You are on page 1of 8

1

METODA PELAKSANAAN

Kegiatan : Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial Yang
Meningkat Kualitasnya
Pekerjaan : Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Potensial Kawasan
Agropolitan
Lokasi : Kawasan Kecamatan Lubuk Alung
Kabupaten : Kabupaten Padang Pariaman
Tahun Anggaran : 2013


Setelah Surat Perintah Kerja (SPMK) dikeluarkan oleh PPTK maka kami mulai
melakukan aktifitas kegiatan ini, diawali dengan mengurus administrasi yang
berkaitan dengan kontrak, dilapangan kami mulai melakukan sosialisasi dengan
masyarakat sekitar lokasi kegiatan, dan kami juga memberikan Surat Pemberitahuan
kerja dari perusahaan kami kepada Instansi yang terkait dengan kegiatan ini.
Selanjutnya kami siapkan Plank kegiatan agar masyarakat sekitar kegiatan tahu bahwa
ada kegiatan didaerah mereka. Berikut langkah langkah metoda yang kami ajukan :

Pekerjaan Pengaman Lalu Lintas
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kami akan mengamankan lokasi dengan jalan
memasang rambu rambu sebagai pengaman jalan agar pengguna jalan berhati hati
Karena ada tumpukan bahan / material. Rambu rambu dibuat dengan jelas dari
papan yang diberi cat dan tulisan yang mengingatkan pengguna jalan bahwa ada
pekerjaan perbaikan jalan.

Pembersihan Lapangan
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah dilakukan pengukuran ulang secara bersama sama
dengan Direksi dan MC0 disetujui. Setelah mendapatkan persetujuan Direksi kami
memulai melakukan pembersihan lokasi dengan membersihkan badan jalan dan
saluran yang akan dikerjakan dari rumput, sampah dan akar tanaman.menggunakan
alat Bantu berupa cangkul golok/parang, keranjang, gerobak dorong.

Pekerjaan urugan yang dilakukan pada daerah urugan ( fill ) sebagai yang
tercantum dalam gambar rencana dan daerah-daerah yang peil permukaan akhir (Peil
grade) lebih tinggi dari permukaan tanah setelah stripping.

2
Material untuk urugan, harus material yang sesuai untuk itu dan disetujui
Direksi. Galian tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada material yang cukup
baik untuk memenuhi kebutuhan seluruh pengurugan.
Material yang dalam keadaan basah, dimana kalau dalam keadaan kering
dinyatakan dapat dipakai, harus dikeringkan lebih dulu sebelum digunakan untuk
timbunan.
Bila Owner menghendaki, Kami akan menggali tanah tufa atau kering tanah
yang kurang baik mutunya sampai kedalaman yang dianggap cukup oleh Owner.
Pada daerah-daerah basah / tergenang air / rawa, kami akan membuat saluran-
saluran pembuangan sementara atau memompa air untuk mengeringkan daerah
tersebut. Lapisan Lumpur yang ada harus dibuang ke tempat yang akan ditunjuk pleh
Owner sebelum pengurugan kembali.
Penghamparan material urugan dapat dimulai setelah ada persetujuan Owner.
Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapis harus dipadatkan
sampai mencapai kepadatan yang diisyaratkan. Lapisan dari material lepas selain dari
material batu-batuan, tebal tiap lapisannya tidak boleh lebih dari 20 cm, kecuali kalau
tersedia alat pemadat (Compaction Equipment) yang dapat memadatkan lebih dari 20
cm sampai mencapai ketebalan yang merata untuk seluruh tebalnya. Setelah kadar air
diatur agar dapat dicapai kepadatan yang maksimum, material harus segera
dipadatkan sehingga mencapai kepadatan yang diisyaratkan.
Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya, kami akan
melakukan percobaan pemadatan atas petunjuk Owner, pada jalur dengan panjang
dan lebar tertentu, dengan alat-alatdan material seperti yang sama yang akan
digunakan pada pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya. Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk menentukan kadar air optimum yang akan dipakai dan hubungan antara
jumlah penggilasan dan kepadatan yang dapat dicapai untuk rencana material urugan
tertentu.

Kepadatan yang harus di capai untuk kontruksi urugan adalah sebagai berikut:
Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah peil permukaan sub grade, harus
dipadatkan sampai 90% dari kepadatan (kering) maksimum yang dapat dicapai dengan
test (AASHO T.99-70). Untuk mencapai kepadatan CBR 4 % lapisan berikutnya tidak
boleh dihampar sebelum lapisan yang terdahulu disetujui oleh Direksi.
Lapisan dibawah Permukaan sub grade kurang dari 30 cm harus dipadatkan
hingga mencapai 100% dari kepadatan (kering) maksimum menurut AASHO T. 99-70
untuk mencapai kepadatan CBR 4%.
Material urugan yang tidak mengandung air yang cukup untuk dapat mencapai
kepadatan yang dikehendaki, harus ditambah air dengan alat penyemprot (spinker)

3
dan dicampur/diaduk sampai merata (homogen). Material urugan yang mempunyai
kadar air lebih tinggi dari seharusnya tidak boleh dipadatkan sebelum cukup
dikeringkan dan disetujui oleh Direksi untuk dipakai. Pekerjaan pemadatan tanah
urugan tadi harus dilakukan pada kadar air optimum sesuai dengan sifat alat-alat
pemadatan yang tersedia. Pada pelaksanaan, kami akan mengambil langkah-langkah
yang perlu agar pada pekerjaan tersebut air hujan dapat mengalir dengan lancar.
Apabila Direksi meragukan hasil pemadatan, maka kami akan membuktikan
hasil pemadatan lapis per lapis dengan test langsung di lapangan dan dilaboratorium
atas biaya Kami.
Laboratorium yang dipakai adalah laboratorium mekanika tanah yang
mempunyai izin usaha dan izin operasi pada bidangnya.
Semua hasil pekerjaan akan di cek kembali terhadap patok-patok referensi.
Pekerjaan pengurugan dianggap selesai setelah mendapat persetujuan dari
Direksi.

Penyiapan Badan Jalan
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah dilakukan pengukuran ulang secara bersama sama
dengan Direksi dan MC0 disetujui. Setelah mendapatkan persetujuan Direksi kami
memulai melakukan pembersihan lokasi dengan membersihkan permukaan badan
jalan dari rumput, sampah dan akar tanaman. Baru dilanjutkan dengan penyiapan
badan jalan dengan memprofil badan Jalan. Badan jalan yang sudah terbentuk
kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat berat.

Galian Tanah
Untuk pekerjaan galian ini dilaksanakan setelah mendapatkan izin pelaksanaan dari
direksi. Galian dilaksanakan dengan sistim manual menggunakan alat Bantu berupa
cangkul, linggis, gerobak dorong untuk membuang hasil galian ketempat yang telah
disetujui oleh direksi. Kedalaman dan kemiringan galian harus sesuai dengan gambar
kerja dan petunjuk teknis dari direksi.

Timbunan sirtu
Setelah penyiapan badan jalan selesai dan atas persetujuan direksi maka dimulai
penghamparan timbunan sirtu. Material sirtu harus mendapatkan persetujuan direksi.
Tasirtu ditabur hingga rata pada seluruh permukaan badan jalan. Kemudian dilakukan
pemadatan menggunakan alat berat, pemadatan dilakukan berulang ulang mulai dari
pinggir badan jalan kiri dan kanan hingga ketengah sampai kepadatan dinyatakan
sempurna oleh direksi dengan kemiringan badan jalan 4-6%. Jika pemadatan dilakukan

4
pada cuaca panas maka pemadatan Tasirtu disiram dengan air secukupnya agar
pemadatan berjalan sempurna.

Galian Tanah
Untuk pekerjaan galian ini dilaksanakan setelah mendapatkan izin pelaksanaan dari
direksi. Galian dilaksanakan dengan sistim manual menggunakan alat Bantu berupa
cangkul, linggis, gerobak dorong untuk membuang hasil galian ketempat yang telah
disetujui oleh direksi. Kedalaman dan kemiringan galian harus sesuai dengan gambar
kerja dan petunjuk teknis dari direksi.

Pemasangan Bouplank dan Pasangan Batu Kali 1:4
Sebelum memulai pemasangan batu kali dilakukan pengukuran ulang secara bersama
sama dengan direksi. Pengukuran ulang dilakukan untuk mendapatkan hasil MC0
sebagai kerangka acuan dalam pelaksanaan pekerjaan. Selanjutnya dilakukan
pemasangan bouplank. Bouplank dipasang menggunakan kayu dan dipaku erat.
Selanjutnya dipasang benang profil sebagai acuan dalam pekerjaan galian. Setelah
request ditanda tangani oleh direksi maka dilakukan pekerjaan galian tanah untuk
pondasi pasangan batu kali. Seluruh akar tanaman dibuang pada tempat yang telah
mendapatkan persetujuan direksi. Luas penampang galian dan kedalamannya harus
mendapatkan persetujuan direksi.

Setelah galian selesai dan diterima oleh direksi maka kami mulai mendatangkan
material batu kali, pasir pasangan dan semen kelokasi pekerjaan. Batu yang akan kami
gunakan adalah batu pecah yang berongga dan keras. Sementara pasir yang digunakan
adalah pasir dengan butiran keras yang bersih dan tidak terkontaminasi oleh zat lain
yang akan merusak mutu pekerjaan. Setelah material cukup sesuai kebutuhan
lapangan maka kami ajukan request untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali
campuran 1 : 4.

Setelah request ditandatangani oleh direksi maka dimulai pemasangan pondasi batu
kali ini dengan campuran 1 : 4. Pemasangan Batu tidak boleh ada peraduan antara batu
dengan batu, dan permukaan pasangan pondasi harus lurus dan datar sesuai arah
benang profil. Sewaktu meninggalkan pekerjaan sementara pasangan batu harus
ditutup dan saat penyambungan kembali harus disiram dengan air bercampur semen.

Plesteran 1 : 4 + Acian
Setelah pekerjaan pondasi selesai dan pondasi telah kering minimal 1 hari setelah
pemasangan maka dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran campuran 1 : 4. Plesteran

5
harus rapi dan datar menggunakan roll tukang dan diaci. Dinding pasangan yang akan
diplester terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, Lumpur dan bekas adukan yang
menonjol. Bagian yang akan diplester adalah bagian dinding saja, sementara bagian
atas dipersiapkan untuk pengecoran beton plat lantai.


PEKERJAAN BETON BERTULANG K-225

Sebelum pengecoran beton dipersiapkan terlebih dahulu material berupa kayu
bekisting/papan cor , kerikil, pasir dan semen. Setelah material didatangkan kelokasi
pekerjaan maka kami minta diperiksa kembali oleh direksi apakah material yang kami
datangkan sudah sesuai spesifikasi teknis atau belum.

Dan setelah request pekejaan beton ditandatangani oleh direksi, maka kami mulai
membersihkan lokasi pengecoran pada badan jalan dengan membuang sampah yang
berserakan termasuk limbah organic yang mungkin akan merusak kualitas badan
jalan. Setelah permukaan bersih maka dilanjutkan dengan menyiram permukaan
wadah beton dengan air yang bersih. Baru dilanjutkan dengan pengecoran beton K-225
campuran 1 : 2 : 3 atas persetujuan direksi. Coran diaduk dalam beton mollen
kemudian dituang kedalam cetakan beton dan diangkut pada permukaan badan jalan
yang akan dicor menggunakan gerobak dorong selanjutnya badan jalan didatarkan dan
dipadatkan dengan alat penggetar beton berupa Vibrator. Saat pelaksanaan
pengecoran berlangsung kami mengambil sample untuk pengujian kubus beton sesuai
instruksi dari pihak direksi. Dan saat pengecoran tidak dibenarkan pada cuaca hujan.
Permukaan beton kemudian diratakan dengan roll tukang hingga rapi dan saat beton
hampir kering disapu dengan sapu lidi agar permukaan beton terlihat kasat.

Untuk perawatan beton dilakukan setiap hari setelah pengecoran, beton disiram
dengan genangan air atau ditutupi dengan goni basah agar suhu beton tetap terjaga
selama siang hari. Pembongkaran bekisting beton dilaksanakan setelah umur beton
dirasa cukup dan mendapatkan persetujuan dari direksi. Setelah pembongkaran
bekisting semua sisa hasil pembongkaran dibawa ke gudang dan pekerjaan dirapikan
kembali untuk finishing pekerjaan. Penambalan beton yang keropos tidak dibenarkan
kecuali atas persetujuan direksi.

Setelah beton keras dilakukan pengujian core drill dengan pihak laboratorium. Jika
terdapat kekurangan hasil pekerjaan maka kami siap untuk mengulang kembali namun

6
jika sudah bisa diterima oleh pihak labor maka kami siap untuk mengajukan
permohonan PHO.

Terakhir kami melakukan finishing seluruh badan jalan yang telah dikerjakan, dengan
membersihkan / merapikan beton dan bahu jalan, kemudian bagian bahu jalan yang
turun diperbaiki.

Setelah pekerjaaan selesai maka kami menyiapkan data administrasi berupa, astek,
pajak galian C, Actual Check, Asbuilt Drawing, Shop Drawing dan foto dokumentasi
0%, 50% dan 100% serta laporan mingguan semua diserahkan pada direksi untuk
diproses dalam rangka serahterima pekerjaan pertama (PHO)

Dan selama masa pemeliharaan kami tetap merawat jalan dengan menjaga saluran air
agar tidak tersumbat, dan badan jalan yang turun diperbaiki lagi sesuai instruksi dari
direksi.

Demikian metoda ini kami buat, walau jauh dari kesempurnaan namun jika kami
dipercayakan sebagi pemenang nantinya kami akan melaksanakan pekerjaan ini sesuai
spesifikasi teknis dari direksi dan berpedoman pada dokumen kontrak yang telah
ditandatangani.

7. Pekerjaan Beton Bertulang Campuran 1 : 2 : 3 Untuk Plat Beton masuk
kerumah dan Plat Duikker.
Sebelum pengecoran beton bertulang dipersiapkan terlebih dahulu material berupa
kayu bekisting, besi beton, kawat beton, kerikil, pasir dan semen. Setelah material
didatangkan kelokasi pekerjaan maka kami minta diperiksa kembali oleh direksi
apakah material yang kami datangkan sudah sesuai spesifikasi teknis atau belum.

Dan setelah request pekejaan beton bertulang ditandatangani oleh direksi, maka kami
mulai merangkai cetakan beton. Bekisting beton yang akan kami buat harus sesuai
dengan ukuran beton yang akan dibentuk. Cetakan beton dibuat dari kayu yang cukup
kaku untuk menjaga posisi beton dari akiba alat vibrasi beton. Kecocokan dan
keefektifan harus dilengkapi dalam konstruksi seluruh cetakan untuk mengikat
seluruh sisi yang berdampingan dan ujung ujung pasal pasal dan membentuk
penampang yang dapat melindungi bagian tumpukan beton. Cetakan dibuat serapat
mungkin ketikan dibuat dan untuk memudahkan pembongkaran agar tidak
mengganggu pada saat pembongkaran nantinya.


7
Setelah Bekisting selesai dan mendapatkan persetujuan direksi maka dilanjutkan
dengan pembesian tulangan beton. Matrial besi yang akan digunakan adalah besi beton
KS asli. Besi kemudian dipotong potong sesuai ukuran beton. Kemudian dicetak
sesuai ukuran dan gambar kerja. Selanjutnya besi dirangkai pada wadah bekisting dan
diikat dengan kawat beton hingga erat dan kuat.

Setelah pembesian selesai dan mendapatkan persetujuan direksi maka dilanjutkan
dengan pembersihan wadah beton dari sisa hasil pekerjaan beksiting dan pembesian
serta sampah dan limbah organic yang menempel pada permukaan lantai. Setelah
permukaan bersih maka dilanjutkan dengan menyiram permukaan wadah beton
dengan air yang bersih. Baru dilanjutkan dengan pengecoran beton campuran 1 : 2 : 3
atas persetujuan direksi. Coran dituang kedalam cetakan beton dan dipadatkan
dengan alat penggetar beton berupa Vibrator. Saat pengecoran tidak dibenarkan pada
cuaca hujan.

Permukaan beton kemudian diratakan dengan roll tukang hingga rapi dan saat beton
hampir kering disapu dengan sapu lidi agar permukaan beton terlihat kasat.

Untuk perawatan beton dilakukan setiap hari setelah pengecoran, beton disiram
dengan genangan air atau ditutupi dengan goni basah agar suhu beton tetap terjaga
selama siang hari. Pembongkaran bekisting beton dilaksanakan setelah umur beton
dirasa cukup dan mendapatkan persetujuan dari direksi. Setelah pembongkaran
bekisting semua sisa hasil pembongkaran dibawa ke gudang dan pekerjaan dirapikan
kembali untuk finishing pekerjaan. Penambalan beton yang keropos tidak dibenarkan
kecuali atas persetujuan direksi.

Pekerjaan beton plat duiker dilaksanakan pada minggu ke 12 dan Pekerjaan beton
masuk kerumah rumah dilaksanakan pada minggu ke 10 s/d minggu ke - 11 (sesuai
analisa teknik dan time schedule yang kami buat).

Terakhir kami melakukan finishing seluruh permukaan saluran dan badan jalan yang
telah dikerjakan, dengan membersihkan saluran kembali, kemudian sisa galian
dibuang pada lokasi yang telah mendapatkan persetujuan direksi, tak lupa bangunan
plat duiker jika ada yang rusak.

Setelah pekerjaaan selesai maka kami menyiapkan data administrasi berupa, astek,
pajak galian C, Actual Check, Asbuilt Drawing, Shop Drawing dan foto dokumentasi

8
0%, 50% dan 100% serta laporan mingguan semua diserahkan pada direksi untuk
diproses dalam rangka serahterima pekerjaan pertama (PHO)

Dan selama masa pemeliharaan kami tetap merawat jalan dengan menjaga saluran air
agar tidak tersumbat, dan badan jalan yang turun diperbaiki lagi sesuai instruksi dari
direksi.

Demikian metoda ini kami buat, walau jauh dari kesempurnaan namun jika kami
dipercayakan sebagi pemenang nantinya kami akan melaksanakan pekerjaan ini sesuai
spesifikasi teknis dari direksi dan berpedoman pada dokumen kontrak yang telah
ditandatangani.

Solok,
Penawar ;
CV. ABE KONSTRUKSI



BENNY ISWANDI
Direktur

You might also like