You are on page 1of 12

Pembahasan Teori-Teori Kognitif

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok


Mata Kuliah
Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu
Dharmaputra Palekahelu









Oleh:

Setya Hendri P. 702010001
Erna Fajar Rahayu 702010070
M. Gilang Hafidz R. 702010122
Yudi Prasetiyo 702012134
Yusinati 702012140


Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2013

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Teori perkembangan kognitif Jean Piaget (1896-1980) membahas munculnya dan
diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam
tahapan-tahapan perkembangan. Lev Vygotsky (1896-1934) berpendapat bahwa
perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam suatu situasi
sosial yang hampa. Perkembangan kognitif Erikson memfokuskan pada
perkembangan psikososial sejak kecil hingga dewasa dalam beberapa tahap.

B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini yaitu :
Dapat membedakan isi teori dari beberapa ahli.
Dapat mengetahui perbedaan dari perkembangan kognitif menurut para ahli.
Dapat mendefinisikan pengertian teori dari beberapa ahli.

C. Manfaat
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi
diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.

BAB II
PEMBAHASAN



A. Kritik Para Ahli Terhadap Teori Piaget
Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima prinsip-prinsip umum Piaget
bahwa pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda dengan pemikiran orang dewasa,
dan jenis logika anak-anak itu berubah seiring dengan bertambahnya usia. Namun,
ada juga peneliti yang meributkan detail-detail penemuan Piaget, terutama mengenai
usia ketika anak mampu menyelesaikan tugas-tugas spesifik.
Berikut para ahli yang mengkritik teori Piaget :
Pada sebuah studi klasik, McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan bahwa
anak sudah mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih
muda daripada usia yang diyakini oleh Piaget.
Studi lain yang mengkritik teori Piaget yaitu bahwa anak-anak baru mencapai
pemahaman tentang objek permanence pada usia di atas 6 bulan. Balillargeon dan
De Vos (1991) ; 104 anak diamati sampai mereka berusia 18 tahun, dan diuji
dengan berbagai tugas operasional formal berdasarkan tugas-tugas yang dipakai
Piaget, termasuk pengujian hipotesa. Mayoritas anak-anak itu memang belum
mencapai tahap operasional formal. Hal ini sesuai dengan studi-studi McGarrigle
dan Donaldson serta Baillargeon dan DeVos, yang menyatakan bahwa Piaget
terlalu meremehkan kemampuan anak-anak kecil dan terlalu menilai tinggi
kemampuan anak-anak yang lebih tua.
Dan belum lama ini, Bradmetz (1999) menguji pernyataan Piaget bahwa mayoritas
anak mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak. Pembelajaran Menurut
Teori Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara
umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan;
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan
(aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).

Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan rasional (akal).

B. PERKEMBANGAN KOGNITIF MENURUT PANDANGAN VYGOTSKY
Penekanan Vygotsky pada peran kebudayaan dan masyarakat di dalam
perkembangan kognitif berbeda dengan gambaran Piaget tentang anak sebagai
ilmuwan kecil yang kesepian. Piaget memandang anak-anak sebagai pembelajaran
lewat penemuan individual, sedangkan Vygotsky lebih banyak menekankan peranan
orang dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak.
Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti
kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak-
anak tak banyak memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan
menyelesaikan masalah.
Vygotsky percaya bahwa kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan
kebudayaan. Oleh karena itu karena itu perkembangan anak tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan social dan cultural ( Holland,dkk 2001 ). Dia percaya bahwa perkembangan
memori, perhatian dan nalar, melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang
ada dalam masyarakat, seperti bahasa, sistem matematika, dan strstegi memori. Teori
Vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi situasi dan
bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara orang dan
lingkungan, yang mencakup objek artifak, alat, buku, dan komunitas tempat orang
berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan
kognitif berasal dari situasi sosial.

Tiga konsep yang dikembangkan dalam teori Vygotsky (Tappan,1998):
Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila di analisis dan pahami apabila
dianalisis dan di interpretasikan secara developmental.

Kemampuan kognitif yang di mediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus
yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan menstraformasi
aktivitas mental.
Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang
sosiokultural.
Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun
pengetahuan mereka. Akan tetapi menurut Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki
koneksi-koneksi sosial. Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan
konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan
dengan seorang penolong yang ahli.

Konsep Zona Perkembangan Proksimal / Zone of Proximal Development
(ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian
tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari
dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang
terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan
celah antara actual development dan potensial development, dimana antara
apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa
dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang
dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah
tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas
adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak
dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dari ZPD adalah
menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan
perkembangan anak.

Konsep Scaffolding

Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah
terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk
mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana
orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan
anak.Dialog adalah alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang
anak-anak kaya konsep tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam
dialog, konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang
sistematis, logis dan rasional.

Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk
komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas.
Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa
unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka.
Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang
terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke
dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara
eksternal dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum
mereka membuat transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal.


C. Teori Perkembangan Anak Erikson
Perkembangan Erickson memfokuskan pada perkembangan psikososial sejak
kecil hingga dewasa dalam beberapa tahap. Setiap orang akan melewati tahapan dan
setiap tahapan akan mendapatkan pengalaman positif dan negatif. Kepribadian yang
sehat akan diperoleh apabila seseorang dapat melewati krisis dalam tugas
perkembangan dengan baik. Bagi anak usia dini, autonomy v.s. doubt (1-3 tahun).
Bayi memerlukan pengasuhan yang penuh cinta kasih sehingga ia merasa yang aman

baginya. Ketidakonsistenan dan perkembangan kognitif mengelompokkan benda-
benda yang sejenis, mengelompokkan bentuk, membedakan rasa, membedakan bau,
membedakan warna, menyebutkan dan mengenal bilangan (1 10), rasa ingin tahu
yang tinggi, imajinatif, perkembangan sosial dan emosi, mengenal aturan orientasi
bermain, egosentris belajar tentang kerja sama dan berbagi, belajar ke kamar mandi
sendiri (Toilet training), selalu ingin mencoba sendiri, menunjukkan ekspresi emosi,
responsif terhadap dorongan dan pujian. Pendapat Piaget dan Vigotsky ini perlu
diakomodasi untuk saling melengkapi. Rancangan kegiatan perlu dibagi dimana ada
saat anak diberi kesempatan menemukan dan membangun pemahamannya (discovery
learning), tetapi guru tetap harus berperan memperluas dan meningkatkan efektivitas
belajarnya dengan bantuan arahan yang tepat (scaffolding), sehingga anak dapat
meningkatkan ZPD untuk menjadi daerah kemampuan aktualnya. Selain itu, perlunya
menunggu kesiapan anak dari Piaget dan pemberian bantuan dari orang dewasa untuk
meningkatkan kemampuan anak jangan dipandang sebagai sesuatu yang kontradiktif,
tetapi dipahami sebagai batasan dalam menetapkan kriteria Developmentally
Appropriate Practice. Pendidik perlu meneliti sejauh mana kompetensi dasar usia
tertentu, sekaligus mencoba meningkatkan kemampuannya dengan tetap
memperhatikan kondisi psikologi anak dan tanpa mematikan anak untuk mencintai
belajar.
D. Tahap tahap perkembangan Pribadi dan Sosial menurut Erikson
Tahap I : kepercayaan versus ketidakpercayaan (sejak lahir hingga 18 bulan)
Tahap masa bayi ialah mengembangkan kepercayaan terhadap dunia ini. Pada tahap
ini ibu memiliki peran yang secara kualitatif sangat menentukan perkembangan
kepribadian anaknya yang masih kecil.
Tahap II : Otonomi versus keraguan (18 bulan hingga 3 tahun)
Pada usia 2 tahun kebanyakan bayi telah dapat berjalan dan telah cukup bnyak
belajar bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang bergantung
kepada orang tua.yang di selesaikan pada masa ini adalah kemandirian sekaligus
dapat mermerkecil rasa malu dan ragu ragu.



Tahap III isiatif versus kesalahan (3 hingga 6 tahun)
Tahap bermain. Tugas yang harus ditanggung seorang anak pada masa ini ialah untuk
belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan kesalahan. Masa
seorang anak mampu belajar terhadap tantangan dunia luar, serta mempelajari
kemampuan baru.
Tahap IV kerajinan versus Interioritas (6 hingga 12 tahun)
Dengan mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan
rendah diri.pada saat ini perlu dorongan dari org tua dan guru memberi
perhatian,teman harus menerima kehadirannya.
Tahap V Identitas vs Kekacauan Identitas (12 hingga 18 tahun)
Tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber dan berakhir
pada usia 18 atau 20 tahun. merupakan masa yang mempunyai peranan
penting, karena melalui tahap ini orang harus mencapai tingkat identitas ego,
dalam pengertiannya identitas pribadi berarti mengetahui siapa dirinya dan
bagaimana cara seseorang terjun ke tengah masyarakat.
Tahap VI Keintiman vs Isolasi (dewasa awal 20 tahun)
ingin mencapai kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari
sikap menyendiri. Periode diperlihatkan dengan adanya hubungan spesial
dengan orang lain yang biasanya disebut dengan istilah pacaran guna
memperlihatkan dan mencapai kelekatan dan kedekatan dengan orang lain.
Tahap VII Generativitas vs Stagnasi (dewasa pertengahan sekitar 30 hungga
60 tahun)
dapat mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu
(generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa (stagnasi). Generativitas adalah
perluasan cinta ke masa depan. Sifat ini adalah kepedulian terhadap generasi
yang akan datang. Melalui generativitas akan dapat dicerminkan sikap
memperdulikan orang lain.
Tahap VIII Integritas vs Keputusasaan (dewasa akhir)
integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan. Tahap ini
merupakan tahap yang sulit dilewati menurut pemandangan sebagian orang
dikarenakan mereka sudah merasa terasing dari lingkungan kehidupannya,

karena orang pada usia senja dianggap tidak dapat berbuat apa-apa lagi atau
tidak berguna.





























BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yang menyeluruh,
yang mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi & psikologis. Bayi lahir
dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk
tingkah laku yang lebih kompleks. Pada masa kanak-kanak, anak belum mempunyai
konsepsi tentang objek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap
dengan panca inderanya. Anak telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis,
tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (tak berwujud).
Penekanan Vygotsky pada peran kebudayaan dan masyarakat di dalam
perkembangan kognitif lebih banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak-
anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak-anak
lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami
dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak memiliki fungsi
mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan masalah. Pada
intinya dapat disimpulkan bahwa dalam teori Vygotsky mengandung banyak unsur
psikologi pendidikan, khususnya pokok bahasan pendidikan dan budaya.
Pemikiran Erikson mengakomodasi teori Piaget dan Vygotsky untuk saling
melengkapi. Menurut Erikson, rancangan kegiatan perlu dibagi dimana ada saat anak
diberi kesempatan menemukan dan membangun pemahamannya, tetapi guru atau
pendidik tetap harus berperan memperluas dan meningkatkan efektivitas belajarnya
dengan bantuan arahan yang tepat, sehingga anak dapat meningkatkan ZPD untuk
menjadi daerah kemampuan aktualnya. Selain itu, perlunya menunggu kesiapan anak
dari Piaget dan pemberian bantuan dari orang dewasa untuk meningkatkan
kemampuan anak jangan dipandang sebagai sesuatu yang kontradiktif, tetapi

dipahami sebagai batasan dalam menetapkan kriteria Developmentally Appropriate
Practice.



DAFTAR PUSTAKA


Adek. Teori Perkembangan Kognitif
Vigotsky. Online.http://valmband.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial=
1&u=%2Fjournal%2Fitem. Diakses 21 Januari 2013.

Nur Azizah Fadhillah. Teori Pendidikan: Teori Perkembangan Sosial Kognitif Lev
Vygotsky. Online.http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/03/teori-pendidikan-teori-
perkembangan-sosial-kognitif-lev-vygotsky/. Diakses 21 Januari 2013.

Pristiadi Utomo. Piaget dan
Teorinya. Online.http://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/. Diakses
21 Januari 2011.

reithatp.blogspot.com/2012/04/perkembangan-kognitif-menurut-
pandangan_6607.html Diakses 21 Januari 2013.

Read Article from : ebookbrowse.com/jurnal-pendidikan-teori-perkembangan-
kognitif-erikson-pdf-d367634540 Diakses 21 Januari 2013.

You might also like