You are on page 1of 31

OLEH :

I PUTU EKA ARI YASA


N 1 1 1 1 3 040
PEMBI MBI NG KLI NI K : DR. SULDI AH, SP. A
BAYI ATERM (BMK),
ASFIKSIA NEONATORUM
DAN LABIOSKIZIS

Pendahuluan
Asfiksia adalah kegagalan napas pada bayi secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa
saat setelah lahir.

Labioskizis, yaitu kelainan bentuk pada struktur
wajah terutama pada mulut, dimana terjadi
malformasi yang yang disebabkan oleh gagalnya
propsuesus nasal median dan maksilaris untuk
menyatu selama perkembangan embriotik
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Bayi AM
Jenis Kelamin : Perempuan
Lahir : 8 Agustus 2014
Tanggal masuk : 8 agustus 2014


Anamnesis
Bayi perempuan lahir dengan sectio caesarea (SC) atas
indikasi bekas SC 2 kali tanggal 8 agustus 2014 jam 14.50
dengan berat badan lahir 4200 gram, panjang badan lahir
51 cm. Usia kehamilan 38 minggu, air ketuban bercampur
mekonium, kelainan kongenital yaitu labioskizis. Apgar
Score 5-7.
Riwayat kehamilan G3P3A0, dan merupakan anak ketiga
dari 3 bersaudara. Tidak ada riwayat diabetes mellitus dan
hipertensi saat hamil, tidak demam saat hamil, tidak ada
riwayat trauma, dan saudara pasien tidak ada yang
mengalami kelainan kongenital.
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN TANDA
VITAL :
DJ : 116 kali/menit
Respirasi : 56 kali/menit
Suhu : 36,6
0
C
CRT : < 2 detik

PEMERIKSAAN FISIK :
Berat Badan Lahir :
4200 gr
Panjang Badan Lahir : 52 cm
Lingkar Kepala : 36 cm
Lingkar Dada : 39 cm
Lingkar Perut : 38 cm
Lingkar Lengan : 11 cm

Sistem Neurologis :
Aktivitas bayi :kurang
aktif
Kesadaran :
composmentis
Fontanella : datar
Sutura : belum menyatu

Sistem Respirasi :
Sianosis (+) hilang
dengan O
2

Retraksi (-)
Nafas cuping hidung (-)
Merintih (+)
Apneu (-)
Bunyi nafas :
bronkovesikuler
Bunyi nafas tambahan (-)

Downs Score :
Frekuensi nafas : 0
Retraksi : 1
Sianosis : 1
Udara Masuk : 0
Merintih : 0
Total : 2
Kesimpulan : Tidak ada gawat nafas

Sistem Kardiovaskuler :
Bunyi jantung : S1-S2
regular murni
Bising jantung (-)

Sistem Hematologi :
Pucat (-)
Ikterus (-)

Sistem Gastrointestinal :
Kelainan dinding
abdomen (-)
Muntah (-)
Diare (-)
Bising usus : (+) kesan
normal
Umbilikus : bernanah (-),
iritasi (-), edema (-)

Sistem Genital :
Anus imperforata (-)
Keluaran (-)

Pemeriksaan lain :
Ekstremitas:Akral
hangat, lengkap
Turgor : Baik
Trauma Lahir : (-)
Kelainan Kongenital : (+)
labioskizis

Ballards Score :
Maturitas Neuromuskular Maturitas Fisik
Sikap tubuh : 4 - Kulit : 3
Persegi jendela : 3 - Lanugo : 3
Recoil lengan : 4 - Permukaan Plantar : 3
Tanda selempang : 3 - Payudara : 3
Sudut poplitea : 3 - Daun Telinga : 3
Tumit ke telinga : 3 - Kelamin : 3
Total : 38
Estimasi Minggu Kehamilan : 38 - 40

Estimasi usia kehamilan menurut kurva
Lubscencho: Bayi aterm + Besar Masa Kehamilan

Resume

Bayi perempuan lahir dengan sectio caesarea (SC) atas indikasi
bekas SC 2 kali tanggal 7 agustus 2014 jam 14.50 dengan berat
badan lahir 4200 gram, panjang badan lahir 51 cm. Kehamilan
cukup bulan, air ketuban bercampur mekonium, Apgar Score 5-7.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan skor downe 2, skor
Ballard 38-40 minggu, kelainan kongenital yaitu labioskizis, bayi
aterm besar masa kehamilan.
Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan:
Denyut jantung:116 x/menit.
Pernapasan: 526x/menit
Suhu:36,6
o
C.
Skor Down: 2 yang berarti tidak ada gawat napas.
Skor ballard: 38 dengan estimasi umur kehamilan 38-40 minggu.



DIAGNOSIS : Bayi aterm (BMK) + asfiksia
sedang + labioskizis
TERAPI :
Asuhan Bayi Baru Lahir
Hangatkan bayi
Atur posisi kepala bayi
Isap lendir jika perlu
Keringkan dan rangsang taktil
Atur kembali posisi bayi
Penilaian Denyut jantung, respirasi, dan warna kulit.


Injeksi vitamin K1 1mg Intramuscular
Tetes mata Gentamicin kiri dan kanan
Injeksi cefotaksim 2x200 mg/IM
ANJURAN PEMERIKSAAN :
Observasi tanda vital, gawat nafas, dan hipotermia
Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu

Follow Up
9 agustus/2014
S : -
O : Tanda Tanda Vital
Denyut Jantung : 148 x/menit
Pernapasan : 46 x/menit
Suhu : 36,7C
CRT : < 2 detik
Berat Badan Hari ini : 4250 gram
Berat Badan Lahir : 4200 gram
KU sedang, bayi aktif, kejang (-), sianosis (-), merintih (-), pernapasan cuping hidung
(-), retraksi dinding dada (-), muntah (-), diare (-), perut kembung (-), pucat (-),
ikterus (-)
Hasil pemeriksaan laboratorium GDS: 78mg/dL
A : Bayi Besar + Post Asfiksia +labioskizis
P : IVFD: Dekstrosa 5% 10 tetes/menit (mikrodrips)
Injeksi Sefotaksim 200 mg/12jam/IV
ASI/PASI : 20cc/3 jam
Konsul Spesialis bedah
Observasi terjadinya gawat nafas dan hipotermi


10/08/2014
S : -
O : Tanda Tanda Vital
Denyut Jantung : 120 x/m
Pernapasan : 46 x/m
Suhu : 36,9C
CRT : < 2 detik
Berat Badan Hari ini : 4250 gram
Berat Badan Lahir : 4200 gram
KU baik, bayi rewel/iritabel, kejang (-), sianosis (-), merintih (-), pernapasan
cuping hidung (-), retraksi dinding dada (-), muntah (-), diare (-), perut
kembung (-), pucat (-), ikterus (-).
A : Bayi Besar + Post Asfiksia + labioskizis
P :
IVFD: Dekstrosa 5% 10 tetes/menit (mikrodrips)
ASI/PASI : 30cc/3 jam
Injeksi Sefotaksim 200 mg/12jam/IV
Observasi terjadinya gawat nafas dan hipotermia



11/08/2014
S : -
O : Tanda Tanda Vital
Denyut Jantung : 122 x/m
Pernapasan : 60 x/m
Suhu :37C
CRT : < 2 detik
Berat Badan Hari ini : 4300 gram
Berat Badan Lahir : 4200 gram
KU baik, bayi rewel/iritabel, kejang (-), sianosis (-), merintih (-),
pernapasan cuping hidung (-), retraksi dinding dada (-), muntah (-),
diare (-), perut kembung (-), pucat (-), ikterus (-)
A : Bayi Besar + Post Asfiksia
P : Injeksi cefotaksim 2x200 mg/IM/hari
Menjaga bayi tetap hangat
ASI/PASI : 28cc/3 jam

DISKUSI
Diagnosis pada kasus ini ditegakkan dengan
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.

Pada kasus ini ditegakkan diagnosis bayi aterm (BMK)
+ asfiksia sedang + labioskizis
Asfiksia adalah keadaan BBL tidak bernafas secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir.
Ada 3 faktor yang dapat menyebabkan Asfiksia pada
bayi baru lahir.
Faktor Ibu
Faktor plasenta dan tali pusat
Faktor bayi
Faktor Ibu
Preeklampsia dan eklampsia,
Perdarahan antepartum abnormal (plasenta previa
atau solusio plasenta),
Partus lama atau partus macet,
Partus dengan tindakan (misal vakum ekstraksi, sectio
cesaria),
Demam sebelum dan selama persalinan,
Infeksi berat ( malaria, sifilid, TBC, HIV), dan
Kehamilan lebih bulan ( lebih 42 minggu kehamilan).

Faktor plasenta dan tali pusat
Infark plasenta,
Hematom plasenta,
Lilitan talipusat,
Talipusat pendek,
Simpul talipusat, dan
Prolapsus tali pusat.

Faktor Bayi
Bayi kurang bulan/prematur ( kurang 37
minggu kehamilan),
Air ketuban bercampur mekonium, dan
Kelainan kongenital yang memberi
dampak pada pernapasan bayi.

Pada kasus ini bayi mengalami asfiksia
karena faktor bayi yaitu air ketuban
bercampur mekonium dan kelainan
kongenital yang memberi dampak pada
pernafasan bayi.
Fisiologi pernapasan bayi baru lahir
Dalam rahim,: melalui mekanisme difusi melalui
plasenta yang berasal dari ibu diberikan kepada
darah janin.
Sebelum lahir, alveoli paru bayi menguncup dan
terisi oleh cairan . Paru janin tidak tidak berfungsi
sebagai sumber oksigen atau jalan untuk
mengeluarkan CO2 ( karbon dioksida) sehingga
paru tidak perlu diperfusi atau dialiri darah dalam
jumlah besar.

Setelah lahir, beberapa saat sesudah
lahir paru harus segera terisi oksigen dan
pembuluh darah paru harus berelaksasi
untuk memberikan perfusi pada alveoli dan
menyerap oksigen untuk diedarkan ke
seluruh tubuh.

Manajemen lanjutan pasca resusitasi :
Keringkan dan tetap jaga kehangatan bayi,
Lakukan inisiasi menyusu dini,
Beri salep mata antibiotik,
Beri injeksi vit.K1 1 jam setelah inisiasi menyusu dini, di
paha kiri anterolateral, dan
Beri imunisasi hepatitis B0 1-2 jam setelah injeksi
vitamin K1.
Pantau tanda vital tiap jam

Pemantauan pasca resusitasi
Bayi harus dipantau secara khusus:
Bukan dirawat secara Rawat gabung
Pantau tanda vital: napas, jantung, kesadaran dan
produksi urin
Beri injeksi vit.K1 1 jam setelah inisiasi menyusu
dini, di paha kiri anterolateral,
Jaga bayi agar senantiasa hangat (Lihat cara
menghangatkan )
Bila tersedia fasilitas, periksa kadar gula darah
Perhatian khusus diberikan pada waktu malam
hari
Berikan imunisasi Hepatitis B pada saat bayi
masih dirawat dan Polio pada saat pulang

Pada kasus ini juga terjadi kelainan kongenital
berupa labioskizis, yaitu kelainan bentuk pada
struktur wajah terutama pada mulut, dimana terjadi
malformasi yang yang disebabkan oleh gagalnya
propsuesus nasal median dan maksilaris untuk
menyatu selama perkembangan embriotik
Pada kasus ini tidak dapat dihubungkan secara pasti
kejadian labioskizis dengan terjadinya asfiksia pada
kasus ini, namun salah satu factor risiko terjadinya
asfiksia adalah adanya kelainan congenital yang
mengganggu jalan nafas, aspirasi air ketuban yang
bercampur mekonium bisa saja terjadi.

You might also like