You are on page 1of 5

SIKAP DAN KESEIMBANGAN BADAN

I. Percobaan Pada Katak



A. Landasan Teori
Aparatus vestibular merupakan organ sensoris untuk mendeteksi sensasi keseimbangan. Di
dalam sistem ini terdapat tabung membrane dan ruangan yang disebut labirin membranosa, yang
merupakan bagian fungsional apparatus vestibular. Labirin ini terdiri dari atas koklea, tiga
kanalis semisirkularis, dan dua ruangan besar yang dikenal sebagai urtikulus dan sakulus.
Makula pada urtikulus terletak pada bidang horizontal permukaan inferior urtikulus dan berperan
penting dalam menentukan orientasi kepala ketika kepala dalam posisi tegak. Sebaiknya, macula
pada sakulus terutama terletak dalam bidang verikal dan memberikan sinyal orientasi kepala saat
seseorang berbaring. Sedangkan kanalis semisirkularis mendeteksi percepatan dalam berputar.

B. Cara kerja
1. Letakan katak di papan fiksasi dan tutplah dengan gelas beker.
2. Peganglah papan fiksasi dan gelas beker itu dengan kedua belah tangan dan gerakan lah
keatas, ke bawah, putarlah ke kanan dan ke bawah.
3. Perhatikan dengan seksama perubahan-perubahan sikap pada katak.
a. Posisi kepala
b. Fleksi/ekstensi ekstrimitas
4. Bukalah gelas beker dan palingkan kepala katak ke kanan, perhatikan sikap dan
kedudukan kakinya.
P.VI.4.6 apa maksud kita memalingkan kepala?
Untuk merangsang kodok tersebut akan bergerak ke arah mana.

5. Masukan katak ke dalam bak yang berisi air dan perhatikan gerakan kaki dan arah
berenangnya.
6. Buanglah labirin kanan katak tersebut dengan cara sebagai berikut :

a. Biuslah katak itu dengan cara memasukannya bersama-sama dengan kapas yang telah
dibasahi dengan eter ke dalam gelas beker yg ditelungkupkan.
b. Setelah katak itu terbius, lalu letakan katak itu telentang di papan fiksasi dan sematkan
jarum-jarum pentul pada kakinya.
P.IV.4.7 bagaimana kita mengetahui bahwa katak sudah terbius?
Dengan cara memperhatikan katak tersebut, jika gerakan katak tersebut sudah melambat/diam
saja itu pertanda pembiusan telah berhasil.

c. Fiksasi rahang atas katak dengan jarum pentul pada papan fiksasi dan bukalah mulutnya
selebar-lebarnya.
d. Guntinglah selaput lendir rahang atas di garis median dengan guntung halus, sesuai
dengan garis yang ada pada gambar.
e. Bebaskan selaput lendir itu dari jaringan di bawahnya dan doronglah ke lateral. Cegah
pendarahan sedapat-dapatnya.
f. Perhatikah dasar tengkorak katak terutama os. Parabasale nya yang membayang.
g. Rusaklah labirin kanan dengan jalan memberi os.parabasale di tempat yang diberi tanda
X secara hati-hati sedalam 1-2mm ( sampai terasa bahwa bor telah menembus tulang yang
keras)
h. Bersihkan daerah operasi dengan kapas dan kembalikan selaput lendir ke tempat semula,
dengan demikian alat keseimbangan kanan telah dibuang.
7. Setelah efek pembiusan pada katak menghilang, ulangi tindakan no. 1 s/d 5
8. Buanglah sekarang labirin kiri dengan cara yg sama seperti sub. 6 dengan demikian
kedua alat keseimbangan telah dibuang.

C. Hasil pengamatan
- pada saat katak berada di dalam gelas beker lalu kita memutar-mutar nya, terlihat katak mulai
melemas, mata katak membesar, dan setelah dimasukan ke dalam air katak cenderung diam(tidak
bergerak).
- pada saat labirin kanan katak dirusak, lalu memasukan katak ke dalam air, keseimbangan
mulai tidak berfungsi secara benar. Begitu juga sebaliknya saat labirin kiri dirusak.

D. Pembahasan
pada percobaan katak tersebut, dapat disimpulkan bahwa labirin pada katak sangat berguna bagi
keseimbangan pergerakan katak. Dimana saat labirin katak dirusak, maka pergerakan katak pun
menjadi tidak seimbang.

E. Kesimpulan
Labirin berperan penting sangat diperlukan dalam keseimbangan.

II. Percobaan Pada Manusia
Teori
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di
tempatkan di berbagai posisi. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari
integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk
proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur
dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon
terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti,
usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.
Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :
- Sistem informasi sensoris
- Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.


a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan
bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus
pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama
melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi
tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk
mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan
muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang. Dengan
informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada
lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan
keseimbangantubuh.
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan,
kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga.
Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor
dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi
perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular,
mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka
meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang
otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio
retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi, dan
serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula
spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada
leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat
sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot
postural.
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi
propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar
masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri
melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls
yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf
yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba
di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh
dalam ruang.



Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan badan :
1. Suruhlah orang percobaan berjalan mengikuti suatu garis di lantai dengan mata terbuka dan
kepala serta badan sikap yang biasa. Perhatikan jalannya dan tanyakan apakah ia mengalami
kesukaran dalam mengikuti garis lurus tersebut.
2. Ulangi percobaan diatas (no 1) dengan mata tertutup
3. Ulangi percobaan diatas (no 1 dan 2) dengan :
a. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri
b. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan
P.VI.4.8. Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan
Jawaban pertanyaan
- Mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan,
dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik
- Sikap kepala sangat berpengaruh terhadap system keseimbangan
Hasil
- Ketika o.p. berjalan mengikuti garis dilantai dengan mata terbuka dan kepala serta sikap badan
yang biasa, o.p tidak mangalami kesulitan dan dapat berjalan lurus mengikuti garis
- o.p. berjalan dengan mata tertutup, sehingga o.p. mengalami kesulitan dan tidak bisa berjalan
mengikuti suatu garis di lantai
- kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri : o.p. akan berjalan miring ke kanan
- kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan : o.p. akan berjalan miring ke kiri
Kesimpulan
Mata dan sikap kepala berhubungan erat dengan system keseimbangan

You might also like