You are on page 1of 2

Arti Konstitusi Bagi Negara

Dalam tata hukum suatu negara tersimpul satu bagian yang secara khusus mengatur
segi keorganisasian negara. Bagian ini disebut konstitusi. Kitadapat membedakan
beberapa pengertian mengenai konstitusi, yaitu konstitusi dalam arti luas dan dalam arti
sempit, serta konstitusi dalam arti formal dan dalam art material.
Konstitusi dalam arti sempit menurut sejarahnya dimaksudkan untuk memberi nama
suatu dokumen pokok yang berisi aturan mengenai susunan organisasi negara beserta
cara kerjanya organisasi itu. Untuk pertama kali istilah konstitusi dalam arti
demikiandipakai oleh para perancang undang-undang di Amerika erikatyang di dalam
pembukaannyanmembutuhkan kata-kata sebagai berikut! "#e, the people of the United
tates, ... Do ordain and establish this $onstitution for the United tates of America."
ejak saat itu konstitusi diartikan sama dengan undang-undang dasar dengan ciri-ciri
umum sebagai berikut! %ertama, konstitusi sebagai kumpulan kaidah hukum diberi
kedudukan yang lebih tinggi dari pada kaidah hukum lainnya karena dimaksudkan sebagi
alat untuk membatasi &e&enang penguasa sehingga tidak boleh dengan mudah diubah
oleh golongan yang kebetulan berkuasa. Kedua, konstitusi memuat prinsip-prinsip dan
ketentuan-ketentuan yang dianggap paling pokok mengenai kehidupan bersama. Ketiga,
konstitusi lahir dari moment sejarah terpenting bagi masyarakat yang bersangkutan
seperti pembebasan dari penjajahan '(ndonesia dan lain bangsa yang terjajah),
kemenangan re*olusi '+usia tahun ,-,.), penyatuan beberapa negara menjadi satu dan
kemenangan re*olusi sekaligus 'Amerika erikat tahun ,./.), permulaan baru setelah
mengalami peristi&a menyedihkan kalah perang, '0erman, (tali, 0epang, %rancis, dan lain-
lain), pembangunan negara baru '(srael).
Konstitusi dalam arti luas mencakup segala ketentuan yang berhubungan dengan
keorganisasian negara, baik yang terdapat dalam undang-undang dasar, undang-undang
organik dan peraturan perundangan lainnya, maupun kebiasaan atau kon*ensi. 1ambaran
klasik yang paling jelas mengenai konstitusi dalam arti luas ini terdapat dalam
pembicaraan organisasi negara (nggris yang sampai saat ini tidak mempunyai undang-
undang dasar.
Konstitusi dalam arti formal harus dihadapkan pada konstitusi dalam arti material
karna ada kemungkinan bah&a sebagian atau seluruh ketentuan konstitusional, baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis dalam kenyataan tidak berlaku atau tidak dipatuhi dan
tidak dilaksanakan sehingga dalam praktek penyelenggaraan negara tumbuh dan
berkembang satu rangkaian kaidah ketatanegaraan yang lain sama sekali dari pada yang
dikenal dan dikehendaki semula. %raktek yang menyimpang dari teoriitu dapat terjadi
karena usaha-usaha yang dilakukan secara sadar , akan tetapi dapat juga terjadi diluar
kesengajaan para pelaksanaan. Apa pun yang menjadi sebab tersisihkannya kaidah-kaidah
ketatanegaraan dalam praktek dan bagaimana pun cara tumbuhnya kaidah-kaidah baru
dalam kenyataan, persoalan yang harus dihadapi adalah sama, yaitu kaidah mana yang
harus disebut konstitusi dan kaidah mana yang bukan konstitusi. Untuk mengatasi
kesulitan ini, terutama dalam hal penyisihan ketentuan konstitusi karena perubahan dan
perkembangan keyakinan serta karena kekuatan kebiasaan, maka perlu dipergunakan
istilah formal bagi konstitusi dalam proses penyisihan dan istilah material bagi konstitusi
yang dalam kenyataan sesungguhnya berlaku.
Dalam sejarahnya didunia barat konstitusi dimaksudkan menentukan batas &e&nang
penguasa, menjamin hak rakyat, dan mengatur jalannya pemerintahan. Dengan
kebangkitan dalam kebangsaan sebagai kekuatan pemersatu yang sadar serta dengan
kelahiran demokrasi sebagai paham politik yang progresif dan militan, konstitusi menjadi
alat rakyat untuk konsolidasi kedudukan politik dan hukum, untuk mengatur kehidupan
bersama dan untuk mencapai cita-citanya dalam bentuk negara. Berhubung dengan itu
konstitusi di jaman modern tidak hanya memuat aturan hukum, melainkan juga
merumuskan atau menyimpulkan prinsip-prinsip hukum, haluan negara, dan patokan
kebijaksanaan, yang kesemuanya mengikat penguasa. ir (*or 0ennings dalam bukunya
$abinet 1o*erment menerangkan mengenai prinsip-prinsip dari konstitusi sebagai
berikut!
"%ractices turn into con*entions and precedents create rules because they are
consistences &ith and are implied in the principles of the $onstitution. 2f these, there are
four of major importance. 3he British $onstitution is democratic4 it is parliamentary4 it is
monarchical4 and it is a $abinet system."
ementara ini (nggris tidak mempunyai undang-undang dasar, tetapi mempunyai
konstitusi yang secara lengkap memuat aturan-aturan keorganisasian negara berdasarkan
perkembangan selama kurang lebih delapan abad. Aturan-aturan konstitusional itu
tersebar dalam berbagai undang-undang dan dokumen negara lainnya, hukum adat
'$ommon la&), dan kon*ensi 'con*entions). eandainya (nggris mempunyai sebuah
dokumen yang biasa disebut undang-undang dasar maka berbagai ketentuan pokok dan
prinsip seperti yang dimaksud 0ennings akan tersimpul dan dapat dibaca di dalamnya.
#alaupun (nggris tidak mempunyai undang-undang dasar, negara ini merupaka model
negara konstitusional tertua yang tumbuh secara e*olusi sejak diterbitkannya 5agna.....

You might also like