You are on page 1of 9

1

LOSS OF VISION AND BLINDNESS




DEFINISI
Kebutaan merupakan kondisi dimana seseorang mengalami gangguan pada indra
pengelihatannya, hal ini bisa meliputi dua hal yaitu berkurangnya ketajaman mata atau
tidak dapat meihat objek di sekelilingnya sama sekali. Meskipun pada akhirnya istilah
kebutaan sering digunakan untuk kondisi dimana mata sudah tidak dapat berfungsi lagi
baik tanpa atau dengan kacamata.
Buta menurut WHO yaitu visus dengan koreksi terbaik pada mata yang lebih baik
adalah 3/60 atau kurang
Jika dilihat dari definisi di atas, kebutaan memiliki dua jenis yaitu kebutaan parsial
dan kebutaan lengkap atau complete blindness. Kebutaan parsial adalah kondisi dimana
mata mengalami penurunan fungsi. Sedangkan complete blindness digunakan untuk mata
yang sama sekali tidak berfungsi.

Buta menurut kategori WHO adalah sebagai berikut :
- Kategori 1 : rabun atau penglihatan < 6/18
- Kategori 2 : rabun, tajam penglihatan < 6/60
- Kategori 3 : buta
- Tajam penglihatan < 3/60
- Lapang pandangan < 10 derajat
- Kategori 4 : buta
- Tajam penglihatan < 1/60
- Lapang pandangan < 5 derajat
- Kategori 5 : buta dan tidak ada persepsi sinar.

PENYEBAB
Banyak hal yang dapat memicu terjadinya gangguan pada mata yang cenderung
mengarah pada kebutaan pada manusia, berikut beberapa diantaranya:

2

a) Penyakit diabetes
Diabetes memang bisa menyebabkan kebutaan padan kondisi terparah
komplikasinya pada mata. Komplikasi diabetes ini disebut retinopati diabetik.
Retinopati terjadi pada pasien yang telah menderita diabetes selama setidaknya lima
tahun. Gangguan pembuluh darah di belakang mata bisa menyebabkan kebocoran
protein dan darah di retina.
Penyakit dalam pembuluh darah juga menyebabkan ternetuknya aneurisme
kecil (mikroaneurisma), dan pembuluh darah baru menjadi rapuh (neovaskularisasi).
Pendarahan spontan drai pembuluh darah baru dan rapuh ini dapat menyebabkan
jaringan parut pada retina sehingga mengganggu penglihatan. Kebocoran atau
pendarahan ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina dan terjadi
kehilangan penglihatan permanen.
Katarak dan glukoma juga umum diantara penderita diabetes. Darah yang
mengandung gula berkonsentrasu tinggi membuat lensa mata menyusut dan
membengkak. Akibatnya, penglihatan kabur sangat umum terjadi pada penderita
diabetes dengan kadar gula darah kurang terkontrol. Pasien biasanya dianjurkan
mendapatkan resep kacamata baru sampai gula darah mereka dikendalikan

b) Glukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin
lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini
disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola
mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang
bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf
mata akan mati.
Glaukoma Sudut-Terbuka Primer (Primary Open-Angle Glaucoma)
Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai.
Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga risiko tinggi bila ada riwayat dalam
keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan
selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai
terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara
3

permanen. :Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan
penanganan dini.
Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur
hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih
lanjut.
Glaukoma Sudut-Tertutup Akut (Acute Angle-Closure Glaucoma)
Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang
mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat
warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-
muntah.
Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat
mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat. Bila Anda merasakan gejala-
gejala tersebut segera hubungi dokter spesialis mata Anda.
Glaukoma Sekunder (Secondary Glaukoma)
Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma,
arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang
mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu
tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan
tersebut
Glaukoma Kongenital (Congenital Glaukoma)
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran,
biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak
berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan
menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan
peka terhadap cahaya.
Gejala yang dirasakan pertama kali antara lain : bila memandang lampu
neon/sumber cahaya maka akan timbul warna pelangi di sekitar neon tersebut, mata
terasa sakit karena posisi mata dalam keadaan membengkak, penglihatan yang tadinya
kabur lama kelamaan akan kembali normal, rasa ingin mengedip terus-menerus dengan
menekan kedipan berlebihan. Hal inilah yang membuat para penderita glaukoma tidak
menyadari bahwa ia sudah menderita penyakit mata yang kronis. Penyakit mata
glaukoma ini dapat diderita kedua mata dari si penderita dan jalan satu-satunya untuk
mengatasi penyakit ini adalah dengan operasi.
4

Untuk mencegah kebutaan akibat glaukoma, maka pemeriksaan mata yang
teratur serta terapi dini adalah upaya yang sangat tepat. Glaukoma biasanya dikontrol
dengan obat tetes mata yang digunakan beberapa kali sehari, kadang-kadang
dikombinasi dengan obat minum. Obat-obatan ini bekerja dengan cara menurunkan
tekanan di dalam bola mata dan harus dipakai secara teratur agar efektif. Selain itu,
terapi glaukoma juga dapat dilakukan dengan tindakan laser maupun terapi
pembedahan untuk membuat saluran baru agar cairan dalam bola mata dapat keluar.
Menurut WHO diketahui bahwa sebanyak 90 persen kasus glaukoma di negara
berkembang tidak terdeteksi, sedangkan di negara maju 50 persen. Hal ini disebabkan
deteksi penyakit glaukoma cukup sulit dan membutuhkan peran aktif masyarakat,
kepedulian pusat pelayanan kesehatan serta dukungan pemerintah.

c) Trauma Kimia
Trauma kimia pada mata merupakan kedaruratan oftalmologi, karena dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan. Trauma kimia pada mata merupakan trauma
yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau
basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut.Trauma basa terjadi dua kali lebih
sering dibanding trauma asam, ini terjadi sejak bahan basa digunakan secara luas di
rumah dan di industri.
Trauma kimiawi biasanya disebabkan akibat bahan-bahan yang tersemprot atau
terpercik pada wajah. Trauma pada mata yang disebabkan oleh bahan kimia
disebabkan oleh 2 macam bahan yaitu bahan kimia yang bersifat asam dan bahan kimia
yang bersifat basa.Bahan kimia dikatakan cersifat asam bila mempunyai pH < 7 dan
dikatakan bersifat basa bila mempunyai pH > 7.
Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan iritasi ringan pada mata
apabila dilihat dari luar. Namun, apabila dilihat pada bagian dalam mata, trauma basa
ini mengakibatkan suatu kegawatdaruratan.
Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena zat
sudah terigasi dengan air dan pH permukaan bola mata sudah netral. Obat anestesi
topical boleh digunakan untuk membantu pasien lebih nyaman dan kooperatif. Setalah
dilakukan irigasi, pemeriksaan mata yang seksama dilakukan dengan perhatian khusus
untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus dan tekanan
intra okuli.
5

Trauma kimia pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan berat
jangka panjang dan rasa tidak enak pada mata. Prognosinya ditentukan oleh anestesi
kornea dan bahan alkali penyebab trauma tersebut. Terdapat 2 klasifikasi trauma basa
pada mata untuk menganalisis kerusakan dan beratnya kerusakan.

d) Degenerasi makula
Degenerasi makula adalah penyakit kronis yangd ditandai dengan kerusakan
jaringan di bagian mata. Kerusakan terjadi pada makula--tengah-tengah retina.
Degenerasi makula tidak menyebabkan kebutaan namun membuat penglihatan menjadi
buram. Degenerasi makula cendering mempengaruhi orang dewasa usia lebih dari 50
tahun. Degenerasi makula kering, di mana kerusakan jaringan tidak disertai
pendarahan paling umum diderita.
Degenerasi makula kering biasanya berkembang bertahap tanpa disertai rasa
sakit. Penderita akan mengalami perubahan penglihatan seperti: membutuhkan cahaya
yang lebih saat membaca atau melakukan pekerjaan, sulit beradaptasi di tempat yang
kurang cahaya, penuruanan intensitas atau kecerahan warna, sulit mengenali wajah,
pandangan kabur.
Tidak ada perawatan khusus untuk penyakit ini. Tapi bukan berarti penderita
kehilangan penglihatan. Degenerasi makula kering biasanya berlangsung perlahan-
lahan, dan banyak penderita dapat hidup relatif normal, hidup produktif, terutama jika
hanya satu mata yang terkena.

Keempat penyebab tersebut biasanya berakhir dengan kebutaan complete atau tidak
dapat melihat sama sekali, untuk kebutaan yang bersifat parsial biasanya disebabkan oleh
hal-hal berikut:
a) Penyakit katarak
Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata
berselaput dan rabun. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat
menembusinya, bervariasi sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total dan
menghalangi jalan cahaya. dalam perkembangan katarak yang terkait dengan usia
penderita dapat menyebabkan penguatan lensa, menyebabkan penderita menderita
miopi, menguning secara bertahap dan keburaman lensa dapat mengurangi persepsi
akan warna biru. Katarak biasanya berlangsung perlahan-lahan menyebabkan
kehilangan penglihatan dan berpotensi membutakan jika tidak diobati. Kondisi ini
6

biasanya memengaruhi kedua mata, tapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih
awal dari yang lain.
Klasifikasi katarak berdasarkan usia ( menurut Tjokronegoro, 2000) yaitu :
a. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun.
b. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.
c. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun atau lebih

Sebuah katarak senilis, yang terjadi pada usia lanjut, pertama kali akan terjadi
keburaman dalam lensa, kemudian pembengkakan lensa dan penyusutan akhir dengan
kehilangan transparasi seluruhnya. Selain itu, seiring waktu lapisan luar katarak akan
mencair dan membentuk cairan putih susu, yang dapat menyebabkan peradangan berat
jika pecah kapsul lensa dan terjadi kebocoran. bila tidak diobati, katarak dapat
menyebabkan glaukoma.
Penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman
pengelihatan berkurang, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna
bayangan dan visi kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata. Tes
sensitivitas kontras harus dilakukan dan jika kekurangan sensitivitas kontras terlihat
makan dianjurkan untuk konsultasi dengan spesialis mata.
Di dunia berkembang, khususnya di kelompok berisiko tinggi seperti penderita
diabetes, disarankan untuk mencari konsultasi medis jika 'halo' yang terjadi disekitar
lampu jalan di malam hari, terutama jika fenomena ini tampak hanya dengan satu mata.
Gejala-gejala katarak sangat mirip dengan gejala citrosis mata.
Katarak berkembang karena berbagai sebab, seperti kontak dalam waktu lama
dengan cahaya ultra violet, radiasi, efek sekunder dari penyakit seperti diabetes dan
hipertensi, usia lanjut, atau trauma(dapat terjadi lebih awal), mereka biasanya akibat
denaturasi dari lensa protein. faktor-faktor genetik sering menjadi penyebab katarak
kongenital dan sejarah keluarga yang positif juga mungkin berperan dalam predisposisi
seseorang untuk katarak pada usia lebih dini, fenomena "antisipasi" dalam katarak pra-
senilis.
Katarak juga dapat diakibatkan oleh cedera pada mata atau trauma fisik.
Sebuah studi menunjukan katarak berkembang di antara pilot-pilot pesawat komersial
tiga kali lebih besar dari pada orang-orang dengan pekerjaan selain pilot. Hal ini
diduga disebabkan oleh radiasi berlebihan yang berasal dari luar angkasa. Katarak juga
biasanya sering terjadi pada orang yang terkena radiasi inframerah, seperti para tukang
7

(meniup)kaca yang menderita "sindrom Pengelupasan". Eksposur terhadap radiasi
gelombang mikro juga dapat menyebabkan katarak. Kondisi atopik atau alergi yang
juga dikenal untuk mempercepat perkembangan katarak, terutama pada anak-anak.
Katarak dapat terjadi hanya sebagian atau penuh seluruhnya, stasioner atau
progresif, keras atau lembut. Beberapa obat dapat menginduksi perkembangan katarak,
seperti kortikosteron dan Seroquel.

b) Penyumbatan pada pembuluh darah
c) Komplikasi akibat operasi mata
d) Tumor
Masih banyak hal lainnya yang ditengarai dapat menghilangkan fungsi mata seperti
komplikasi yang terjadi karena kelahiran secara prematur, stroke dan lain sebagainya.

GEJALA
Gejala yang ditemukan pada gangguan ini akan mudah dikenali seperti
pengelihatan mulai kabur, tidak fokus pada objek, objek seperti terbagi menjadi dua dan
lain sebagainya.
Gejala yang ditunjukkan memang mirip dengan tanda yang terdapat dalam katarak.
Kebutaan seringkali datang tiba-tiba dan tanpa meniggalkan rasa sakit apapun pada
penderitanya, oleh sebab itu langkah terbaik yang bisa kita lakukan adalah segera
menghubungi dokter mata jika ada gejala atau tanda aneh pada mata kita. Banyak kasus
kebutaan bisa ditangani ketika pasien segera memeriksakan kondisinya secepat mungkin,
namun jika pasien terlambat maka tingkat keberhasilan akan sangat kecil.

PATOFISIOLOGI
a) Gangguan penglihatan terdiri dari kesalahan refraksi dengan lensa sampai dengan
kebutaan total. Dimana seseorang tidak dapat lagi menerima cahaya untuk maksud
yang legal kebutaan di defenisikan secara tepat untuk menentukan macam-macam
bantuan yang diperlukan.
b) Pada pasien dengan kebutaan, yang mana dapat diakibatkan karena glaukoma dan
diabetes melitus (DM), Glaukoma dapat diturunkan atau dapat merupakan penyulit
c) Kalainan utama adalah akibat kelainan makula (bintik kuning), penyakit retina
(selaput jala), yang merupakan bagian dalam mata yang menerima rangsangan sinar
8

untuk dapat dilihat mengalami degenerasi yang akan mengakibatkan kerusakan
penglihatan sentral.

DIAGNOSIS
Kebutaan didiagnosis dengan menguji setiap mata secara individu dan dengan
mengukur ketajaman visual dan bidang visual, atau penglihatan tepi. Kemungkinan
kebutaan pada satu (kebutaan unilateral) atau kedua mata (kebutaan bilateral). Riwayat
penyakit mengenai kebutaan dapat membantu dalam mendiagnosis penyebab kebutaan.
Penglihatan menurun yang tiba-tiba dalam onset berbeda dalam penyebab potensial dari
kebutaan yang progresif atau kronis. Kebutaan sementara berbeda dalam menyebabkan
kebutaan permanen. Penyebab kebutaan dibuat oleh pemeriksaan menyeluruh oleh dokter
mata.

PENGOBATAN
Pengobatan gangguan penglihatan atau kebutaan tergantung pada penyebabnya. Di
negara-negara dunia ketiga di mana banyak orang memiliki visi miskin sebagai akibat dari
kesalahan bias, hanya resep dan memberikan kacamata akan mengatasi masalah. Penyebab
Gizi kebutaan dapat diatasi dengan perubahan pola makan. Ada ratusan ribu orang yang
buta karena katarak. Pada pasien ini, operasi katarak akan, dalam banyak kasus,
mengembalikan penglihatan mereka. Penyebab inflamasi dan infeksi kebutaan dapat
diobati dengan obat-obatan dalam bentuk tetes atau pil.

PENATALAKSANAAN
Kebutaan adalah suatu hal yang tidak dapat diperbaiki secara medis, namun
terdapat 2 tipe alat bantu yang memperbaiki penglihatan untuk dapat melakukan pekerjaan
yaitu optikal dan nonoptikal.
1. Alat optik, seperti lensa atau gabungan lensa untuk membuat pembesaran seperti :
Lensa kontak, untuk gangguan penglihatan akibat kornea yang ireguler.
Lensa kontak teleskopik, sistem lensa kontak dapat diubah menjadi sistem
teleskopik (sistem lensa kontak teleskopik).
Lensa kontak dengan lubang kecil (pinhole), berguna pada ieregular, kekeruhan
pada kornea, pupil yang melebar terus (iridiolegia), pupil distrosi, koloboma iris,
dan aniridia.
9

Kacamata pembesar, biasanya kekuatan lensa konveks-konveks atau plano konveks
yang berkekuatan +4 -+20.00
Loupe, loupe memakai lensa sferis
Lensa pembesar binocular
Kacamata berlubang kecil, memperbaiki penglihatan pada mata dengan fungsi
mecula masih baik
Pembesaran sistem jauh dengan sistem optik
Kacamata teleskopik, bentuk kombinasi lensa konveks dan lensa konkaf yang
terpisah akan terjadi penyebaran sinar, sehingga terjadi memperbesar penglihatan.
Sclip on, lensa yang dijepitkan atau clip on merupakan kacamata teleskopik atau
pin hole yang dijepit pada kacamata biasa.
2. Pembesaran melihat dekat dengan sistem nonoptik
Mendekatkan mata
Huruf diperbesar
Sistem Proyeksi
Closed-circuid televisi (CCTV), memperbayangan pada layar Televisi
Alat penolong lain
Membaca dan steno dengan huruf Braile.
Teknik nonoptik yang paling sederhana adalah dengan mendekatkan benda yang
akan dilihat. Meletakkan dekat sekali (1 meter) pada layar Televisi, tidak akan
merusak mata.
Penerangan yang benar adalah perlu pada penglihatan lemah (low vision). Pada
keadaan ini sinar dengan intensitas tinggi dengan tangan yang dapat diatur den
berguna. Lensa obsertif berguna untuk mengurangi silau

PROGNOSIS
Prognosis untuk kebutaan, sekali lagi, tergantung pada penyebabnya. Pada pasien dengan
kebutaan karena kerusakan saraf optik atau stroke, ketajaman visual biasanya tidak dapat
dipulihkan. Pasien dengan ablasi retina lama pada umumnya tidak dapat diperbaiki dengan
perbaikan bedah detasemen mereka. Pasien yang memiliki jaringan parut kornea atau
katarak memiliki prognosis yang baik jika mereka dapat mengakses perawatan bedah
kondisi mereka.

You might also like