Professional Documents
Culture Documents
PERFORASI
S. Nancy, V. Kawengian
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosis (MTB). Organisme ini disebut pula basil tahan asam
1
Tuberkulosis
Namun, merupakan 66-75% dari seluruh kasus TB abdomen dan paling sering
terjadi pada usia 20 sampai 45 tahun.
5,6
KASUS
Seorang pasien Tn. BL, 17 tahun, suku Minahasa, alamat
Wowonlulap Jaga I, Minahasa Selatan, pekerjaan pelajar, dirawat di Instalasi
Rawat Inap A Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou dan dikonsulkan
dari bagian bedah ke bagian penyakit dalam pada tanggal 15 Agustus 2013 dengan
diagnosis kerja post laparatomi karena peritonitis karena perforasi ileum
disebabkan oleh TB.
Pada anamnesis tanggal 12 Agustus 2013 didapatkan keluhan tidak bisa
buang air besar selama 5 hari. Pasien juga mengeluh nyeri perut hilang timbul
selama 1 bulan, nyeri seperti melilit dirasakan pada seluruh lapang perut siang dan
malam hari selama beberapa menit lalu menghilang. Nyeri dirasakan memberat
tiap hari sampai pasien tidak dapat beraktivitas dan durasi nyeri memanjang
sampai dengan 15 menit tiap kali nyeri. Pasien kadang merasa mual tapi tidak
muntah yang dirasakan tiap kali makan. Batuk dialami pasien sejak kurang lebih 1
bulan sebelum keluhan nyeri perut timbul, batuk selama 2 minggu, disertai
produksi dahak yang berwarna putih dan tidak ada strip darah, tidak ada keringat
malam. Penurunan berat badan tidak dialami pasien. Pasien mengaku tidak pernah
demam selama batuk. Pasien pernah operasi apendektomi di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou tetapi hasil operasi tidak diperiksa secara mikroskopis. Tidak ada keluarga
pasien yang menderita keluhan yang sama dengan pasien. Pasien merokok empat
sampai lima batang sehari selama kurang lebih tiga tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 50 kg, tinggi badan 165cm
2
dengan indeks masa tubuh (IMT) 18, 4 kg/m , tekanan darah 100/70 mmHg; nadi
98 x/menit; reguler, frekuensi napas 20 x/menit, suhu aksila 37,9C. Pada kepala
didapatkan konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik. Lidah tidak kotor, tonsil tidak
membesar dan faring tidak hiperemis. Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening. Pemeriksaan paru didapatkan simetris kiri dan kanan saat statis dan
dinamis, stem fremitus kiri sama dengan kanan, perkusi sonor kiri sama dengan
kanan, batas paru hati pada ruang antar iga VI kanan, suara nafas vesikuler, tidak
ada ronki dan mengi. Pada pemeriksaan jantung didapatkan iktus kordis tidak
3