You are on page 1of 29

AYU PURWA, DWINANDA, DEVA

KUSUMA, DAYU ARI, SANTIKA DEWI,


AYU WIRATNI,
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PENYAKIT TERMINAL
KEHILANGAN
Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual
maupun potensial yang dapat dialami individu
ketika berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, baik sebagian atau
keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup
sehingga terjadi perasaan kehilangan (Hidayat,
2012)
Jenis kehilangan :
Kehilangan objek eksternal
Kehilangan lingkungan
Kehilangan sesuatu atau seseorang
Kehilangan suatu aspek diri
Kehilangan hidup

KEADAAN TERMINAL
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit
dimana menurut akal sehat tidak ada harapan
lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu
dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu
kecelakaan.
Kondisi terminal adalah suatu proses yang
progresif menuju kematian berjalan melalui suatu
tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan
spiritual bagi individu (Kubler-Ross, 1969).

Kriteria penyakit terminal
Penyakit tidak dapat disembuhkan
Mengarah pada kematian
Diagnosa medis sudah jelas
Tidak ada obat untuk menyembuhkan
Prognosis jelek
Bersifat progresif
Terminal

TAHAP MENJELANG AJAL
Menolak/Denial
Marah/Anger
Menawar/bargaining
Kemurungan/Depresi
Menerima/Pasrah/Acceptance

1. Denial (Penolakan)
Reaksi pertama
Syok, tidak percaya, mengerti, atau mengingkari
kenyataan.
Reaksi fisik : Letih, lemah, pucat, , mual, diare,
menangis, gangguan pernafasan, gelisah, detak
jantung cepat, tidak tahu berbuat apa
Berlangsung beberapa menit hingga beberapa
tahun
2. Anger (Marah)
Individu menolak kehilangan.
Kemarahan timbul sering diproyeksikan kepada
orang lain atau dirinya sendiri.
Perilaku : agresif, bicara kasar, menyerang orang
lain, menolak pengobatan, menuduh dokter atau
perawat tidak kompeten
Respon fisk : muka merah, denyut nadi cepat,
gelisah, susah tidur, tangan mengepal

3. Bargainning (Tawar menawar)
Penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya
kehilangan.
Berupaya melakukan tawar menawar dengan
memohon kemurahan Tuhan.
4. Depression ( Depresi)
Menunjukan sikap menarik diri
Kadang bersikap sangat penurut
Tidak mau bicara
Menyatakan keputusasaan
Rasa tidak berharga
Bisa muncul keinginan bunuh diri
Gejala fisik : menolak makan, susah tidur, letih, libido
turun
5. Acceptance ( Penerimaan)
Reorganisasi perasaan kehilangan
Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai
berkurang atau hilang beralih ke objek baru.
Menerima kenyataan kehilangan
Mulai memandang ke depan.
Apabila dapat memulai tahap ini dan menerima
dengan perasaan damai tuntas
Apabila kegagalan masuk ketahap penerimaan
mempengaruhi dalam mengatasi perasaan
kehilangan selanjutnya

KEMATIAN
Kematian adalah suatu pengalaman tersendiri,
dimana setiap individu akan
mengalami/menghadapinya seorang diri, sesuatu
yang tidak dapat dihindari, dan merupakan suatu
kehilangan

Tanda-tanda Klinis Menjelang
Kematian
Kehilangan Tonus Otot
Kelambatan dalam Sirkulasi
Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital
Gangguan sensori

Macam Tingkat Kesadaran/Pengertian
Pasien dan Keluarganya Terhadap Kematian
Closed Awareness/Tidak Mengerti
Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yang
Ditutupi
Open Awareness/Sadar akan keadaan
dan Terbuka

Bantuan yang dapat Diberikan

Bantuan Emosional
Bantuan Memenuhi Kebutuhan Fisiologis
Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial
Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Gambaran problem yang dihadapi pada kondisi terminal
:
Problem Oksigenisasi
Problem Eliminasi
Problem Nutrisi dan Cairan
Problem suhu
Problem Sensori
Problem nyeri
Problem Kulit dan Mobilitas
Masalah Psikologis
Perubahan Sosial-Spiritual
FAKTOR YANG PERLU DIKAJI
Faktor Fisik
Faktor Psikologis
Faktor Sosial
Faktor Spiritual
Head To Toe
RIWAYAT KESEHATAN :
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
DIAGNOSIS
Ansietas/ketakutan (individu, keluarga)
Berduka yang beRhubungan dengan penyakit
terminal
Perubahan proses keluarga
Risiko terhadap distres spiritual
PERENCANAAN (DX 1)
Ansietas/ketakutan (individu, keluarga) yang
berhubungan dengan situasi yang tak dikenal.
Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut
akan kematian dan efek negative pada gaya
hidup.
No
Intervensi Rasional
1
Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya :
a. Berikan kepastian dan kenyamanan
b. Tunjukkan perasaan tentang pemahman dan
empti, jangan menghindari pertanyaan
c. Dorong klien untuk mengungkapkan setiap
ketakutan permasalahan yang berhubungan
dengan pengobatannya
d. Identifikasi dan dukung mekanisme koping
efektif
Klien yang cemas mempunyai
penyempitan lapang persepsi dengan penurunan
kemampuan untuk belajar. Ansietas cenderung
untuk memperburuk masalah. Menjebak klien pada
lingkaran peningkatan ansietas tegang, emosional
dan nyeri fisik.
2
Kaji tingkat ansietas klien : rencanakan penyuluhan
bila tingkatnya rendah atau sedang.
Beberapa rasa takut didasari oleh informasi yang
tidak akurat dan dapat dihilangkan dengan
memberikan informasi akurat. Klien dengan
ansietas berat atau parah tidak menyerap
pelajaran.
3
Dorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan
ketakutan-ketakutan mereka.
Pengungkapan memungkinkan untuk saling
berbagi dan memberiakan kesempatan untuk
memperbaiki konsep yang tidak benar.
4
Berikan klien dan keluarga kesempatan dan
penguatan koping positif.
Menghargai klien untuk koping efektif dapat
menguatkan renson koping positif yang akan
datang.
PERENCANAAN DX 2
Berduka yang berhubungan penyakit terminal
dan kematian yang akan dihadapi penurunan
fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri
dari orang lain
N
o
Intervensi Rasional
1
Berikan kesempatan pada klien dan
keluarga untuk mengungkapkan perasaan,
didiskusikan kehilangan secara terbuka ,
dan gali makna pribadi dari kehilangan.
Jelaskan bahwa berduka adalah reaksi
yang umum dan sehat.
Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan yang
dibutuhkan dan bahwa kematian sedang menanti dapat
menyebabkan menimbulkan perasaan ketidak berdayaan,
marah dan kesedihan yang dalam dan respon berduka yang
lainnya. Diskusi terbuka dan jujur dapat membantu klien dan
anggota keluarga menerima dan mengatasi situasi dan
respon mereka terhadap situasi tersebut.
2
Berikan dorongan penggunaan strategi koping
positif yang terbukti yang memberikan
keberhasilan pada masa lalu.
Stategi koping fositif membantu penerimaan dan
pemecahan masalah.
3
Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan atribut
diri yang positif.
Memfokuskan pada atribut yang positif meningkatkan
penerimaan diri dan penerimaan kematian yang terjadi.
4
Bantu klien mengatakan dan menerima kematian yang
akan terjadi, jawab semua pertanyaan dengan jujur.
Proses berduka, proses berkabung adaptif tidak dapat dimulai
sampai kematian yang akan terjadi di terima.
5
Tingkatkan harapan dengan perawatan penuh perhatian,
menghilangkan ketidak nyamanan dan dukungan.
Penelitian menunjukkan bahwa klien sakit terminal paling
menghargai tindakan keperawatan berikut :
a. Membantu berdandan.
b. Mendukung fungsi kemandirian.
c. Memberikan obat nyeri saat diperlukan dan
d. Meningkatkan kenyamanan fisik
PERENCANAAN DX 3
Perubahan proses keluarga yang berhubungan
dengan gangguan kehidupan takut akan hasil
(kematian) dan lingkungannya penuh stres (tempat
perawatan).
No Intervensi Rasional
1 Luangkan waktu bersama keluarga atau orang
terdekat klien dan tunjukkan pengertian yang
empati.
Kontak yang sering dan
mengkomuikasikan sikap perhatian dan
peduli dapat membantu mengurangi
kecemasan dan meningkatkan
pembelajaran.
2 Izinkan keluarga klien atau orang terdekat
untuk mengekspresikan perasaan, ketakutan
dan kekawatiran.
Saling berbagi memungkinkan
perawat untuk mengintifikasi ketakutan
dan kekhawatiran kemudian
merencanakan intervensi untuk
mengatasinya.
3 Jelaskan lingkungan dan peralatan ICU Informasi ini dapat membantu
mengurangi ansietas yang berkaitan
dengan ketidaktakutan.
4 Jelaskan tindakan keperawatan dan kemajuan
postoperasi yang dipikirkan dan berikan
informasi spesifik tentang kemajuan klien.
5 Anjurkan untuk sering berkunjung dan
berpartisipasi dalam tindakan perawatan.
Kunjungan dan partisipasi yang sering
dapat meningakatkan interaksi keluarga
berkelanjutan.
6 Konsul dengan atau berikan rujukan kesumber
komunitas dan sumber lainnya.
Keluarga dengan masalah-masalah
seperti kebutuhan financial , koping yang
tidak berhasil atau konflik yang tidak
selesai memerlukan sumber-sumber
tambahan untuk membantu
mempertahankankan fungsi keluarga.
PERENCANAAN DX 4
Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan
dengan perpisahan dari sistem pendukung
keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan
diri dalam menghadapi ancaman kematian.
No Intervensi Rasional
1 Gali apakah klien menginginkan untuk
melaksanakan praktek atau ritual keagamaan
atau spiritual yang diinginkan bila yang memberi
kesempatan pada klien untuk melakukannya.
Bagi klien yang mendapatkan nilai tinggi pada doa
atau praktek spiritual lainnya, praktek ini dapat
memberikan arti dan tujuan dan dapat menjadi
sumber kenyamanan dan kekuatan.
2 Ekspesikan pengertian dan penerimaan anda
tentang pentingnya keyakinan dan praktik
religius atau spiritual klien.
Menunjukkan sikap tak menilai dapat membantu
mengurangi kesulitan klien dalam mengekspresikan
keyakinan dan prakteknya.
3 Berikan privasi dan ketenangan untuk ritual
spiritual sesuai kebutuhan klien dapat
dilaksanakan.
Privasi dan ketenangan memberikan lingkungan
yang memudahkan refresi dan perenungan.
4 Bila anda menginginkan tawarkan untuk berdoa
bersama klien lainnya atau membaca buku
keagamaan.
Perawat meskipun yang tidak menganut agama atau
keyakinan yang sama dengan klien dapat membantu
klien memenuhi kebutuhan spritualnya.
5 Tawarkan untuk menghubungkan pemimpin
religius atau rohaniwan rumah sakit untuk
mengatur kunjungan. Jelaskan ketidak setiaan
pelayanan.
Tindakan ini dapat membantu klien mempertahankan
ikatan spiritual dan mempraktikkan ritual yang
penting.
EVALUASI
Terhadap klien :
Klien merasa nyaman (bebas dari rasa sakit) dan
mengekpresikan perasaannya pada perawat.
Klien tidak merasa sedih dan siap menerima
kenyataan.
Klien selalu ingat kepada TUHAN dan selalu
bertawakkal dan klien sadar bahwa setiap apa
yang diciptakan TUHAN akan kembali
kepadanya.

EVALUASI
Terhadap keluarga klien :
Keluarga dapat mengekspresikan perasaan-
parasaan, seperti : sedih, marah, kehilangan, dan
sebagainya.
Dapat mengutarakan pengalaman-pengalaman
emosionalnya.
Dapat melakukan kegiatan yang biasa
dilakukannya.
Dapat membentuk hubungan baru dengan orang
lain.

SEKIAN

You might also like