You are on page 1of 12

PIL , GRANUL DAN BOLI

Disusun oleh :
1. Wida Meriani (0661 11 002)
2. Pipit Sultani (0661 11 0)
3. Ponia andriyanti (0661 11 029)
4. Ayu Fauziyah (0661 11 0)
5. Fany Putri A (0661 11
6. Hikmat (0661 11 0)







PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam perkuliahan mata
kuliah Farmaseutika dasar.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Bogor, 08 Oktober 2012


penyusun







BAB I
PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG
Pil merupakan salah satu sediaan farmasi yang sudah lama digunakan. Sediaan
pil sudah dikenal sebelum keluarnya produk obat modern, dahulu pil dibuat dengan
cara tradisional akan tetapi untuk saat ini pil lebih mudah dibuat dengan cara yang lebih
modern. Masyarakat lebih menggemari obat-obat tardisional dalam bentuk sediaan pil
dari pada sediaan yang lain seperti jamu cair dan jamu serbuk, karena pil sangat efisien
dikonsumsi tidak berasa pahit dan cara minum yang sangat mudah dari pada sediaan
yang lain. Oleh sebab itu sediaan pil masih sangat diterima oleh masyarakat luas.
Tidak menutup kemungkinan sediaan pil juga dikembangkan dalam
pembuatan obat-obat sintesis dan obat-obat modern, seperti halnya pil KB, pil obat
magg dan lain-lain. Sediaan pil bisa di buat dengan cara tradisional dan cara modern.
Oleh sebab itu sediaan ini masih diajarkan dan di kembangkaan dalam lingkungan
sekolah dibidang kefarmasian.
Namun bagi para pembuat yang masih baru pertama membuat terkadang
masih banyak hambatan yang terjadi. Itu disebabkan karena banyak bahan obat yang
perlu diperlakukan secara khusus. Selain itu, banyak juga bahanbahan yang digunakan
untuk membuat sediaan pil. Oleh karena itu, caracara pembuatan pil harus dipahami
oleh para pembuat.









BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat sepeti kelereng mengandung
satu atau lebih bahan obat. Berat pil berkisar antar 100 mg sampai 500 mg.
Pil kecil yang beratnya kira-kira 30 mg disebut granul dan pil besar yang
beratnya lebih dari 500 mg disebut boli. Boli biasanya digunakan untuk pengobatan
hewan seperti sapi, kuda dan lain-lain. Bila tidak disebut lain granul mengandung
bahan obat berkhasiat 1 mg.
2.2. Syarat-syarat pil yang baik

Homogen (ukuran, bentuk, warna, dosis)
Mempunyai kekenyalan, daya rekat dan kekerasan tertentu
Mempunyai waktu hancur tertentu
Dalam FI I I I disyaratkan waktu hancur pil:
Tidak boleh > 15 menit untuk pil tidak bersalut
Tidak boleh > 60 menit untuk pil bersalut gula atau selaput
Untuk pil salut enterik: Setelah dilakukan pengujian dalam larutan HCl
0,06 N selama 3 jam, pada pengujian selanjutnya (larutan dapar pH 6,8)
waktu hancur pil tidak boleh > 60 menit
2.3. Macam macam sediaan pil
Bolus > 300 mg
Pil 60 300 mg
Granul 1/3 1 grain (1 grain= 64,8 mg)
Parvul < 1/3 grain
2.4. Tujuan sediaan pil
Mudah digunakan/ditelan
Menutup rasa obat yang tidak enak
Relatif > stabil dibanding bentuk sedian serbuk dan solutio
Sangat baik utk sedian yang penyerapannya dikehendaki lambat





2.5. Kerugian sediaan pil
Obat yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat
Obat yang dalam keadaan larutan pekat dapat mengiritasi lambung
Bahan Obat padat/serbuk yang voluminous dan Bahan Obat cair dalam
jumlah besar
Penyimpanan lama sering menjadi keras dan tidak memenuhi waktu
hancur
Ada kemungkinan ditumbuhi jamur (dapat diatasi dengan bahan
pengawet)
2.6. Macam-macam zat yang perlu di tambahkan
A. Pengisi
Berfungsi memperbesar masa pil. Dipilih Radix Liquiritiae pada pil-pil
yang jumlah zatnya sedikit, dimana banyaknya zat pengisi dan zat pengikat
dapat diambil dengan bebas, hendaknya dijaga bahwa jika ada Succus Liquir
sebagai zat pengikat , banyaknya Radix sekurang kurangnya dua kali sebanyak
Succus Liquiritae
jenis :
radix liquiritiae
saccharum album
bolus alba.
Jumlah pemakaian:
Bahan obat jumlah kecil: Radix 2 kali bobot Succus.
Bahan obat jumlah besar: pakai pulvis pro pilulis (Radix dan Succus aa).
Bahan obat golongan oksidator atau garam Pb: Bolus alba 100 mg/pil.
B. Pengikat
Untuk melekatkan massa pil antara yang satu dengan yang lain (Sari akar
manis, Gom akasia, tragakan, campuran bahan tersebut, atau bahan lain
yang cocok. Perlu diingat zat pengikat adalah bahan-bahan yang bersifat
lengket bila terkena air).
Biasanya dipakai Succus Liquiritiae dan jumlahnya pada umumnya 2 g untuk
60 pil. Jumlah ini selalu cukup untuk jumlah zat aktif yang sedikit, tetapi
untuk jumlah zat aktif yang besar, dibutuhkan jumlah Succus Liquiritiae
yang lebih banyak tergantung dari sifat obat yang dibuat massa pil. Pada
pembuatan massa pil, kedalam campuran obat Radix Liquiritiae dan Succus
Liquiritiae harus ditambahkan suatu cairan supaya dapat diperoleh suatu
massa yang homogen yang dapat dikepal. Biasanya dipakai air tetapi lebih
tepat jika dipakai Aqua Glyserinata yaitu suatu campuran yang sama banyak
antara air dan gliserol. Pada waktu massa pil mengering, yang tertinggal
hanya gliserol sehingga didapat suatu pil kering.
Untuk mencegah lengketnya massa pil pada alat pembuat pil, pada waktu
menggulung dan memotongnya maka massa pil-pil ditutupi dengan zat
penabur, umumnya dipakai lycopodium.
Bahan yang biasa digunakkan :
Succus liquiritiae ( 2g untuk 60 pil)
PGS (500 mg untuk 60 pil), untuk yang voluminous : 1-1,5g untuk 60 pil
Succus dan saccharum album aa (75g untuk 1000 pil)
Gliserin cum tragacanth
Adeps lanae atau vaselin album qs untuk Bahan Obat yg bersifat :
Saling bereaksi dengan adanya air
Terurai dengan air
Oksidator
Garam-garam timbal atau garam Pb
C. Pembasah
Digunakan untuk membasahi massa agar dapat dibentuk , contohnya :
Air
Aqua gliserinata
Sirupus simplex
Madu
Adeps lanae atau vaselin album
Jumlah pemakaian: quantum statis
D. Penabur
Digunakan untuk mencegah sediaan pil yang satu dengan lain tidak
melekat
Contohnya :
Talk
Likopodium
Amylum oryzae
MgCO
3

Liquiritiae Radix
Talk, untuk :
Bahan Obat oksidator/garam PB
Pil putih
Amilum orizae
MgCO3
Radix liquiritiae pulv

E. Penyalut
ditambahkan untuk tujuan tertentu. macam-acam tujuan penyalutan:
1. Untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak dari zat aktifnya.
2. Mencegah perubahan/teroksidasinya zat aktif oleh udara.
3. Supaya pil tidak pecah dilambung, karena zat aktif dapat mengiritasi
lambung atau zat aktif rusak oleh asam lambung
4. Memperbaiki penampilan pil
Jenis bahan penyalut :
Penyalut gula : saccharum album
Penyalut selaput atau film : CMC-Na, Balsamum tolutanum, PEG,
Carbowax 6000, perak
Penyalut enterik : salol, schellak, cellulose acetat phtalat

2.7. TAHAP PERACIKAN PIL
A. PEMBUATAN MASSA PIL
Tentukan bobot Bahan Obat untuk 1 pil
Tentukan macam dan jumlah bahan tambahan yang dibutuhkan sesuai
dengan jumlah dan sifat Bahan Obat
Campur Bahan Obat + pengisi + bahan pengikat + bahan pemecah sesuai
aturan
Tambahkan bahan pembasah sedikit-sedikit ke dalam campuran digilas
kuat ad massa pil yg baik (elastis, tidak lengket di mortir, dan tidak
pecah digulung)




B. PEMOTONGAN PIL
Masa pil yang sudah jadi dipindahkan ke kertas perkamen kemudian
dibentuk silinder pendek dengan tangan (ujung-ujung silinder harus
pipih).
Pindahkan ke papan pemotong pil yang sudah diberi penabur, kemudian
buat silinder panjang sesuai jumlah pil yang di minta.
Lalu dipotong dengan pemotong pil.
C. PEMBULATAN PIL
Potongan massa pil dipindahkan ke alat pembulat pil yg sudah diberi
bahan penabur, selanjutnya dibulatkan
Masukkan pil ke wadah melalui lubang yang ada dan dihitung jumlahnya

D. PENYALUTAN PIL
Lakukan penyalutan sesuai dengan jenis bahan penyalut yang digunakan:
Tujuan penyalutan:
Melindungi Bahan Obat dari pengaruh lingkungan (salut selaput)
garam-garam ferro disalut tolubalsem
Menutupi rasa bahan yg tak enak (salut gula) kloramfenikol, strychnin
Memperbaiki penampilan pil (salut selaput)
Dalam resep tertulis fac pilulas nonsolubiles in succo grastico,
artinya pil tidak boleh pecah dalam lambung . Sebagai zat penyalut
digunakan shellac dalam dua lapis .
Digunakan dulu sebagian penyalut 10% sellak dalam larutan Ammonia
dan Spiritus sama banyak. Dan sebagai lapisan kedua digunakan
larutan 5 bagian sehllak, 5 bagian Tolubales dan 2,5 bagian Asam
stearat dalam 50 bagian Aether cum spiritu .
Cara penyalutan seperti penyalutan dengan Balsamum Tolutanum. Pil
yang disalut demikian antara lain ialah Gentian Violet dan obat cacing.
Penyalutan dapat bagus apabila pil tidak lembek dan tertabur dengan
sedikit sekali talk.

2.8 Syarat-syarat yang harus dipenuhi pil menurut F.I. ed III :
a. Bobot pil ideal antara 100, 150 mg, rata-rata 120 mg .
Oleh karena sesuatu hal syarat ini seringkali tidak dapat dipenuhi
b. Syarat dari farmakope yang diberikan pada semua pil yang dipaparkan dalam
farmakope dan yang dapat dianggap berlaku untuk semua pil-pil, yakni pil-
pil setelah dimasukkan ke dalam asamklorida 0,04 N pada suhu 37
o
dan
dikocok-kocok keras-keras sampai hancur.
c. Pada waktu penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah, tidak begitu keras
sehingga dapat hancur dalam saluran pecernaan, dan pil salut enteric tidak
hancur dalam lambung tetapi hancur dalam usus halus.

d. Memenuhi keseragaman bobot. Timbang 20 pil satu-persatu, hitung bobot
rata-rata, penyimpangan terbesar terhadap bobot rata-rata.
Untuk bobot rata-rata pil
Penyimpangan terbesar

18 pil 2 pil
100 mg sampai 250 mg
250 mg sampai 500 mg
10 %
7,5 %
20 %
15 %
e. Memenuhi waktu hancur seperti tertera pada compresi yaitu dalam air 36
o

38
o
pil selama 15 menit untuk pil tidak bersalut dan 60 menit untuk pil yang
bersalut.
2.9 Prinsip pembuatan berdasarkan macam bahan obat
a. Pil yang mengandung obat berupa serbuk (padat)
Pil yang mengandung zat berkhasiat yang bersifat oksidator digunakan
Adeps Lanae atau Vaselinum sebagai zat pengikat dan Bolus Alba 100 mg tiap
pil sebagai zat pengisi. Pengunaan Adeps atau Vaselinum adalah kira-kira 1/6
berat zat padatnya. Caranya menambahkan sedikit-demisedikit digerus dan
ditekan.
b. Pil yang mengandung obat berupa ekstrak kental
Ekstrak kental direndam dengan Spiritus dilutus atau cairan lain yang
digunakan sebagai mengstrum ekstrak dan dicampur dengan Liquiritiae Radix.
Apabila jumlahnya sedikit diperlukan Succus Liquiritiae sebagai tambahan zat
pengikat 1 g untuk 30 pil
Apabila jumlah ekstrak kental besar yaitu 1,5 g lebih, kebutuhan Succus
Liquiritiae dapat dikurangi, bahkan tidak diperlukan Succus Liquiritiae tapi
cukup dibuat dengan Liquiritiae Radix saja, misalnya Valerianae Extractum
dan Secalis Cornuti Extractum spissum.
c. Pil dengan bahan- bahan khusus
1. Pil-pil yang mengandung senyawa Hydrargyrum:
Dibuat dengan menggerus hydrargyrum, dengan sama berat
Liquiritiae Radix dan air, setelah tidak terlihat butir hydrargyum maka
masa ditambah Liquiritiae Radix dan Succus Liquiritiae secukupnya
sampai mendapat masa pil yang cocok. Bila jumlah Hydrargyrum kecil
maka dapat ditambahkan Succus dan Liquiritiae Radix dalam
perbandingan 1 : 2
2. Pil yang mengandung Ferrosi Carbonas dan Ferrosi Iodium:
Formula dapat dilihat di Farmakope Belanda edisi V, untuk pil
Ferrosi Carbonas setiap pil mengandung 50 mg dan formula untuk
pembuatan 300 pil jadi seluruh formula mengandung 15 g Ferrosi
Carbonas. Dibuat dengan mereaksikan Ferrosis Sulfas dengan Natrii
Bicarbonas di atas tangas air. Sebagai pereduksi adalah Mel dan sebagai
zat pembasah gliserin dan air sampai berat tertentu. Hal ini dimaksudkan
agar reaksi pembentukan Ferrosis Carbonas berjalan sempurna yaitu gas
CO
2
yang terjadi hilang.

3. Pil-pil yang mengandung garam-garam yang dapat menyerap air:
Seperti Natrii Iodium sering terjadi penggumpalan hingga sulit
dibuat masa pil yang baik. Untuk mencegahnya maka perlu diberi air
secukupnya biar larutan setelah itu baru dibuat masa pil.
4. Pil-pil dengan zat-zat higroskopik:
Seperti Kalii Bromidum, Kalii Iodidum dan Natrii Salicylas supaya
digerus halus dan didalam mortar yang panas . Untuk pil yang
mengandung zat yang higroskopis sebagai zat pembasah jangan
menggunakan Aqua Glycerinata.
5. Pil-pil yang mengandung senyawa yang sangat Higroskopis:
Digunakan sebagai larutan seperti Calcii Bromidum, Calcii
Chloridum, Kalii Acetas. Jika didalam resep tertulis garamnya maka
yang diambil sebagai larutannya yang sebanding :
Solutio Kalii Acetatis mengandung 331 / 3% Kalii Acetas
Solutio Calcii Bromidi mengandung 25% Calcii Bromidum
Solutio Calcii Chloridi mengandung 25% Calcii Chloridum
Solutio Ferri Chloridi mengandung 75% Ferri Chloridum
Lrytan tersebut setelah ditimbang diuapkan sampai sisa airnya kira-
kira tinggal kurang dari 1 g untuk 30 pil. Harus diingat jangan
menguapkan Larutan Ferri Chloridum karena garam Ferrinya akan
terurai.
6. Pil-pil yang mengandung senyawa Codeinum base dengan garam
Ammonium atau Ichtammolum :
Karena Codeinum base terhitung mudah larut dalam air dan
merupakan base lebih kuat dari garam Ammonium, maka akan bereaksi
dan timbul gas NH
3
yang bebas serta membuat pil jadi pecah.
7. Pil-pil yang dapat pecah Karena zat-zat yang terkandung dapat bereaksi
hingga memimbulkan gas yang memecah pil:

Supaya tidak terjadi jangan menggunakan zat pembasah air yaitu
dengan menggunakan zat pengikat yang lain
Pil yang mengandung Ferrosi Carbonas dengan Acidum Citricum
akan menimbulkan gas CO
2

Pil yang mengandung Meditrenum akan timbul gas CO
2
karena
terjadi reaksi antara Iodochloroxychinolin Sulfonas dengan Natrii
Bicarbonas
Pil yang mengandung Ferrum Reductum atau pulveratum dengan
asam seperti Acidum Cutricum akan bereaksi dan timbul gas H
2
yang
akan memecah pil.
8. Pil-pil yang mengandung Hydrargyri Cloridum:
Akan menghilangkan selaput lendir dari lambung dan usus maka
perlu Hydrargyri Chloridum dalam keadaan yang halus. Untuk itu perlu
penambahan Natrii Chloridum untuk memudahkan Hydrargryi
Chloridum larut dalam air. Penambahan Natrii Chloridum adalah
setengah berat Sublimat dan dilarutkan dulu dengan air sama berat,
9. Pil-pil yang mengandung Diphantoinum Natrium:
Jangan menggunakan Liquiritiae Radix tetapi menggunakan Succus
Liquiritiae 1 bagian dan Amyilum 3 bagian dan sebagai zat pembasah
digunakan Sirupus Simplex. Hal ini untuk menjaga agar pil lekas hancur
dalam lambung.
10. Pil-pil yang mengandung Quinini Sulfas:
Ada dua macam yaitu yang berwarna colkat dan berwarna putih

11. Pil-pil yang mengandung zat pengikat yang bereaksi dengan asam :
Seperti Gentianae Extractum, Succus Liquiritiae dan Liquiritiae
Extractum. Bahan tersebut akan bereaksi dengan Ferrum reductum,
Ferrum pulveratum yang menimbulkan gas H
2
serta menyebabkan pil
menjadi menggelembung dan pecah. Bahan tersebut akan bereaksi pula
dengan Natrii Bicarbonas, Ferrosi Carbonas yang menimbulkan gas CO2
serta menyebabkan pil menjadi menggelembung dan pecah. Maka itu
Succus Liquiritiae, Liquiritiae Extractum dan Gentianae Extractum harus
dinetralkan dulu dengan MgO 50 mg tiap gram Ekstrak dan Succus.
12. Pil-pil yang mengandung Ekstrak kering dikerjakan sebagai berikut :
a. Aloe Extractum Aquosum siccum, Rhamni Frangulae Extractum
Aquosum siccum, Rhamni Phursianae Extractum siccum, Rhei
Extractum dapat dibuat pil cukup dangan Liquiritiae Radix dan zat
pembasah Aqua Glyserinata.
b. Chinchonae Extractum siccum dan Colae Extractum siccum
memerlukan Succus Liquiritiae sebagai zat pengikat untuk dapat
dibuat masa pil.
c. Pil dengan ekstrak kering supaya dibuat keras jangan lembek agar
tidak berubah bentuk

Granul

You might also like