You are on page 1of 5

1.

Pengertian
Cacingan atau kecacingan adalah infestasi oleh cacing, biasanya hanya
mengacu pada jenis cacing yang menjadi parasit di saluran pencernaan seperti taenia
(cacing pita), askaris (cacing gelang), enterobius (cacing kremi) dan ankilostoma
(cacing tambang).
2. Penyebab
a. Penyebab Secara Umum :
- Pola Hidup tidak Sehat
- Berjalan Kaki Tanpa Sendal
- Minum Air yang Terkontaminasi
- Makanan Daging Kurang Matang
- Kontak Seksual (pada orang dewasa)
- Makan Makanan yang Terkontaminasi
- Kuman yang Masuk Melalui Hidung dan Kulit
- Menggunakan Kotoran Manusia sebagai Pupuk
- Tidak Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Makan
b. Penyebab Berdasarkan Jenis cacing yang menginfeksi :
- Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides)
- Cacing kremi (Enterobius vermicularis)
- Cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus).
- Cacing cambuk (trichuris trichiura)
3. Gejala Cacingan
a. Secara Umum :
- Diare
- Mual
- Batuk
- Anemia
- Muntah
- Demam
- Sembelit
- Sakit Kepala
- Gelisah di Malam Hari
- Kehilangan Berat Badan
- Kekebalan Tubuh Menurun
- Rasa Gatal di Daerah Sekitar Anus
- Keinginan Terus-menerus untuk Makanan
- Lingkaran Hitam di Bawah Mata (mata panda)
- Menderita Penyakit Radang Usus dan Paru-paru
b. Berdasarkan Jenis Cacing :
Cacing gelang (Ascaris Lumbricoides) :
- Gangguan lambung
- Kejang perut
- Diare
- Kehilangan berat badan
- Demam
Cacing kremi (Enterobius vermicularis) :
- Rasa gatal di anus pada malam hari
- Cepat marah
- Insomnia
- Lemah
Cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) :
- Gangguan pencernaan
- Lemah
- Anemia
- Pucat
- Pusing
- Nyeri kepala
- Kurang konsentrasi
Cacing cambuk (trichuris trichiura) :
- Hilangnya nafsu makan
- Anemia
- Diare
4. Klasifikasi Cacingan
a. Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides)
Cacing betinanya yang panjangnya kira-kira 20-30 cm ini mampu bertelur 200.000
telur per harinya. Dalam waktu lebih kurang 3 minggu telur ini akan berisi larva yang
bersifat infektif, yang dapat menjadi sumber penularan jika secara tidak sengaja
mencemari makanan atau minuman yang kita konsumsi. Telur cacing gelang yang masuk
ke pencernaan akan menetas menjadi larva. Larva ini menembus dinding usus halus
menuju jantung dan paru-paru. Cacing gelang menyebabkan gizi buruk dan membuat anak
tidak nafsu makan, karena nutrisinya direbut cacing. Cacing dewasa dapat bertahan hidup
6-12 bulan. Cacing ini hidup sebagai parasit dalam usus halus, sehingga akan mengambil
nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh kita dan menimbulkan kerusakan pada` lapisan usus
tersebut. Akhirnya timbullah diare dan gangguan penyerapan sari-sari makanan tersebut.
b. Cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Cacing ini mirip kelapa parut, kecil-kecil dan berwarna putih. Telur yang masuk
keperut atau juga melalui jalan nafas, setelah telur cacing ditelan. Awalnya, cacing ini
akan bersarang di usus besar. Saat dewasa, cacing kremi betina akan pindah ke anus untuk
bertelur. Telur-telur ini yang menimbulkan rasa gatal. Bila balita menggaruk anus yang
gatal, telur akan pecah dan larva masuk ke dalam dubur. Saat digaruk, telur-telur ini
bersembunyi di jari dan kuku, sebagian lagi menempel di sprei, bantal atau pakaian. Lewat
kontak langsung, telur cacing menular ke orang lain.
c. Cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus).
Inilah cacing yang paling ganas, karena ia menghisap darah. Cacing betinanya bisa
bertelur 15 ribu-20 ribu butir per hari. Penularannya cepat, karena larva cacing tambang
sanggup menembus kulit kaki dan selajutnya terbawa oleh pembuluh darah ke dalam usus.
Cacing dewasa bertahan hidup 2-10 tahun. Cacing tambang ini menimbulkan luka pada
permu-kaan usus, sehingga perdarahan dapat terjadi secara lebih berat dibanding dengan
infeksi cacing jenis lainnya. Perdarahan yang lebih berat ini disebabkan karena mulut
(stoma) cacing mengerat permukaan usus. Bahkan satu ekor cacing saja dapat
menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,0050,34 cc sehari. Mengingat itu semua,
maka infeksi cacing tambang merupakan penyebab anemia yang paling sering ditemukan
pada anak-anak, sehingga dapat mempengaruhi daya tahan tubuhnya dan menurunkan
prestasi belajarnya.

d. Cacing cambuk (trichuris trichiura)
Cacing ini juga menghisap sari makanan yang kita makan. Dia menghisap darah dan
hidup di dalam usus besar. Cacing betinanya bisa bertelur 5 ribu-10 ribu butir per hari.
Biasanya infeksi cacing ini menyerang pada usus besar. Infeksinya sering menimbulkan
luka pada usus, karena kepala cacing dimasukkan ke dalam permukaan usus penderita.
Pada infeksi yang ringan biasanya hanya timbul diare saja. Tetapi pada infeksi yang berat,
hampir pada sebagian besar permukaan usus besar dapat ditemukan cacing jenis ini.
Akibatnya diare yang terjadi juga relatif berat dan dapat berlangsung terus menerus.
5. Penatalaksanaan Terapi
a. Tujuan Terapi :
6. Pengobatan
a. Terapi non Obat :
- Jagalah kebersihan diri anda, kebersihan lingkungan, kebersihan makanan
- Cuci bersih tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
- Gunting kuku kalau sudah agak panjang, hilangkan kebiasaan menggit
kuku
- Cuci sayuran dengan bersih terutama sayuran yang kotor seperti kankung
air.
- Kalau memasak daging, maka masaklah dengan benar-benar matang.
- Rumah yang sehat harus ada kakusnya, jangan buang air besar (BAB)
disembarang tempat
b. Terapi Obat :
1. Mebendazol : tiabendazol, albendazol.
sangat efektif terhadap cacing kremi, gelang, pita, cambuk dan tambang.
Banyak digunakan sebagai monoterapi untuk penanganan masal terhadap penyakit
cacingan, juga pada infeksi campuran 2 atau lebih cacing. Bekerja sebagai vermicid,
larvacid dan ovicid.
Mekanisme kerja : perintangan pemasukan glukosa dan mempercepat penggunaannya
(glikogen) pada cacing.
Dosis : Anak dan dewasa sama, pada Oxyuriasis dosis tunggal 100 mg pada waktu
makan pagi. Pada infeksi cacing gelang, tambang, benang, pita dan cambuk 2 dd 100
mg selama 3 hari, bila perlu diulang setelah 3 minggu.
2. PIPERAZIN : Upixon

Sangat efektif terhadap Oxyuris dan Ascaris.
Cacing dilumpuhkan untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh gerak peristaltik
usus, berkhasiat juga sebagai laksan lemah.
Banyak digunakan karena efektif dan murah, tetapi di banyak negara barat sejak 1984
tidak digunakan lagi karena efek sampingnya terutama neurotoksisitas.
Dosis : Ascaris: 75 mg/kgBB atau dosis tunggal dari 3 g selama 2 hari. Oxyuris 65
mg/kgBB atau dosis tunggal dari 2,5 g selama 7 hari.
4. LEVAMISOL

Efektif terhadap Ascaris, cacing tambang.
Efek samping jarang terjadi, yaitu reaksi alergi (rash), granulocytopenia dan kelainan
darah lainnya
5. NIKLOSAMIDA : Yomesan

Sangat efektif terhadap cacing pita manusia/hewan
Mekanisme : peningkatan kepekaan cacing terhadap enzim protease sehingga cacing
lebih mudah dicerna.
Efek samping hampir tidak ada, tetapi obat ini bersifat sangat toksis, penggunaannya
harus hati-hati pada gangguan yang meningkatkan resorpsi (colitis dan luka di usus).

You might also like