You are on page 1of 5

LAPORAN KASUS

SEORANG PASIEN TUBERKULOSIS USUS DENGAN

PERFORASI

S. Nancy, V. Kawengian

DIPENTASKAN DI DEPAN FORUM ILMIAH PROGRAM


PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I BAGIAN/SMF
ILMU PENYAKIT DALAM FK UNSRAT BLU RSUP Prof.
Dr. R.D.KANDOU MANADO
2014

PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosis (MTB). Organisme ini disebut pula basil tahan asam
1

(BTA). Berdasarkan letak anatomi penyakit, kasus TB diklasifikasikan menjadi


TB paru dan TB ekstra paru. Tuberkulosis ekstra paru adalah kasus TB yang
mengenai organ lain selain paru seperti pleura, kelenjar getah bening, abdomen,
traktus genitourinarius, kulit, sendi, tulang, dan selaput otak.

Tuberkulosis

abdomen merupakan infeksi MTB pada traktus gastrointestinal, peritoneum, atau


organ-organ intraabdominal lainnya.
Pada tahun 2012 terdapat 8,6 juta kasus TB di seluruh dunia, atau 122
kasus tiap 100.000 populasi, dan Indonesia menempati urutan keempat dari lima
3

negara dengan kasus TB terbanyak (0,4-0,5 juta). Tuberkulosis usus jarang


terjadi, merupakan 3,5% dari seluruh kasus ekstraparu di Amerika Serikat.

Namun, merupakan 66-75% dari seluruh kasus TB abdomen dan paling sering
terjadi pada usia 20 sampai 45 tahun.

5,6

Gejala TB usus dapat menyerupai penyakit-penyakit abdomen lainnya


seperti tumor, penyakit Crohns, dan penyakit infeksi lainnya. Pemeriksaan darah
tepi pada TB usus dapat dijumpai adanya anemia penyakit kronis, leukositosis
ringan ataupun leukopenia, dan laju endap darah yang meningkat. Hasil
pemeriksaan darah dan radiologik pada TB abdomen dapat normal, diagnosis pasti
ditegakkan dari spesimen hasil operasi.

Pasien dengan diagnosis TB ekstra paru diterapi dengan Obat Anti


Tuberkulosis (OAT) kategori 1 selama 6 bulan yang terdiri atas fase awal dan fase
lanjutan dengan dosis yang disesuaikan dengan berat badan pasien.

Berikut ini akan dilaporkan seorang pasien tuberkulosis usus dengan


perforasi, jenis kelamin laki-laki, usia 17 tahun, yang dirawat di Instalasi Rawat
Inap A Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou

KASUS
Seorang pasien Tn. BL, 17 tahun, suku Minahasa, alamat
Wowonlulap Jaga I, Minahasa Selatan, pekerjaan pelajar, dirawat di Instalasi
Rawat Inap A Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou dan dikonsulkan
dari bagian bedah ke bagian penyakit dalam pada tanggal 15 Agustus 2013 dengan
diagnosis kerja post laparatomi karena peritonitis karena perforasi ileum
disebabkan oleh TB.
Pada anamnesis tanggal 12 Agustus 2013 didapatkan keluhan tidak bisa
buang air besar selama 5 hari. Pasien juga mengeluh nyeri perut hilang timbul
selama 1 bulan, nyeri seperti melilit dirasakan pada seluruh lapang perut siang dan
malam hari selama beberapa menit lalu menghilang. Nyeri dirasakan memberat
tiap hari sampai pasien tidak dapat beraktivitas dan durasi nyeri memanjang
sampai dengan 15 menit tiap kali nyeri. Pasien kadang merasa mual tapi tidak
muntah yang dirasakan tiap kali makan. Batuk dialami pasien sejak kurang lebih 1
bulan sebelum keluhan nyeri perut timbul, batuk selama 2 minggu, disertai
produksi dahak yang berwarna putih dan tidak ada strip darah, tidak ada keringat
malam. Penurunan berat badan tidak dialami pasien. Pasien mengaku tidak pernah
demam selama batuk. Pasien pernah operasi apendektomi di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou tetapi hasil operasi tidak diperiksa secara mikroskopis. Tidak ada keluarga
pasien yang menderita keluhan yang sama dengan pasien. Pasien merokok empat
sampai lima batang sehari selama kurang lebih tiga tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 50 kg, tinggi badan 165cm
2

dengan indeks masa tubuh (IMT) 18, 4 kg/m , tekanan darah 100/70 mmHg; nadi
98 x/menit; reguler, frekuensi napas 20 x/menit, suhu aksila 37,9C. Pada kepala
didapatkan konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik. Lidah tidak kotor, tonsil tidak
membesar dan faring tidak hiperemis. Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening. Pemeriksaan paru didapatkan simetris kiri dan kanan saat statis dan
dinamis, stem fremitus kiri sama dengan kanan, perkusi sonor kiri sama dengan
kanan, batas paru hati pada ruang antar iga VI kanan, suara nafas vesikuler, tidak
ada ronki dan mengi. Pada pemeriksaan jantung didapatkan iktus kordis tidak
3

Thank you for evaluating

BCL ALLPDF Converter


This Word document was converted from PDF with an evaluation
version of BCL ALLPDF Converter software that only converts
the first 3 pages of your PDF.
CTRL+ Click on the link below to purchase

Activate your software for $49


http://www.pdfonline.com/products/allpdf-converter/

You might also like