You are on page 1of 5

1

Teori Akuntansi

Nama Kelompok : Agus Adi Pratama Putra ( 1206305171 )
Made Wisnu Prawirasuta ( 1206305172 )
I Gst Bagus Putra Pranata ( 1206305182 )

6.1 Pengaruh Lobi Pada Standar Akuntansi
Aktivitas lobby terhadap dewan standar akuntansi berlaku pada setiap negara dan
jurisdiksi. IASB mendapatkan lobby yang kuat dari uni Eropa, negara-negara G20 dan
belakangan juga dari Asia-Oceania sehingga mempengaruhi standar yang mereka buat.
Melihat beratnya kegiatan politik yang harus dijalani oleh IASB untuk meyakinkan banyak
negara dalam mengadopsi IFRS, tak heran kalau IFRS Foundation memilih seorang
politikus untuk menjadi ketua IASB menggantikan Sir David Tweedie. Semua orang yang
membaca profil Hans Hoogervorst (ketua IASB per Juli 2011) dapat segera menduga bahwa
Hans diangkat bukan karena kemampuan teknik akuntansinya, dan dugaan tersebut akan
semakin kuat bila mendengar pidato-pidato Hans di forum resmi IASB yang jarang
menyentuh level teknis akuntansi . Untuk lebih menyeimbangkan teknikal akuntansi
pimpinan IASB, diangkatlah Ian Mackintosh yang memiliki kompetensi teknikal akuntansi
tinggi sebagai wakil ketua IASB.
Proses penyusunan standar merupakan proses politik yang di dalamnya terdapat
berbagai pengaruh terhadap penyusun standar (Hodges & Mellett, 2002). Tindakan yang
paling dapat diobservasi untuk mengukur pengaruh lobi yaitu melalui jumlah tanggapan
tertulis atas suatu eksposure draft standar akuntansi. Hal tersebut sejalan dengan the Interest
Group Theory yang menyatakan keberadaan penyusun standar tidak terlepas Bari pengaruh
konstituen yang memperjuangkan kepentingannya melalui penerbitan standar (Scott, 2000).
Di Indonesia standar akuntansi dikenal dengan nama Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) melalui
due process procedure yang memungkinkan keterlibatan konstituen.
Berdasarkan survey ke Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) maka data yang tersedia di IAI
hanya tanggapan tertulis atas 4 PSAK yaitu PSAK 8, PSAK 38, PSAK 51 dan PSAK 57.
Penelitian ini menemukan pengaruh lobi konstituen terhadap penyusunan PSAK adalah
rendah (hanya 12,88 % tanggapan yang diakomodasi), namun jika dilihat dari masing-masing
2

PSAK hasilnya bervariasi yaitu tidak berpengaruh pada PSAK 08 dan PSAK 38, berpengaruh
rendah pada PSAK 51 dan berpengaruh sedang pads PSAK 57.
Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan kelompok yang paling banyak memberikan
tanggapan adalah KAP bukan pembuat laporan keuangan, hal tersebut diduga karena adanya
pandangan pelaku bisnis bahwa standar merupakan tanggung jawab IAI. Kemudian melalui
uji beda proporsi ditemukan tidak terdapat perbedaan pengaruh antar konstituen, hat ini tidak
konsisten dengan the Interest Group Theory. Selanjutnya tidak ditemukan juga perbedaan
pengaruh antara tanggapan yang bersifat substantif dan yang bersifat bahasa. Namun
perbedaan pengaruh ditemukan antar standar yang berarti pengaruh lobi konstituen
tergantung dari standarnya.
Beberapa keterbatasan penelitian diantaranya :
1) Penggunaan tanggapan tertulis sebagai ukuran lobi padahal lobi yang sebenarnya
lebih sering dilakukan lewat jalur non formal.
2) Tanggapan dipandang sebagai suara atau vote yang berarti cenderung tidak
memperhatikan substansi
3) Kekurangan data mengenai tanggapan konstituen atas eksposure draft
4) Masih sedikitnya referensi penelitian mengenai lobi konstituen di Indonesia.

6.2 Pengertian dan Contoh Konsekuensi Ekonomis Standar Akuntansi
6.2.1 Pengertian Konsekuensi Ekonomis
Economic Consequences adalah salah satu konsep yang menegaskan (selain teori
efisiensi market hipotesis) dimana pilihan kebijakan akuntansi akan mempengaruhi nilai
perusahaan (scott, 2007). Terutama gagasan dari Economic Consequences mengenai
kebijakan akuntansi yang dipilih perusahaan, dan mengapa perusahaan memilih mengubah
kebijakan akuntansinya.
Jadi dari pengertian diatas, dapat di simpulkan Konsekuensi Ekonomi adalah konsep
yang menegaskan, meskipun implikasi dari teori pasar sekuritas efisien, bahwa pilihan
kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi / memberi dampak pada nilai perubahaan.
Pemahaman konsep konsekuensi ekonomi tentang pilihan kebijakan akuntansi adalah penting
dengan alasan sbb :
1) Konsep tersebut menarik dalam kebenarannya. Banyak kejadian-kejadian menarik
dalam penerapan akuntansi berasal dari konsekuensi ekonomi.
2) Saran bahwa kebijakan akuntansi tidak penting bertentangan dengan pengalaman
akuntan. Banyak akuntansi keuangan berfokus pada diskusi dan argumen tentang
3

kebijakan akuntansi mana yang harus dipakai dalam kondisi yang berbeda. Konsep
konsekuensi ekonomi konsisten dengan pengalaman dunia nyata.
3) Adanya konsekuensi ekonomi menimbulkan pertanyaan tentang mengapa mereka ada.
Hal ini muncul dari kontrak yang disetujui oleh perusahaan, khususnya kontrak
kompensasi eksekutif dan kontrak hutang.
6.2.2 Konsekuensi Ekonomi SFAS 8
Manajemen perusahaan-perusahaan multinasional diintervensi dalam proses
penyusunan standar yang berhubungan dengan translasi pertukaran asing. Reaksi manajemen
Massey-Ferguson adalah tipikal dan konsisten dengan dampak konsekuensi ekonomi yang
dideskripsikan oleh Zeff. Terlihat bahwa intervensi pemilik manajemen cukup mampu bahwa
FASB mundur dan SFAS 8 pada alternatif yang lebih dapat diterima secara politik, atau
dalam istilah Zeff, altemnatif yang lebih "delicately balanced", meski dukungan yang dapat
dipertimbangkan untuk SFAS 8 dalam teori ekonomi.
Tapi SFAS 8 tidak memiliki pengaruh arus kas langsung. Keuntungan dan kerugian
pertukaran hanyalah item kertas. Jadi, dalam teori pasar efisien, harga saham perusahaan
multinasional yang terpengaruh tidak akan dipengaruhi oleh kerugian dan keuntungan
pertukaran; yaitu nilai pasar saham ini tidak boleh terpengaruh oleh metode tertentu yang
digunakan untuk konversi pertukaran asing. Dengan kata lain, tidak boleh ada konsekuensi
ekonomi.
6.2.3 Review SFAS 52
Sebagai hasil dari penyebarluasan fokus yang sama dengan yang ditimbulkan oleh
manajemen Massey-Ferguson, FASB memutuskan di tahun 1979 untuk menguji ulang
akuntansi untuk translasi mata uang asing. Hasilnya adalah SFAS 52, yang dikeluarkan pada
Desember 1981. Figure 7-1 meringkas beragam metode translasi yang diperlukan dalam
SFAS 52.Pikirkan proses tiga tahap. Tahap pertama adalah pembukuan laporan keuangan
asing dalam mata uang lokalnya. Dalam tahap 2, laporan keuangan ini ditranslasikan ke
dalam pembukuan mata uang fungsional menggunaka metode temporal (kecuali mata uang
lokal adalah mata uang fungsional). Dalam tahap 3, laporan mata uang fungsional
ditranslasikan (kecuali mata uang fungsionalnya adalah dollar US) ke dollar US mengunakan
metode tarif sekarang.
Ingat bahwa penyesuaian translasi yang muncul dalam dua kasus pengecualian -
operasi asing yang terintegrasi dan ekonomi inflasi tinggi harus dimasukkan dalam
pendapatan bersih kini dalam SFAS 52, seperti dalam SFAS 8.
6.2.4 Contoh Konsekuensi Ekonomis Standar Akuntansi
4

Stephen A. Zeff, seorang tokoh akuntansi yang paling persuasif berkaitan dengan
konsekuensi ekonomi, mengenalkan konsep ini dalam artikelnya tahun 1978 yang berjudul
The Rise of Economic Consequences. Zeff (1978) mendefinisikan economic consequences
sebagai dampak laporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan bisnis,
pemerintah, dan kreditor. Esensi definisi tersebut adalah bahwa laporan akuntansi dapat
mempengaruhi (affect) keputusan nyata oleh manajer dan pihak lain, tidak hanya sekedar
menggambarkan (reflecting) hasil keputusan yang dibuat. Zeff mendokumentasikan beberapa
contoh di Amerika Serikat dimana bisnis, asosiasi industri, dan pemerintah mencoba
mempengaruhi, atau telah mempengaruhi, standar akuntansi yang disusun oleh Accounting
Principles Board (APB) dan pendahulunya the Committee on Accounting Procedure (CAP).
Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun
bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Walaupun dengan implikasi kebijakan teori pasar modal
efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi bagi
pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas
perusahaan.
Esensi dari economic consequences adalah bahwa kebijakan akuntansi dan perubahan
kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu permasalahan (matter), terutama permasalahan
bagi manajemen. Akan tetapi, apabila hal tersebut merupakan permasalahan bagi manajemen,
kebijakan akuntansi juga permasalahan bagi investor yang memiliki perusahaan karena
manajer dapat mengubah hasil operasi operasi perusahaan sesungguhnya dengan melakukan
perubahan kebijakan akuntansi.
Economic consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti
kompensasi eksekutif (executive compensation) dan kontrak utang (debt contract). Kebijakan
akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yang penting bagi investor.
Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa pilihan kebijakan akuntansi yang
dipilih sebagai signal tentang informasi dalam dari perusahaan.
Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar
modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila perubahan
akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Economic consequences
diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi walaupun
perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh secara langsung terhadap arus kas.
Karena itu, economic consequences merupakan salah satu anomali pasar modal efisien. Teori
5

akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) adalah penjelasan terhadap adanya
economic consequences.

You might also like