You are on page 1of 10

Farmakologi Klien dengan Stroke

dan Kontraktur
Sri Darmayanti, 1106089022
Farmakologi klien dengan stroke dan
kontraktur
Penatalaksanaan farmakologi untuk klien pada kasus 2:

Seorang laki-laki berumur 72 tahun inggal di panti wreda, sudah
setahun mengalami hemiparesis dextra karena stroke. Petugas panti
selalu membantu seluruh aktivitas klien, mulai dari mandi, buang air,
dan makan. Hasil pengkajian perawat didapatkan data kontraktur pada
kaki kanan dan tangan kiri, klien tidak dapat menggerakkan kaki
kanannya sama sekali. Selama ini klien tidak pernah mengikuti
kegiatan senam di panti, sehari-hari hanya berbaring di kasur.
Stroke
Kontraktur
Kelemahan otot/tulang
Farmakologi untuk stroke
a. Warfarin sodium (Coumadin)
Cara kerja Dosis Efek samping Hal yang perlu
diperhatikan
Bagi pasien stroke
dengan fibrilasi atrial
2,5 (INR)
b. Aspirin
Digunakan ketika warfarin
dikontraindikasikan.
Termasuk platelet-inhibitor
yang paling banyak
digunakan selain
dipyridamole (400
mg/hari)
50-325
mg/hari
c. Terapi Trombolitik (terapi t-PA)
Melarutkan
gumpalan darah
yang menghalangi
aliran darah ke otak
dengan berikatan
dengan fibrin
kemudian
mengubah
plasminogen
menjadi plasmin
yang menstimulais
fibrinolisis.
Digunakan pada
keadaan akut.
0,9 mg/kg 90
mg. 10% dosis
diberikan
melalui loading
selama lebih
dari 1 menit,
dan sisanya
diberikan
melalui
infusion pump
selama lebih
dari 1 jam.
Perdarahan
(intrakranial
, IV tempat
infus,
kateter
urin, ETT,
NGT, urin,
feses,
emesis,
sekresi lain)
- Digunakan dalam tenggang
waktu 3 jam dari keadaan
akut.
- Kontraindikasi: onset gejala
lebih besar dari 3 jam
sebelum pemberian obat,
pasien yang diberi
antikoagulan, memiliki
riwayat MI, memiliki segala
jenis patologi intrakranial.
- Pasien yang akan diberikan
terapi t-PA tidak diberi
antikoagulan selama 24
jam.
Farmakologi untuk kontraktur







Tanda dan gejala nyeri ringan sampai berat, refleks tendon dalam yang
berlebihan, spasme otot, scissoring, dan kaku sendi.
Kondisi ini ditangani dengan fisioterapi dan medikasi.
Spasticity
Kelompok otot mengalami kontraksi terus-menerus yang diakibatkan
oleh kerusakan sistem saraf pusat. Otot yang kontraksi terus menerus
akan memendek dan terjadilah kontraktur
Farmakologi untuk kontraktur (cont...)
1. Direct-acting antispasmodics
Cara kerja Dosis Efek samping Hal yang perlu
diperhatikan
a. Dantrolene sodium
(Dantrium): bekerja
dengan
menghambat
pelepasan ion
kalsium dari dalam
sel otot skeletal.
25 mg/hari
maksimal
100 mg
setiap 4-7
hari
Lemah otot,
drownsiness,
mulut kering,
pusing, mual,
diare, takikardi,
tekanan darah
tidak tetap,
fotosensitivitas,
dan retensi urin
Kontraindikasi:
pasien dengan
gangguan fungsi hati,
jantung atau paru.
Tidak boleh diberikan
bersamaan dengan
antihistamin, alkohol,
atau CNS
depressants.

Adams, M.P., Holland, L.N., and Urban, C.Q. (2014). Pharmacology for nurses: A
pathophysiologic approach. 4th ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Farmakologi untuk kontraktur (cont...)
2. Direct-Acting Antispasmodic yang bekerja pada neuromuscular junction
Cara kerja Dosis Efek samping Hal yang perlu
diperhatikan
a. incobotulinumtoxinA
(Xeomin)


b. onabotulinumtoxinA
(Botox, Dysport)
c. rimabotulinumtoxinB
(Myobloc)
Injeksi 120 U
langsung ke otot
target

Injeksi 25 U ke
otot target
2500-5000 U
dosis injeksi ke
otot target, dosis
dibagi antara
kelompok otot
Sakit kepala,
disfagia, ptosis,
lemah otot lokal,
nyeri
Anafilaksis,
disfagia, kematian
Anafilaksis,
disfagia, kematian

Maksimal dosis
selama 30 hari
tidak boleh
melebihi 200 U
Farmakologi untuk kontraktur (cont...)
1. Neuromuscular blocking drugs
Cara kerja Efek samping Onset, jalur medikasi
Obat ini bekerja dengan
menghambat efek asetilkolin
pada reseptor.
a. Nondepolarizing blockers
- atracurium (Tracrium)
- cisatracurium (Nimbex)
- mivacurium (Mivacron)
- pipecuronium (Arduan)
- rocuronium (Zemuron)
- tubocurarine
- vecuronium (Norcuron)
a. Depolarizing blockers
- succiinylcholine (Anectine,
Quelicin)
Over-relaksasi
otot, paralisis
persisten,
meningkatnya
kadar Potassium
darah, hipertermi
malignan, nyeri
post-operask




Durasi lama, IV
Durasi lama, IV
Durasi lebih singkat, IV
Durasi terlama, IV
Durasi lama, IV
Durasi terlama, IV dan IM
Durasi lama, IV

Durasi terpendek, IV dan
IM
Referensi
Adams, M.P., Holland, L.N., and Urban, C.Q. (2014).
Pharmacology for nurses: A pathophysiologic approach. 4th
ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Miller, C.A. (2012). Nursing for wellness in older adults. 6th ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer Lippincott William & Wilkins.
Smeltzer, S.C., and Bare, B. (2003). Brunner & Suddarths
textbook of medical surgical nursing. 10 ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

You might also like