You are on page 1of 11

Materi semester 2

Satuan Pendidikan : S M K
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X / 2
Program Keahlian : KES dan MM
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 4. Menerapkan konsep impuls dan momentum
Kompetensi Dasar : 4.1 Memahami konsep impuls dan hukum kekekalan momentum
4.2 Menerapkan hubungan impuls dan momentum dalam perhitungan

I. Materi Pembelajaran
MOMENTUM, IMPULS, DAN HUBUNGANNYA
1. Momentum
Setiap benda yang bergerak pasti memiliki momentum. Momentum merupakan hasil kali antara massa
dengan kecepatan benda. Karena kecepatan merupakan besaran vektor, maka momentum juga
termasuk besaran vektor yang arahnya sama dengan arah kecepatan benda. Secara matematis,
persamaan momentum dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
p = momentum benda (kg . m/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
2. Impuls
Impuls benda didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan selang waktu gaya itu bekerja pada
benda. Impuls temasuk besaran vektor yang arahnya sama dengan arah gaya. Untuk menghitung besar
impuls dalam satu arah dapat Anda gunakan persamaan berikut.
Keterangan:
I = besar impuls (N.s)
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
t = selang waktu (s)

3. Hubungan Momemtum dan Impuls
Bila benda dengan massa m bergerak karena pengaruh gaya konstan F sehingga timbul percepatan
sebesar a, maka berdasar hukum II Newton diperoleh persamaan:
, karena , maka:



Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan
perubahan momentum yang dialami benda tersebut.

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

Huygens, ilmuwan berkebangsaan belanda, melakukan eksperimen dengan menggunakan bola-bola
bilyar untuk menjelaskan hukum kekekalan momentum.Perhatikan gambar berikut.

Dua buah bola yang masing-masing bermassa m
1
dan m
2
bergerak dengan kecepatan v
1
dan
v
2
.Kemudian kedua benda bertumbukan dan setelah bertumbukan kecepatan masing-masing benda
menjadi v
1
dan v
2
. Karena tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem tersebut, maka momentum
sistem kekal, artinya momentum sebelum dan sesudah tumbukan sama.


Keterangan:
v
1
dan v
2
= kecepatan masing-masing benda sebelum tumbukan (m/s)
v
1
dan v
2
= kecepatan masing-masing benda setelah tumbukan (m/s)

Persamaan diatas dinamakan hukum kekekalan momentum. Hukum ini menyatakan bahwa:
jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka jumlah momentum sistem sebelum dan
sesudah tumbukan kekal (tetap)


II. Materi Pembelajaran

TUMBUKAN
Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan dengan konsep momentum dan
impuls.Di antaranya peristiwa tumbukan antara dua kendaraan. Tumbukan antara kedua benda yang
kita bahas adalah tumbukan sentral, yaitu tumbukan yang terjadi bila titik pusat benda yang satu
menuju ke titik pusat benda yang lain.
Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku hukum
kekekalan energi mekanik, sebab sebagian energi mungkin diubah menjadi energi bentuk lain, misalnya
panas atau bunyi, akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk benda.Besarnya kecepatan relatif
juga berkurang dengan suatu faktor tertentu yang disebut koefisien restitusi (e).







Jenis-Jenis Tumbukan
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Pada tumbukan lenting sempurna tidak terdapat kehilangan energi, sehingga berlaku:
a. Hukum kekekalan energi kinetik

b. Hukum kekekalan momentum

c. Koefisien restitusi (e = 1)

2. Tumbukan Lenting Sebagian
Pada tumbukan lenting sebagian terdapat kehilangan energi, sehingga berlaku:
a. Hukum kekekalan momentum

b. Koefisien restitusi (0 < e < 1)

Pada kasus sebuah bola yang dilepas dari ketinggian h
1
di atas lantai. Setelah menumbuk lantai bola akan
terpental setinggi h
2
.


3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali , setelah tumbukan kedua benda menjadi satu dan bergerak
bersama-sama (v
1
= v
2
= v) sehingga berlaku:
a. Hukum kekekalan momentum

b. Koefisien restitusi (e = 0)












Satuan Pendidikan : S M K
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X / 2
Program Keahlian : KES dan MM
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 5. Menerapkan konsep usaha, energi dan daya
Kompetensi Dasar : 5.1 Memahami konsep usaha, energi dan daya


I. Materi Pembelajaran
Usaha
Dalam kehidupan sehari-hari, usaha diartikan sebagai segala sesuatu yang dikerjakan manusia.
Sedangkan dalam fisika, usaha didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berpindah.
Keterangan:
W = usaha (J)
F = gaya yang bekerja pada benda(N)
s = perpindahan yang ditempuh benda (m)

Energi
Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha.Suatu benda dikatakan memiliki energi
jika benda tersebut dapat melakukan usaha.Misalnya kendaraan dapat mengangkat barang karena
memiliki energi yang diperoleh dari bahan bakar.
Keberadaan energi bersifat kekal, sesuai dengan pernyataan Hukum Kekekalan Energi yang berbunyi:
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya mengalami perubahan
bentuk dari bentuk satu menjadi bentuk lain. Misalnya, pada kipas angin terjadi perubahan energi dari
energi listrik menjadi energi gerak.

1. Energi Kinetik
Energi kinetik merupakan energi yang dimiliki benda karena gerakannya.Energi kinetik suatu benda
besarnya berbanding lurus dengan massa benda dan kuadrat kecepatannya. Secara matematis ditulis
sebagai berikut:
Keterangan:
E
k
= Energi kinetik (J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)

2. Energi Potensial
Energi potensial merupakan energi yang dimiliki benda karena kedudukannya (ketinggian). Energi
potensial gravitasi besarnya berbanding lurus dengan massa benda dan ketinggiannya. Misalnya, kita
menjatuhkan batu ke kaki, sakit yang kita rasakan adalah akibat dari energi potensial. Makin besar
massa batu, makin sakit yang kita rasakan. Secara matematis ditulis sebagai berikut:

Keterangan:
E
p
= Energi potensial (J)
m = massa benda (kg)
h = tinggi benda (m)
g = percepatan gravitasi (m/s
2
)

3. Energi Mekanik
Energi mekanik didefinisikan sebagai penjumlahan antara energi kinetik dan energi potensial.



II. Materi Pembelajaran
Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Keberadaan energi bersifat kekal, sesuai dengan pernyataan Hukum Kekekalan Energi yang berbunyi:
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya mengalami perubahan
bentuk dari bentuk satu menjadi bentuk lain. Misalnya, pada kipas angin terjadi perubahan energi dari
energi listrik menjadi energi gerak.

Misalkan terdapat suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian h
A
di atas tanah.
Pada ketinggian tersebut benda memiliki Ep
A
= m g h
A
terhadap tanah dan kecepatan benda v
A
sehingga
Ek
A
= m v
A
2
. Kemudian dalam selang waktu t benda jatuh hingga mencapai ketinggian h
B
di atas tanah
dengan Ep
B
= m g h
B
dan kecepatan v
B
sehingga Ek
B
= m v
B
2
. Jadi, Persamaan energi mekaniknya
menjadi seperti berikut.

Pada sebuah benda yang mengalami gerak jatuh bebas berlaku:
Pada posisi awal v = 0 Ek = 0, dan Ep maksimum sehingga Ep = EM
Kemudian, Ep berkurang sedangkan Ek bertambah, berarti Ep berubah menjadi Ek
Pada posisi benda di tengah, Ep = Ek
Pada posisi benda menyentuh tanah h = 0 Ep = 0 dan Ek maksimum sehingga Ek = Em

III. Materi Pembelajaran
Hubungan usaha dengan energi kinetik
Jika pada sebuah benda dengan massa m bekerja gaya konstan sebesar F, sehingga benda berpindah
sejauh s searah dengan gaya F, maka usaha yang dilakukan oleh gaya F selama perpindahan benda dapat
dinyatakan dengan:

Berdasarkan hukum II Newton , sehingga:



Karena benda melakukan GLBB, maka didapat persamaan:
atau
Sehingga:


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha merupakan perubahan energi kinetik (energi kinetik
akhir dikurangi energi kinetik awal).

Hubungan usaha dengan energi potensial
Sebuah benda bermassa m mula-mula berada pada ketinggian h
1
kemudian jatuh
hingga mencapai ketinggian h
2
, maka besarnya usaha yang bekerja pada benda memenuhi persamaan:



DAYA
Daya didefinisikan sebagai besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya konstan tiap satuan waktu. Daya
juga disebut sebagai kecepatan untuk melakukan usaha. Secara matematis daya dapat dirumuskan
sebagai berikut:
atau

Keterangan:
P = daya (J/s atau watt) t = waktu (s)
W = usaha (J) v = kecepatan (m/s)
Satuan lain dari daya adalah horse power (hp), dimana 1 hp = 746 watt.







Satuan Pendidikan : S M K
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X / 2
Program Keahlian : KES dan MM
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 6. Menginterpretasikan sifat mekanik bahan
Kompetensi Dasar : 6.1 Memahami konsep elastisitas bahan

I. Materi Pembelajaran
ELASTISITAS BAHAN
Sifat mekanik suatu bahan mencerminkan hubungan antara rangsangan atau deformasi dengan gaya
terpakai. Perilaku sifat mekanik ini sangat penting, seperti : kekuatan, kekerasan, elastisitas, dan
ketangguhan bahan.
Elastisitas bahan merupakan faktor yang selalu diperhitungkan dalam dunia teknik, terutama teknik
bangunan.Hal ini erat kaitannya dengan ilmu kekuatan bahan (spaningleer).Ilmu ini mempelajari gaya-
gaya yang timbul di dalam bahan (kayu, beton, dan baja). Gaya-gaya tersebut meliputi gaya tarik,
tegangan geser, lenturan, puntiran, dan sebagainya. Pengetahuan tentang hal ini untuk mengetahui
perubahan bentuk yang terjadi pada bahan karena adanya gaya-gaya tersebut.
Semasa kecil Anda mungkin pernah bermain karet gelang, tanah liat, atau plastisin.Saat Anda menarik
karet gelang, karet makin panjang.Jika tarikan dihilangkan, maka bentuk karet kembali seperti semula.
Lain halnya dengan karet, tanah liat saat ditekan akan berubah bentuk. Jika tekanan dihilangkan,
ternyata bentuk tanah liat tidak kembali seperti semula.Sifat sebuah benda yang dapat kembali ke
bentuk semula disebut elastis.Benda-benda yang mempunyai elastisitas atau sifat elastis disebut benda
elastis, seperti karet gelang, pegas, dan plat logam.Sedangkan sifat sebuah benda yang tidak dapat
kembali ke bentuk semula disebut plastis.Benda-benda yang demikian disebut benda plastis, seperti
plastisin, tanah liat, dan adonan kue.
Pada umumnya benda elastis mempunyai sifat plastis. Sebagai contoh, jika pegas direntangkan dengan
gaya yang semakin besar , maka pada saat tertentu akan terjadi keadaan dimana pegas tidak dapat
kembali ke bentuk semula, sampai akhirnya pegas akan rusak apabila gaya yang diberikan terlalu besar.
Jadi, sifat elastis bahan memiliki batas tertentu. Pegas atau benda-benda lain yang dikenai gaya besar
akan hilang sifat elastisitasnya.

II. Materi Pembelajaran

HUKUM HOOKE

Pada tahun 1676, Robert Hooke menyatakan bahwa Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas
pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya
tariknya.Perhatikan gambar berikut.


Pemberian gaya sebesar F akan mengakibatkan pegas bertambah panjang sebesar x. Besar gaya F
berbanding lurus dengan x. Secara matematis dirumuskan dengan persamaan berikut.
Keterangan:
F = gaya yang bekerja pada pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)

1. Konstanta Pegas
Perhatikan tabel berikut.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa makin besar gaya yang bekerja pada pegas F makin besar
pertambahan panjang pegas x. Perbandingan antara gaya yang bekerja pada pegas F dan pertambahan
panjang pegas x akan menghasilkan suatu tetapan yang disebut tetapan pegas. Secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut.

2. Energi Potensial Pegas
Ketika Anda menarik ketapel Anda akan merasakan adanya tenaga tarikan yang melawan gaya tarikan
tangan Anda. Jika gaya tarikan tangan dilepas, maka ketapel akan melemparkan benda yang ditaruh di
dalamnya. Usaha yang dilakukan untuk menarik pegas dapat dihitung sebagai luas daerah di bawah
grafik gayaF dan pertambahan panjang pegas x. Perhatikan gambar grafik berikut.


Seluruh usaha (W) yang dilakukan oleh gayaF tersimpan menjadi energi potensial pegas karena tidak
terjadi perubahan energi kinetik pegas. Oleh karena itu, sebuah pegas yang memiliki konstanta pegas k
dan terentang sejauh xdari keadaan setimbangnya, memiliki energi potensial sebesar Ep.
Keterangan:
Ep = Energi potensial pegas (J)

3. Susunan Pegas
Dua buah pegas atau lebih dapat disusun seri, paralel, atau gabungan seri dan paralel.Susunan pegas
dapat diganti dengan sebuah pegas pengganti.Berikut hal-hal yang berkaitan dengan pegas pengganti
dari susunan pegas seri dan paralel.

a. Susunan seri
Jika dua buah pegas disusun secara seri, setiap pegas memiliki konstanta pegas k
1
dan k
2.
Jika pada ujung
pegas yang disusun seri tersebut diberi gayaF, kedua pegas tersebut akan menerima gaya yang sama,
yaitu F.


Pertambahan panjang pegas total (x) pada pegas yang disusun seri berlaku:

Dengan K
s
= konstanta pegas seri (N/m)

b. Susunan paralel
Jika dua buah pegas disusun secara paralel, setiap pegas memiliki konstanta pegas k
1
dan k
2.
Jika pada
ujung pegas yang disusun secara paralel tersebut diberi gayaF, besar gaya F dibagi menjadi dua pada
kedua ujung pegas tersebut, yaitu F
1
dan F
2
.


Pada pegas yang disusun paralel berlaku:

Dengan K
p
= konstanta pegas paralel (N/m)


III. Materi Pembelajaran

TEGANGAN, REGANGAN, DAN MODULUS ELASTISITAS

Benda yang dikenai gaya tertentu akan mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk bergantung
pada arah dan letak gaya-gaya tersebut diberikan.Ada tiga jenis perubahan bentuk yaitu regangan,
mampatan, dan geseran.
Regangan
Rengangan merupakan perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya yang
berlawanan arah (menjauhi pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung benda.
Mampatan
Mampatan adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya yang berlawanan
arah (menuju pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung benda.
Geseran
Geseran adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya yang berlawanan arah
dikenakan pada sisi-sisi bidang benda.


Perubahan bentuk benda akibat pengaruh gaya

1. Tegangan (Stress)
Jika seutas kawat yang mempunyai luas penampang A mengalami gaya tarik F pada kedua ujungnya,
maka kawat tersebut akan mengalami tegangan. Tegangan merupakan perbandingan antara gaya
terhadap luas penampang di mana gaya tersebut bekerja. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut.
Keterangan:
= tegangan (N/m
2
)
F = gaya (N)
A = luas penampang benda (m
2
)

Tegangan benda sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan penyangga atau
penopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan gantung dan bangunan bertingkat.

2. Regangan (Strain)
Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang benda terhadap
panjang mula-mula . Regangan dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
= regangan
= pertambahan panjang benda (m)
= panjang mula-mula benda (m)


3. Modulus Elastisitas (Modulus Young)
Selama gayaF yang bekerja pada benda elastis tidak melampaui batas elastisitasnya, maka perbandingan
antara tegangan () dengan regangan () adalah konstan. Bilangan (konstanta) tersebut dinamakan
modulus elastis atau modulus Young (E).Jadi, modulus elastis atau modulus Young merupakan
perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami oleh suatu benda.Secara matematis
ditulis seperti berikut.

Keterangan:
E = modulus elatisitas (N/m
2
atau Pa)

Modulus elastisitas beberapa jenis bahan

You might also like