You are on page 1of 17

BAB III

PEMBAHASAN
Pada kasus ini di dapatkan hasil anamnesis bahwa anak M usia 5 tahun
mengalami kejang sesaat sebelum ke IGD (satu jam yang lalu). Pasien kejang
dengan mata melirik keatas, dan kedua tangannya kejang. Kejang sebanyak !
(tidak berulang), durasi kejang kira"kira selama 5 menit. Pasien juga mengalami
gusi berdarah saat bangun tidur, darah keluar terus menerus selama kurang lebih #
jam, ibu pasien mengatakan seperti ada bintik"bintik di lidah dan gusi yang
menyebabkan darah mengu$ur terus. %elain itu, juga timbul bintik & bintik
kemerahan dan lebam"lebam sejak ' hari yang lalu. (imbulnya bintik"bintik
kemerahan berawal dari wajah kemudian menyebar ke seluruh tubuh, pasien tidak
mengeluh nyeri dan gatal. Pasien tidak mengalami demam", mimisan", mual",
muntah", buang air ke$il warna kuning jernih, buang air besar berwarna hitam
disangkal.
)iwayat penyakit dahulu, pasien pernah sakit D*D waktu umur + bulan,
dan di rawat inap selama tetapi riwayat trans,usi darah sewaktu sakit D*D
disangkal. %elain itu, pasien sering mengeluh kepalanya sakit, untuk mengurangi
sakit kepalanya, pasien beli -bat b-dre!in sendiri ke t-k- dekat rumahnya.
)iwayat pernah kejang sebelumnya disangkal. )iwayat trauma (jatuh dari
ketinggian, jatuh dari sepeda) disangkal, tetapi menurut kedua -rang tuanya,
pasien sering bersenda gurau dengan kakaknya dan kadang & kadang kepalanya
sampai terbentur ke dinding. )iwayat sakit pilek beberapa kali tetapi sembuh"
.
sembuh sendiri tanpa minum -bat (ibu pasien tidak ingat kapan terakhir anaknya
pilek).
Kesadaran pasien saat datang di /GD yaitu $-mp-smentis tetapi juga
gelisah. Pada pemeriksaan ,isik didapatkan ptekie dan echimosis di wajah dan
tubuh dan ekstremitas.
Masalah utama yang terjadi pada pasien tersebut adalah kejang dan
perdarahan. Mani,estasi perdarahan dimulai dari gusi berdarah yang mengu$ur
terus menerus, dan timbul ptekie juga ekim-sis di wajah, tubuh, dan ekstremitas.
Perdarahan yang terjadi se$ara tiba"tiba dan tanpa diketahui penyebabnya.
(erdapat pemikiran diagn-sis sementara berdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan ,isik yaitu Idiopathic thrombocytopenic purpura (I(P).
I(P dide,inisikan sebagai tr-mb-sit-penia dengan sumsum tulang yang
n-rmal dan tidak adanya penyebab lain dari tr-mb-sit-penia tersebut.
'
0hu et al
kemudian mende,inisikan I(P sebagai sebuah kelainan perdarahan yang didapat
dan ditandai -leh 1 hal yaitu 2
a. (r-mb-sit-penia, dengan tr-mb-sit berada dibawah 53.3334ul
b. Purpura dan rash
$. %umsum tulang n-rmal
d. (idak adanya tanda"tanda lain dari penyebab tr-mb-sit-penia yang
diketahui
Klasi,ikasi I(P berdasarkan perjalanan penyakitnya dibagi # yaitu I(P
akut untuk yang berlangsung selama kurang dari 5 bulan dan I(P kr-nis untuk
yang berlangsung selama lebih dari sama dengan 5 bulan. 6amun Internati-nal
0-nsensus Guidelines pada tahun #33 mengeluarkan klasi,ikasi baru yaitu
+
Newly diagnosed, persisten (durasi ' hingga # bulan) dan kr-nik (durasi lebih
dari sama dengan # bulan).
1
Penting untuk menentukan klasi,ikasi I(P akut atau kr-nis. Perbedaan I(P
akut dan kr-nis dapat dilihat dari tabel di bawah ini
(abel '.. Perbedaan I(P 7kut dan Kr-nis
8
PERBEDAAN AKUT KRONIS
/mur #"5 tahun /sia dewasa
9enis Kelamin :aki 2 wanita; 2 :aki 2 wanita; 2 '
7da in,eksi yang
mendahului
+3< 9arang
Permulaan 7kut Perlahan"lahan
9umlah tr-mb-sit =#3.333 4 mm
'
13.333"+3.333 4 mm
'
>-sin-,il dan
:im,-sit-sis
%ering 9arang
Kadar Ig7 6-rmal :ebih rendah
:ama Penyakit *iasanya #"5 minggu *erbulan"bulan sampai
bertahun"tahun
Pr-gn-sis Penyembuhan sp-ntan
pada +3< kasus
Perjalanan penyakit menahun
dengan jumlah tr-mb-sit naik
turun
Dari tabel di atas dapat diketahui anak M masuk dalam kateg-ri I(P akut
karena pada anak M dilihat dari segi usia masih usia anak"anak yaitu berusia 5
tahun dengan jenis kelamin laki"laki. Dari anamnesis anak M didapatkan bintik"
bintik dan lebam"lebam seluruh tubuh yang timbul sejak tiga hari yang lalu dan
gusi berdarah sejak bangun tidur tadi pagi. %edangkan dari hasil lab-rat-rium saat
pertama kali anak M datang tr-mb-sitnya menurun yaitu 5.333 4 mm
'
.
8
Penyebab I(P yang pasti masih belum diketahui, tetapi dikemukakan
berbagai kemungkinan di antaranya adalah hipersplenisme, in,eksi ?irus pada kira
.3< kasus ada penyakit yang mendahului seperti (demam berdarah, m-rbili,
?arisela, dan atau in,eksi pada saluran napas) jarak waktu antara in,eksi dan
awitan purpura rata"rata # minggu, int-ksikasi makanan atau -bat (aset-sal,
,enilbuta@-n) atau bahan kimia, pengaruh ,isis (radiasi dan panas), Kekurangan
,akt-r pematangan (malnutrisi), dan terakhir ini dikemukakan bahwa I(P yang
menahun merupakan penyakit aut-imun. Dikemukakan setelah ditemukannya @at
anti terhadap tr-mb-sit dalam darah penderita.
Dalam Guidline #3 dalam 7meri$an %-$iety -g Aemat-l-gy disebutkan 2
3
*erdasarkan eti-l-gi yang dikemukakan diatas terdapat banyak
kemungkinan yang menyebabkan penyakit I(P pada anak M dari hasil anamnesis
riwayat penyakit dahulu didapatkan bahwa anak M beberapa kali mengalami
pilek, tetapi ibu pasien tidak ingat kapan terakhir anaknya pilek sehingga
kemungkinan salah satu penyebabnya adalah karena in,eksi ?irus
8
.
3
Mani,estasi klinik klasik dari I(P adalah anak berusia hingga 1 tahun
yang sebelumnya sehat akan tiba"tiba mengalami pete$hiae dan purpura diseluruh
tubuhnya. Brang tua sering menyatakan bahwa anak sehat kemarin dan sekarang
sudah dipenuhi dengan memar dan titik"titik kemerahan. %eringkali tampak
adanya perdarahan dari gusi dan membran muk-sa, disertai dengan adanya
tr-mb-sit-penia yang parah (itung jenis tr-mb-sit kurang dari 3.3334u:). Aal ini
dialami -leh sepertiga dari penderita I(P akut. (erdapat riwayat in,eksi ?irus yang
mendahului -nset I(P hingga 1 minggu sebelum -nset tr-mb-sit-penia.
5
Pada pemeriksaan ,isik, distribusi dari ekim-sis dan tempat perdarahan
dapat memberikan in,-rmasi tambahan mengenai penyebab ekim-sis. Pada
kelainan hem-stasis primer seperti I(P dan kelainan tr-mb-sit lainnya dapat
ditemukan ekim-sis bersi,at generalisata dan terjadi di area yang tidak terpapar
dengan trauma. Pada anak dengan ekim-sis generalisata dan hitung tr-mb-sit
yang n-rmal perlu diteliti lebih lanjut apakah anak sehat dan mengalami memar
pada daerah yang tulangnya men-nj-l. Aal tersebut dapat menandakan adanya
tindak kekerasan terhadap anak.
Pada pemeriksaan ,isik selain pete$hiae dan purpura tidak

ditemukan
kelainan. %plen-megali sangat jarang ditemukan, begitu juga

dengan
lim,aden-pati atau kulit yang pu$at.
+
7pabila ditemukan adanya

splen-megali,
disertai pu$at dan hiperbilirubinemia lebih di$urigai adanya

anemia hem-litik.
Pemeriksaan ,isik yang umum pada penderita I(P men$akup sebagai
berikut2
a. Peteki yang tidak timbul ketika diraba
b. *ula pada membran muk-sa
$. Purpura

d. Perdarahan gusi
e. (anda"tanda perdarahan gastr-intestinal
,. Men-met-rrhagia, men-rrhagia
g. Perdarahan retina
h. (anda"tanda perdarahan intrakranial, dengan de,isit neur-l-gis
i. %plen-megali yang tidak dapat diraba. Pre?alensi dari limpa yang dapat
diraba pada penderita I(P sama dengan p-pulasi yang tidak menderita I(P
(sekitar# < pada anak)
j. Perdarahan sp-ntan ketika itung tr-mb-sit berada dibawah #3.3334u:
Gambar '. *erbagai mani,estasi perdarahan pada I(P
*erdasarkan hasil pemeriksaan status l-kalis didapatkan banyak pteki
disertai ekim-sis warna kebiruan di tubuh pasien terutama bagian kedua tangan
dan kaki. Aal ini bisa disebabkan karena rendahnya jumlah tr-mb-sit tanpa
penyebab yang pasti. Penyebab dari kekurangan tr-mb-sit ini tidak diketahui
(idi-patik). Penyakit I(P ini merupakan suatu kelainan didapat yang berupa
gangguan aut-imun yang mengakibatkan tr-mb-sit-penia yang menetap (angka
tr-mb-sit darah peri,er = 53.333 u:) -leh karena adanya penghan$uran
#
tr-mb-sit se$ara dini dalam sistem retikul-end-tel akibat adanya aut-antib-di
terhadap tr-mb-sit yang biasanya berasal dari immun-gl-bulin G. %ederhananya
tubuh menghasilkan antib-di yang menyerang tr-mb-sitnya sendiri. Meskipun
pembentukan tr-mb-sit di sumsum tulang meningkat, persediaan tr-mb-sit yang
ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
I(P ini dimulai dengan adanya in,eksi ?irus ataupun hanya berupa
paparan saja hingga 1 minggu sebelumnya. (r-mb-sit kemudian akan
didegradasi terlebih dahulu -leh Antigen-Presenting cells (7P0). 7P0 ini akan
mempresentasikan antigen platelet dengan beras-siasi dengan MA0 kelas II
kepada sel ( helper. %el ( helper ini akan menjadi akti, dan mengeluarkan sit-kin
berupa Interleukin"# dan Inter,er-n gamma. %it-kin"sit-kin tersebut akan
mengakti?asi dan membuat sel lim,-sit * untuk melakukan di,erensiasi menjadi
sel yang mempr-duksi aut-antib-di. (arget antigen terhadap permukaan tr-mb-sit
tersebut masih belum dapat ditentukan. 6amun telah diketahui glik-pr-tein yang
berada pada permukaan tr-mb-sit adalah GP Iib"Iia, GPIb dan GP C.
'
Gambar 1. Pr-ses Pembentukan 7ut-antib-di (r-mb-sit Pada I(P
5
%etelah terjadinya pengikatan antib-di terhadap permukaan tr-mb-sit,
tr-mb-sit ini akan dikenali -leh resept-r D$ dari makr-,ag. Makr-,ag ini
kemudian akan memakan dan menghan$urkan tr-mb-sit tersebut. 7lasan
mengapa sebagian anak meresp-n in,eksi ?irus dengan kejadian aut-imun tersebut
masih belum diketahui. Kebanyakan in,eksi ?irus telah diketahui berhubungan
dengan I(P seperti Epstein-Barr virus (EBV dan AIC. I(P yang berhubungan
dengan >*C pada umumnya memiliki durasi yang pendek namun I(P yang
berhubungan dengan AIC biasanya bersi,at kr-nik.
5
1
Gambar 5. Pr-ses degradasi tr-mb-sit -leh makr-,ag
5
%elain terjadinya destruksi tr-mb-sit yang diperantarai -leh sistem imun
juga ternyata ditemukan terjadinya perubahan pada pr-duksi tr-mb-sit. Perubahan
pr-duksi dari tr-mb-sit ini terutama ditemukan pada I(P kr-nik. Perubahan ini
bukan diakibatkan adanya abn-rmalitas dari megakari-sit. 7bn-rmalitas ini
terletak pada kadar tr-mb-p-ietin plasma, yang merupakan pertanda dari
pr-li,erasi dan maturasi dari pr-genit-r megakari-sit. Pada penelitian in ?itr-,
penderita I(P kr-nik memiliki turnover dari tr-mb-sit yang lebih rendah
walaupun daya tahan tr-mb-sit berkurang. Megakari-sit yang diis-lasi pada
pasien menunjukkan juga adanya pertumbuhan yang diperlambat.
.
7danya pr-ses destruksi tr-mb-sit yangdiperantai sistem imun
menyebabkan masa hidup tr-mb-sit memendek pada I(P berkisar dari #"' hari
hingga beberapa menit. Pasien yang tr-mb-sit-penia ringan sampai sedang
5
mempunyai masa hidup terukur yang lebih lama dibandingkan dengan pasien
dengan tr-mb-sit-penia berat.
%ebuah sistem klasi,ikasi telah digunakan untuk membagi tingkat
keparahan dari perdarahan pada I(P dengan dasar tanda dan gejala namun tidak
memasukkan itung jenis tr-mb-sit
+
2
. (idak terdapat gejala
#. Gejala ringan 2 memar dan pete$hiae, epistaksis ringan
yang sering, dan sedikit gangguan terhadap ,ungsi hidup seharihari.
'. Gejala sedang 2 lesi kulit dan muk-sa yang lebih parah
disertai dengan epistaksis yang lebih mengganggu dan
men-rrhagia
1. Gejala berat 2 terdapat epis-de perdarahan (men-rrhagia,
epistaksis, dan melena) yang membutuhkan trans,usi atau
h-spitalisasi, gejala sangat mengganggu kualitas hidup sehari"hari.
Pada pasien ini, masa terg-l-ng gejala berat kaarena terdapat epis-de
perdarahan gusi dan perdarahan intrakranial sehingga mengganggu kualitas hidup
sehari"hari.
Diagn-sis I(P pada anak dapat ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan ,isik. %erta menganalisis hasil pemeriksaan lab-rat-rium terhadap
sampel darah penderita. Pada pemeriksaan darah tepi akan ditemukan adanya
tr-mb-sit-penia yang parah (umumnya kurang dari #3.3334u:), waktu perdarahan
memanjang dan ukuran dari tr-mb-sit biasanya n-rmal atau membesar.
Aem-gl-bin dapat berkurang pada kasus"kasus dengan epistaksis yang parah dan
men-rrhagia. Pada I(P akut, nilai dari hem-gl-bin, leuk-sit dan itung jenisnya
5
seharusnya n-rmal. Pemeriksaan m-r,-l-gi darah tepi juga penting untuk
dilakukan karena dengan melihat m-r,-l-gi dari sel darah merah dapat dieliminasi
berbagai kelainan hem-litik pada darah.
Pemeriksaan sumsum tulang akan menunjukkan peningkatan
megakari-sit ataupun n-rmal. *eberapa megakari-sit bahkan akan nampak
imatur. Indikasi dari aspirasi sumsum tulang adalah itung leuk-sit yang tidak
n-rmal atau terdapat anemia yang tidak dapat dijelaskan, dan riwayat serta
pemeriksaan ,isik yang mengarahkan ke kelainan sumsum tulang. Dan juga
apabila di$urigai terjadi perdarahan intrakranial maka dapat dilakukan 0( s$an.
Pemantauan pemeriksaan lab-rat-rium anak M pada saat hari pertama
datang, ter$antum pada tabel. Dari hasil pemeriksaan darah lengkap pada anak M
saat pertama kali datang menunjukkan tr-mb-sit-peni yaitu 5333. %e$ara umum
hubungan antara jumlah tr-mb-sit dan gejala perdarahan saling berk-relasi.
6amun, pada pasien ini tidak indikasi dilakukan pemeriksaan sumsum tulang
karena leuk-sitnya n-rmal atau tidak terdapat anemia yang berarti.
(ujuh puluh hingga delapan puluh persen anak dengan I(P akut akan
mengalami res-lusi sp-ntan dalam 5 bulan. (erapi nampaknya tidak memiliki e,ek
terhadap perjalanan penyakit dari I(P. 7dapun tujuan dari terapi adalah untuk
meningkatkan hitung tr-mb-sit menjadi lebih dari #3.3334u: dan men$egah
terjadinya perdarahan intrakranial.
.
(abel '.#. %tadium *erdasarkan 9umlah (r-mb-sit, Mani,estasi Klinis dan
Petunjuk Inter?ensi pada 7nak dengan I(P
Stadium Trombosit
(x10 mm
3

!"#a$a da%
P"m"ri&saa% 'isi&
R"&om"%dasi
E53"53 (idak ada (idak ada
# E#3 (idak ada Peng-batan indi?idual (terapi4
pre?enti,)
' E#3 dan atau
=3
Perdarahan muk-sa
Perdarahan min-r
Dirawat di )% dan intra?en-us
immun-gl-bulin atau
k-rtik-ster-id
%edangkan %tasi et al memberikan ' kateg-ri dari pasien I(P dalam hal
penanganan, yaitu 2
. Pasien yang harus diberikan penanganan Perdarahan akti, atau
tr-mb-sit =3.3334u:
#. Pasien yang pemberian terapinya k-ntr-?ersial (idak terdapat
perdarahan atau perdarahan ringan dan tr-mb-sit 3.3334u: & '3.3334u:
'. Pasien yang tidak membutuhkan terapi (idak terdapat perdarahan dan
tr-mb-sit E '3.3334u:
(abel stadium di atas jika dilihat dari jumlah tr-mb-sit dan gejala yang
timbul maka anak M termasuk dalam kateg-ri stadium ' karena tr-mb-sit anak
=3.3334mm
'
dan sudah timbul gejala perdarahan muk-sa pada gusi dan lidah,
sehingga anak M ini sebaiknya memang dirawat di rumah sakit dan diberikan
terapi.
+
(abel.'.' *eberapa Kemungkinan Peng-batan I(P pada 7nak
8
I%tra("%ous
immu%o)$obu$i%
(I*I!
D-sis inisial 3,+ g4kg **, kali pemberian. Diulang dengan
d-sis yang sama jika jumlah tr-mb-sit = '3 ! 3
8
4l pada hari
ke"' (.# jam setelah in,us pertama).
Pada perdarahan emergensi2 3,+ g4kg **, "# kali
pemberian, bersama"sama dengan k-rtik-ster-id dan
trans,usi tr-mb-sit.
Pada I(P kr-nis 2 3,1 g4kg **4!, setiap #"+ minggu.
Korti&ost"roid 1 mg prednis-n4kg **4hari4p- atau i? selama . hari,
kemudian tappering -, dalam peri-de . hari.
Pada perdarahan emergensi2 +"#.33 mg metilprednis-l-n4kg
**4i? atau 3,5",3 mg deksametas-n4kg **4i? atau p-,
bersama"sama dengan ICIG atau trans,usi tr-mb-sit.
A%ti+R(D
a%tibod,
3"#5 lg4kg **4 hari selama #"5 hari, intra?ena dalam 53 $$
6a0l 3,8< dan habis dalam '3 menit.
a+i%t"r-"ro% ' ! 3
5
unit subkutan, ' kali per minggu selama 1 minggu
Si&$os.ori% '"+ mg4kg **4hari dibagi dalam #"' d-sis
A/atio.ri% 53"'33 mg4m
#
per -s4hari selama E 1 bulan
/ntuk penatalaksanaan medikament-sa I(P akut pada anak berupa2
8
)ingan2 -bser?asi tanpa peng-batan F sembuh sp-ntan.
9ika tr-mb-sit '3.333"53.333 2 berikan prednis-n atau tidak diterapi.
*ila setelah # minggu tanpa peng-batan jumlah tr-mb-sit belum naik,
maka berikan k-rtik-ster-id.
*ila tidak beresp-n terhadap k-rtik-ster-id, maka berikan
immun-gl-bulin se$ara intra?ena.
*ila keadaan gawat, maka berikan trans,usi suspensi tr-mb-sit.
(rans,usi tr-mb-sit, Imun-gl-bulin intra?ena (g4kg4hari atau #"' hari),
Metilprednis-l-n (g4hari atau ' hari).
8
%edangkan, dibawah ini merupakan penanganan I(P berdasarkan akut
dan kr-nis 2
10 ITP a&ut
a. (anpa peng-batan, karena dapat sembuh se$ara sp-ntan
b. Pada keadaan yang berat dapat diberikan k-rtik-ster-id (prednisone)
per-ral dengan atau tanpa trans,usi darah.
$. *ila setelah # minggu tanpa peng-batan belum terlihat tanda kenaikan
jumlah tr-mb-sit, dapat dianjurkan pemberian k-rtik-ster-id karena
biasanya perjalanan penyakit sudah menjurus kepada I(P menahun
d. Pada tr-mb-sit-penia yang disebabkan -leh DI0, dapat diberikan heparin
intra?ena. Pada pemberian heparin ini sebaiknya selalu disiapkan
antid-tumnya yakni pr-tamin sul,at.
e. *ila keadaan sangat gawat (perdarahan -tak) hendaknya diberikan
trans,usi suspense tr-mb-sit.
10 ITP m"%a2u%
a. K-rtik-ster-id, diberikan selama 5 bulan.
b. Bbat imun-supresi, (missal 5"merkapt-purin, a@ati-prin, sikl-,-s,amid).
Pemberian -bat g-l-ngan ini didasarkan atas adanya peranan pr-ses
imun-l-gis pada I(P menahun.
$. %plenekt-mi dianjurkan bila tidak diper-leh hasil dengan penambahan
-bat imun-supresi, selama #"' bulan. Kasus seperti ini dianggap telah
resisten terhadap prednis-n dan -bat imun-supresi,, sebagai akibat
pr-duksi antib-diterhadap tr-mb-sit yang berlebihan -leh limpa.
%plenekt-mi seharusnya dikerjakan dalam waktu tahun sejak permulaan
timbulnya penyakit, karena akan memberikan angka remisi sebesar 53"
+3<. %plenekt-mi yang dilakukan terlambat hanya memberikan angka
remisi sebesar 53< (#).
Peng-batan berdasarakan rek-mendasi 7meri$an %-$iety -, Aemat-l-gy #3,
sebagai berikut 2
#3
Peng-batan pada pasien ini setelah ditegakkan diagn-sis diberikan terapi
)awat inap di )%M: dengan in,us assering 533 $$4#1 jam untuk keseimbangan
kebutuhan $airan elektr-lit, B# 6)M 3"# lpm, Calium G ketika kejang, 7$ran
#!#3 mg, Mil-@ 3,5 $$ pre 0( %$an supaya tidak gelisah, Kut-in #.3 mg dalam
33 $$ 6% selama '3 menit # mg4kg4kali ('!4hari), Pr- trans,usi tr-mb-sit .
bag.
Pada anak M sudah terjadi perdarahan intrakranial dan dalam keadaan
gawat, maka pada pasien ini diindikasikan untuk trans,usi tr-mb-sit.(ujuan
#
trans,usi yang diberikan adalah untuk menghentikan perdarahan yang akti, dan
tidak bertambah luas.
Idi-patik tr-mb-sit-peni purpura (I(P) tidak dapat di$egah, tetapi dapat
di$egah k-mplikasinya, dengan melindungi dari luka yang dapat menyebabkan
memar atau pendarahan dan melakukan terapi yang benar untuk in,eksi yang
mungkin dapat berkembang.

K-mplikasi yang dapat timbul seperti anemia


karena perdarahan hebat, perdarahan -tak (intrakranial) setelah anak jatuh
(rudapaksa pada kepala) dan sepsis pas$a splenekt-mi.
#
I(P mempunyai pr-gn-sis amat baik, meskipun tanpa terapi. Dalam '
bulan .5< penderita sembuh sempurna, sebagian besar dalam + minggu.
Pendarahan sp-ntan berat dan pendarahan intrakranial, penderita biasanya terbatas
pada awal ,ase penyakit ini. %esudah ,ase akut inisial, mani,estasi sp-ntan
$enderung menurun. Kira"kira 83< dari anak yang terkena telah men$apai hitung
tr-mb-sit n-rmal 8"# bulan setelah awitan dan relaps merupakan hal yang tidak
biasa.

Pada kasus I(P menahun pr-gn-sis kurang baik, terutama bila merupakan
stadium praleukemia karena akan berakibat ,atal. Pada I(P menahun yang bukan
merupakan stadium praleukemia, bila dilakukan splenekt-mi pada waktunya akan
didapatkan angka remisi sekitar 83<.
8
Pada anak M sudah terdapat k-mplikasi perdarahan intrakranial.
K-mplikasi perdarahan intrakranial yang terjadi pada anak M merupakan
k-mplikasi dengan pr-gn-sis yang buruk. Aal ini disebabkan adanya perdarahan
intrakranial, maka akan menambah ?-lume -tak dan dapat meningkatkan tekanan
intrakranial. 9ika tekanan intrakranial meningkat maka akan timbul gejala pada
sistem sara, pusat yaitu kejang hingga penurunan kesadaran. 9ika perdarahan di
##
-tak tetap akti,, ?-lume intrakanial akan bertambah dan tekanan intrakranial
semakin meningkat maka akan terjadi herniasi $erebri dan dapat menimbulkan
kematian. 7nak M mengalami kejang bahkan kesadarannya mulai menurun
beberapa jam setelah M)%, hal ini dikarenakan terjadi herniasi di pusat"pusat
kesadaran seperti batang -tak. 9ika herniasi terus terjadi, maka lama"kelamaan
akan terjadi kematian batang -tak. 7nak M meninggal pada tanggal 5 9anuari
pukul ..33 dan kemungkian besar penyebabnya adalah adanya herniasi $erebri
yang bisa menyebabkan kematian batang -tak.
#'

You might also like