You are on page 1of 7

Membran Plasma Bakteri

Bakteri merupakan salah satu anggota kelompok prokariota, selain


mikoplasma. Organisasi seluler bakteri lebih sederhana dibandingkan dengan
organisme yang tergolong eukariota, seperti fungi, tumbuhan dan hewan.
Prokariota merupakan organisme yang memiliki organisasi seluler sebagian
uniseluler, ukuran sel 1-10 mikrometer dan tidak memiliki organela. Oleh karena
itu, membran plasma pada prokariota juga merupakan membran sel yang terdapat
di bagian terluar, artinya sel prokariota hanya memiliki satu kompartemen yang
diselubungi oleh membran plasma. Membran plasma pada prokariota berfungsi
membatasi isi sel dari lingkungannya atau sebagai pembatas lingkungan luar dari
lingkungan dalam sel, dan melakukan semua tugas membran plasma, termasuk
pemompaan ion, sintesis ATP, maupun sintesis lipida, pengatur permeabilitas
secara selektif, pembatas sel secara mekanik, transpor nutrien dan hasil ekskresi,
tempat berlangsungnya proses metabolik (respirasi, fotosintesis) dan deteksi
isyarat dari lingkungan bagi proses kemotaksis. Sel prokariota diselubungi oleh
komplek kimia dinding sel. Di sebelah dalam dinding sel terdapat suatu ruangan
yang disebut ruang periplasmik, yang memisahkan dinding sel prokariota dengan
membran plasma. Membran plasma ini dapat mengalami invaginasi membentuk
struktur membran dalam yang sederhana. Oleh karena sel prokariota tidak
memiliki organela berselaput, maka secara morfologi bagian dalam dari sel ini
tampak sederhana. Membran plasma prokariota terdiri protein dan lipida dengan
proporsi yang sangat bervariasi (Issoegianti, 1993 ; Prescott et al, 1999).
Membran plasma bakteri terdiri dari lipida lapis rangkap. Ujung-
ujung hidrofobik dari fosfolipida dan trigliserida mengarah ke dalam dan
kepalanya mengarah keluar. Oleh antaraksi antara residu asam lemak lipida dan
antaraksi elektrostatik antara kepala hidrofil membran ini, maka membran
distabilkan. Di dalam lapisan rangkap ini tersisipkan protein yaitu protein
integral membran. Protein membran plasma bakteri dapat terbenam sebagian atau
mempenetrasi membran seluruhnya. Protein lain tersemat pada membran
dan dinamakan protein perifer membran. Seperti halnya pada prokariota lain
atau pada eukariota, membran plasma bakteri mempunyai fungsi metabolisme
tertentu. Membran plasma merupakan lokasi sistem transpor aktif dan sistem
permease (kemampuan untuk ditembus) oleh substrat spesifik. Sistem mozaik
zalir (lapisan-lapisan tipis lipida dari selaput elementar yang tertutup ditaburi
oleh jembatan-jembatan protein) dan protein yang merupakan pori- pori yang
menjalankan pengaturan transpor zat, merupakan struktur dasar membran plasma
bakteri yang sangat penting (Schlegel dan Schmidt, 1994).
Membran plasma bakteri berbeda dari membran plasma eukariota karena
pada membran plasma bakteri tidak mengandung sterol, seperti kolesterol.
Namun demikian, membran plasma bakteri memiliki molekul serupa sterol
pentasiklik yang disebut hopanoid. Hopanoid disintesis dari prekursor yang
sama seperti steroid. Seperti steroid pada eukariotik, steroid pada membran
plasma bakteri berfungsi menstabilkan membran plasma bakteri (Prescott et al,
1999).



(a)


HO

(b) OH OH






OH OH
Gbr. 3. (a). Cholesterol (steroid) ; (b). Bacteriohopanetetrol (hopanoid) pada
membran plasma bakteri


Antibiotik yang Mengganggu Keutuhan Membran Sel Bakteri
Salah satu target antibiotik yaitu mengganggu keutuhan membran sel
Bakteri. Mekanismenya yaitu molekul lipoprotein dari membran plasma (di
dalam dinding sel) dikacaukan sintesanya, sehingga menjadi lebih permeabel dan
zat-zat penting dari isi sel dapat merembes keluar (Tjay dan Rahardja, 2007).
Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah polimiksin, golongan
polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik. Polimiksin sebagai senyawa
amonium-kuartener dapat merusak membran sel setelah bereaksi dengan fosfat
pada fosfolipid membran mikroba. Polimiksin tidak efektif terhadap kuman
Gram-positif karena jumlah fosfor bakteri ini rendah. Gram-negatif yang menjadi
resisten terhadap polimiksin, ternyata jumlah forfornya menurun (Tjay dan
Rahardja, 2007).

ANTIBIOTIK GOLONGAN POLIPEPTIDA
Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (=kolistin),
basitrasin dan gramisidin, yang bercirikan struktur polipeptida siklis dengan
gugusan amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang diperoleh dari
jamur, obat-obat ini dihasilkan oleh sejenis bakteri. Polimiksin hanya aktif
terhadap kuman Gram-negatif termasuk Pseduomonas, sedangkan basitrasin dan
gramisidin terutama aktif terhadap kuman Gram-positif (Tjay dan Rahardja,
2007).
Khasiat bakterisidnya berdasarkan aktivitas permukaan dan
kemampuannya untuk melekatkan diri pada membrane sel bakteri, sehingga
permeabilitas sel meningkat dan akhirnya sel meletus. Kerjanya tidak tergantung
dari keadaan membelah tidaknya kuman, maka dapat dikombinasi dengan
antibiotika bakteriostatis, seperti kloramfenikol dan tetrasiklin.
Penggunaan. Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga
bagi organ pendengaran. Oleh karena ini penggunaan parenteralnya pada infeksi
Pseudomonas kini sudah ditinggalkan dengan adanya antibotika lain yang lebih
aman, seperti gentamisin dan sefalospporin.
Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka kini terutama digunakan secara
topikal pada infeksi kulit, mata dan telinga, sering kali bersama antibiotika lain
atau kortikoid.
Polimiksin B
Polimiksin merupakan suatu peptide yang di dalamnya terdapat satu ujung
molekul larut lipid dan ujung molekul yang lain larut air. Masuknya polimiksin
dalam membrane plasma fungi akan menyebabkan gangguan antara lapisan-
lapisan membrane plasma. Ujung larut air polimiksin akan tertinggal di luar
membrane, sedangkan ujung larut lemak akan berada di dalam membrane dan
menyebabkan gangguan antara lapisan-lapisan membrane yang memungkinkan
lalu-lintas substansi bebas keluar-masuk sel.
Antibiotik golongan polimiksin terdiri dari polimiksin B dan kolistin.
Struktur kimia golongan ini tidak ada kaitannya dengan antibiotika lain.
Pemberian per oral tidak diabsorbsi. Penggunaannya hanya untuk pemakaian
lokal. Diberikan per oral atau topikal, dan jarang digunakan parenteral karena efek
nefrotoksiknya yang kuat. Antibiotik ini juga mempunyai efek penting terhadap
bakteri Gram negatif. Kolistin hampir tidak pernah digunakan lagi.





Aktivitas Antibakteri dan Mekanisme Kerja
Polimiksin B dan kolistin aktif terhadap berbagai kuman Gram negatif,
seperti Pseudomonas aeruginosa (paling sensitif), E.coli, Haemophilus,
Klebsiella, Enterobacter, Salmonella, Shigella, Pasteurella, Bordetella, dan
Vibrio.
Kedua obat ini bersifat bakterisid yang bekerja dengan mengganggu fungsi
pengeturan osmosis oleh membran sitoplasma bakteri. Resistensi jarang terjadi.
Nistatin dan amfoterisin B memiliki struktur lingkar yang besar
disebabkan adanya sejumlah ikatan ganda dan sering disebut sebagai antibiotik
polien. Antibiotik ini bergabung dengan ergosterol yang terdapat pada membrane
sel fungi dengan menimbulkan gangguan dan kebocoran sitoplasma.






MEKANISME
Obat anti jamur memiliki beberapa titik tangkap pada sel jamur, salah satunya
yaitu sterol membran plasma : ergosterol dan sintesis ergosterol.
Ergosterol adalah komponen penting yang menjaga integritas membran sel
jamur dengan cara mengatur fluiditas dan keseimbangan dinding membran sel
jamur. Ergosterol tidak terdapat pada sel hewan atau tumbuhan.
1. Mekanisme Secara Langsung

Obat
Ergosterol dan Chanel
Ion
Permeabilitas terganggu
Kebocoran Kalium
Kematian Sel




Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Farmakologi dan Terapi. 2007.
UI Press : Jakarta.
Enzo, Life Sciences. 2013. Structure of Nystatin.
http://www.doctorfungus.org/thedrugs/images/fig_nystatin.gif
Enzo, Life Sciences. 2013. Structure of Polymyxin B.
http://static.enzolifesciences.com/fileadmin/files/formula/380-040.gif
Issoegianti R. 1993. Biologi Sel. Yogyakarta : Fakultas Biologi, Universitas
Gadjah Mada.
Lehninger, A.L. 1982. Principles of Biochemistry. New York : Worth
Publishers, Inc.
Pratiwi, S, T. Mikrobiologi Farmasi. 2008. Erlangga : Jakarta
Prescott, L.M., J.P. Harley and D.A. Klein. 1999. Microbiology. Boston
: The McGraw Hill Companies Inc.
Schlegel, H.G., and K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum
(Terjemahan). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tjay, H, T dan Rahardja, K. Obat-Obat Penting. 2007. PT. Elex Media
Komputindo : Jakarta
Wolfe, S.L. 1993. Molecular and Cellular Biology. Belmont, California
Wadsworth Publishing Company. A Division of Wadsworth Inc.

Tegar Jolandraw
260110090054
Dikky Heryanto
260110100124
Desi

You might also like