You are on page 1of 53

BAB I

PENDAHULUAN
Di Indonesia preeklampsia-eklampsia masih merupakan salah satu penyebab
utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu
diagnosis dini pre-eklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta
penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu
(AKI) dan anak. Perlu ditekankan bahwa sindrom preeklampsia ringan dengan
hipertensi, edema, dan proteinuri sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan
pemeriksaan antenatal yang teratur dan se!ara rutin men!ari tanda preeklampsia
sangat penting dalam usaha pen!egahan preeklampsia berat dan eklampsia, di
samping pengendalian terhadap "aktor-"aktor predisposisi yang lain.
#,$

%asalah kegawatan neonatus yang mungkin dihadapi di kamar bersalin dapat
meliputi gangguan pada sistem napas atau kelainan sirkulasi kardio&askular. Kedua
gangguan tersebut dapat diperlihatkan gambaran klinis yang ringan seperti takikardia,
bradikardia, ataupun ge'ala berat seperti apneu, sianosis dan henti 'antung. (angguan
ini timbul tidak hanya akibat langsung hipoksia ) iskemia 'anin, tetapi mungkin pula
disebabkan kelainan kongenital yang terdapat pada bayi. Pada bayi dengan hipoksia
dan iskemia, gangguan utama yang mungkin ter'adi adalah as"iksia neonatus yang
berakibat ter'adinya perubahan homeostasis sehingga bayi memerlukan resusitasi
akti". Pada keadaan ini kelainan tidak hanya terbatas pada sistem napas tetapi dapat
pula menimbulkan gangguan "ungsi kardio&askular, kelainan pada susunan sara"
pusat, perubahan "unsi gin'al, ataupun kelainan gastrointestinal. *al ini selan'utnya
akan dibahas lebih terin!i.
1
#. Prasetyawan.$++$.Perbandingan kadar kalsium darah pada PreEklampsia berat
dan kehamilan normotensi.,%- O.(I/ -K 0ni&. Diponegoro 1 ,emarang
$. 2ambulangi, 3ohn.$++4.Penanganan dan pendahuluan prarujukan penderita
preeklampsia berat dan eklampsia. ,%- O.(I/ -K 0ni&. *asanuddin 1
%akassar
2
(angguan "ungsi napas bayi dapat pula terlihat pada penderita kelainan
bawaan. Atresia koana, aplasia ) hipoplasia paru, hernia dia"ragma adalah beberapa
keadaan yang dapat menimbulkan gangguan napas saat bayi di kamar bersalin. Pada
keadaan tersebut paru bayi tidak dapat mengembang sempurna karena masuknya
udara ke dalam paru terganggu atau karena adanya hambatan pengembangan paru itu
sendiri.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINSI
As"iksia neonatorum adalah kegagalan berna"as se!ara spontan, tidak teratur
dan tidak adekuat segera setelah lahir. Keadaan ini disertai hipoksia, hiperkapnia dan
berakhir dengan asidosis. .ila proses ini berlangsung terlalu 'auh dapat
mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. As"iksia 'uga dapat mempengaruhi
organ &ital lainnya.
Preeklampsia adalah gangguan menyeluruh mengenai mal"ungsi endotel
&askular dan &asospasme yang ter'adi pada minggu ke $+ kehamilan dan dapat pula
ter'adi sampai minggu ke 5-6 postpartum. ,e!ara klinis dide"inisikan sebagai
hipertensi dan proteinuria dengan maupun tidak disertai edema
patologis.Preeklampsia merupakan bagian dari hipertensi yang merupakan penyulit
dari kehamilan. Ini meliputi hipertensi kronis, preeklampsia superimposed dengan
hipertensi kronik, hipertensi gestasional, preeklampsia dan eklampsia.
ETIOLOGI
Pengembangan paru baru lahir ter'adi pada menit-menit pertama kelahiran dan
kemudian disusul perna"asan teratur. .ila terdapat gangguan pertukaran gas atau
pengangkutan oksigen dari ibu ke 'anin akan ter'adi as"iksia 'anin atau neonatus.
(angguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.
*ampir sebagian besar as"iksia bayi baru lahir ini merupakan kelan'utan as"iksia
'anin, karena itu penilaian 'anin selama masa kehamilan, persalinan memegang
peranan yang sangat penting untuk keselamatan bayi. Keadaan ini perlu mendapat
4
perhatian utama agar persiapan dapat dilakukan dan bayi mendapat perawatan yang
adekuat dan maksimal pada saat lahir.
7owell menga'ukan penggolongan penyebab kegagalan perna"asan pada bayi
yang terdiri dari 1
#. -aktor ibu
Hipoksia ibu. *al ini menimbulkan hipoksia 'anin. *ipoksia ibu ini dapat
ter'adi karena hipo&entilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesi
dalam.
Gangguan aliran darah uterus. %engurangi aliran darah uterus akan
menebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan demikian 'uga
ke 'anin. *al ini sering diditemukan pada keadaan 1
a. *ipertensi ibu ( Preeklampsia, eklampsia, toksemia)
b. (angguan kontraksi uterus (hipotoni, hipertoni, atonia uterus)
!. *ipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan, plasenta pre&ia, atau
solutio plasenta.
d. Ibu penderita D%, kelainan 'antung atau penyakit gin'al.
e. Partus lama.
". Persalinan abnormal (kelahiran sungsang, kembar, seksio sesarea)
$. -aktor plasenta
As"iksia 'anin akan ter'adi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta
4. -aktor -etus
(angguan aliran darah ini dapat ditemukan pada tali pusat membumbung,
lilitan tali pusat dan kompresi tali pusat antara 'anin dan 'alan lahir
5. -aktor /eonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat ter'adi pada
5
a. 7rauma yang ter'adi pada persalinan
b. Kelainan kongenital pada bayi (Aplasia paru, atresia saluran na"as,
hernia dia"ragmatika)
!. Adanya gangguan tumbuh kembang intrauterin
d. Pemakaian obat anestesi ) analgetika berlebihan pada ibu
,ampai saat ini belum ada etiologi pasti dari preeklampsia. Ada beberapa teori
yang men'elaskan perkiraan dari etiologi dari kelainan tersebut diatas, sehingga
kelainan ini sering dikenal sebagai Disease of Theory. ,e!ara umum dasar dari
pato"isiologi preeklampsia adalah &asokonstriksi dari pembuluh darah arteriole dan
peningkatan sensiti&itas &askuler terhadap &asopressor. 7eori-teori yang dia'ukan
untuk mengetahui etiologi dari preeklampsia adalah sebagai berikut 1
A. Peran Immunologi
6,

%un!ul dugaan bahwa terdapat hubungan antara leukosit desidua dan in&asi
sitotro"oblas penting untuk in&asi dan berkembangnya tropoblast. %aladaptasi
imun diduga sebagai penyebab gagalnya in&asi arteri spiralis sehingga
menyebabkan dilepaskannya sitokin, en8im-en8im proteolitik dan radikal bebas.
Akan tetapi ada pendapat yang menyatakan bahwa dugaan sistem imunitas
humoral dan akti&asi komplemen termasuk dalam proses ter'adinya preeklampsia,
namun tidak didapatkan bukti bahwa "aktor immunologi sebagai penyebab
ter'adinya preeklampsia.
Preeklampsia sering ter'adi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi
pada kehamilan berikutnya. *al ini dapa diterangkan bahwa pada kehamilan
pertama pembentukan Blocking Antibodies terhadap antigen plasenta tidak
sempurna, yan semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.
6
6. %atthiesen, 9ei". $++:. Immunology of preeclampsia. S. Karger AG, Basel :
New York
7. !ina Semeno"#$a%a.&'('.Pregnancy, preeclampsia. A"aila)le *rom
www.emedi!ine.!om
7
-ierlie -% (#;;$) mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya
sistem imun pada penderita preeklampsia dan eklampsia yaitu 1
#. .eberapa wanita dengan P<-< (preeklampsia dan eklampsia) mempunyai
kompleks imun dalam serumnya.
$. .eberapa studi 'uga mendapatkan adanya akti&asi sistem komplemen pada
P<-< diikuti dengan proteinuri.
,itrat (#;=6) menyimpulkan meskipun ada beberapa pendapat menyebutkan
bahwa sistem imun humoral dan akti&asi komplemen ter'adi pada P<-<, tetapi
tidak ada bukti bahwa sistem immunologi bisa menyebabkan P<-<.
Gam)ar (. .agan diatas men'elaskan proses plasentasi normal dan abnormal
seperti pada preeklampsia. Komplikasi pada kehamilan yang lainnya seperti
abortus spontasn, kematian 'anin dalam rahim dan pertumbuhan 'anin terhambat
merupakan tanda klinis dari iskemi dan in"lamasi dari plasenta
8
B. Peran Gene+i$,Familial
-

-aktor keturunan telah diakui dalam pathogenesis preeklampsia pada
beberapa tahun lalu. Dari berbagai penelitian dilaporkan terdapat peningkatan angka
ke'adian preeklampsia pada wanita yang dilahirkan pada ibu yang menderita
preeklampsia.
.ukti pendukung berperannya "aktor geneti! pada ke'adian preeklampsia
adalah peningkatan "aktor Human eukocyte Antigen (*9A) pada wanita. Pernelitian
terakhir menghubungkan antara ke'adian preeklampsia dengan trisomi #4. >alaupun
"aktor genetik berperan pada preeklampsia tetapi belum dapat diterangkan se!ara
'elas mani"estasinya pada penyakit ini.
.eberapa bukti yang menun'ukkan "aktor genetik ke'adian P<-< antara lain 1
#. Preeklampsia hanya ter'adi pada manusia
$. 7erdapatnya ke!enderungan meningkatnya "rekuensi P<-< pada anak-anak dari ibu
yang menderita P<-<
4. Ke!enderungan meningkatnya "rekuensi P<-< pada anak dan !u!u ibu hamil
dengan riwayat P<-< dan bukan pada ipar mereka
5. Peran !enin"Angiotensin"Aldosteron #ystem (2AA,)
.. I#$emi$ Pla#en+a
/,0

Pada kehamilan normal, proli"erasi tro"oblas mengin&asi desidua dan
miometrium dalam $ tahap. Pertama, sel-sel tro"oblas endo&askuler mengin&asi arteri
spiralis yaitu dengan mengganti endotel, merusak 'aringan muskulo-elastik dinding
9
4. ,ubhaberata, Ketut. $++#. Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia. 0P-
O.(I/ 2,0 7arakan 1 Indonesia.
5. 7ukur 3amilu, $++;. The use of magnesium sulphate for treatmen se$ere
preeclampsia and eclampsia. A&ailable at www.annalsa"rmed.org
-. 1irginia D. 2inn. &''3. #e$ere Preeclampsia"!elated %hanges in Gene
E&pression at the 'aternal"(etal Interface Include #ialic Acid"Binding
Immunoglobulin"ike ectin") and Pappalysin"*. A&ailable "rom
444.+5een6o7rine#o7ie+%.7om
10
arteri dan mengganti dinding arteri dengan material "ibrinoid. Proses ini selesai pada
akhir semester I dan pada masa ini perluasan proses tersebut sampai mengenai
Deciduomymetrial junction . Pada usia kehamilan #5-#6 minggu ter'adi in&asi tahap
kedua yaitu sel-sel tro"oblas masuk ke dalam lumen arteri spiralis sampai asal arteri
tersebut dalam miometrium. ,elan'utnya proses seperti tahap pertama kemudian
ter'adi lagi penggantian endotel, perusakan 'aringan muskulo-elastik dan perubahan
"ibrinoid dinding arteri. Akhir dari proses ini adalah pembuluh darah yang berdinding
tipis, lemas dan berbentuk seperti kantong yang memungkinkan ter'adinya dilatasi
se!ara pasi" untuk menyesuaikan dengan kebutuhan darah yang meningkat.
Pada preeklampsia proses plasentasi tersebut tidak ber'alan sebagaimana
mestinya oleh karena disebabkan $ hal yaitu pertama, tidak semua arteri spiralis
mengalami in&asi oleh sel-sel tro"oblas. Kedua, pada arteri spiralis yang mengalami
in&asi, ter'adi tahap pertama in&asi sel tro"oblas se!ara normal tetapi in&asi tahap
kedua tidak berlangsung sehingga bagian arteri spiralis yang berada dalam
miometrium tetap mempunyai dinding muskulo-elastik yang reakti" yang berarti
masih terdapat resistensi &askuler. Disamping itu 'uga ter'adi ateriosis akut pada arteri
spiralis yang dapat menyebabkan lumen &askuler arteri bertambah ke!il atau bahkan
mengalami obliterasi. 7eori tentang bagaimana sel-sel tro"oblas gagal mengadakan
in&asi arteri spiralis sampai saat ini belum diketahui dengan 'elas.
Peran Pro#+a#i$lin 6an Trom)o$#an
/,8

Prostasiklin (P(I$) disintesis oleh endotel pembuluh darah dan korteks renalis
mempunyai si"at &asodilator dan penghambat agregasi trombosit. 7romboksan A$
(7?A$) diproduksi terutama oleh trombosit dan mempunyai si"at &asokonstriktor dan
agregator trombosit.
11
4. ,ubhaberata, Ketut. $++#. Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia. 0P-
O.(I/ 2,0 7arakan 1 Indonesia.
:. Kee-*ak 9im.$++;. Preeclampsia+A&ailable on www.emedi!ine.!om
12
,elama kehamilan normal ter'adi kenaikan P(I$ oleh 'aringan ibu, plasenta
dan 'anin. Pada preeklampsia ter'adi penurunan produksi P(I$ dan kenaikkan 7?A$
sehingga ter'adi peningkatan rasio 7?A$1P(I$.
Kerusakan endotel &askuler pada preeklampsia menyebabkan penurunan
produksi P(I$, akti&asi penggumpalan dan "ibrinolisis yang kemudian akan diganti
thrombin dan plasmin. 7rombin akan mengkonsumsi antitrombin III sehingga ter'adi
deposit "ibrin. Akti&asi trombosit menyebabkan pelepasan 7?A$ dan serotonin
sehingga akan ter'adi &asospasme dan kerusakan endotel.
Peran 9enin:Angio+en#in:Al6o#+eron
/,0,6

,istem 2enin-Angiotensin-Aldosteron (,2AA) mempunyai peran penting
dalam pengendalian tonus &askuler dan tekanan darah. Pada sistem ini angiotensin
diproduksi oleh hepar dan dibantu oleh rennin untuk memproduksi angiotensin I.
Angiotensin I inakti" kemudian dikon&ersi men'adi angiotensin II yang akti" se!ara
biologis oleh Angiotensin %on$erting En,yme yang terikat pada endotel &askuler.
Angiotensin II yang beredar dalam darah akan berinteraksi dengan reseptor spesi"ik
untuk merangsang kontraksi otot polos, menstimulir produksi aldosteron dan
menyebabkan retensi natrium, memper!epat pelepasan norepine"rin dan menghambat
pengambilan kembali norepine"rin oleh ner&us terminalis simpatis, serta menambah
reakti&itas otot polos &askuler terhadap norepine"rin.
Pada kehamilan normal komponen ,2AA menigkat sedangkan pada
preeklampsia beberapa komponen ,2AA lebih rendah dibanding pada kehamilan
normal dan ter'adi kenaikan sensiti&itas yang nyata pada penekanan peptide dan
katekolamin. Ada pendapat yang menyatakan bahwa respon penekanan terhadap
angiotensin II meningkat se!ara bermakna pada usia kehamilan #= minggu pada
wanita hamil yang akan berkembang menu'u preeklampsia .
13
4. ,ubhaberata, Ketut. $++#. Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia. 0P-
O.(I/ 2,0 7arakan 1 Indonesia.
5. 7ukur 3amilu, $++;. The use of magnesium sulphate for treatmen se$ere
preeclampsia and eclampsia. A&ailable at www.annalsa"rmed.org
6. %atthiesen, 9ei". $++:. Immunology of preeclampsia. S. Karger AG, Basel :
New York
14
Pengaturan sensiti&itas angiotensin II tampaknya berhubungan erat pada
sintesis prostanoid. Penghambat sintesis prostaglandin dinyatakan menambah respon
penekanan terhadap angiotensin II dalam kehamilan normal. Dari penelitian
menun'ukkan bahwa in"use prostaglandin <$ (P(<$), prostaglandin <# (P(<#) dan
prostasiklin mengurangi respon penekanan angiotensin II pada trimester II sedangkan
indometasin meningkatkan sensiti&itas &askuler.
De*i#ien#i ;ineral 6an Die+
/,0,8
7erdapat hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara asupan
kalsium dengan ke'adian preeklampsia. Apabila wanita hamil kekurangan asupan
kalsium akan menyebabkan peningkatan hormon paratiroid (P7*). Peningkatan
hormon paratiroid ini akan menyebabkan kalsium intraseluler meningkat melalui
peningkatan permeabilitas membrane sel terhadap kalsium, akti&itas adenilsiklase dan
peningkatan !A%P (%yclic Asdenosine 'onophospate), akibatnya kalsium dari
mitokondria lepas ke dalam sitosol. Peningkatan kadar kalsium intraseluler otot polos
pembuluh darah akan menyebabkan mudah terangsang untuk &asokonstriksi yang
akhirnya tekanan darah meningkat.
%ekanisme ter'adinya preeklampsia dihubungkan dengan peranan ion kalsium
sitosol. *ipokalsemia yang ter'adi pada !airan ekstrasel menyebabkan depolarisasi
dari membrane plasma preganglionik sel-sel sara" pembuluh darah. Pada saat ter'adi
aksi potensial, ion kalsium masuk ke dalam sitosol melewati mekanisme aksi
potensial. 3umlah ion kalsium yang masuk ke dalam sitosol men!erminkan besarnya
asetilkoln yang dilepaskannya. %asuknya kalsium ini menyebabkan &asokonstriksi.
.ila hal ini ter'adi maka ter'adi hipertensi. ,elain itu hipokalsemia 'uga menyebabkan
masuknya kalsium ke dalam sitosol otot lurik. *al ini akan menyebabkan ter'adinya
kontraksi otot lurik dan bila ter'adi terus menerus akan timbul ke'ang atau eklampsia.
4. ,ubhaberata, Ketut. $++#. Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia. 0P-
O.(I/ 2,0 7arakan 1 Indonesia.
15
5. 7ukur 3amilu, $++;. The use of magnesium sulphate for treatmen se$ere
preeclampsia and eclampsia. A&ailable at www.annalsa"rmed.org
:. Kee-*ak 9im.$++;. Preeclampsia+A&ailable on www.emedi!ine.!om
*ipotesis tersebut diatas dibuktikan dengan beberapa penelitian mengenai
hubungan tambahan antara asupan kalsium selama kehamilan dengan ke'adian
preeklampsia . *asil meta analisis dari berbagai penelitian randomi,ed control trial
16
mengenai hubungan antara asupan kalsium dengan ke'adian preeklampsia ,
menun'ukkan bahwa dengan suplemen kalsium #:++-$+++mg selama kehamilan
dapat men!egah ter'adinya preeklampsia (-! ./01 (;:@ %l, +,$$-+,6:). Dari meta
analisis disimpulkan bahwa se!ara statistik suplemen kalsium #+++-#:++mg dapat
menurunkan tekanan darah sistolik sebesar #,$Amm*g (%l ;:@-$,$:-
+,$;mm*gpB+,+#), sedangkan untuk diastolik +,$5mm*g (%l ;:@-+,;$-+,55
mm*gpB+,5;), akan tetapi penurunan tekanan darah tersebut se!ara klinis tidak
bermakna. /amun sampai saat ini belum 'elas pato"isiologi hubungan antar kadar
kalsium dengan ke'adian preeklampsia .
;e+a)oli#me Kal#ium
(

Kalsium memegang peranan penting dalam berbagai proses "ungsi "isiologis
di dalam tubuh yaitu proses pembekuan darah, bersama dengan natrium dan kalium
mempertahankan potensial membrane sel, transduksi sinyal antara reseptor hormon,
ekstabilitas neuromuskuler, integritas membrane sel reaksi-reaksi en8imatik, proses
neurotransmisi, membentuk struktur tulang dan sebagai !adangan kalsium tubuh.
Kadar kalsium dalam plasma ditentukan oleh absorbsi kalsium pada saluran
!erna, resorbsi kalsium pada tulang dan pengeluaran kalsium melalui tin'a, urin, dan
keringat. Pengaturan keseimbangan kalsium dipengaruhi terutama oleh hormon
paratiroid, kalsitoninm dan &itamin D.
#. Prasetyawan.$++$.Perbandingan kadar kalsium darah pada PreEklampsia berat
dan kehamilan normotensi.,%- O.(I/ -K 0ni&. Diponegoro 1 ,emarang
17
EPIDE;IOLOGI
&',&(,&&,&/,&0,&8,&6
18
Preeklampsia merupakan penyebab ketiga terbanyak yang menyebabkan
kematian selama kehamilan setelah perdarahan dan emboli. Preeklampsia merupakan
penyebab pada A;+ kematian ibu)#++.+++ kelahiran hidup.
(angguan hipertensi merupakan salah satu gangguan medis umum selama
kehamilan dan terus men'adi penyebab utama morbiditas dan mortality ibu dan
perinatal. Pada peringkat kedua setelah anemia sekitar A-#+@ dari seluruh kehamilan
yang patologis oleh beberapa bentuk gangguan hipertensi. Di India ke'adian
preeklampsia sebagaimana di!atat dari statistik rumah sakit ber&ariasi se!ara luas dari
:-#:@.
%engenai persalinan tidak ada hubungan ditemukan antara 'enis persalinan
dan tekanan diastolik 'antung, meskipun persalinan !aesar unggul dengan 56,6@
kasus. %eskipun ter'adinya global A4,4@, men!apai =$@ pada preeklamsia. Di sisi
lain di rumah sakit umum 0mtata, pre&alensi 9,Cs antara pasien preeklampsia
adalah 4+,$@.

Adapun data perinatal =$,6@ dari wanita dengan preeklamsia memiliki
kelahiran hidup dan #A,5@ yang tidak. 7ingkat yang lebih rendah terlihat dalam
penelitian lain, perinatal meningkatkan angka kematian sebagai akibat insiden
preeklampsia yang meningkat. Penyebab kematian perinatal di preeklamsia adalah
karena prematuritas dan berat lahir rendah. .erdasarkan penelitian ini lebih 4 orang
meninggal dari #:,;65 kelahirankarena asphysia pada ibu dengan pree!lampsia (baik
ringan atau berat). Dari antenatal dan tentu sa'a intrapartum dari 6= ibu yang
melahirkan bayi dengan as"iksia lahir dipela'ari. .ayi D45 minggu ) E $+++ g saat
lahir dikeluarkan. ,kor :-min Apgar D6 dianggap sebagai abnormal.
Ke'adian as"iksia neonatorum adalah 5.6)#+++. ,ebagian besar ibu (A6
persen), tinggal se!ara lokal, dipesan (;# persen), dan memiliki memuaskan antenatal
19
$+. .irth AsphyFia. (n.d.). #eattle %hildren2s Hospital !esearch (oundation+
2etrie&ed %ar!h #, $+#5, "rom http1))www.seattle!hildrens.org)medi!al-
!onditions)airway)birth-asphyFia)
$#. (olubnits!ha'a, O., Geghia8aryan, K., Cebioglu, %., %orelli, %., H *errera-
%ars!hit8, %. (3une $+##). .irth asphyFia as the ma'or !ompli!ation in
newborns1 %o&ing towards impro&ed indi&idual out!omes by predi!tion, targeted
pre&ention and tailored medi!al !are. The EP'A 3ournal/ *($), #;A-$#+.
2etrie&ed %ar!h #, $+#5, "rom
http1))www.n!bi.nlm.nih.go&)pm!)arti!les)P%C45+:4A=)
22.%!(uire, >. (%ar!h $++A). Perinatal AsphyFia. %linical E$idence+ 2etrie&ed
%ar!h #, $+#5, "rom http1))!lini!ale&iden!e.bm'.!om)F)m!e)"ile)$++A-##-
+4$+.pd"
$4. %orales P., .ustamante, D., <spina-%ar!hant, P., /eira-PeIa, 7., (utiJrre8-
*ernKnde8, %.A., Allende-Castro, C. H 2o'as-%an!illa, <. (3une $+##).
Pathophysiology o" Perinatal AsphyFia1 Can >e Predi!t and Impro&e Indi&idual
Out!omesL The EP'A 3ournal, *($), $##-$4+. 2etrie&ed %ar!h #, $+#5, "rom
http1))www.n!bi.nlm.nih.go&)pm!)arti!les)P%C45+:4=+)
$:. http1))www.'peds.!om)arti!le),++$$-45A6@$=5:@$;=+#+=-A)abstra!t
$6. http1))trope'.oF"ord'ournals.org)!ontent)5$)5)#;$.abstra!t
20
klinik pertemuan (rata-rata tu'uh kun'ungan). Distribusi menun'ukkan ,e'umlah besar
multipara besar (#+ persen). kehamilan ditandai dengan masa gestasi yang pertama
(5; persen) dan kedua (46 persen) meningkat bertahap dengan tingginya insiden
mekonium dalam !airan ketuban (5A persen). ,ebagian besar kelahiran (:4 persen)
adalah melalui operasi !aesar yang 55 persen dilakukan untuk gawat 'anin. Aspirasi
mekonium adalah umum (45 persen).
,e!ara garis besar terdapat perbedaan signi"ikan antarra /egara M /egara di
asia, dimana tingkat ekonomi ma'u ('epang, !ina, ,audi Arabia, dsb) memiliki angka
kematian pada neonates dengan as"iksia pada ibu dengan preeklamsia berat 'auh lebih
rendah (D#@per kelahiran ibu dengan preeklamsia). ,edangkan angka kematian pada
/egara yang berkembang 'auh lebih tinggi terutama pada /egara M /egara dengan
'umlah penduduk tinggi dan (DP nasional yang rendah.
;ANIFESTASI KLINIK
Ibu dengan Preeklampsia berat
=,;,#4,#5
1
#. Otak
Perdarahan intrakranial yang sangat banyak.
$. %ata
edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri,
'arang ter'adi perdarahan atau eksudat. Ablasio retina ini biasanya disertai
kehilangan penglihatan. ,kotoma, diplopia dan ambliopia pada penderita
preeklampsia merupakan ge'ala yang menun'ukan akan ter'adinya eklampsia.
4. Kardio&askular
(angguan "ungsi kardio&askuler yang parah berkaitan dengan peningkatan
a"terload 'antung akibat hipertensi, preload 'antung yang se!ara nyata
dipengaruhi oleh berkurangnya se!ara patologis hiper&olemia kehamilan atau
21
-. 1irginia D. 2inn. &''3. #e$ere Preeclampsia"!elated %hanges in Gene
E&pression at the 'aternal"(etal Interface Include #ialic Acid"Binding
Immunoglobulin"ike ectin") and Pappalysin"*. A&ailable "rom
444.+5een6o7rine#o7ie+%.7om
;. Cunningham, -. (ary. $++#. 4illiam -bsetrics *5
st
edition. %!(raw-*ill 1 /ew
Gork
#4. .ehrman, Kliegman 1 /elson <ssential O" Pediatri!-Deli&ery 2oom Care, Page
#6+-#66, $+5-$+6. >.. ,aunders Company #;;+.
#5. CorbertAnthony,%.D 1 Disorders O" 7he 2espiratory 7ra!t In Children, Page $6=-
$A4. >.. ,aunders Company#;=4
22
yang se!ara iatrogeni! ditingkatkan oleh larutan onkotik atau kristaloid intra&ena, dan
akti&asi endotel disertai ekstra&asasi ke dalam ruang ektra&askular terutama paru.
5. Paru
<dema paru kardiogenik ataupun non-kardiogenik dan biasa ter'adi setelah
melahirkan.
:. *ati
Penurunan albumin yang dihasilkan, perlambatan ekskresi bromosulfoftalein/
peningkatan kadar aspartat aminotransferase serum, peningkatan "os"atase alkali
serum, resistensi arteri hepatika, peningkatan en8im hati dalam serum, ruptur
hepatika, atau dapat meluas di bawah kapsul hepar dan membentuk hematom
subkapsular.
6. (in'al
Proteinuria dan retensi garam dan air, penurunan ekskresi kalsium melalui
urin karena meningkatnya reabsorpsi di tubulus. Pada kehamilan normal, tingkat
reabsorpsi meningkat sesuai dengan peningkatan "iltrasi dari glomerulus.
Penurunan "iltrasi glomerulus akibat spasmus arteriol gin'al mengakibatkan
"iltrasi natrium melalui glomerulus menurun, yang menyebabkan retensi garam
dan 'uga retensi air
#5
A. Darah
7rombositopenia merupakan kelainan yang sangat sering, biasanya 'umlahnya
kurang dari #:+.+++)Nl yang ditemukan pada #:-$+@ pasien. 9e&el "ibrinogen
meningkat sangat aktual pada pasien preeklampsia dibandingkan dengan ibu
hamil dengan tekanan darah normal. 9e&el "ibrinogen yang rendah pada pasien
preeklampsia biasanya berhubungan dengan terlepasnya plasenta sebelum
waktunya (placental abruption6+
Pada #+ @ pasien dengan preeklampsia berat dan eklampsia menun'ukan
ter'adinya HEP syndrome yang ditandai dengan adanya anemia hemolitik,
peningkatan en8im hati dan 'umlah platelet rendah. ,indrom biasanya ter'adi
23
#5. CorbertAnthony,%.D 1 Disorders O" 7he 2espiratory 7ra!t In Children, Page $6=-
$A4. >.. ,aunders Company#;=4
tidak 'auh dengan waktu kelahiran (sekitar 4# minggu kehamilan) dan tanpa
ter'adi peningkatan tekanan darah. Kebanyakan abnormalitas hematologik
24
kembali ke normal dalam dua hingga tiga hari setelah kelahiran tetapi
trombositopenia bisa menetap selama seminggu.
=. Plasenta
%enurunnya aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan "ungsi
plasenta. .erkurangnya pasokan nutrisi dan oksigenasi mengganggu
pertumbuhan 'anin sehingga bayi yang dilahirkan dapat mengalami bayi berat
lahir rendah.
/eonatus 1
(ambaran klinis yang terlihat pada penderita ren'atan diantaranya adalah gawat
napas, sianosis, pu!at, dingin, hipotonia, bradikardi atau takikardia,
hepatosplenomegali dan mungkin disertai ke'ang.
PATOFISIOLOGI
Oasokonstriksi merupakan dasar patogenesis P<-<. Oasokonstriksi
menimbulkan peningkatan total peri"er resisten dan menimbulkan hipertensi. Adanya
&asokonstriksi 'uga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga
ter'adi kerusakan endotel, kebo!oran arteriol disertai perdarahan mikro pada tempat
endotel. ,elain itu *ubel (#;=;) mengatakan bahwa adanya &asokonstriksi arteri
spiralis akan menyebabkan ter'adinya penurunan per"usi uteroplasenter yang
selan'utnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta. *ipoksia)anoksia 'aringan
merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak, sedangkan proses hiperoksidasi itu
sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen, sehingga dengan demikian akan
mengganggu metabolisme di dalam sel.
Implantasi dari in&asi tro"oblas yang tidak normal ke dalam pembuluh darah
uterus merupakan penyebab terbesar ke'adian hipertensi yang berkaitan dengan
25
sindrom preeklampsia . ,e!ara "isiologis in&asi ke dalam uterus oleh tro"oblas
endo&askuler menyebabkan remodeling dari arteri spiralis uterus yang luas, yang
menyebabkan pelebaran dari diameter pembuluh darah. Pada preeklampsia , terdapat
in&asi yang kurang dan arteriol pro"unda dari tidak melebar. *asil studi menun'ukkan
dera'at dari in&asi tro"oblas yang inkomplit ke dalam arteri spiralis se!ara langsung
berkaitan dengan dera'at keparahan dari hipertensi maternal. Kemudian, akan
menyebabkan hipoper"usi plasenta yang akan menyebabkan pelepasan komponen
&asoakti" sistemik yang akan menyebabkan respon in"lamasi seperti &asokonstriksi,
kerusakan endotel, pe!ahnya kapiler, hiperkoagulasi, dan dis"ungsi dari trombosit,
yang semuanya akan berkontribusi terhadap dis"ungsi organ dan gambaran klinis dari
penyakit.
Peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak 'enuh yang
menghasilkan hiperoksidase lemak 'enuh. Peroksidase lemak merupakan radikal
bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase terganggu, dimana peroksidase dan
oksidan lebih dominan, maka akan timbul keadaan yang disebut stess oksidati". Pada
P<-< serum antioksidan kadarnya menurun dan plasenta men'adi sumber ter'adinya
peroksidase lemak. ,edangkan pada wanita hamil normal, serumnya mengandung
trans"erin, ion tembaga dan sul"ohidril yang berperan sebagai antioksidan yang !ukup
kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan lipoprotein.
Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati termasuk
sel-sel endotel yang akan mengakibatkan rusaknya sel-sel endotel tersebut. 2usaknya
sel-sel endotel tersebut akan mengakibatkan antara lain 1
a). Adhesi dan agregasi trombosit.
b). (angguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma.
!). 7erlepasnya en8im lisosom, tromboksan dan serotonin sebagai akibat dari
rusaknya trombosit.
d). Produksi prostasiklin terhenti.
e). 7erganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan.
26
"). 7er'adi hipoksia plasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak.
-aktor immunologi merupakan "aktor pemegang kun!i penyebab
preeklampsia yang telah lama diper!aya oleh peneliti. ,alah satu komponen yang
penting adalah kurangnya disregulasi dari toleransi maternal terhadap antigen
paternal pada plasenta dan "etus. %aladaptasi dari "etal-maternal ini ditandai dengan
hubungan de"ekti" dari sel natural killer (/K) dan *9A-C dari "etus dan
mengakibatkan perubahan histologis yang menyerupai dengan re'eksi gra"t akut.
(angguan sel endoteliel yang khas pada preeklampsia dapat ter'adi sebagai akibat
dari akti&asi leukosit yang ekstrim pada sirkulasi maternal
,edangkan pada Preeklampsia ke'adian akan dipengaruhi oleh "aktor
predisposisi
>anita hamil !enderung dan mudah mengalami preeklampsia bila mempunyai
"aktor-"aktor predisposisi sebagai berikut
#. /ulipara
$. Kehamilan ganda
4. 0sia D$+ atau P4: tahun
5. 2iwayat preeklampsia-eklampsia pada kehamilan sebelumnya
:. 2iwayat dalam keluarga pernah menderita preeklampsia-eklampsia
6. Penyakit gin'al, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah ada sebelum
kehamilan
A. Obesitas
27
DIAGNOSIS
Dalam praktek menentukan tingkat as"iksia bayi dengan tepat membutuhkan
pengalaman dan obser&asi yang !ukup. Pada tahun lima puluhan digunakan
kriteria breathing time dan crying time untuk menilai keadaan bayi. Kriteria ini
kemudian ditinggalkan, karena tidak dapat memberikan in"ormasi yang tepat pada
keadaan tertentu (Apgar,#;66). Oirginia , Apgar (#;:4, #;:=) mengusulkan
beberapa kriteria klinis untuk menentukan keadaan bayi baru lahir. Kriteria ini
ternyata berguna karena berhubungan erat dengan perubahan keseimbangan asam
basa pada bayi (Drage H .erendes,#;66). Di samping itu dapat pula memberikan
gambaran beratnya perubahan kardio&askular yang ditemukan. Penilaian se!ara
Apgar ini 'uga mempunyai hubungan yang bermakna dengan mortalitas dan
morbiditas bayi baru lahir (Drage, #;65). Cara ini dianggap yang paling ideal dan
telah banyak digunakan. Patokan klinis yang dinilai adalah 1
#) %enghitung "rekuensi 'antung
$) %elihat usaha bernapas
4) %elihat tonus otot
5) %enilai re"leks rangsangan
:) %emperhatikan warna kulit
,etiap kriteria di beri angka tertentu dan penilaian itu sekarang la8im disebut skor
Apgar.
7anda /ilai O /ilai # /ilai $
A Appearace
(warna
kulit)
,eluruh
tubuh biru
atau putih
.adan
merah kaki
biru
,eluruh tubuh
merah
P Pulse 7idak ada D P #++F)menit
28
(Denyut
/adi)
#++F)menit
G Grimece
(2e"leks)
7idak ada Perubahan
mimik
.ersin)menangis
A Acti$ity
(7onus
Otot)
9umpuh <kstremitas
sedikit
"leksi
(erakan akti"
<kstremitas
"leksi
9 !espiration
effort
(0saha
berna"as)
7idak ada 9emah %enangis kuat
,kor Apgar ini biasanya di nilai # menit setelah bayi lahir lengkap, yaitu pada
saat bayi telah diberi lingkunga yang baikserta telah dilakukan pengisapan lendir
dengan sempurna. ,kor Apgar # menit ini menun'ukkan beratnya as"iksia yang
diderita dan baik sekali sebagai pedoman untuk menentukan !ara resusitasi. ,kor
Apgar perlu pula dinilai setelah : menit bayi lahir, karena hal ini mempunyai
korelasi yang erat dengan morbiditas dan mortalitas neonatal (Drage, #;66).
Dalam menghadapi bayi dengan as"iksia berat, penilaian !ara ini kadang M
kadang membuang waktu dan dalam hal ini dian'urkan untuk menilai se!ara !epat
(pediatri!sQs ,ta"", 2oy. >om. *osp.Aust. #;6A)1
#) %enghitung "rekuensi 'antung dengan !ara meraba A. 0mbilikalis dan
menentukan apakah denyutnya lebih atau kurang dari #++F)menit
$) %enilai tonus otot apakah baik) buruk
4) %elihat warna kulit
29
,edangkan pada pree!lampsia kriteria diagnosis ter"okus pada pengukuran
dari tekanan darah yang meninggi dan proteinuria yang ter'adi setelah $+ minggu
kehamilan. *al ini harus dibedakan dengan hipertensi gestasional yang dimana lebih
sering dan selalu mun!ul dengan ge'ala yang sama dengan preeklampsia , yang
termasuk didalamnya nyeri epigastrik atau trombositopenia, tapi tidak ditandai
dengan proteinuria. ,ebagai tambahan pasien dengan gambaran awal hipertensi
kronik memberi gambaran yang tumpang tindih dengan preeklampsia yang mun!ul
sebagai proteinuria onset baru setelah minggu ke $+ kehamilan.
*asil konsensus mengenai kesepakatan sangat ber&ariasi pada setiap negara
dan organisasi internasional mengenai ukuran yang dapat mendeskripsikan gangguan
ini, namun terdapat batas yang masih wa'ar mengenai normotensi pada minggu ke $+
adalah tekanan sistolik tidak melebihi #5+mm*g dan tekanan diastolik yang tidak
lebih ;+ mm*g dalam $ kali pengukuran selama 5-6 'am. Preeklampsia pada pasien
yang menderita hipertensi esensial terdiagnosis 'ika tekanan darah sistolik meningkat
4+ mm*g atau tekanan diastolik meningkat #: mm*g
Proteinuria yaitu bila terdapat protein dalam urin dengan kadar R 4++mg
dalam $5 'am atau R # gram)liter dalam dua kali pengambilan urine selang 6 'am
se!ara a!ak atau dengan pemeriksaan kualitati" $S pada pengambilan urine se!ara
a!ak.
<dema sekarang tidak lagi men'adi tanda yang sahih untuk menegakkan
preeklampsia, oleh karena edema pada wa'ah dan tangan biasa di'umpai pada wanita
hamil. <dema pada preeklampsia adalah patologis, timbul pada wa'ah dan tangan
yang sering kali menetap.
Preeklampsia dibagi lagi men'adi preeklampsia ringan dan berat. Diagnosis
preeklampsia berat ditegakkan pada wanita hamil P$+ minggu dengan hipertensi
ditambah dengan salah satu ge'ala berikut 1
30
#. 7ekanan darah sistolik R #6+ mm*g dan tekanan darah diastolik R ##+ mm*g
$. Proteinuria R:gr)$5 'am atau R 4S
4. Oligouria (D :++ml per $5 'am) yang disertai dengan kenaikan kreatinin
plasma
5. (angguan &isus dan serebral yang menetap
:. /yeri epigastrium
6. <dema paru dan sianosis
A. ,indroma *<99P
=. Oligohidramnion, perlambatan pertumbuhan 'anin, atau abrupsi plasenta
Dikatakan preeklampsia berat apabila ge'ala didapatkan satu atau lebih ge'ala
dibawah ini pada kehamilan P $+ minggu 1
#. 7ekanan darah P#6+)##+ dengan syarat diukur dalam keadaan relaksasi
(pengukuran minimal setelah istirahat #+ menit) dan tidak dalam keadaan his.
$. Proteinuria P:gr)$5'am atau S5 pada pemeriksaan kuantitati".
4. Oligouria, produksi urine D:++!!)$5'am yang disertai dengan kenaikan kreatinin
plasma.
5. (angguan &isus dan serebral
:. /yeri epigastrium)hipokondrium kanan
6. <dema paru dan sianosis
A. (angguan 'anin intrauteri
31
=. Adanya Hellp #yndrome (Hemolysis/ Ele$ated i$er En,yme/ o7 Platelets %ount)
Pemeri$#aan La)ora+orium
C.C dan Apusan darah tepi 1
- Anemia *emolitik %ikroangiopatik
- 7rombositopenia D#++.+++
- *emokonsentrasi sering terdapat pada preeklampsia berat
- ,istiosit pada Apusan darah tepi
7es -ungsi li&er 1 Kadar en8im 7ransaminase yang meningkat
Kadar serum kreatinin 1 kadarnya meningkat yang disebabkan penurunan
&olume intra&askuler dan penurunan dari (-2
-aktor Koagulasi yang abnormal 1 Peningkatan P7 dan aP77
Asam urat 1
- *iperurisemia merupakan gambaran laboratorium awal pada preeklampsia
berat. 7es ini memiliki sensiti&itas yang rendah yaitu sekitar +-::@,
namum mempunyai spesi"ikasi yang tinggi yaitu sekitar AA-;:@
Gam)aran 9a6iologi
0,8

.T:S7an Ke<ala
,tudi menggunakan pemeriksaan ini untuk mendeteksi adanya perdarahan
intra!ranial pada pasien yang memiliki ge'ala sakit kepala hebat yang tiba-tiba, de"isit
neurologis atau ke'ang dengan status post-i!tal yang meman'ang.
Ul+ra#onogra*i
Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa status dari "etus yang sama
baiknya ketika memeriksa restriksi pertumbuhan
Kar6io+o$ogra*i
32
Ini merupakan tes standar untuk mengetahui stress "etal dalam rahim dan
dapat memonitor "etus se!ara menetap. >alapun dapat memberikan in"ormasi yang
berkelan'utan, namun alat ini memiliki kemampuan predikti" yang kurang.
KLASIFIKASI
Atas dasar pengalaman klinis, as"iksia neonatorum dapat dibagi dalam 1
#. 8igorus baby, skor Apgar B A M #+. Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan
tidak memerlukan tindakan istimewa
$. 'ild 9 'oderate asphy&ia (asfiksia sedang), ,kor Apgar 5 M 6. Pada
pemeriksaan "isik akan terlihat "rekuensi 'antung lebih dari #++F)menit, tonus
otot kurang baik atau baik, sianosis, re"lek iritabilitas tidak ada
5. 7ukur 3amilu, $++;. The use of magnesium sulphate for treatmen se$ere
preeclampsia and eclampsia. A&ailable at www.annalsa"rmed.org
:. Kee-*ak 9im.$++;. Preeclampsia+A&ailable on www.emedi!ine.!om
33
4. Asfiksia Berat ,kor Apgar +-4. pada pemeriksaan "isik ditemukan "rekuensi
'antung kurang dari #++F)menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang M
kadang pu!at, re"leks iritabilitas tidak ada.
As"iksia berat dengan henti 'antung. *enti 'antung ialah keadaan bunyi
'antung "etus menghilang tidak lebih dari #+ menit sebelum lahir lengkap,
bunyi 'antung bayi menghilang post partum. Dalam hal ini pemeriksaan "isik
lainnya sesuai dengan yang ditemukan pada penderita as"iksia berat
.erdasarkan pedoman pengelolaan hipertensi dalam kehamilan di Indonesia
($++:) 1
#. *ipertensi (estasional
Didapatkan tekanan darah R #5+);+ mm*g 0ntuk pertama kalinya setelah
umur kehamilan $+ minggu, tidak disertai dengan proteinuria dan tekanan
darah kembali normal D #$ minggu pas!a persalinan.
34
$. Preeklampsia
2ingan
7ekanan darah R #5+);+ mm*g setelah umur kehamilan $+ minggu disertai
dengan proteinuria R 4++mg)$5 'am atau dipsti!k R #S
.erat
7ekanan darah R #6+)##+ mm*g ,etelah umur kehamilan $+ minggu,
disertai dengan proteinuria P $gr)$5 'am atau dipsti!k R $S sampai 5S
4. <klampsia
Ke'ang-ke'ang pada preeklampsia disertai koma
5. *ipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
7imbulnya proteinuria R 4++mg)$5 'am pada wanita hamil yang sudah
mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah
kehamilan $+ minggu.
:. *ipertensi Kronik
Ditemukannya tekanan darah R #5+);+ mm*g sebelum kehamilan atau
sebelum kehamilan $+ minggu dan tidak menghilang #$ minggu pas!a
persalinan.
PENATALAKSANAAN
(. A#*i$#ia
35
7u'uan utama mengatasi as"iksia ialah untuk mempertahankan kelangsungan
hidup bayi dan membatasi ge'ala sisa (sekuele) yang mungkin timbul di kemudian
hari. 7indakan yang diker'akan pada bayi la8im disebut resusitasi bayi baru lahir
dengan memberikan &entilasi yang adekuat dan pemberian oksigen yang !ukup.
,ebelum resusitasi diker'akan, perlu diperhatikan bahwa 1
#. -aktor waktu sangat penting. %akin lama bayi menderita as"iksia, perubahan
homeostasis yang timbul makin berat, resusitasi akan lebih sulit dan kemungkinan
timbulnya sekuele akan meningkat.
$. Kerusakan yang timbul pada bayi akibat anoksia ) hipoksia antenatal tidak dapat
diperbaiki, tetapi kerusakan yang akan ter'adi karena anoksia )hipoksia pas!a
natal harus di!egah dan diatasi
4. 2iwayat kehamilan dan partus akan memeberikan keterangan yang 'elas tentang
"aktor penyebab ter'adinya depresi pernapasan pada bayi baru lahir.
5. Penilaian bayi baru lahir perlu dikenal baik, agar resusitasi yang dilakukan dapat
dipilih dan ditentukan se!ara adekuat.
Prinsip dasar resusitasi yang perlu diingat ialah 1
#. %emberikan lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran
pernapasan tetap bebas serta merangsang timbulnya pernapasan, yaitu agar
oksigenasi dan pengeluaran CO$ ber'alan lan!ar
$. %emberikan bantuan pernapasan se!ara akti" pada bayi yang menun'ukkan usaha
pernapasan lemah
4. %elakukan koreksi terhadap asidosis yang ter'adi
5. %en'aga agar sirkulasi darah tetap baik
36
.ara re#u#i+a#i
2esusitasi bertu'uan memberikan &entilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan
!urah 'antung yang !ukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak dan !urah 'antung
yang !ukup dan alat M alat &ital lainnya. 7indakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti
tahapan yang dikenal sebagai A.C resusitasi
A (Air7ay)M %emastikan saluran napas terbuka
%eletakkan bayi dalam posisi kepala de"leksi 1 bahu digan'al
%enghisap mulut , hidung dan kadang M kadang trakea
%emasang pipa endotrakeal, bila perlu
. (Breathing)M %engusahakan timbulnya pernapasan
%elakukan rangsangan taktil
%emakai &entilasi tekanan positi" (O7P)
C (%irculation) M %empertahankan sirkulasi darah
2angsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan !ara 1 kompresi dada
dan pengobatan
Uru+an <ela$#ana re#u#i+a#i
%en!egah kehilangan panas dan mengeringkan tubuh bayi
.ayi diletakkan di bawah alat peman!ar panas, tubuh dan kepala bayi
dikeringkan dengan menggunakan handuk atau selimut hangat (apabila
diperlukan pengisapan mekonium, dian'urkan untuk menunda pengeringan
tubuh yaitu setelah mekonium dihisap dari trakea).
37
0ntuk bayi sangat ke!il ( ..D#:++ gram) ) apabila suhu tubuh sangat dingin
dian'urkan menutup bayi dengan sehelai plastik tipis yang tembus pandang
%eletakkan bayi dalam posisi yang benar
.ayi diletakkan terlentang di alas yang datar, kepala lurus dan leher sedikit
tengadah (ekstensi).
%embersihkan 'alan napas
Kepala bayi dimiringkan agar !airan berkumpul di mulut dan tidak di "aring
bagian belakang
%ulut dibersihkan terlebih dahulu dengan maksud 1
o Cairan tidak teraspirasi
o *isapan pada hidung akan menimbulkan pernapaan megap M megap
(gasping)
Apabila mekonium kental dan bayi mengalami depresi harus dilakukan
pengisapan dari trakea dengan menggunakan pipa endotrakea
;enilai )a%i
Penilaian bayi dilakukan berdasarkan 4 ge'ala yang sangat penting bagi kelan'utan
hidup bayi
%enilai usaha bernapas
-rekuensi denyut 'antung
>arna kulit
38
1en+ila#i +e$anan <o#i+i* =1TP>
Pastikan bayi diletakkan dalam posisi yang benar
Agar O7P e"ekti", ke!epatan memompa (ke!epatan &entilasi ) dan tekanan
&entilasi harus sesuai
Ke!epatan &entilasi, sebaiknya 5+ M 6+ F ) menit
7ekanan &entilasi, na"as pertama setelah lahir membutuhkan 4+ M 5+ !m*$O.
,etelah napas pertama membutuhkan #: M $+ !m*$O
Obser&asi gerak dada bayi, adanya gerakan dada bayi turun naik, merupakan
bukti bahwa sungkup terpasang dengan baik dan paru M paru mengembang
dengan baik.
Obser&asi gerak perut bayi, mungkin disebabkan oleh masuknya dalam udara
dalam lambung
Penilaian suara napas bilateral, adanya saluran napas di kedua paru M paru
merupakan indikasi bahwa bayi mendapat &entilasi yang benar
Obser&asi pengembangan dada bayi, apabila dada kurang berkembang
mungkin disebabkan oleh salah satu penyebab berikut 1
PPeletakan sungkup kurang sempurna.
PArus udara terhambat dan tidak !ukup tekanan.
Apabila dengan tahapan di atas dada masih tetap kurang berkembang, sebaiknya
dilakukan intubasi endotrakeal dan &entilasi pipa balon.
;enilai *re$uen#i 6en%u+ ?an+ung )a%i <a6a #aa+ 1TP
Dinilai setelah melakukan &entilasi #:-$+ detik pertama.
-rekuensi denyut 'antung bayi dibagi dalam 4 kategori 1
39
#. P #++ kali permenit
$. 6+-#++ kali permenit
4. D 6+ kali permenit
Apabila "rekuensi denyut 'antung bayi P#++ kali permenit
.ayi mulai berna"as spontan, dilakukan rangsangan taktil untuk
merangsang "rekuensi dan dalamnya perna"asan. O7P dapat dihentikan,
oksigen arus bebas harus diberikan. Apabila "rekuensi perna"asan spontan
dan adekuat tidak ter'adi, O7P dilan'utkan.
Apabila "rekuensi denyut 'antung bayi 6+-#++ kali permenit
O7P dilan'utkan dengan memantau "rekuensi denyut 'antung bayi.
Apabila "rekuensi denyut 'antung bayi D 6+ kali permenit
O7P dilan'utkan. Periksa &entilasi apakah adekuat dan oksigen yang
diberikan !ukup adekuat. ,egera dimulai kompresi dada bayi .adrenalin
#1#+.+++ dosis +,#-+,4 ml)kg.. intra&ena)intratrakeal, dapat diulangi tiap 4-:
menit. Pada respons yang buruk terhadap resusitasi, hipo&olemia, hipotensi, dan
riwayat perdarahan berikan #+ ml)kg.. !airan in"us (/aCl +,;@, 2inger laktat,
atau darah). 3ika kasil pemeriksaan penun'ang menun'ukkan asidosis metabolik,
berikan natrium bikarbonat $ m<T)kg.. perlahan-lahan. /atrium bikarbonat
diberikan hanya setelah ter'adi &entilasi 'uga e"ekti" karena dapat meningkatkan
CO$ darah sehingga timbul asidosis respiratorik.
As"iksia berat dapat men!etuskan syok kardiogenik. Pada keadaan ini berikan
dopamin atau dobutamin per in"us :-$+ ug)kg..)menit setelah sebelumnya
diberikan $olume e&pander Adrenalin +,# ug)kg..)menit dapat diberikan
pada bayi yang tidak responsi" dopamin atau dobutamin.
40
.ila terdapat riwayat pemberian analgesik narkotik pada ibu saat hamil, berikan
/ar!an (nalokson) +,# mg)kg.. subkutan)intramuskular)intra&ena)melalui pipa
endotrakeal.
&. Pree$lam<#ia
Pera4a+an Pre-Hospital
&,0,6,

Kegiatan ru'ukan penderita preeklampsia berat-eklampsia, dapat dibagi dalam
beberapa tahapan, yaitu 1
#. 7ahap pengobatan pendahuluan
$. 7ahap transportasi penderita
4. 7ahap pengobatan lan'utan
5. 7ahap meru'uk balik
7A*AP P</(O.A7A/ P</DA*090A/
$. 2ambulangi, 3ohn.$++4.Penanganan dan pendahuluan prarujukan penderita
preeklampsia berat dan eklampsia. ,%- O.(I/ -K 0ni&. *asanuddin 1
%akassar
5. 7ukur 3amilu, $++;. The use of magnesium sulphate for treatmen se$ere
preeclampsia and eclampsia. A&ailable at www.annalsa"rmed.org
6. %atthiesen, 9ei". $++:. Immunology of preeclampsia. S. Karger AG, Basel :
New York
41
7. !ina Semeno"#$a%a.&'('.Pregnancy, preeclampsia. A"aila)le *rom
www.emedi!ine.!om
.agi semua tenaga kesehatan, kemampuan yang perlu dimiliki pada tahap
pengobatan pendahuluan ialah se!epatnya dapat mendiagnosis adanya hipertensi
dalam kehamilan, menentukan klasi"ikasinya, serta menentukan adanya penyulit-
penyulit yang timbul. 7u'uan pengobatan pendahuluan ialah agar penderita tidak 'atuh
dalam stadium yang lebih berat dan dapat segera mengatasi penyulit-penyulitnya.
7ahap ini lasim disebut tahap resusitasi. Dalam memberikan pengobatan pendahuluan
ini perlu diingat hal-hal yang berhubungan dengan perubahan "isiologi kehamilan
normal dan pato"isiologi hipertensi dalam kehamilan.
Ta)el (. Peru)a5an:<eru)a5an <en+ing <a6a $e5amilan normal 6an
Hi<er+en#i
Kehamilan normal
42
#. Adanya kompresi aorta - !a&al oleh rahim
$. Peningkatan kebutuhan O$ dan &entilasi
4. 2esiko aspirasi bahan lambung
*ipertensi dalam kehamilan
#. *ipo&olemia
$. Oasokonstriksi
4. Penurunan aliran darah pada organ-organ penting
O)a+:o)a+ %ang 6i)eri$an
Pengobatan pendahuluan mutlak dilakukan agar ter!apai stabilitas
hemodinamik dan metabolik1
#. Pemasangan in"us
Pemasangan kanula intra&ena dengan diameter #6 ( dimaksudkan agar dapat
memberikan !airan in"us dengan lan!ar dan sebagai sarana pemberian obat-obat
intra&ena. Cairan in"us yang diberikan adalah dekstrose :@ setiap #+++ ml
diselingi !airan ringer laktat :++ ml.
$. Obat-obat anti ke'ang
a. ;gS'0
Diberikan se!ara intramuskuler pada preeklampsia berat, sedang pada
eklampsia diberikan se!ara intra&ena.
- oading dose1 5 g %g,O5 5+@ dalam larutan #+ ml intra&ena selama 5 menit,
disusul = g %g,O5 5+@ dalam larutan $: ml intramuskuler pada bokong kiri
dan kanan masing-masing 5 g.
- 'aintenance dose1 5 g %g,O5 tiap 6 'am se!ara intramuskuler bila timbul
ke'ang lagi, dapat diberikan tambahan $ g %g,O5 i& selama $ menit sekurang-
kurangnya $+ menit setelah pemberian terakhir. .ila setelah pemberian dosis
tambahan masih tetap ke'ang maka diberikan amobarbital 4-: mg)kg..)i&.
Pada pemberian %g,O5 diperlukan pemantauan tanda-tanda kera!unan
%g,O5. Ke'ang ulang setelah pemberian %g,O5 hanya #@. %agnesium
43
sul"at menurunkan eksitabilitas neuromuskuler walaupun dapat menembus
plasenta, tidak ditemukan bukti toksisitas pada neonates dari "etus.
). Dia@e<am
,uatu antikon&ulsan yang e"ekti" dengan 'alan menekan reticular
acti$ating system dan basal ganglia tanpa menekan pusat meduler. Dia8epam
melewati barier plasenta dan dapat menyebabkan depresi pernapasan pada
neonatus, hipotensi dan hipotermi hingga 46 'am setelah pemberiannya.
Depresi neonatal ini hanya ter'adi bila dosisnya lebih dari 4+ mg pada #: 'am
sebelum kelahiran. Dosis awal 1 #+-$+ mg bolus intra&ena Dosis tambahan 1 :-
#+ mg intra&ena 'ika diperlukan atau tetesan 5+ mg dia8epam dalarn :++ ml
larutan dekstrose :@.
/. O)a+:o)a+ an+i 5i<er+en#i
Diberikan 'ika tekanan darah sistolik #6+ mm*g atau tekanan darah diastolik
##+ mm*g.
a. Klonidin
,atu-satunya antihipertensi yang tersedia dalam bentuk suntikan. # ampul
mengandung +,#: mg)ml. Caranya 1 # ampul klonidin dien!erkan dalam #+ ml
larutan garam "aal atau aTuadest. Disuntikkan mula-mula : ml i.& pelan-pelan
selama : menit setelah : menit tekanan darah diukur, bila belum turn, diberikan
lagi sisanya. Klonidin dapat diberikan tiap 5 'am sampai tekanan darah men!apai
normal.
b. /i"edipin
Obat yang termasuk golongan antagonis kalsium ini dapat diberikan #+ mg sub
lingual atau 4-5 kali #+ mg peroral.
!. *idralasin
Oasodilator ini tergolong obat yang banyak dipakai untuk hipertensi dalam
kehamilan. -erris dan .urrow mengatakan bahwa penurunan &asospasme akan
44
meningkatkan per"usi uteroplasenter. Obat ini di Indonesia hanya tersedia dalam
bentuk tablet.
0. Diure+i$a
Diuretika tidak digunakan ke!uali 'ika didapatkan1
a. edema paru
b. payah 'antung kongesti"
!. edema anasarka
Gang dipakai adalah golongan "urosemid. .aik tia8id maupun "urosemid dapat
menurunkan "ungsi uteroplasenter.
8. Kar6io+oni$a
Indikasi pemberiannya ialah bila ditemukan tanda-tanda payah 'antung.
6. An+i<ire+i$a
Digunakan bila suhu rektal di atas 4=,:UC dapat dibantu dengan pemberian
kompres dingin.
. An+i)io+i$a
Diberikan atas indikasi
-. An+i n%eri
.ila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi rahim dapat diberi
petidin :+-A: mg sekali sa'a selambat-lambatnya $ 'am sebelum bayi lahir.
%engingat dalam kasus ru'ukan preeklampsia berat-eklampsia, petugas terdepan
yang sering menemukan kasus ini adalah perawat atau bidan maka para petugas
tersebut wa'ib dan harus mampu memberikan obat-obat pendahuluan yang mutlak
dilakukan sebelum transportasi. Kewenangan dokter puskesmas dalam
memberikan obat-obat pendahuluan dapat didelegasikan kepada perawat maupun
bidan. .ila perawat atau bidan mengetahui dengan benar syarat-syarat, indikasi
45
dan !ara pemberian obat tersebut maka ke!il kemungkinan ter'adinya pengaruh
sangkal obat-obat tersebut.
.ila penderita preeklampsi-eklampsia ke'ang-ke'ang kemudian 'atuh kedalam
koma, maka selain diberikan pengobatan pendahuluan, perawatan pendahuluan
'uga penting dalam persiapan transportasi. Perlu diingat bahwa penderita koma
tidak bereaksi atau mempertahankan diri terhadap1
- suhu yang ekstrim
- posisi tubuh yang menimbulkan nyeri
- aspirasi
.ahaya terbesar yang mengan!am penderita koma adalah buntunya 'alan
napas atas. ,etiap penderita eklampsia yang 'atuh ke dalam koma harus dianggap
bahwa 'alan napas atasnya terbuntu, ke!uali dibuktikan lain. Oleh karena itu
tindakan pertama adalah men'aga dan mengusahakan agar 'alan napas atas tetap
terbuka. Cara yang sederhana dan !ukup e"ekti" adalah dengan !ara head tilt"chin
lift atau head tilt"neck lift yang kemudian dilan'utkan dengan pemasangan kanul
oro"aringeal. *al penting ke dua yang perlu diperhatikan ialah bahwa penderita
koma akan kehilangan re"leks muntah sehingga an!aman aspirasi bahan lambung
sangat besar. Ibu hamil selalu dianggap memiliki lambung penuh, oleh sebab itu
semua benda-benda yang berada dalam rongga mulut dan tenggorokan, baik
berupa makanan atau lendir harus diisap se!ara intermitten. Penderita ditidurkan
dalam posisi yang stabil untuk drainase lendir.
Pada penderita yang ke'ang tu'uan pertolongan pertama ialah men!egah
penderita mengalami trauma akibat ke'ang-ke'ang tersebut. Penderita diletakkan di
tempat tidur yang lebar hendaknya di'aga agar kepala dan ekstremitas penderita
yang ke'ang tidak membentur benda di sekitarnya. *indari "iksasi terlalu kuat yang
'ustru dapat menimbulkan "raktur..eri sudip lidah dan 'angan men!oba melepas
sudip lidah yang sedang tergigit karena dapat mematahkan gigi. 2uangan penderita
harus !ukup terang. .ila ke'ang-ke'ang reda, segera beri oksigen.
46
PE;ANTAUAN JANIN DALA; 9AHI;
Denyut 'antung 'anin dapat dipantau se!ara sederhana dengan alat monoskop,
'ika tersedia, digunakan doppler atau ultrasonogra"i.
TAHAP T9ANSPO9TASI PENDE9ITA
Gang dimaksud dengan tahap transportasi penderita ialah memindahkan
penderita dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih memadai se!ara e"ekti", e"isien
dan benar. Ada dua kegiatan yang harus dilakukan yaitu1
#. <&aluasi penderita setelah pengobatan pendahuluan (pretransfer assessment setelah
pretransfer treatment)
$. 7rans"er penderita
Pada tahap pretransfer assessment perlu diperhatikan apakah setelah
pemberian obat-obat pendahuluan, stabilitas hemodinamik dan metabolik sudah
ter!apai, biasanya memerlukan waktu 5-6 'am setelah pengobatan medikamantosa
lengkap berakhir. <&aluasi klinik yang penting untuk menentukan stabilitas
penderita adalah dari aspek.
a. ,istem kardiosirkulasi
b. ,istem respirasi
!. ,istem susunan sara" pusat
,emua data penderita di!atat dalam dokumen medik dengan model VDokumen
medik berorientasi masalahW dan harus disertakan bersama penderita pada saat
diru'uk. Waktu yang dipakai untuk menunggu ter!apainya stabilitas penderita
hendaknya diman"aatkan untuk menyiapkan transporrtasi. ,arana yang perlu
diperhatikan sebelum melakukan trans"er penderita ialah 1
a. %enyiapkan penderita dalam tandu yang benar
b. Pemasangan saluran intra&ena yang di'amin tidak akan ma!et selama per'alanan.
!. %enyiapkan semua obat, !airan in"us dan bila perlu darah untuk bekal di
per'alanan.
d. Pemasangan kateter kandung kemih dengan foley catheter /o. #=-.
47
e. Pemasangan endotracheal tube atau oropharyngeal air7ay bila mungkin
B. Penanganan 6i 9uma5 Sa$i+
-,3,('
B+I+ Pera7atan Aktif
A. Pengobatan %edisinal
#) ,egera rawat di ruangan yang terang dan tenang, terpasang in"us DF)29 dari
I(D.
$) 7otal bed rest dalam posisi lateral de!ubitus.
4) Diet !ukup protein, rendah K*-lemak dan garam.
5) Antasida.
:) Anti ke'ang1
b) ,ul"as %agnesikus (%g,O5)
-. 1irginia D. 2inn. &''3. #e$ere Preeclampsia"!elated %hanges in Gene
E&pression at the 'aternal"(etal Interface Include #ialic Acid"Binding
Immunoglobulin"ike ectin") and Pappalysin"*. A&ailable "rom
444.+5een6o7rine#o7ie+%.7om
;. Cunningham, -. (ary. $++#. 4illiam -bsetrics *5
st
edition. %!(raw-*ill 1 /ew
Gork
#+. 3ames, ,!ott. $++4. Danforth2s -bsetrics and Gnyecology :
th
edition. 9ippin!olt
>illiam and >ilkins 1 <ngland
48
,yarat1 7ersedia antidotum Ca. (lukonas #+@ (# amp)i& dalam 4 menit). 2e"lek
patella (S) kuat 2r P #6 F)menit, tanda distress na"as (-) Produksi urine P #++ !! alam
5 'am sebelumnya.
.ara Pem)erianA
oading dose se!ara intra&ena1 5 gr)%g,O5 $+@ dalam 5 menit, intramuskuler1 5
gr)%g,O5 5+@ gluteus kanan, 5 gr)%g,O5 5+@ gluteus kiri. 3ika ada tanda
impending eklampsi 9D diberikan i&Sim, 'ika tidak ada 9D !ukup im sa'a.
'aintenance dose diberikan 6 'am setelah loading dose, se!ara I% 5 gr)%g,O5
5+@)6 'am, bergiliran pada gluteus kanan)kiri.
Peng5en+ian S; A
Pengobatan dihentikan bila terdapat tanda-tanda intok-sikasi, setelah 6 'am pas!a
persalinan, atau dalam 6 'am ter!apai normotensi.
!). Dia8epam1 digunakan bila %g,O5 tidak tersedia, atau syarat pemberian %g,O5
tidak dipenuhi. Cara pemberian1 Drip #+ mg dalam :++ ml, maF. #$+ mg)$5 'am.
3ika dalam dosis #++ mg)$5 'am tidak ada pemberian, alih rawat 2. IC0.
49
d).Diuretika Antepartum1 manitol
Postpartum1 ,pironolakton (non K release), -urosemide (K release). Indikasi1
<dema paru-paru, gagal 'antung kongesti", <dema anasarka.
e). Anti hipertensi
Indikasi1 7 P #=+)##+ Diturunkan se!ara bertahap. Alternati" antepartum
Adrenolitik sentral1
- Dopamet 4?#$:-:++ mg.
- Catapres drips)titrasi +,4+ mg):++ ml D: per 6 'am 1 oral 4?+,# mg)hari.
Post partum 1
AC< inhibitor1 Captopril $? $,:-$: mg Ca Channel blo!ker1 /i"edipin 4?:-#+
mg.
"). Kardiotonika
Indikasi1 gagal 'antung
g). 9ain-lain1
Antipiretika, 'ika suhuP4=,:UC
Antibiotika 'ika ada indikasi
Analgetika
Anti Agregasi Platelet1 Aspilet #?=+ mg)hari
,yarat1 7rombositopenia (D6+.+++)!mm)
.. Pengobatan obstetrik
#). .elum inpartu
a). Amniotomi H OFyto!in drip (OD) ,yarat1 .ishop s!ore P=, setelah 4 menit
tF. %edisinal.
b). ,e!tio Caesaria
,yarat1 kontraindikasi oFyto!in drip #$ 'am OD belum masuk "ase akti".
$). ,udah inpartu
50
;ala I
-ase akti"1 6 'am tidak masuk ". akti" dilakukan ,C.
-ase laten1 Amniotomi sa'a, 6 'am kemudian pembukaan belum lengkap
lakukan ,C (bila perlu drip oFyto!in).
;ala II
Pada persalinan per&aginam, dilakukan partus buatan O<)-<. 0ntuk kehamilan
D 4A minggu, bila memungkinkan terminasi ditunda $?$5 'am untuk maturasi
paru 'anin.
PE9A2ATAN KONSE91ATIF
Perawatan konser&ati" kehamilan preterm D4A minggu tanpa disertai tanda-
tanda impending eklampsia, dengan keadaan 'anin baik. Perawatan tersebut terdiri
dari1
- ,% 7herapy1 9oading dose1 I% sa'a.
%aintenan!e dose1 sama seperti di atas.
,ul"as %agnesikus dihentikan bila sudah men!apai tanda Preeklampsia ringan,
selambat-lambatnya dalam waktu $5 'am.
-7erapi lain sama seperti di atas.
-Dianggap gagal 'ika P $5 'am tidak ada perbaikan, harus diterminasi.
-3ika sebelum $5 'am hendak dilakukan tindakan, diberikan ,% $+@ $ gr)IO dulu.
-Penderita pulang bila1 dalam 4 hari perawatan setelah penderita menun'ukkan tanda-
tanda P<2 keadaan penderita tetap baik dan stabil.
KO;PLIKASI
51
Komplikasi maternal1
#. ,epsis
$. ,olusio plasenta
0+ Disseminted Intra$ascular %oagulation
5. *emolisis
:. *ipo"ibrinogen
6. Kelainan mata
A. <dema paru
=. (agal gin'al akut
;. ,indroma *<99P
#+. Perdarahan otak
Komplikasi kehamilan1
#. .ayi berat lahir rendah.
$. Persalinan preterm as"iksia neonatorum.
4. Pertumbuhan 'anin terhambat.
<+ Intra uterine fetal death+
*al yang mungkin ter'adi terhadap neonates apabila ter'adi as"iksia pada ibu dengan P<.
adalah1
<dema otak
Perdarahan otak
Anuria atau oligouria
*iperbilirubinemia
<nterokolikans netrotikans
Ke'ang
Koma
,edangkan untuk ibu akan mengakibatkan kematian
P9OGNOSIS
As"iksia ringan 1 tergantung pada ke!epatan penetalaksanaan
52
As"iksia berat 1 dapat ter'adi kematian atau kelainan sara" pada hari-hari
pertama. As"iksia dengan P* 6,; dapat menyebabkan ke'ang sampai
koma dan kelainan neurologis permanen, misalnya serebral palsi atau
retardasi mental
53

You might also like