Definisi Menurut Jacobson dalam Weinberg (2011) relaksasi otot secara progressive atau sering disebut PMR (progressive muscular relaxation) adalah teknik penegangan dan pengenduran berbagai kelompok otot di seluruh tubuh dengan teratur. Jadi pada relaksasi otot ini, klien akan diberikan kesempatan untuk mempelajari bagaimana cara menegangkan sekelompok otot tertentu kemudian melepaskan ketegangan itu. Bila sudah dapat merasakan keduanya, klien mulai membedakan sensasi pada saat otot dalam keadaan tegang dan rileks. Terdapat kelompok besar otot (Davis, 2008) yang dapat dilakukan teknik relaksasi yaitu otot-otot wajah, leher, pundak, lengan atas dan bawah, tangan, jari-jari , dada, perut, pantat, paha, betis, pergelangan kaki, kaki dan jari kaki. Tujuan 1. Membantu meredakan ketegangan otot yang biasanya berkaitan dengan stres, seperti kecemasan, insomnia, dan hipertensi. 2. Menghilangkan kecemasan 3. Meredakan nyeri Indikasi 1. Hipertensi 2. Cemas 3. Stress 4. Orang dengan kesulitan tidur Alat dan Bahan 1. Kursi 2. Tape recorder 3. Musik pengiring Prosedur 1. Pada prinsipnya teknik ini dilakukan dengan menegangkan masing masing otot dalam posisi nyaman, menahan ketegangan tersebut kira kira 5 detik, kemudian mengendurkan ketegangan secara perlahan dan pada saat yang sama katakan "rileks dan lepaskan" serta melakukan napas dalam. Ketika mengeluarkan napas dengan pelan, katakan "rileks dan lepaskan". 2. Teknik relaksasi progresif ini diusulkan agar berlatih dua kali sehari selama 20 menit. Berikut merupakan langkah langkah belajar relaksasi progresif (Greenberg, 2002): a. Wajah: pusatkan pada wajah, kerutkan dahi dan buka mata lebar-lebar selama beberapa detik, lalu kendurkan, kemudian kerutkan otot muka seperti: cemberut, mata dikedipkan, bibir dimonyongkan kedepan. Kempiskan hidung selama beberapa detik, lalu kendurkan kembali. b. Bahu dan Leher : pusatkan pada bahu dan leher. Tegangkan leher dan kedua bahu kebelakang selama beberapa detik, bersamaan dengan menarik nafas dari hidung, kemudian kendurkan kembali sambil menghembuskan nafas melalui mulut. Rasakan semua ketegangan dikeluarkan. Lakukan berkali-kali sampai merasa nyaman dan rileks c. Lengan dan tangan : kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan bisep dan lengan bawah. Pusatkan pikiran pada kedua lengan dan tangan. Luruskan kedua lengan dan jari-jari, kemudian tegangkan otot-otot lengan dan jari-jari sambil mengepalkan tangan dengan kuat selama beberapa detik, kemudian relaks. d. Perut dan dada : pusatkan pikiran pada perut dan dada. Tarik nafas dalam melalui hidung, tahan beberapa saat, kemudian hembuskan melalui mulut secara perlahan, rasakan ketegangan keluar dari tubuh. e. Pahadan bokong : pusatkan pikiran pada paha dan bokong. Luruskan kedua kaki, lalu tegangkan paha dan bokong selama beberapa detik dengan bertumpu pada kedua tumit kaki, bersamaan dengan menarik nafas melalui hidung, kemudian kendurkan kembali sambil menghembuskan nafas melalui mulut. f. Kaki dan betis : Pusatkan pikiran pada kaki dan betis. Tarik jari-jari kaki keatas dan tegangkan kaki dan betis selama beberapa detik, bersamaan dengan menarik nafas melalui hidung, kemudian kendurkan kembali, sambil menghembuskan nafas melalui mulut. Lakukan berulang-ulang sampai klien merasa nyaman dan rileks. Dokumentasi 1. Selama melakukan teknik relaksasi perlu adanya pencatatan respon non verbal klien. Jika klien menjadi agitasi atau tidak nyaman, maka latihan harus dihentikan. Akan tetapi jika klien terlihat kesulitandalam melakukan teknik relaksasi, kecepatan latihan dapat diperlambat dan terfokus pada bagian otot yang tegang. 2. TTV sebelum dan sesudah terapi
Referensi : Davis, Martha. 2008. The Relaxation & Stress Reduction Workbook. California : New Harbinger. Greenberg, L. 2002.. Emotion-focused therapy: Coaching clients to work through feelings. Washington DC :. American Psychological Association Press. Weinberg, Robert Stephen, Daniel Gould. 2011.Foundations of Sport and Exercise Psychology 5th ed. Champaign USA: Human Kipnetics