tapi anehnya sejak saat itu, ada
janji dalam diri untuk lebih menghargai apa yang ada di dalam
diri dan negeri ini. Mulai memberanikan diri untuk melatih
dan melihat ke dalam sebelum melempar tali keluar untuk
menjerat kambing hitam.
Ternyata Tuhan masih mengampuni dosa-dosa yang saya per-
buat ketika menjadi presenter yang mengaku trainer di masa
lalu. Hari ini, saya sungguh beruntung dipertemukan dengan
sekelompok rekan seperjalanan yang memiliki misi dan visi
yang sama. Yang bertujuan mengangkat kembali nilai-nilai ke-
bijakan lokal nusantara ke tingkat dunia.
Mungkin presupposition yang paling cocok dipakai oleh kami
adalah yang dikutip dari Kitab Sutasoma, karya Mpu Prapanca
di abad ke-14, yang berbunyi Bhinneka tunggal ika, tan hana
dharma mangrwa yang artinya Berbeda namun sama, karena
kebenaran tidaklah mendua.
Adalah sungguh berbahaya menjadikan kebetulan sebagai se-
buah kebenaran. Karena kebenaran itu adalah sama di mana
pun dan kapan pun. Kesadaran akan hal inilah yang mendasari
kami untuk terus melatih diri agar mampu membedakan keb-
etulan dan kebenaran dalam hidup.
Selamat datang Aliansi Sadar Linguistik Indonesia; disingkat
ASLI!
Mari kita berlatih bersama-sama dalam keluarga besar Praktisi
ASLI!
BERUBAH MENJADI
LEBIH BAIK
Tom Prayitno
Auditor, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
tom@asli.or.id atau
Tidak ada yang kekal di dunia ini.
Semuanya pasti berubah.
Yang kekal hanyalah perubahan itu sendiri.
(Anonim)
5
BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK
Kebanyakan orang (kalau tidak mau dibilang semua), men-
ginginkan suatu perubahan di dalam hidupnya. Entah itu
berubah menjadi lebih sehat, lebih kaya, lebih bahagia, lebih
sukses, dsb. Apapun itu, intinya adalah berubah menjadi lebih
baik.
Namun tidak semua orang juga senang dengan perubahan,
karena perubahan itu memang tidak nyaman, membutuhkan
energi ekstra dan juga biaya.
Bicara mengenai keinginan untuk berubah, saya teringat ke-
tika pertama kali saya mengikuti sebuah seminar yang diada-
kan oleh seorang motivator yang sangat terkenal. Di seminar
tersebut saya begitu antusias. Begitu bersemangat. Selesai
seminar saya langsung merasakan suatu perubahan yang luar
biasa. Badan saya tegak dan seluruh tubuh semacam dialiri ali-
ran semangat yang meluap-luap. Yes!! Saya pasti mampu men-
jadi seperti orang-orang sukses yang memberikan testimoni di
seminar tersebut, kata saya dalam hati.
Namun apa yang terjadi beberapa minggu kemudian? Anda
pasti dapat menebak jalan ceritanya Ya, saya kembali pada
kebiasaan saya yang lama. Kembali ke kehidupan saya sebe-
lumnya. Padahal saya yakin akan kata-kata eyang Einstein
bahwa:
Mengharapkan sesuatu yang berbeda, tetapi tetap melakukan
hal yang sama adalah hal yang gila
Kenapa sulit sekali bagi saya untuk berubah?
Pertanyaan ini akhirnya membawa saya bertemu dengan Pak
Ariesandi Setyono. Dari penjelasan Beliau, saya baru tahu ka-
lau di dalam diri ini ada suatu mekanisme yang menghambat
perubahan, yang namanya Mekanisme Homeostasis.
Apa itu homeostasis? Homeostasis adalah suatu daya yang
berusaha mengembalikan kita pada kondisi semula. Jika kita
bicara perilaku manusia maka daya ini adalah musuh nomor
satu dari perubahan. Ini seperti kalau kita menarik sebuah
karet gelang. Ada suatu daya yang menahan gerakan kita untuk
meregangkan karet gelang tersebut. Itulah perubahan. Setiap
kali kita ingin berubah maka kita merasa tidak nyaman. Kita
ingin kembali ke kondisi semula.
Kabar baiknya, homeostasis ini ada di setiap level pencapaian
kita. Ketika kita keluar dari sebuah habit (kebiasaan) lama dan
masuk ke habit baru maka segera setelah itu kita masuk dalam
sebuah zona kenyamanan yang baru dan ketika itu pula me-
kanisme homeostasis yang baru pun akan bekerja.
Selain homeostasis ada pula yang namanya Psikosklerosis.
Psikosklerosis ini dapat diartikan sebagai suatu sikap yang
keras. Psikosklerosis ini merupakan kecenderungan alami un-
tuk menyukai gagasan kita sendiri dan kemudian dengan gigih
mempertahankannya terhadap apa saja yang baru.
Kemudian saya mulai berpikir, kalau demikian adanya,
bagaimana caranya agar saya dapat berubah?
Ada beberapa tips yang saya pelajari dari berbagai sumber (saya
adalah penggemar hal-hal yang berbau pengembangan diri),
diantaranya yang saya gunakan adalah:
- Membuat daftar kebiasaan lama yang tidak bermanfaat yang
ingin saya hilangkan.
- Membuat daftar kebiasaan baru yang bermanfaat yang ingin
saya kembangkan.
- Dari daftar tersebut saya memilih masing-masing 2 buah
kebiasaan yang paling signikan membawa perubahan dalam
hidup saya. (jangan banyak-banyak, nanti malah gak fokus).
- Saya latih kebiasaan-kebiasaan tersebut hingga menjadi oto-
matis.
- Temukan alasan perlunya sebuah perubahan. Karena jika kita
telah menemukan alasan perlunya perubahan, maka mudah
bagi kita untuk berubah.
- Ganti fokus. Fokuslah hanya pada hal-hal yang bermanfaat
bagi kehidupan.
Tips terakhir ini sangat menarik bagi saya.
Ada satu pengalaman yang ingin saya share di sini. Selama ini
saya memiliki suatu hambatan dalam berkomunikasi. Saya ta-
kut berbicara di depan umum. Mungkin bagi sebagian orang,
ini adalah ketakutan yang mengada-ada. Tapi bagi saya ini
adalah masalah serius. Karena profesi saya sebagai seorang au-
ditor pemerintah, saya perlu berbicara di depan para auditee
yang sebagian besar adalah para pejabat di lingkungan pemer-
intahan tempat saya melakukan audit. Saya sudah menggu-
nakan berbagai teknik yang saya pelajari dari buku-buku mau-
pun dari seminar-seminar pengembangan diri. Hasilnya nihil.
Padahal dengan teknik yang sama saya pernah berhasil mem-
bantu teman yang memiliki masalah yang kurang lebih sama
dengan saya. Lucu kan..? hehehe
Hingga suatu saat saya bertemu dengan dr. Stefanus Isaac
Tamzil. Dalam suatu sesi ngobrol istirahat makan siang (wak-
tu itu saya sedang mengikuti suatu workshop yang dibawakan
beliau bersama 2 orang rekannya). Saya menceritakan masalah
yang saya hadapi tersebut. Singkat cerita, saya akhirnya dis-
adarkan bahwa selama ini saya sudah salah fokus. Saya berfokus
pada bagaimana agar saya tidak gugup dan gemetar pada saat
saya berbicara di depan umum. Bukannya fokus pada apa yang
akan saya bicarakan. Pikiran saya sibuk dengan apa pendapat
orang mengenai diri saya, bagaimana malunya saya jika saya
berbicara dengan terbata-bata, muka pucat dan sebagainya.
Pikiran itu malah membuat saya semakin panik dan semakin
terlihat gugup.
Saat ini, setelah beberapa minggu setelah pertemuan itu, saya
semakin percaya diri untuk berbicara di depan umum. Saya
mengikuti saran-saran yang Pak Stef berikan. Saya hanya fokus
pada apa yang akan saya sampaikan, tidak peduli bagaimana
penilaian orang terhadap gaya berbicara saya. Anehnya, setelah
itu tidak ada lagi perasaan gugup dan gemetar. Tanx God,
thanx Pak Stef.
Sejak saat itu saya juga menyadari bahwa ternyata FOKUS itu
luar biasa dampaknya bagi kehidupan. Fokus pada apa adan-
ya bukan ada apanya. Karena fokus kita akan mempengaruhi
pikiran dan perasaan kita. Pikiran dan perasaan kita berperan
menentukan keputusan yang kita ambil. Keputusan kita mem-
pengaruhi tindakan yang kita lakukan dan pada akhirnya tin-
dakan tersebut akan mempengaruhi nasib kita dalam kehidu-
pan ini.
Fokuslah hanya pada hal-hal yang bermanfaat. Karena apapun
yang kita fokuskan, itulah yang akan bertambah. Fokuslah pada
apa yang kita inginkan. Jika kita ingin bahagia, fokuslah pada
kebahagiaan, niscaya kita akan tambah bahagia. Sesimpel itu.
Saya sangat bersyukur dapat lepas dari masalah ini. Saya juga
sadar bahwa saya perlu menjaga perubahan ini agar tetap per-
manen, bahkan menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Bagaimana caranya untuk menjaga suatu perubahan..? Salah
satunya yang saya lakukan adalah dengan menemukan teman-
teman yang mendukung kita untuk menjadi lebih baik. Teman
dekat adalah cerminan diri kita. Karena kita hanya mau berte-
man dengan orang yang fokusnya sama dengan kita. Sering
kumpul dengan orang yang happy, maka kita akan lebih happy.
Sering kumpul dengan orang sukses, maka kita juga akan ikut
sukses. Jadi, kapan saat yang tepat untuk berubah?
Ambil keputusan untuk berubah SEKARANG dan bergabun-
glah bersama ASLI..!!!
Selamat datang di Aliansi Sadar Linguistik Indonesia alias
ASLI! Mari kita berlatih bersama-sama dalam keluarga besar
Praktisi ASLI! Untuk hidup dan kehidupan yang lebih baik.
TULISANKU TIDAK ADA
KATA BISA
Ridwan Hakim
Pengusaha, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
ridwan@asli.or.id atau
6
TULISANKU TIDAK ADA KATA BISA
Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam se-
jahtera bagi kita semua.
Pertama-tama saya ingin mengucap syukur pada Tuhan yang
Maha Kuasa, Maha Pemurah, Maha Pemberi, dan Maha Pe-
nyayang, karena saya mendapatkan kesempatan yang luar bi-
asa melalui penglihatan, pendengaran, pergerakan, penciuman,
pengecapan yang saya miliki sehingga saya dapat menulis di
sini. Tentunya juga saya memiliki sahabat-sahabat yang luar-
biasa, walaupun kami baru bertemu beberapa waktu yang lalu,
sehingga saya mendapatkan kesempatan belajar dari semua sa-
habat.
Saya baru mengenal NLP tepatnya pada tahun 2010 yang
diselenggarakan salah satu lembaga training yang memiliki Li-
censed Trainer dari Amerika Serikat. Di hari pertama masuk
saya sama sekali tidak tahu training apa yang saya ikuti ini, se-
bab saya didaftarkan oleh mantan pacar yg sampai hari masih
menjadi ibu dari anak-anak saya. he...he..he...
Apa yang didapat di hari pertama? Kami semua secara bergan-
tian memperkenalkan diri, di atas panggung yg memang sudah
tersedia di dalam kelas training. Pada saat saya mendapatkan
giliran, seluruh perasaan dan pikiran saya tidak menentu sebab
ini adalah sesuatu yang berat rasanya bagi saya. Katakanlah,
demam panggung.
Setelah sesi perkenalan selesai, pelajaran mulai disampaikan
oleh trainernya. Saya bingung, masih juga tidak mengerti apa
yg disampaikan waktu itu sampai dengan waktu istirahat.
Bahkan setelah itu pun, saya masih tidak tahu sama sekali apa
yang mendorong saya memberanikan diri maju ke depan me-
mimpin teman-teman berolah raga tanpa ada rasa gugup dan
canggung. Ini adalah yang saya dapatkan di hari pertama yg
sangat luar biasa.
Pada hari berikutnya, saya semakin bingung. Banyak sekali isti-
lah-istilah yang saya sama sekali tidak mengerti hingga di hari
terakhir dan setelahnya saya pun mash bingung, sama sekali
tidak ngerti.
Beberapa minggu kemudian beredar info bahwa salah satu
rekan sekelas kami baru saja menyelesaikan kelas NLP Master
Practitioner. Dan atas inisiatif beberapa rekan lainnya akhirnya
kami berkumpul secara informal untuk mendengarkan sharing
atas apa yang didapatkan dalam training tersebut pada kami.
Sebagai akibatnya beliau kami beri julukan sebagai Master
Serpong.
Dengan gaya dan ciri khasnya, Master Serpong menyampaikan
materi dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga
banyak sekali pengetahuan yang saya dapatkan di Serpong
dalam waktu hanya 3 hari.
Baru sadar! Ooo ini toh yang namanya NLP. Saya baru tahu
pada hari itu. VAKOG itu adalah bahasa gaulnya; bahasa se-
hari-harinya ternyata Panca Indra. Bagaimana saya dapat men-
golah yang namanya Perasaan dan Pikiran, dan masih banyak
lagi.
Ternyata selama ini, saya di dalam mengambil keputusan atau
memutuskan, berdiskusi, dialog di dalam keluarga saya send-
iri lebih banyak menggunakan Perasaan daripada Pikiran se-
hingga selalu terjadi yang namanya salah paham... Jadi malu..
merasa Pintar Hebat eh, ternyata saya ini Bodoh rupanya.
Setelah sharing selesai, kami secara kompak minta diungkap-
kan siapa sebenarnya Gurunya Master Serpong? Kenapa ilmu-
nya sedikit aneh? Masa hanya dengan kata-kata nasib dapat
berubah?
Singkat cerita, pada hari yang telah dinanti-nantikan; kami pun
berangkat ke Subang bertemu yang namanya Kang Pu Hong
alias tuKang tiPU dan boHONG. Apa yg terjadi di sana?
Saya terkena luka dalam (bahkan luar dalam) setelah berdis-
kusi dengan Kang Pu Hong hingga subuh menjelang. Tersen-
tak saya sadar, lalu bertanya pada diri sendiri. Siapa saya yang
sebenarnya? Sungguh memalukan, saya saja tidak kenal sama
diri saya sendiri bagaimana saya mampu mengenal orang lain?
Pada waktu itu saya baru tahu
Pulang dari Subang, saya mengalami perubahan aneh. Baik
ketika saya berbicara dengan keluarga atau orang lain. Emosi
saya lebih terkendali, tingkat religi saya juga berubah. Sungguh
luar biasa, hanya dengan merubah kata-kata. Semua itu baru
saya sadari setelah dari Serpong dan Subang. Dan masih ban-
yak lagi perubahan-perubahan yang saya alami setelahnya.
Oleh karenanya, tidak lama dari Subang kami semua yang ha-
dir minta dibuatkan training secara khusus yang diberi nama
kode yang khusus juga untuk batch kami. Kodenya adalah DC
- ISB XX.
Di kelas ini, lagi-lagi saya mendapatkan pelajaran membeda-
kan kata-kata APA ADANYA dan ADA APANYA. Hanya
dengan membedakan kata-kata tersebut apabila diterapkan
pada kehidupan sehari-hari luar biasa hasilnya.
Saat itu juga kami diberi sebuah contoh. Di mana contoh itu
berupa pertanyaan yang sungguh tidak sopan dan tidak pernah
terbayangkan sama sekali dalam benak saya ditanyakan dalam
kelas.
Dan saya yakin, siapapun yang mendapatkan pertanyaan itu
walalu pun hanya contoh pasti akan marah bahkan mungkin
terjadi pertumpahan darah. Wow!! Apa ya pertanyaan itu? Per-
tanyaannya adalah : Kata-kata seperti apa yang akan saya beri-
kan apabila anak perempuan saya yang telah berusia 17 tahun
jika mendatangi saya dan meminta ijin serta restu dari saya
untuk menjadi Wanita Panggilan yang dibayar mahal setiap
kali transaksi? Apa jawaban Anda?
Mungkin ada yang langsung mengusir, dan menyebut anak
durhaka, memalukan, dipecat jadi anak (Emang ada ya mantan
anak? Hehehe) dan lain sebagainya.....
Saat inilah saya diuji bagaimana menjawab pertanyaan tersebut
apakah dengan Pikiran atau Perasaan, Apa adanya atau Ada
apanya. Luar biasa hanya dengan Kata-kata yang di masukan
ke dalam jiwa maka Nasib seseorang dapat berubah menjadi
apa yg dinginkan dan apa yg diharapkan.
Saya sungguh bersyukur dan tidak pernah menyangka; bahkan
membayangkan saja tidak pernah bahwa Tuhan memperkenal-
kan sahabat-sahabat yang luar biasa, tulus, tidak memandang
warna kulit, suku, agama, pendidikan.
Yang ada adalah kita semua satu mahkluk yang penciptaNya
sama. Saling menghormati dan melihat berbagai perbedaan
untuk dapat disatukan sebagai aset yang luar biasa sehingga
dapat bermanfaat bagi banyak orang. Sudah saatnya kita me-
nyadari bahwa manusia adalah ciptaanNYA yang paling sem-
purna, memiliki hak yang sama di dalam menebarkan suatu
keikhlasan serta ketulusan dalam berbagi apapun.
Lahirnya sebuah lembaga baru yang terbentuk oleh teman-te-
man yang diberi nama ASLI (Aliansi Sadar Linguistik Indo-
nesia) yang akan mengeluarkan sertikasi ASLI INDONE-
SIA, agar dapat membawa manfaat baik bagi kehidupan kita
sendiri maupun Bangsa kita dan Dunia.
Sebagai penutup saya ingin mengucapakan, Salam hormat saya
buat para Guru, sahabat, teman, keluarga dalam pembelajaran
kehidupan ini. Tuhan pasti membalas dan memudahkan segala
urusan, serta kebaikan, dan selalu memberikan Sehat Sukses
Selalu bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr Wb.
A,Ridwan Hakim
SPIRITUALITAS BERNLP:
KEHARUSAN VS
KEBUTUHAN
Lailan F. Saidina
Pembicara Publik, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
lailan@asli.or.id atau
7
SPIRITUALITAS BERNLP:
KEHARUSAN VS KEBUTUHAN
Dua hari sepulang dari mengikuti training DC di Jakarta, saya
mendapat undangan by handphone untuk menyampaikan ma-
teri motivasi pengembangan diri, pada basic leadership train-
ing yang dilaksanakan oleh adik-adik mahasiswa dari HMI di
kota Lhokseumawe Aceh. Awalnya saya berencana mengelak
dengan materi yang diberikan panitia, mengapa saya yang ha-
rus mengisi materi itu?. Ketika pertanyaan itu saya ajukan ke
pihak panitia, setengah bercanda mereka menjawab kan abang
provokatornya.., lagian karena abang bos TANDASERU ha-
hah... (red: Tandaseru adalah lembaga bidang psikologi, train-
ing dan organizer yang saya dirikan tahun 2005 pasca konik
dan tsunami Aceh, klik www.tandaseru.co.id).
Ya sudah, akhirnya saya mengiyakan sekaligus berPIKIR
+ berPERASA, inilah kesempatan tambahan bagi saya yang
BUTUH untuk terus berlatih sambil berbagi pengalaman
yang baru saya dapat dari kelas DC yang bocor itu. Lha.. kok
bocor sih? Maksudnya inilah kelas training dari sekian banyak
(tepatnya berapa...) training yang pernah saya ikuti, dimana
peserta dan trainer sama-sama trance, unik dan aneh-
aneh. Betapa tidak, hampir sepanjang hari selama tiga hari
training saya dibuat bingung oleh tingkah, celotehan, kikikan
hahahihiii hingga KATA-KATA yang berbau peloncoan lay-
aknya ordikmaru di zaman orba. Tidak ada yang merasa harus
jaim (jaga imej) apalagi jawa (jaga wibawa), semuanya berbaur
menjadi APA ADANYA. Meskipun awalnya saya sendiri sem-
pat merasa asing, namun setelah melakukan raport, saya den-
gan cepat dapat menyesuaikan diri.
Syukurnya, dibalik itu semua, saya belajar dan mendapat ban-
yak hal (kendati tidak semuanya hal baru, setidaknya dikemas
menjadi baru dalam men-delivery) sebagai salah satu ilmu ke-
hidupan praktis yang self empowering. Beberapa tehniknya
bahkan dapat digunakan bagi membantu orang lain meng-
empowerkan dirinya. Beruntung karena saya bukan hanya be-
lajar NLP dari para Coach, tapi juga dari para peserta dengan
latar belakang beragam, sehingga ikut memperkaya. Sekali lagi
saya butuh berterima kasih kepada sahabat saya yang mereko-
mendasikan untuk ikut kelas ini.
Kembali ke soal undangan tadi. Tibalah jadwal yang telah
ditetapkan. Sebagai instruktur tetap di organisasi mahasiswa
tersebut, seperti biasanya saya memiliki kesenangan untuk
mengawali sesi dengan branstorming. Dengan tehnik ini saya
menggiring peserta untuk menemukan MAKNA mendalam
dalam setiap hal yang mereka lakukan, sebagai bentuk penda-
kian puncak spiritualitas pekerjaan. Pada kasus ini saya menun-
tun peserta untuk menemukan makna terdalam (long vision of
life) dari aktivitas mereka berkuliah yang kemudian melekat
status sosialnya menjadi mahasiswa. Apalagi ditambah embel-
embel agent of change. Apa yang saya lakukan dalam opening
materi ini merupakan eksplorasi dan pemberian kreasi disana-
sini dari sebuah kisah inspiratif yang pernah saya baca, namun
sudah lupa sumbernya. Kurang lebih begini ceritanya:
Seorang anak remaja putus sekolah yang sangat berminat un-
tuk sekolah, mendatangi seorang kaya sekaligus bijaksana di
kotanya. Pak tolong bantu aku, aku mau sekolah. Si bapak
yang bijak lalu bertanya untuk apa kamu sekolah?. Agar saya
pintar, jawab anak itu.
Lalu orang kaya tersebut berkata kalau mau pintar kamu tidak
perlu sekolah, saya akan berikan kamu berbagai macam buku
yang kamu sukai, silakan baca dan kamu akan lebih pintar dari
mereka yang bersekolah.
Dengan sedikit bingung, si anak membuat alasan lain, aku
pingin sekolah supaya nanti dapat pekerjaan. Ok, kalau be-
gitu silakan kamu mulai besok datang ke tempatku, kamu saya
beri pekerjaan tiap pagi mencuci mobil, dan dari pekerjaan itu
kamu akan saya berikan uang. Jadi, tidak perlu sekolah sela
bapak ini lagi.
Kali ini anak tersebut benar-benar kebingungan, sampai jawa-
bannya yang terakhir bersekolah supaya nanti jadi orang kaya
dan sukses, pun masih dipatahkan oleh sang bapak bijak ini.
Sambil melihat wajah bingung dan kehabisan kata-kata anak
tersebut, lalu dia membimbing anak itu untuk menemukan
makna lebih dalam dari keinginannya bersekolah, melebihi dari
sekedar menjadi pintar, lalu mendapatkan pekerjaan, hingga
menjadi kaya dan sukses dalam tataran material, namun sam-
pai pada kemampuan mendaki puncak spiritual.
Bagi saya pribadi, cerita singkat diatas sangatlah inspiratif dan
menyentuh sisi mendasar dalam berbagai aspek kehidupan.
Bukan hanya bagi kalangan remaja seperti pada kisah terse-
but, sebagai presenter (sebelumnya saya menyebut diri trainer.
Setelah saya diajarkan level pembelajaran versi DC, ternyata
saya baru sebatas presenter yang sedang BUTUH menjadi
Trainer bertaraf Internasional, atau baru trainer level 2 dari 5
level versinya Trainer Schoolen, jadi malu hehe...) pengalaman
saya memberikan presentasi selama ini untuk kalangan ma-
hasiswa, para pendidik, pegawai pemerintah maupun swasta,
serta masyarakat umum, pada umumnya merekapun kesulitan
menemukan makna dari apa yang dilakukan kesehariannya.
Artinya, apa yang dilakukan lebih untuk sekedar memenuhi
tuntutan material bagi pribadi, disamping karena merasa harus,
atau wajib untuk menjalankan segepok aturan yang datang dari
luar dirinya. Karena itu saya berPIKIRan dan berPERASAan,
lalu berkesimpulan wajar saja kalau apa yang kita lakukan sela-
ma ini belum memiliki daya ubah yang kuat. Mungkin sayapun
begitu, cuma untungnya sebagai presenter kita sekaligus butuh
belajar banyak dari berbagai jawaban mereka.
Merasa terinspirasi oleh pertanyaan coach saat saya dan kawan-
kawan beranjak menuju ruang shalat pada DC, kalian mau
shalat karena KEWAJIBAN atau KEBUTUHAN?, dengan
kaget hampir bersamaan kamipun menjawab kebutuhaaaan.
Meskipun kelihatan ada juga kawan yang ragu-ragu. Dalam
training kali ini sayapun mencoba melebarkan branstorming
soal pencarian makna kepada penggunaan kata-kata yang te-
pat dengan mengajukan pertanyaan terkait kebutuhan atau ke-
wajiban kepada mahasiswa peserta presentasi saya.
Tanpa terasa waktu sejam berlalu hanya untuk membahas
MAKNA kata-kata ini. Saya larut menikmati mereka saling
memperkuat argumentasinya karena terprovokasi oleh dua
KATA ajaib yang saya lemparkan. Terlihat ada kelompok besar
peserta bersikeras bahwa beragama, beribadah, termasuk ak-
tivitas berkuliah (menuntut ilmu) yang dilakukan selama ini
adalah untuk memenuhi kewajiban. Sambil mencari celah dan
berusaha melakukan reframing, saya teringat pada analogi ke-
butuhan manusia akan makan ketika lapar. Meski alot, per-
lahan-lahan satu persatu mereka mulai beralih pada jawaban
keBUTUHan untuk melakukan semua itu.
Dari sini saya belajar bahwa sungguh KATA-KATA memiliki
nyawa. Disitu pulalah kekhasan NLP dan hypnosis-hypno-
therapy dalam pemahaman saya, yakni soal bagaimana ber-
main-main dengan kata-kata atau bahasa. Dari kata-kata atau
bahasa juga, seseorang mampu melemahkan atau memberday-
akan dirinya maupun orang lain (empowering versus dis-em-
powering).
Lalu, bagaimana dengan kita? Menjadi praktisi NLP atau apa-
pun rutinitas yang sedang kita lakoni saat ini, disebabkan kare-
na BUTUH melakukan hal itu sebagai dorongan dari dalam
diri (inside out) untuk memenuhi kehausan ruang batin kita,
atau karena keHARUSan menjalankan seperangkat peraturan
yang merupakan tuntutan dari luar (outside in)? Nah, lo...
Karena berkata-kata tidak selalu berarti bersuara, maka dalam
diam pun kita bisa berkata banyak. Mari kita sinergikan sum-
ber daya berkata-kata yang bersuara maupun suara-suara yang
tidak terkata-kata untuk saling menguatkan kehidupan sesama,
di bawah bendera Aliansi Sadar Linguistik Indonesia (ASLI).
Salam ASLI.
(maksudnya salam betulan (bukan salam palsu) atau salamnya
orang-orang dalam organisasi ASLI..??) Selamat ber-apology
bagi keberDAYAan.
GAGAP KARENA NLP
Anang Setiawan
Internet Marketer, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
anang@asli.or.id atau
8
GAGAP KARENA NLP
Sementara teman-teman sangat menikmati dan membaca
cerita-cerita yang sangat Inspiratif dari teman-teman ASLI,
Saya ingin bertanya apakah di antara teman-teman ada yang
mengenal Muhammad Aziz? Pasti salah satu ada yang kenal,
lha wong namanya nama pasaran. Hehehe kalo tidak kenal
juga tidak mengapa nanti Saya kenalin deh he he he. Bagaima-
na kalo Saya sebutkan nama Aziz Gagap? Saya yakin serta
dapat dipastikan teman-teman mengenal sosok pelawak yang
satu ini. Sekedar info, Muhammad Aziz merupakan nama asli
dari Aziz gagap.
Saya jadi penasaran apa yang terbayang pertama kali di benak
teman-teman kalo disebutkan kata Aziz gagap? Wajah culun
dengan jambul yang diwarnai? Su..su..su..suara gagapnya atau
malah langsung tertawa? Atau malah muncul bayangan, suara,
rasa yang lain? Atau malah kosong gak ada apa-apa karena
teman kagak punya televisi? Aziz yang mulai terkenal saat ber-
peran di Opera Van Java yang ditayangkan salah satu televisi
swasta ini memang terkenal dengan aksen ga..ga..gagapnya.
Bersama Parto, Sule, Andre dan Nunung; Aziz sukses mengo-
cok perut para pemirsa televisi dan sekarang menjadi salah satu
pelawak papan atas di Indonesia.
Seperti malam ini, karena gak ada kerjaan Saya memutuskan
membuat keputusan untuk menonton Opera Van Java (OVJ)
dan kembali tertawa melihat kelucuan yang mereka tampilkan.
Cerita OVJ malam ini mengisahkan tentang Aziz yang men-
jadi anak pungut yang disia-siakan oleh Nunung dan Andre.
Tentu saja si anak pungut ini juga ga..ga..ga..gagap.
Sebelum kita membahas Si Aziz ini, Saya ingin mengenalkan
NLP atau Neuro-Linguistic Programming. Yang jika diter-
jemahkan ke dalam bahasa Indonesia : Neuro berarti syaraf /
jiwa / diri, Linguistic berarti kata-kata dan Programming be-
rarti proses menyusun. Jadi NLP dapat didenisikan sebagai
proses menyusun kata-kata ke dalam jiwa.
Setelah belajar NLP, dan menyadari dahsyatnya efek kata-kata
yang disusun ke dalam jiwa, karena mampu mempengaruhi
nasib Saya. Tiba-tiba saja Saya menjadi seperti Aziz gagap.
Tentu saja tidak serta merta berubah menjadi kembaran dia
sebab gantengan Saya kemana-mana hihihihi, Saya menjadi
gagap dalam berkata-kata.
Loh katanya NLP membuat praktisinya piawai dalam
berkomunikasi dan dengan pola-pola bahasa tertentu dapat
mempengaruhi lawan bicaranya dengan mudah, kok malah
jadi gagap, piye iki?
Contoh kega..ga..ga..gagapan Saya setelah belajar NLP adalah
dalam menggunakan kata bisa. Seperti kita ketahui kata
bisa merupakan kata yang sangat lazim digunakan di dalam
percakapan sehari-hari. Bahkan dulu ada slogan kampanye
dari salah satu calon presiden Indonesia yang bertema Ber-
sama Kita Bisa (maksudnya Yes We Can kali yee..) dan Saya
sangat fasih menggunakan kata bisa ini.
Ternyata, eh ternyata kata bisa ini seperti Dasamuka (Rah-
wana) yang dalam cerita pewayangan mempunyai banyak
muka. Kata bisa memiliki banyak arti yang baru Saya sadari.
Kata bisa dapat berarti boleh, mungkin, dapat, mau, mampu,
ingin bahkan juga berarti racun. Gak percaya? Emang gak bo-
leh percaya ama Saya berdosa besar kalo percaya sama Saya,
percayalah sama Tuhan.
Saya kasih satu contoh percakapan antar dua anak manusia
(kalo anak setan Saya belum mampu mendengar percakapan-
nya).
Ntar jadi nonton kan?
Maaf banget gue gak bisa..
Nah, kira-kira maksud dari kata bisa di atas apa? Mungkin,
mau, dapat, ingin? Benar kan kalau kata bisa mempunyai
banyak makna.
Contoh kega..ga..gapan Saya yang lain adalah dalam menggu-
nakan kata Saya, Kami dan Kita. Dalam komunikasi se-
hari-hari Saya lebih banyak memakai kata Kita untuk meng-
ganti kata Saya dan Kami.
Kega..ga..gapan Saya ini tidak hanya dalam bahasa verbal teta-
pi juga menjalar ke dalam bahasa tulis, dalam menulis status
facebook dan twitter. Sekarang ini benar-benar, Saya pikirkan
terlebih dahulu secara jelas apa yang akan Saya sampaikan.
Jika Muhammad Aziz dengan menggunakan aksen gagap
menjadi pelawak terkenal, dan seorang penyanyi di luar negeri
jadi terkenal karena gagap, Lady Gagap. Kemudian ada lagi
ikan yang berharga mahal karena gagap, Ikan gagap merah.
Nah, kalo Saya yang tergagap-gagap dalam berkomunikasi
baik dalam bahasa omongan ataupun dalam menulis status
facebook, twitter karena belajar NLP diharapkan efeknya
adalah Saya mampu menjadi lebih presisi dalam berkomuni-
kasi, memperjelas apa yang akan Saya sampaikan sehingga la-
wan bicara Saya dapat menangkap secara tepat apa yang Saya
maksudkan.
Kembali ke Aziz Si Anak Pungut dengan bantuan Sule akh-
irnya dengan cerdik dan konyol berhasil mengelabui Andre
dan Nunung untuk kabur dari rumah. Kelucuan-kelucuan
yang terjadi selama Opera Van Java episode malam ini kembali
berhasil membuat Saya tertawa terpingkal-pingkal. Tentu saja
sambil mengingat diri saya yang dahulu sembarangan meng-
gunakan kata bisa. Sehingga tidak jelas lagi mana yang lebih
lucu.
RESOLUSI:
KEINGINAN ATAU
KEBUTUHAN?
Muhammad Iqbal
HRD, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
iqbal@asli.or.id atau
9
RESOLUSI:
KEINGINAN ATAU KEBUTUHAN?
Akhirnya sampai juga di akhir tahun 2010. Biasanya, nih di
akhir tahun kebanyakan orang dan saya juga menyusun resolusi
untuk 2011, bahkan untuk tingkat perusahaan juga melakukan
dengan nama yang berbeda seperti Business Planning.

Kata Resolusi dalam kamus besar bahasa Indonesia 2005 di-
artikan sebagai berikut :
Putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tun-
tutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); per-
nyataan tertulis, biasanya berupa tuntutan tentang suatu hal.
Tuntutan? Berarti harus dong! Harus ini berupa keinginan
atau berupa kebutuhan. Kenapa harus dibedakan sih keinginan
atau kebutuhan?
Keinginan vs Kebutuhan
Saat mendapat pengetahuan mengenai membedakan keingi-
nan dan kebutuhan gambaran sederhananya adalah seperti
saat kita lapar, maka yang jadi kebutuhan adalah makan. Ke-
inginannya adalah makan steak tenderloin. Mulai Kelihatan
bedanya? Masih Kurang? Ini contoh lainnya. Kebutuhannya
adalah untuk menikah, namun keinginannya menikah dengan
Atiqah Hasiholan.. Hehehe... khayal.com
Perbedaan kedua adalah saat mengejar kebutuhan maka secara
naluri kita (saya dan Anda) pasti lebih ikhlas menempuh per-
jalanannya. Ingatlah saat anak Anda sakit. Anda ikhlas untuk
begadang sepanjang malam. Hal ini tentu beda sekali saat sang
anak ingin bermain, boleh jadi saat itu Anda mengemukakan
bahwa cape, bla bla dan juga sejuta alasannya.
Nah, gimana resolusi Anda? Keinginan atau kebutuhan? Ka-
lau resolusi Anda berupa kebutuhan maka tentu Anda secara
natural sudah punya daya dorong sendiri untuk mencapai
kebutuhan Anda, namun bagaimana jika keinginan? Di satu
sisi itu keinginan Anda, kalau keinginan itu diperoleh tentu
senang banget! Tapi Anda juga sadar bahwa di tengah perjala-
nan, Anda dapat kehilangan daya dorong karena yang dituju
itu hanya keinginan bukan kebutuhan.
Mari kita ubah keinginan menjadi kebutuhan. Lebih enak
mengejar keinginan daripada mengejar kebutuhan; asal caran-
ya bener. Tidak hanya sekedar menempel gambar dari ke-
inginan dan memantrai gambar tersebut setiap hari dengan
mengatakan,Saya memiliki... Jika keseringan siap-siap jadi
Schizofrenia, lhoo..
Mengubah Keinginan Menjadi Kebutuhan
Sebagai contoh dari kehidupan pribadi saya. Saat ini keinginan
adalah untuk memiliki BMW tahun 96-an. BMW? Ngaca
doong..! Iya, ini saya lagi ngaca.
Oleh karenanya langkah berikutnya adalah mempersiapkan
kedatangan BMW tersebut di garasi rumah saya yang sudah
3 tahun tidak dimanfaatkan dengan benar, karena kapasitas
mobil dipakai hanya untuk motor Supra-X, sampai relnya pun
ketutup tanah karena pagarnya gak pernah digeser.
Maka persiapan yang perlu dilakukan adalah:
1. Yang paling gampang adalah membersihkan rel yang tertu-
tup tanah sehingga pagar rumah dapat digeser kembali dengan
mudah.
2. Membuat SIM A. Hahaha.. ya, Sim A sudah mati 2 tahun
lantaran tidak pernah nyetir mobil lagi sejak tahun 1997.
3. Memperlancar nyetir mobil. Yah, namanya juga sejak tahun
1997 gak pernah nyetir lagi. Ini dilakukan dengan meminjam
mobil teman dan memperlancar setiap hari Sabtu dan Min-
ggu. Fren, maan ane yah minjem... lumayan kan punya sopir
gratisan.
4. Mempersiapkan biaya-biayanya:
- Bensin : karena BMW rata rata 1:8 maka kemungkinan se-
hari butuh 10 Liter. Anggap aja Pertamax Rp.7.000 maka se-
hari Rp.70.000. Jadinya Rp.2.100.000,-/bulan
- Perawatan rutin: Rp.500 - 700.000,-/bulan
- Perawatan besar: plot saja Rp.5.000.000,-/tahun alias
Rp.500.000,-/bulan.
- Tol : Rp.30.000,-/hari alias Rp.600.000,-/bulan karena 20
hari kerja
- Parkir: Rp.500.000,-/bulan
- Total yang saya perlu sediakan Rp.4.500.000,-/bulan
5. Beli BMWnya seharga Rp.65jt-an.
Panjang kan persiapannya Nah, langkah berikutnya adalah:
USAHA
Langkah berikutnya adalah melaksanakan apa yang telah di-
persiapkan tersebut. Persiapan 1-3 sudah selesai dilakukan.
No.4 dan 5 menunjukkan bahwa dengan gaji sekarang yaa
gak mungkin. Maka langsung dibuat lagi bahwa saya tuh bu-
tuh peningkatan penghasilan di tahun 2011 sebesar minimal
3x dari penghasilan saat ini biar tidak stres dan menyalahkan
Tuhan.
Coba bayangkan, jika saya hanya mikirnya mau enak doang.
Tinggal beli kan? Giliran BMW-nya rusak; marah-marah.
Harga bensin naik; demo ke pemerintah. Tiket tol naik; ng-
abek. Ujung-ujungnya baliklah saya pakai motor lagi, dah..
Lihatlah langkah-langkah persiapan di atas. Langkah-lang-
kah tersebut jika dijadikan kebutuhan bukankah lebih mu-
dah dijalankan? Lebih mudah mana menurut anda; jika saya
mengatakan Saya butuh membersihkan rel pagar, Saya butuh
membuat Sim A baru dan Saya juga butuh untuk memper-
lancar menyetir mobil untuk menyambut datangnya BMW.
Bandingkan jika saya langsung mengatakan,Saya ingin
BMW!.
Lhoo, sebentar.. Dasar Sedeng.. No.4 dan 5 bagaimana tuh?
Kok, gak dibahas? Jangan-jangan gaji elu jauh banget, yah?
Untuk no.4 dan 5 ini, saya butuh untuk meningkatkan peng-
hasilan minimal 3x dari penghasilan saat ini. Nah, no.4 dan 5
ini dilakukan dengan cara yang sama lah... Dibuat lagi persia-
pannya dan dilaksanakan apa yang sudah dipersiapkan terse-
but. Masa saya sebutin juga di sini.. Pamali..
Soo... Selamat praktek! Jangan percaya begitu saja sama saya
yang hanya tahunya memikirkan yang enak-enaknya aja... In-
gatlah Tan Hana Dharma Mangrwa... (artinya: karena kebena-
ran tiada yang mendua) Peace, bro!
MENCIPTAKAN
MATAHARI KEHIDUPAN
Adi Suandharu
Internet Marketer, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
suandharu@asli.or.id atau
10
MENCIPTAKAN MATAHARI KEHIDUPAN
Pada tahun 1960-an, ketika perang Vietnam, Amerika men-
girimkan sekitar 500.000 lebih tentara nya ke medan perang.
Dari sekian banyak korban dari pihak tentara Amerika, sepan-
jang tahun tersebut ada 2.583 tentara yang dinyatakan ditahan
atau missing-in-action.
Para tawanan perang (dikenal dengan istilah POW - Prisoner
of War) ini dikumpulkan di sebuah sel yang disebut Dog-
patch di tengah hutan rimba Vietnam. Disebut Dogpatch
karena memang sel ini sangat mirip dengan kandang anjing,
dimana 20 POW dimasukan ke dalam ruang gelap kecil di
bawah tanah tanpa jendela, sehingga cahaya matahari sama
sekali tidak terlihat. Akibatnya para POW sama sekali tidak
dapat membedakan kapan siang dan malam.
Banyak dari para tawanan ini mengalami stres berat dan akh-
irnya meninggal di dalam sel. Yang menarik adalah ternyata
dari sekian banyak tawanan perang tersebut, ada beberapa
orang yang masih dapat bertahan hidup dan akhirnya dapat
kembali pulang ke Amerika pada tahun 1970-an. Pertanyaan
nya adalah apa yang membedakan antara orang yang mening-
gal di dalam sel dan mereka yang dapat tetap bertahan hidup?
Dari hasil wawancara dengan para POW yang berhasil ber-
tahan hidup di Dogpatch selama bertahun-tahun, ternyata
ada kesamaan yakni dari cara mereka ber imajinasi dan kata-
kata yang mereka katakan berulang-ulang dalam hatinya. Jadi,
meskipun mereka hidup didalam kegelapan sepanjang waktu,
mereka mengimajinasikan bahwa mereka tetap dapat melihat
dan merasakan sinar matahari pada siang hari, atau bulan di
malam hari. Dengan mengimajinasikan pergerakan matahari
atau bulan ini, mereka dapat tetap menjalani siklus hidup mer-
eka dengan normal di dalam sel.
Mereka akan tidur saat malam hari dan beraktivitas pada
siang hari. Selain itu juga mereka percaya dan yakin, dengan
memilih menggunakan kata-kata yang memberdayakan, bah-
wa suatu saat pasti mereka akan dapat keluar dengan selamat
dan kembali bertemu keluarganya. Fenomena dan cerita di atas
sangat menarik dan menginspirasi buat saya pribadi.
Namun cerita di atas semakin menginspirasi saya lagi ketika
saya belajar sebuah cabang ilmu yang disebut NLP (Neuro-
Linguistic Programming), karena saya semakin paham bahwa
manusia dikaruniai Tuhan modal dan alat bertahan hidup yang
sangat luar biasa kelima panca indera dan kemampuan men-
cipta.
Dalam NLP, kelima panca indera ini dikenal dengan istilah
Modalitas yang terdiri dari: Visual (Penglihatan), Auditory
(Pendengaran), Kinestetik (Perasaan), Oldfactory (Penciuman)
dan Gastutory (Pengecapan). Namun yang membuat manusia
lebih hebat dibandingkan makhluk bumi lainnya, bukanlah
terletak pada kelima indera ini. Karena binatang pun memiliki
kelima indera ini. Bahkan beberapa binatang tertentu memiliki
kepekaan yang jauh melebihi manusia. Sebagai contoh misal-
kan penciuman anjing yang mampu mengendus jejak, pengli-
hatan elang yang sangat tajam, dsb.
Nah, yang membedakan manusia dari makhluk lain nya adalah
kemampuan mencipta (creation) dengan memanfaatkan mo-
dalitas ini, atau yang istilahnya adalah SubModalitas.
Sebagai contoh sederhana adalah misalkan ketika anda dim-
inta membayangkan sebuah jeruk nipis berwarna hijau (visual),
yang kemudian dipotong kemudian airnya diperas dan ditetes-
kan ke lidah anda (gastutory) dan terasa sangat asam. Beberapa
orang ketika diminta membayangkan hal ini sampai menge-
luarkan air liur di lidahnya. Pertanyaannya apakah jeruk nipis
tadi benar-benar ada di dunia nyata atau sebuah realitas? Lalu
mengapa beberapa orang bahkan sampai mengeluarkan air liur
merasakan jeruk nipis yang asam ini?
Ternyata dengan kelima indera ini memungkinkan manusia
untuk menciptakan realitas di dalam pikiran yang sama sekali
berbeda dengan realitas di dunia nyata. Kemampuan mencipta
inilah yang membuat manusia dapat menciptakan kebudayaan
dan peradaban. Inilah karunia Tuhan yang diberikan HANYA
pada manusia dan tidak pada makhluk lainnya.
Mungkin anda pernah mendengar nama Darwis Triadi
seorang fotographer ternama dari Indonesia. Yang pasti, beliau
adalah orang yang sangat piawai memanfaatkan kemampuan
visualnya sehingga mampu menciptkan foto-foto terbaik yang
dihargai hingga ratusan juta rupiah per buah.
Atau juga seorang legenda musik Indonesia : Alm. Chri-
sye (Raden Christian Rahadi, 1949-2007) yang sepanjang
hidupnya telah meluncurkan 21 solo - album popular. Beliau
adalah orang yang sangat luar biasa cerdas dengan kemampuan
auditorynya, sehingga mampu mencipatkan ratusan buah lagu
yang mampu menggerakan emosi jutaan pendengar musik di
tanah air, hingga saat ini.
Ada juga Ronaldinho pemain sepak bola asal Brazil yang
lahir di Porto Alegre tahun 1980 ini mampu menggandengkan
FIFA Confederations Cup Golden Ball & Golden Shoe pada
tahun 1999 dan segudang prestasi lainnya. Ronaldinho sangat
optimal dalam memanfaatkan kecerdasan kinestetik nya.
Tentu masih banyak jutaan contoh lainnya bagaimana orang-
orang menjadi besar dan terkenal sebetulnya karena mampu
memanfaatkan anugrah modalitas dan submodalitas ini den-
gan optimal. Dan ternyata modal paling besar yang dianugrah-
kan Tuhan bukanlah berupa harta kekayaan yang berlimpah,
namun berupa kelima indera dan kemampuan berkreasi yang
sudah ada dalam diri kita.
Jika para POW saja mampu bertahan hidup di Dogpatch den-
gan menciptakan mataharinya sendiri, lalu alasan apa yang
membuat kita berkata bahwa kita tidak mampu bertahan dan
hidup sejahtera ditengah keberlimpahan negeri ini? Bukankah
Tuhan sudah menganugrahkan modal yang cukup untuk bah-
kan menciptakan matahari milik kita sendiri?
DIMANAKAH
KANTONG AJAIBKU?
John Rusly
Pengusaha, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
john@asli.or.id atau
11
DIMANAKAH KANTONG AJAIBKU?
Aku ingin begini, aku ingin begitu,
aku ingin itu banyak sekali.
Semua semua semua, dapat dikabulkan.
dapat dikabulkan dengan kantong ajaib.
Saya penasaran, apakah Anda pernah mendengar lagu dengan
lirik di atas?
Ya, betul! Itu adalah lagu Doraemon.
Doraemon, kucing bulat berwarna biru, adalah tokoh kartun
kesayangan saya.
Doraemon memiliki sebuah kantong ajaib, yang berbentuk
setengah lingkaran, dan menempel pada perut bundarnya. Dari
kantong tersebut, Doraemon dapat mengeluarkan banyak alat
ajaib dan memenuhi semua keinginan.
Saya dulu begitu mengimpikan bahwa saya juga memiliki kan-
tong ajaib yang dapat mengabulkan semua keinginan saya.
Setelah usia kian menanjak, dan saya bertambah bijak, saya
mulai menyadari bahwa ...
Saya sudah memiliki kantong ajaib!
Semua manusia telah memiliki kantong ajaib!
Anda juga!
Anda juga telah memiliki kantong ajaib!
Lalu, dimanakah kantong ajaib Anda?
Anda akan segera mengetahuinya, sebentar lagi....
****************
Jangan mengajari ikan berenang!
Jangan mengajari burung terbang!
Jangan mengajari harimau mengaum!
Demikian pesan Pak Syaiful Bachri, ketika kami memenuhi
undangan beliau untuk belajar bersama, di rumah beliau di
Subang.
Mengapa jangan mengajari ikan berenang? Mengapa jangan
mengajari burung terbang? Mengapa jangan mengajari hari-
mau mengaum? Apa artinya? Dapatkah bapak menjelaskan
lebih lanjut? Seorang peserta, dengan mata berbinar-binar,
bertanya dengan antusias.
Ya..., karena ikan itu, sejak lahir di dunia, sudah dapat bere-
nang. Anda tidak perlu mengajarinya berenang. Demikian juga
dengan burung-burung, pada waktunya mereka dapat terbang
sendiri. Harimau juga, tanpa perlu kamu ajarkan, dapat men-
gaum sendiri.
Semua kemampuan untuk hidup, sudah diberikan Tuhan ke-
pada semua mahluk hidup, dari sejak awal kelahirannya.

Dan jika saja, semua binatang mendapatkan kemampuan,
bagaimanakah dengan manusia yang lebih dimuliakan Tuhan
daripada binatang?
Lalu, bagaimana dengan Anda?
*****************
Setelah menyeruput kopi hitam, coach melanjutkan.
Tahukah Anda, bahwa Anda sudah memiliki semua kemam-
puan di dalam diri Anda ...
Segala sumber daya yang anda butuhkan untuk sukses sudah
tersedia di dalam diri Anda!
Sudahkan Anda menggunakan semua sumber daya yang di-
berikan Tuhan kepadamu? Atau, masihkah Anda mengeluh
kepada Tuhan atas ketidak-berdayaan-mu?
Semua orang terdiam dengan mata menerawang ..
Sekarang. Anda coba jawab pertanyaan ini. Berapa persenkah
kira-kira sumber daya yang telah anda gunakan saat ini?
Beberapa peserta menjawab ...
Anda yakin? Hanya segitu?
Anda memiliki kemampuan. Anda memiliki sumber daya.
Mengapa tidak dimanfaatkan sepenuhnya? Jika hanya segitu
yang Anda manfaatkan, apakah mungkin Anda akan mem-
peroleh KEINGINAN yang anda inginkan?
Ada orang yang bahkan berani-beraninya menyalahkan Tu-
han, ketika ia tidak mencapai keinginannya, padahal .... Coach
berhenti bicara, dan membiarkan para muridnya melanjutkan
kalimat tersebut dalam pikirannya.
Kalau tidak, begini saja deh! Kalau kamu tidak memerlukan
kemampuan tersebut, Saya pinjam deh kemampuan Anda.
Tinggalkan saja kemampuan kamu disini! Saya pinjam ke-
mampuan itu. Toh Anda tidak memakainya, bukan?
Mau saya pinjam??!!!
******************
Anda lihat? Manusia itu kadang terdengar aneh. Sudah me-
miliki kemampuan, malahan tidak dipakai dan terus mencari
kemampuan lain.
Beberapa orang iri melihat burung yang terbang bebas di ang-
kasa. Padahal, mungkin burung juga iri kepada orang itu, kare-
na dapat berkreasi dengan kreatif?
Tiba-tiba, sinar pengertian menerangi pikiranku.
AHa! Saya ternyata juga memiliki kantong ajaib, seperti pu-
nya-nya Doraemon.
Kantong ajaib itu sudah lama menempel pada diriku, seperti
Doraemon. Hanya saja, saya tidak menyadarinya.
Dan semakin saya menyadari, bahwa kantong ajaib itu, - sum-
ber daya dan kemampuan-kemampuan yang dianugrahi oleh
Tuhan kepadaku, semakin saya yakin bahwa saya dapat men-
capai segala keinginan saya.
Bila Doraemon, untuk mencapai keinginannya, harus berusaha
dan merogoh kantong ajaibnya, maka sayapun harus berusaha
dan merogoh kemampuan saya untuk mencapai keinginan
saya.
Sadarilah bahwa keinginan itu tidak akan tercapai jika Anda
tidak berusaha untuk memanfaatkan sumber daya di dalam
diri Anda.
Anda juga memiliki kantong ajaib untuk mengabulkan semua
keinginan anda.
Yang perlu anda lakukan adalah;
1. Menyadari keberadaan sumber dayamu.
2. Mengunakannya!
Dengan menyadari keberadaan sumber dayamu, dan mengu-
nakannya; 80%-100%, tidak seperti sekarang, 10%-20% saja
segala keingianmu akan terkabul.
Menarik bukan?
See you at the top.
John Rusly
www.johnyrusly.com
PS: Apa saja sumber daya manusia? Kita lanjutkan, tidak seka-
rang, tetapi pada perbincangan berikutnya. Sampai nanti ya ...
KEINGINAN DAN
KANTONG AJAIB
Merry
Pengusaha, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
merry@asli.or.id atau
12
KEINGINAN DAN KANTONG AJAIB
Setelah lulus kuliah aku merasa hidupku terombang-ambing
ga jelas, banyak keinginan, kepingin ini kepingin itu, tetapi
hanya sedikit yang dapat aku capainya.
Ketika aku bermain dikamar adik ku, banyak aku jumpai per-
nak-pernik Doraemon, salah satu tokoh kartun idola adikku.
Dan aku gak habis pikir juga kenapa adik ku suka dengan itu.
Setiap melihat pernak-pernik itu, aku pun terkadang ber-
nyanyi-nyanyi, Aku ingin begini aku ingin begitu ingin ini
ingin itu banyak sekali, semua semua dapat dikabulkan, dapat
dikabulkan dengan kantong ajaib. Aku ingin terbang bebas di
angkasa la..la.la.. aku sayang sekali... Doraemon....
Aku menyanyikan lagu ini dengan sangat penuh kegembiraan.
Berulang-ulang aku menyanyikan itu, tetapi setelah selesai
bernyanyi aku merasakan kesal, menggerutu dihatiku, enak yah
coba kalo aku punya kantong ajaib. Hmm.. (sambil menarik
nafas panjang) kapan yah aku punya kantong ajaib.
Ketika sedang berproses mencari jati diri, belajar kesana kesini
kesono tibalah aku bertemu dengan satu grup teman-teman
yang belajar mengenai Neuro-Linguistic Programing. Menu-
rut salah satu teman kami Neuro adalah saraf-saraf di dalam
diri kita; Linguistic adalah kata-kata; Programming adalah
proses menyusun. Jadi Neuro-Linguistic Programming adalah
Bagaimana menyusun kata-kata dalam diri kita. Tentunya,
kata-kata yang bermanfaat untuk diri kita.
Ketika kami sedang belajar bersama mengenai linguistik, tiba-
tiba aku tersadarkan dengan salah satu trainer kami, yang
menanyakan apa sih bedanya manusia dengan makhluk cip-
taan Tuhan yang lainnya. Katanya manusia itu makhluk yang
sempurna. Lalu, apa bedanya manusia dengan hewan? Hmm...
sambil mencoba berpikir dengan malesnya berkata dalam hati
ogah ah biar dia aja yang mikir. Masa dia yang ajarin aku, kok
aku yang mikir.
Pertanyaan berikutnya, bisa ga membayangkan bentuk spidol
ini bentuk nya di rubah jadi besar, kemudian kalau bentuknya
di rubah jadi kecil bisa ga, tentu saja bisa jawabku. Lalu bisa
ga berubah dengan model lain yang belom pernah ada didunia
ini. Tentu saja itu juga aku bisa, Mer gitu loch... gampang amat
nanya nya. Dilanjutkan dengan nada serius, sang trainer ber-
tanya lagi Kalau hewan gimana? Mampu gak berpikir gitu.
Wush.... tiba-tiba aku terdiam, berpikir sejenak. Iya yah, bahwa
kita mempunyai pola berpikir untuk mencipta, dulu tidak ada
mobil, tidak ada AC, tidak ada pesawat, tidak ada handphone.
Sekarang dengan seiringnya waktu, manusia menciptakan
hal yang tadinya tidak ada menjadi ada. Satu hal tersadarkan
bahwa aku ini makhluk ciptaan Tuhan, yang telah diberikan
kemampuan untuk mempergunakan sumber daya yang ada
didalam diri kita. Tetapi, kenapa selama ini aku tidak mem-
berdayakan dengan semaksimal mungkin sumber daya yang
Tuhan berikan.
Aku teringat ketika aku kecil orangtua dan guru-guru kita
memberitahu bahwa manusia mempunyai panca indera. Apa
aja panca indera yang telah diberikan Sang Pencipta?
Visual (Contoh : Mata), kita diberikan kemampuan untuk me-
lihat, bisa kah kita memberdayakan dengan semaksimal mung-
kin? Mengapa kita tidak gali potensi visual kita? Seorang Dar-
wis Triadi dia menggunakan visualnya utk menjadi seorang
photographer handal.
Auditory (Contoh : Telinga), kemampuan untuk mendengar,
teringat dengan sosok Stevie Wonder. Apakah dia memiliki
visual? Rangkaian nada-nada yang diperdengarkan dan din-
yanyikan dalam sebuah lagu menjadikan lagu itu enak diden-
gar. Seorang Komposer dunia seperti Bethoven, Mozart; kalau
mereka tidak menggunakan auditorynya seperti apa yah musik
yang nantinya akan kita dengar. Apakah merdu atau titik titik
deh.
Kinestetik (Contoh : Kulit), kemampuan merasakan/indera
peraba. Seorang Ronaldo, bintang sepak bola dunia, atau yang
lagi top pemain timnas sepak bola Indonesia Christian Gon-
zales; yang mencetak gol untuk bangsa kita masuk nal AFF
2010. Lihatlah, betapa menggunakan kemampuan kineste-
tik dapat menjadi sesuatu yang bernilai. Hal ini menjadikan
Christian Gonzales menjadi bintang kebanggaan untuk bang-
sa kita.
Olfactory (Contoh : Hidung), kemampuan untuk mencium
bau. Kira-kira ada yang tau, berapa bayaran mereka-mereka
yang sangat ahli memberdayakan penciumannya; seperti para
tester tembakau dan parfum?
Gustafory (Contoh : Lidah), kemampuan lidah untuk mera-
sakan rasa apa. Pokoe maknyus!, kirakira sapa yah yang
sering ngomong gitu?? Iya, itu adalah Bondan Winarno den-
gan Wisata Kulinernya, mencoba berbagai menu masakan dan
merasakan enaknya. Hmm.. membuat aku lapar..
Betapa besarnya kemuliaan Tuhan memberikan Sumber Daya
yang bisa kita gali. Ya.. Tuhan, mengapa baru ku sadari ini yah?
Hanya dengan kata-kata yang ditanyakan seseorang kepa-
daku, telah merubah Pikiran dan Perasaanku. Terasa tertam-
parnya diriku.
Kemudian trainer itu menjelaskan juga :
Kata-kata - Pikiran dan Perasaan - Keputusan - Tindakan -
Nasib Kehidupan
Sebuah kata-kata dapat mempengaruhi Pikiran dan Perasaan.
Kemudian akan mempengaruhi Keputusan dan Tindakan apa
yang akan dilakukan. Semuanya itu yang nantinya mempenga-
ruhi nasib kehidupan kita.
Ini adalah salah satu hal dasar kehidupan, yang sebenarnya
adalah bagaimana kita menggunakan kata-kata yang berman-
faat yang bisa memperdayakan kita menjadi pribadi yang lebih
baik lagi.
Kata ingin vs butuh. Selama ini aku cuma ingin aja, na-
manya ingin. Ya Cuma kepingin. Yah boleh dikejar, boleh
gak. Tapi bagaimana dengan kata butuh? Dengan kata butuh,
sesuatu hal yang menjadi kebutuhan ku perlu aku kejar untuk
mencapainya.
Keinginan bisa dicapai kalo kita butuh, namanya dikondisi kri-
tis. Di kondisi ini, kita akan berpikir menjadi lebih kreatif. Tapi
tidak hanya itu saja. Terlepas dari keinginan saja, apakah perlu
yang namanya Persiapan untuk mencapainya?
Sobat-sobatku, bagaimana hasilnya keinginan tanpa persia-
pan? Hasil seperti apa yang kita dapatkan tanpa persiapan.
Ini dia kelemahan saya selama ini. Saya tersadarkan kembali
bahwa keinginan yang tidak dipersiapkan, membuat saya men-
jadi seseorang yang asal-asalan. Lalu, bagaimana caranya saya
mempersiapkan supaya saya mencapai keinginan saya? Tentu
saja Usaha.
Berapa besar usaha kita untuk mempersiapkan dan bagaimana
usaha kita menindak lanjuti persiapan yang kita buat.
Sobat, ringkasnya seperti ini : Keinginan - Persiapan - Usaha
Jadi yang namanya keinginan, perlu jadikan sebagai suatu ke-
butuhan. Dan persiapkanlah dengan detail dan rinci, serta tin-
dak lanjuti persiapan itu dengan usaha menggunakan semua
sumber daya yang kita miliki.
Sobat-sobatku, semuanya ini berawal dari sebuah kata-kata.
Betapa pentingnya sadar akan kata-kata / linguistik, yang akan
mempengaruhi Pikiran dan Perasaan kita. Apakah kita sudah
punya kantong ajaib...?
Apakah kita sudah menghargai sumber daya yang diberikan
Sang Pencipta?
Apakah sudah kita bersyukur memiliki panca indera?
Apakah kita harus menyalahkan Tuhan dengan nasib kita?
Jawabannya ada di diri Anda masingmasing. Kalau untuk
saya pribadi, intinya sadar akan kata-kata yang mempengaruhi
nasib kehidupan. Bersyukur kepada Tuhan atas modal yang di-
berikan kepada kita.
Selamat datang di Aliansi Sadar Linguistik Indonesia..
Happy, Smile, Love & Peace- MER-
TERAPI PENUMPANG
DI PESAWAT
Mulia Sunarko
Apoteker, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
mulia@asli.or.id atau
13
TERAPI PENUMPANG
DI PESAWAT
Saat itu saya berada di bandara Sepinggan dengan tujuan ke
kota Surabaya untuk mengikuti satu workshop. Saya sudah be-
rada di dalam pesawat. Setelah menaruh barang bawaan laptop
di kabin. Saya masuk ke tempat duduk saya di bagian tengah.
Saya duduk di bagian kanan. Sebentar kemudian ada seorang
wanita berumur sekitar 20-an mengatakan permisi karena mau
masuk ke tempat duduk di kanan saya dekat jendela pesawat.
Pramugari mulai memberikan informasi keselamatan penum-
pang. Dalam hati saya berkata bahwa sudah saatnya menyiap-
kan peralatan yakni mp3 player dan bantal penyangga leher,
tidur serasa nyaman sekali apalagi diiringi musik. Hidup ini
memang mengasyikkan, wow!
Serasa tidak nyaman tanpa basa basi dengan penumpang se-
belah apalagi jaraknya cuma beberapa cm dari saya. Mulai dari
pertanyaan dari mana, hendak ke mana, apa yang dilakukan,
dstnya. Didapat informasi bahwa penumpang di sebelah saya
adalah pramugari satu maskapai penerbangan internasional se-
but saja namanya Rahayu. Rahayu dalam rangka bertemu kan-
gen dengan pacarnya yang notabene orang asing dari benua
Australia.
Rahayu bercerita tentang keinginan dan harapan dia nantinya
setelah menikah. Rahayu juga menceritakan sikap menerima
apa adanya dari dia terhadap calon suaminya ini walaupun
banyak noda hitam dalam kehidupan masa lalunya.
Melanjutkan apa yang diceritakan Rahayu mengenai rumah
tangga, saya juga memberikan beberapa cerita tentang hubun-
gan anak dan orang tua dan beberapa kasus trauma anak. Ru-
panya Rahayu menyimak cerita saya dengan mimik serius dan
akhirnya keluar dari mulut Rahayu bahwa dia juga mempunyai
satu trauma akan satu kejadian di masa umur 2 tahun.
Cerita terus berlanjut hingga saya memperkenalkan diri saya
sebagai seorang terapis. Saya tawarkan untuk membantu Ra-
hayu. Rahayu mengiyakan dan memang dia sudah lama mau
membuang trauma ini tapi dia tidak bisa melakukannya hingga
saat ini.
Dari cerita kejadian ini memang traumatik dan teknik pilihan
adalah Fast Phobia Cure. Selesai melaksanakan teknik FPC
dengan dipandu saya, Rahayu merasa lega, nyaman. Untuk
memastikan digunakan teknik Dierensial Integral Tera-
py, semua dilalui Rahayu dengan baik hingga Rahayu berani
mengambil tanggung jawab, memaafkan, ikhlas, mengambil
hikmah dan bersyukur atas apa kejadian yang menimpa pada
dirinya.
Saat ditanya apa yang dirasakannya sekarang, Rahayu menjaw-
ab bahwa dia merasa lega, nyaman, sepertinya ada beban berat
yang sudah terlepas dari dirinya, senyum bahagiapun ditebar
Rahayu, saya juga turut senang.
Kemudian saya bertanya apa ada hal lain lagi yang mau dibantu,
Rahayu mengatakan dalam dirinya ada pro dan kontra men-
genai hubungannya dengan pacarnya sekarang, ada satu bagian
yang tidak setuju karena catatan hitam dalam kehidupan lalu
pacar Rahayu, bagian yang lain setuju untuk terus melanjutkan
hubungan ke jenjang pernikahan.
Teknik visual squash adalah pilihan yang saya gunakan. Tan-
gan kiri Rahayu yang menolak untuk melanjutkan hubungan
dan tangan kanan menyetujui untuk meneruskan hubungan ke
jenjang perkawinan.
Tingkat demi tingkat dilewati oleh masing-masing tangan
Rahayu hingga menyatu dan memberikan satu jawaban bulat
dari dua kubu tangan kanan dan kiri yaitu Rahayu dapat terus
melanjutkan hubungan dengan pacarnya dan bimbingan ke ja-
lan yang benar akan Rahayu lakukan demi pacar tercinta dan
memang itu adalah misi hidup yang akan diemban Rahayu dan
keputusan ini muncul dari penyatuan kedua kubu dalam diri
Rahayu.
Tidak terasa dengan selesainya terapi yang dilakukan untuk
Rahayu juga menunjukkan telah selesai perjalanan saya menu-
ju bandara Juanda di Surabaya. Pesawat sudah mendarat, uca-
pan terima kasih saya dapatkan dari Rahayu, saya bersalaman
dengan Rahayu sambil mengucapkan salam perpisahan.
Melalui ilmu NLP saya telah mendapatkan banyak kata-kata
bermanfaat yang dapat saya gunakan untuk merubah kehidu-
pan orang yang saya bantu. Memang kata-kata itu menakjub-
kan......
MANA YANG PENTING:
PERASAAN ATAU
PIKIRAN?
Subhan Rizky
Trainer, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
subhan@asli.or.id atau
14
MANA YANG PENTING:
PERASAAN ATAU PIKIRAN?
Dunia Mind Technology sangat saya senangi sejak tahun
1995, dimana pada saat itu saya berubah dari yang minder dan
pendiam menjadi PD (Percaya Diri) dan lebih berani bicara.
Perubahan drastis saya tersebut dikarena saya mempelajari
salah satu buku wajib dalam dunia MLM (Multi Level Mar-
keting). Selanjutnya saya menemukan dan mempelajari banyak
buku-buku Mind Technology mulai dari Ilmiah sampai den-
gan Metasika (katanya Esoterik).
Saya banyak sekali mendapatkan manfaat dari ilmu-ilmu yang
saya pelajari, kadang ada juga yang tidak berhasil, semua saya
pelajari hanya dari buku dan saya praktekkan dalam kehidupan
saya. Sangat jarang sekali saya ikut training, mengingat di kota
saya dulu Banjarmasin jarang ada training/pelatihan khusus-
nya pengembangan diri atau Mind Technology serta pada saat
itu saya masih kurang sadar untuk ikut-ikut training, mungkin
uangnya juga hehehehe.
Saya mengartikan Mind Technology adalah Kekuatan Piki-
ran atau Teknologi Pikiran. Kasian amat ya Perasaan tidak
disebut-sebut, padahal manusia selain mempunyai pikiran,
juga mempunyai perasaan.
Hingga pada akhirnya pada tahun 2006 saya sudah mulai sadar
dengan dunia training, dan saya sering ikut training di Jakarta,
saya sering bolak-balik Banjarmasin-Jakarta, karena saya ma-
sih tinggal di Banjarmasin (Kalimantan Selatan).
Awal Tahun 2007 saya memutuskan untuk resign (menurut
saya memajukan diri) dari Perusahaan Perbankan yang mem-
besarkan saya hingga jabatan saya terakhir Support & Op-
erasional IT Manager dan hijrah dari Banjarmasin ke Jakarta
untuk menjadi seorang Trainer, meski pada saat itu hampir
semua keluarga tidak menyetujui saya keluar dari perusahaan
tersebut dan pindah ke Jakarta. Namun saya tetap bertekad dan
memutuskan pindah ke Jakarta dan menjadi seorang Trainer.
Dengan meminta pengertian dan restu kepada keluarga khu-
susnya Ibu Kandung dan Istri tercinta, akhirnya saya pindah
ke Jakarta.
Di Jakarta tidak serta merta jadi Trainer, saya bekerja di salah
satu perusahaan perbankan yang bergerak di mikro dengan
level jabatan yang tinggi.
Mengingat kemampuan saya di bidang training khususnya
Trainer masih belum cukup, saya tidak dapat dijadikan Train-
er oleh salah satu Mentor saya, menurut kesimpulan saya pada
saat itu. Dan akhirnya saya terlibat dalam dunia pekerjaan saya
yang baru dengan bidang yang sama seperti perusahaan sebe-
lumnya yaitu perbankan, hanya saja bidang tugas lebih kecil,
namun tanggung jawabnya bergitu besar.
Disinilah perasaan saya mulai menguasai diri saya, saya sering
mengeluh dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang besar,
ditambah lagi saya tidak jadi Trainer seperti apa yang saya
cita-citakan pada saat memutuskan hijrah ke Jakarta. Ditambah
lagi harta saya yaitu mobil saya yang ada di Banjarmasin di jual
untuk ikut training-training dan memenuhi kebutuhan hidup
saya dan keluarga di Jakarta.
Saya sering meratapi nasib saya di Jakarta, boleh dikatakan
jauh lebih enak di Banjarmasin dari pada di Jakarta, yang lebih
susah, kadang saya menangis sendiri pada saat perjalanan pu-
lang dari kantor ke rumah dan kadang di rumah juga menan-
gis, kalau sedang sendirian dan tidak ada keluarga (istri dan
anak) di rumah. Namun karena keputusan saya hijrah ke Ja-
karta dulu, saya menguatkan hati saya untuk terus bertahan
dan mencari ide bagaimana agar tetap dapat menjadi seorang
Trainer.
Sambil saya tetap bekerja di perusahaan perbankan tersebut,
saya tetap terus belajar mengikuti training-training dan belajar
di buku. Saya mulai menguasai perasaan khususnya di ling-
kungan kantor perbankan namun untuk di lingkungan kelu-
arga masih belum dapat menguasai, saya sering marah pada
anak-anak saya.
Saya mulai melihat peluang menjadi Trainer dengan ber-
partner dengan perusahaan Bisnis Coaching milik salah satu
teman saya satu angkatan di Train For Trainer dan saya mulai
memberikan seminar preview Bisnis Coaching secara publik di
Jakarta beberapa kali dan di Banjarmasin. Hanya beberapa bu-
lan perusahaan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Saya
cukup dapat menerima kondisi tersebut, meski sudah investasi
untuk bisnis tersebut.
Saya mencari terus peluang untuk dapat training, hingga akh-
irnya saya ketemu sama salah satu partner saya saat ini yang
memiliki Lembaga Training di Perbankan Mikro, dan saya
mulai memberikan training hampir 1 bulan sekali. Saya meli-
hat peluang ada modul training lagi trend yang diminati, saya
sudah mempelajari dan mulai mendalaminya, saya sangat me-
nyukai modul ini, karena dapat membantu orang lain berubah
dan menjadi lebih baik. Saya membawakan modul ini di be-
berapa kota Indonesia.
Training saya mulai sering, hampir setiap weekend training di
kota-kota Indonesia dengan beberapa modul. Saya semakin
fokus terhadap masalah dan perubahan orang lain, saya mem-
pelajari teknik-teknik yang cepat dapat merubah orang lain,
namun saya lupa pada perubahan diri saya.
Salah satu Sahabat belajar saya mengajak untuk belajar ke-
pada Seseorang yang Misterius, saya bersama sahabat-saha-
bat belajar ke tempat kediaman Orang yang Misterius salah
satu daerah di Jawa Barat, di sana disambut oleh Orang yang
Misterius bersama 2 (dua) orang lagi, yang 1 saya kenal di
Facebook, orang Super Aneh di Facebook dilihat dari status
& komentarnya, yang 1 lagi saya belum kenal, namun sudah
mengenal namanya sebagai penulis buku.
Sejak awal datang di rumahnya kami (saya dan sahabat)
dibuat Hang dengan pernyataan, pertanyaan dan penjelasan
mereka mulai Sabtu Siang sampai Siang Minggu (non stop).
Di sana mendapatkan penjelasan mengenai level pembelajaran
mulai dari presenter sampai dengan Guru. Rupanya saya yang
mengaku Trainer ini, masuk kategori Presenter, karena belum
dapat mengaplikasikan sepenuhnya apa yang saya sharingkan.
Setelah pulang dari rumah tersebut kami banyak yang Hang
dan Luka Dalam, karena banyak bersebrangan dengan apa
yang dipelajari selama ini.
Tidak sampai di situ, akhirnya mengikuti pelatihan/Coaching
yang aneh juga, kadang membuat kejutan-kejutan dan mem-
bangkitkan emosi. Pembelajaran di situ banyak fokus pada pe-
rubahan diri sendiri.
Saya mulai tahu mana Pikiran, mana Perasaan. Pikiran adalah
Visual Auditory (VA) dan Perasaan (Kinesthetik, Olfactory
dan Gustatory). Selain itu Mind bukan berarti pikiran saja,
melainkan perasaan ada di sana juga.
Saya teringat cerita saya di atas, saya sering mengeluh (Per-
asaan) dan saya tidak dapat melihat (Pikiran) peluang-peluang
di depan. Gara-gara pikiran saya dibelenggu perasaan, banyak
menyalahkan orang lain dan keinginan saya menjadi present-
er pada saat itu menjadi lebih lama.
Di dalam presentasi saya, saya sering menggunakan pikiran
saja, yang sebenarnya adalah pikiran dan perasaan. Saya terus
melatih di dalam presentasi saya untuk menggunakan pikiran
dan perasaan sesuai kebutuhannya.
Beruntung saya bertemu dengan orang-orang yang mengajari
sesuatu yang Benar mengenai Mind sehingga saya berusaha
melatih terus aplikasi Mind atau Pikiran dan Perasaan un-
tuk kehidupan saya khususnya di keluarga yang masih sangat
kurang sekali dan pada saat saya presentasi sebagai Presenter.
Sangat dimudahkan lagi bahwa sebelum terjadinya Pikiran
dan Perasaan dimulai dari Kata-kata
Mari berlatih bersama-sama mengolah kata-kata, pikiran dan
perasaan.
Terima kasih kepada para Coach yang membimbing saya dan
sahabat-sahabat seperjalanan.
PILIH GILA;
HIDUP INDAH ATAU
NORMAL; HIDUP SURAM?
Eendy Yasin
Pengusaha, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
eendy@asli.or.id atau
15
PILIH GILA; HIDUP INDAH ATAU
NORMAL; HIDUP SURAM?
Sudah terlalu lama Saya hidup Normal (kata Orang Normal;
dulu Saya Normal) sehingga apa yang Saya dapat dalam hidup
ini sama seperti kebanyakan Orang Normal pada Umumnya ,
Hidup ini serasa hambar tanpa warna.
Standar Orang Normal:
1. Gak punya duit jadi Stress, mau makan apa ya ?.
2. Banyak duit jadi Stess, bagaimana cara menyimpannya su-
paya aman ?.
3. Anak bikin gaduh jadi Stres, jadi berisik mengganggu ke-
nyamanan rumah
4. Anak diam jadi Stres, dikira tak lincah kurang pergaulan
5.
6. Dst. (Lanjutkan sendiri sesuai dengan kondisi orang nor-
mal)
Standar Orang Gila:
Gak punya duit tetap happy, terserah yang punya duit mau
ngasih aku kapan yang penting aku masih bisa hidup Kok.
Gemuk lagi (^_^)
1. Banyak duit tetap happy, bisa berbagi kebahagian kepada
orang normal Type point 1 (^_^)
2. Anak suka bikin gaduh tetap happy, Diberikan Anak yang
Energic dan Sehat (^_^)
3. Anak pendiam tetap happy, Diberikan Anak yang tak ban-
yak bicara tapi banyak Action (^_^)
4.
5. Dst. (Hanya Orang Gila yang bisa melanjutkannya) (^_^)
Seseorang disebut Gila dikarenakan tingkah lakunya tidak ses-
uai dengan tingkah laku orang normal, Sedangkan Orang Gila
menyebut orang normal itu Gila dikarenakan tidak sesuai den-
gan tingkah laku normalnya Orang Gila (^_^)
Hanya Orang Gila yang akan mendapatkan sesuatu yang di-
luar kebiasaan dan Hanya orang normal yang mendapatkan
sesuatu yang biasa-biasa saja, CATET ITU !!! (^_^)
KeGilaan Saya dimulai setelah mengikuti pra pelatihan DC
di Subang dengan Coach yang Saya sebut Duo Sableng plus
Master Sito Gendeng kwkwkw (Tak tahan ku menahan geli
jika terbayang wajah Mereka), dalam pelatihan tersebut diajar-
kan bagaimana sebuah kata-kata dapat menentukan Nasib se-
seorang dan memanfaatkan secara optimal semua sumber daya
yang telah Tuhan berikan kepada Kita.
Tingkah laku Saya dianggap aneh karena setiap apapun yang
berada di sekitarKu, Saya ajak bicara. Dari mulai Hewan, Tum-
buhan, Air, Udara, Organ Tubuh sampai dengan si Jack (motor
tunggangan Saya). Saya Rasakan Hidup begitu INDAH, Te-
man Saya begitu banyak dan LINTAS BATAS. Yang begitu
luar biasa ternyata komunikasi itu bukan hanya satu arah tapi
dua arah, yang pastinya mereka menjawab dengan bahasa mer-
eka masing-masing.
Pada suatu malam Saya berniat mengejak Istri dan kedua
anakku makan malam di restoran dengan menaiki si Jack. Di
tengah perjalanan tanpa sadar saya melihat indikator bensin
menunjukkan ke titik nadir (malah minus di bawah garis ter-
bawah).
Kami mulai cemas karena jauh dari pom bensin dan posisi
restoran masih jauh. Di persimpangan jalan Saya berdiskusi
dengan Istri, Jika Kami ke kiri menuju restoran sedangkan
kanan menuju tukang bensin eceran yang jaraknya 1 km lagi,
Pilih yang mana ?
Akhirnya Kami memutuskan memilih ke kanan untuk mem-
beli bensin, ternyata yang Kami dapat adalah tukang bensin
eceran tersebut sudah tutup Alamak, kasihan juga kalau
anak yang masih kecil-kecil ini jalan kaki yang lumayan jauh.
Apa yang Anda bayangkan jika hal itu terjadi pada orang Nor-
mal seperti Anda ? (menggerutu dalam hati dengann memaki-
maki diri sendiri karena kurang teliti, nyalahin Si Jack atau
bahkan nyalahin Tuhan? ).
Saya malah tertawa . Hahahahahaha Jack Sorry banget
yaa, Ku tahu Kau haus tapi apa daya tak kutemukan bensin
untukmu, Kamu tahu khan saat ini aku tidak sendiri tapi
satu team lengkap, kau tak mungkin tega melihat anak2 yang
masih kecil berjalan jauh, Tolonglah kami dengan menghemat
minummu sehingga masih dapat berjalan sampai ke restoran
dan pulang ke rumah, Ok, Jack ? Ayo lah My Best Friend (^_^)
Sip, Bismillah Come on Buddy .
Luar Biasa Bin Gila setiap ku Tancap Gas Si Jack ngerem
dgn sendirinya untuk ngurangin kecepatan, Dia tahu bener ke-
cepatan berapa yang memungkinkan supaya Bensin yang ter-
sisa dapat untuk pergi dan pulang, sehingga niat kami untuk
makan malam dapat terlaksana dengan menyenangkan.
Keesokan harinya, kakak Saya tanpa minta izin meminjam si
Jack. Baru jarak 400 meter si Jack berhenti karena bensinya
benar-benar habis. Kakak Saya telepon dan menggerutu Sia-
lan Kamu, baru minjem motor sebentar sudah suruh dorong
lumayan jauh untuk beli Bensin, Cek dong indikator bensinya
. kwkwkw (Ku tertawa geli banget, dalam hati berujar Lha
Ente sendiri kenapa gak ngecek dulu indikator bensinnya.
Sekali lagi Tanks Jack) .
Hampir setiap pagi Saya keluar rumah, Saya sapa pepohonan
yang berada di sekitar komplek rumah, ngucapin terimaka-
sih telah memproduksi oksigen untuk makhluk hidup di
sekitarnya, menanyakan bagaimanakah kabarnya, mencabuti
dedaunan yang sudah layu, dll
Sampai suatu saat Saya berjalan mau keluar komplek tanpa
kusadari pepohonan pada menyapa Assalamualaikum Sin,
Bagaimana kabarnya dan mau kemana ? Waw Betapa In-
dahnya hidup Ini, bukan hanya sesama manusia yang menya-
pa tetapi pepohonan juga bisa menyapa. Indahnya dianggap
GILA (^_^)
Sampai saat ini anakku yang berumur 5 tahun selalu memang-
gilku Ayah Tukang Sulap hal ini bermula ketika ia jatuh ter-
peleset dan menangis sambil memegangi kakinya. Setelah saya
periksa, untunglah tidak ada luka serius yang ditemukan.
Kemudian Saya berkata Sayank Ayah pinjam sakitnya se-
bentar boleh? Sebentar saja. kok. Nanti Ayah kembalikan kalau
sudah selesai.
Anak : Boleh Ayah Nich.
Saya : Terimakasih Ya Sayang Gimana sekarang masih
sakit?
Anak: Masih sakit Ayah.
Saya : Lho .. khan sakitnya sudah Ayah pinjam, sekarang
sakitnya ada di saku Ayah, berarti Sayang belum benar-benar
minjamin Ayah, nich Ayo, dong. Ayah cuman pinjam se-
bentar saja?
Anak: Nich, Ayah ambil semua (Sembari menyodorkan tan-
gannya yang seperti menggenggam sesuatu).
Saya : Wah, terima kasih banyak Sayang Gitu dong Ikh-
las minjaminnya. Sekarang bagaimana masih sakit Sayang?
Anak: Kok sudah gak sakit Ayah... Ayah bisa sulap, yaaa,
belajarnya di mana sich Ayah?
Saya : Di suatu tempat yang isinya orang GILA semua
Ciakakaka (tak kuasa kutahan tawa)
Dari kejadian tersebut, jika Anaku merasa badannya ada yang
sakit langsung lari mencari Ayahnya untuk minta supaya Saya
meminjam Rasa sakitnya, Hahahahaha ..
Banyak kejadian-kejadian gila yang Saya alami sampai-sampai
salah seorang saudara minta bantuan untuk mengusir orang
gila berbaju dekil yang mengganggu pemandangan outlet Ice
Creamnya. Karena menurut saudaraku hanya Orang Gila yang
mampu berkomunikasi dengan Orang Gila Ciakakaka
Dengan menjadi Gila (bertingkah laku Abnormal tapi nyata
hasilnya) Saya menjadi lebih MENSYUKURI segala sesuatu
yang Tuhan ciptakan untuk menyokong kehidupan Kita. (^_^)
Dengan menjadi Gila (bertingkah laku Abnormal tapi nyata
hasilnya) Saya menjadi lebih BERSAHABAT dengan Alam
sekitar. (^_^)
Dengan menjadi Gila (bertingkah laku Abnormal tapi nyata
hasilnya) Setiap Tantangan (Masalah bagi orang normal)
Saya sambut dengan riang gembira karena setiap tantangan
akan membawaku menuju anak tangga Kedewasaan dan Pasti-
nya menjadikan masa depan yang lebih BAIK. (^_^)
JADI SEKARANG ANDA PILIH YANG MANA ?
FLOWER OF LOVE
Rudi Tamrin
Pembicara Publik, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
rudi@asli.or.id atau
16
FLOWER OF LOVE
Bunga, kematian dan cinta menampilkan perspektif baru men-
genai kata cinta. Seperti bunga layu dan gugur dan mati bukan
karena rapuh dan lemah, tapi selesai menuntaskan cintanya
dalam memberi keindahan, manusia mesti berani merangkul
kematian-kematian kecil untuk menuntaskan cintanya dalam
berbagi utnuk sesama sebelum ia mati secara sempurna untuk
menuntaskan cintanya pada Tuhan dan alam.
Banyaknya pengalaman mengenai cinta menimbulkan ker-
agaman pemahaman mengenai cinta itu sendiri. Dan apakah
persisnya cinta itu? Tidak ada yang secara tepat dapat men-
gungkapkan kebenaran mengenai cinta itu termasuk Erich
Fromm seorang psikolog cinta yang mengatakan cinta itu se-
buah seni.
Uraiannya tetap tidak dapat memuaskan orang mengenai mak-
na cinta. Tapi, apakah itu penting? Bukankah yang terpenting
adalah bagaimana kita memaknai cinta itu dalam kehidupan
pribadi kita. Yang bisa saya petik dari cinta itu seni adalah bah-
wasanya cinta itu memerlukan sebuah kiat untuk kita dapat
memahami keutuhannya. Mengapa disebut seni sehingga me-
merlukan kiat untuk menghidupinya? Karena satu cinta beribu
makna!
Cinta dapat menghasilkan sebuah tragedi, tragedi cinta na-
manya. Cinta membuahkan krisis, krisis cinta namanya. Cinta
menghasilkan nafsu juga, nafsu cinta namanya. Cinta dapat
dipakai hanya untuk satu malam, cinta satu malam namanya.
Cinta menghasilkan banyak sekali lelucon, lelucon cinta na-
manya. Cinta itu lurus tapi sekaligus bengkok, sehingga dina-
makan cinta lurus-lurus mata kail. Cinta merupakan seni se-
hingga muncul seni mencinta seperti yang digambarkan dalam
sajak-sajak di atas. Cinta juga menghasilkan kisah horor, horor
cinta namanya. Salah satunya adalah seperti yang saya kutip
berikut ini dari keisengan kawan-kawan dalam email yang saya
terima.
Cinta itu seperti jelangkung. Dia datang tak dijemput, pulang-
pun tak diantar.
Cinta itu seperti sundel bolong, cantik depannya tapi be-
lakangnya bolong
Cinta itu ibarat pocong, suka meloncat-loncat dari satu hati ke
hati yang lain
Cinta itu serperti tengkorak, meski bisa menyatu tapi gampang
berantakan
Cinta itu kayak tuyul, kalo ngak ada duit ngak bisa jalan
Parahnya cinta itu kayak kuntilanak. Kalo ngak bisa nahan diri
pasti ujung-ujungnya gendong anak. Wkwkwk...
Sekarang mari kita serius lagi, stop dari apapun yang anda ter-
tawakan. Kahlil Gibran penyair sentimentalis cinta menulis-
kan prosa cinta dalam 4 musim, semi, gugur, panas dan din-
gin. Mari kita dengarkan sajaknya mengenai kehidupan cinta
musim semi
Kemarilah , kekasihku, marilah kita berjalan di antara puing-
puing, karena salju telah mencair.
Hidup bergulir dari kediamannya dan berputar-putar di antara
lembah dan bukit. Pergilah bersamaku dan kita akan temukan
jejak-jejak kaki musim semi di padang yang luas.
Marilah kita mendaki sampai puncak bukit itu dan melihat
tetumbuhan dalam hamparan hijau di sekeliling kita.
Karena musim telah menguak tudung yang telah digulung malam
musim dingin.
Pohon plum dan apel mengenakannya, dipersiapkan seperti wanita
di malam pertama. Kebun-kebun buah telah terjaga dari tidurnya.
Cabang-cabangnya berpelukan seperti riuhnya para pecinta.
Sungai-sungai mengalir, menari di antara bebatuan, menggemak-
an nyanyian kegembiraan.
Bunga-bunga bermekaran dari jantung alam seperti buih di lau-
tan.
Kemarilah mari kita minum tetesan air hujan terakhir yang men-
gucur dari cangkir bunga bunga bakung , dan mengisi jiwa kita
dengan nyanyian burung. Sekarang saat untuk menghirup dalam-
dalam bau angin segar musim semi.
Marilah kita duduk di atas batu tempat bunga lembayung bersem-
bunyi, saling bertukar ciuman cinta.
Musim semi mengakhiri musim dingin dan mengawali suatu
pengharapan akan kehidupan yang baru. Musim dingin bukan
akhir segalanya ketika bunga-bunga mulai bermekaran, salju
mencair, sungai mengalir kembali, orang-orang keluar dari
rumahnya menghirup udara segar pemberian sang Pencipta.
Bunga-bunga yang mati hidup lagi, bersemi pucuknya dan
mulai bermekaran kembangnya. Cinta yang tadinya kandas
karena kedinginan hati perlahan mulai menunjukkan geliat-
nya. Ya, itulah hidup pada musim semi, musim penuh peng-
harapan akan kegembiraan musim panas dan kelimpahan dari
musim gugur. Dingin lagi dan semi lagi, itulah hidup berputar
dari cinta yang satu ke cinta yang lain.
Beberapa tahun lalu di bersama dengan dua orang kawan, saya
menyelenggarakan sebuah konser musik bertajuk Te Flower
of Love, sebuah konser yang indah dan penuh cinta karena
keterlibatan orang-orang di dalamnya. Konser ini dikemas se-
bagai konser amal untuk membantu kawan-kawan yang masih
dalam pendidikan di alamater tempat kami dulu kuliah. Be-
gitu mudahnya para sahabat memberikan kebaikannya dengan
rela memberi sumbangan yang tidak kecil berupa tenaga dan
dana. Saya sangat terharu waktu itu. Itu pula buah dari sebuah
kepercayaan ketika tanpa ragu orang-orang memberikan seba-
gian dari rejekinya untuk membantu orang yang belum tentu
mereka kenal.
Singkat cerita konser itu berbuah manis bagi para penikmat-
nya di suasana Natal yang syahdu. Banyak orang mengatakan
konser yang diselenggarakan di sebuah Mal ternama di Jakarta
itu berlangsung sukses. Semuanya senang. Namun tragis ke-
tika pertemanan kami bertiga sebagai promotor bersama kon-
ser mengatas namakan cinta itu kandas, alias mati alias bubar
beberapa saat setelah konser itu. Memang tidak seindah na-
manya.
Belakangan saya sadar bahwa kematian itu diperlukan untuk
memahami apa sesungguhnya arti cinta pada sesama. Sebuah
pengorbanan yang tidak kecil, karena betapa secara materi dan
moril kami dirugikan oleh kematian itu. Namun, kematian
itu memberi perspektif baru mengenai sebuah persahabatn.

Orang boleh mengartikan cinta sesuai pengalaman hidupnya.
Tapi, perlu disadari makna cinta sesungguhnya ada pada pas-
sion dalam hal berkorban. Jika tidak mampu melakukan pen-
gorbanan, jangan pernah kita mengatakan bahwa kita sudah
mencintai. Kita perlu mengorbankan waktu, materi, ego untuk
berani mencintai. Tanpa itu justru kita akan mengorbankan
orang lain. Isa Almasih, Ibu Teresa dari Kalkuta, Mahatma
Gandhi dari India, dan sederetan orang-orang yang mende-
dikasikan hidupnya bagi orang lain adalah manusia-manusia
yang mati untuk keselamatan orang lain.
Mantan samurai bernama Gorou dalam buku Samurai Ka-
zegatana: Pedang Angin, penertbit Qanita 2009 menemukan
makna kehidupan dalam bunga. Berikut petikannya:
Apa yang kau pikirkan sewaktu memandangi hamparan bunga
itu? tanya Horou.
Saya memikirkan masa depan saya, jawab Hanmaru.
Ada apa dengan masa depanmu?
Saya takut kalau-kalau saya nanti menjadi seperti bunga-bunga
ini-begitu rapuh dan lemah...Begitu mudah gugur oleh sedikit ter-
paan angin. Manusia dan bunga itu serupa; takdir telah menen-
tukan bahwa manusia juga pasti akan mati seperti bunga-bunga
itu.
Itu memang benar, tetapi ada perbedaannya, yaitu cara kita men-
emui kematian. Bunga-bunga itu akan gugur bukan karena rapuh
ataupun lemah, melainkan karena mereka telah selesai melakukan
apa yang harus mereka lakukan. Lihatlah! Mereka gugur dengan
cara yang paling indah! Itu karena tidak ada penyesalan yang
mereka rasakan. Begitu pula dengan kita. Hanmaru-bila mati
telah menyelesaikan apa yang harus kita lakukan, mengapa perlu
menyesal?

Kenapa harus menyesal atas kematian kita setelah menyele-
saikan cinta yang semestinya kita lakukan? Seperti bunga layu
dan gugur dan mati bukan karena rapuh dan lemah, tapi se-
lesai menuntaskan cintanya dalam memberi keindahan, ma-
nusia mesti berani merangkul kematian-kematian kecil untuk
menuntaskan cintanya dalam berbagi untuk sesama sebelum ia
mati secara sempurna untuk menuntaskan cintanya pada Tu-
han dan alam. Ini memerlukan pengorbanan.
BELAJAR NLP
BIKIN BINGUNG? ATAU
BIKIN HIDUP INDAH?
Putu Dharma
Pengusaha, Dosen, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
putu@asli.or.id atau
17
BELAJAR NLP BIKIN BINGUNG ?
ATAU
BIKIN HIDUP INDAH?

Sering kali jika ada waktu (tentunya juga ada dana), saya gu-
nakan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang di selengga-
rakan di kota Surabaya maupun di berbagai kota-kota lainnya
di Indonesia.

Setiap kali mengikuti pelatihan, saya mendapatkan bukan saja
Ilmu dan Pengalaman; juga berbonus teman-teman dan tentu-
nya pelatih atau narasumber baru. Materi pelatihan yang saya
ikuti pun suka berbeda-beda. Ada yang tentang Strategi Bis-
nis , Kewirausahaan, Manajemen, Hipnosis dan yang terakhir
Neuro-Linguistic Programming (NLP).

Setiap kali saya selesai mengikuti pelatihan, biasanya ada be-
berapa hal yang saya dapatkan. Saya menyebutnya sebagai
Pencerahan dan seringkali juga beberapa pengetahuan yang
dapat langsung saya terapkan menjadi ketrampilan baru.

Namun situasi yang berbeda saya dapatkan setelah saya mengi-
kuti pelatihan Neuro-Linguistic Programming (NLP). Yang
terjadi adalah saya menjadi bingung ditambah lagi banyak hal
yang belum dapat saya mengerti secara MENDALAM dan
LENGKAP tentang apa itu yang dimaksud dengan NLP?

Lalu kemudian saya berusaha membeli buku-buku tentang
NLP. Setelah saya baca-baca, saya mulai AGAK mengerti apa
yang dimaksud dengan NLP. Namun masih juga menyisakan
kebingungan dan penasaran untuk mempelajari LEBIH dalam
dan LENGKAP lagi tentang apa itu yang dimaksud dengan
NLP. Kok, kata orang ilmu ini hebat luar biasa, sedangkan saya
bingung setengah mati.

Alhamdulillah, saya beruntung bertemu dengan BEBERAPA
orang peserta yang mempunyai kemampuan pemahaman yang
lebih baik tentang apa itu NLP. Dan saya baru mengetahuinya
kemampuan mereka justru ketika kelas kami telah berakhir.
Salah seorang diantaranya adalah Master Serpong (Ini adalah
nama julukan yang saya dan teman-teman berikan kepadan-
ya)

Saya sering berkomunikasi lewat telpon dengan Master Ser-
pong ini. Apalagi kalau bukan keluhan model seperti, Kenapa
setelah saya mengikuti Pelatihan NLP, kok malah jadi bingung.
Mungkin bingung yang lebih mengarah ke hang?
Untunglah Master Serpong ini dengan telaten mau menjelas-
kan tentang apa itu NLP. Namun saya masih belum puas
juga dengan penjelasan lewat telepon tersebut . Karena se-
tiap penjelasan kok malah melahirkan pertanyaan baru. Nah,
looo.

Sampai akhirnya, berita Master Serpong mengikuti kelas Li-
censed Master Practitioner NLP sampai ke telinga beberapa te-
man yang kemudian berinisiatif menodong beliau membuka
kelas sharing selama 3 hari. Bayangkan saja kelas sharing kok
sampai 3 hari? Dan tidak ada biaya alias GRATIS (saya paling
senang dengan yang gratis-gratis . . hehehe) Akhirnya tanpa
pikir panjang saya kemudian terbang kembali dari Surabaya ke
Jakarta pada hari pelaksanaan yang telah ditentukan.

Pada saat kelas sharing tersebut barulah saya mulai terbuka
lebar apa itu NLP. Apalagi setelah diberikan materi-materi
antara lain tentang denisi NLP menurut apa yang telah dipe-
lajari dan dipraktekkan oleh Master Serpong selama hampir 8
tahun dalam kehidupannya.
Ternyata NLP itu adalah ilmu MENYUSUN KATA KATA
ke dalam JIWA agar membawa manfaat pada manusia dan ke-
hidupannya (seperti yang tertulis juga di dalam buku Meta
Leadership Marketing yang ditulis oleh Adi Putera Widjaja
dan Stefanus Isaac Tamzil).
Dilanjutkan dengan materi pendalaman tentang defenisi NLP
tersebut. Yakni bagaimana kata-kata yang disusun berpenga-
ruh pada Perasaan dan Pikiran yang kemudian menjadi sebuah
Keputusan untuk melakukan Tindakan atau Perbuatan yang
menjadikan Kehidupan kita saat ini.
Ada lagi materi tentang Empat Pilar Keterampilan Hidup
dari NLP. Pilar pertama, Self Skill yang terdiri dari Sense of
Self. Maksud daripada Sense of Self adalah keterampilan un-
tuk MENGENAL diri sendiri. INTInya adalah belajar untuk
TAHU diri.
Lalu tingkatan berikutnya adalah Personal Mastery. Yang di-
maksud adalah suatu keterampilan untuk menjadi TUAN atas
diri sendiri. Berlanjut hingga ke Personal Power yang adalah
merupakan AKIBAT dari seseorang yang telah MAMPU
menjadi TUAN atas dirinya.
Pilar kedua adalah tentang Strategic Tinking Skill alias ket-
rampilan berpikir strategis.
Pilar ketiga adalah tentang Sistemic Tinking Skill alias ket-
rampilan berpikir langkah demi langkah.
Pilar keempat adalah Relational Skill alias keterampilan dalam
mem-BANGUN hubungan dengan orang LAIN.
Lalu ada lagi tentang Sumber Daya Manusia. Sesi ini mem-
buat saya jadi malu pada Tuhan yang suka saya complain ke-
tika sedang terpuruk. Selalu menuduh Tuhan tidak membantu
saya, padahal saya sudah dikasih modal berupa VAKOG yang
tidak pernah saya pakai dan olah.
Dan beberapa materi-materi lainnya yang membuat saya mu-
lai memahami apa itu yang dimaksud tentang NLP secara
SEDERHANA dan MUDAH dimengerti. Kini saya mulai
mendapatkan gambaran besar tentang ilmu NLP ini. Sehingga
saya menjadi lebih mudah untuk merancang dan menyusun
langkah-langkah terhadap kehidupan saya ini. Tidak salah jika
orang-orang mengatakan ilmu ini, ilmu canggih.

Setelah saya dan teman-teman selesai mengikuti 3 hari kelas
sharing tersebut, saya pun mulai mempraktekkan ke dalam diri
sendiri, sesuai anjuran yang saya dapatkan selama kelas sharing
berlangsung.
Yang menjadi korban pertama saya adalah facebook. Saya
langsung mengganti nama akun saya di facebook yang tidak
pernah saya ganti sejak pertama kali saya bergabung di face-
book hingga teman-teman saya mencapai hampir 5.000 orang;
dari Putu Dharma Motivator menjadi Kata-Kata Yang Ber-
manfaat. Tak lama kemudian lahirlah julukan baru buat saya:
Master KKYB. Hehehe
Hal lainnya antara lain, bagaimana saya untuk secara sadar
mulai menyusun kata-kata yang bermanfaat agar menjadi-
kan kehidupan saya lebih baik. Misalnya, kata-kata yang saya
susun setiap kali saya MENEMUKAN MASALAH. Saya
FOKUS untuk mencari SOLUSInya, bukan FOKUS pada
MASALAHnya.
Alhamdulillah, setelah beberapa kali mempraktekan jurus pe-
lajaran pertama ini, kehidupan saya menjadi Indah dan Baha-
gia.
Merasakan betapa sederhananya ilmu NLP ini, maka saya
dan teman-teman berinisiatif untuk mendirikan Aliansi Sa-
dar Linguistik Indonesia disingkat ASLI. Tujuannya adalah
mengkampanyekan kesadaran dalam menyusun kata-kata yang
bermanfaat bagi diri. Serta menggali dan mengangkat kembali
kebijakan-kebijakan lokal Nusantara berupa pribahasa, pet-
uah atau nasehat-nasehat yang dapat membawa manusia agar
dapat hidup lebih baik dan bahagia.
Sebelum tulisan ini saya akhiri. Saya ingin bertanya, Apa kata-
kata yang bermanfaat bagi diri Anda yang Anda susun setiap
hari setiap kali bangun pagi? atau Kata-kata apa yang sering
Anda tulis di status facebook Anda?
Salam ASLI!
APPENDIX
NLP: THE UNTOLD STORY
1.0
Henry Yonathan
Programmer, Penulis
Penulis dapat dihubungi di:
henry@asli.or.id atau
APPENDIX
NLP : THE UNTOLD STORY 1.0
Sekitar akhir tahun 50-an atau 60-an, John Tomas Grind-
er belajar loso dan psikologi di Universitas San Francisco.
Kemudian Grinder direkrut pemerintah dan menjadi seorang
Baret Hijau. Dari sinilah Grinder menyadari bahwa ia memiliki
bakat untuk dapat dengan mudah mempelajari suatu bahasa,
tepatnya bertindak seperti seorang native speaker. Selain itu, ia
juga secara tidak sengaja melatih ketajaman pendengarannya
untuk memantau langkah kaki orang di malam hari. Grinder
juga pernah bekerja untuk CIA. Sekitar pertengahan 60-an,
Grinder mulai kembali ke universitas, mempelajari bahasa.
Richard Wayne Bandler adalah seorang musisi. Robert Dilts
menyebutkan Bandler seorang penabuh drum. Sedangkan Mi-
chael Hall menyebutkan bahwa Bandler seorang gitaris. Anu-
grah yang dimiliki oleh Bandler pada waktu itu adalah ia dapat
mendengar musik dengan presisi, sehingga ia mampu meniru
apa yang telah ia dengar.
Bandler bertemu dengan Grinder di Universitas Santa Cruz.
Namun kemudian Bandler keluar dari Universitas Santa
Cruz untuk pindah ke Standford, yang mana saat itu Bandler
bekerja pada penerbit buku. Saat itu, ada diterbitkan sebuah
buku berjudul Gestalt Terapy Verbatim yang diedit oleh John
OStevens (sekarang Steve Andreas). Penerbit buku tersebut
memiliki rekaman Fritz Perls yang diharapkan dapat diekstrak
bagian-bagian pentingnya oleh Bandler. Dengan anugrah
yang dimilikinya, Bandler bagaikan sebuah spons yang mam-
pu menyerap berbagai hal yang dilakukan Perls; dan berakibat
Bandler membentuk kelompok Gestalt.
Pada waktu itu Grinder sedang mengerjakan buku mengenai
Ekonomi Marxist dan berpendapat bahwa psikoterapi adalah
hal mewah, untuk orang kaya. Bandler kemudian dengan gay-
anya yang sangat menyakinkan, berhasil mengajak Grinder
untuk terlibat dengan kelompok Gestalt. Disana, Grinder me-
nyadari ternyata kegiatan kelompok tersebut menarik dan se-
bagai seorang linguist Grinder mendapatkan bahwa apa yang
dilakukan Bandler merupakan sesuatu yang terpola.
Setelah menyaksikan kegiatan kelompok Gestalt, Grinder
membuat semacam perjanjian dengan Bandler dimana Bandler
mengajarkan kepada Grinder apa yang Bandler lakukan, lalu
Grinder akan menjelaskan apa yang sebenarnya Bandler laku-
kan. Hal ini diperlukan karena Grinder tidak dapat menjelas-
kan sesuatu yang tidak dapat ia lakukan; ibarat menjelaskan
bahasa yang tidak dapat ia ujarkan. Oleh karena itu Bandler
dan Grinder melakukan kelompok Gestalt secara bergantian.
Saat itu mereka menarik biaya sekitar $25 per bulan.
Terdapat mitos bahwa Bandler merupakan seorang matemati-
kawan dan ilmuwan komputer. Namun Bandler tidak pernah
mendapatkan gelar matematika ataupun ilmu komputer, serta
tidak ada satupun model-model awal yang berhubungan den-
gan matematika ataupun ilmu komputer. Tahun 1973, Bandler
lulus sarjana dari jurusan Filoso & Psikologi dan ia juga men-
gambil Master dalam bidang Psikologi.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa Bandler dikirim oleh
penerbit Science and Behaviour untuk merekam Virginia Satir
(saat itu Grinder pergi ke Afrika untuk belajar bahasa) un-
tuk kemudian dibuat transkripnya. Sementara kuping satunya
mendengarkan rekaman Virginia, kuping Bandler satunya lagi
mendengarkan (konon) Pink Floyd.
Dari sini ada beberapa versi kelanjutan. Yang pertama, ada yang
menuliskan bahwa saat Virginia meminta peserta untuk prak-
tek, mereka kebingungan. Lalu tampilah Bandler menjelaskan
dengan mudahnya apa yang dilakukan oleh Virginia. Yang
kedua, ada yang menuliskan Virginia marah melihat kelakuan
Bandler yang sebagian mendengarkan dirinya, sebagian men-
dengarkan Pink Floyd. Lalu Bandler mengatakan bahwa apa
yang dijelaskan Virginia adalah mudah dan dapat dilakukan
oleh orang lain. Kemudian Virginia menantan Bandler untuk
membuktikan ucapannya. Hasilnya? Virginia kagum.
Co-founders Lain
Banyak dari kita yang percaya bahwa co-founders NLP (Neu-
ro-Linguistic Programming) adalah Richard Bandler dan
John Grinder. Namun beberapa bulan belakangan (ini ditulis
awal Desember 2010) muncul sosok baru yang disebut-sebut
sebagai satu lagi co-founders NLP. Orang tersebut bernama
Frank Pucelik, yang telah terlebih dahulu bersama-sama den-
gan Richard Bandler mempelajari rekaman Fritz Perls, sebe-
lum John Grinder bergabung; sekaligus penulis buku Magic of
NLP Demystied.
Tidak banyak literatur yang menyebutkan Pucelik sebagai
salah satu co-founders NLP; setidaknya situs Chris dan Jules
Collingwood, situs Andrew Bradbury, buku Wishpering in
Te Wind (Grinder & Bostic), Te Wild Days of NLP (Mc-
Clendon) menyebutkan sosok Pucelik ini.
Sebelum Terry McClendon, Robert Dilts, David Gordon, Ju-
dith DeLozier, Leslie Cameron membentuk grup awal NLP,
terdapat tujuh orang originator. Dan Pucelik mengatakan si-
lahkan mengkonrmasikan kepada Grinder mengenai hal ini.
Hal ini menjelasakan kenapa Robert Dilts dalam Early Days
of NLP tidak menceritakan gur Frank Pucelik.
Dalam buku Te Wild Days of NLP, Terry sempat menuliskan
sebelum terbentuknya NLP Original Group, sudah ada grup
lain yang disebut Meta Model Group. Hal ini sejalan dengan
penuturan Frank dalam rekaman wawancaranya yang diada-
kan di Inggris (silahkan lihat Daftar Pustaka); bahwa sebelum
terbentuknya NLP Orginal Group, sudah ada group yang dise-
butnya sebagai Meta.
Asal Neuro-Linguistic Programming
Dalam beberapa rekaman video, Bandler menyebutkan bahwa
para psikoterapis tidak mengizinkan orang-orang yang tidak
berlatarbelakang psikoterapi untuk melakukan praktek, maka
Bandler mengarang sendiri sebuah bidang baru yang disebut-
nya sebagai Neuro-Linguistic Programming. Namun Bandler
juga pernah bercerita bahwa munculnya Neuro-Linguistic
Programming gara-gara dirinya pernah diberhentikan oleh
Polisi. Lalu Polisi tersebut menanyakan apa pekerjaan Bandler.
Sambil kebingungan mencari jawaban, Bandler melihat buku-
buku yang terdapat di jok belakang mobilnya : Buku Neurologi,
Buku Linguistik dan Buku Pemrograman. Kemudian Bandler
mengatakan kepada Polisi : Saya adalah seorang Neuro-Lin-
guistic Programmer.
Ada cerita lain mengenai asal mula Neuro-Linguistic Pro-
gramming, yaitu saat Bandler dan Grinder sedang berada di
sebuah kabin di pegunungan. Setelah menghabiskan waktu
berjam-jam dan sebotol anggur, mereka saling bertanya, Kita
mau sebut apa ini?. Lalu mereka putuskan untuk menyebut-
nya Neuro-Linguistic Programming.
Di sisi lain, Michael Hall menduga asal mulanya adalah dari
Alfred Korzybski yang memperkenalkan istilah Neuro-Lin-
guistic dan Neuro-Semantic dan ini mungkin bukan suatu
kebetulan, sebab salah satu presuposisi NLP adalah Te Map
Is Not Te Territory yang diambil dari Korzybski.
Fondasi Keilmuan NLP
NLP lahir seolah-olah sebagai hasil modeling dari tiga tokoh
awal : Fritz Perls, Virginia Satir dan Milton Erickson. Namun
sebenarnya terdapat banyak kontribusi keilmuan yang mela-
hirkan NLP. Setidaknya beberapa tokoh berikut ini turut me-
nyumbangkan kontribusi keilmuan :
Noam Chomsky
Gregory Bateson
George Miller
Alfred Korzybski
Virginia Satir
Fritz Perls
Milton Erickson
Pada perkembangannya, lebih banyak lagi tokoh yang dimodel,
baik oleh para co-founders maupun para developers.
Konsep Modeling yang diklaim sebagai roh NLP atau NLP
adalah Modeling, bukanlah hal baru. Dalam Presenting Magi-
cally, dituliskan bahwa konsep Modeling sudah pernah dise-
butkan oleh Edgar Allan Poe dalam Te Purloined Letter.
Berikut kutipannya :
When I wish to nd out how wise, or how stupid, or how good, or
how wicked is any one, or what are his thoughts at the moment, I
fashion the expression of my face, as accurately as possible, in accor-
dance with the expression of his, and then wait to see what thoughts
or sentiments arise in my mind or heart, as if to match or correspond
with the expression.
Penutup
Itulah rangkuman sejarah NLP yang mungkin tidak banyak
yang mengetahuinya. Saya merangkumkannya dari berbagai
sumber di Daftar Pustaka dan saya merekomendasikan Anda
untuk merujuk ke sumber-sumber tersebut agar mendapatkan
lebih banyak lagi behind the scene. Dan terlebih lagi Anda
dapat mengetahui keilmuan yang mendasari terbentuknya
NLP, untuk kemudian juga Anda pelajari. Kenapa? Karena
sangat mungkin terjadi proses lterisasi (Deletion, Distortion
dan Generalization) saat para co-founders mengadaptasinya
atau memodelnya ke NLP.
Apakah sejarah yang dirangkumkan diatas lebih benar dari
yang pernah diceritakan sebelum-sebelumnya? Saya tidak
tahu. Yang saya tahu, sejarah hanya valid pada suatu masa saja
dan pada masa yang lain akan menjadi tidak valid. Oleh karena
itu saya menambahkan V 1.0 pada judul tulisan ini.
Daftar Pustaka
http://www.inspiritive.com.au/nlp_who%27s_who.htm
http://www.bradburyac.mistral.co.uk/nlpfax02.htm
Robert Dilts, Tim Hallbom. Early Days of NLP
Frank Pucelik Interview (http://www.youtube.com/
watch?v=RRy5kvRxwHo)
Meta-Reections on Te History of NLP (http://www.neuro-
semantics.com/wp-content/uploads/2010/10/Reections-on-
History-1.pdf )
Meta-Reections #59 : What About Frank Pucelik?
http://www2.hawaii.edu/~lady/archive/
Tad James, David Shephard. Presenting Magically
Terrence McClendon. Te Wild Days of NLP

You might also like