Pendahuluan Perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya gangguan muskuloskeletal. Adanya gangguan pada sistem muskuloskeletal mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dilaporkan bahwa keluhan nyeri otot sendi-tulang (gangguan sistem musculoskeletal) merupakan keluhan terbanyak pada usia lanjut Gangguan Muskuloskeletal Pada Lansia Mekanik : penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis), stenosis spinal Metabolik : osteoporosis, myxedema, penyakit paget Berkaitan dengan keganasan : dermatomyositis, neuromiopati Radang : polymyalgia rheumatica, temporal (giant cell) arthritis, gout Pengaruh obat Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, dan jaringan jaringan khusus yang menghubungkan struktur tersebut Tulang Bagian-bagian tulang : * Epifisis * Metafisis * Diafisis 3 jenis sel yang menyusun tulang : * osteoblas * osteosit * osteoklas Sendi Sendi adalah pertemuan dua atau lebih tulang. Yang dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia, atau otot. Ada tiga tipe sendi, yaitu : Sendi fibrosa (sinarthroidal), merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Sendi kartilaginosa (amphiarthroidal), merupakan sendi yang sedikit bergerak. Sendi sinovial (diarthroidal), merupakan sendi yang dapat bergerak dengan bebas Sendi Fungsi Tulang oPenunjang. oPelindung. oGerakan tubuh. oHematopoiesis, dan oPenyimpanan mineral Penyebab penurunan Fungsi Tulang ketidakaktifan fisik. perubahan hormonal resorbsi tulang aktual Perubahan Sistem Musculoskeletal Pada Lansia Tulang kehilangan density (cairan) & makin rapuh Kifosis. Pinggang, lutut & jari-jari pergelangan terbatas. Persendian membesar dan menjadi kaku Tendon mengerut dan mengalami sklerosis. Atrofi serabut otot Efek Penurunan Tulang Adalah makin lemahnya tulang , vertebra lebih lunak dan dapat tertekan, tulang berbatang panjang kurang tahanan terhadap penekukan dan menjadi lebih cenderung fraktur Osteoporosis Osteoporosis adl penyakit tulang yang ditandai pengeroposan tulang akibat menurunnya densitas dan kualitas tulang risiko mudah patah (fraktur) Definisi menurut WHO adalah penurunan massa tulang > 2,5 kali standard deviasi massa tulang rata-rata dari populasi orang muda, kerusakan arsitektur tulang, dan meluasnya kerapuhan tulang sehingga menurunkan kekuatan tulang dan dicapainya ambang patah tulang. Penurunan massa tulang ini terjadi sebagai akibat dari berkurangnya pembentukan, meningkatnya perusakan (destruksi) atau kombinasi dari keduanya Epidemilogi Osteoporosis adalah problem kesehatan masyarakat, khususnya pada wanita pasca menopause Fraktur tulang pangkal paha (panggul) meningkat tajam khususnya Asia issue global kesehatan, sosial dan ekonomi Tidak ada data nasional Tahun 2000, estimasi usia lanjut 16 juta penduduk di Indonesia Osteoporosis / fraktur problem kesehatan yang serius Bagaimana mengetahui seseorang menderita Osteoporosis? Tidak bergejala kecuali telah terjadi fraktur Pemendekan tinggi badan Tulang punggung semakin bungkuk TATACARA DIAGNOSTIK Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan densitas massa tulang (BMD) Pemeriksaan biokimiawi Upaya Pencegahan Osteoporosis Asupan kalsium Sumber kalsium makanan Tambahan (Suplementasi ) kalsium Hindari merokok Hindari minum alkohol Olah raga dan tetap aktif (Senam osteoporosis) Osteoarthritis Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang terutama terjadi pada orang yang berusia lanjut dan ditandai oleh Degenerasi kartilago artikularis, Perubahan pada membran sinovia serta hipertrofi tulang pada tepinya. Rasa nyeri dan kaku, khususnya setelah melakukan aktivitas yang lama akan menyertai perubahan degeneratif tersebut Keluhan umum yang sering dirasakan penderita osteoartritis adalah Nyeri Sendi : Peradangan Mekanik Kaku Sendi Pembengkakan Sendi Perubahan Gaya Jalan Gangguan Fungsi ARTHRITIS RHEUMATOID Menurut definisi, artritis rheumatoid adalah penyakit inflamasi yang mengenai jaringan ikat sendi, bersifat progresif, simetrik, dan sistemik serta cenderung menjadi kronik.
arthritis reumatoid adalah kelainan sistemik dengan manifestasi utama pada persendian yang berkembang secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu. Keluhan dan Gejala Sebagian besar pasien arthritis reumatoid yang berusia lanjut menderita penyakit tersebut sebagai suatu proses yang tengah berlangsung dan sudah dimulai. Kalau arthritis reumatoid baru terjadi ketika seseorang sudah berusia lanjut, onsetnya dapat timbul perlahan atau terjadi secara akut. Pada kebanyakan pasien, keadaan artritis disertai dengan gejala konstitutional yang ringan atau sedang ARTHRITIS RHEUMATOID Kriteria diagnostik adalah : Kekakuan pagi hari (sekurangnya 1 jam) Arthritis pada tiga atau lebih sendi Arthritis sendi-sendi jari-jari tangan Arthritis yang simetris Nodula reumatoid dan Faktor reumatoid dalam serum Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau dekalsifikasi tulang)
ARTHRITIS GOUT Artritis gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi (tofi).
Gout juga merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia
ARTHRITIS GOUT Gout bersifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan Sekunder, ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. Diagnosis artritis gout ( kriteria American Rheumatism Association) Terdapat kristal urat dalam cairan sendi atau tofus atau Bila ditemukan 6 dari 12 kriteria tersebut dibawah ini : 1. Inflamasi maksimum pada hari pertama 2. Serangan artritis akut lebih dari satu kali 3. artritis nonartikuler 4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan 5. Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsofalangeal 6. Serangan pada sendi metatarsofalangeal unilateral 7. Serangan pada sendi tarsal unilateral 8. Adanya fokus 9. Hiperurisemia 10. Pada foto sinar-x tampak pembengkakan sendi asimetris 11. Pada foto sinar-x tampak kista subkortikal tanpa erosi 12. kultur bakteri cairan sendi negatif Pengkajian 1 Aktivitas/Istirahat Gejala: Keterbatasan gerak atau kehilangan fungsi motorik pada bagian yang terkena (dapat segera atau sekunder, akibat pembengkakan atau nyeri). Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari dan keletihan Tanda: Malaise. Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot. Gelisah, susah untuk tdur
Kardiovaskuler Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun Integritas Ego Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan Keputusasaan dan ketidak berdayaan Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain. Makanan Atau Cairan Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual. Anoreksia Kesulitan untuk mengunyah Tanda: Penurunan berat badan Kekeringan pada membran mukosa Higiene Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan pada orang lain. Neurosensori Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan Tanda: Pembengkakan sendi Nyeri / Kenyamanan Gejala: fase akut dari nyeri Terasa nyeri kronis dan kekakuan serta nyeri pada medula spinalis
Keamanan Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga Kekeringan pada mata dan membran mukosa, Laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, dan perubahan warna kulit. Interaksi Sosial Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi
Diagnosa keperawatan Nyeri b/d penurunan fungsi tulang Intoleran aktivitas b/d perubahan otot. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya fraktur Risiko cedera yang berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh Perubahan pola tidur b/d nyeri Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan atau gangguan gerak Gangguan citra diri yang berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit
Kurang pengetahuan mengenai penyakit yang di derita berhubungan dengan kurang informasi, salah persepsi ditandai dengan klien mengatakan kurang ,mengerti tentang penyakitnya, klien tampak gelisah. Ansietas b/d perubahan status kesehatan klien tampak gelisah, cemas, penurunan kontak mata, focus pada diri sendiri. Risiko kerusakan integritas kulit bd faktor eksterna: faktor mekanisme(tekanan), imobilisasi fisik