You are on page 1of 30

BAB I

PENDAHULUAN
I.
KURETASE
Kuretase merupakan salah satu prosedur obstetrik dan ginekologi yang sering
dilakukan. Baik untuk pengosongan sisa konsepsi dari kavum uteri akibat abortus. Ataupun
untuk mengetahui kelainan perdarahan uterus pada kasus ginekologi. Prosedur ini berlangsung
dalam waktu singkat. Kasus yang membutuhkan tindakan kuretase bermacam-macam,
diantaranya abortus, blighted ovum, plasenta rest, dan hamil anggur. Ada juga kasus kuret
yang ditujukan untuk diagnostik seperti biopsi endometrium.
Menurut ginekolog dari Morula ertility !linic, "# Bunda, $akarta, tujuan kuret ada
dua yaitu%
a. #ebagai terapi pada kasus-kasus abortus. &ntinya, kuret ditempuh oleh dokter untuk
membersihkan uterus dan dinding uterus dari benda-benda atau jaringan yang tidak
diharapkan.
b. Penegakan diagnosis. #emisal mencari tahu gangguan yang terdapat pada uterus, apakah
sejenis tumor atau gangguan lain. Meski tujuannya berbeda, tindakan yang dilakukan pada
dasarnya sama saja. Begitu juga persiapan yang harus dilakukan pasien sebelum menjalani
kuret.
Indikasi Kuretase :
'. Abortus inkomplit (keguguran saat usia kehamilan ) *+ mg dengan didapatkan sisa-sisa
kehamilan, biasanya masih tersisa adanya plasenta,. Kuretase dalam hal ini dilakukan untuk
menghentikan perdarahan yang terjadi oleh karena keguguran. Mekanisme perdarahan pada
kasus keguguran adalah dengan adanya sisa jaringan menyebabkan uterus tidak bisa
'
berkontraksi dengan baik sehingga pembuluh darah pada lapisan dalam uterus tidak dapat
tertutup dan menyebabkan perdarahan.
*. Blighted ova (janin tidak ditemukan, yang berkembang hanya plasenta,. -alam kasus ini
kuretase harus dilakukan oleh karena plasenta yang tumbuh akan berkembang menjadi suatu
keganasan, seperti chorio !a, penyakit trophoblas ganas pada kehamilan.
.. Dead conseptus (janin mati pada usia kehamilan ) *+ mg,. Biasanya parameter yang jelas
adalah pemeriksaan /#0, dimana ditemukan janin tetapi jantung janin tidak berdenyut.
Apabila ditemukan pada usia kehamilan '1-*+mg, diperlukan obat perangsang persalinan
untuk proses pengeluaran janin kemudian baru dilakukan kuretase. Akan tetapi bila ditemukan
saat usia kehamilan ) '1 mg dapat langsung dilakukan kuretase.
2. Abortus mola (tidak ditemukannya janin, yang tumbuh hanya plasenta dengan gambaran
bergelembung seperti buah anggur, yang disebut hamil anggur,. 3anda-tanda hamil anggur
adalah tinggi uterus tidak sesuai dengan umur kehamilannya. /terus lebih cepat membesar
dan apabila ada perdarahan ditemukan adanya gelembung-gelembung udara pada darah. 4al
ini juga dapat menjadi suatu penyakit keganasan trophoblas pada kehamilan.
5. Menometroraghia (perdarahan yang banyak dan memanjang diantara siklus haid,.
3indakan kuretase dilakukan disamping untuk menghentikan perdarahan juga dapat digunakan
untuk mencari penyebabnya, oleh karena ganguan hormonal atau adanya tumor uterus
(myoma uteri, atau keganasan setelah hasil kuretase diperiksa secara mikroskopik
Efek samping tindakan kuretase
Perforasi uterus
Kuretase memungkinkan terjadinya per6orasi uterus. 4al itu bisa terjadi karena pada saat
hamil, dinding uterus sangat lunak, sehingga berisiko tinggi untuk terjadinya lubang akibat
pengerokan sisa-sisa jaringan.
*
"isiko terjadinya lubang pada uterus semakin besar bila kuretase dilakukan pada ibu yang
hamil anggur. #ebab, ada tahapan yang harus dilakukan sebelum sampai pada tindakan
keretase. Pada hamil anggur, perut ibu biasanya cukup besar. /sia tiga bulan saja biasanya
sudah seperti enam bulan. Karena itu, sebelum kuretase dilakukan, dokter akan mengevakuasi
posisi kehamilan menggunakan vacuum lebih dulu, baru mengerok menggunakan sendok
tajam untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan.
Infeksi
3indakan kuretase memungkinkan terjadinya in6eksi, akibat adanya perlukaan. 3api, dengan
pengobatan yang tepat, in6eksi itu biasanya cepat sembuh.
Sindrom Asherman
#indrom Asherman adalah terjadinya perlekatan pada lapisan dinding dalam uterus. Karena
lengket, jaringan selaput lendir uterus tidak terbentuk lagi. Akibatnya, pasien tidak mengalami
haid. &ni memang bisa terjadi, karena selaput lendir uterus terkikis habis saat tindakan
kuretase. 3api hal itu masih bisa diatasi dengan pemberian obat, sehingga pasien bisa haid
kembali.
Keluar vlek
7lek-vlek darah bisa saja keluar setelah tindakan kuretase dilakukan, sampai satu minggu
kemudian. Keluarnya vlek-vlek darah itu sangat wajar. 3api, bagaimanapun harus tetap
dikonsultasikan pada dokter, agar bisa diwaspadai. #ebab, bisa saja keluarnya vlek tersebut
karena adanya gangguan pada 6ungsi pembekuan darah.
Mual dan pusing
Mual dan pusing bisa terjadi akibat pembiusan yang dilakukan. 3api, kalau muntah pada saat
pasien sedang tidak sadar diri, hal itu perlu diwaspadai.
.
Nyeri
"asa nyeri, terutama di perut bagian bawah, bisa timbul setelah tindakan kuretase dilakukan.
II.
ANESTESI UU
!.!
DE"INISI
!
Berdasarkan analisis kata 8anestesi9 (an : tidak, aestesi : rasa,, ilmu anestesi
merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tatalaksana untuk me;matikan; rasa,
baik rasa nyeri, takut dan tidak nyaman yang lain sehingga pasien merasa nyaman ketika
dilakukan tindakan pembedahan atau prosedur lainnya. Kata anestesi diperkenalkan oleh
<liver =endell 4olmes yang menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersi6at sementara,
karena pemberian obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan.
Anestesi umum adalah tindakan meniadakan nyeri sentral disertai hilangnya kesadaran
yang bersi6at reversibel. -engan anestesi umum akan diperoleh trias anestesia, yaitu%
'
4ipnotik (tidur,
Analgesia (bebas dari nyeri,
"elaksasi otot (mengurangi ketegangan tonus otot,
4anya eter yang memiliki trias anestesia. Karena anestesi modern saat ini
menggunakan obat-obat selain eter, maka anestesi diperoleh dengan menggabungkan
berbagai macam obat.
!.#
ET$DE ANESTESI UU
*
&. Parenteral
Anestesia umum yang diberikan secara parenteral baik intravena maupun
intramuskular biasanya digunakan untuk tindakan yang singkat atau untuk induksi anestesia.
2
&&. Perektal
Metode ini sering digunakan pada anak, terutama untuk induksi anestesia maupun
tindakan singkat.
&&&. Perinhalasi
>aitu menggunakan gas atau cairan anestetika yang mudah menguap (volatile agent,
dan diberikan dengan <*. Konsentrasi ?at anestetika tersebut tergantunug dari tekanan
parsialnya@ ?at anestetika disebut kuat apabila dengan tekanan parsial yang rendah sudah
mampu memberikan anestesia yang adekuat.
!.%
STADIU ANESTESI
0uedel pada tahun 'A*+ membagi stadium anestesi umum pada pasien yang
mendapatkan anestesi umum dengan eter dan premedikasi dengan sul6as atropin, parameter
yang 0uedel gunakan adalah pola respirasi dan pergeseran bola mata. Pada tahun 'A2.
0illespie melengkapinya dengan tanda-tanda perubahan pola napas akibat pengaruh insisi
pada kulit, sekresi mata dan re6leks laring. Pembagian stadium tersebut adalah sebagai berikut%
a. #tadium &, disebut sebagai stadium analgesia. -imulai dari pemberian agen anestesi
sampai menimbulkan hilangnya kesadaran. Pada stadium ini pasien masih dapat
mengikuti perintah dan terdapat analgesi.
b. #tadium &&, disebut sebagai stadium eksitasi. #tadium && dimulai dari hilangnya
kesadaran dan re6leks bulu mata sampai pernapasan kembali teratur. "itme napas tidak
teratur dengan volume yang besar, ukuran pupil lebar dan divergen.
c. #tadium &&&, disebut sebagai stadium pembedahan, dibagi menjadi %
&.!. P'ana ! (P!) % pernapasan teratur, spontan, dada dan perut seimbang, terjadi
gerakan bola mata yang tidak menurut kehendak, pupil midriasis, re6leks cahaya ada,
lakrimasi meningkat, re6leks 6aring dan muntah tidak ada, dan belum mencapai
relaksasi otot lurik yag sempurna (tonus otot mulai menurun,.
&.#. P'ana # (P#) % sampai awal parese otot lurik, ritme napas teratur dengan volume
sedang, ukuran pupil B lebar, letak menetap ditengah, re6leks cahaya mulai menurunm
re6leks laring mulai hilang sehingga dapat mulai dikerjakan intubasi.
5
&.%. P'ana % (P%) % pernapasan teratur oleh perut karena otot interkostal mulai paralisis,
lakrimasi tidak ada, pupil midriasis dan sentral, re6leks laring dan peritoneu, tidak ada,
relaksasi otot lurik hampir sempurna (tonus otot semakin turun,.
&*. P'ana * (P*) % pernapasan tidak teratur oleh perut karena otot interkostal paralisis
total, pupil sangat midriasis, re6leks cahaya hilang, re6leks s6ingter ani dan kalenjar air
mata tidak ada, relaksasi otot lurik sempurna (tonus otot sangat menurun,
d. #tadium &7, disebut stadium paralisis (kelebihan obat,. -imulai dengan melemahnya
pernapasan perut dibandingkan stadium &&& plana &7, pada stadium ini tekanan darah
tidak dapat diukur, denyut jantung berhenti, dan akhirnya terjadi kematian.
Kelumpuhan pernapasan pada stadium ini tidak dapat diatasi dengan pernapasan
buatan.
!.%.! ANESTESI INTRA+ENA
Anestesi intravena (3&7A, merupakan teknik anastesi umum dengan hanya
menggunakan obat-obat anastesi yang dimasukkan lewat jalur intravena. 3&7A digunakan
untuk ketiga trias anastesi yaitu hipnotik, analgetik, dan relaksasi otot.. Kebanyakan obat-obat
anastesi intravena hanya mencakup * komponen anastesi, akan tetapi ketamin mempunyai
ketiga trias anastesi sehingga ketamin dianggap juga sebagai agent anastesi yang lengkap.

Kelebihan 3&7A adalah %
'. -apat dikombinasikan atau terpisah dan dapat dititrasi dalam dosis yang lebih akurat
dalam pemakaiannya.
*. 3idak mengganggu jalan na6as pada pasien
.. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat serta mesin anestesi khusus.
&ndikasi Pemberian 3&7A
3&7A dalam prakteknya sehari-hari digunakan sebagai %
'. <bat induksi anastesi umum
*. <bat tunggal untuk anastesi pembedahan singkat
.. 3ambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat
2. <bat tambahan anastesi regional
5. Menghilangkan keadaan patologis akibat rangsangan ##P
1
!ara pemberian 3&7A %
'. #untikan tunggal, untuk operasi singkat
!ontoh % cabut gigi
*. #untikan berulang sesuai dengan kebutuhan
!ontoh % kuretase
.. -iteteskan lewat in6use dengan tujuan menambah kekuatan anestesi
III.
PR$SEDUR ANESTESI UU
%
a. Persiapan pra anestesi umum
Persiapan prabedah yang kurang memadai merupakan 6aktor penyumbang sebab
terjadinya kecelakaan anestesia, karena itu kunjungan pra anestesi seyogyanya dilakukan
sebelum dilakukan pembedahan. Kunjungan untuk bedah elekti6 umumnya dilakukan pada '-*
hari sebelumnya, sedangkan untuk bedah darurat waktu yang tersedia lebih singkat. 3ujuan
utama kunjungan pra anestesi adalah untuk mengurangi angka kesakitan operasi dan
meningkatkan pelayanan kesehatan, untuk mempersiapkan mental dan 6isik pasien secara
optimal dengan anamnesis, pemeriksaan 6isik, laboratorium dan pemeriksaan lain.
,. Persiapan Pasien
Anamnesis
Anamnesi dapat dilakukan dengan autoanamnesia atau alloanamnesis. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam anamnesis %
&dentitas % nama, umur, alamat, pekerjaan, dll untuk menghindari kesalahan identitas
dan salah operasi.
"iwayat penyakit dahulu atau sekarang yang mungkin dapat menjadi penyulit dalam
anestesi misalnya hipertensi, diabetes melitus, alergi, asma, pnyakit paru kronik, penyakit
jantung, penyakit ginjal maupun hati.
"iwayat obat yang sedang atau telah digunakan yang mungkin dapat terjadi interaksi
dengan obat anestesi. Misalkan kortikosteroid, obat antihipertensi, obat antidiabetik, antibiotik
golongan aminoglikosida, obat penyakit jantung seperti digitalis, diuretik, obat alergi atau
bronkodilator.
C
"iwayat operasi atau anestesi sebelumnya, berapa kali dan selang waktu, untuk
mengetahui apakah pasien pernah mengalami komplikasi saat itu atau selang setelah
pembedahan.
Kebiasaan seperti merokok atau minum alkohol. Kebiasaan merokok sebaiknya
dihentikan '-* hari sebelumnya untuk eliminasi nikotin yang mempengaruhi sistem
kardiosirkulasi, dihentikan beberapa hari untuk mengakti6kan kerja silia jalan pernapasan dan
'-* minggu untuk mengurangi produksi sputum. Kebiasaan minum alkohol berkaitan dengan
kecurigaan adanya penyakit hepar.
Pemeriksaan "isik
Pemeriksaan keadaan gigi-geligi, tindakan buka mulut, lidah relati6 besar dapat
menjadi penyulit tindakan intubasi, demikian juga leher pendek dan kaku. Pemeriksaan rutin
secara sistemik tentang keadaan umum seperti inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi semua
sistem organ pasien.
Pemeriksaan La,-rat-rium
/ji laboratorium hendaknya dilakukan berdasarkan indikasiyang tepat sesuai dengan
dugaan penyakit yang dicurigai. Beberapa 6asilitas kesehatan mengharuskan pemeriksaan rutin
laboratorium meski pasien sehat untuk bedah minor, misal pemeriksaan darah kecil (4b, 4t,
leukosit, masa pembekuan dan perdarahan, dan urinalisis. Pada pasien diatas 5+ tahun
biasanya dianjurkan pemeriksaan DK0 dan 6oto toraks.
Ke,ugaran untuk Anestesia
Pembedahan elekti6 boleh ditunda tanpa batas waktu untuk menyiapkan pasien dalam
keadaan bugar, sebaliknya pada operasi sito penundaan yang tidak perlu harus dihindari.
K'asifikasi Status "isik
Klasi6ikasi yang la?im dipakai untuk menilai kebugaran seseorang adalah yang berasal
dari 3he American #ociety o6 Anesthesiologist (A#A,.
asukan $ra'
"e6leks laring mengalami penurunan selama anestesi. "egurgitasi isi lambung dan
kotoran terdapat dalam jalan napas merupakan risiko utama pada pasien yang menjalani
anestesi. /ntuk meminimalkan resiko tersebut, pasien dipuasakan selama periode tertentu
sebelum induksi anestesi. Pada pasien dewasa umumnya puasa 1-E jam, anak kecil 2-1 jam
dan pada bayi .-2 jam. Makanan tak berlemak diperbolehkan 5 jam sebelum induksi anestesi.
Minuman bening, air putih, teh manis sampai . jam dan untuk keperluan minum obat air putih
dalam jumlah terbatas boleh ' jam sebelum induksi anestesi.
Premedikasi
E
Premedikasi adalah pemberian obat '-* jam sebelum induksi anestesia dengan tujuan
untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesia diantaranya untuk meredakan
kecemasan dan ketakutan, memperlancar induksi, mengurangi sekresi kalenjar ludah dan
bronkus, mengurangi mual-muntah, meminimalkan jumlah obat anestesia, menciptakan
amnesia, mengurangi isi cairan lambung, mengurangi re6leks yang membahayakan. -ia?epam
dapat digunakan untuk meredakan kecemasan, diberika peroral '+-'5 mg beberapa jam
sebelum induksi. $ika disertai nyeri karena penyakitnya, dapat diberikan petidin 5+ mg
intramuskular. !airan lambung *5 ml dengan ph *,5 dapat menyebabkan pneumonitis asam.
/ntuk meminimalkan kejadian di atas dapat diberikan antagonis 4* histamin misalnya oral
simetidin 1++ mg atau oral ranitidin '5+ mg '-* jam sebelum jadwal operasi. /ntuk
mengurangi mual muntah pasca operasi dapat diberikan ondansetron *-2 mg atau droperidol
intramuskular *,5-5 mg.
&. Induksi Anestesi
&nduksi anestesi adalah tindakan untuk membuat pasien sadar menjadi tidak sadar
sehingga memungkinkan dimulainya anestesi dan pembedahan. &nduksi anestesi dapat
dikerjakan secara intravena, inhalasi, intramuskular atau rektal. /ntuk persiapan induksi
anestesia sebaiknya kita mengingat %
# % #!<PD. #tetoskop untuk mendengarkan suara jantung-paru. Faringo-scope, pilih
bilah sesuai dengan usia, lampu harus cukup terang.
3 % 3/BD#. Pipa trakea, pilih sesuai usia. /sia )5 tahun tanpa balon dan G5 tahun
dengan balon.
A % A&"=A>. Pipa mulut-6aring (0uedel, orotracheal airway, atau pipa hidung 6aring
(naso-tracheal airway,, untuk menahan lidah supaya lidah tidak menyumbat jalan
napas.
3 % 3APD. Plester untuk 6iksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.
& % &H3"<-/!D". Mandrin atau stilet kawat dibungkus plastik yang mudah
dibengkokkan untuk memudahkan memasukkan pipa trakea.
! % !<HHD!3<". Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia.
# % #/!3&<H. Penyedot lendir, ludah dan lain-lain.
&nduksi intravena paling banyak dikerjakan karena cepat dan menyenangkan. <bat
induksi bolus disuntikkan dalam kecepatan .+-1+ detik. &nduksi intramuskular sampai
sekarang hanya ketamin yang dapat diberikan secara &M dengan dosis 5-C mgIkgbb dan
A
setelah .-5 menit pasien tertidur. &nduksi inhalasi hanya dikerjakan dengan halotan atau
sevo6luran. !ara ini dikerjakan pada bayi atau anak yang belum terpasang jalur vena atau
orang dewasa yang takut disuntik. &nduksi halotan memerlukan gas pendorong <* atau
campuran H*< dan <*. &nduksi dimulai dengan aliran <* G2 literI menit atau campuran H*< %
<* : .%', aliran G2 literImenit, dimulai dengan halotan +,5 volJ sapai konsentrasi yang
dibutuhkan.
&nduksi per rektal hanya untuk bayi atau anak menggunakan tiopental atau mida?olam.
d. $,at Anestesi Umum
<bat-obatan untuk anestesi umum pada umumnya diberikan secara inhalasi atau
intravena %
Anestetik &nhalasi
-i dalam dunia modern, anestetik inhalasi yang umu digunakan untuk praktek klinik
adalah H*<, halotan, en6luran, des6luran, iso6luran dan sevo6luran. H*< dalam ruangan
berbentuk gas tak berwarna, berbau manis, tidak iritasi, tidak terbakar, dan beratnya ',5 kali
berat udara. Pemberian H*< harus diserati <* minimal *5J . 0as ini bersi6at anestetik lemah
tapi analgesinya kuat, jarang digunakan sendirian, biasanya kombinasi dengan cairan anestetik
lain misalnya halotan. Pada akhir anestesi setelah H*< dihentikan, H*< akan cepat keluar
mengisi alveoli sehingga terjadi pengenceran <* dan terjadi hipoksia di6usi, untuk
menghindari hal ini maka diberikan <* '++J selama 5-'+ menit.
4alotan merupakan turunan etan. Baunya enak dan tak merangsang jalan napas, e6ek
analgesi lemah namun anestesinya kuat. 4alotan dapat menyebabkan tekanan intrakranial
meningkat, pada respirasi halotan dapat menyebabkan depresi pusat napas bila diberikan
dengan konsentrasi tinggi. /ntuk induksi, konsentrasi yang diberikan pada udara inspirasi
adalah *-.J bersama dengan H*<. /ntuk pemelharaan pola napas spontan, konsentrasi
berkisar antara '-*,5J sedangkan untuk napas kendali, berkisar antara +,5-'J. 4alotan tidak
dianjurkan untuk pasien yang menderita gangguan 6ungsi hati dan irama jantung, serta tidak
untuk operasi kraniotomi.
Dn6lurene digunakan terutama dalam pemeliharaan anestesia umum. -isamping e6ek
hipnotik, juga mempunyai e6ek analgetik ringan dan relaksasi otot ringan. 4ati-hati pada
gangguan 6ungsi ginjal. Keuntungan dari penggunaan e6lurene adalah induksinya cepat dan
lancar, tidak iritati6 terhadap mukosa jalan napas,pemulihan lebih cepat dari halotan, tidak
'+
menimbulkan mual-muntan atau menggigil pasca anestesi. Kelemahannya adalah batas
keamanannya yang sempit, e6ek analgesia dan relaksaasinya kurang sehingga harus
dikombinasikan.
&so6lurane merupakan halogenasi eter, tidak berwarna, tidak eksplosi6 , cukup iritati6
terhadap jalan napas. &so6luran digunakan sebagai komponen hipnotik dalam pemeliharaan
anestesia umum, disamping itu iso6luran juga memiliki e6ek analgesia ringan dan relaksasi
otot ringan. Keuntungannya adalah tidak menyebabkan iritasi jalan napas,tidak menimbulkan
mual-muntah, tidak menimbulkan menggigil pasca anestesi, tidak mudah meledak atau
terbakar, tidak menimbulkan e6ek goncangan kardiovaskular maupun eksitasi ##P. #evo6luran
memiliki e6ek hipnotik, analgetik ringan dan relaksasi otot ringan. &nduksinya ceoat dan
lancar, tidak iritati6 terhadap jalan napas, pemulihan cepat, namun batas keamanannya sempit.
-es6luran memiliki e6ek hipnotik, analgetik ringan dan relaksasi otot ringan. Keuntungan
hampir sama dengan iso6luran dengan batas keamanannya sempit dan e6ek analgesia dan
relaksasinya yang kurang.
Anestetik &ntravena
Anestetik intravena selain untuk induksi juga digunakan untuk rumatan, tambahan
analgesia regional atau prosedur diagnostik misalnya tiopental, ketamin dan propo6ol. /ntuk
3&7A biasanya menggunakan Propo6ol.
3iopental digunakan intravena dengan dosis .-C mgIkgbb dan disuntikkan perlahan
dalam .+-1+ detik. Farutan ini sangat alkalis dengan p4 '+-'' sehingga suntkan keluar vena
akan menimbulkan nyeri hebat apalagi masuk arteri akan menyebabkan vasokonstriksi dan
nekrosis jaringan. tiopental menurunkan aliran darah otak, 3&K, tekanan likuor, pada dosis
rendah bersi6at anti-analgesi.
Propo6ol dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersi6at isotonik.
-osis bolus untuk induksi *-*,5 mgIkgbb. Ketamin kurang digemari karena dapat
menyebabkan hipertensi, takikardi, hipersalivasi, nyeri kepala, mual-muntah pasca anestesi,
pandangan kabur dan mimpi buruk. 0olongan opioid (6entanyl, mor6in, pethidin, untuk
induksi diberikan dosis tinggi. <pioid tidak mengganggu kardiovaskular.

e. Rumatan
"umatan anestesi dapat dikerjakan dengan intravena atau inhalasi atau campuran
intravena-inhalasi. "umatan anestesi mengacu pada trias anestesia yaitu hipnosis, analgesia,
''
tidak nyeri dan relaksasi otot lurik yang cukup. "umatan intravena misalnya dengan opioid
dosis tinggi, 6entanyl '+-'5mikrogramIkgbb. -osis tinggi opioid menyebabkan pasien tidur
dengan analgesia cukup. "umatan &7 dapat juga dilakukan dengan opioid biasa namun pasien
ditidurkan dengan propo6ol in6us 2-'* mgIkgbbIjam. Bedah lama dengan anestesi total
intravena menggunakan opioid, pelumpuh otot dan ventilator. /ntuk mengembangkan paru
digunakan inhalasi dengan udara K <* atau H*< K <*.
f. Pas&a Anestesia
Pasien operasi harus diobservasi baik dikamar bedah maupun dalam kamar pulih.
Pengawasan yang ketat meliputi pemantauan pernapasan, kardiovaskular, apakah pasien
mengalami kegelisahan, nyeri, mual-muntah, menggigil.
#kor Aldrete digunakan sebagai kriteria untuk menilai keadaan pasien selama
observasi di ruang pemulihan, untuk menentukan boleh-tidaknya pasien dikeluarkan dari
ruang pemulihan. Berikut adalah tabel penilaian yang meliputi gerakan, pernapasan, tekanan
darah, kesadaran dan warna kulit, pasien dapat dikeluarkan bila nilai sudah mencapai LE.
3abel skor Aldrete
.ERAKAN SK$R
-apat menggerakan ke 2 ekstremitasnya sendiri atau dengan perintah *
-apat menggerakkan ke * ekstremitasnya sendiri atau dengan perintah '
3idak dapat menggerakkan ekstremitasnya sendiri atau dengan perintah +
PERNAPASAN
Bernapas dalam dan kuat serta batuk *
Bernapas berat atau dispnu '
Apnu atau napas dibantu +
TEKANAN DARAH
#ama dengan nilai awal K *+J *
Berbeda lebih dari *+-5+J dari nilai awal '
Berbeda lebih dari 5+J dari nilai awal +
KESADARAN
#adar penuh *
3idak sadar, ada reaksi terhadap rangsangan '
3idak sadar, tidak ada reaksi terhadap rangsangan +
/ARNA KULIT
Merah *
Pucat , ikterus, dan lain-lain '
#ianosis +
'*
BAB II
LAP$RAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Hama % Hy. #
/sia % .' tahun
$enis Kelamin % =anita
Alamat % Fink. $ombang 3angsi "3 +*I"= +* Kec. $ombang,
!ilegon
Pekerjaan % &bu "umah 3angga
Agama % &slam
3anggal Masuk "# % E Agustus *+'2
$enis Pembedahan % Kuretase
3eknik Anestesi % 0eneral Anestesi M 3otal &ntra 7ena Anestesi
II. ANANESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal E Agustus *+'2, pukul ''.++
=&B.
Keluhan /tama
Mulas M mulas yang dirasakan sejak tanggal .+ $uli *+'2 pukul +C..+ disertai
keluar darah sekitar .+ cc berupa gumpalan
"iwayat Penyakit #ekarang
Pasien datang ke Poli Kandungan "#/- Kota !ilegon pada tanggal E Agustus
*+'2 pukul ''.++ =&B dengan keluhan keluar darah dari kemaluan dan
perut mulas. Pasien mengaku sedang hamil 5 bulan.
"iwayat Penyakit -ahulu
- "iwayat penyakit penyerta misal@ diabetes mellitus, asma, penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, dan penyakit paru
disangkal
- Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat atau makanan
- Pasien belum pernah menjalani operasi apapun sebelumnya
III. PEERIKSAAN "ISIK
Keadaan /mum % baik, tampak cemas
'.
Kesadaran % compos mentis
#tatus 0i?i % 3B % '55 cm
BB % 5+ kg
BM& % *+,E (Hormal,
3ekanan -arah % ''+ I E+ mm4g
Pernapasan % *2 NImenit
Hadi % C1 NImenit
#uhu % .5,5
o
!
Status .enera'is
Kepala % Hormocephali, rambut berwarna hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut, tidak rontok
Mata % Konjungtiva anemis -I-, sklera ikterik -I-, pupil isokor
3elinga% Hormotia, liang telinga lapang, hiperemis -I-, sekret -I-
4idung% -eviasi septum (-,, mukosa hiperemis -I-, sekret -I-Mulut % #ianosis (-,,
mukosa hiperemis (-,
0igi geligi % 0igi palsu (-,, gigi goyang (-,
Feher % Pembesaran K0B (-,, pembesaran tiroid (-,, deviasi trakea (-,
3horaN
- Paru % #uara na6as vesikuler, rhonki (-,, whee?ing (-,
- $antung % Bunyi jantung & dan && reguler, murmur (-,, gallop (-,
Abdomen
- &nspeksi % datar
- Auskultasi % bising usus (K, * NImenit
- Palpasi % supel, nyeri tekan (-,, nyer lepas (-,, hepar O lien tidak teraba
- Perkusi % timpani
Dkstremitas % Akral hangat, edema (-,, sianosis (-,
Status Ke,idanan
4P43 % '. ebruari *+'2
"iwayat Persalinan % '. 3h *++. di bidan, persalinan normal, cukup bulan,jenis
kelamin laki-laki dengan BB ..++ gram
*. 3h *+'+ di bidan, persalinan normal, jenis kelamin
perempuan dengan BB ..++ gram
I+. PEERIKSAAN PENUN0AN.
4asil laboratorium tanggal E Agustus *+'2
Pemeriksaan Hasi' Ni'ai N-rma'
Hemat-'-gi
'2
4emoglobin '* grIdl '* M '5 grIdl
Feukosit E.2'+ I Pl 5.+++ M '+.+++ I Pl
4ematokrit .1,C J .1 M 2C J
3rombosit *E2.+++ I Pl '5+.+++ M 2++.+++ I Pl
Masa Pendarahan . menit ' M 1 menit
Masa Pembekuan '' menit 5 M '5 menit
0olongan -arah A "h K
Imun-'-gi Ser-'-gi
4b#Ag Hegati6 -
Anti 4&7 Hon reakti6 -
"ungsi Hati
Bilirubin 3otal - +,* M ' mg J
Albumin - .,E M 5,+ gr J
Pemeriksaan Hasi' Ni'ai N-rma'
0lobulin - *,. M .,* gr J
#0<3 - 5 M 2+ Pl
#0P3 - 5 - 2' Pl
"ungsi .in1a'
/reum - '5 M 2+ mgIdl
Kreatinin - +,5 M ',5 mgIdl
+. RESUE
#eorang wanita berusia .' tahun datang ke Poli Kandungan "umah #akit /mum
-aerah Kota !ilegon tanggal E Agustus *+'2 pada pukul ''.++ =&B dengan keluhan mulas-
mulas yang dirasakan sejak tanggal .+ $uli *+'2 pukul +C..+ =&B. Pada waktu bersamaan
keluar darah sekitar .+cc berupa gumpalan. Pasien mengaku sedang hamil 5 bulan.
+I. DIA.N$SIS KER0A
0.P*A+ 4amil 5 bulan Ab inkomplit
+II. KESIPULAN
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan 6isik maka dapat disimpulkan%
-iagnosa perioperati6
#tatus operati6 % A#A &
$enis operasi % Kuretase
$enis anestesi % 0eneral anestesi
'5
BAB III
LAP$RAN ANESTESI
'. Preoperati6
- &n6ormed consent (K,
- Puasa (K, selama A jam
- 3idak ada gigi goyang atau pemakaian gigi palsu
- &7 line terpasang dengan in6use "inger Faktat
- Keadaan umum baik
- 3anda vital
3ekanan darah % ''+IE+ mm4g
Hadi % C1 NImenit
Perna6asan % *2 NImenit
#uhu % .5,5
o
!
*. Premedikasi Anestesi
#ebelum dilakukan tindakan anestesi diberikan <ndansetron 2 mg bolus &7
.. 3indakan Anestesi
Anestesi general dengan teknik anestesi intravena (3&7A,
2. Pemantauan #elama Anestesi
Melakukan monitoring terus menerus tentang kedaan pasien yaitu reaksi pasien
terhadap pemberian obat anestesi khususnya terhadap 6ungsi perna6asan dan jantung
Kardiovaskular
Hadi setiap 5 menit
3ekanan darah setiap 5 menit
"espirasi
&nspeksi perna6asan spontan pada pasien
#aturasi oksigen
5. Monitoring Anestesi
0am Tindakan Tekanan Dara2 Nadi Saturasi $#
+A.*5 Pasien masuk ruang
operasi, ditidurkan
terlentang di atas
meja operasi,
'1
dipasangkan manset
tekanan darah di
tangan kanan, dan
pulse oksimeter di
tangan kiri
+A.*5 &njeksi <ndansetron
2 mg bolus &7
'5EICC mm4g EA NImenit AA J
+A.*1 &njeksi entanyl '++
g, sekitar .+ detik
kemudian dilanjutkan
dengan suntikan
Propo6ol '5+ mg.
&njeksi -ormicum '5
mg.
'5EICC mm4g EA NImenit AA J
+A.*C <perasi dimulai '5EICC mm4g EA NImenit AA J
+A..+ EAI5C mm4g 15 NImenit '++ J
+A..5 &njeksi oNytocin '+
&/ drip, &njeksi
Pospargin bolus &7
A5I5E mm4g 1E NImenit '++ J
+A.2+ <perasi selesai A5I5E mm4g 1E NImenit '++ J
1. Faporan Anestesi
Fama anestesi % .+ menit
Fama operasi % '5 menit
$enis anestesi % 0eneral anestesi
3eknik anestesi % 3&7A
Posisi % Fitotomi
&n6us % "inger Faktat pada tangan kanan
Premedikasi % <ndansetron 2 mg bolus &7
Medikasi %
- entanyl '++ g
- Propo6ol '++ mg
- -ormicum 5 mg
- &nduNin (<Nytocin, '+ &/
- Pospargin +,* mg
C. Keadaan #etelah Pembedahan
'C
Pasien dipindahkan ke recovery room dan dipantau tanda vitalnya sebelum
dipindahkan ke ruang rawat. Masuk recovery room pukul +A.2+ dan keluar menuju
ruang rawat pada pukul '+.++. Pada observasi didapatkan %
Kesadaran % !ompos mentis
Q 3ekanan darah % ''+IC+ mm4g
Hadi % CE NImenit
#aturasi oksigen % AE J
Sk-r A'drete
+aria,e' Kriteria Sk-r Sk-r Pasien
Akti3itas 0erak ke-2 anggota
gerak atas perintah
0erak ke-* anggota
gerak atas perintah
3idak respon
*
'
+
*
+aria,e' Kriteria Sk-r Sk-r Pasien
Respirasi Dapat ,ernafas da'am
dan ,atuk
-ispnea, hipoventilasi
Apnea
#
'
+
*
Sirku'asi Peru,a2an 4 #56 TD
s7st-'e pre-perasi
Perubahan *+-5+J 3-
systole preoperasi
Perubahan G 5+J 3-
systole preoperasi
#
'
+
*
Kesadaran Sadar penu2
-apat dibangunkan
3idak respon
#
'
+
*
'E
/arna Ku'it era2
Pucat
#ianotik
#
'
+
*
Sk-r T-ta' !5
L A % Pindah dari unit perawatan pasca anestesi
L E % -ipindahkan ke ruang perawatan bangsal
L 5 % -ipindahkan ke ruang perawatan intensi6 (&!/,
$BAT8$BAT 9AN. DIBERIKAN
'. <H-AH#D3"<H
<ndansetron adalah derivate carba?alone yang strukturnya berhubungan
dengan serotonin dan merupakan antagonis reseptor 5-43. subtipe spesi6ik yang berada
di !3R dan juga pada a6eren vagal saluran cerna, tanpa mempengaruhi reseptor
dopamine, histamine, adrenergik, ataupun kolinergik.

<bat ini memilki e6ek
neurologikal yang lebih kecil dibanding dengan -roperidol ataupun Metoklopramid.
<ndansetron e6ekti6 bila diberikan secara oral atau intravena dan mempunyai
bioavaibility sekitar 1+J dengan konsentrasi terapi dalam darah muncul tiga puluh
sampai enam puluh menit setelah pemakaian. Metabolismenya di dalam hati secara
hidroksilasi dan konjugasi dengan glukoronida atau sul6at dan di eliminasi cepat
didalam tubuh, waktu paruhnya adalah .-2 jam pada orang dewasa sedangkan pada
anak-anak dibawah '5 tahun antara *-. jam, oleh karena itu ondansetron baik
diberikan pada akhir pembedahan.

D6ek antiemetik ondansetron ini didapat melalui %
'. Blokade sentral di !3R pada area postrema dan nukleus traktus solitaries
sebagai kompetiti6 selekti6 reseptor 5-43.
*. Memblok reseptor 5-43. di peri6er pada ujung sara6 vagus di sel
enterokroma6in di traktus gastrointestinal
'A
D6ek samping yang sering timbul pada dosis terapi adalah sakit kepala dan
konstipasi, lemas, peningkatan en?im hati. Aritmia jantung dan A7 blok telah
dilaporkan setelah pemakaian <ndansetron dan Metoklopramid. &skemia jantung akut
yang berat telah dilaporkan pada pasien tanpa kelainan jantung. <ndansetron dan obat
golongan antagonis reseptor 5-43. lainnya dapat menyebabkan peninggian S3
interval di elektrokardiogra6i tetapi hal ini tidak dijumpai pada pemakaian droperidol.
Belum diketahui adanya interaksi dengan obat ##P lainnya seperti dia?epam, alkohol,
mor6in dan lain-lain.

Kontraindikasi <ndansetron adalah selain pada pasien yang hipersensitivitas
terhadap obat ini, juga pada ibu hamil ataupun yang sedang menyusui karena mungkin
disekresi dalam asi. Pasien dengan penyakit hati mudah mengalami intoksikasi, tetapi
pada pasien yang mempunyai kelainan ginjal agaknya dapat digunakan dengan aman.
-osis <ndansetron 2-E mg &7 sangat e6ekti6 untuk menurunkan kejadian P<H7
(Post <perative Hausea and 7omiting,. #ebagai pro6ilaksis dosis '-E mg &7 sangat
e6ekti6 dalam penanganan P<H7.
*. 0<F<H0AH BDHR<-&ARDP&H
<bat ini dapat dipakai sebagai trasTualiser, hipnotik, maupun sedative. #elain itu obat
ini mempunyai e6ek antikonvulsi dan e6ek amnesia.

<bat-obat pada golongan ini sering digunakan sebagai %
a. <bat induksi
b. 4ipnotik pada balance anastesi
c. /ntuk tindakan kardioversi
d. Antikonvulsi
e. #ebagai sedasi pada anastesi regional, local atau tindakan diagnostic
6. Mengurangi halusinasi pada pemakaian ketamin
g. /ntuk premedikasi
ida:-'am
<bat ini mempunyai e6ek ansiolitik, sedative, anti konvulsi6, dan anteretrogad
amnesia. -urasi kerjanya lebih pendek dan kekuatannya ',5-.N dia?epam.
<bat ini menembus plasenta, akan tetapi tidak didapatkan nilai AP0A" kurang dari
C pada neonatus.

-osis %
Premedikasi % im *,5-'+ mg, Po *+-2+ mg
*+
#edasi % iv +,5-5 mg
&nduksi % iv 5+-.5+ PgIkg
D6ek samping obat %
3akikardi, episode vasovagal, komplek ventrikuler premature, hipotensi
Bronkospasme, laringospasme, apnea, hipoventilasi
Duphoria, agitasi, hiperaktivitas
#alvasi, muntah, rasa asam
"uam, pruritus, hangat atau dingin pada tempat suntikan
.. P"<P<<F
Merupakan cairan emulsi isotonic yang berwarna putih. Dmulsi ini terdiri dari gliserol,
phospatid dari telur, sodium hidroksida, minyak kedelai dan air. <bat ini sangat larut
dalam lemak sehingga dapat dengan mudah menembus blood brain barier dan
didistribusikan di otak. Propo6ol dimetabolisme di hepar dan ekskresikan lewat ginjal.

Penggunaanya untuk obat induksi, pemeliharaan anastesi, pengobatan mual muntah
dari kemoterapi
-osis %
#edasi % bolus, iv, 5-5+ mg
&nduksi % iv *-*,5 mgIkg
Pemeliharaan % bolus iv *5-5+ mg, in6use '++-*++ PgIkgImenit, antiemetic iv '+ mg
Pada ibu hamil, propo6ol dapat menembus plasenta dan menyebabakan depresi janin.
Pada sistem kardiovaskuler, obat ini dapat menurunkan tekanan darah dan sedikit
menurunkan nadi. <bat ini tidak memiliki e6ek vagolitik, sehingga pemberiannya bisa
menyebabkan asystole. <leh karena itu, sebelum diberikan propo6ol seharusnya pasien
diberikan obat-obatan antikolinergik.

Pada pasien epilepsi, obat ini dapat menyebabkan
kejang.
2. <P&<&-
<pioid (mor6in, petidin, 6entanyl, su6entanyl, untuk induksi diberikan dalam dosis
tinggi. <pioid tidak mengganggu kardiovaskulet, sehingga banyak digunakan untuk
induks pada pasien jantung.
"entan7'
-igunakan sebagai analgesik dan anastesia
-osis %
*'
Analgesik % ivIim *5-'++ Pg
&nduksi % iv 5-2+ PgI kg BB
#uplemen anastesi % iv *-*+ PgIkg BB
Anastetik tunggal % iv 5+-'5+ PgI kg BB
Awitan aksi % iv dalam .+ detik, im ) E menit
Fama aksi % iv .+-1+ menit, im '-* jam
D6ek samping obat %
Bradikardi, hipotensi
-epresi saluran pernapasan, apnea
Pusing, penglihatan kabur, kejang
Mual, muntah, pengosongan lambung terlambat
Miosis
5. P<#PA"0&H
Metilergometrina maleat merupakan amina dengan e6ek uterotonik yang
menimbulkan kontraksi otot uterus dengan cara meningkatkan 6rekuensi dan amplitudo
kontraksi pada dosis rendah dan meningkatkan tonus uterus basal pada dosis tinggi.
Mekanisme kerjanya merangsang kontraksi otot uterus dengan cepat dan poten melalui
reseptor adrenergik sehingga menghentikan perdarahan uterus.
*
"armak-kinetik
Metilergometrina diabsorbsi cepat dan hampir sempurna, baik pada pemberian
oral, intramuskular dan &7 injeksi. .5J metilergometrina terikat dengan protein
plasma. 4anya sebagian kecil metilergometrina yang ditemukan pada A#& (kurang dari
+,.J dari dosis yang diminum. Pada penyuntikan &7, e6ek kontraksi uterus terjadi
dengan segera (.+ - 1+ detik,. Kontraksi uterus ini pada penyuntikan &7 bertahan
sampai dengan * jam. Metilergometrina didistribusi cepat dengan volume distribusi
+,.. - +,1C FIkg, dibandingkan total cairan tubuh. Dliminasinya terutama melalui
empedu dikeluarkan bersama 6eses.
Indikasi
'. Mencegah dan mengobati pendarahan pasca persalinan dan pasca abortus,
termasuk pendarahan uterus karena sectio caesaria
*. Penanganan akti6 kala &&& pada partus
**
.. Pendarahan uterus setelah placenta lepas, atoni uterus, subinvolusi uterus pada
puerperium, lokhiometra.
K-ntraindikasi
'. Penggunaan untuk induksi atau augmentasi partus sebelum persalinan
*. 4ipertensi, termasuk hipertensi karena kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia,
.. Abortus iminens
2. &nersia uterus primer dan sekunder
5. Kehamilan
1. 4ipersensitivitas
D-sis dan ;ara Pemakaian
'. #ectio caesaria % setelah bayi dikeluarkan secara ekstraksi, i.m.' mF atau i.v.
+,5 sampai ' mF
*. Penanganan akti6 kala &&& % i.m. +,5 sampai ' mF (+,' - +,* mg, setelah kepala
atau bahu interior keluar atau selambat - lambatnya segera setelah bayi dilahirkan
.. Kala &&& pada partus dengan anestesi umum % i.v. ' mF (+,* mg,
2. Atoni uterus % i.m. ' mF atau i.v.+,5 sampai ' mF
5. Membantu involusi uterus % ' tablet . kali sehari, umumnya . - 2 hari
1. Pendarahan puerperal, subinvolusi, lokhiometra % ' atau * tablet . kali sehari,
atau i.m. +,5 - ' mF sehari
Efek samping
Mual, muntah dan sakit perut dapat terjadi pada pemberian dosis yang besar. 4ipertensi
dapat terjadi terutama setelah penyuntikan i.v.yang cepat.
2
1. <K#&3<#&H (&H-/U&H,
Definisi
<ksitosin sintetik adalah obat yang dapat meningkatkan kontraksi otot polos
uterus.Banyak obat yang memperlihatkan e6ek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja
yang kerjanya cukup selekti6 dan dapat berguna. <bat yang menjadi pilihan ialah
*.
oksitosin dan derivatnya, alkaloid ergot dan derivatnya, dan beberapa prostaglandin
semisintetik. <bat-obat tersebut memperlihatkan respons bertingkat (gradedrespons,
pada kehamilan, mulai dari kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani.
<ksitosin sendiri merupakan hormon protein yang dibentuk di nukleus
paraventrikel hipotalamus dan disimpan di dalam dan dilepaskan dari hipo6isis
posterior 4ormon ini dilepas oleh ujung-ujung sara6 di bawah perangsangan yang
memadai@ kapiler mengabsorpsi substansi ini dan membawanya ke sirkulasi umum di
mana akan membantu kontraksi otot polos.
5
Indikasi
'. &nduksi persalinan cukup bulan, dengan indikasi khusus %
a. 4ipertensi akibat kehamilan
b. 4ipertensi maternal kronik
c. Ketuban pecah dini G *2 jam sebelum waktunya
d. Korioamnionitis
e. Postmatur (gestasi G 2* minggu,
6. "etardasi pertumbuhan intrauterine
g. -iabetes melitus maternal
h. Penyakit ginjal maternal
i. Kematian janin intrauterin
*. Mem6asilitasi kontraksi uterus pada kehamilan cukup bulan
.. Mengendalikan perdarahan sesudah melahirkan
2. 3erapi tambahan pada aborsi spontanI aborsi karena kelainan
5. Merangsang laktasi pada kasus kegagalan ejeksi A#&
ekanisme Ker1a $,at
<ksitosin terikat pada reseptornya yang berada pada membran sel miometrium,
di mana selanjutnya terbentuk siklik adenosin-5-mono6os6at (cAMP,. !ara kerja
oksitosin adalah dengan menimbulkan depolarisasi potensial membran sel. -engan
terikatnya oksitosin pada membran sel, maka !aKK dimobilisasi dari retikulum
sarkoplasmik untuk mengaktivasi protein kontraktil. Kepekaan uterus terhadap
oksitosin dipengaruhi oleh hormon estrogen O progesteron. -engan dominasi
pengaruh estrogen meningkat sesuai dengan umur kehamilan, kepekaan uterus
terhadap oksitosin meningkat. #elain itu kepekaan uterus juga dipengaruhi oleh
reseptor oksitosin, yang akan semakin banyak dengan makin tua
*2
kehamilannya.#ensitivitas maksimal terhadap oksitosin dicapai pada kehamilan .2-.1
minggu. Bersama dengan 6aktor-6aktor lainnya oksitosin memainkan peranan yang
sangat penting dalam persalinan dan ejeksi A#&.
2
<ksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan %
Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung
padaotot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin
Konstriksi pembuluh darah umbilicus
Kontraksi sel-sel miopital (re6leks ejeksi A#&,
<ksitosin bekerja pada reseptor hormonantidiuretik (A-4, untuk menyebabkan %
Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah diastolik
karena terjadinya vasodilatasi
"etensi air
K-ntraindikasi
'. 4ipersensitivitas oksitosin
*. Adanya komplikasi obstetrik
.. 3idak dianjurkan digunakan untuk dilatasi serviks
2. Kelainan letak janin
5. Plasenta previa
1. Kontraksi uterus hipertonik
C. -istress janin
E. Prematurisasi
A. -isporposi cephalo pelvic
'+. Preeklampsia atau penyakit kardiovaskuler dan terjadi pada ibu hamil yang
berusia .5 tahun
''. 0awat janin
"armak-kinetik
<ksitosin diarbsorpsi dengan baik oleh mukosa hidung ketika diberikan secara
intranasal untuk mengeluarkan A#&. Kemampuan mengikat proteinnya rendah, dan
waktu paruhnya '-A menit. -i metabolisasi dengan cepat dan di ekskresikan oleh hati.
"armak-dinamik
*5
<nset dari kerja oksitosin yang diberikan secara intravena terjadi segera, waktu
untuk mencapai puncak konsentrasinya tidak diketahui, lama kerjanya adalah *+ menit.
<bat yang diberikan secara intravena untuk menginduksi kehamilan atau mempercepat
kehamilan. -osis awal adalah +,5 mFImenit dititrasi dengan kecepatan +,*-*,15 m/
setiap '5-.+ menit sampai kontraksi kira-kira terjadi setiap . menit dengan kualitas
yang cukup. /ntuk pencegahan dan pengendalian perdarahan karena atoni uterus, '+ /
oksitosin ditambahkan ke dalam ' F larutan dekstrose atau elektrolit ('+ m/I mF,
diin6uskan dengan kecepatan yang dapat mengendalikan atoni.
Efek Samping
'. #timulasi berlebih pada uterus
*. Konstriksi pembuluh darah tali pusat
.. Mual, muntah, anoreksia
2. "eaksi hipersensiti6
D-sis $,at
&nduksi persalinan melalui in6us &7 % 5 - .+ unit diberikan dalam larutan
6isiologis 5++ml, kecepatan % 5-2+ tetesI menit
Kala . persalinan % 5-'+ &/ secara intramuskular (&M, atau 5 &/ secara &7
lambat
Pembelahan pada operasi caesar % 5 &/ intramuskular setelah melahirkan
;ara Pem,erian $ksit-sin
'. <ksitosin tidak diberikan secara oral karena dirusak di dalam lambung oleh
tripsin
*. Pemberian oksitosin secara intravena (drip I tetesan, banyak digunakan karena
uterus dirangsang sedikit demi sedikit secara kontinyu dan bila perlu in6us dapat
dihentikan segera.
BAB I+
ANALISIS KASUS
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan 6isik dan penunjang, pasien didiagnosa
0.P*A' hamil 5 Bulan Ab inkomplit dengan A#A &. Pasien dianjurkan untuk berpuasa mulai
dari jam '* malam hingga waktu operasi. Menjelang operasi pasien nampak compos mentis,
*1
nampak sakit ringan dan agak cemas. $enis anestesi yang dikerjakan adalah anestesi general
dengan teknik 3&7A (anestesi intravena,.
Pasien diberikan premedikasi berupa ondansetron 2 mg untuk mencegah mual-muntah
yang bisa menyebabkan aspirasi dan rasa tidak nyaman pasca bedah. <ndansetron adalah
derivate carba?alone yang strukturnya berhubungan dengan serotonin dan merupakan
antagonis reseptor 5-43. subtipe spesi6ik yang berada di !3R dan juga pada a6eren vagal
saluran cerna, tanpa mempengaruhi reseptor dopamine, histamine, adrenergik, ataupun
kolinergik. D6ek antiemetik ondansetron ini didapat melalui blokade sentral di chemoreceptor
trigger zone 3R pada area postrema dan nukleus traktus solitaries sebagai kompetiti6 selekti6
reseptor 5-43 atau memblok reseptor 5-43. di peri6er pada ujung sara6 vagus di sel
enterokroma6in di traktus gastrointestinal.
-ilakukan induksi dengan entanyl '++Pg (dosis '-* Pg Ikgbb,. entanyl merupakan
opioid sintetik dengan seratus kali lebih poten dari mor6in sebagai analgesik, obat ini
menghilangkan nyeri, mengurangi respon somatik dan autonomic terhadap manipulasi airway,
dengan hemodinamik yang lebih stabil dengan mula kerja yang cepat dan durasi kerja yang
singkat. 3etapi disamping itu kelemahannya adalah mempengaruh ventilasi perna6asan dan mual
muntah pasca operasi.
#elanjutnya pasien diberikan injeksi &7 propo6ol. Propo6ol dipilih karena pro6il
6armakokinetiknya dengan mula kerja obat yang cepat dan waktu pulih yang singkat.
Keunggulan lainnya adalah 6ungsinya sebagai antiemetic, anti kejang, dan amnesia agen.
Propo6ol merupakan derivat 6enol dengan nama kimia diiso profil fenol yang bersi6at hipnotik
murni dan tidak memiliki e6ek analgetik, memiliki onset 2+-1+ detik. -isamping
kelebihannya, propo6ol juga mempunyai kekurangan-kekurangan, yaitu dapat menyebabkan
penurunan tekanan darah arteri, penurunan denyut jantung, depresi perna6asan, sampai henti
na6as. Propo6ol menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik berkisar *5-2+J. Mekanisme
penurunan tekanan darah ini disebabkan oleh e6ek inotropik negati6 dan relaksasi dari otot
polos pembuluh darah. #elanjutnya pasien diberikan dormicum '5 mg. -ormicun merupakan
obat golongan ben?odia?epin <bat ini mempunyai e6ek ansiolitik, sedative, anti konvulsi6, dan
anteretrogad amnesia. -urasi kerjanya lebih pendek dan kekuatannya ',5-.N dia?epam. <bat
ini dapat menyebabkan takikardi, komplek ventrikuler premature, hipotensi, bronkospasme,
*C
laringospasme, apnea, hipoventilasi, euphoria, agitasi, hiperaktivitas, salvasi, muntah, rasa
asam, "uam, pruritus, hangat atau dingin pada tempat suntikan.
#elama operasi berlangsung, dilakukan pemantauan tanda vital berupa tekanan darah,
saturasi oksigen dan nadi setiap 5 menit serta diberikan terapi cairan "inger Faktat secara &7.
"F dipilih karena merupakan kristaloid dengan komposisi yang lengkap (Ha, K, !l, !a, dan
laktat, . 3erapi cairan dikerjakan bertujuan untuk menggantikan de6isit cairan saat puasa,
mengganti kebutuhan rutin selama pembedahan, mengganti perdarahan yang terjadi selama
operasi dan mengganti kehilangan cairan yang berpindah ke ruangan ke tiga (rongga
peritoneum, ke luar tubuh,, juga mencegah e6ek hipotensi akibat pemberian obat intravena
yang mempunyai e6ek vasodilatasi.
3erapi cairan intra operati6 %
Kebutuhan cairan basal (rutin, rumatan, %
2 mlIkgBBIjam untuk berat badan '+ kg pertama
* mlIkgBBIjam tambahkan untuk berat badan '+ kg kedua
' mlIkgBBIjam tambahkan untuk sisa berat badan
Kebutuhan cairan operasi %
Pembedahan menyebabkan pemindahan cairan ke ruang ke tiga, ke ruang peritoneum,
ke luar tubuh. /ntuk menggantinya tergantung besar-kecilnya pembedahan, yaitu 1-E
mlIkgbb untuk bedah besar, 2-1 mlIkgbb untuk bedah sedang dan *-2 mlIkgbb untuk
bedah kecil.
Kebutuhan cairan puasa%
-ihitung dengan % Fama puasa N kebutuhan cairan basal
Pemberian cairan jam pertama dapat dihitung dengan %
Kebutuhan cairan basal K kebutuhan cairan operasi K 5+J kebutuhan cairan puasa
Pada pasien ini setelah proses kuretase selesai, diberikan oksitosin secara drip.
<ksitosin adalah obat yang dapat meningkatkan kontraksi otot polos uterus, berperan dalam
pengendalian pendarahan. <nset dari kerja oksitosin yang diberikan secara intravena terjadi
segera, waktu untuk mencapai puncak konsentrasinya tidak diketahui, lama kerjanya adalah *+
menit. -ilanjutkan dengan pemberian Pospargin +,* mg. Pospargin merupakan amina dengan
e6ek uterotonik yang menimbulkan kontraksi otot uterus dengan cara meningkatkan 6rekuensi
dan amplitudo kontraksi pada dosis rendah dan meningkatkan tonus uterus basal pada dosis
*E
tinggi. Mekanisme kerjanya merangsang kontraksi otot uterus dengan cepat dan poten melalui
reseptor adrenergik sehingga menghentikan perdarahan uterus. Pada penyuntikan &7, e6ek
kontraksi uterus terjadi dengan segera (.+ - 1+ detik,. Kontraksi uterus ini pada penyuntikan
&7 bertahan sampai dengan * jam.
#elama operasi, keadaan pasien stabil. Pemantauan dilanjutkan di recovery room
setelah operasi selesai, tetap dilakukan pemantauan tanda vital (tekanan darah, nadi dan
saturasi oksigen, serta menghitung Aldrete score.
DA"TAR PUSTAKA
'. Mangku 0. #enapathi 30A. Pendahuluan% Batasan, "uang Fingkup dan #ejarah
#ingkat Anestesia dan "eanimasi. &n % =iryana &M, #ujana &B0, #inardja K, Budiarta
&0, editors. Buku Ajar &lmu Anestesia dan "eanimasi. $akarta%Balai Penerbit K/& @
*++A @ p.'-1.
*. Muhiman M, 3haib M", #unatrio #. Anestesiologi. Ddisi pertama. $akarta. Penerbit
Bagian Anestesiologi dan 3erapi &ntensi6 K/&@ *++*.p..2-AE.
.. Fatie6 #A, #uryadi KA, -achlan M". Petunjuk Praktis Anestesiologi. Ddisi kedua.
$akarta. Penerbit Bagian Anestesiologi dan 3erapi &ntensi6 K/&@ *+'+.p.*A-A+.
2. Molnar ". #pinal, Dpidural, and !audal Anesthesia, &n % !linical Anesthesia Prosedures
o6 the Massachusetts 0eneral 4ospital, editor % -avison $K, Dukhardt =, Perese -A,
ed 2 th, Fondon, Fittle brown and !ompany, *+'+.
*A
5. Brown -F. #pinal, Dpidural and !audal Anesthesia. &n % Anesthesia, editor % Miller
"-, ed 5 th, 7olume ', !ali6ornia, !hurchill Fivingstone, *+'+.
.+

You might also like

  • REFERAT
    REFERAT
    Document23 pages
    REFERAT
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Referat Kemoterapi Pada CA Nasofaring
    Referat Kemoterapi Pada CA Nasofaring
    Document20 pages
    Referat Kemoterapi Pada CA Nasofaring
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Case Pneumonia
    Case Pneumonia
    Document32 pages
    Case Pneumonia
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • PPK BPPV
    PPK BPPV
    Document5 pages
    PPK BPPV
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Document1 page
    Cover Referat
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • OMSK
    OMSK
    Document15 pages
    OMSK
    Jasmine Ariesta
    100% (1)
  • Case Omsk
    Case Omsk
    Document9 pages
    Case Omsk
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • MAYAT
    MAYAT
    Document5 pages
    MAYAT
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • GERD-Kasus
    GERD-Kasus
    Document25 pages
    GERD-Kasus
    Jasmine Ariesta
    33% (3)
  • OMSK
    OMSK
    Document15 pages
    OMSK
    Jasmine Ariesta
    100% (1)
  • REFERAT
    REFERAT
    Document23 pages
    REFERAT
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • REFERAT
    REFERAT
    Document23 pages
    REFERAT
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Referat Thalassemia
    Referat Thalassemia
    Document12 pages
    Referat Thalassemia
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Fungsi Hidung dan Sinus
    Fungsi Hidung dan Sinus
    Document8 pages
    Fungsi Hidung dan Sinus
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Fungsi Hidung dan Sinus
    Fungsi Hidung dan Sinus
    Document8 pages
    Fungsi Hidung dan Sinus
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Fin 1 Fix
    Fin 1 Fix
    Document30 pages
    Fin 1 Fix
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • KURETASE
    KURETASE
    Document22 pages
    KURETASE
    Prashana Velayutham
    No ratings yet
  • REFERAT
    REFERAT
    Document23 pages
    REFERAT
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • OPTIMIZING KURETASE
    OPTIMIZING KURETASE
    Document15 pages
    OPTIMIZING KURETASE
    Jasmine Ariesta
    0% (1)
  • Asdfghjk
    Asdfghjk
    Document30 pages
    Asdfghjk
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Asdfg
    Asdfg
    Document30 pages
    Asdfg
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Asdfgh
    Asdfgh
    Document33 pages
    Asdfgh
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Pandangan Tentang Sakit Penyakit
    Pandangan Tentang Sakit Penyakit
    Document1 page
    Pandangan Tentang Sakit Penyakit
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Anamnesis Demensia
    Anamnesis Demensia
    Document1 page
    Anamnesis Demensia
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Makalah Ham 2
    Makalah Ham 2
    Document12 pages
    Makalah Ham 2
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Aspek Kematian
    Aspek Kematian
    Document9 pages
    Aspek Kematian
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Perawatan Paliatif
    Perawatan Paliatif
    Document4 pages
    Perawatan Paliatif
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Makalah Ham 2
    Makalah Ham 2
    Document12 pages
    Makalah Ham 2
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet
  • Makalah Ham 2
    Makalah Ham 2
    Document12 pages
    Makalah Ham 2
    Jasmine Ariesta
    No ratings yet