You are on page 1of 39

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan merupakan hal yang essensial dalam kehidupan manusia. Sehat merupakan
suatu investasi untuk kehidupan yang produktif, menjadi berarti, bahagia dan sejahtera.
Upaya masyarakat dari tahun ke tahun untuk meningkatkan status kesehatan yang ia
miliki terus meningkat, hal itu terlihat dari semakin besarnya perhatian masyarakat terhadap
kesehatan, sehingga keadaan tersebut juga akan meningkatkan tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas, baik terhadap jenis pelayanan kesehatan maupun
proses dalam pemberian pelayanan kesehatan tersebut.
Pemahaman akan pentingnya kesehatan yang terus meningkat menyebabkan berbagai
jenis terapi semakin berkembang dan diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, salah
satunya adalah terapi komplementer. Dikenal sebagai terapi komplementer karena terapi
tersebut bertindak sebagai terapi pelengkap dari terapi konvensional yang ada, selain itu
terapi komplementer seringkali didasarkan pada pengetahuan tradisional.
Terapi komplementer berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan baik
dalam hal promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pentingnya terapi komplementer
sebagai suatu terapi pengobatan yaitu, untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan yang
baik, sebagai bantuan untuk pelaksanaan tugas sehari-hari dalam terapi medis, ketidakpuasan
dengan praktek medis konvensional, ketidakpuasan dengan tingkat keberhasilan dalam
pelayanan medis serta untuk mengurangi efek samping dari terapi konvensional. Selain itu,
terapi komplementer disamping memberikan efek pada raga juga memberikan efek positif
pada jiwa seseorang yang telah melakukan terapi ini.
Salah satu contoh dari terapi komplementer adalah terapi pijat. Dalam salah satu
penelitian yang dilakukan oleh Dr Andrew Weil seorang peneliti dari University of Arizona
College of Medicine yang dimuat dalam Public Education SiteAssociated Bodywork dan
Pijat Professional (2010) menunjukkan bahwa terapi pijat dapat menawarkan berbagai
manfaat terutama bagi orang-orang dengan stres atau kecemasan, otot tegang, atau
osteoarthritis. Terapi pijat bisa meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, meningkatkan
2

sirkulasi.Studi juga menunjukkan bahwa terapi pijat dapat membantu mencegah atau
mengelola beberapa efek samping dan komplikasi yang biasa dialami oleh penderita kanker,
baik selama dan setelah pengobatan.
Satu estimasi adalah bahwa 70-90% orang menggunakan terapi komplementer di seluruh
dunia sebagai bagian rutin dari perawatan kesehatan mereka ( Kreitzer& Jensen, 2000). Di
Indonesia hasil pengobatan komplementer sudah banyak dilakukan selama lebih dari satu
dekade dan dijadikan bahan analisis kajian dan penentuan kebijakan lebih lanjut tentang
keamanan dan efektivitas pengobatan komplementer.Sebenarnya terapi komplementer telah
banyak ada di Indonesia, hanya saja peran perawat belum begitu terlihat disini.Banyak hal
yang menyebabkan problema tersebut, diantaranya yaitu belum adanya kajian secara spesifik
yang membahas tentang semua hal yang berkaitan dengan terapi komplementer dan
alternative dalam keperawatan serta kurangnya sumber sumber informasi mendalam tentang
terapi komplementer di kalangan perawat.
Berbagai hal tersebut menjadi kelemahan dari terapi komplementer, kurangnya kajian
yang spesifik dan terapi komplementer yang digunakan sebagai pelengkap dari terapi
konvensional, menyebabkan seringkali efek yang ditimbulkan baik itu bermanfaat atau
merugikan sulit untuk diamati. Berbagai jenis terapi baik itu dalam bentuk obat herbal
ataupun dengan terapi sentuhan seperti misalnya pijat, pada beberapa kondisi khusus
contohnya pada ibu hamil tidak selalu bisa diberikan, selain itu beberapa terapi komplementer
tidak relevan dengan konsep budaya di masing masing daerah. Hal hal tersebut apabila
tidak dicermati maka akan menyebabkan kegagalan dalam terapi komplementer yang
diberikan.
Seiring dengan hal itulah, maka sebagai pemberi pelayanan kesehatan atau asuhan
kesehatan (Health Care), perawat sudah semestinya untuk dapat pula mengembangkan terapi
komplementer dalam keperawatan, hal ini mengingat perawat secara holistik harus bisa
mengintegrasikan prinsip mind-body-spirit dan modalitas (cara menyatakan sikap terhadap
suatu situasi) dalam kehidupan sehari-hari dan praktek keperawatannya. Terapi komplementer
menjadi salah satu cara bagi perawat untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik dengan
menggunakan diri sendiri sebagai alat atau media penyembuh dalam rangka menolong orang
lain dari masalah kesehatan.
3

Sebenarnya terapi komplementer telah banyak ada di Indonesia, hanya saja peran
perawat belum begitu terlihat disini.Banyak hal yang menyebabkan problema tersebut,
diantaranya yaitu belum adanya kajian secara spesifik yang membahas tentan semua hal yang
berkaitan dengan terapi komplementer dan dalam keperawatan serta kurangnya sumber -
sumber informasi mendalam tentang terapi komplementer dan alternative di kalangan perawat
itu sendiri.
Berdasarkan dari uraian tersebut, maka tim penulis tertarik untuk melakukan penulisan
makalah mengenai terapi komplementer.
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh tim penulis dalam makalah ini yaitu
meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang issue dan trend dalam keperawatan yang
berkaitan dengan terapi alternative dan komplementer.
4

BAB II
TINJAUAN TEORI


A. Definisi Terapi Komplementer
Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, sehingga
untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi
merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun
temurun pada suatu negara. Tetapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer.
Sedangkan menurut NCCAM (2008), terapi komplementer adalah sekelompok
sistem, praktik dan produk pelayanan kesehatan yg sangat bervariasi yg saat ini tidak
dianggap sebagai bagian dari kedokteran konvensional.
Terapi komplementer adalah terapi dalam ruang lingkup luas meliputi system
kesehatan, modalitas, dan praktek-praktek yang berhubungan dengan teori-teori dan
kepercayaan pada suatu daerah dan pada waktu/periode tertentu. Terapi komplementer
adalah terapi yang digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk
menggantikan terapi medis. Terapi komplementer dapat digunakan sebagai single therapy
ketika digunakan untuk meningkatkan kesehatan (Sparber, 2005)
Definisi pengobatan komplementer tradisional alternatif adalah pengobatan non
konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional.( Permenkes No.
1109/Menkes/PER/IX/2007).
Berdasarkan dari definisi definisi yang telah yang telah dikemukakan, maka terapi
komplementer adalah sebuah terapi non konvensional yang merupakan bagian dari sistem
5

dan produk pelayanan kesehatan berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan bukan untuk menggantikan terapi
medis.
B. Terapi Alternatif dan Komplementer dalam Keperawatan
Perawat secara holistik harus bisa mengintegrasikan prinsip mind-body-spirit dan
modalitas (cara menyatakan sikap terhadap suatu situasi) dalam kehidupan sehari-hari dan
praktek keperawatannya. Terapi komplementer menjadi salah satu cara bagi perawat untuk
menciptakan lingkungan yang terapeutik dengan menggunakan diri sendiri sebagai alat atau
media penyembuh dalam rangka menolong orang lain dari masalah kesehatan. Terapi
komplementer digunakan bersama-sama dengan terapi medis conventional.
Menurut Mamat Lukman, SKM., S.Kp., M.Si dalam seminar bertema
Complementary Therapy dalam Praktik Keperawatan. Perawat adalah salah satu pelaku
dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi terapi. Perawat dapat melakukan
intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik dengan memberikan
advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada pasien
(Hartiah,2012).
Terapi komplementer di klasifikasikan menjadi beberapa macam antara lain, Mind-
BodyTherapy, terapi dengan basis biologis, terapi dengan dasar memanipulasi tubuh
(badan), terapi berbasis energi, terapi spiritual dan terapi berbasis nutrisi. Hypnotherapy dan
akupuntur menjadi jenis yang bisa digunakan kepada pasien oleh perawat dalam usaha
melakukan intervensi mandiri.
Hyonotherapy bisa digunakan untuk mengarahkan pasien dengan memanfaatkan
keadaan hipnotik untuk mengenal dan menyentuh potensi dan sumber dari pikiran bawah
sadar sehingga terjadi perubahan teurapeutik. Dalam kondisi tersebut kita bisa memberi
sugesti kepada pasien,hal tersebut akan memudahkan perawat dalam melakukan
pekerjaannya. Berbeda dengan Hyonotherapy, Dr. Tomi menjelaskan bahwa akupuntur
merupakan keterapian fisik melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
dengan cara perangsangan daerah permukaan tubuh tertentu (titik akupuntur). Pada masa
perawatan, akupuntur dapat membantu dalam menanggulangi dan mengatasi rasa
6

nyeri.Media yang digunakan pada akupuntur biasanya adalah jarum atau sarana pengganti
lainnya, tuturnya.
Dari aspek hukumnya, Dr. Tri menyebutkan beberapa dasar hukum untuk terapi
komplementer alternatif.Diantaranya adalah Permenkes RI no.1109/Menkes/PER/IX/2007
tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer alternatif di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Terapi komplementer dalam dunia medis dibagi empat jenis terapi : Chiropractic,
teknik relaksasi, terapi masase dan akupunktur. Banyak terapi modalitas yang digunakan
pada terapi komplementer mirip dengan tindakan keperawatan seperti teknik sentuhan,
masase dan manajemen stress.
Berikut macam macam dari terapi komplementer dan kedokteran alternatif :
masase, diet, terapi musik, vitamin, produk herbal, teknik relaksasi, imagenary, humor,
terapi sentuhan. Akupuntur, acupressure, chiropractice, dukungan kelompok, hipnotis,
meditasi, aromatherapy, yoga , biofeedback. Klasifikasi Terapi Alternatif dan
Komplementer
Klasifikasi Terapi komplementer alternatif berdasarkan Permenkes RI, Nomor :
1109/Menkes/Per/2007 adalah :
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi, mediasi,
penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati,
aromaterapi, ayurveda
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat
urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik, EECP


7

Sedangkan Klasifikasi terapi komplementer (NCCAM, 2008) :
1. Mind-Body Interventions
Memperkuat fungsi dan reaksi tubuh dengan pendayagunaan kekuatan pikiran, misalnya
Patient Support Groups, Cognitive-behaviorial Therapy, Meditation, Prayer, Mental
Healing, terapi lain yang menggunakan jalur kreativitas (creative outlets), seperti Art.
Musik atau Dance Healing.Termasuk juga hipnotis dan sugesti, NLP (Neuro-Linguistic
Programming), dan efek placebo (Placebo Effect).
2. Biological-based Therapy
Menggunakan bahan alami misalnya herbal products (China, Barat, dan obat herbal
tradisional lainnya), Diettary supplements, bahan alami lainnya yang secara ilmiah
belum terbukti manfatnya, misalnya sirip ikan hiu (shark cartilage) untuk pengobatan
penyakit kanker. Termasuk antioksidan (anti-oxidizing agent, misalnya selenium) dan
mineral koloidal lain.
3. Manipulative and Body-based Methods
Meranggsang atau menggerakkan anggota tubuh untuk mengembalikan fungsinya yang
normal, misalnya chiropractic, osteopathic Manipulation, dan pijat juga termasuk gerak
dan latihan pernafasan seperti Yoga, Alexander Technique, Pilates, Teknik Buteyko,
Eucapnic Breathing.
4. Energy Therapies
Mendayagunakan sumber energy untuk memperbaiki fungsi system tubuh, yaitu:
Biofield Therapies ( misalnya Acupunture, Acupressure, Qi gong, Reiki. Therapeutic
Touch) dan Bioelectromagnetic-based Therapies (misalnya Eletromagnetic Field
Therapy).
1. Terapi Komplementer Sebagai Intervensi dalam Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas data hasil pengkajian yang
digunakan oleh perawat untuk membuat rencana, melakukan implementasi dan evaluasi
(NANDA).
8

Sebagaimana pengertian dari terapi komplementer yaitu sebagai cara pengobatan
atau perawatan yang dilakukan bersama atau sebagai tambahan terhadap pengobatan
konvensional, maka terapi komplementer juga dapat menjadi tambahan intervensi yang
memungkinkan dilakukan oleh perawat dalam mengatasi masalah keperawatan yang
dialami oleh klien.
Dalam menggunakan terapi komplementer tentunya perawat harus selalu
menggunakan lima prinsip dasar dalam setiap aplikasi perawatan yaitu pengkajian,
diagnosa, intervensi, implemtasi, dan evaluasi, sehingga terapi komplementer yang
diberikan akan lebih focus dalam menyelesaikan masalah keperwatan dan sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh klien.
Diantara beberapa terapi komplementer yang dapat digunakan sebagai intervensi
dalam diagnosa keperawatan yaitu terapi pijat.Terapi pijat dapat digunakan sebagai
intervensi dalam diagnosa keperawatan keletihan, yang dapat dihubungkan dengan faktor
psikologis ataupun faktor fisiologis.
Selain dignosa keperawatan keletihan, terapi komplementer juga dapat digunakan
sebagai intervensi dalam beberapa diagnosa keperawatan yang ada seperti misalnya nyeri,
konstipasi dan lain sebagainya, sesuai dengan terapi komplemter yang digunakan dan
data data yang menunjang untuk dilakukan terapi komplementer.
C. Strategi dalam Menjalankan Terapi Komplementer
Dalam setiapmelakukan tindakan atauperencanaan, tentunya dibutuhkan strategi
yang tepat, strategi ini akan menentukan arah perjalanan tindakan atau rencana yang akan
kita lakukan, sehingga penggunaan strategi yang tepat akan lebih memudahkan tenaga
kesehatan pada umumnya dan perawat pada khususnya dalam mencapai tujuan yang
diharapkan dalam menjalankan terapi komlementer.
Terdapat banyak definisi tentang strategi itu sendiri, salah satu definisi yang
dikemukakan oleh Jones bahwa, strategi merupakan suatu kelompok keputusan, tentang
tujuan-tujuan apa yang akan diupayakan pencapaiannya, tindakan-tindakan apa yang perlu
dilakukan, dan bagaimana memanfaatkan sumber-sumber daya, guna mencapai tujuan
tersebut.
9

Pemahaman akan Konsep strategi merupakan sebuah keharusan yang sangat penting
dimiliki oleh setiap entrepreneur maupun setiap manajer, dalam segala macam bidang
usaha. Dalam hal mendirikan terapi komplementer sendiri, strategi yang kita lakukan dapat
berlandas pada elemen essensial sebagai berikut:
1. Tentukan terlebih dahulu tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang paling penting yang
perludicapai.
2. Kebijakan yang paling penting yang mengarahkan atau membatasi kegiatan.
3. Tahapantahapan tindakan pokok atau program yang akan mencapai tujuan yang
ditetapkan di dalam batas-batas yang digariskan.
Selain dari berpijak pada elemen essensial yang dikemukakan tersebut, strategi yang
kita terapkan dapat pula dengan melakukan analisa terlebih dahulu, analisa yang kita
terapkan dapat dengan menggunakan bentuk analisa SWOT , yaitu : Strength (kekuatan atau
faktor pendukung), weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan) dan treat (ancaman).
Dikaitkan dengan usaha dalam menjalankan terapi komplementer, pada analisa
SWOT, strength (kekuatan atau faktor pendukung), analisa yang dilakukan yaitu dengan
melihat hal hal apa saja yang dimilkiki dimana merupakan faktor lebih atau suatu
kelebihan baik dari bentuk terapi itu sendiri maupun kompetensi yang lebih dari terapis
dalam menjalankan terapi tersebut, pada weakness (kelemahan), yang dianalisa yaitu
kelemehan kelemahan apa saja yang berkaitan dengan terapi komplementer tersebut,
misalkan saja bentuk terapi yang masih belum dikenal secara umum, opportunity
(kesempatan), analisa lebih ditekankan pada peluang yang dapat kita manfaatkan untuk
meningkatkan suatu usaha terapi yang ingin kita jalankan dan treat (ancaman), merupakan
analisa dari hal hal apa saja yang merupakan tantangan dalam menjalankan usaha terapi
tersebut.
Dengan melakukan analisa SWOT secara terperinci maka kita akan lebih mengetahui
kekuatan yang apa yang kita miliki, kekurangan kekurangan, peluang yang dapat kita
manfaatkan serta tantangan tantangan apa yang kita hadapi baik sebelum menjalankan
terapi tersebut maupun sesudah usaha terapi itu ada, sehingga harapannya dengan analisa
10

tersebut, strategi yang kita terapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai dalam
menjalankan terapi tersebut.
D. Syarat dalam Mendirikan Terapi Komplementer
1. Dasar Hukum
Untuk mendukung penyelenggaran pengobatan tersebut Kementrian Kesehatan
telah menerbitkan keputusan menteri kesehatan No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang
pengobatan tradisional dan peraturan Menteri Kesehatan No.1109/Menkes/PER/X/2007
tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer alternatif difasilitas kesehatan
pelayanan kesehatan, jenis pengobatan tenaga pelaksana termasuk tenaga asing.
Menurut aturan itu, pelayanan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan secara
sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan.Sementara itu,
Keputusan Menkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003 mengatur tentang
penyelenggaraan Pengobatan Tradisional. Di dalam peraturan tersebut diuraikan cara-
cara mendapatkan izin praktek pengobatan tradisional beserta syarat- syaratnya.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para terapis sesuai dengan Permenkes di
atas adalah sebagai berikut:
a. Pengobat tradisional mengajukan permohonan SIPT kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dimana pengobat tradisional melakukan
pekerjaannya.
b. Kelengkapan permohonan sebagaimana dimaksud huruf a meliputi :
1) Biodata pengobat tradisional
2) Fotokopi KTP
3) Surat keterangan Kepala Desa/Lurah tempat melakukan pekerjaan sebagai
pengobat tradisional
4) Peta lokasi usaha dan denah ruangan
5) Rekomendasi dari asosiasi organisasi profesi dibidang pengobatan
tradisional yang bersangkutan
6) Fotokopi sertifikat/ijazah pengobatan tradisional
7) Surat pengantar Puskesmas setempat
11

8) Pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar
9) Pengobat tradisional yang melakukan pekerjaan/praktik sebagai
pengobattradisional harus memiliki STPT atau SIPT.
Pengobat tradisional sebagaimana dimaksud di atas menyediakan :
a) Ruang kerja dengan ukuran minimal 2 x 2,50 m.
b) Ruang tunggu.
c) Papan nama pengobat tradisional dengan mencantumkan surat
terdaftar/ surat ijin pengobat tradisional, serta luas maksimal papan 1
x 1,5 m.
d) Kamar kecil yang terpisah dari ruang pengobatan.
e) Penerangan yang baik sehingga dapat membedakan warna dengan
jelas.
f) Sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan hygiene dan
sanitasi.
g) Ramuan/obat tradisional yang memenuhi persyaratan.
h) Pencatatan sesuai kebutuhan.
Permenkes RI No 1186/Menkes/Per/XI/1996 diatur tentang pemanfaatan
akupunktur di sarana pelayanan kesehatan.Di dalam salah satu pasal dari Permenkes
tersebut menyebutkan bahwa pengobatan tradisional akupunktur dapat dilaksanakan
dan diterapkan pada sarana pelayanan kesehatan sebagai pengobatan alternatif di
samping pelayanan kesehatan pada umumnya. Di dalam pasal lain disebutkan bahwa
pengobatan tradisional akupunktur dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki keahlian/keterampilan di bidang akupunktur atau oleh tenaga lain yang telah
memperoleh pendidikan dan pelatihan akupunktur. Sementara pendidikan dan pelatihan
akupunktur dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
Rumah sakit yang akan memberikan pelayanan komplementer kepada pasiennya
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Rumah sakit tersebut harus memiliki kebijakan yang ditetapkan melalui
Keputusan Direktur Rumah Sakit
b. Terakreditasi untuk minimal 5 (lima) pelayanan utama
12

c. Penggunaan pengobatan komplementer harus sinergi dengan pelayanan
lainnya yang ada di Rumah Sakit
d. Tenaga pengobatan komplementer yang melaksanakan pengobatan
komplementer harus memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh
organisasi profesi atau sertifikat yang diakui profesi terkait
e. Mempunyai Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang penggunaan
pengobatan komplementer
Khusus untuk obat herbal, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menkes RI
Nomor 121 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Medik Herbal. Untuk terapi SPA
(Solus Per Aqua) atau dalam bahasa Indonesia sering diartikan sebagai terapi Sehat
Pakai Air, diatur dalam Permenkes RI No. 1205/ Menkes/Per/X/2004 tentang pedoman
persyaratan kesehatan pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
2. Konsep Keilmuan
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem
tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh, agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya
mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau
mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap
serta perawatan yang tepat. Ada banyak jenis metode dalam terapi komplementer ini,
seperti akupuntur, chiropractic, pijat refleksi, yoga, tanaman obat/ herbal, homeopati,
naturopati, terapi polaritas atau reiki, teknik-teknik relaksasi, termasuk hipnoterapi,
meditasi, visualisasi, dan sebagainya. Obat- obat yang digunakan bersifat natural/
mengambil bahan dari alam, seperti jamu-jamuan, rempah yang sudah dikenal (jahe,
kunyit, temu lawak dan sebagainya), sampai bahan yang dirahasiakan. Pendekatan lain
seperti menggunakan energi tertentu yang mampu mempercepat proses penyembuhan,
hingga menggunakan doa tertentu yang diyakini secara spiritual memiliki kekuatan
penyembuhan.
Terapi komplementer relatif aman karena menggunakan cara- cara alami yang
jauh dari bahan- bahan kimia yang jelas-jalas banyak memberikan efek samping
pemakainya, selain konsep terapi komlementer yang mendasarkan bahwa diri sendiri
13

sebagai penyembuh yang paling baik menyebabkan efek positif yang ditimbulkan bukan
hanyan berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga menimbulkan efek relaksasi,
mengurangi stress yang dimana hal tersebut tidak dimiliki atau cenderung dilupakan
pada pengobatan konvensional. Terapi komplementer mungkin dapat mengembalikan
keselarasan, keseimbangan, atau menormalkan aliran energi.Beberapa terapi
komplementer yang secara sukses diteliti, beberapa terapi telah teruji dan terbukti
kemanjurannya.
Meskipun demikian, terapi komplementer yang bersifat alami tetap harus dikaji
dan diteliti tingkat keefektifan dan keamanannya. Pemberian terapi pada klien dengan
kondisi khusus memerlukan pertimbangan yang lebih spesifik,.Terapi ini tidak selalu
dirancang untuk mengobati penyakit tertentu, beberapa terapi alternatif merawat orang
secara keseluruhan, bukan suatu penyakit tertentu.
Mekanisme dari beberapa konsep terapi komplementer masih tetap sulit
dipahami.Sulit untuk dimengerti efeknya tanpa melakukan framing terapi, baik di dalam
budaya ataupun praktek tradisi penyembuhan. Begitu juga dengan syarat serta hasil
yang mampu dicapai di seluruh budaya mungkin tidak sama, sehingga hambatan untuk
transglobal komunikasi dan belajar dari pengalaman yang didukung dengan bukti
bukti ilmiah. Seringkali terapi komplementer terhambat pada Kondisi dimana atau
seperti apa yang membuat terapi komplementer efektif dilakukan, dosis-dosis yang
dibutuhkan, seberapa sering terapi harus diberikan untuk mencapai manfaat, dan berapa
lama efeknya.
Pertimbangan Budaya yang tidak relevan, populasi dengan tahap perkembangan
yang bervariasi, dan klien yang memiliki latar belakang budaya yang beragam
menyebabkan terapi komplementer sulit untuk dilakukan.
Kelemahan - kelemahan tersebut apabila tidak dicermati akan menyebabkan
kegagalan pada terapi komplementer yang akan diberikan

14

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Definisi Terapi Pijat
Terapi masase dari masa ke masa terus mangalami perkembangan, sehingga turut
pula mempengaruhi dari pengertian terapi masase itu sendiri.
Dalam klasifikasi terapi komplementer menurut Permenkes RI, Nomor :
1109/Menkes/Per/2007, terapi pijat masuk dalam klasifikasi terapi dengan cara
penyembuhan manual, sedangkan menurut NCCAM (2008), terapi masase masuk dalam
klasifikasi Terapi manifulatif dan berbasiskan tubuh (Manipulaitve and Body-based
Methods), dimana terapi masase dikelompokkan bersama terapi kedokteran chiropractic,
terapi kranioskral dan Latihan tubuh rolfing. Terapi manifulatif dan berbasiskan tubuh
adalah Terapi berdasarkan manipulasi atau menggerakkan satu atau lebih bagian tubuh
Banyak praktisi yang mendefinisikan tentang terapi masase, Berder (2007)Pijat
adalah terapi yang bersifat holistic, merupakan bentuk perawatan kesehatan yang paling
kuno.
Pijat adalah sebuah treatment preventive yang penting untuk mempertahankan
kesehatan dan kebugaran, merupakan seni penyembuhan kuno yang mampu memberikan
banyak manfaat bagi semua sistem tubuh (Hadibroto,dkk).
Sedangkan menurut Fundamental of Nursing (2002).Terapi pijat adalah pijat yang
ditawarkan dengan tujuan mendapatkan manfaat terapeutik, baik secara fisik maupun
psikologis.
Terapi pijat bukan hanya sebagai terapi yang tanpa berlandaskan aspek keilmuan
tetapi dalam kedokteran konvensional terapi masase telah diakui dan dimanfaatkan dalam
terapi pengobatan, baik di pusat pusat rehabilitasi maupun unit pelayanan intensif (ICU)
untuk menangani keluhan pada anak anak (termasuk penyandang autisme), manula, bayi
dalam incubator, pasien kanker, AIDS, sakit jantung, dan stroke.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terapi masase
merupakan suatu bentuk terapi penyembuhan berbagai penyakit yang bersifat holistic,
15

utama dalam hal treatment preventive yang bermanfaat bagi semua sistem tubuh, baik
secara fisik maupun psikologis dengan berlandas pada konsep keilmuan.
B. Jenis Jenis Terapi Pijat
Dalam aplikasinya terdapat beberapa jenis terapi pijat, jenis terapi pijat yang
digunakan oleh para terapis tergantung dari tujuan yang ingin dicapai, meskipun secara
umum berbagai jenis terapi pijat tersebut memiliki satu tujuan yang sama, yaitu untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan.
Adapun jenis jenis terapi pijat yaitu (Becker) :
1. Pijat Relaksasi
Cara pemijatan yang lembut dan mengalir untuk menimbulkan efek relaksasi,
meningkatkan dan memperbaiki sirkulasi, serta rentang gerak tubuh.Selain itu dapat
pula untuk mengatasi ketegangan otot otot.
2. Pijat Pengobatan
Tindakan perawat yang membantu pemulihan fungsi jaringan lunak yang
terluka atau cedera (otot, tendon, ligament). Tindakan ini mungkin melibatkan
berbagai jenis pijat dan rangkaian tindakan fisik yang lain. Sebagai tambahan, pasien
juga diminta mengerjakan beberapa latihan sendiri di rumah, untuk membantu proses
penyembuhan.
3. Pijat Olahraga
Mengkombinasikan berbagai teknik pijat untuk menigkatkan perfroma
olahraga dan pemulihan akibat cedera karena olahraga.
4. Pijat Aromaterapi
Memadukan unsure terapeutik dari minyak esensial dengan teknik pemijatan
khusus, untuk pengobatan, meningkatkan kesehatan, dan kesejahteraan secara umum.
5. Refleksiologi
Teknik pemijatan dengan menggunakan tekanan jari jari pada titik titik
refleksi di kaki, untuk membantu keseimbangan energy di dalam tubuh.
6. Pijat Oriental
Untuk pengobatan : pemijatan berdasar sistem oriental seperti akupresur,
shiatsu, dan tui na. Pemijatan dilakukan sepanjang garis meridian untuk
menyeimbangkan energy dalam tubuh.
16

C. Manfaat Dan Konsep Keilmuan Terapi Pijat

Terapi masase adalah terapi yang bersifat holistic, dapat pula dikatakan sebagai
suatu seni dalam proses penyembuhan, manfaat pijat bukan hanya terasa pada tubuh
tetapi juga pada pikiran dan jiwa.
Pijat melancarkan peredaran darah dan aliran getah bening.Efek langsung yang
bersifat mekanis dari tekanan secara berirama dan gerakan gerakan yang digunakan
dalam pijat dapat meningkatkan aliran darah.Rangsangan yang ditimbulkan terhadap
reseptor saraf juga mengakibatkan pembuluh darah melebar secara refleks sehingga aliran
darah dapat mengalir dengan lancar yang tentunya berdampak baik bagi kesehatan.
Pijat mampu mengurangi stress, menimbulkan relaksasi, memperbaiki sistem
imunitas, dan meningkatkan kualitas hidup secara umum.
Dalam salah satu penelitian yang dilakukan oleh Dr Andrew Weil seorang peneliti
dari University of Arizona College of Medicine. Yang dimuat dalam public education site
Associated Bodywork dan Pijat Professionals.(2010) menunjukkan bahwa terapi pijat
dapat menawarkan berbagai manfaat sehat, terutama bagi orang-orang dengan stres atau
kecemasan yang signifikan, otot tegang, atau osteoarthritis. Terapi pijat bisa
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, meningkatkan sirkulasi sekaligus mengurangi
denyut jantung dan tekanan darah, meningkatkan kadar endorfin dan serotonin (obat
penghilang rasa sakit alami tubuh dan regulator suasana hati), dan menurunkan kadar
hormon stres, Studi juga menunjukkan bahwa terapi pijat dapat membantu mencegah atau
mengelola beberapa efek samping dan komplikasi yang biasa dialami oleh penderita
kanker.
Dalam sebuah studi yang dilakukan pada pasien yang menjalani perawatan untuk
kanker. Ketika diberi pijat, peserta studi di University of Texas MD Anderson Cancer
Center di Houston menunjukkan peningkatan relaksasi pada pasien, tidur lebih baik, dan
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, bersama dengan bantuan dari kelelahan, sakit,
kecemasan, dan mual.



17



Mekanisme Terapi Pijat
Rangsangan padaReseptor
saraf
Pembuluh darah melebar,
Kadar endorphin dan serotonin
meningkat

Pemijatan (teknik pijat)
Aliran darah pada sistem
organ mengalir lancar dan
menurunkan hormone
adrenalin
Suplai nutrisi ke jaringan
tercukupi, timbul efek
relaksasi dan meningkatkan
kesehatan
Rangsangan pada otot
Mengurangi ketegangan
otot dan kram
Mengendurkan dan
meregangkan otot
Menghancurkan produk
yang bersifat toksik
Kelelahan dan
ketegangan pada otot
berkurang
Kontraksai dan relaksasi
Bagan 3.1. Mekanisme Terapi Pijat
18

Sesuai dengan definisi dari terapi masase yang memilki manfaat bagi sistem tubuh,
maka manfaat dari terapi masase dapat dirinci sebagai berikut :
1. Sistem Syaraf
Sistem syaraf sangat dipengaruhi oleh aplikasi pijat.Efek pijat terasa sangat
nyaman dan sedative, serta mampu mengurangi iritabilitas syaraf. Gangguan
gangguan seperti insomnia, ketegangan, sakit kepala dan kondisi kondisi lain
yang diakibatkan oleh stres. Efek pijat dalam syaraf mampu memberikan
rangsangan dan meningkatkan aktivitas otot, pembuluh darah dan kelenjar yang
diatur oleh otot otot tersebut. Pijat akan sangat bermanfaat bagi orang yang
mengalam kelelahan atau merasa lemas.
2. Sistem Otot
Otot membutuhkan keseimbangan dalam kondisi rileks atau ketika
mengalami kontraksi.Beberapa gerakan pijat mampu mengendurkan dan
meregangkan otot dan jaringan jaringan lunak dalam tubuh, sehingga mengurangi
ketegangan otot dan kram.
Ketika otot berkontraksi, produk produk yang bersifat toksik akan
dihancurkan dan dibuang. Gerakan lain akan menghasilkan kontraksi otot sehingga
menghasilkan irama gerakan otot yang ritmis. Kelelahan dan ketegangan pada otot
karena aktivitas yang berlebihan dan akibat penumpukan substansi toksik di otot
bisa dikurangi dengan kontraksi dan relaksasi otot.
3. Sistem Rangka
Tulang dipengaruhi secara tidak langsung oleh pijat. Perbaikan sirkulasi
darah dan aliran lympe di otot akan menghasilkan sirkulasi yang lebih baik dalam
tulang tulang terkait. Sendi yang tegang dan rasa sakit yang diakibatkan oleh
kondisi kondisi seperti arthritis, bisa dikurangi sehingga tercipta rasa nyaman dan
kemudahan dalam bergerak.
4. Sistem Sirkulatori
Pijat dapat menghilangkan sumbatan yang menimbulkan tekanan pada arteri
dan vena, sehingga memperlancar aliran darah yang mengalir dalam sistem,
sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya masalah pada sirkulasi dan jantung.

19

5. Sistem Limpe
Ketika dilakukan pijat usap, maka kotoran dan substasni yang bersifat toksik
dalam tubuh yang menerima tekanan akan menghilang. Ketika terjadi cedera,
seringkalai muncul oedema yang akan menghambat aliran lympe. Masase bisa
mengosongkan pembuluh lympe dan menghilangkan oedema. Jika cairan tersebut
tidak dialirkan ke pembuluh lympe, maka ia akan menjadi cairan semi padat dan
tidak bisa mengalir ke pembuluh lympe. Oleh karena itu ia akan melekat pada
jaringan jaringan yang ada di sekitarnya (otot, tulang, tendon, dan ligament) dan
membentuk adhesi, jika adhesi terbentuk maka gerakan dari ekstremitas akan
terganggu.
6. Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan akan memberikan respon ketika terjadi penigkatan
aktivitas dalam paru paru karena pijat. Ketika treatment tersebut terus dilanjutkan,
maka pernapasan menjadi lambat dan dalam.Lendir dan sekresi bronchial juga bisa
didorong keluar dari paru paru dengan gerakan perkusi pada punggung dan di atas
paru paru, dalam istilah keperawatan dikenal dengan sebutan postural drainage.
7. Sistem Integumen
Aktivitas dan nutrisi kulit juga memperoleh manfaat dari pijat. Keringat dan
kelenjar sebaseus akan memperoleh rangsangan sehingga meningkatkan fungsi
mereka dan memastikan pengeluaran produk produk toksik. Ketika kulit mati
terbuang, maka pori pori akan tetap terbuka sehingga respirasi, fleksibilitas dan
elastisitas kulit meningkat. Kondisi dan tekstur kulit juga mengalami perbaikan.
8. Sistem Pencernaan
Terapi masase mampu meningkatkan aktivitas peristaltic dalam colon,
sehingga mampu untuk meningkatkan respon untuk defikasi.Pijat mampu
memperkuat dinding otot dari abdomen, dan merangsang sekresi sisa pencernaan
dari hati, pancreas, dan usus.Selain memperlancar pencernaan dalam memproses
makanan, pijat juga bisa meningkatkan penyerapan makanan yang dicerna.
9. Sistem Urinary
Penggunaan pijat abdominal dan punggung mampu meningkatkan aktivitas
ginjal sehingga mempercepat pembuangan kotoran dan mengurangi retensi cairan.
20

10. Sistem Reproduksi
Pijat abdominal dan punggung bisa membantu mengurangi masalah
menstruasi, seperti periode rasa sakit, menstruasi yang tidak teratur, PMS (post
menstrual syndrome), dan gejala gejala menopause.

D. Implementasi Terapi Pijat
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan terapi
pijat, hal ini tak lepas dari efek yang diharapkan dari terapi pijat, sangat tergantung
dari kesiapan dalam mempersiapkan tahap persiapan.
Empat hal yang harus dipersiapkan dalam tahap persiapan yaitu :
a. Ruangan/Tempat
Penting untuk memperhatikan ruangan tempat atau ruangan dimana
terapi pijat itu dilakukan, pada klien yang mendapat terapi di klinik perawatan
ataupun di ruang perawatan VIP, tentunya hambatan yang ditemui tidak
terlalu besar akan tetapi pada klien yang dirawat di ruang perawatan bangsal,
hal ini tentunya akan mengalami sedikit kesulitan. Akan tetapi pada
prinsipnya ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu :
1) Damai dan Tenang
Pastikan bahwa waktu yang dipilih saat pemijatan, tidak pada saat
waktu istirahat klien, matikan telepon serta beritahu keluarga agar tidak
terlalu banyak di ruang pemijatan, ciptakan ruangan setenang dan
seprivasi mungkin.Selain itu dapat pula menggunakan music yang dapat
membuat klien tenang dengan menanyakan terlebih dahulu kepada
klien, hal ini dikarenakan beberapa orang lebih suka kondisi yang sunyi.
2) Kehangatan
Ruangan yang digunakan haruslah hangat dan tidak boleh terlalu
panas serta memiliki ventilasi, selain itu ruangan juga tidak boleh
terlalu dingin, karena hal tersebut akan menghilangkan efek relaksasi
yang diaharapka dari terapi pijat.

21

3) Pencahayaan
Pencahayaan yang lembu dan temaram akan menciptakan suasana
yang ideal. Sinar terang yang langsung mengenai wajah tidak akan
menghasilkan suasana yang nyaman. Untuk pilihan warna lampu dapat
digunakan warna merah muda, hijau, biru, coklat atau biru muda.
4) Warna
Warna terapeutis untuk ruangan adalah warna warna pastel,
seperti merah muda, biru, hijau, dekorasi serta perlengkapan seperti
handuk juga dapat menggunakan warna yang terapeutik. Warna merah
mencolok cenderung akan menciptakan rasa marah dan gelisah.
5) Dekorasi
Bunga segar akan sangat membantu dalam mengharumkan
ruangan, dapat pula digunakan minyak esensial sebagai aromaterapi.
Beberapa terapis menggunakan bebatuan yang memiliki aromaterapis
seperti, Rose quartz, dan amethyst yang diyakini berguna untuk
menyerap negativitas fisik dan emosional.
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam terapi pijat tergantung dari terapis itu
sendiri, penggunaan metode pijat yang berbeda tanpa mengurangi konsep
keilmuan dan efek terapeutik menyebabkan alat yang digunakan juga
berbeda, tetapi pada dasarnya alat yang diguanakan yaitu alas pijat, bantal,
selimut, handuk, lotion atau minyak esensial.
Dengan memperhatikan kondisi klien, pijat dapat dilakukan di atas
lantai dengan permukaan yang keras tetapi dengan bantal yang nyaman.
Letakkan sebuah busa yang tebal dan lebar atau dua hingga tiga selimut
yang tebal di atas lantai. Gunakan tiga atau bantal saat memijat.
Penggunaan lotion ataupun minyak sebagai media dalam pemijatan
akan mencegah terjadinya abrasi pada kulit, proses pemijatan akan menjadi
lebih mudah, selain itu beberapa jenis minyak akan membuat kulit menjadi
halus dan lunak serta memiliki efek terapeutik bagi tubuh baik itu melalui
22

aroma yang ia timbulkan maupun kandungan dari minyak itu sendiri.
Gunakan minyak secukupnya jangan terlalu berlebihan.
Sangat penting untuk menanyakan kepada klien saat akan menggunakan
lotion atau minyak esensial, hal ini dikarenakan beberapa klien belum tentu
menyukai aroma ataupun respon alergi dari minyak tersebut.
Tempatkan posisi peralatan tersebut pada tempat sesuai dan mudah
untuk dijangkau oleh terapis serta tidak mengganggu proses terapi.
c. Klien
Sebelum melakukan pemijatan sangat penting bagi terapis untuk
memastikan klien dalam kondisi yang tepat untuk dilakukan pemijatan.
Terapis atau perawat dapat mengetahui hal tersebut melalui proses pengkajian
yaitu pada tahap pengkajian fisik berupa inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi, serta memeriksa tanda tanda vital, dan riwayat penyakit klien.
Terapi pijat tidak boleh dilakukan pada klien dengan :
1) Suhu tinggi/Hipertermi
Teknik pijat akan membuang atau menghancurkan benda - benda
toksik yang ada dalam tubuh, pada kondisi tubuh mengalami hipertermi
hal ini justru akan memperparah kondisi hipertermi tersebut, untuk itu
pada kondisi klien yang mengalami hipertermi, sebelum dilakukan
pemijatan hipertermi klien harus terlebih dahulu diturunkan.
2) Penyakit yang menyebabkan infeksi atau menular
Pada kondisi klien yang memiliki penyakit menular terutama
melalui kontak kulit, terapi pijat sebisa mungkin untuk dihindari, dan
dapat menggunakan jenis terapi komplementer yang lain
3) Peradangan
Pijat menimbulkan kontraindikasi pada area dimana terdapat sepsis
seperti bisul ataupun radang, pada beberapa contoh peradangan seperti
phlebitis pemijatan sangat tidak dianjurkan hal ini dikarenakan pada
phlebitisakan terbentuk thrombus di vena, hal itu sangat beresiko karena
pemijatan yang tidak tepat menyebabkan thrombus tersebut berpindah
23

dan menutupi pembuluh darah. Selain itu organ organ yang
mengalami peradangan juga tidak boleh dipijat
4) Penyakit
Sebaiknya tidak memijat klien yg memiliki riwayat penyakit
jantung, diabetes, hipertensi, atau penyakit ginjal, karena dalam kondisi
sirkulasi darah yang meningkat dapat membahayakan.
Pada klien dengan kanker, hindari area di mana dilakukan
radioterapi, selama dua minggu setelah perawatan terakhir.
5) Bekas luka atau post-op
Pada bekas luka yang masih baru, hal tersebut akan dapat
memperparah atau memperlabat proses penyembuhan jaringan yang
luka.
6) Area abdomen selama kehamilan
Diperlukan teknik pijat khusus dalam melakukan pemijatan selama
kehamilan, pada daerah punggung dan perut terapi pijat yang diberikan
haruslah berupa pijat ringan, hal tersebut akan semakin beresiko apabila
klien pernah mengalami keguguran.
7) Bengkak dan rasa sakit tanpa sebab
Meskipun tidak begitu mengkhawatirkan, tetapi pada kondisi klien
yang seperti itu, sangat penting untuk berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain, agar lebih memastikan bahwaterapi pijat dapat diberikan
pada klien tersebut.
Jangan pernah melakukan pijat dimana ada tumor.
8) Obat obatan
Terapi pijat tidak boleh diberikan pada klien yang baru mendapat
suntikan cortisone, daerah yang mendapat suntikan, tidak boleh dipijat
karena tekanan pada otot dengan cortisone di dalamnya akan membuat
jaringan tersebut terputus, sebaiknya tunggu kira kira sampai enam
atau delapan minggu untuk mendapatkan terapi pijat.
Kulit pada pasien pasien yang sedang menjalani pengobatan
tertentu seperti steroid dan obat obat yang bertujuan untuk
24

mengentalkan darah akan menjadi tipis dan mudah sobek, pada kasus
kasus tersebut yang diperlukan hanyalah pijat ringan.
Setelah data data klien didapatkan melalui pengkajian dan tidak ada
kontraindikasi pada klien maka terapi pijat pada klien sudah dapat dilakukan.
d. Perawat /Terapis
Sebelum melakukan terapi pijat perawat tentunya harus mempersiapkan
diri terlebih dahulu, baik dalam hal kemampuan melakukan terapi maupun
atribut yang digunakan oleh perawat.
Gunakan pakaian yang nyaman dan longgar serta menyerap keringat,
jangan menggunakan perhiasan berupa cincin, gelang dan jam
tangan.Pastikan bahwa kuku dalam keadaan bersih dan tidak panjang.
Sebelum melakukan pemijatan perawat harus mencuci tangan dengan
teknik aseptic.
Seorang perawat yang harus memahami beberapa teknik pijat yaitu :
1) Effleurage
Effleurage atau usapan adalah salah satu gerakan utama dalam pijat
dan dapat dilakukan di bagian tubuh manapun.Effleurage memudahkan
pemijat untuk menggosokkan minyak secara merata di atas permukaan
kulit klien.Gunakan kedua telapak tangan, telapak tangan harus selalu
bersentuhan dengan tubuh, gerakan bersifat ritmis dari atas ke bawah
menuju titik awal dengan sentuhan ringan.Pertahankan gerakan tersebut
dan dindari gerakan yang kasar.
Tekanan bisa ringan ataupun berat tergantung pada efek yang
diinginkan, pada beberapa area yang idak terlalu lebar seperti muka,
dapat menggunakan sarung tangan.



25


Gambar 3.1. Effleurage pada punggung
Manfaat dari effleurage yaitu :
a) Menimbulkan efek nyaman dan rileks
b) Usapan membuat terapis semakin memahami jumlah tekanan yang
akan diberikan
c) Menjadi penghubung antara satu teknik dengan teknik lainnya
d) Jika dilakukan dengan lambat akan menimbulkan efek sedative dan
secara khusus akan bermanfaat untuk melemaskan syaraf syaraf.
Stress dan ketegangan juga bisa dikurangi, menyembuhkan sakit
kepala dan mengatasi insomnia.
e) Usapan dingin dapat membangkitkan, memulihkan dan merangsang
sistem syaraf pusat.
f) Jaringan tubuh menjadi hangat sehingga akan memperbaiki
sirkulasi darah.
2) Friksi
Gerakan friksi umumnya menggunakan lingkaran ibu jari.Otot
digerakkan berlawanan dari tulang dengan gerakan sirkular dari
lingkaran ibu jari. Pada posisi berdiri dengan lutut ditekuk di atas area
yanag akan dipijat, gunakan berat badan untuk melakukan penetrasi,
akan sangat efektif jika dilakukan di kedua sisi punggung.
26

Gambar. 3.2 Friksi area punggung
Manfaat dari friksi yaitu :
a) Untuk melancarkan simpul syaraf dan nodula yang terbentuk dalam
tubuh karena stress dan tekanan karena aktivitas sehari hari anda
b) Tekanan yang ditimbulkan membantu dalam menghilangkan
endapan lemak.
c) Efektif dilakukan di sekitar bekas luka yang telah aman, hal ini
untuk menghilangkan adhesi serta dapat pula digunakan untuk
memijat di sekitar tonjolan tulang seperti patella.
d) Mampu meningkatkan suhu tubuh karena terjadinya peningkatan
suhu tubuh karena terjadinya peningkatan aktivitas selular dan
melancarkan aliran darah yang berefek analgesia temporer (pereda
sakit)
3) Petrissage
Dapat diartikan sebagai remasan, dibagi menjadi empat, yaitu
picking-up, wringing, squeezing dan rolling.Adalah sebuah gerakan
kuat yang memungkinkan anda untuk memijat otot, dapat dilakukan
pada tiap bagian tubuh kecuali wajah, efektif dilakukan pada area area
seperti pingang dan betis. Dalam Picking-up, letakkan tangan sejajar
pada bagian yang akan dipijat dan genggam kuat otot yang akan dipijat
27

dengan menggunakan satu atau dengan kedua tangan, kemudian
tariklah sejauh mungkin dari tulang.
Setelah melakukan picking-up, maka dilanjutkan dengan meremas
(squeeze) dengan lembut. Squeeze efektif untuk mengatasi otot yang
kejang, setelah itu lakukan roll atau memutar otor terseebut ke arah jari
tangan atau memutar otot mengarah ke ibu jari.
Wringin adalah kombinasi dari picking-up dengan menambahkan
pelintiran, otot dipegang dan kemudian ditarik dan dipelintir, seperti
sedang memelintir handuk.



Gambar. 3.3 Pettrisage
Manfaat dari petrissage adalah
a) Menghilangkan sumbatan pada vena dan aliran lympe sehingga
aliran darah yang membawa nutrisi menjadi lancar.
b) Menghilangkan toksik pada bagian jaringan yang lebih dalam.
c) Efektif dalam menghancurkan endapan endapan lemak di sekitar
betis, dan bahu.
d) Membantu dalam mencegah ketegangan otot setelah olahraga dan
bisa mengatasi kejang otot.

28

4) Perkusi/tapotement
Serangkaian tindakan memijat ringan yang dilakukan dengan
tangan secara bergantian dengan cepat.pijatan perkusi yang utama yaitu
cupping, hacking, flicking, beating, dan pounding.
Cupping dilakukan dengan telapak tangan menghadap ke bawah
sehingga membentuk sebuah kurva cekung, lakukan hal tersebut dengan
cepat.
Hacking dilakukan dengan menggunakan bagian pinggir telapak
tangan di mana telapak tangan saling menghadap satu sama lain dan ibu
jari menunjuk ke atas.Kibaskan kedua tangan secara berirama ke atas
dan ke bawah secara cepat.
Flicking adalah gerakan yang serupa dengan hacking, akan tetapi
memiliki gerakan yang lebih ringan dan lembut, gunankan sebagian dari
jari kelingking tanpa seluruh bagian telapak tangan seperti halnya pada
hacking.
Gerakan beating dan pounding dilakukan dengan kedua tangan
dalam posisi tertutup di mana jari jari tangan kiri anda menyatu
dengan jari tangan kanan.Beating dilakukan dengan batas luar dari jari
jari yang tertutup sedangkan dalam pounding menggunakan telapak
29

jangan. Jari jari yang tertutup tersebut digerakkan dengan cepat
Gambar. 3.4. Cupping area pinggir punggung











Gambar. 3.5. Hacking area pinggir punggung
Manfaat dari perkusi adalah :
a) Berguna sebagai pemanasan bagi atler yang akan bertanding
b) Memperlancar sirkulasi pembuluh darah
c) Melepaskan lendir pada sumbatan jalan napas
d) Merangsang otot untuk berkontraksi, sehingga mampu untuk
mengencangkan otot.
e) Perkusi yang lembut pada abdomen mampu meningkatkan gerak
peristaltic usus sehingga dapat untuk mengatasi konstipasi.
5) Vibarasi
Vibrasi adalah sebuah gerakan bergetar yang lembut, dilakukan
dengan menggunakan tangan atau jari jari, selain itu pada area yang
lebih luas goyangan dapat dilakukan dengan lebih kuat.
Letakkan permukaan telapak tangan pada area yang akan di pijat,
getarkan seluruh area otot dengan cepat, pada vibrasi yang lembut dapat
digunakan ujung jari jari tangan, di bagian tulang belakang.

30

Manfaat dari vibrasi yaitu :
a) Mengembalikan dan menjaga fungsi syaraf dan otot selama
dilakukan di sepanjang rentang syaraf. Berguna pada kasus di mana
terjadi kelumpuhan atau hilangnya kekuatan syaraf
b) Pada area abdominal dapat digunakan untuk memperlancar
pencernaan dan menghilangkan kembung
c) Pada area dada, berguna untuk mengatasi masalah masalah
pernapasan, dalam hal ini seringkali dikombinasikan dengan
gerakan perkusi.

Setelah semua tahap pada tahap persiapan yang meliputi ruangan,
peralatan, klien, dan perawat telah dilaksanakan maka tahap kerja atau
pelaksanaan terapi pijat dapat dilakukan.
2. Tahap kerja
Pada tahap kerja, hal terpenting yang harus dilakukan oleh perawat yaitu
menjelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan, hal ini agar terbangun hubungan
saling percaya yang lebih erat di antara klien dan perawat, sehingga klien menjadi
lebih tenang dan rilek.
Seperti telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, manfaat dari terapi
pijat mencakup dari beberapa sistem tubuh, salah satunya sistem reproduksi. Salah
satu keluhan yang seringkali dialami wanita pada sistem ini adalah PMS
(premenstrual syndrome). Premenstrual syndrome (PMS) adalah kombinasi gejala
yang terjadi sebelum haid dan menghilang dengan keluarnya darah menstruasi serta
dialami oleh banyak wanita sebelum awitan setiap siklus menstruasi (Brunner dan
Suddarth, 2001).Gejala yang timbul dapat berupa gejala fisik seperti nyeri, rasa
tidak nyaman maupun gejala emosional berupa depresi, cemas dan suka marah.
Dengan melakukan pengkajian pada tahap persiapan dan didapatkan bahwa
klien mengalami premenstrual sindrom, maka pada tahap kerja, pijat punggung, dan
telapak kaki merupakan pilihan dalam mengatasi masalah tersebut,


31


Adapun proses pemijatan yang dilakukan yaitu :
a. Jelaskan prosedur tindakan
Dengan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan maka akan
menyebabkan klien rileks.
b. Anjurkan dan bantu klien untuk melepaskan pakaian serta gunakan kain
untuk menutup bagian tubuh klien.
Hal ini dilakukan agar memudahkan perawat pada saat pemijatan, seperti
memudahkan pemberian lotion pada tubuh sehingga merata.
Lakukan langkah ini dengan hati hati, sehingga tidak menimbulkan
kesan yang negative, serta mengurangi kepercayaan klien pada perawat.
c. Atur posisi klien
Anjurkan klien untuk berbaring pada alas pemijatan yang telah disiapkan,
klien berbaring dengan posisi condong ke depan di mana ada satu bantal di
bawah kaki untuk mencegah gesekan antara ujung jari kaki dengan alas atau
tempat tidur, kemudian satu bantal lagi di kepala dan bahu serta bantal ketiga
di bawah perut jika memang diperlukan. Posisi ini akan dirasakan nyaman
oleh klien, karena pada posisi ini semua otot tubuh menjadi rileks.



Gambar.3.6. Prone Position


Jika pada beberapa kondisi yang tidak memungkinkan, maka klien dapat
berbaring dengan posisi miring. Lengan klien sebisa mungkin untuk ada di
sisinya, kepala bisa menoleh ke samping, tetapi jika itu menyakitkan, maka
32

tangan dapat diletakkan di atas kening, tutup bagian bawah tubuh dengan
selimu.
d. Mengoleskan lotion
Oleskan lotion atau minyak essensil pada tempat yang akan dipijat,
secara rasional hal ini akan melembabkan dan melicinkan kulit sehingga tidak
terjadi iritasi selain itu kandungang yang terdapat pada lotion ataupun minyak
esensial akan memberikan efek terapeutik pada tubuh.
e. Mengusap seluruh bagian punggung
Posisikan diri di samping klien.Letakkan kedua tangan di punggung
bawah, satu tangan berada pada satu sisi tulang punggung, jari jari
mengarah ke kepala dan lakukan usapan ke atas menuju ke leher.Ketika
tangan mencapai bagian atas punggung, maka lakukan usapan melebar ke
bahu, kembalilah ke posis asal dengan meluncurkan tangan ke bawah tanpa
tekanan. Lakukan gerakan ini beberapa kali untuk merangsang timbulnya
efek relaksasi
f. Melateralkan usapan keseluruh bagian punggung
Letakkan kedua telapak tangan dengan ujung telapak tangan saling
menghadap dan lakukan usapan keluar, lakukan secara perlahan dan
bergeraklah ke atas sehingga semua area punggung terkena pijatan.
g. Frikisi pada otot tulang belakang
Letakkan ibu jari di dua lekukan yang terlihat di dua bagian bawah tulang
belakang dan secara bersamaan lakukan gerakan friksi pada kedua sisi otot
tulang belakang, lakukan hal tersebut hingga mencapai area leher dan
kembalikan tangan ke tititk awal dengan sentuhan ringan.
h. Spinal thumb gliding
Letakkan ibu jari di atas lekukan dan luncurkan ibu jari ke atas menuju
leher. Usahakan tangan untuk tetap menyentuh punggung ketika turun




33

i. Tapotement
Lakukan gerakan cup dan hack pada area pinggul.Untuk memulai
lakukan gerakan ini dengan pelan dan mintalah tanggapan klien untuk
menambah tekanan.
j. Lingkar bahu
Letakkan satu tangan di atas tangan lainnya dan dengan kedua tangan
tersebut lakukan gerakan berputar di sekitar bidang bahu untuk
menghangatkan dan meregangkan area tersebut.
k. Effleurage
Lakukan effleurage pada seluruh bagian punggung
l. Melemaskan punggung
Tekan kedua sisi tulang belakang secara lembut dangan jari jari tangan,
lakukan hal tersebut beberapa kali.
m. Penutup pijat punggung
Bersihkan lotion atau minyak yang berlebih, tutup seluruh bagian
punggung dengan handuk. Minta klien untuk berbalik, letakkan bantal/guling
di bawah kepala dan salah satu lutut untuk menghilangkan tekanan pada
bunggung bawah. Biarkan klien untuk beristirahat sebentar sebelum
dilanjutkan dengan pemijatan telapak kaki.
Setelah pijat punggung selesai dilakukan dan klien beristirahat sebentar, maka
sebagai penutup maka dilakukan pijat kaki untuk menambah efek relaksasi,
menciptakan perasaan nyaman dan membantu pula dalam meningkatkan
kesehatan tubuh.
a. Atur posisi klien
Posisikan klien dengan supine position (telentang) dengan bantal
menyangga kedua talapak kaki
b. Mengoleskan lotion atau minyak essensial
Dengan effleurage oleskan lotion secukupnya pada telapak kaki, terlalu
banyak lotion akan menyulitkan perawat dalam melakukan pemijatan.


34







Gambar. 3.7. Effleurage pada kaki

c. Friksi pada telapak kaki
Dengan satu tangan menyangga tumit, lakukan friksi pada seluruh bagian
telapak kaki.Mulailah dari bagian bawah ibu jari kaki menuju ke
kelingking.Terus lakukan friksi pada sisa area aspek plantar kaki sampai
seluruh area dapat dipijat.











Gambar 3.8. Friksi pada telapak kai
d. Pergelangan kaki
Gunakan ibu jari atau ujung ujung jari untuk melakukan gerakan
sirkular di sekitar sendi pergelangan kaki, dengan lembut dan pelan, pijat
pergelangan kaki secara memutar


35

e. Friksi ujung jari kaki dan gerakkan
Dengan ibu jari dan jari telunjuk, lakukan friksi pada sendi jari kaki
untuk melemaskannya, kemudian dengan pelan tarik dan gerakkan tiap jari
kaki searah atau berlawanan jarum jam.
f. Penutup
Pada akhir pijat telapak kaki, lakukan effleurage dengan lembut dan
diakhiri dengan menjepit kedua kaki dengan kedua tangan dan tekan dengan
lembut, dan untuk selanjutnya bersihkan sisa lotion atau minyak berlebih dari
kulit dengan handuk, atau menggunakan sedikit sabun dan air hangat untuk
membersihkan kulit klien, hal ini dilakukan untuk untuk menjaga integritas
kulit.











Gambar. 3.9. effleurage telapak kaki
Setelah pijat punggung dan pijat telapak kaki selesai, ciptakan lingkungan
yang tenang dan berikan posisi yang nyaman serta biarkan klien untuk beristirahat
atau bahkan tidur.Hal ini dilakukan agar meningkatkan rasa nyaman klien yang
telah diterapi.




36

3. Tahap akhir
Pada tahap akhir proses terapi pijat, lakukan evaluasi dan dokumentasi baik
pada tahap tahap yang telah dilewati dan yang terpenting respon dari klien
setelah dilakukan pemijatan. Hal ini bertujuan untuk menyampaikan data data
yang berhubungan dengan anggota lain dari tim terapis, serta meningkatkan
kesinambungan terapi selanjutnya.

37

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab - bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan :
1. Terapi komplementer adalah terapi non konvensional yang merupakan bagian dari
sistem dan produk pelayanan kesehatan berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan bukan untuk
menggantikan terapi medis.
2. Pembagian terapi komplementer dapat didasarkan pada Permenkes No.
1109/Menkes/PER/IX/2007, maupun NCCAM tahun 2008, yang secara garis besar
dibagi menjadi terapi jiwa raga, terapi berbasis biologic, Terapi berbasiskan tubuh
dan manipulative, dan terapi energy. Pemilihan terapi tersebut dalam keperawatan,
didasarkan pada konsep keilmuan keperawatan.
3. Dalam menjalankan terapi komplenter secara komersial perlu untuk memperhatikan
strategi dan peraturan hukum yang berlaku.
4. Terapi pijat merupakan salah satu bentuk terapi komplementer dan masuk dalam
klasifikasi terapi manipulative dan berbasiskan tubuh yang secara umum bertujuan
untuk relaksasi pada klien, terapi pijat dapat menjadi pilihan pada klien yang jenuh
dalam menjalani pengobatan konvensional.Terapi pijat sebagai terapi
komplementer mampu meningkatkan sistem imunitas dan menyembuhkan berbagai
keluhan pada sistem tubuh tanpa menimbulkan ketergantungan, selain hal tersebut
manfaat terapi pijat juga terasa pada pikiran dan jiwa yaitu dengan menimbulkan
efek ralaksasi yang mana hal tersebut tidak dimiliki pada pengobatan konvensional.
5. Terapi pijat dibagi dalam beberapa teknik pemijatan, yang disesuaikan dengan
keluhan yang dirasakan klien.
6. Teknik dasar dalam terapi pijat yaitu effleurage, friksi, petrissagae, tapotement, dan
vibrasi.
7. Terdapat tiga langkah dasar dalam terapi pijat yaitu tahap persiapan , tahap kerja,
dan tahap evaluasi.
38


B. Saran
Bagi profesi keperawatan, seperti dikutip dari salah satu jurnal ilmiah yaitu Online
Journal of Issues in Nursing (2012) bahwa terapi komplementer memberikan
kesempatan bagi perawat untuk berindak secara otonom dalam pemberian perawatan,
oleh karena itu, pengembangan mengenai tingkat efektivitas terapi komplementer pada
klien, serta pemahaman mengenai terapi komplementer dalam keperwatan klinikharus
terus ditingkatkan. Perawat seharusnya tidak terpaku pada intervensi kolaboratif dalam
menyelesaikan masalah klien, tetapi harus lebih inovatif dengan salah satunya
menggunakan terapi komplementer
Bagi mahasiswa keperawatan, pemahaman yang baik mengenai terapi
komplementer akan membantu mahasiswa keperawatan dalam mengembangkan ilmu
kesehatan konvensional yang telah ada, setelah berada di lahan klinik.
Penelitian mengenai terapi komplementer dalam keperawatan sangatlah penting
untuk dilakukan, riset yang mendukung, akan semakin memperkuat nilai ilmiah dalam
terapi komplementer tersebut.
NCCAM (2012) menyarankan pada pengguna terapi, untuk lebih selektif dalam
memilih terapi komplementer, hal ini dikarenakan terapi komplementer apabila
digunakan tidak sesuai dengan masalah yang ada, serta terapis yang tidak kompeten,
maka akan menimbulkan efek samping yang merugikan. Selalu terangkan dengan jelas
kepada terapis mengenai kondisi yang sedang dialami serta gambaran lengkap dari hal
yang dilakukan untuk menjaga kesehatan.
Pada beberapa suplemen makanan yang direkomendasikan dalam terapi, dapat
berinteraksi dengan obat atau suplemen lainnya, sehingga hal tersebut memiliki efek
samping atau mengandung bahan-bahan yang berpotensi membahayakan tubuh. Selain
itu sebagian besar pada beberapa suplemen, belum diuji pada wanita hamil, ibu
menyusui, atau anak-anak.
Penggunaan terapi komlementer bukan sebagai pengganti pengobatan
konvensional, hal yang terpenting dalam perawatan kesehatan yaitumenjaga kesehatan
dengan sebaik mungkin serta menggunakan obat-obatan yang aman dan sesuai dengan
kebutuhan.
39

DAFTAR PUSTAKA

Becker,Jordy. 2012. Terapi Pijat : Memijat Diri Sendiri Guna memperoleh Kesehatan fisik
dan Psikis. Prestasi Pustaka : Jakarta
De Laune, Sue C & Ladner, Patricia K. 2002.Fundamental of Nursing : Standards &
Practice 2
nd
ed. Dalmar : United States of America
Geddes & Grosset. 2005. Terapi Alternatif. Lotus : Yogyakarta
Hadibroto, Iwan & Alam, Syamsir.2006.Seluk Beluk Pengobatan Alternative dan
Komplementer.Buana Ilmu Populer : Jakarta
Lingga, Raditya. 2010. Pijat Refleksi dan Aneka Ramuan Tradisional untuk Kesembuhan
Segala Penyakit.Medress: Yogyakarta
Mc Gilvery, Carole et all.2004. Stressbusting Book of Massage, Aromatherapy &
Yoga.Hermes House : London
Mehmet Oz.MD. 2003. Terapi Komplementer. Prestasi Pustaka : Jakarta
Snyder, M. (2001).Complementary Therapies Overview.Online Journal of Issues in
Nursing, Vol 6 No. 2
Snyder, M. & Lindquist, R (2001).Issues in Complementary Therapies .Online Journal of
Issues in Nursing, Vol. 6 No. 2
Dirjen Bina Upaya Kemenkes RI. (2010). Pengobatan Komplementer Tradisional
alternative (serial di internet). Dikutip 20 Oktober 2012, dari
www.buk.depkes.go.id
NCCAM (2011).What is Complementary and Alternative Medicine (serial di internet).
Dikutip 20 Oktober 2012, dari www.nccam,nih.gov/health/
Well, Andrew (2012). Pijat, Sains, dan Kesehatan Anda (serial di internet). Dikutip 20
Oktober 2012, dari www.massagetherapy.com

You might also like