Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme dalam urin. Bakteriuria bermakna (Significant bacteriuria) : Pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 10 5 colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria asimtomatik (covert bacteriuria) : bakteriuria bermakna tanpa disertai presentasi klinis ISK Faktor penyebab negative palsu pada pasien ISK : - Pasien telah mendapat terapi antimikroba - Terapi diuretika - Minum banyak - Waktu pengambilan sampel tidak tepat - Peranan bakteriofag Piuria bermakna (significant pyuria) bila ditemukan neutrofil > 10/lapang pandang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) Bawah 1. Perempuan - Sistitis : presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria bermakna - Sindrom Uretra akut (SUA) : presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis bakterialis. Sering disebabkan mikroorganisme anaerobik. 2. Laki-laki Sistitis, prostatitis, epidimitis dan uretritis.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) Atas 1. Pielonefritis akut (PNA) adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri 2. Pielonefritis kronis (PNK) akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.
Epidemiologi Faktor ISK : usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan factor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal - Usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun - Perempuan - Meningkat pada periode aktif seksual Faktor predisposisi : lithiasis, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papilar, diabetes mellitus paska transplantasi ginjal, nefropati analgesic, penyakit sickle cell, senggama, kehamilan dan peserta KB dengan tablet progesterone, kateterisasi
Mikroorganisme saluran kemih 1. Escherichia coli, paling sering 2. Proteus spp, Klebsiella spp, Stafilokokus dengan koagulase negative, Enterobacter, Providencia, Morganella citrobacter, Serratia 3. Pseudomonas spp, dan Staphilococcus (jarang) kecuali paska kateterisasi
Patogenesis dan Patofisiologi ISK 1. Peranan Patogenisitas Bakteri. Faktor Virulensi E. Coli - Fimbriae : adhesi, pembentuk jaringan ikat (scarring) - Kapsul antigen K : resistensi terhadap pertahanan tubuh, perlengketan (attachment) - Lipopolysaccharide side chain (O antigen) : resistensi terhadap fagositosis - Lipid A (endotoksin) : inhibisi peristalsis ureter, pro inflammatory - Membran protein lain: kelasi besi, resisten antibiotika, kemungkinan perlengketan - Hemolysin: inhibisi fungsi fagosit, sekuestrasi besi Peranan bakterial attachment of mucosa Fimbriae mempunyai kemampuan untuk melekat pada permukaan mukosa saluran kemih Peranan factor virulensi lainnya Toksin seperti : alpha-hemolisin, cytotoxic necrotizing factor1 (CNF-1), iron system (aerobactin dan enterobactin) Faktor virulensi variasi fase Kemampuan untuk mengalami perubahan bergantung pada dari respon factor luar. 2. Peranan Faktor Host Faktor predisposisi pencetus ISK dan status imunologi pasien Faktor-faktor yang meningkatkan kepekaan terhadap ISK - Genetik : status non sekretorik, antigen golongan darah ABO - Biologis: kelainan congenital, obstruksi saluran kemih, riwayat isk sebelumnya, diabetes, inkontinensia - Perilaku: senggama, penggunaan kondom diafragma, spermisida, penggunaan antibiotic terkini - Lainnya : operasi urogenital, terapi estrogen
Patofisiologi ISK Uretrodistal merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenic fastidious gram positive dan gram negative. Invasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih, invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang.
Presentasi Klinis ISK 1. Pielonefritis akut (PNA). Presentasi klinis PNA seperti panas tinggi (39.5- 40.5oC), disertai menggigil dan sakit pinggang. Presentasi klinis PNA ini sering didahului gejala ISK bawah (sistitis). 2. ISK bawah (sistitis). Presentasi klinis sistitis seperti sakit suprapubik, polakisuria, nokturia, disuri a, dan stranguria 3. Sindrom uretra akut (SUA). Presentasi klinis SUA sulit dibedakan dengan sistitis. SUA sering ditemukan pada perempuan usia antara 20-50 tahun. Presentasi klinis SUA sangat miskin (hanya disuri dan sering kencing) disertai cfu/rr-rl urin <105; sering disebut sistitis abakterialis. Sindrom uretra akut (SUA) dibagi 3 kelompok pasien, yaitu: a). Kelompok pertama pasien dengan piuria, biakan urin dapat diisolasi E.coli dengan cfu/ml urin 103-10s. Sumber infeksi berasal dari kelenjar peri-uretral atau uretra sendiri. Kelompok pasien ini memberikan respon baik terhadap antibiotik standar seperti ampisilin. b). Kelompok kedua pasien lekosituri 10-50/ lapang pandang tinggi dan kultur urin steril. Kultur (biakan) khusus ditemukan Chlamydia trachomatis atau bakteri anaerobik. c). Kelompok ketiga pasien tanpa piuri dan biakan urin steril. 4. ISK rekuren. Infeksi saluran kemih (ISK) rekuren terdiri 2 kelompok, yaitu: a). Re-infeksi (re-infections). Pada umumnya episode infeksi dengan interval > 6 minggu dengan mikroorganisme (MO) yang berlainan. b). Relapsing infection. Setiap kali infeksi disebabkan mikroorganisme yang sama. Disebabkan sumber infeksi tidak mendapat terapi yang adekuat.
Komplikasi ISK 1. ISK sederhana (uncomplicated). ISK akut tipe sederhana (sistitis) yaitu non- obstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited disease) dan tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama. 2. ISK tipe berkomplikasi (complicated) ISK selama kehamilan. ISK pada diabetes melitus. Penelitian epidemiologi klinik melaporkan bakteriuria dan ISK lebih sering ditemukan pada DM dibandingkan perempuan tanpa DM. Basiluria asimtomatik (BAS) merupakan risiko untuk pielonefritis diikuti penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG).Komplikasi emphysematous cystitis, pielonefritis yang terkait spesies kandida dan infeksi Gram-negatif lainnya dapat dijumpai pada DM. Pielonefritis emfisematosa di sebabkan MO pembentuk gas seperti E. coli, Candida spp dan Klostridium tidak jarang dijumpai pada DM. Pielonefritis emfisematosa sering disertai syok septik dan nefropati akut vasomotor (AVH). Abses perinefrik merupakan komplikasi ISK pada pasien dengan DM (47%), nefrolitiasis (41%) dan obstruksi ureter (20%).
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis ISK Analisa urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa putar, kultur urin, serta jumlah kuman/ml urin merupakan protokol standar untuk pendekatan diagnosis ISK. Pengambilan dan koleksi urin, suhu, dan teknik transportasi sampel urin harus sesuai dengan protokol yang dianjurkan. Renal imaging procedures untuk investigasi faktor predisposisi ISK: - Ultrasonogram (USG) - Radiografi Foto polos perut Pielografi IV Micturating cystogram - Isotop scanning Indikasi Investigasi lanjutan setelah ISK : ISK kambuh (relapsing infection) Pasien laki Gejala urologik: kolik ginjal, piuria, hematuria Hematuria persisten Mikroorganisme (MO) jarang: Pseudomonas spp dan Proteus spp ISK berulang dengan interval <6 minggu
Manajemen ISK lnfeksi Saluran Kemih (lSK) Bawah Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak, antibiotika yang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk alkalinisasi urin: - Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotika tunggal; seperti ampisilin 3 gram, trimetoprim200mg - Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis (lekosuria) diperlukan terapi konvensional selama 5- 10 hari - Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua gejala hilang dan tanpa lekosiuria. Reinfeksi berulang (frequent re-infection) - Disertai faktor predisposisi. Terapi antimikroba yang intensif diikuti koreksi faktor risiko - Tanpa faktor predisposisi, Asupan cairan banyak Cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi antimikroba takaran tunggal (misal trimetoprim 200 mg) - Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan. Sindrom uretra akut (SUA). Pasien dengan sindrom uretra akut dengan hitung kuman 10 3 - 10 5 memerlukan antibiotika yang adekuat. Infeksi klamidia memberikan hasil yang baik dengan tetrasiklin. Infeksi disebabkan MO anaerobik diperlukan antimikroba yang serasi, misal golongan kuinolon lnfeksi Saluran Kemih (ISK) Atas Pielonefrits akut. Pada umumnya memerlukan rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam. The Infectious Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga altematif terapi antibiotik IV sebagai terapi awal selama 48-72 iam sebelum diketahui MO sebagai penyebabnya: - Fluorokuinolon - Amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin - Sefalosporin dengan spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida.
Indikasi Rawat Inap Pasien dengan Pielonefritis Akut - Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap antibiotika oral - Pasien sakit berat atau debilitasi - Terapi antibiotik oral selama rawat jalan mengalami kegagalan - Diperlukan investigasi lanjutan - Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi - Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes melitus, usia lanjut
Pencegahan Bakteriuria Asimtomatik pada Kehamilan Setiap perempuan hamil dengan basiluri asimtomatik harus mendapat terapi antimikroba untuk mencegah presentasi klinis pielonefritis dan komplikasi kehamilannya. Bakteriuria Asimtomatik pada Diabetes Melitus Beberapa peneliti lebih cenderung memberikan terapi antimikroba pada basiluria asimtomatik pada pasien dengan diabetes melitus. Resipien Transplantasi Ginjal Terapi antimikroba untuk bakteriuria asimtomatik pada resipien transplantasi ginjal masih silang pendapat. Sebagian besar peneliti menganjurkan kemoterapi untuk resipien pasca transplantasi ginjal dengan bakteriuria asimtomatik disertai piuri. ISK Berhubungan dengan Kateter Bakteria patogen yang terkait dengan bakteriuri dengan kateterisasi; seperti E. coli, Enterococcus, Klebsiella, Pseudornonas, Proteus, Enterobacter, dan Candida. Pada umumnya bakteriuri terkait kateter bersifat polimikroba. Sebagian, besar peneliti tidak menganjurkan antibiotika sebagai pencegahan infeksi saluran kemih terkait kateter. Negara maju seperti USA menganjurkan penggunaan kateter urin berselaput campuran perak atau kateter oksida perak untuk mencegah infeksi saluran kemih terkait kateter.