You are on page 1of 11

Kamis, 24 Desember 2009 20:20:54 WIB

KabarIndonesia
Kirim / Edit Berita
Daftar Jadi Penulis
Dari Kita Untuk Kita
Home | Index | Berita | Berita Foto | Top Views | Top Reporter | Berita Redaksi | RSS | Blog | FAQ | Email ke Redaksi
Internasional
Internasional
Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Lowongan Kera
Lowongan Kera


Index Berita Foto
Index Berita Foto
UTAMA
Hari Natal Bukan 25
Desemberoleh : Djoko Suryo
24-Des-2009, 01:45 WIB

KabarIndonesia - Banyak orang
menduga, bahwa hari lahir Yesus
kebiasaan orang
kafir penyembah dewa matahari,
25 Desember itu
lahirnya dewa
dari itulah ada
Kristen yang
"pantang" bahkan menganggap haram
selenka!nya""""

KESEHATAN LAINNYA
Pengoperasian UTDRS
02:0:! "#B
Tembakau membunuh 10 juta
orang tiap tahun
$:22:%0 "#B
Wabah DBD Serang Satui
$:20:55 "#B
YANKES Haji alami kemajuan
yang signifkan
$:20:25 "#B
Musim Penghujan, Waspada

KESEHATAN
Asfksia Forensik
Oleh : Leonardo S.ked | 09!ei200", 0#:5$:55 WIB
KabarIndonesia
1. PENDAHULUAN
Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang
melalui pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh mayat.
Perubahan itu akan terjadi dari mulai terhentinya suplai oksigen.
Manifestasinya akan dapat dilihat setelah beberapa menit, jam dan seterusnya.
1 Dalam kasus tertentu, salah satu kewajiban dokter adalah membantu
penyidik menegakan keadilan. Untuk itu dokter sedapat mungkin membantu
menentukan beberapa hal seperti saat kematian dan penyebab kematian
tersebut. Dari kepustakaan yang ada, saat kematian seseorang belum dapat
ditunjukan secara tepat karena tanda - tanda dan gejala setelah kematian
sangat bervariasi. Hal ini karena tanda atau gejala yang ditunjukan sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya, umur, kondisi fsik pasien,
penyakit sebelumnya, keadaan lingkungan mayat, sebelumnya makanan
maupun penyebab kematian itu sendiri. Dalam era ini dibutuhkan penentuan
saat kematian secara tepat. Untuk itu akan telah dilakukan suatu penelitian
dasar untuk mendapat suatu indikator bebas. Indikator ini akan dipakai
untuk dasar kerja sebuah slat banal yang mampu mendeteksi perubahan yang
hanya objektif dan akurat setelah kematian terjadi. 1 Otak sebagai organ yang
relatif terlindung maksimal dengan batok kepala diperkirakan mengalami
proses kimiawi yang relatif cepat dan tidak dipengaruhi lingkungan. Proses
kimiawi akibat terhentinya suplai zat asam / oksigen mengakibatkan jaringan
otak yang sangat sensitif terhadap kekurangan zat asam itu akan lebih cepat
mengalami disintegrasi kimiawi, yang diamati melalui perubahan
konduktivitas listrikyang terjadi. Dengan penelitian ini diamati korelasi waktu
dengan perubahan konduktivitas jaringan otak setelah kematian asfksia dan
perdarahan pada tikus. Telah didapatkan data bahwa konduktivitas berubah
terhadap waktu dalam 24 jam pertama menurut fungsi quadratik dan atau
kubik. Penurunan konduktivitas ini diperkirakan terjadi berhubungan dengan
denaturasi protein atau asam aminino intra dan ekstraseluler. 1
1. DEFINISI
Dalam dunia medis defnisi asfksia masih merupakan perbincangan, namun
beberapa ahli menyimpulkan bahwa asfksia adalah suatu keadaan yang

BERITA FOTO
FOKUS Peduli Demam
Berdaraholeh : #us$i Wahyu %idaya$
24-Des-2009, 14:10 WIB

" &top Demam Berdarah,,,'''
Bebaskan &atui Dari Demam
Berdarah"( )orum Komunikasi
*rganisasi &atui + )*K,& -
yang terdiri dari gabungan
.embaga &osial /asyarakat
+.&/- )K&B, )K0B, Bima &akti, &a1e Borneo,
2empita, 3impal, 4adio )/ 42&, 2erakan
5ramuka &atui, 4ema6a /as6id dan
selengkapnya....

BERITA LAINNYA
O%I&I

Apa Makna Bekerja?2! Des 2007 5:!2 "#B
Refeksi Akhir Tahun 2009
%:0$ "#B
&'SIO&'L

Musibah Pasar Tanah Abang
07:%7 "#B
Mahasiswa Skeptis Terhadap Kerja
Pansus Century DPR RI2! Des 2007 0!:!$
"#B
I&()*&'SIO&'L

Vonis Tiga Tahun Penjara untuk
Teroris Singapura2! Des 2007 5:5% "#B
Penampungan Tunawisma di Musim
Dingin20 Des 2007 22:%% "#B
2%:%8:50 "#B
Target Tahun 2014, Indonesia
Bebas BABS
8:%:50 "#B
Pemahaman Sanitasi Bersih
2%:%9:2% "#B
Penguatan Seratus RS Daerah
Rawan Bencana
2:5$:9 "#B
Survey Ketidakpuasan
Berhubungan Sexual dengan
2:!!:2 "#B
Rekam Medis Bersifat
Sharable dan Longitudinal
5:!:$ "#B
LAINNYA
LOWO&+'& K)*,'
25 Peluang Kerja Awal Tahun 20102%
Des 2007 !:2! "#B
Peluang Dahsyat dari Batavia Air2% Des
Menteri Hukum dan HAM ke LP
Payakumbuh2% Des 2007 0:!0 "#B
SBY Bingung atau Dikadalin ?22 Des
ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernafasan,
mengakibatkan oksigen darah berkurang ( hipoksia ) disertai dengan
peningkatan karbondioksida ( hiperkapnea ). Dengan demikian organ tubuh
mengalami kekurangan oksigen ( hipoksia hipoksik ) dan terjadi
kematian.1,3,4
1. ANGKA KEJADIAN
Korban kematian akibat asfksia termasuk yang sering diperiksa oleh dokter.
Umumnya urutan ke-3 sesudah kecelakaan lalu - lintas dan trauma
mekanik.5
1. ETIOLOGI
1. Alamiah
Misalnya penyakit yang menyumbat saluran pernafasan seperti laringitis
difteri, atau menimbulkan gangguan pergerakan paru seperti fbrosis paru.2
1. Mekanik
Yang menyebabkan asfksia mekanik, misalnya trauma yang mengakibatkan
emboli udara vena, emboli lemak, pneumotoraks bilateral, sumbatan pada
saluran nafas dan sebagainya.kejadian ini sering dijumpai pada keadaan
hanging, drowning, strangulation dan sufocation.2
1. Keracunan
Bahan yang menimbulkan depresi pusat pernafasan misalnya barbiturat,
narkotika.2
1. PATOFISIOLOGI
Dari pandangan patologi, kematian akibat asfksia dapat dibagi dalam dua
golongan : 1. Primer ( akibat langsung dari asfksia ) Kekurangan oksigen
ditemukan di seluruh tubuh, tidak tergantung pada tipe dari asfksia. Sel - sel
otak sangat sensitif terhadap kekurangan O2. Bagian - bagian otak tertentu
membutuhkan lebih banyak O2, dengan demikian bagian tersebut lebih rentan
terhadap kekurangan oksigen. Perubahan yang karakteristik terlihat pada sel -
sel serebrum, serebelum dan ganglia basalis.5 Di sini sel - sel otak yang mati
akan digantikan oleh jaringan glial, sehingga pada organ tubuh yang lain yakni
jantung, paru - paru, hati, ginjal dan yang lainnya perubahan akibat
kekurangan O2 langsung atau primer tidak jelas.5 2. Sekunder
( berhubungan dengan penyebab dan usaha kompensasi dari tubuh )
Jantung berusaha mengkompensasi keadaan tekanan oksigen yang rendah
dengan mempertinggi outputnya, akibatnya tekanan arteri dan vena meninggi.
Karena oksigen dalam darah berkurang terus dan tidak cukup untuk kerja
jantung maka terjadi gagal jantung dan kematian berlangsung dengan cepat.
Keadaan ini didapati pada : a. Penutupan mulut dan hidung
( pembekapan ) b. Obstruksi jalan nafas seperti pada mati gantung,
D')*'-

Haul ke-53 Habib Usman bin Habib
Hasyim Bahasyim Satui2! Des 2007 5:!$
"#B
BPPT Serahkan Kebun Bibit Rumput
Laut ke Petani2! Des 2007 5:!9 "#B
)KO&O!I

Mewaspadai Produk Telematika dan
Elektronika7 Des 2007 22:%5 "#B
Harga Pakan Ternak Mulai Melonjak
Des 2007 2:!$ "#B
OL'- *'+'

Beruang Madu Bayangi Singo Edan
Des 2007 5:5 "#B
Sneijder, Nilai Tambah Tim Oranje
Des 2007 %:% "#B
%*O.IL

Don Hasman2% Des 2007 0:5% "#B
Sugeng Sugiantoro, Manager Hotel
Paling Bergengsi22 Des 2007 05:!$ "#B
B/D'0'

Kreasi Angklung Daeng Soetigna
2007 !:! "#B
Kumandang Adzan Tujuh di Cirebon
Des 2007 :59 "#B
%)&DIDIK'&

Tugas Moral Guru2! Des 2007 07:%$ "#B
Peran Strategis Guru2! Des 2007 0!:!$ "#B
LI&+K/&+'& -ID/%

Tragedi Jalan Pedang2! Des 2007 5:50 "#B
2% Des 2007 !:%7 "#B
%'*IWIS'('
Visit Kilometer Nol2 Des 2007 $:2% "#B
Mengembalikan Status Internasional
Bandar Udara Frans Kasiepo% Des 2007
LAINNYA
Karolina Kurkova, Supermodel
Terseksi Sejagat2% Des 2007 !:2% "#B
Sayang, Trio Dara Cantik Tawarkan
2% Des 2007 0:28 "#B
S)*B' S)*BI
Jelang Natal, Jalur Tasikmalaya-
Bandung Lancar2! Des 2007 %:07 "#B
Format Baru Juri Indonesian Idol 2010
2% Des 2007 02:09 "#B
penjeratan, pencekikan dan korpus alienum dalam saluran nafas atau pada
tenggelam karena cairan menghalangi udara masuk ke paru - paru c.
Gangguan gerakan pernafasan karena terhimpit atau berdesakan
( traumatic asphyxia ) d. Penghentian primer dari pernafasan akibat
kegagalan pada pusat pernafasan, misalnya pada luka listrik dan beberapa
bentuk keracunan5
1. JENIS - JENIS ASFIKSIA
Secara fsiologis dapat dibedakan empat bentuk asfksia ( sering disebut
anoksia ) :
1. Anoksia anoksik ( anoxic anoxia )
Keadaan ini diibaratkan dengan tidak atau kurang pemasokan oksigen untuk
keperluan pabrik. Pada tipe ini O2 tidak dapat masuk ke dalam paru - paru
karena : a. Tidak ada atau tidak cukup O2 bernafas dalam ruangan
tertutup, kepala ditutupi kantong plastik, udara yan kotor atau busuk, udara
lembab, bernafas dalam selokan tertutup atau di pegunungan yang tinggi. Ini
disebut asfksia murni ( sufocation ) b. Hambatan mekanik dari luar
maupun dari dalam jalan nafas seperti pembekapan, gantung diri, penjeratan,
pencekikan, pemitingan atau korpus alienum dalam tenggorokan. Ini disebut
sebagai asfksia mekanik ( mechanical asphyxia )
1. Anoksia anemia ( anaemic anoxia )
Dimana tidak cukup hemoglobin untuk membawa oksigen. Ini didapatkan
pada anemi berat dengan pendarahan yang tiba - tiba. Kedaaan ini diibaratkan
dengan sedikitnya kendaraan yang membawa bahan bakar ke pabrik
1. Anoksia hambatan ( stagnant anoxia )
Tidak lancarnya sirkulasi darah yang membawa oksigen. Ini bisa karena gagal
jantung, syok, dan sebagainya. Dalam keadaan ini tekanan oksigen cukup
tinggi, tetapi sirkulasi darah tidak lancar. Keadaan ini diibaratkan lalu lintas
macet, tersendat jalannya
1. Anoksia jaringan ( histotoxic anoxia )
Gangguan terjadi di dalam jaringan sendiri, sehingga jaringan atau tubuh
tidak dapat menggunakan oksigen secara efektif.5
1. STADIUM ASFIKSIA
1. Fase dispnoe Penurunan kadar oksigen sel darah merah da
penimbunan CO2 dalam plasma akan merangsang pusat pernafasan di
medulla oblongata, sehingga amplitude dan frekuensi pernafasan akan
meningkat. Nadi cepat, tekanan darah meninggi dan mulai tampak tanda -
tanda sianosis terutama pada muka dan tangan.2,3 2. Fase konvulsi
Akibat kadar CO2 yang naik maka akan timbul rangsangan terhadap susunan
Jangan Usik Minah22 Des 2007 7:2 "#B
Keadilan Lingkungan di Halmahera
Utara8 Des 2007 09:00 "#B
I%()K

4G untuk Indonesia5 Des 2007 $:2 "#B
Mengurangi Tingkat Polusi Melalui
Teknologi Cerobong Asap
"#B
*O-'&I

Langkah2! Des 2007 07:%7 "#B
Tekun2% Des 2007 !:%! "#B
saraf pusat sehingga terjadi konvulsi ( kejang ), yang mula - mula berupa
kejang klonik tetap kemudian menjadi kejang tonik, dan akhirnya timbul
episode opistotonik.2,3 Pupil mengalami dilatasi, denyut jantung menurun,
tekanan darah juga menurun. Efek ini berkaitan dengan paralisis pusat yang
lebih tinggi dalam otak akibat kekurangan O2.2,3 3. Fase apnoe Depresi
pusat pernafasan menjadi lebih hebat, pernafasan melemah dan dapat
berhenti. Kesadaran menurun dan akibat relaksasi sfngter dapat terjadi
pengeluaran cairan sperma, urin dan tinja.2 4. Fase akhir Terjadi paralisis
pusat pernafasan yang lengkap. Pernafasan berhenti setelah kontraksi
otomatis otot pernafasan kecil pada leher. Jantung masih berdenyut beberapa
saat setelah pernafasan berhenti.2
1. TANDA - TANDA
Masa dari saat asfksia sampai timbul kematian sangat bervariasi. Umumnya
berkisar antara 4 - 5 menit, tergantung dari tingkat penghalangan oksigen, bila
tidak 100% maka waktu kematianakan lebih lama dan tanda - tanda asfksia
akan lebih jelas dan lengkap.2 Pemeriksaan jenazah ( autopsi ) pada kasus -
kasus asfksia akan mamberikan gambaran : 1. Pemeriksaan luar a.
Dapat ditemukan sianosis pada bibir, ujung - ujung jari dan kuku.
Pembendungan sistemik maupun pulmoner dan dilatasi jantung
kananmerupakan tanda klasik pada kematian akibat asfksia.2 b. Warna
lebam mayat ( livor mortis ) merah - kebiruan gelap akan terbentuk lebih
cepat. Distribusi lebam lebih luas akibat kadar CO2 yang tinggi dan aktivitas
fbrinolisin dalam darah, sehingga darah sukar membeku dan mudah
mengalir. Tingginya fbrinolisin ini sangat berhubungan dengan cepatnya
proses kematian.2 c. terdapat busa halus pada hidung dan mulut yang
timbul akibat peningkatan aktivitas pernafasan pada fase 1 yang disertai
sekresi selaput lender saluran nafas bagian atas. Keluar masuknya udara yang
cepat dalam saluran sempit akan menimbulkan busa yang kadang - kadang
bercampur darah akibat pecahnya kapiler.2 d. Gambaran perbendungan
pada mata berupa pelebaran pembuluh darah konjungtiva bulbi dan palpebra
yang terjadi pada fase 2, akibat tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah
meningkat terutama dalam vena, venula dan kapiler. Selain itu hipoksia dapat
merusak endotel kapiler sehingga dinding kapiler yang terdiri dari selapis sel
akan pecah dan timbul bintik - bintik perdarahan yang dinamakan sebagai
tardeous spot.2 2. Pemeriksaan dalam
1. Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer, karena
fbrinolisin darah yang meningkat paska kematian.
2. Busa halus di dalam saluran pernafasan
3. Pembendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam tubuh
sehingga menjadi lebih berat, berwarna lebih gelap, dan pada
pengirisan banyak mengeluarkan darah
1. Petekie dapat ditemukan pada mukosa usus halus,
epikardium pada belakang jantung daerah
aurikuloventrikular, subpleura viseralis paru terutama di
lobus bawah pars diafragmatika dan fssura interlobaris, kulit
kepala sebelah dalam terutama daerah otot temporal, mukosa
epiglottis dan daerah subglotis
2. Edema paru sering terjadi pada kematian yang berhubungan
dengan hipoksia
1. Kelainan - kelainan yang berhubungan dengan kekerasan,
seperti fraktur laring langsung atau tidak langsung,
perdarahan faring terutama bagian belakang rawan krikoid
( pleksus vena submukosa dengan dinding tipis )2

1. ASFIKSIA MEKANIK
Dalam bidang forensik ada beberapa keadaan atau jenis asfksia yang sering
dijumpai. Biasanya berkaitan dengan hambatan saluran nafas secara
mekanik. Kasus - kasus yang sering dijumpai, antara lain :5 1. HANGING (
mati gantung ) Mati gantung sangat akrab dalam kehidupan sehari - hari.
Tindakan bunuh diri dengan cara ini sering dilakukan karena dapat dilakukan
dimana dan kapan saja dengan seutas tali, kain, dasi, atau bahan apa saja
yang dapat melilit leher. Demikian pula pada pembunuhan atau hukuman
mati dengan cara penggantungan yang sudah digunakan sejak zaman
dahulu.5 Kasus gantung hampir sama dengan penjeratan. Perbedaannya
terletak pada asal tenaga yang dibutuhkan untuk memperkecil lingkaran jerat.
Pada penjeratan tenaga tersebut datang dari luar, sedangkan pada kasus
gantung tenaga tersebut berasal dari berat badan korban sendiri, meskipun
tidak seluruh berat badan digunakan.2 a. Defnsi Kematian akibat asfksia
yang disebabkan karena jeratan pada bagian leher yang dipengaruhi oleh berat
badan.5 b. Jenis - jenis Berdasarkan posisi korban, hanging
dikelompokkan atas 2, yaitu : c. Complete hanging Tubuh tergantung di
atas lantai, kedua kaki tidak menyentuh lantai.2,5 d. Partial hanging
Bagian dari tubuh masih menyentuh lantai. Sisa berat badan 10 - 15 kg pada
orang dewasa sudah dapat menyebabkan tersumbat saluran nafas dan hanya
diperlukan sisa berat badan 5 kg untuk menyumbat arteri karotis. Partial
hanging ini hampir selamanya karena bunuh diri.5 e. Berdasarkan letak
jeratan, dikelompokkan atas : o Typical hanging Bila titik penggantungan
ditemukan di daerah oksipital dan tekanan pada arteri karotis paling besar.2
o Atypical hanging Jika titik penggantungan terletak di samping, sehingga
leher sangat miring ( feksi lateral ), yang mengakibatkan hambatan pada arteri
karotis dan arteri vertebralis. Saat arteri terhambat, korban segera tidak
sadar.2 f. Penyebab kematian Pada kasus - kasus hanging, kematian
disebabkan oleh asfksia akibat tersumbatnya saluran nafas, kongesti vena
sampai menyebabkan perdarahan di otak, iskemis serebral karena sumbatan
pada arteri karotis danvertebralis, syok vagal karena tekanan pada sinus
karotis yang mengakibatkan jantung berhenti berdenyut, dan fraktur atau
dislokasi tulang vertebra cervicalis 2 dan 3 yang menekan medulla oblongata
dan mengakibatkan terhentinya pernafasan.5,6 g. Gambaran post mortem
Pada pemeriksaan luar o Didapatkan tanda penjeratan pada leher,
penjeratan ini dipengaruhi oleh Alat penjerat Jika alat penjerat berbentuk
keras dan berluas penampang kecil, maka bekas jeratan akan dalam dan
menonjol. Sebaliknya jika alat penjerat lembut dan berluas penampang besar,
maka bekas jeratan kurang menonjol dan tidak dalam. Lama penggantungan
Jika penggantungan terjadi makin lama, maka bekas jeratan akan tampak
makin menonjol, makin dalam, dan makin kering dan kasar pada perabaan
(parchmentised). Tinggi penggantungan Bekas jeratan tampak lebih dalam
dan menonjol pada total hanging. Pada kasus partial hanging, bekas jeratan
tampak kurang menonjol atau hanya menonjol pada satu sisi saja. Ketatnya
jeratan Dengan bertambah ketatnya jeratan, maka bekas jeratan akan tampak
lebih menonjol. Tergesernya material jeratan Jika jeratan yang semula
berada di tempat yang lebih rendah, tetapi akibat penggantungan badan
bergeser ke bawah yang berakibat jeratan akan bergeser ke posisi yang lebih
tinggi. Hal ini akan menyebabkan terhalang atau tidak terbentuknya bekas
jeratan yang menonjol pada posisi jeratan semula, juga berakibat terbentuknya
luka lecet akibat perpindahan jeratan tersebut. Bekas jeratan yang dalam
akan tampak pada posisi jeratan yang terakhir. Jika jeratan dilakukan
dengan beberapa putaran maka akan tampak bekas jeratan yang multiple, dan
paralel terhadap satu sama lain. o Ukuran leher yang memanjang, hal ini
dikarenakan lamanya korban tergantung. Jika korban segera diturunkan,
maka tanda ini tidak akan begitu jelas dijumpai. o Arah jatuhnya Leher,
biasanya akan difeksikan ke arah berlawanan dengan posisi terdapatnya
simpul. Posisi atau arah jatuhnya leher ini akan dipertahankan sampai
dimulainya fase pembusukan o Air liur mengalir dari sudut bibir di bagian
yang berlawanan dengan tempat simpul, lidah terjulur dan kandang tergigit.
Ditemukannya penetesan air liur merupakan temuan yang konstan dan
penting pada kasus kematian akibat hanging. Penetesan air liur dapat
ditemukan di sudut mulut yang berada pada posisi lebih rendah yaitu di sudut
yang berlawanan dengan sisi terdapatnya simpul. Pada kasus typical hanging,
hal ini ditemukan pada bagian tengah dari bibir bawah. Jika simpul berada di
bawah dagu, penetesan air liur dapat ditemukan pada salah satu atau kedua
sudut mulut. Air liur dapat ditemukan pada baju korban atau tubuh korban
yang tidak berpakaian, sehingga ketika kering air liur ini akan sulit dihapus.
Tetapi dengan menempatkan tubuh korban pada kamar pendingin jejak
tersebut mungkin dapat dihapus. Temuan air liur ini dianggap sangat
penting untuk mendukung telah terjadinya kematian hanging antemortem
karena salivasi yang berlebih terjadi akibat reaksi antemortem akibat iritasi
terhadap kelenjar submandibular yang terjadi pada penekanan dan
pergesekan dengan alat penjerat. o konjungtival bleeding o Lebam mayat
pada tungkai, posisi tangan dalam keadaan tergenggam, lebam ini juga tidak
akan jelas jika korban segera diturunkan. o Keluarnya urine dan feses o
Tanda - tanda asfksia dapat dijumpai Kuku, bibir dapat menunjukkan tanda-
tanda sianosis.2,5,6 o Pada pemeriksaan dalam Pada leher dapat
ditemukan : Jaringan subkutan dibawah bekas jeratan tampak putih,
kering, keras, dan mengkilap. Pada platysma dan otot sternomastoid dapat
dijumpai tanda-tanda hemorrhagic bahkan kadang-kadang bisa terjadi ruptur.
Fraktur tulang hyoid terjadi pada sekitar 5-10% kasus penggantungan, dan
banyak terjadi pada korban berumur 40 tahun ke atas 2. Hal ini berbeda dari
penelitian sebelumnya yang mengatakan fraktur tulang hyoid pada kasus
hanging dapat mencapai 25%. Robekan transversal pada tunika intima arteri
karotis yang sering juga disebut red line 2,3. Laring dan otot-otot setentang
bekas jeratan leher sering tampak kongesti dan ditemukan bintik-bintik
pendarahan. Pada kasus JUDICIAL HANGING atau jatuh dari tinggi sekitar
2-2,5 meter 6, ligasi pada sekitar leher menyebabkan penarikan yang sangat
kuat dan berakibat fatal pada leher pada saat akhir jatuh. Pada kasus
demikian dapat dijumpai fraktur dislokasi vertebra C2-3 atau C3-4. Pada
kasus fraktur vertebrae C2-3, pecahan fraktur prosesus odontoid vertebrae C2
menyebabkan kerusakan pada medulla. Pada kasus lainnya menyebabkan
kerusakan pada meningens dan medulla spinalis. Pada beberapa kasus,
dinding posterior esophagus bisa tampak kongesti karena kompresi dari
vertebra servikalis. Laring dan trakea tampak kongesti. Bisa ditemukan
tardieus spots pada membran mukosa laring dan trakea Patah tulang lidah
Otak tampak kongesti dan oedem dengan ditemukannya hemorrhagic spots
yang bisa juga ditemukan pada meningens. Paru-paru tampak kongesti.
Tampak tardieus spots pada permukaan dalam pleura yang terutama banyak
pada pleura yang berlekatan dengan lobus paru. Hal ini dikatakan oleh
beberapa ahli merupakan diagnostik bagi kasus hanging selain penetesan air
liur6 2. STRANGULASI ( pencekikan ) a. Defnisi Pencekikan adalah
penekanan leher dengan tangan, yang menyebabkan dinding saluran nafas
bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran nafas sehingga udara
pernafasan tidak dapat lewat. 2,5,6
b. Jenis - jenis Strangulasi dikelompkkan menjadi : Strangulasi
sejati ( menggunakan tali ) Strangulasi manual ( menggunakan tangan )
Mugging ( menggunakan kaki, lutut, siku, atau benda keras lainnya )
Bansdola ( menggunakan 2 buah bambu, satu bambu diletakkan di
bagian anterior dan yang launn di bagian posterior leher. 2,5,6 c.
Penyebab kematian Mekanisme kematian pada kasus - kasus strangulasi
adalah asfksia dan vagal refeks.2 d. Gambaran post mortem Pada
pemeriksaan luar jenazah ditemukan jejas penjeratan yang melingkar di
bagian bawah leher, dibawah kartilago tiroid, dasar jejas pucat, lunak dan
agak kemerahan. gambaran asfksia Pada pemeriksaan dalam
ditemukan Mukosa laring dan trake menebal dan berwarna merah
laserasi otot fraktur tulang tiroid kongesti yangluas pada daerah laring,
trakea dan bronkus Cincin trake kadang mengalami fraktur. Pada paru
dapat dijumpai kongesti, bercak perdarahan, ruptur septum interalveolar dan
pada penyayatan akan keluar darah.2 3. SUFOKASI Sufokasi merupakan
bentuk asfksia akibat obstruksi pada saluran udara menuju paru - paru yang
bukankarena penekanan pada leher atau tenggelam. 2,5,6 a. Jenis - jenis
Sufokasi berdasarkan penyebabnya dibedakan atas: Pembekapan
( smoothering ) Keadaan ini biasanya adalah kecelakaan berupa asfksia pada
anak atau bayi karena ibu yang kurang berpengalaman. Bayi didekap terlalu
erat pada dada ibu sewaktu menyusui. Jarang sekali hal ini terjadi sebagai
upaya pembunuhan. Orang dewasa juga sangat jarang mengalami kematian
akibat pembekapan. 2,5,6 Tersedak benda asing ( gagging and
choking ) Yaitu jika terdapat benda asing di dalam saluran pernafasan.
Misalnya biji kopi. Hal ini lebih sering akibat kecelakaan, yaitu karena adanya
makanan, tulang, biji - bijian atau cairan yang diaspirasi dari saluran
pernafasan sehingga menyebabkan asfksia parsial.2 Penekanan
pada dada Keadaan ini sering terjadi akibat kecelakaan dan jarang sekali
merupakan upaya pembunuhan. Pada kasus pembunuhan maka akan tampak
tanda - tanda perlawanan. Penekanan pada dada akan disertai dengan cedera
dada dan fraktur tulang iga.6 Inhalasi gas - gas berbahaya Gas yang
sering terhirup adalah karbon dioksida, karbon monoksida dan sulfur
dioksida. Hal ini bisa disebabkan karena kecelakaan ataupun bunuh diri. Jika
seluruh ruangan penuh berisi gas yang berbahaya, akan mengakibatkan
sufokasi yang fatal.5,6 b. Penyebab kematian Penyebab kematian pada
sufokasi adalah asfksia dan syok ( jarang ). Biasanya dalam waktu 4 - 5 menit
setelah mengalami sufokasi komplit. Pada beberapa kasus terjadi kematian
mendadak. 2,5,6 c. Gambaran post mortem Pada pemeriksaan luar dapat
ditemukan jejas bekas jari / kuku di sekitar wajah, dagu, pinggir rahang,
hidung, lidah dan gusi. Ujung lidah juga dapat mengalami memar atau cedera.
Kadang - kadang hal ini merupakan satu - satunya pertanda pada
pemeriksaan post mortem. 2,5,6 4. DROWNING Suatu keadaan dimana
terjadi asfksia yang menyebabkan kematian akibat udara atmosfer tidak dapat
masuk ke dalam saluran pernafasan, karena sebagian atau seluruh tubuh
berada di dalam air sehingga udara tidak mungkin bisa memasuki saluran
pernafasan. 2,5,6
1. Jenis - jenis
Parsial ( hanya bagian wajah yang tenggelam ) Komplit ( seluruh
tubuh tenggelam ) Dry drowning ( kematian terjadi sebelum menghirup
air ) Wet drowning ( kematian terjadi setelah menghirup air ) 2,5,6
1. Penyebab kematian
Penyebab kematian pada kasus - kasus drowning adalah asfksia, syok,
pingsan ( sinkop ), gegar otak, apopleksi, cedera, kehabisan tenaga. 2,5,6
1. Gambaran post mortem
1. Pada pemeriksaan luar
Pakaian masih basah jika pemeriksaan dilakukan tidak lama setelah
mayat dikeluarkan dari dalam air Tanda-tanda asfksia jelas, kecuali
jika kematiannya karena sinkop atau syok. Mata setengah terbuka
Muka sianosis, konjungtiva kongesti dan pupil dilatasi Lidah
bengkak dan terjulur keluar, sering tergigit Bibir, hidung dan ujung-
ujung kuku sianosis Dari hidung dan mulut keluar buih halus. Pada
kasus tenggelam, bila buih tidak tampak dapat dicoba dengan menekan perut
dan dada. Warna buih putih, kecil halus dan tahan lama sedangkan pada
pembusukan buih lebih besar dan mudah pecah. Pada ujung kuku bisa
dijumpai lumpur dan pasir. Tangan sering menggenggam erat daun-daun,
ranting, rumput dan lainnya, hal ini menunjukkan cadaveric spasme, yang
merupakan tanda penting bahwa korban sebelum tenggelam masih hidup
Cutis anserina terjadi karena kontraksi m.Erektor pili. Biasanya
dijumpai pada anggota gerak korban yang mati tenggelam di air dingin. Pada
daerah tropis jarang didapati. Pada korban yang baru tenggelam biasanya
tidak dijumpai. Cutis anserina juga dapat dijumpai selain pada kasus kematian
akibat tenggelam, yaitu pada fase rigor mortis. Kulit ari akan
mengelupas dan rambut akan mudah dicabut atau gugur Kulit telapak
tangan dan kaki menjadi kriput dan putih seperti tangan orang yang lama
mencuci (Washer women hand). Hal ini dijumpai jika tubuh telah 12 jam
berada dalam air Lebam mayat jelas terlihat pada kepala, leher,dan dada
karena pada kasus tenggelam kepala lebih rendah sehingga darah banyak
berkumpul di kepala. Lebam mayat berwarna lebih merah. Skrotum dan
penis terlihat retraksi, karena kontraksi tunika dartos disebabkan dingin
1. Pada pemeriksaan dalam
Pada laring, trakea, dan cabang bronkus dapat dijumpai buih dan darah.
Mukosanya berwarna merah oleh karena kongesti. Dalam saluran
pernafasan sering dijumpai cairan yang sama dengan cairan tempat dia
tenggelam, cairan dapat berisi lumut, lumpur ataupun pasir, bila tenggelam
pada air laut dapat dijumpai kristal garam. Sering juga didapati sisa makanan
pada saluran pernafasan, hal ini disebabkan oleh pembusukan yaang
mengakibatkan tekanan intraabdomen meningkat dan mendorong makanan
keatas dan masuk dalam saluran pernafasan. Paru-paru akan membesar
(ballon like appearance) sehingga terlihat jelas bekas-bekas iga pada paru-
paru, jika ditekan akan membekas dan bila dipotong akan keluar darah dan
buih. Kadang-kadang paru tidak membesar karena adhesi dari pleura.4,8
Pada wet drowning tidak dijumpai tardieus spot. Jantung kanan penuh
terisi darah dan jantung kiri kosong. Vena-vena membesar dan kongesti.
Pada lambung dan usus dijumpai air sesuai dengan tempat tenggelamnya.
Hepar, limpa dan ginjal kongesti dan berwarna gelap. Otak
mengalami kongesti dan hiperemis. Di telinga tengah dapat dijumpai air.
DAFTAR PUSTAKA 1. Drajat MT, Perubahan
Konduksi dan Resistensi Sel dan Jaringan Otak Setelah Kematian ( Studi
Pendahuluan untuk Penentuan Saat Kematian), available
from http://152.118.80.2/opac/themes/libri2/detail.jsp?
id=77157&lokasi=lokal 2. Budiyanto A, Widiatmika W, Sudiono S, Winardi
T, Munin A, et al, ed, Ilmu Kedokteran Forensik, FKUI, Jakarta, 1997 3.
Anonim, Pola Cedera Asfksia, available from http://www.freewebs.com/ 4.
Anonim, Death in General, available from http://www.dmmoyle.com/ 5.
Amir A, Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik, ed 2, Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
Medan, 2007 6. Chadha PV, Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi,
ed 5, Widya Medika, Jakarta, 1995
KATA PENGANTAR Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH
SWT atas selesainya paper yang penulis buat sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Forensik di RSU
Dr. Pirngadi Medan dengan judul: ASFIKSIA .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Guntur Bumi Nasution,
Sp.F atas bimbingannya dalam penulisan paper ini. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penulisan dan penyusunan paper ini terdapat banyak
kekurangan, karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan dimasa mendatang. Medan, April
2008Penulis
Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
www.kabarindonesia.com

:Beritahu ;eman< :5rint Berita<
Komen1ar 2 *es3on :
&ama
Komen1ar
4alidasi
Type the two words:Type what you
hear:Incorrect. Try again.
Kirim Komentar
-ome
Copyright 2009 KabarIndonesia

You might also like