Dokumen tersebut membahas tentang kebutaan dan penyebab-penyebab utamanya, yaitu: (1) diabetes, yang dapat menyebabkan retinopati diabetik dan kerusakan pembuluh darah di retina; (2) glaukoma, penyakit tekanan mata kronis yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani; (3) trauma kimia, seperti bahan kimia asam atau basa yang dapat merusak struktur mata; (4) degenerasi makula
Dokumen tersebut membahas tentang kebutaan dan penyebab-penyebab utamanya, yaitu: (1) diabetes, yang dapat menyebabkan retinopati diabetik dan kerusakan pembuluh darah di retina; (2) glaukoma, penyakit tekanan mata kronis yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani; (3) trauma kimia, seperti bahan kimia asam atau basa yang dapat merusak struktur mata; (4) degenerasi makula
Dokumen tersebut membahas tentang kebutaan dan penyebab-penyebab utamanya, yaitu: (1) diabetes, yang dapat menyebabkan retinopati diabetik dan kerusakan pembuluh darah di retina; (2) glaukoma, penyakit tekanan mata kronis yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani; (3) trauma kimia, seperti bahan kimia asam atau basa yang dapat merusak struktur mata; (4) degenerasi makula
DEFINISI Kebutaan merupakan kondisi dimana seseorang mengalami gangguan pada indra pengelihatannya, hal ini bisa meliputi dua hal yaitu berkurangnya ketajaman mata atau tidak dapat meihat objek di sekelilingnya sama sekali. Meskipun pada akhirnya istilah kebutaan sering digunakan untuk kondisi dimana mata sudah tidak dapat berfungsi lagi baik tanpa atau dengan kacamata. Buta menurut WHO yaitu visus dengan koreksi terbaik pada mata yang lebih baik adalah 3/60 atau kurang Jika dilihat dari definisi di atas, kebutaan memiliki dua jenis yaitu kebutaan parsial dan kebutaan lengkap atau complete blindness. Kebutaan parsial adalah kondisi dimana mata mengalami penurunan fungsi. Sedangkan complete blindness digunakan untuk mata yang sama sekali tidak berfungsi.
Buta menurut kategori WHO adalah sebagai berikut : - Kategori 1 : rabun atau penglihatan < 6/18 - Kategori 2 : rabun, tajam penglihatan < 6/60 - Kategori 3 : buta - Tajam penglihatan < 3/60 - Lapang pandangan < 10 derajat - Kategori 4 : buta - Tajam penglihatan < 1/60 - Lapang pandangan < 5 derajat - Kategori 5 : buta dan tidak ada persepsi sinar.
PENYEBAB Banyak hal yang dapat memicu terjadinya gangguan pada mata yang cenderung mengarah pada kebutaan pada manusia, berikut beberapa diantaranya:
2
a) Penyakit diabetes Diabetes memang bisa menyebabkan kebutaan padan kondisi terparah komplikasinya pada mata. Komplikasi diabetes ini disebut retinopati diabetik. Retinopati terjadi pada pasien yang telah menderita diabetes selama setidaknya lima tahun. Gangguan pembuluh darah di belakang mata bisa menyebabkan kebocoran protein dan darah di retina. Penyakit dalam pembuluh darah juga menyebabkan ternetuknya aneurisme kecil (mikroaneurisma), dan pembuluh darah baru menjadi rapuh (neovaskularisasi). Pendarahan spontan drai pembuluh darah baru dan rapuh ini dapat menyebabkan jaringan parut pada retina sehingga mengganggu penglihatan. Kebocoran atau pendarahan ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina dan terjadi kehilangan penglihatan permanen. Katarak dan glukoma juga umum diantara penderita diabetes. Darah yang mengandung gula berkonsentrasu tinggi membuat lensa mata menyusut dan membengkak. Akibatnya, penglihatan kabur sangat umum terjadi pada penderita diabetes dengan kadar gula darah kurang terkontrol. Pasien biasanya dianjurkan mendapatkan resep kacamata baru sampai gula darah mereka dikendalikan
b) Glukoma Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati. Glaukoma Sudut-Terbuka Primer (Primary Open-Angle Glaucoma) Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga risiko tinggi bila ada riwayat dalam keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara 3
permanen. :Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini. Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut (Acute Angle-Closure Glaucoma) Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan mual dan muntah- muntah. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat. Bila Anda merasakan gejala- gejala tersebut segera hubungi dokter spesialis mata Anda. Glaukoma Sekunder (Secondary Glaukoma) Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut Glaukoma Kongenital (Congenital Glaukoma) Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya. Gejala yang dirasakan pertama kali antara lain : bila memandang lampu neon/sumber cahaya maka akan timbul warna pelangi di sekitar neon tersebut, mata terasa sakit karena posisi mata dalam keadaan membengkak, penglihatan yang tadinya kabur lama kelamaan akan kembali normal, rasa ingin mengedip terus-menerus dengan menekan kedipan berlebihan. Hal inilah yang membuat para penderita glaukoma tidak menyadari bahwa ia sudah menderita penyakit mata yang kronis. Penyakit mata glaukoma ini dapat diderita kedua mata dari si penderita dan jalan satu-satunya untuk mengatasi penyakit ini adalah dengan operasi. 4
Untuk mencegah kebutaan akibat glaukoma, maka pemeriksaan mata yang teratur serta terapi dini adalah upaya yang sangat tepat. Glaukoma biasanya dikontrol dengan obat tetes mata yang digunakan beberapa kali sehari, kadang-kadang dikombinasi dengan obat minum. Obat-obatan ini bekerja dengan cara menurunkan tekanan di dalam bola mata dan harus dipakai secara teratur agar efektif. Selain itu, terapi glaukoma juga dapat dilakukan dengan tindakan laser maupun terapi pembedahan untuk membuat saluran baru agar cairan dalam bola mata dapat keluar. Menurut WHO diketahui bahwa sebanyak 90 persen kasus glaukoma di negara berkembang tidak terdeteksi, sedangkan di negara maju 50 persen. Hal ini disebabkan deteksi penyakit glaukoma cukup sulit dan membutuhkan peran aktif masyarakat, kepedulian pusat pelayanan kesehatan serta dukungan pemerintah.
c) Trauma Kimia Trauma kimia pada mata merupakan kedaruratan oftalmologi, karena dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut.Trauma basa terjadi dua kali lebih sering dibanding trauma asam, ini terjadi sejak bahan basa digunakan secara luas di rumah dan di industri. Trauma kimiawi biasanya disebabkan akibat bahan-bahan yang tersemprot atau terpercik pada wajah. Trauma pada mata yang disebabkan oleh bahan kimia disebabkan oleh 2 macam bahan yaitu bahan kimia yang bersifat asam dan bahan kimia yang bersifat basa.Bahan kimia dikatakan cersifat asam bila mempunyai pH < 7 dan dikatakan bersifat basa bila mempunyai pH > 7. Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan iritasi ringan pada mata apabila dilihat dari luar. Namun, apabila dilihat pada bagian dalam mata, trauma basa ini mengakibatkan suatu kegawatdaruratan. Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena zat sudah terigasi dengan air dan pH permukaan bola mata sudah netral. Obat anestesi topical boleh digunakan untuk membantu pasien lebih nyaman dan kooperatif. Setalah dilakukan irigasi, pemeriksaan mata yang seksama dilakukan dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus dan tekanan intra okuli. 5
Trauma kimia pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan berat jangka panjang dan rasa tidak enak pada mata. Prognosinya ditentukan oleh anestesi kornea dan bahan alkali penyebab trauma tersebut. Terdapat 2 klasifikasi trauma basa pada mata untuk menganalisis kerusakan dan beratnya kerusakan.
d) Degenerasi makula Degenerasi makula adalah penyakit kronis yangd ditandai dengan kerusakan jaringan di bagian mata. Kerusakan terjadi pada makula--tengah-tengah retina. Degenerasi makula tidak menyebabkan kebutaan namun membuat penglihatan menjadi buram. Degenerasi makula cendering mempengaruhi orang dewasa usia lebih dari 50 tahun. Degenerasi makula kering, di mana kerusakan jaringan tidak disertai pendarahan paling umum diderita. Degenerasi makula kering biasanya berkembang bertahap tanpa disertai rasa sakit. Penderita akan mengalami perubahan penglihatan seperti: membutuhkan cahaya yang lebih saat membaca atau melakukan pekerjaan, sulit beradaptasi di tempat yang kurang cahaya, penuruanan intensitas atau kecerahan warna, sulit mengenali wajah, pandangan kabur. Tidak ada perawatan khusus untuk penyakit ini. Tapi bukan berarti penderita kehilangan penglihatan. Degenerasi makula kering biasanya berlangsung perlahan- lahan, dan banyak penderita dapat hidup relatif normal, hidup produktif, terutama jika hanya satu mata yang terkena.
Keempat penyebab tersebut biasanya berakhir dengan kebutaan complete atau tidak dapat melihat sama sekali, untuk kebutaan yang bersifat parsial biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut: a) Penyakit katarak Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusinya, bervariasi sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total dan menghalangi jalan cahaya. dalam perkembangan katarak yang terkait dengan usia penderita dapat menyebabkan penguatan lensa, menyebabkan penderita menderita miopi, menguning secara bertahap dan keburaman lensa dapat mengurangi persepsi akan warna biru. Katarak biasanya berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan dan berpotensi membutakan jika tidak diobati. Kondisi ini 6
biasanya memengaruhi kedua mata, tapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari yang lain. Klasifikasi katarak berdasarkan usia ( menurut Tjokronegoro, 2000) yaitu : a. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun. b. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun. c. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun atau lebih
Sebuah katarak senilis, yang terjadi pada usia lanjut, pertama kali akan terjadi keburaman dalam lensa, kemudian pembengkakan lensa dan penyusutan akhir dengan kehilangan transparasi seluruhnya. Selain itu, seiring waktu lapisan luar katarak akan mencair dan membentuk cairan putih susu, yang dapat menyebabkan peradangan berat jika pecah kapsul lensa dan terjadi kebocoran. bila tidak diobati, katarak dapat menyebabkan glaukoma. Penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman pengelihatan berkurang, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna bayangan dan visi kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata. Tes sensitivitas kontras harus dilakukan dan jika kekurangan sensitivitas kontras terlihat makan dianjurkan untuk konsultasi dengan spesialis mata. Di dunia berkembang, khususnya di kelompok berisiko tinggi seperti penderita diabetes, disarankan untuk mencari konsultasi medis jika 'halo' yang terjadi disekitar lampu jalan di malam hari, terutama jika fenomena ini tampak hanya dengan satu mata. Gejala-gejala katarak sangat mirip dengan gejala citrosis mata. Katarak berkembang karena berbagai sebab, seperti kontak dalam waktu lama dengan cahaya ultra violet, radiasi, efek sekunder dari penyakit seperti diabetes dan hipertensi, usia lanjut, atau trauma(dapat terjadi lebih awal), mereka biasanya akibat denaturasi dari lensa protein. faktor-faktor genetik sering menjadi penyebab katarak kongenital dan sejarah keluarga yang positif juga mungkin berperan dalam predisposisi seseorang untuk katarak pada usia lebih dini, fenomena "antisipasi" dalam katarak pra- senilis. Katarak juga dapat diakibatkan oleh cedera pada mata atau trauma fisik. Sebuah studi menunjukan katarak berkembang di antara pilot-pilot pesawat komersial tiga kali lebih besar dari pada orang-orang dengan pekerjaan selain pilot. Hal ini diduga disebabkan oleh radiasi berlebihan yang berasal dari luar angkasa. Katarak juga biasanya sering terjadi pada orang yang terkena radiasi inframerah, seperti para tukang 7
(meniup)kaca yang menderita "sindrom Pengelupasan". Eksposur terhadap radiasi gelombang mikro juga dapat menyebabkan katarak. Kondisi atopik atau alergi yang juga dikenal untuk mempercepat perkembangan katarak, terutama pada anak-anak. Katarak dapat terjadi hanya sebagian atau penuh seluruhnya, stasioner atau progresif, keras atau lembut. Beberapa obat dapat menginduksi perkembangan katarak, seperti kortikosteron dan Seroquel.
b) Penyumbatan pada pembuluh darah c) Komplikasi akibat operasi mata d) Tumor Masih banyak hal lainnya yang ditengarai dapat menghilangkan fungsi mata seperti komplikasi yang terjadi karena kelahiran secara prematur, stroke dan lain sebagainya.
GEJALA Gejala yang ditemukan pada gangguan ini akan mudah dikenali seperti pengelihatan mulai kabur, tidak fokus pada objek, objek seperti terbagi menjadi dua dan lain sebagainya. Gejala yang ditunjukkan memang mirip dengan tanda yang terdapat dalam katarak. Kebutaan seringkali datang tiba-tiba dan tanpa meniggalkan rasa sakit apapun pada penderitanya, oleh sebab itu langkah terbaik yang bisa kita lakukan adalah segera menghubungi dokter mata jika ada gejala atau tanda aneh pada mata kita. Banyak kasus kebutaan bisa ditangani ketika pasien segera memeriksakan kondisinya secepat mungkin, namun jika pasien terlambat maka tingkat keberhasilan akan sangat kecil.
PATOFISIOLOGI a) Gangguan penglihatan terdiri dari kesalahan refraksi dengan lensa sampai dengan kebutaan total. Dimana seseorang tidak dapat lagi menerima cahaya untuk maksud yang legal kebutaan di defenisikan secara tepat untuk menentukan macam-macam bantuan yang diperlukan. b) Pada pasien dengan kebutaan, yang mana dapat diakibatkan karena glaukoma dan diabetes melitus (DM), Glaukoma dapat diturunkan atau dapat merupakan penyulit c) Kalainan utama adalah akibat kelainan makula (bintik kuning), penyakit retina (selaput jala), yang merupakan bagian dalam mata yang menerima rangsangan sinar 8
untuk dapat dilihat mengalami degenerasi yang akan mengakibatkan kerusakan penglihatan sentral.
DIAGNOSIS Kebutaan didiagnosis dengan menguji setiap mata secara individu dan dengan mengukur ketajaman visual dan bidang visual, atau penglihatan tepi. Kemungkinan kebutaan pada satu (kebutaan unilateral) atau kedua mata (kebutaan bilateral). Riwayat penyakit mengenai kebutaan dapat membantu dalam mendiagnosis penyebab kebutaan. Penglihatan menurun yang tiba-tiba dalam onset berbeda dalam penyebab potensial dari kebutaan yang progresif atau kronis. Kebutaan sementara berbeda dalam menyebabkan kebutaan permanen. Penyebab kebutaan dibuat oleh pemeriksaan menyeluruh oleh dokter mata.
PENGOBATAN Pengobatan gangguan penglihatan atau kebutaan tergantung pada penyebabnya. Di negara-negara dunia ketiga di mana banyak orang memiliki visi miskin sebagai akibat dari kesalahan bias, hanya resep dan memberikan kacamata akan mengatasi masalah. Penyebab Gizi kebutaan dapat diatasi dengan perubahan pola makan. Ada ratusan ribu orang yang buta karena katarak. Pada pasien ini, operasi katarak akan, dalam banyak kasus, mengembalikan penglihatan mereka. Penyebab inflamasi dan infeksi kebutaan dapat diobati dengan obat-obatan dalam bentuk tetes atau pil.
PENATALAKSANAAN Kebutaan adalah suatu hal yang tidak dapat diperbaiki secara medis, namun terdapat 2 tipe alat bantu yang memperbaiki penglihatan untuk dapat melakukan pekerjaan yaitu optikal dan nonoptikal. 1. Alat optik, seperti lensa atau gabungan lensa untuk membuat pembesaran seperti : Lensa kontak, untuk gangguan penglihatan akibat kornea yang ireguler. Lensa kontak teleskopik, sistem lensa kontak dapat diubah menjadi sistem teleskopik (sistem lensa kontak teleskopik). Lensa kontak dengan lubang kecil (pinhole), berguna pada ieregular, kekeruhan pada kornea, pupil yang melebar terus (iridiolegia), pupil distrosi, koloboma iris, dan aniridia. 9
Kacamata pembesar, biasanya kekuatan lensa konveks-konveks atau plano konveks yang berkekuatan +4 -+20.00 Loupe, loupe memakai lensa sferis Lensa pembesar binocular Kacamata berlubang kecil, memperbaiki penglihatan pada mata dengan fungsi mecula masih baik Pembesaran sistem jauh dengan sistem optik Kacamata teleskopik, bentuk kombinasi lensa konveks dan lensa konkaf yang terpisah akan terjadi penyebaran sinar, sehingga terjadi memperbesar penglihatan. Sclip on, lensa yang dijepitkan atau clip on merupakan kacamata teleskopik atau pin hole yang dijepit pada kacamata biasa. 2. Pembesaran melihat dekat dengan sistem nonoptik Mendekatkan mata Huruf diperbesar Sistem Proyeksi Closed-circuid televisi (CCTV), memperbayangan pada layar Televisi Alat penolong lain Membaca dan steno dengan huruf Braile. Teknik nonoptik yang paling sederhana adalah dengan mendekatkan benda yang akan dilihat. Meletakkan dekat sekali (1 meter) pada layar Televisi, tidak akan merusak mata. Penerangan yang benar adalah perlu pada penglihatan lemah (low vision). Pada keadaan ini sinar dengan intensitas tinggi dengan tangan yang dapat diatur den berguna. Lensa obsertif berguna untuk mengurangi silau
PROGNOSIS Prognosis untuk kebutaan, sekali lagi, tergantung pada penyebabnya. Pada pasien dengan kebutaan karena kerusakan saraf optik atau stroke, ketajaman visual biasanya tidak dapat dipulihkan. Pasien dengan ablasi retina lama pada umumnya tidak dapat diperbaiki dengan perbaikan bedah detasemen mereka. Pasien yang memiliki jaringan parut kornea atau katarak memiliki prognosis yang baik jika mereka dapat mengakses perawatan bedah kondisi mereka.