Syekh Ahmad bin Muhammad Ataillah Kemuliaan yang ada pada seorang hamba adalah ketika ia manyatakan dirinya hanya bersandar kepada Allah. Adapun kejatuhannya ialah ketika ia merasa dirinya telah dapat mengerjakan ibadah dan berbangga diri dengan ibadahnya itu. Yang paling menjatuhkan martabatnya adalah apabila ibadahnya dikerjakan dengan riya tanpa keikhlasan. Amalnya di tolak karena dikerjakan dengan mengharap pujian manusia, bukan ikhlas karena Allah. Sesungguhnya pokok seluruh ibadah hendaklah diniatkan untuk mencari keridhaan Allah semata. Ikhlas menjadi syarat diterimanya amal ibadah seorang hamba. Perlu dipahami bahwa orang yang selalu melaksanakan ketaatan kepada Allah, hendaklah berhatihati dan terus menerus ta!arrub kepada Allah, serta lebih banyak mengharapkan si"at penyantunan Allah. Sebab dia akan menghadapi banyak cobaan yang seringkali dapat merusak hubungannya dengan Allah. Si"atsi"at yang bisa mengotori ibadah adalah riya dan ujub. Sebaliknya, para hamba yang suka berbuat dosa, kemudian mereka sadar dan bertobat, kesadaran ini akan mendorongnya untuk mendekat kepada Allah dan memohon santunan dan kasih sayang#ya agar dapat keluar dari lembah kemaksiatan. #abi Saw bersabda, $Katakan kepada hambahambaKu yang siddi!in, janganlah mereka tertipu dengan amal ibadahnya, karena apabila Aku %Allah& tegakkan keadilanKu, pasti Aku akan menyiksa mereka, bukan karena ke'aliman. Katakan pula kepada hambahamba yang berbuat dosa, janganlah mereka berputus asa dari rahmat Allah, karena sesungguhnya Aku tidak membesarbesarkan dosa orangorang yang telah Aku ampuni.( )obat dan memohon ampunan Allah adalah satu keutamaan bagi orang siddi!in. Sebab ia tidak mengetahui sengaja atau tidak sengaja telah berbuat dosa dan melanggar larangan Allah. )erutama hamba yang merasa dirinya ahli ibadah, hendaknya lebih banyak memohon ampunan Allah. Kehendak seorang hamba untuk mendekati Allah dan sampai semua amal ibadahnya kepada Allah, adalah dengan syarat apabila ia telah dapat menyingkirkan si"atsi"at hawa na"su manusianya dari dalam diri dan jiwanya. Ia telah mampu meninggalkan si"at syirik dan kemaksiatan dari dalam hidupnya. *alaupun diketahui ketergantungan manusia pada si"atsi"at jeleknya sudah menjadi tabiat yang sukar dilepaskan, tanpa kesungguhan untuk meninggalkannya. Karena kemampuan manusia itu terbatas, maka ia memerlukan bantuan Allah. Adapun pertolongan Allah itu akan diterimanya apabila ia berusaha dan berjihad sepenuh iman yang ada didalam jiwanya. Selama si hamba masih terikat dengan urusan duniawinya, maka ia tidak akan sampai kepada Allah selamanya. +anusia adalah tempat salah dan tempat aib. Apabila ada orang yang memujimu, itu bukan karena kehormatan yang ada padamu, akan tetapi karena Allah menutupi kejelekkanmu dengan menampakkan kebaikanmu. +anusia yang pada umumnya lebih suka melihat barang yang si"atnya lahiriah, mudah tertipu oleh penglihatannya sendiri. Penghormatan seorang hamba kepada sesama manusia sebenarnya bukan diarahkan kepada apa yang ia lihat dari lahiriahnya, akan tetapi hendaklah kepada yang ada dalam batinnya. ,leh karena manusia tidak mampu melihat yang ada dalam batin seseorang, maka penghormatan yang ia terima itu hendaklah dikembalikan kepada sang +aha Pencipta, Allah Swt. %dengan mengucap pujian Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah&. Karena ia tahu bahwa dirinya tidaklah pantas menerima pujian itu, ia sadar bahwa dirinya sangat jauh dari apa yang disangkakan orang kepadanya. +anusia pasti memiliki kekurangan, karena aib yang disandangnya itu. -an ia kuatir apabila aibnya diketahui oleh sesama manusia. Ia akan malu dan merasa terhina. Allah )aala telah menutup aibnya itu dan manampakkan kebaikan yang ia miliki, sehingga kejelekannya tertutup dengan sangat rapinya, dengan penutup yang sangat indah dari Allah. Sehingga apabila ada yang memujinya, tidak lain karena begitu indahnya penutup yang dipasangkan oleh Allah pada dirinya. +aka tertutuplah cela dan aib manusia, lalu nampaklah kebagusan lahiriahnya. Karunia Allah dan penutup yang indah ini hendaklah disyukuri, sesuai "irman Allah, Barangsiapa yang bersyukur, sesungguhnya ia bersyukur pada dirinya sendiri, dan barang siapa yang ingkar, sesungguhnya Allah Taala Maha Kaya dan Maha Terpuji. (QS Lu!an"#$% Sahabatmu yang hakiki ialah orang yang suka memperhatikan kepentinganmu. *alaupun ia sebenarnya mengetahui kejelekkan dan aib dirimu, akan tetapi ia berusaha menutupinya dan berusaha memperbaikinya. Karena si"at seperti inilah yang ditunjukkan dan diajarkan Allah kepadamu. )emanmu adalah orang yang menangis bersamamu, bukan yang suka tertawa bersamamu. .arilah sahabat yang akan menjadi obat, dan jangan mencari sahabat yang menyebarkan penyakit. )untunlah sahabatmu apabila ia tergelincir, arahkan apabila ia lupa. +encari sahabat untuk tertawa memang banyak, akan tetapi mendapat sahabat untuk menangis sangatlah langka.