You are on page 1of 22

ASKEP PADA IBU HAMIL

DENGAN PENYAKIT JANTUNG


Oleh:
Nurul Hidayati
Yanuari Tri Utami
Pengertian
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu
saling mempengaruhi karena kehamilan dapat
memberatkan penyakit jantung yang dideritanya.
Dan penyakit jantung dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. Jantung yang normal dapat
menyesuaikan diri terhadap segala perubahan
sistem jantung dan pembuluh darah yang
disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan
diafragma oleh besarnya janin yang
dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi
jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi
perubahan dari kerja jantung.
Yang dapat mempengaruhi
Pengaruh peningkatan hormone tubuh
Terjadi haemodelusi darah dengan
puncaknya pada kehamilan 28 – 32
minggu
Kebutuhan janin untuk pertumnbuhan dan
perkembangan dalam rahim
Kembalinya darah setelah placenta lahir
karena kontraksi rahim dan terhentinya
peredaran darah placenta
Saat post partum sering terjadi infeksi
Penyakit jantung pada kehamilan
meliputi:
Gagal Jantung
Penyakit Jantung Rematik
Kelainan Jantung Bawaan
Prolaps Katup Mitral
Tekanan Darah Tinggi
Penyakit Jantung Dibagi Menjadi 4,
Klasifikasi Fungsional New York Heart
Association
 Class I: penderita penyakit jantung tanpa limitasi aktivitas fisik. Aktivitas
fisik sehari – hari tidak menimbulkan dispneu atau kelelahan
 Class II: penderita penyakit jantung disertai sedikit limitasi dari aktivitas
fisik. Saat istirahat tidak ada keluhan. Aktifitas sehari – hari menimbulkan
dipsneu atau kelelahan
 Class III: penderita penyakit jantung disertai limitasi aktivitas fisik yang
nyata. Saat istirahat tidak ada keluhan. Aktivitas fisik yang lebih ringan
dari aktifitas sehari – hari sudah menimbulkan dipsneu atau kelelahan.
 Class IV: penderita penyakit jantung yang tak mampu melakukan setiap
aktifitas fisik tanpa menimbulkan keluhan gejala – gejala gagal jantung
bahkan mungkin sudah nampak saat istirahat. Setiap aktifitas fisik akan
menambah beratnya keluhan.
ETIOLOGI
Etiologi kelainan jantung dapat primer
maupun sekunder yaitu:
Primer Kelainan congenital, katub,
iskhemik dan cardiomiopati.
Sekunder Penyakit lain (hipertenasi,
anemia berat dan lain – lain)
TANDA & GEJALA
TANDA
 Nadi : takikardia,
 Tekanan / pulpasi vena jugularis: meninggi,
 Impuls apical: impuls ganda (sesuai dengan S4)
 Auskultasi jantung
 Auskultasi paru
 Edema
 Pulsus Alternans
 Suara paru kedua (P2)
 Efusi pleura
 Ascites
LANJUTAN………………
GEJALA
• Cepat merasa lelah
• Jantungnya berdebar – debar
• Sesak napas apabila disertai dengan
cyanosis
• Edema tungkai atau terasa berat pada
kehamilan muda
• Mengeluh tetap bertambah besarnya rahim
yang tidak sesuai.
PATOFISIOLOGI
 Etiologi kelainan jantung dapat primer maupun
sekunder, sebagian besar disebabkan Demam
Rheumatik., kelainan primer dapat akibat
kelainan congenital,bentuk kelainan katub
(paling sering yaitu stenosis mitral, insufisiensi
mitral, gabungan stenosis mitral dengan
insufisiensi mitral, stenosis aorta, insufisiensi
aorta, gabungan insufisiensi aorta dan stenosis
aorta, penyakit katup pulmonal, dan trikuspidal),
iskhemik dan cardiomiopati. Sedangkan
sekunder akibat penyakit lain seperti hipertensi,
anemia berat dan lain – lain.
Pemeriksaan Penunjang
 EKG untuk mengetahui kelainan irama dan
gangguan konduksi, adanya kardiomegali, tanda
penyakt pericardium, iskemia atau infark. Bisa
ditemikan tanda – tanda aritmia.
 Ekocardiografi, metode yang aman, cepat dan
terpercaya untuk mengetahui kelainan fungsi dan
anatomi dari bilik, katup dan pericardium.
 Pemeriksaan radiology, dehindari dalam
kehamilan namun jika memang diperlukan dapat
dilakukan dengan memberikan pelindung
diabdomen dam pelvis.
PENGKAJIAN (ASSESMENT)

 Data Demografi / Identitas


• Umur ( usia > tua )
• Suku bangsa
• Pekerjaan
• Lingkungan / tempat tinggal
 Riwayat Keluarga dan pasien
• Riwayat penykakit CV genetik
• Penyakit yang mengganggu S. CV
• Riwayat MRS, Dx, Tindakan dan terapi IV
• Riwayat pemakaian obat dan alergi
• Riwayat kontraseps
• Struktur keluarga
• Riwayat kebiasaan : merokok, minum kopi, alkohol, inaktivitas,
makan berlebihan
DIAGNOSA

o Kardiak output (Curah jantung) menurun b/d resiko tinggi


terhadap dekompensasi
o Kelebihan volume cairan (edema) b/d peningkatan volume
sirkulasi, perubahan pada fungsi ginjal
o Gangguan Perfusi jaringan, perubahan,b/d resiko tinggi
terhadap uteroplasenta
o Infeksi b/d resiko tinggi terhadap ibu
o Intoleransi aktivitas,b / d resiko tinggi terhadap adanya masalah
sirkulasi
o Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) b/d mengenai kondisi,
prognosis dan kebutuhan tindakan.
o Gangguan pertukaran gas
o Nyeri dada
Lanjutan………..
DIAGNOSA BANDING

o Burwell dan Metcalfe mengajukan 4 kriteria.


Diagnosa ditegakkan bila ada satu criteria :
– Bising diastolic, resistolik atau bising jantung terus –
menerus.
– Hipertropi jantung yang jelas
– Bising sistolik yang nyaring terutama bila disertai
thrill
– Aritmia berat
INTERVENSI
 Mandiri

Tentukan/ pantau klasifikasi fungsional klien seperti


disebutkan oleh NYHA
 Auskultasi bunyi napas klien
 Istirahat ( bed rest ) fisik dan mental
 Posisi tidur semi fowler / fowler / duduk merangkul
bantal. Sesuai dengan kenyamanan pasien
 Oksigen terapi ( 2-4 L )
 Evaluasi DJJ, jumlah gerakan janin setiap hari, dan
hasil NST sesuai dengan indikasi (rujuk pada MK;
kehamilan resiko tinggi)
Lanjut…….
 Kolaborasi
 Pemeriksaan ECG, foto thorax dan prosedur yang lain.
 Obat-obatan : Antibiotic, Digitalis, ACE inhibitor, beta-blocker, Ca antagonis,
vasodilator, anti trombus, anti nyeri, penenang, anti-aritmia.
 Atasi infeksi pernafasan dasar sesuai kebutuhan
 Siapkan pasien terhadap perawatan di rumah sakit sesuai kondisinya
 Batasi cairan dan natrium bila ada GJK
 Berikan diuretic (mis. klorotiazid, hidroklorotiazid)
 Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi :GDA dan Hb/Ht.
 Hitung SDP, kultur sekresi pernafasan atas / bawah.
 Kaji aliran darah uterus/janin dengan menggunakan NST/CTSl; periksa kadar
estriol dan DJJ. (Rujuk MK: kehamilan resiko tinggi, DK: cedera, resti terhadap
janin).
 Libatkan tim perawatan kesehatan dalam penyuluhan / perencanaan.
 Berikan informasi yang tepat untuk protocol perawatan dalam situasi komunitas /
rumah sakit, serta di rumah
 Identifikasi kelompok pendukung untuk klien beresiko tinggi
IMPLEMENTASI
 Melaksanakan intervensi sesuai dengan rencana
yang telah dilakukan konsulidasi.
 Ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal
dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi
yang tepat.
 Keamanan dan kenyamanan fisik serta
psikologisnya harus dilindungi.
 Dokumentasi dan interensi serta respon klien
terhadap tindakan medis dan keperawatan yang
telah dilakukan.
Evaluasi
 Mengidentifikasi / mengadopsi perilaku
untuk meminimalkan stressor dan
memaksimalkan fungsi jantung.
 Mendemonstrasikan sirkulasi plasenta
yang adekuat, fungsi ginjal dengan
denyut jantung janin (DJJ) dan gerakan
janin dalam batas normal (DBN), dan
secara individu haluaran urin tepat.
 Adanya keseimbangan cairan yang stabil
dengan tanda – tanda vital DBN,
penambahan berat badan tepat, tidak
adanya oedema.
 Menunjukkan TD, nadi, GDA, dan hitung
SDP DBN dalam keadaan normal.
Lanjut…….
► Mendemonstrasikan perfusi plasenta adekuat
sesuai indikasi dari janin reaktif dengan frekuensi
jantung direntang dari 120 – 160 dpm dan ukuran
tepat untuk usia gestasi.
► Berkurang atau tidak adanya infeksi bakteri.
► Meningkatnya pengetahuan pasien terhadap
penyakitnya sehingga mempermudah dalam
penyembuhan.
► Tingkat Kecemasan pasien berkurang.

You might also like