You are on page 1of 36

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara adalah kanker yang paling sering pada perempuan di
samping kanker kulit, walaupun kanker ini sangat jarang pada laki-laki (Sylvia
A. Price,dkk 2006)
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan utama di dunia bagi
wanita. Insiden keseluruhannya meningkat sampai 54 % dalam 40 tahun
terakhir. Telah banyak kematian yang diakibatkan oleh penyakit kanker
payudara. Insiden ini akan terus meningkat apabila penanganan serta
pencegahan terhadap kanker payudara tidak ditangani secara serius. (Smeltzer,
2005).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar
kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar
dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan
patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah
kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker
nasofaring (Sjamsuhidajat, 2010).
Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan pertama pada kasus
kematian pada wanita. Tingginya insiden tidak sebanding dengan kesadaran
wanita akan pencegahan sejak dini (Musliha, 2006).
Hingga saat ini belum ditemukan penyembuhan untuk kanker
payudara. Dengan meningkatnya kasus kejadian kanker payudara, maka perlu
diadakannya suatu sosialisasi pencegahan dini terhadap kanker payudara.
Perawat sebagai satu bagian dari tim kesehatan berkewajiban untuk
mengetahui tentang konsep penyakit kanker payudara agar dapat
mensosialisasikan informasi mengenai bahaya serta cara pencegahan kanker
payudara. (Musliha, 2006).
Di ruang mamplam 3, terdapat banyak pasien penderita kanker yang
telah mencapai stadium lanjutan. Para pasien ini ada yang rutin datang ke


2

rumah sakit untuk menjalani pengobatan, ada pula yang dilakukan
pembedahan. Dalam hal ini perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan
kepada para pasien agar dapat menjalani pengobatan dan perawatannya secara
tuntas sehingga penyakit yang dialaminya dapat ditangani sesegera mungkin
dan tidak dapat bermetastase ( Data RSUDZA,2014)
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana
asuhan keperawatan klien dengan ca.mamae menggunakan proses pendekatan
keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien ca.mamae dengan pendekatan
proses keperawatan yang sesuai.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian pada pasien ca.mamae.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat pada pasien
ca.mamae.
c. Membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien ca.mamae.
d. Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada pasien
ca.mamae.
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada
pasien ca.mamae.
f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan
ca.mamae.







3

BAB II
TINJAUAN TIORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan namun
terdapat beberapa faktor risiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah
lingkungan dan genetik. Faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan
risiko kanker payudara adalah tempat tinggal di negara berkembang bagian
barat, keadaan sosioekonomi yang rendah, ras, riwayat penyakit payudara
proliferatif, awitan dini menarke, terlambatnya kelahiran anak pertama,
menopouse yang terlambat, keadaan nulipara, terapi hormon eksogen,
terpajan radiasi, dan faktor-faktor makanan (obesitas dan asupan alkohol
yang tinggi) (Sylvia A. Price 2006)
Carsinoma adalah massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan
berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan sel normal (Wills, 1995).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada
payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini
menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak
dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada
bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit
(Erik T, 2005)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-
sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-
rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto,
dkk)





4

2. Etiologi
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada
beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan
payudara yaitu: virus, faktor lingkungan , faktor hormonl dan familial;
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)
2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara
perempuan
4. Riwayat meastrual:
1) early menarche (sebelum 12 thun)
2) Late menopouse (setelah 50 th)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical
hiperplasia atau benign proliverative yang lain pada biopsy payudara,
Ca. endometrial.
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 35 tahun.
8. Tidak menyusui
9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy
estrogen
10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas
13. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x
sehari), merokok
14. Stres hebat.
3. Patofisiologi
Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama
untuk melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang
proses terjadinya kanker dan perubahan strukturnya.



5

WOC































Benjolan / massa, keluar
cairan
Timbul kelainan kulit
Pembesaran kelenjar getah bening/tanda metastasis
jauh
Kanker payudara
Mayoritas terjadi pada kuadran
atas terluar
Nyeri tekan terjadi pada saat
menstruan
Metastasis ke kulit Umumnya terjadi pada
payudara sebelah kiri
Ulserasi dan berjamur Lesi
Tidak terasa nyeri
Terfiksasi, keras, batas tidak
teratus
Operasi
Disfungsi seks
Post Op
Kerusakan
Integritas kulit
Kurang
perawatan
Gangguan Citra
Tubuh
Nyeri


6

Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan,
proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh
jaringan sekitarnya.
Proliferasi abnormal sel kanker akan menggangu fungsi jaringan
normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan
anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi
perubahan secara biokimiawi terutama dalam intinya.
Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara
sel normal.
4. Manifestasi Klinis
a. Tanda dini
1) Benjolan tunggal tanpa yang agak keras dengan batas kurang jelas
2) Benjolan biasanya terjadi pada mammae sebelah kiri bagian
kuadran lateral atas.
3) Kelainan mammogrfi tanpa kelainan pada palpas
b. Tanda lama
1) Retraksi kulit / retraksi areola
2) Retraksi atau inversi putting
3) Pengecilan mammae ( pengerutan)
4) Pembesaran mammae
5) Kemerahan
6) Edema
7) Fiksasi pada kulit atau dinding thorak
c. Tanda akhir
1) Tukak
2) Kelenjer supraklavikula dapat diraba
3) Metastasis tulang, paru, hati, otak, pleura/tempat lain




7

Stadium Klinis Kanker mammae
a. Tahap I terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai
nodus limfe, tidak terdeteksi adanya metastasis
b. Tahap II terdiri atas tumor yang lebih besar 2cm tetapi kurang dari
5 cm, dengan nodus limfe tidak terfiksasi positif atau negatif dan
tidak terdeteksi adanya metastasis.
c. Tahap III terdiri dari tumor lebih besar dari 5 cm atau tumor
dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding,
dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular dan
tanpa bukti adanya metastasis jauh.
d. Tahap IV terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus
limfe normal atau kankreosa dan adanya metastasis jauh.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu
bertahun-tahun sampai dapat merubah jaringan displasia menjadi
tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi pre concerous yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit
dn akhirnya juga di payudara.
3. Fase invasi: 1 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui
membran sel ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang paling umum adalah benjolan atau penebalan
pada payudara. Gejala lain dari kanker payudara meliputi kulit cekung (


8

lesung ), retraksi atau deviasi puting susu, dan nyeri tekan, atau rabas
khususnya berdarah dari puting.
Kulit Peau dorange, kulit tebal dengan pori-pori menonjol sama
dengan kulit jeruk, dan ulserasi pada payudara. Jika ada nodul, mungkin
menjadi keras, pembesaran nodus limfe aksilaris membesar atau nodus
supra klavikula teraba pada daerah leher.
Tanda dan gejala dari metastasis yang luas meliputi nyeri pada bahu,
pinggang, punggung bagian bawah atau pelvis, batuk menetap, anoreksia
atau berat badan menurun, gangguan pencernaan, pusing, penglihatan
kabur, dan sakit kepala.
Penemuan dini kanker payudara masih sulit ditemukan, kebanyakan
ditemukan jika sudah teraba oleh pasien.
Tanda tandanya :
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam,
dibawah ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Perubahan bentuk dan besar payudara, Adanya lekukan ke dalam,
tarikan dan refraksi pada areola mammae
4. Edema dengan peant d orange (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,
7. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan
encer padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui.
8. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi
6. Komplikasi
Komplikasi utama dari kanker payudara menurut Danielle Gale dan
Jane Charette adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui
saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati.


9

Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis,
nyeri kronik dan hiperkalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami
gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami
gangguan persepsi sensorik
7. Penatalaksanaan
1) Pembedahan, dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu:
a) Mastektomi total (sederhana)
Mengangkat semua jaringan payudara, tetapi semua atau
kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.
b) Mastektomi radikal
Modifkasi mengangkat seluruh payudara, beberapa atau semua
nodus limfe dan kadang-kadang otot pektoralis minor prosedur
membatasi (contoh lumpektomi) mungkin dilakukan pada pasien
rawat jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa jaringan
sekitarnya diangkat.
c) Mastektomi/lumpektomi
Dengan diseksi kelenjar getah bening aksila radiasi/kemoterapi.
d) Terapi radiasi
Dapat digunakan untuk mengatasi kanker payudara terinflamasi
sebelum diberikan kemoterapi. Dapat juga digunakan untuk
mengatasi penyakit yang kambuh secara lokal, untuk menangani
fungsi ovarium, dan untuk mengatasi gejala dari metastase
penyakit.
e) Kemoterapi
Kemoterapi ajufan untuk kanker payudara melibatkan kombinasi
obat multiple yang lebih efektif daripada terapi dosis tunggal.
Kombinasi yang paling sering dianjurkan disebut CMF dan
meliputi siklofosfamid (Cytoxan), metotrexat, fluorasil (5-FU)
dengan atau tanpa tamoksifen.



10

8. Pemeriksaan penunjang
1. Sadari
Merupakan pemeriksaan payudara sendiri, dimana klien
mendeteksi sendiri apakah terdapat benjolan pada payudaranya.
2. Mammografi
Digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah
yang abnormal pada payudara.
3. USG Payudara
Digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan)
dengna benjolan padat.
4. Termografi
Digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.
5. Pemeriksaan darah
Untuk menilai fungsi hati dan penyebaran kanker.
6. Biopsi
Pengambilan contoh jaringan payudara untuk diperiksa dengan
mikroskop.
B. Asuhan Keperawatan
1. Penkajian
Proses keperawatan merupakan suatu cara berpikir dan bertindak
yang spesial (khusus) dalam melakukan asuhan keperawatan. Dalam
proses keperawatan, terdapat beberapa tindakan yang saling berkaitan
antara satu dengan yang lain yaitu: assessment (pengkajian), diagnosis
(penentuan diagnosa), perencanaan hasil (planning: outcome), perencaan
intervensi (planning: intervention), pelaksanaan (implementation) dan
evaluasi (evluation) (Wilkinson, 2007)
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data
objektif dan data subyektif dari klien. Adapun data yang terkumpul
mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkunagan, atau kebudayaan.
(mc. Forland & Mc. Farlane, 1997).


11

Pengkajian adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan
pasien secara sistematis, meliputi fisik, psikologi, sosiokultural, spiritual,
kognitif, kemampuan fungsional, perkembangan ekonomi dan gaya hidup.
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,
pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium dan
diagnostik, serta review catatan sebelumnya (Dongoes, 2000)
Menurut Rothrock (2000) pengkajian merupakan fase pertama
dalam keperawatan yang meliputi pengumpulan data dan organizing data.
Pengumpulan data adalah alat utama pengkajian awal pasien dan
merupakan proses yang kontinyu untuk memperoleh informasi yang
diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan. Informasi aktual atau
potensial dapat datang secara langsung dari pasien, keluarga atau teman,
rekam medik, atau tenaga kesehatan lain. Datanya subyektif (apa yang
dinyatakan klien), atau data obyektif apa yang dilihat, dicium, didengar,
atau disentuh oleh perawat.
Data diperoleh dengan wawancara, pemeriksaan fisik, atau dengan
membaca laporan (hasil rontgen, pemeriksaan laboratorium, catatan
perkembangan atau konsultasi). Organisasi data adalah pengorganisasian
dan pengolahan informasi penting untuk membantu pengambilan
keputusan yang efesien.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara
lain :
1) Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien
dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi,
sosiokultural dan spiritual yang bisa mempengaruhi status
kesehatannya.
2) Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu,
saat ini bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien
guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul
berasal dari perawat klien selama berinteraksi dan sumber yang lain.
(Gordon, 1987 ; 1994)


12

3) Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
4) Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang
berperan penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
1) Melakukan wawancara (anamnesa)
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Pemeriksaan fisik
4) Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain
serta catatan kesehatan (rekam medik)..
2. Diagnosa
1) Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi bahu.
3) Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4) Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5) Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6) Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta
pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
7) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake
tidak adekuat.
3. Intervesi
b. Nyeri kronis berhubungan dengan pertumbuhan/metastase tumor
1) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
klien mampu :
a) Menurunkan level nyaeri
b) Mengontrol nyeri
c) Meningkatkan rasa nyaman
2) Kriteria hasil :


13

a) Mengukur nyerinya dengan menggunakan skala nyeri,
menetapkan tujuan untuk penurunan nyeri yang diharapkan dan
membuat rencana kegiatan untuk mengelola nyerinya
b) Mendiskripsikan tentang rencana pengelolaan nyeri baik
farmakologis maupun non farmakologis termasuk mengenali
keuntungan dan kerugian pengelolaan nyeri menggunakan obat
dan non obat
c) Mendemontrasikan kemampuan untuk tenang, beristirahat
d) Menerima keadaan yang sedang dialami dan mampu beraktifitas
dengan minimal terjadinya nyeri
3) Intervensi
a) Kaji pengalaman klien ketika berhadapan dengan nyeri untuk
pertama kali, jika memungkinkan lakukan intervensi untuk
menurunkan nyeri
b) Anjurkan klien untuk menggambarkan pengalamam yang telah
lalu mengenai nyeri dan metode yang digunakan untuk
menangani nyerinya, termasuk pengalaman tentang efek
samping, tipe koping respon, dan bagaimana ia mengekspresikan
nyeri
c) Mendeskripsikan tentang efek yang merugikan dari nyeri yang
tidak tertahankan
d) Anjurkan klien untuk melaporkan tentang lokasi, intensitas dan
kualitas dari nyeri ketika sedang mengalami nyeri
e) Minta klien untuk melakukan pengelolaan tingkat nyeri, waktu,
pencetus, pengobatan dan perawatan dan tindakan yang lain yang
dapat mengurangi nyeri
f) Tentukan penggunaan obat yang dibutuhkan klien
4) Rasional
a) Intensitas, karakter, waktu terjadinya, durasi faktor yang
memperberat dan yang mengurangi nyeri harus dikaji dan di
dokumentasikan pada saat setelah evaluasi awal


14

b) Perhatian mungkin memberikan efek terhadap perasaan klien
untuk melaporkan tentang nyeri dan penggunaan analgetik
c) Intensitas dari nyeri dan ketidak nyamanan harus dikaji dan
didokumentasikan setelah prosedur yang menyebabkan nyeri
dengan beberapa hal baru tentang nyeri dan interval dari nyeri
d) Untuk menolong merencanakan perawatan nyeri, penggunakan
obat-obatan yang lalu
e) Agar kita dapat mengetahui letak dan tingkat dari nyeri tersebut
sehingga kita dapat melakan tindakan keperawatan dalam
mengatasi nyeri pasien/klien
f) Supaya tidak terjadinya resisten atau salah penggunaan obat
c. Nyeri akut berhubungan dengan aktual atau potensial kerusakan
jaringan akibat metastase tumor.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24
jam nyeri berkurang
2) Kriteria hasil :Skala nyeri menurun 1-3
a) Klien melaporkan nyeri berkurang/hilang
b) Klien nampak rileks
c) Klien mampu beristirahat
3) Intervensi
a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif : lokasi, karek
teristik, durasi, frekuensi, kuali tas dan faktor predisposisi.
b) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
c) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalama nyeri klien.
d) Evaluasi pengalamam nyeri masa lampau.
e) Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan.
f) Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
g) Kurangi faktor presipitasi nyeri.


15

h) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/ non
farmakologis).
i) Ajarkan teknik relaksasi.
j) Berikan analgetik sesuai program
k) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
l) Tingkatkan istirahat.
m) Kolaborasi dengan dokter jika ada komplain dan tindakan nyeri
tidak berhasil.
n) Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.
4) Rasional
a) Intensitas dari nyeri dan ketidak nyamanan harus dikaji dan
didokumentasikan setelah prosedur yang menyebabkan nyeri
dengan beberapa hal baru tentang nyeri dan interval dari nyeri.
b) Pendekatan dengan teknik komunikasi terapeutik akan
meningkatkan kepercayaan klien.
c) Pengelamann klien terhadap nyeri masa lampau dapat dijadikan
bahan evaluasi awal untuk penanganan nyeri saat ini.
d) Minimalisasi pengaruh eksternal mampu membantu klien untuk
mengatasi nyeri dan mencegah timbulnya nyeri.
e) Dapat memberikan ketenangan kepada klien dan membuat
klien lebih relaks sehingga nyeri dapat berkurang.
f) Analgetik sangat diperlukan pada kondisi nyeri yang berat dan
tidak tertahankan.
g) Respon klien terhadap prosedur dapat dijadikan bahan evaluasi
untuk penaganan nyeri selanjutnya.
h) Intensitas dari nyeri, lokasi dan kualitasnya merupakan dasar
terhadap penentuan intervensi yang akan dilakukan.
i) Ketelitian dan ketepatan administrasi program pemberiann
analgetik sangat diperlukan dalam penanganan nyeri.
j) Pilihan analgetik yang tepat dan rute yang mampu
meminimalkan timbulnya nyeri pada saat pemberian serta


16

semakin cepat efek analgetiknya dirasakan oleh klien sangat
dibutuhkan dalam penanganan nyeri.
k) Evaluasi respon terhadap pemberian analgetik dapat digunakan
untuk menilai keefektifan analgetik yang diberikan

d. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
1) Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam
klien, keluarga menunjukan cemas yang berkurang dibuktikan
dengan ; koping adaptif, mampu mengontrol cemas.
2) Kriteria hasil :
a) Klien nampak rileks
b) Klien mampu beristirahat
3) Intervensi
a) Kaji tingkat kecemasan, faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap timbulnya cemas.
b) Yakinkan klien bahwa perawat siap membantu masalah
kesehatan yang dihadapi klien dan dorong klien untuk
mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi.
c) Kaji harapan klien terhadap pengobatan dan perawatan.
d) Pahami persepsi klien tentang situasi stress.
e) Temani klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
ketakutan.
f) Berikan informasi faktual tentang diagnosis, tindakan, dan
prognosis.
g) Dorong keluarga untuk menemani klien.
h) Bantu klien untuk mengenali situasi yang menimbulkan
kecemasan.
i) Ajarkan teknik relaksasi untuk mereduksi kecemasan
j) Teknik relaksasi dapat mereduksi stress yang timbul.




17


e. Mual berhubungan dengan kemotherapi
1. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24
jam mual klien akan berkurang
2. Kriteria hasil : Klien akan merasa lebih nyaman, status cairan
seimbang, intake nutrisi adekuat
3. Intervensi
a) Kaji penyebab mual dan muntah klien.
b) Jaga kebersihan klien setelah muntah dan letakan tissue
pembersih pada likasi yang mudah dijangkau oleh klien.
c) Berikan perawatan oral setelah klien muntah.
d) Berikan/ajarkan metose distraksi dari sensasi mual misalnya
menggunakan musik dsb.
e) Jaga lingkungan yang bersih, tenang dan ventilasi yang baik.
f) Hindarkan pergerakan yang tiba-tiba, biarkan klien tetap
terlentang.
g) Kolaborasi pemberian antiemetik.
h) Berikan antiemetik satu jam sebelum pemberian khemoterapi.
i) Motifasi klien untuk makan/minum sedikit-sedikit tetapi
sering.
j) Berikan diit yang disukai dalam kondisi hangat dan sajikan
dengan menarik.
4. Rasional
a) Dengan diketahui penyebab maka perawat dapat menentukan
tindakan yang tepat untuk menangani mual/muntah.
b) Kebersihan dan perawatan mulut dapat menghilangkan aroma
dan rasa dari muntahan, dan mampu mereduksi stimulus
terhadap mual/muntah.
c) Bau dari dapur, kamar mani dapat merangsang mual/ muntah.
d) Pergerakan dapat merangsang lebih jauh terhadap timbulnya
mual/muntah.


18

e) Pemberian antiemetik lebih efektif dalam mengurangi/
mencegah mual pada klien dengan kemoterapi.
f) Makan/minum sedikit-sedikit tapi sering dapat mengurangi
sensasi muntah akibat lambung yang penuh.
g) Diet yang menarik dan disukai oleh klien dapat menimbulkan
selera makan klien sehingga kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
f. Ansietas berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tak
dikenal/ ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker, perasan putus
asa dan tak berdaya/ ketidak cukupan pengetahuan tentang kanker dan
pengobatan.
1.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam
klien akan mampu mengontrol cemas, mengembangkan koping
yang adaptif dengan
2.Kriteria hasil :klien mampu
a) Mengidentifikasi dan mengungkapkan kecemasan
b) Mengidentifikasi, mengung kapkan dan mendemons trasikan
teknik mengontrol ansietas
c) Mengungkapkan terbebas/ penurunan distress yang dirasakan
d) TTV memberi gambaran terbebas dari disstress
e) Ekspresi tubuh, wajah, sikap terbebas dari disstres
f) Mampu berkonsentrasi dan akurasi perhatian
g) Mengidentifikasi dan mengungkapkan faktor-faktor yang
menimbulkan kecemasan, konflik dan penanganannya
h) Mendemonstrasikan ketrampilan mengatasi masalah
3.Intervensi
g. Berikan kesempatan klien, keluarga untuk mengungkapkan
perasaan (marah, rasa bersalah, kehilangan, dan nyeri) :
h. Lakukan kontak yang sering dan berikan suasana yang
meningkatkan ketenagan dan rileks
i. Tunjukian sikap tidak menilai dan mendengar dengan penuh
perhatian


19

j. Gali perasaan dan perilaku sendiri
k. Dorong untuk mendiskusikan secara terbuka tentang kanker,
pengalaman orang lain, dan potensial mengontrol dan
penyembuhannya.
l. Jelaskan rutinitas rumah sakit dan pertegas penjelasan dokter
tentang jadwal pemeriksaan dan tujuan rencana pengobatan.
Fokuskan pada apa yang diharapkan klien
m. Tunjukan adanya harapan
n. Tingkatkan aktifitas dan latihan fisik
o. Identifikasi adanya ego yang buruk, kemampuan pemecahan
masalah yang tidak efektif, kurang motifasi, kesehatan secara
umum memburuk, kurang sistem pendukung
1.Rasional
1) Kontak yang sering oleh pemberi perawatan menunjukan
penerimaan dan menumbuhkan rasa percaya klien.
2) Klien mungkin menolak untuk didekati karena gangguan
konsep diri, peraweat t8idak boleh membuat asumsi tentang
reaksi klien atau keluarga; memvalidasi rasa takut dan beban
tertentu klien membantu meningkatkan kesadaran, perawat
harus sadar tentang bagaimana klien dan keluarga bereaksi, dan
bagaimana reaksi mereka mempengaruhi perasaan dan perilaku
perawat.
3) Diskusi terbuka tentang hidup setelah terdiagnosis kanker dapat
menumbuh kan harapan dan dorongan.
4) Aktifitas fisik memberikan pengalihan dan rasa normal, pasien
yang melakukan aktifitas fisik dapat memperbaiki kualitas
hidup mereka.

4) Implementasi
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang
telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/


20

pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu
mengidentifikasi prioritas perawatan.
Memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi
yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.

5) Evaluasi
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon
pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil
yang diharapkan telah dicapai. Evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi atau penilaian dapat dibagi menjaji dua yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah yang dilakukan
setiap kali melakukan tindakan keperawatan sedangkan Evaluasi sumatif
adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua tindakan yang dilakukan
dengan membandingkan kreteria hasil yang telah ditetapkan dengan respon
atau tanda dan gejala yang ditunjukkan pasien.
Hasil Evaluasi yang mungkin didapat adalah :
1. Tujuan tercapai seluruhnya, yaitu jika pasien menunjukkan tanda atau
gejala sesuai dengan kreteria hasil yang di tetapkan.
2. Tujuan sebagian yaitu jika pasien menunjukan tanda dan gejala
sebagian dari kreteria hasil yang sudah ditetapkan.
Tujuan tidak tercapai, jika pasien tadak menunjukan tanda dan gejala
sesuai dengan kreteria hasil yang sudah ditetapkan.







21

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Penkajian
Pasien masuk tanggal 8 Januari 2014 bernomor register 0985825
dengan diagnosa medis carsinoma mamae. Tanggal pengkajian 8 Januari
2014 Poli Penyakit Dalam 3.
1. Indentitas
Pasien bernama Ny. F yang berjenis kelamin perempuan berusia 40
tahun, menikah, beragama Islam, suku Aceh, pendidikan terakhir SMA
dan bekerja sebagai ibu rumah tangga, bahasa yang digunakan sehari-hari
Bahasa Aceh, Alamat Nagan Raya, sumber biaya JKRA, sumber
informasi diperoleh dari pasien, keluarga catatan medik.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. F usia 40 tahun datang ke RS dengan keluhan keluhan nyeri
pada bagian payudara kanan dengan skala nyeri 6, dia juga
mengatakan merasa tidak nyaman karena nyeri ini, kemudia cemas,
takut dan selalu beratanya tentang penkitnya karena akan dilakukan
kemotrapi.
Nn. R menjelaskan bahwa sejak 3 bulan yang lalu teraba benjolan
kecil pada payudaranya namun sekarang benjolan tersebut semakin
membesar yang besarnya kurang dari 5 cm, daerah puting pada
payudaranyapun berkerut menyerupai kulit jeruk kemudian
memutuskan datang ke RS untuk berobat.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit ini sebelumnya
karena Demam berdarah





22

c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, dan
diabetes mellitus tetapi dia mengatakan bahwa saudara ibunya
menderita kanker payudara.

GENOGRAM:










Keterangan :
Pasien perempuan
Perempuan
Laki-laki

d. Riwayat Psikologi Sosial
Orang yang terdekat dengan pasien saat ini adalah suami, ayah,
ibu, anak. Interaksi dalam keluarga baik karena apabila pasien
ngomong bicaranya jelas tidak ngaur.
Pembuat keputusan dalam keluarga adalah suami pasien sendiri
berdasarkan musyawarah kegiatan kemasyarakatan yang diikuti
adalah organisasi masyarakat. Interaksi dalam masyarakat terganggu
karena pasien sakit.
PS
b
PS


23

Dampak penyakit pasien terhadap keluarga yaitu keluarga
menerima keadaan pasien dan berusaha untuk memberikan dukungan
agar pasien cepat sembuh.
Harapan pasien setelah menjalani perawatan adalah dapat
beraktifitas seperti sediakala,cepat sembuh, ingin kembali berkumpul
bersama keluarga agar dapat kembali menjadi keluarga yang utuh.
Masalah yang mempengaruhi pasien adalah psikologi seperti cemas,
gelisah.
Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit adalah klien merasa
dirinya selalu ingin bertanya tanya tentang penyakitnya, badan terasa
lemas, perasaan klien juga cemas dan kurang percaya diri, terkadang
sering merenung sendiri, tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa
karena nyeri yang di alaminya .
e. Aktifitas
Klien adalah seorang ibu rumah tangga. Sebelumnya sakit
klien mampu melakukan pekerjaannya atau aktifitasnya dengan baik.
Setelah sakit klien mengatakan tidak nyaman, dan susah bergerak
karena nyeri yang dirasakannya
f. Tidur dan Istirahat
Sebelum klien sakit, klien tidak ada gangguan dalam tidur.
Klien tidur selama kurang lebih 7-8 jam/hari. Setelah klien terjadi
perubahan dalam pola tidur klien menjadi 6-7 jam.
g. Nutrisi
Klien makan 3 kali sehari, kadang kadang di selingi cemilan,
mampu menghabiskan porsi makanan yang disediakan. Setelah sakit
klien mengatakan tidak ada perubahan nafsu makan. Klien mampu
menghabiskan porsi makanan yang .
h. Cairan Elitrolit
Sebelum sakit klien mampu minum air sampai 8 gelas/ hari
setelah sakit tidak ada perubahan



24

i. Oksigenasi
Klien mengatakan mengalami tidak kesulitan saat bernafas
.Klien tidak tampak menggunakan otot bantu pernafasan.
j. Eliminasi
Sebelum sakit pasien BAK satu kali sehari warna kuning, tidak
ada keluhan dan tidak menggunakan alat bantu seperti kateter.
Sebelum sakit pasien sehari sekali BAB. Klien juga mengatakan
tidak ada keluhan pada pola eliminasi baik fekal maupun urin.
k. Sensori, Persepsi Dan Kognitif.
Klien juga mengatakan bahwa dirinya tidak mengalami
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan
penciuman, gangguan sensasi taktil, gangguan pengecapan. Pasien
tidak mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan
persepsi dan kognitif, pasien tidak mempunyai riwayat penyakit yang
berhubungan dengan sensori

3. Penkajian Fisik
a. Kesadaran Umum
Kesadaran klien compos mentis dan GCS klien 15. Untuk
pemeriksaan tanda-tanda vital klien menunjukkan Td : 120/70
mmHg, suhu tubuh : 36,5
0
C, RR : 28kali/menit, HR :
108kali/menit
b. Sistem Pendengaran
Daun telinga normal, tidak ada serumen, telinga tengah normal,
tidak ada cairan dari telinga, tidak ada perasaan penuh di telinga
maupun tinitus, fugsi pendengaran normal, tidak ada gangguan
keseimbangan dan tidak memakai alat bantu dengar
c. Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris kelopak mata dapat membuka dan
menutup sempurna, bola mata dapat bergerak ke kanan kiri, atas
maupun bawah, konjungtiva anemis, sklera ikterik, pupil isokor,


25

otot-otot mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan visus 6/6,
tidak ada tanda-tanda radang, tidak memaka kaca mata maupun
lensa kontak, reaksi terhadaap cahaya positif (+/+).
d. Sistem pernafasan
Jalan nafas tidak ada sumbatan berupa sekret, tidak ada sesak
nafas, tidak menggunakan alat bantu nafas, RR 24 kali/menit,
irama teratur. Pernafasan spontan dan dalam,palpasi dada vocal
fremitus, perkusi dada sonor suara nafas vesikuler, tidak nyeri saat
bernafas dan tidak menggunakan alat bantu nafas.
e. Leher
Klien menunjukkan tidak terdapat pembesaran thyroid, tidak
terjadi kaku kunduk, distensi vena jugularis
f. Abdomen
tidak tampak adanya acites pada perut. Saat di palpasi tidak ada
pembesaran pada hepar atau pembesaran lien, tidak ada benjolan,
tidak ada lesi ataupun hematom. Saat dilakukan perkusi pada
abdomen terdengar bunyi tympani. Auskultasi peristaltik klien saat
didengarkan 13x/menit.
g. Data Fokus
1. Subjektif
Klien mengatakan sangat ingin menanyakan tentang
penyakitnya apakah ada kemungkinan sembuh dan bagaimana
kemotrapi tersebut, klien mengatakan cemas dan takut dengan
diagnosa dokter, klien takut apabila payudaranya tidak ada dan
takut mati karena penyakitnya ini. Dia merasa tidak nyaman
dengan keadaan fisiknya karena payudaranya yang membengkak
2. Objektif
Kesadaran klien compos mentis dan GCS klien 15. Untuk
pemeriksaan tanda-tanda vital klien menunjukkan Td: 120/70
mmHg, suhu tubuh : 36,5
0
C, RR : 28kali/menit, HR :
108kali/menit.


26

Klien selalu bertanya pada perawat tentang bagaimana
tidakan kemotrapi. Klien tampak tidak tenang, gelisah, expresi
wajah murung .
h. Analisa Data
1. Data
DS : Pasien mengatakan sangat khawatir tentang penyakitnya dan
takut apabila terjadi sampai yang membahayakan, jantug
terasa berdebar-debar.
DO : Ekspresi wajah tampak murun.
Pasien tampak cemas ,gelisah
TTV : Tekanan darah: 120/70 mmHg, suhu tubuh : 36,5
0
C,
RR : 28kali/menit, HR : 108kali/menit.
Etiologi : perubahan pada status kesehatan, kematian, nyeri.
Problem : ansietas
2. Data
DS : Klien mengatakan kurang pecaya diri karena penyakit ini
DO : klien tampak gelisah
Etiologi : kecacatan karena penyakit atau penanganan kanker
payudara seperti reseksi pembedahan, agen kemoterapi
topical, dan atau terapi radiasi
Problem : Gangguan citra tubuh
3. Data
DS : Klien mengatakan sangat ingin menanyakan tentang
penyakitnya apakah ada kemungkinan sembuh dan
bagaimana kemotrapi tersebut
DO : klien selalu bertanya
Klien tampak gelisah
Etiologi : penanganan kanker payudara seperti pembedahan dan
kemoterapi topical.
Problem : Kurang pengetahuan



27

B. Diagnosa
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan,
kematian, nyeri.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit
atau penanganan kanker payudara seperti reseksi pembedahan, agen
kemoterapi topical, dan atau terapi radiasi
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker payudara
seperti pembedahan dan kemoterapi topical.
C. Intervensi
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan, kematian,
nyeri
a. Tujuan : Kecemasan dapat berkurang
b. Keritia hasil :
1) Klien tampak tenang
2) Mau berpartisipasi dalam program terapi
c. Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan
penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk
masa depannya.
2) Kaji tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan
dapat dikenali dan diukur.
3) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau
pemakaian prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang
lengkap, mendekati normal.
d. Implementsi
1) Mengajurkan klien untuk mengekspresikan perasaannya.
2) Menkaji adanya tanda dan gejala depresi.


28

3) Mendiskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau
pemakaian prostetik.
e. Evaluasi
S: klien mengatakan sudah mulai tenang dan tidak berdebar-debar
perasannya, tidak khawatir dan tidak takut lagi
O: Klien tampak tenang, mau berpartisipasi dalam program terapi
TTV : TD: 120/70 mmHg, T : 36,5
0
C, RR : 28kali/menit, HR :
108kali/meni
A: Gangguan pada ansietas/cemas teratasi
P: Intervesi di hentikan

2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit
atau penanganan kanker payudara seperti reseksi pembedahan, agen
kemoterapi topical, dan atau terapi radiasi
a. Tujuan : klien bisa menerima keadaannya
b. Keriteria Hasil:
1) Klien dapat mendiskusikan strategi untuk mengatasi perubahan
pada citra tubuh.
c. Intervensi
1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien
terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk
memulai proses pemecahan masalah
2) Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
3) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien
4) Kaji pengetahuan pasien trehadap adanya potensi kecacatan
yang berhubungan dengan pembedahan dan atau perubahan
kulit.
Rasional: memberikan informasi untuk menformulasikan
perencanaan


29

5) Pantau kemampuan pasien untuk melihat perubahan bentuk
dirinya.
Rasional: ketidakmampuan untuk melihat bagian tubunhya yang
terkena mungkin mengindikasikan kesulitan dalam kopping.
Implementasi
6) Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
d. Implementasi
1) Mendiskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien
terhadap penyakitnya.
2) Meberikan dukungan emosi klien.
3) Menganjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien
4) Mengkaji pengetahuan pasien trehadap adanya potensi
kecacatan yang berhubungan dengan pembedahan dan atau
perubahan kulit.
5) Memantau kemampuan pasien untuk melihat perubahan bentuk
dirinya.
6) Memberikan dukungan emosi klien.
e. Evaluasi
S: Klien mengatakan sudah dapat menerima keadaanya sekarang
O: Klien tampak bersemangat.
A: Masalah pada gangguan citra tubuh teratasi
P: Intervensi dihentikan

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penangganan kanker
payudara seperti pembedahan dan kemoterapi topical
a. Tujuan : klien bisa mengetahui penanganannya
b. Keriteria Hasil : menyatakan tindakan perawatan diri untuk
menurunkan insiden dan bertambah beratnya gejala yang
berhubungan dengan pengobatan.
c. Intervensi :


30

1) Beritahu kapan pembedahan/terapi radiasi akan dilakukan.
Rasional :memberikan informasi yang diperlukan.
2) Jelaskan tujuan dari penanganan
Rasional: meningkatkan pemahaman terhadap pengobatan.
3) Ajarkan untuk menggunakan kemoterapi topical.
Rasional: meningkatkan perawatan diri sendiri
4) Beritahu kemungkinan efek samping dari pemberian obat
topical seperti iritasi kulit dan pemakaian yang tidak tepat
mungkin dapat menyebabkan kulit terkelupas atau melepuh.
Rasional: Meningkatkan keamanan dari pemberian obat topical
tanpa adnya komplikasi.
5) Beritahu adanya efek samping dari terapi radiasi dan tindakan
keperawatan diri untuk mengatasinya.
Rasional : meningkatkan perawatan diri.
d. Implementasi
1) Memberitahu kapan pembedahan/terapi radiasi akan dilakukan.
2) Menjelaskan tujuan dari penanganan
3) Mengajarkan untuk menggunakan kemoterapi topical.
4) Memberitahu kemungkinan efek samping dari pemberian obat
topical seperti iritasi kulit dan pemakaian yang tidak tepat
mungkin dapat menyebabkan kulit terkelupas atau melepuh.
5) Memberitahu adanya efek samping dari terapi radiasi dan
tindakan keperawatan diri untuk mengatasinya.
e. Evaluasi
S: Klien mengatakan sudah memahami/mengerti tenteang penyakit
yang dideritanya
O: Klien tampak bersemangat klien menyetujui tindakan kemotrapi
A: masalah kurang pengetahuan sudah teratasi sepenuhnya
P: intervensi di hentikan.



31

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Proses penkajian yang dilakukan pada klien ca.mamae dilakukan
oleh penulis dengan melakukan wawancara, observasi dan pemeriksaan
fisik langsung kepada klien. Selain itu penulis mendapatkan keterangan
dari keluarga dari keluarga. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori,
akan tetapi disesuaikan dengan kondisi klien saat dikaji.
Pada saat dilakukan pengkajian klien dan keluarga cukup terbuka
dan sudah terjalin hubungan trust antara klien dengan penulis sehingga
mempermudahkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini
dibuktikan dengan klien dan kluarga mau menjawab pertanyaan dan
menerima saran yang diberikan oleh penulis. Data yang didapat pada saat
pengkajian pada Ny. F yaitu cemas, kurang pengetahuan tidak percaya
diri, nyeri pada bagian payudara kanan dengan skala nyeri 6, dia juga
mengatakan merasa tidak nyaman karena nyeri ini. Nn. R menjelaskan
bahwa sejak 3 bulan yang lalu teraba benjolan kecil pada payudaranya
namun sekarang benjolan tersebut semakin membesar yang besarnya
kurang dari 5 cm, daerah puting pada payudaranyapun berkerut
menyerupai kulit jeruk. Dia merasa tidak nyaman dengan keadaan fisiknya
karena payudaranya yang membengkak. Tidak terdapat perbedaan
dikarenakan kasus dibuat berdasarkan teori yang telah ada. Dari data yang
terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang
dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya
dirumuskan diagnosa atau masalah keperawatan.

B. Diagnosa
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. F adalah
Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan, kematian,
nyeri di tandai dengan jantung klien terasa berdebar debar dan takut


32

terhadap apa yang akan terjadi kepadanya Td : 120/70 mmHg,
RR:28x/mnt,HR:108x/mnt . Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
kecacatan karena penyakit atau penanganan kanker payudara seperti
reseksi pembedahan ditandai dengan klien mengatakan kurang percaya
diri, agen kemoterapi topical, dan atau terapi radiasi. Dan diagnosa ketiga
kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker payudara
seperti pembedahan dan kemoterapi topical ditandai denga klien slalu
bertanya tannya akan penyakit nya tersebut dan bagaimana cara
pengobatan nya.
Setelah diagnosa atau masalah keperawatan ditegakan selanjutnya
dilakukan pembuatan rencana tindakan dan kriteria hasil untuk mengatasi
masalah keperawatan yang ada pada klien. Setelah diagnosa pertama dan
kedua teratasi, maka dilanjutkan mengatasi diagnosa ketiga. Menurut
pendapat dari penulis tidak terdapat kesenjangan antara kasus terkait
dengan teori.
Karena dalam membuat kasus menyesuaikan dengan menifestasi
klinis pada teori. Sehingga apa yang terjadi pada manifestasi klinis dalam
teori sama dengan apa yang terjadi pada kasus. Sehingga dalam membuat
diagnosa keperawatan tidak jauh berbeda dengan diagnosa keperawatan
yang terdapat didalam kasus.
C. Intervensi
Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data
terkumpul, dikelompkkan, dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan.
Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan
dengan kondisi klien. Setelah masalah ditentukan berdasarkan prioritas,
tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan. Tujuan bisa ditetapkan dalam
jangka panjang atau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur dan realistis.
Ditegaskan dalam bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur
pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang disusun pada rencana
keperawatan.pada penyusunan kriteria hasil penulis menyesuaikan dengan


33

waktu pemberian perawatan yang dilakukan oleh penulis yaitu selama 1
hari.
Perencanaan yang dibuat pada Ny. F dengan prioritas ansietas pada
dasarnya untuk meminimalkan keluhan yang ada pada klien saat itu..
Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan
kegiatan atau tindakan yang diberikan pada Ny. F dengan menerapkan
pengetahuan dan kemampuan klinik yang dimilki oleh perawat
berdasarkan ilmu-ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait.
Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan
baik.
D. Implementasi
Pada teori semua tindakan yang dilakukan dan respon pasien
terhadap setiap tindakan untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang
ditemukan harus didokumentasikan pada catatan keperawatan. Selain itu
juga setiap perawat yang melakukan tindakan, mencatat diagnosa yang
diintervensi, seperti : menkaji klien tentnag keluhan, memberi pendidikan
kesehatn , menganjurkan klien untuk, mendikusikan dengan keluarga dan
pasien tentang penyakitnya

E. Evaluasi
Pada evaluasi terdapat evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dinuat
segera setelah perawat melakukan tindakan keperawatan yang berisikan
respon pasien baik subyektif maupun obyektif dan evaluasi sumatif yaitu
evaluasi yang dibuat saat akhir jaga.
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut
pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan menunjukkan
apakan tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian
atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji,
direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali.


34

Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik
rencana keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan
melalui perbandingan asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya
dengan standar yang telah di tetapkan lebih dulu. Pada tahap evaluasi yang
penulis lakukan pada Nn. R adalah melihat apakah masalah yang telah
diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan.






















35

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. F dengan Kanker
Payudara selama 1 hari dari tanggal 08 Januari 2014penulis mendapatkan
pengalaman yang nyata tentang perawatan pasien dengan Kanker
Payudara di Poli Penyakit Dalam RSUDZA
Pengkajian yang dilakukan meliputi pengkajian biologis,
psikologis, sosial, spiritual. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak
mengalami hambatan yang berarti karena pasien dan keluarganya
kooperatif sehingga pasien mau mengungkapkan masalah yang dihadapi
saat itu.
Diagnosa yang muncul pada asuhan keperawatan ini adalah
Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan, kematian,
nyeri. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena
penyakit atau penanganan kanker payudara seperti reseksi pembedahan
ditandai dengan klien mengatakan kurang percaya diri, agen kemoterapi
topical, dan atau terapi radiasi. Dan diagnosa ketiga kurang pengetahuan
berhubungan dengan penanganan kanker payudara seperti pembedahan
dan kemoterapi topical. Penulisan rencana keperawatan masing- masing
diagnosa berdasrakan teori dan sesuai dengan kondisi pasein.
Pelaksanaan keperawawatan pada Ny.F dengan Kanker Payudara.
Evaluasi dari asuhan keperawatan ini, dari 3 diagnosa yang muncul 3
diagnosa teratasi

B. Saran
Setelah mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan
Keperawatan pada pasien Ny.F dengan diagnosa medis kanker Payudara,
penulis menyampaikan saran kepada :



36

1. Bagi Akademik
Studi kasus ini bisa menambah kepustakaan dan sebagai bahan
studi bagi mahasiswa dan bisa menambah wawasan tentang kanker
payudara.
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit khususnya Rumah sakit RSUDZA diharapkan
dapat memberikan pelayanan yang paripurna dengan tidak hanya
berfokus kepada pelayanan klien di Rumah Sakit RSUDZA saja akan
tetapi persiapan perawatan pasien pulang dengan melibatkan keluarga
dalam menanganinya
3. Bagi Profesi Keperawatan
Memberi masukan dan sumbangan bagi perkembangan ilmu
keperawatan dan profesi keperawatan yang preposional sehingga bisa
meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan.
4. Bagi Penulis
Bagi penulis agar lebih meningkatkan cara berkomunikasi
dengan klien, sering- sering belajar buku keperawatan medikal bedah
kualitas belajarnya ditingkatkan dan bertanya bila belum mengerti.

You might also like