You are on page 1of 2

Radikal bebas yang terdapat di dalam tubuh dan dapat merusak berasal dari turunan

oksigen yang sifatnya reaktif. Contoh oksigen reakif ini mencakup superoksida (O2),
hidroksil (OH), peroksil (ROO), hidrogen peroksida (H2O2), singlet oksigen (O), oksida
nitrit (NO), peroksinitrit (ONOO), dan asam hipoklorit (HOCl) (Murray, 2003). Spesies
oksigen reaktif ini dihasilkan oleh tubuh secara normal dalam proses metabolisme aerobik
pada mitokondria dan mikrosom. Di dalam tubuh, selain sebagai hasil samping dari proses
metabolisme aerobik, spesies oksigen reaktif memiliki beberapa peranan, diantaranya dalam
proses komunikasi antar sel (biosinyal), aktivasi sel Kupffer, dan apoptosis atau peristiwa
matinya sel secara terprogram (Wu, et al., 2004).
Beberapa fungsi dari spesies oksigen reaktif tersebut menunjukkan bahwa molekul
tersebut diperlukan didalam tubuh. Namun keberadaan molekul radikal bebas dalam tubuh
yang melebihi kebutuhan normal sel dapat mengganggu integritas sel dan bereaksi dengan
komponen sel. Komponen sel yang dapat bereaksi dengan radikal bebas antara lain
komponen struktural yaitu berbagai molekul penyusun membran sel dan komponen sel
fungsional yaitu protein dan DNA, yang akhirnya menimbulkan kerusakan sel (Siburian,
2011) dan menginisiasi terjadinya penyakit degeneratif seperti jantung koroner, katarak,
gangguan kognisi, kanker, iskhemik, arterosklerosis, diabetes militus dan penuaan dini
(Hafid, 2003; Pietta, 2000).
1.1.1 Sumber Radikal Bebas
Secara umum sumber radikal bebas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu endogen dan
eksogen. Radikal bebas endogen dapat terbentuk melalui autoksidasi, oksidasi, enzimatik,
fagositosis dalam respirasi, transfer elektron di mitokondria dan oksidasi ion ion logam
transisi. Sedangkan radikal bebas eksogen berasal dari luar sistem tubuh, misalnya sinar UV.
Di samping itu, radikal bebas eksogen dapat berasal dari aktifitas lingkungan. Aktifitas
lingkungan yang dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi, asap rokok,
makanan, mnuman, ozon dan pestisida (Supari, 1996)
1.1.2 Sumber Antioksidan
Berdasarkan sumbernya, antioksidan dalam tubuh manusia dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu antioksidan endogen dan antioksidan eksogen. Antioksidan endogen
terdiri atas enzim-enzim dan berbagai senyawa yang disintesis tubuhyang bekerja dengan
cara mencegah pembentukan radikal bebas baru, contoh antioksidan endogen adalah
superoksid dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx), peroksidase/katalase, dan
glutation (GSH). Sistem antioksidan endogen diperkuat oleh sistem antioksidan eksogen yang
diperoleh dari bahan makanan.
Antioksidan eksogen dapat menangkap radikal dan mencegah reaksi berantai,
contohnya adalah vitamin E (tokoferol), vitamin C (askorbat), karoten, asam urat, bilirubin,
dan albumin. Antioksidan eksogen bekerja melalui tiga macam mekanisme, yaitu
pemotongan rantai propagasi dari radikal bebas, melalui mekanisme khelasi terhadap metal
transisi, memadamkan pengaruh singlet oksigen (Setiati, 2003).

You might also like