You are on page 1of 4

Minum Obat tidak boleh dengan susu?

.
.
.
Apakah benar kita tidak boleh minum obat dengan susu?
Apakah minum obat harus sesudah makan?
Bolehkah minum obat dengan air teh?
.
Menilik ilmu farmakokinetika, yakni ilmu tentang nasib obat di dalam badan. Obat masuk ke tubuh kita akan
mengalami berbagai peristiwa yakni :
ADME = absorpsi/penyerapan, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
Peristiwa yang terkait dengan cara minum obat adalah absorpsi yakni penyerapan obat dari tempat
pemberiannya menembus membran biologis, masuk ke sirkulasi darah sistemik. Proses ini merupakan pintu
pertama yang harus dilewati obat agar obat memberikan efeknya ke tubuh.
Cara pemberian obat yang berbeda akan mempengaruhi cepat lambatnya obat terabsorpsi, dengan kata lain
juga akan mempengaruhi cepat lambatnya obat berefek. Begitu pun makanan dan minuman, sangat
mempengaruhi proses absorpsi obat. Tergantung di mana obat diabsorpsi/tempat absorpsi obat,
maka dengan menganalisis makanan/minuman yang masuk bersama obat, maka akan mudah memprediksi
pengaruh keduanya kepada cepat lambatnya atau malah tidak terabsorpsinya obat.
Interaksi obat dengan makanan/minuman (Food drug interaction)
Sifat fisika kimia obat menentukan tempat absorpsi obat. Obat biasanya bersifat asam lemah ataubasa
lemah.
Obat asam lemah akan diserap di lambung (jika diberikan secara oral dengan diminum, bukan di bawah
lidah atau di dinding mulut bucal), sementara yang bersifat basa lemah akan diserap di usus yang
lingkungannya memang lebih basa dibandingkan lambung.
Kecepatan pengosongan lambung juga tak kalah penting untuk absorpsi obat secara oral. Semakin cepat
pengosongan lambung, bagi obat bersifat asam akan merugikan karena hanya sejumlah kecil obat yang
terserap, namun menguntungkan obat bersifat basa lemah karena segera mencapai tempat absorpsi di usus,
segera terjadi proses penyerapan.
Selain terkait sifat obat dan tempat absorpsi, makanan/minuman akan mempengaruhi bentuk obat. Obat
seharusnya berbentuk molekul kecil untuk bisa terabsorpsi dengan baik. Maka perlu dilakukan uji
disolusi/pelarutan obat saat dilakukan formulasi obat. Namun, hal lain yang perlu diwaspadai adalah adanya
interaksi obat dengan makanan/minuman atau nutrien tertentu, sehingga terbentuk senyawa kompleks
bermolekul besar yang menghalangi obat diabsorpsi.
Contoh interaksi obat dengan makanan/minuman atau nutrient :
1. obat-obat antialergi golongan antihistamin (Benadryl, Claritin, CTM, Zyrtec, Incidal, dll)
merupakan obat bersifat asam lemah yang absorpsinya terjadi di lambung. Maka seharusnyadiminum saat
perut kosong (satu jam sblm makan atau 2 jam sesudah makan) atau cukup diminum dengan air putih saja.
Jika diminum dengan susu, adanya pencernaan susu akan menghambat proses absorpsi di lambung, efek
obat menjadi lambat.
2. Obat pain killer dan antiinflamasi (anti rematik, anti Gout/asam urat, anti bengkak).
Obat golongan ini sebagian besar bersifat asam agak tinggi (ibuprofen=Nurofen, advil, aspirin, aspilet,
aspro, asam mefenamat=ponstan, mefinal) walaupun absorpsi terjadi di lambung, namun karena keasaman
yang tinggi tsb akan menimbulkan efek samping nyeri lambung, maka seharusnya diminum bersama susu,
atau sebentar sesudah makan. Walaupun jelas ada penundaan absorpsi, namun karena mengingat efek
sampingnya yang jauh lebih berbahaya, maka lebih baik menunda absorpsi dengan makan/minum susu tsb.
Begitu pula dengan obat anti inflamasi golongan non steroid (diclofenac/voltaren, difflam, cataflam) dan
steroid (deksametason, metil prednisolon/meptin, medrol, prednisone/deltasone, cortisone asetat/cortef),
harus diminum sesudah makan atau bersama susu. Lain lagi dengan parasetamol (panadol, tempra, lylenol),
karena bersifat lebih basa lemah dan diabsorpsi di usus, maka lebih baik obat jenis ini diminum sebelum
makan, diikuti makanan sehingga akan segera sampai di usus, terjadilah proses absorpsi.
3. Secara umum untuk antibiotik (penisilin=amoksisilin, ampisilin, ciproflokasasin, ofloksasin, eritromisin,
azitromisin, metronidasol, cotrimoksasol) seharusnya diminum saat perut kosong.
Minum cukup dengan air putih. Karena absorpsi terjadi di lambung. Hal menarik terjadi khusus dengan
golongan tetrasiklin (tetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin). Bila obat golongan ini diminum
dengan susu atau daiyr product yang mengandung kalsium (yogurt), atau diminum bersama obat suplemen
mengandung zat besi dan kalsium (multivitamin dan mineral), atau obat sakit maag (mengandung kalsium,
magnesium, atau aluminium), maka mineral valensi 2 dan 3 ini akan membentuk senyawa komplaeks
ermolekul besar dengan golongan tetrasiklin. Obat golongan tetrasiklin sama sekali tidak terabsorpsi
sehingga tidak akan muncul efek farmakologi yang diinginkan pasien, kemungkinan besar terjadi kegagalan
terapi. Obat jerawat biasanya mengandung golongan tetrasiklin ini. Hal serupa juga berlaku untuk obat
antijamur (griseofulvin, ketokonazol, fluconazol). Jangan diminum bersama susu, dairy product, multivitamin
dan mineral, obat antasid untuk sakit maag.
4. Obat asma yang mengandung teofilin atau aminofilin,
adanya makanan lemak tinggi atau cafein akan meningkatkan efek samping teofilin (terjadi gangguan di
jantung, palpitasi). Jangan minum obat asma ini dengan kopi atau sesudah makan lemak tinggi. Makana
berkadar tinggi karbohidrat seperti nasi akan menurunkan jumlah teofilin yang terabsorpsi. (Aminofilin
sesudah masuk tubuh akan membentuk teofilin juga = prodrug).
5. Obat antikolesterol lovastatin, simvastatin, pravastatin,
dengan adanya susu atau makanan akan meningkatkan absorpsi obat. Maka lebih baik diminum dengan
susu atau sesudah makan (kurang dari 2 jam sesudah makan).
6. Obat cacing (pirantel pamoat)
lebih baik diminum dengan susu atau sesudah makan, karena akan terjadi peningkatan absorpsi dengan
makanan/susu.
7. Obat antihipertensi ACE inhibitor (captopril dan golongannya=capoten, vasotec,accupril)
jangan diminum bersama jus buah atau sayuran yang mengandung tinggi kalium/potasium (pisang, jeruk,
sayuran berhijau daun), karena tingginya kalium akan meningkatkan efek obat golongan ini sehingga bisa
muncul efek samping di jantung.
Jadi, sebaiknya obat diminum dengan susu, teh, air putih, jus buah, sebelum atau sesudah makan
sangat bervariasi tergantung golongan obat (beserta sifat fisika kimia dan faktor lainnya yang terkait). Tidak
bisa dilakukan generalisasi : tidak boleh minum obat dengan susu, minum obat harus sesudah makan,
merupakan image dalam masyarakat yang harus diubah demi keberhasilan terapi obat.

[*] di copy paste secara liar dari milis balita-kita@yahoogroups.com
Beri rating:

2

0

Rate This
Related
Demam pada Anak-anakIn "Tak Berkategori"
Obat Tradisional Pengusir Demam AnakIn "Tak Berkategori"
rush weekendsIn "piece of mind"
About this entry
Youre currently reading Minum Obat tidak boleh dengan susu?, an entry on 4bu Huw@idah
Telah Diterbitkan:

Desember 1, 2008 / 4:11 pm
Kategori:

Tak Berkategori
Tag:

aminofilin, antibiotik, antihipertensi,antihistamin, antiinflamasi, antikolesterol lovastatin, asam
lemah, basa lemah, minum susu setelah makan obat, pirantel
pamoat,pravastatin, simvastatin, teofilin

You might also like