Diagnosa Keperawatan : Kurang pembelajaran mengenai proses penyakit dan pengobatan yang berhubungan dengan kurang pengetahuan Penyuluh : Tampat Pelaksanaan : Hari / Tanggal : Pukul : Waktu Pertemuan : Sasaran :
A. Tujuan 1. Tujuan Intruksional umum Setelah mengikuti penyuluhan, Peserta dapat memahami tentang Katarak 2. Tujuan Intruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ini, pasien akan dapat : a. Menjelaskan tentang pengertian Katarak b. Menyebutkan penyebab Katarak c. Menyebutkan tanda dan gejala dari Katarak d. Menjelaskan komplikasi dari Katarak e. Menjelaskan cara Penatalaksanan Katarak
B. Pokok Bahasan : Katarak C. Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian Katarak 2. Penyebab Katarak 3. Tanda dan Gejala dari Katarak 4. Komplikasi Katarak 5. Penatalaksanaan Katarak
D. Metode 1. Ceramah 2. Tanya Jawab.
E. Media dan Alat Bantu 1. Leflet
F. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Waktu Kegiatan Penyululuhan Kegiatan Peserta Pendahuluan 5 menit 1. Membuka pertemuan. a. Memberi salam. b. Memperkenalkan diri. 2. Menjelaskan cakupan materi. 3. Menjelaskan manfaat mempelajari Katarak 4. Menjelaskan kompetensi dalam TIU dan TIK.
Membalas salam Memperhatikan Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan Penyajian 15 menit 5. Menjelaskan Pengertian Katarak a. Menanyakan pengertian peserta tentang Katarak b.Menuliskan jawaban peserta. c. Menyimpulkan pengertian Katarak 6. Menjelaskan tentang Memperhatikan pendapat
Penutup 5 Menit 10. Melakukan Evaluasi dan menutup Pertemuan. a. Mengundang Komentar dan atau Pertanyaan dari pasien. b. Memberikan penilaian terhadap komentar dan atau jawaban terhadap pertanyaan. c. Melakukan evaluasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada pasien. d. Memberikan kesimpulan umum tentang materi Memperhatikan e. Memberi salam Penutup
Memberikan komentar atau pertanyaan.
Memperhatikan.
Menjawab pertanyaan.
Memperhatikan
Membalas salam.
G. Evaluasi 1. klien mampu mengulanggi penjelasan yang telah di sampaikan oleh perawat. 2. Klien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat. 3. Penilaian
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK
A. Definisi Penyakit Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa disertai rasa nyeri yang berangsur-angsur penglihatan menjadi kabur dan akhirnya tidak dapat melihat oleh karena mata tidak dapat menerima cahaya. (Arif, et al, 1999). B. Penyebab Katarak Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Beberapa faktor dapat mengakibatkan tumbuhnya katarak lebih cepat. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa adalah adanya obat tertentu, seperti eserin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal, sinar ultraviolet B, efek racun dari rokok, alkohol, kurang vitamin E, dan radang menahun di dalam bola mata. Anak dapat menderita katarak biasanya merupakan penyakit yang diturunkan, peradangan didalam kehamilan. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti Diabetes Melitus dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata. Cedera mata dapat menyebabkan katarak seumur hidup seperti pukulan keras, tusukan benda, panas tinggi, bahan kimia dapat merusak lensa mata.
C. Klasifikasi katarak: 1. Katarak senilis Dibagi dalam 4 stadium yaitu: a. Katarak insipien : kekeruhan lensa sangat tipis terutama di bagian perifer kortek. Biasanya tidak menimbulkan gangguan penglihatan dan masih dapat dikoreksi 6/6. b. Katarak imatur: kekeruhan terutama terjadi di bagian posterior uji. c. Bayangan masih positif. Visus 3/60-6/30. d. Katarak matur: kekeruhan lensa sudah menyeluruh dan uji bayangan sudah negatif. Tajam penglihatan bervariasi antara 1/300 seper tak terhingga. e. Katarak hipermatur: terjadi pengerutan kapsul lensa, kortek lensa mencair dan nukleus bergerak ke bawah disebut juga katarak Morgagni. 2. Katarak komplikata: Katarak yang berkembang sebagai efek langsung dari adanya penyakit intraokuler sesuai fisiologi lensa. Misal: uveitis anterior kronis, glukoma kongesti akut. 3. Katarak toksika: jarang terjadi, biasanya karena obat steroid, klorpromazin, preparat emas. 4. Katarak yang berhubungan dengan penyakit sistemik: bisa menyertai kelainan sistemik DM, sindroma hipokalsemi, hipoparatiroidisme. 5. Katarak traumatik: Katarak akibat trauma, paling sering adanya korpus alienum yang menyebabkan lesi atau injury pada lensa atau oleh trauma tumpul pada bola mata. 6. Katarak kongenital Kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir atau segera setelah lahir. D. Tanda dan Gejala a. Tanda : Lensa keruh, penglihatan kabur secara berangsur-angsur tanpa rasa sakit, pupil berwarna putih, miopsi pada katarak intumessen. b. Gejala : Merasa silau terhadap cahaya matahari, penglihatan kabur secara berangsur- angsur tanpa rasa sakit, penglihatan diploplia monokuler (dobel), persepsi warna berubah, perubahan kebiasaan hidup. E. Patofisiologi Normalnya bening / transparan agar cahaya dapat masuk ke dalam mata. Perubahan biokimia dapat terkadi pada lensa, sehingga menyebabkan perubahan pada susunan anatomi maupun fisiologinya. Trauma dapat menyebabkan perubahan pada serabut-serabut yang menyebabkan lensa menjadi keruh, kemudian menghalangi jalannya cahaya yang masuk ke dalam retina. Katarak matur merupakan perkembangan dari berbagai katarak pada kapsul lensa. Dewasa ini katarak dapat dihilangkan melalui tindakan operasi. Bagaimanapun derajat penurunan tajam penglihatan akan mengganggu aktifitas sehari-hari. Katarak dapat berkembang pada kedua mata, sebagaimana pada katarak senillis, hanya saja rentangnya yang berbeda. F. Pemeriksaan Penunjang a. Kartu snellen : untuk memeriksa tajam penglihatan, pada stadium insipien dan imatur dicoba untuk koreksi. b. Pemeriksaan laboratorium c. Pemeriksaan EKG d. Pemeriksaan USG mata e. Pemeriksaan biometri G. Manajemen Terapi a. Non Bedah: Tak ada spesifik, midriatik siklopegik dapat digunakan pada katarak sentral yang kecil. b. Bedah bila katarak senilis sudah matur. Pengangkatan lensa dapat dilakukan dengan: a. ekstrakapsuler b. intrakapsule c. setelah itu, untuk koreksi afakia dapat dipakai : kacamata, lensa kontak atau pemasangan/implantasi lensa intraokuler.
H. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Data Data Subyektif Pasien mengatakan penglihatan kabur/berawan Pasien mengatakan silau bila terpancar sinar yang terang Pasien mengatakan penglihatan dobel Persepsi warna berubah Data Obyektif Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil Perubahan aktivitas dari biasanya Penurunan visus Kekeruhan pada lensa 2. Diagnosa Keperawatan Pre Operasi: a. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d perubahan persepsi sensori, perubahan penangkapan sensori, transmisi dan integrasi. b. Cemas b.d krisis situasional, ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan. c. Risiko cedera b.d fungsi sensori terganggu
Post Operasi: a. Gangguan sensori persepsi: penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori organ indera. b. Nyeri akut b.d agen injury fisik c. Risiko terjadinya infeksi berhubungan dengan prosudur invasif (bedah pengangkatan karatak) d. PK: peningkatan TIO
DAFTAR PUSTAKA
Arif, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius, Jakarta. Barbara C. Long, (1996) Pendekatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Bandung. Carpenito. L.J., (2000), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Ed. 8, EGC, Jakarta. Doenges M, (1990) Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan), Editor bahasa Indonesia, Monika Ester, Yasmin Asih, EGC, Ed. 3-Jakarta. http : // www.html, NANDA, 2002, Nursing Interventions Clasification (NIC) dan Nursing Out Come (NOC), Ed.3. Nanda (2000), Nursing Diagnosis: Prinsip-Prinsip dan Clasification, 2001-2002, Philadelphia, USA
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis