You are on page 1of 13

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja dan permasalahannya menjadi isu penting saat ini.
Jumlah yang besar, yaitu sekitar 64 juta atau 27,6% dari jumlah
penduduk Indonesia (Sensus Penduduk, 2010) mengakibatkan remaja
memerlukan perhatian besar dalam pembinaannya. Disamping itu
remaja sangat rentan terhadap resiko Triad KRR (Seksualitas, NAPZA,
HIV dan AIDS). Perilaku seksual yang tidak sehat dikalangan remaja,
khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Data
dari Departemen Kesehatan tahun 2009 menunjukkan bahwa 35,9%
remaja di empat kota besar (Medan, Jakarta Pusat, Bandung, dan
Surabaya) mempunyai teman yang sudah pernah melakukan
hubungan seks pranikah dan 6,9% responden telah melakukan
hubungan seks pranikah.
(BKKBN, 2012)
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
a. Apa yang mempengaruhi prilaku seks bebas di kalangan remaja?
b. Mengapa banyak remaja melakukan prilaku seks bebas
c. Bagaimana cara supaya terhindar dari seks bebas?

1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan antara lain:
a. Mengetahui faktor-faktor penyebab prilaku menyimpang
khususnya seks bebas di kalangan remaja.
b. Mengetahui faktor penyebab remaja melakukan seks bebas.
c. Memaparkan suatu pemikiran bagaimana caranya agar remaja
dapat terhindar dari seks bebas.
2

BAB II
ISI
Seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar
hubungan pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan
bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam
masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.
2.1. Penyebab prilaku seks bebas
Penyebab perilaku seks bebas sangat beragam.
Pemicunya bisa karena pengaruh lingkungan, sosial budaya,
penghayatan keagamaan, penerapan nilai-nilai, faktor psikologis
hingga faktor ekonomi. Adapun beberapa penelitian
mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
perilaku seks bebas menurut Hyde (1990) yaitu:
Usia
Makin dewasa seseorang, makin besar kemungkinan
remaja untuk melakukan hubungan seks bebas. Hal ini dikarenakan
pada usia ini adalah potensial aktif bagi mereka untuk melakukan
perilaku seks bebas.
Usia yang muda saat berhubungan seksual pertama
Semakin muda usia pada hubungan seksual yang pertama
cenderung untuk lebih permisif daripada mereka yang lebih dewasa
pada hubungan seksualnya yang pertama.
Usia saat menstruasi pertama
Makin muda saat usia menstruasi pertama, makin mungkin
terjadinya hubungan seks pada remaja. Perubahan pada hormon
3

yang terjadi seiring dengan menstruasi berkontribusi pada
meningkatkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan hubungan
dengan lawan jenis.
Agama
Kereligiusan dan rendahnya sikap serba boleh dalam
perilaku seks berjalan sejajar seiringan. Clayton & Bokemier
meneliti bahwa sikap permisif terhadap hubungan seks bebas
dapat dilihat dari aktivitas keagamaan dan religiusitas (Rice, 1990).
Pacar
Remaja yang memiliki pacar lebih mungkin untuk
melakukan seks bebas daripada remaja yang belum memiliki
pacar.
Kencan yang lebih awal
Remaja yang memiliki kencan lebih awal atau cepat dari
remaja yang seumurannya memiliki kemungkinan untuk bersikap
permisif dalam hubungan seks bebas. Untuk menjadi lebih aktif
secara seksual dan untuk memiliki hubungan dengan lebih banyak
pasangan daripada mereka yang mulai pacaran pada usia yang
lebih lanjut.
Pengalaman pacaran/kencan (hubungan afeksi)
Individu yang menjalin hubungan afeksi/pacaran dari umur
yang lebih dini, cenderung lebih permisif terhadap perilaku seks
bebas begitu juga halnya dengan individu yang telah lebih banyak
berpacaran dari individu yang berusia sebaya dengannya.

4

Orang tua
Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun
karena sikapnya yang masih mentabukkan pembicaraan mengenai
seks dengan anak tidak terbuka pada anak, malah cenderung
membuat jarak pada anak mengenai masalah seks.
Teman sebaya (peers group)
Remaja cenderung untuk membuat standar seksual sesuai
dengan standar teman sebaya secara umum, remaja cenderung
untuk menjadi lebih aktif secara seksual apabila memiliki kelompok
teman sebaya yang demikian, serta apabila mereka mempercayai
bahwa teman sebayanya aktif secara seksual (disamping
kenyataan bahwa teman sebayanya sebenarnya memang aktif atau
tidak secara seksual) pengaruh kelompok teman sebaya pada
aktivitas seksual remaja terjadi melalui dua cara yang berbeda,
namun saling mendukung, pertama, ketika kelompok teman sebaya
aktif secara seksual, mereka menciptakan suatu standar normatif
bahwa hubungan seks bebas adalah suatu yang dapat diterima,
kedua, teman sebaya menyebabkan perilaku seksual satu sama
lainnya secara langsung, baik melalui komunikasi diantara teman
ataupun dengan pasangan seksualnya.
Kebebasan
Kebebasan sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi
dengan sikap permisif dalam seks yang tinggi.
Daya tarik seksual
Mereka yang merasa paling menarik secara seksual dan
sosial ternyata memiliki tingkat yang paling tinggi dalam sikap
permisif dalam melakukan seks bebas.
5

Standar orang tua vs standar teman
Remaja yang orangtuanya konservatif dan menjadikan
orangtua sebagai acuan yang utama lebih kurang kemungkinannya
untuk melakukan seks bebas daripada mereka yang menjadikan
teman sebaya sebagai acuan utama.
Saudara kandung
Remaja, secara khusus remaja puteri dipengaruhi oleh
sikap dan tingkah laku saudara kandung dengan jenis kelamin yang
sama.
Gender
Remaja puteri cenderung bersikap permisif dalam hal
seksual daripada remaja pria. Remaja puteri lebih menekankan
pada kualitas hubungan yang sedang dijalin sebelum terjadinya
seks bebas.
Ketidakhadiran ayah
Remaja secara khusus yang tumbuh dan berkembang
dalam keluarga tanpa ayah lebih mungkin untuk mencari hubungan
seks bebas sebagai alat untuk menemukan afeksi dan persetujuan
sosial daripada remaja yang tumbuh dengan adanya ayah.
Ketidakhadiran orang tua
Jika ada remaja yang berperilaku seks bebas, itu hanya
bebasnya pergaulan, dan mungkin penyebabnya dari faktor
bimbingan dan pola asuh dari orangtua di rumah yang tidak peduli
atau tidak terbuka untuk membicarakan masalah seks pada
anaknya, padahal disaat ini dunia remaja semakin bebas. Pada
keluarga yang berada di kota besar, sudah merupakan suatu pola
6

kehidupan yang wajar di mana ayah dan ibu bekerja. Hal tersebut
seringkali mengakibatkan kehidupan anak-anak mereka kurang
mendapatkan pengawasan orang tua dan memiliki kebebasan yang
terlalu besar.
Kecenderungan pergaulan yang makin bebas
Di pihak lain, tidak dapat dipungkiri adanya kecenderungan
pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam
masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan
wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan pria.
Penyebaran Informasi Melalui Media Massa
Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena
adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui
media massa yang dengan adanya tekhnologi yang semakin
berkembang (video kaset, foto kopi, vcd, hp, internet) menjadi tidak
terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu
dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya
dari media massa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab
perilaku seks bebas adalah dari dalam keluarga, media massa, dan
dari pengaruh peers (teman sebaya).
http://www.psychologymania.com/2012/06




7

2.2. Faktor-faktor yang mendorong prilaku seks bebas
Menurut Luthfiyati (2009), faktor-faktor yang mendorong prilaku
seks bebas adalah sebagai berikut:
a. Faktor Agama
b. Faktor lingkungan (meliputi orang tua, tetangga, teman, dan
media).
c. Faktor Pengetahuan
d. Perubahan zaman
e. Perubahan kadar hormon pada remaja meningkatkan libido atau
dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran melalui
aktivitas seksual.
f. Semakin cepatnya usia pubertas
g. Adanya trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja
2.3. Cara Menjauhi Prilaku Seks Bebas di Kalangan Remaja
1. Tingkatkan pengetahuan Agama dalam diri remaja
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak
pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang
melakukan hubungan suami istri di luar nikah.
Sungguh memprihatinkan jika melihat mayoritas
penduduk Indonesia yang beragama Islam tetapi memiliki
pengetahun Islam yang sangat rendah. Padahal, dengan
memiliki dasar agama yang kuat, seseorang pasti takut untuk
melakukan seks bebas dikarenakan hukuman yang dijatuhi
terhadap pezina sangatlah berat.
Dalam kenyataan yang ada, pendidikan agama sering
dipandang sebelah mata oleh setiap kalangan. Sehingga harus
ada suatu peraturan yang mengikat untuk mempelajari dan
memperdalam ilmu agama untuk kehidupan remaja yang jauh
lebih baik dan terhindar dari seks bebas.
8

2. Perbaiki moral remaja
Krisis moral yang menjangkiti negeri berpenduduk
muslim terbesar di dunia jelas menjadi sebuah aib sekaligus
ironi tersendiri. Kasus-kasus krisis moral generasi muda yang
kian mengkhawatirkan belakangan ini seperti meningkatnya
kasus kehamilan di luar nikah, maraknya pergaulan bebas,
penyalahgunaan narkoba, tawuran antar pelajar dan
kecurangan dalam ujian nasional semakin menambah potret
buram generasi muda bangsa ini. Padahal, salah satu tanda
kehancuran suatu negeri adalah kehancuran moral generasi
mudanya. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya bangsa ini bila
krisis moral yang menimpa tak segera teratas.
Pendidikan moral harus benar-benar diterapkan dengan
tegas baik dalam diri remaja itu sendiri maupun lingkungan..
3. Lingkungan yang mendukung
Lingkungan cakupannya sangat luas, Lingkungan
menurut penulis adalah objek kita melakukan aktivitas. Baik
sifatnya sementara atau permanen. Lingkungan bukan hanya
tempat, tetapi juga alat yang digunakan.
Lingkungan antara lain:
- Lingkungan keluarga
- Lingkungan sekolah
- Lingkungan masyarakat
- Lingkungan pergaulan
- Lingkungan media
- Lingkungan jaman
9

Semua lingkungan tersebut harus saling mendukung
untuk terbentuknya remaja yang bebas dari seks bebas karena
faktor lingkungan sangat berpengaruh pada pembentukan moral
dan akhlak seseorang.
Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan
beberapa kalangan untuk mengatasi terjadinya degadrasi moral
yang berdampak pada prilaku seks bebas, antara lain:
- Pemerintah melakukan kerja sama dengan lembaga
keagamaan untuk memperbaiki pengetahuan agama remaja.
- Pemerintah harus menyejahterakan para pendidik, bukan hanya
guru tetapi juga para ustadz dan ustadzah, kiyai, dll. Sehingga
mereka dapat fokus untuk melakukan pembinaan keagamaan
dan akhlak yang baik bagi remaja agar dapat terhindar dari seks
bebas dan prilaku menyimpang lainnya.
- Pemerintah mengadakan suatu lembaga keagamaan yang
dikhususkan untuk memperbaiki moral serta memberikan
pendidikan keagamaan yang kontinu secara gratis dan
diwajibkan secara rutin untuk anak-anak dan remaja.
- Pemerintah harus memberlakukan kurikulum pendidikan Islam
khususnya dalam bidang akhlak dan akidah untuk semua
jenjang sekolah baik sekolah negeri maupun sekolah swasta.
- Semua sekolah untuk anak didik Islam harus berbasis akidah
Islam, memilki orientasi hidup Islam sebagai modal sebelum
mendapat pemikiran asing.
- Pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana yang
mamadai untuk mengoptimalkan tercapainya tujuan pendidikan
yang bermoral.

10

- Pemerintah harus membuat aturan tegas untuk menghilangkan
sumber-sumber pornografi yang dapat disalahgunakan dan
membuat para remaja berpikiran bahwa seks bukanlah hal yang
tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang lazim.
- Pemerintah harus membuat regulasi terhadap media di dalam
negeri untuk memastikan tidak ada konten yang berisi pemikiran
atau perilaku yang mencontohkan kemaksiatan atau
kontraproduktif membangun jatidiri Muslim. Misal pacaran
dikampanyekan lewat film, novel, lagu dsb. Kampanye ini justru
memicu maraknya seks bebas.
- Pemerintah harus melarang media, individu dan lembaga asing
yang mengenalkan dan mengembangkan pemikiran dan
perilaku merusak. Misal larangan impor film asing yang
merusak, larangan masuknya artis asing ikon porno, konser
musik yang campur-baur, dsb.
- Pemerintah perlu mendukung dan memfasilitasi semua
kreativitas generasi muda untuk mengembangkan ilmu dan
keterampilan agar lebih berdayaguna bagi umat. Misal
memfasilitasi olimpiade sains dan teknologi dan memberikan
sarana agar bisa mengimplementasikan hasil riset dan karya
pemenangnya.
- Orang tua harus memberikan perhatian yang khusus dan
mendalam mengenai pendidikan moral dan membuat kecaman
yang tegas terhadap anak dalam masalah prilaku seks yang
menyimpang dan prilaku menyimpang lainnya.
- Sebagai remaja, kita harus memperdalam agama dan
meningkatkan keimanan kita serta peduli terhadap lingkungan
yang mengalami degadrasi moral.

11

- Seorang remaja khususnya mahasiswa, dapat membuat dan
melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
keagamaan sehingga pengetahuan keagamaan dapat dengan
baik tersalurkan kepada remaja dan dapat menciptakan remaja
yang bermoral serta berakhlakul karimah. Seperti mengadakan
kegiataan pengajian secara wajib bagi mahasiswa dan
mengadakan atau mengikuti seminar-seminar penyuluhan
bahaya prilaku seks bebas dan prilaku menyimpang lainnya.
- Semua kalangan harus peduli terhadap lingkungan yang ia
tempati dengan tidak bersikap acuh terhadap kerusakan-
kerusakan moral yang terjadi. Bahkan seharusnya, setiap
kalangan harus menjadi seorang pendidik moral yang baik.
Karena moral yang baik adalah benteng terkuat untuk melawan
pengaruh-pengaruh asing yang negatif seperti prilaku seks
bebas.










12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengetahuan agama, moral, dan lingkungan yang bermoral adalah
dasar yang paling utama untuk dapat menghindari prilaku
menyimpang seperti seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, dll.
3.2. Saran
1. Bagi Pemerintah
- Membuat peraturan yang tegas untuk media dalam
menyebarkan konten-konten berbau porno.
- Membuat lembaga keagamaan untuk mewajibkan remaja
mempelajari agama.
- Membuat kerjasama dengan lembaga keagamaan untuk
memperbaiki pengetahuan agama dan moral remaja.
- Meningkatkan kesejahteraan ustadz dan ustadzah.
- Mengadakan sosialisasi secara berkala mengenai bahaya
seks bebas baik dalam segi keagamaan, kemasyarakatan,
kesehatan, dll.

2. Bagi Kepolisian
- Melakukan rajia secara berkala dan mendadak di tempat-
tempat yang rentan digunakan untuk tempat seks. Seperti
hotel, warnet, tempat sepi, dll.
- Bertindak tegas kepada pelaku seks bebas agar membuat
pelaku menjadi jera.



13


3. Bagi Lembaga Pendidikan
- Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat
terhadap gerak-gerik anak didiknya.
- Pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan
kepada siswa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya
anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya
pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap,
sehingga perbuatan tercela akhirnya mereka jalani.

4. Bagi Orang Tua
- Mendampingi anak-anak remaja dengan memberikan
perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan.
- Menanamkan budi pekerti yang luhur bahwa melakukan
seks hanya dengan pasangan yang sah.
- Memberikan pendidikan agama yang dalam kepada anak-
anaknya.

5. Bagi Mahasiswa
- Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus menghindari
perbuatan-perbuatan keji seperti seks bebas atau berpacaran
melebihi ambang batas.
- Meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama,
karena di dalam agama seks bebas sangat dilarang dan
hukumannya sangat berat.
- Memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang bahaya seks
bebas kepada teman-teman sejawat khususnya dan
masyarakat luas pada umumnya.
- Membuat kegiatan-kegiatan yang menunjang pengetahuan
keagamaan dan peningkatan moral.

You might also like