1. Makalah ini membahas tentang sifat kerja obat, faktor yang mempengaruhinya, dan rute pemberian obat.
2. Obat bekerja dengan mengubah cairan tubuh, membran sel, atau berinteraksi dengan reseptor sel untuk menghasilkan efek terapeutik. Faktor seperti usia, jenis kelamin, dan penyakit dapat mempengaruhi kerja obat.
3. Rute pemberian obat bergantung pada bentuk obat
1. Makalah ini membahas tentang sifat kerja obat, faktor yang mempengaruhinya, dan rute pemberian obat.
2. Obat bekerja dengan mengubah cairan tubuh, membran sel, atau berinteraksi dengan reseptor sel untuk menghasilkan efek terapeutik. Faktor seperti usia, jenis kelamin, dan penyakit dapat mempengaruhi kerja obat.
3. Rute pemberian obat bergantung pada bentuk obat
1. Makalah ini membahas tentang sifat kerja obat, faktor yang mempengaruhinya, dan rute pemberian obat.
2. Obat bekerja dengan mengubah cairan tubuh, membran sel, atau berinteraksi dengan reseptor sel untuk menghasilkan efek terapeutik. Faktor seperti usia, jenis kelamin, dan penyakit dapat mempengaruhi kerja obat.
3. Rute pemberian obat bergantung pada bentuk obat
DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAKALAH DISUSUN OLEH: NAMA : MUGI MARDATILLAH NIM : 1113017 AKADEMI FARMASI AL-ISHLAH CILEGON 2014 BAB I PENDAHULUAN 11 LATAR BELAKANG Obat adalah sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Ahli farmasi atau Apoteker secara resmi bertanggung jawab atas pasokan dan distribusi obat. selain itu apoteker bertanggung jawab atas pembuatan sejumlah besar produk farmasi atau sediaan farmasi meliputi bahan obat, obat, obat tradisional dan kosmetik. Peran penting lainnya adalah sebagai narasumber informasi obat. Apoteker bekerja sebagai konsultan spesialis untuk profesi kedokteran, dan dapat memberi nasehat kepada staf keperawatan dan profesi kesehatan lain mengenai semua aspek penggunaan obat, dan memberi konsultasi kepada pasien tentang obatnya bila diminta. 12 RUMUSAN MASALAH 1. Legislasi dan tandar Obat !. ifat "erja Obat #. $aktor %ang &empengaruhi "erja Obat '. (ute Pemberian Obat ). *ara &enyimpan Obat +. Proses "eperawatan 13 TUJUAN 1. &engetahui legislasi dan standar obat !. &engetahui sifat kerja obat #. &engetahui faktor yang mempengaruhi kerja obat '. &engetahui rute pemberian obat ). &engetahui *ara Penyimpanan obat +. &engerti askep dalam pemberian obat BAB II PEMBAHASAN 21 NOMENKLATUR DAN BENTUK OBAT Obat adalah sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. ,A&A ebuah obat memiliki empat nama berbeda. ,ama kimia memberi gambaran pasti komposisi obat. ,ama generic diberikan oleh pabrik yang pertama kali memproduksi obat tersebut ,ama resmi obat adalah nama obat yang terdaftar dalam publikasi resmi ,ama dagang,nama merek,atau nama pabrik adalah nama yang digunakan pabrik dalam memasarkan obat. ebuah obat generic dapat memiliki nama dagang yang berbeda. ,ama dagang memiliki symbol - disebelah kanan atas nama obat, yang mengindikasikan bahwa obat terdaftar. "LA.$."A. "lasifikasi obat mengindikasikan efek pada system tubuh, gejala yang dihilangkan, atau efek yang diinginkan etiap golongan berisi obat yang diprogramkan untuk jenis masalah kesehatan yang sama "omposisi fisik dan kimia obat dalam satu golongan tidak selalu sama Perawat harus mengetahui karakteristik umum obat dalam setiap golongan etiap golongan obat memiliki implikasi keperawatan untuk pemberian dan pemantauan yang tepat .mplikasi keperawatan untuk semua obat dalam suatu golongan memandu perawat dalam memberikan perawatan yang aman dan efektif. /0,12" O/A1 - Obat tersedia dalam berbagai bentuk atau preparat, bentuk obat menentukan rute pemberian obat. - "omposisi obat dibuat untuk meningkatkan absorbsi dan metabolisme di dalam tubuh. - Ada beberapa bentuk obat misalnya tablet, kapsul, eliksir dan supositoria. "etika memberi obat, perawat harus yakin bahwa ia memberikan obat dalam bentuk yang benar. 22 S!"#$"% O&"! Pada tahun 134+ pemerintah Amerika erikat menetapkan standar kualitas dan kemurnian obat berdasarkan pure food and drug act 5undang- undang makanan dan obat murni6. Publikasi resmi, seperti 2P dan National Formulary, menetapkan standar kekuatan, kualitas, kemurnian, pengepakan, keamananan, pelabelan, dan bentuk dosis obat. 7i kanada,Britisih Pharmacopoeia 5/P6 menetapkan standar yang sama. 7okter, perawat, dan ahli farmasi yang menggunakan standar ini untuk memastikan klien menerima obat yang alami dalam dosis yang aman dan efektif. tandar yang diterima masyarakat harus memenuhi kriteria berikut8 1. "emurnian. pabrik harus memenuhi standar kemurnian untuk tipe dan konsentrasi 9at lain yang diperbolehkan dalam produksi obat. !. Potensi. "onsentrasi obat aktif dalam preparat obat memengaruhi kekuatan atau potensi obat. #. Bioavailability. kemampuan obat untuk lepas dari bentuk dosisnya dan melarut, diabsropsi, dan diangkut tubuh ke tempat kerjanya disebut bioa:ailability. '. "emanjuran. Pemeriksa laboratorium yang terinci dapat membantu menentukan efekti:itas obat. ). "eamanan. emua obat harus terus die:aluasi untuk menentukan efek samping obat tersebut. 22 S'("! K)%*" O&"! Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. ebuah obat tidak menciptakan suatu fungsi di dalam jaringan tubuh atau organ, tetapi mengubah fungsi fisiologis.obat dapat melindungi sel dari pengaruh agens kimia lain,meningkatkan fungsi sel,atau mempercepat atau memperlambat proses kerja sel.obat dapat menggantikan 9at tubuh yang hilang5contoh insulin,hormon tiroid,dan estrogen6. &ekanisme "eja Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau dengan berinteraksi dengan tempat reseptor.jel aluminium hidroksida obat nengubah 9at kimia suatu cairan tubuh 5khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung6.obat-obatan,misalnya gas anestesi umum,berinteraksi dengan membram sel.setelah sifat sel berubah,obat mengeluarkan pengaruhnya.mekanisme kerja obat yang paling umum adalah terikat pada tempat reseptor sel.reseptormelokalisasi efek obat.tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang sama.obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya.ketika obat dan reseptor saling berikatan,efekt terapeutik dirasakan.setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok reseptor yang unik.misalnya,reseptor pada sel jantung berespon terhadap preparat digitalis. 0fek 1erapeutik - 0fek terapeutik merupakan respon fisiologis obat yang diharapkan atau yang diperkirakan timbul. - etiap obat yang diprogramkan memiliki efek terapeutik yang diinginkan, contoh, perawat memberi kodein fosfat untuk menciptakan efek analgesic dan memberi teofilin untuk mendilatasi bronkiolus pernapasan yang menyempit - Pengobatan tunggal dapat menghasilkan banyak efek yang terapeutik. 0fek amping - ebuah obat diperkirakan akan menimbulkan efek sekunder yang tidak diinginkan, efek samping ini mungkin tidak berbahaya atau bahkan menimbulkan cidera. - *ontoh penggunaan obat kodein fosfat dapat membuat seorang klien mengalami konstipasi ini dianggap tidak berbahaya, namun digoksin dapat mengakibatkan disaritmia jantung yang dapat menyebabkan kematian. (eaksi .diosinkratik - Obat dapat menyebabkan timbulnya efek yang tidak diperkirakan, misalnya reaksi idiosinkratik, yang meliputi klien bereaksi berlebihan, tidak bereaksi atau bereaksi tidak normal terhadap obat - *ontoh seorang anak yang menerima antihistamin menjadi sangat gelisah atau sangat gembira, bukan mengantuk. (eaksi Alergi - (eaksi alergi adalah respons lain yang tidak dapat diperkirakan terhadap obat - 7ari seluruh reaksi obat ) ; sampai 14; merupakan reaksi alergi. - Apabila obat diberikan secara berulang kepada klien, ia akan mengalami respons alergi terhadap obat, 9at pengawet obat, atau metabolitnya. 7alam hal ini obat atau 9at kimia bekerja sebagai antigen, memicu pelepasan antibody. - Alergi obat dapat bersifat ringan atau berat. - <ejala alergi ber:ariasi, bergantung pada indi:idu dan obat. - <ejala alergi yang umum antara lain adalah urtikaria, ruam, pruritus,rhinitis - (eaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaksis di tandai oleh konstriksi 5pengecilan6 otot bronkiolus, edema faring dan laring, mengi berat dan sesak napas. - "lien juga dapat mengalami hipotensi berat. - "lien yang memiliki riwayat alergi terhadap obat tertentu harus menghindari penggunaan berulang obat tersebut. .nteraksi Obat - Apabila suatu obat memodifikasi kerja obat yang lain, terjadi interaksi obat - .nteraksi obat umumnya terjadi pada indi:idu yang menggunakan beberapa obat - Apabila dua obat diberikan secara bersamaan, kedua obat tersebut dapat memiliki efek yang sinergis atau adiktif - 7engan efek sinergis, kerja fisiologis kombinasi kedua obat tersebut lebih besar daripada efek obat bila diberikan terpisah. - .nteraksi obat selalu diharapkan, seringkali seorang dokter memprogramkan terapi obat guna mendapatkan keuntungan terapeutik. *ontoh, klien yang menderita hipertensi berat dapat menerima kombinasi terapi obat, misalnya diuretic dan :asodilator, yang bekerja bersama menjaga tekanan darah pada kadar yang diinginkan. (espons 7osis Obat - 1ujuan suatu obat deprogram ialah untuk mencapai kadar darah yang konstan dalam rentang terapeutik yang aman - 7osis berulang diperlukan untuk mencapai konsentrasi terapeutik konstan suatu obat karena sebagian obat selalu dibuang 5diekskresi6. "etika absorpsi berhenti ,hanya metabolisme, eksresi dan distribusi yang berlanjut - "onsentrasi serum tertinggi obat biasanya dicapai sesaat sebelum obat terakhir diabsorpsi. etelah mencapai puncak, konsentrasi serum turun bertahap - Pada penginfusan obat intra:ena, konsentrasi puncak dicapai dengan cepat, tetapi kadar serum juga mulai turun dengan cepat - emua obat memiliki waktu paruh serum, yakni waktu yang diperlukan proses eksresi untuk menurunkan konsentrasi serum sampai setengahnya. - "lien dan perawat harus mengikuti penjadwalan dosis yang teratur dan mematuhinya untuk menentukan dosis dan inter:al waktu pemberian dosis. 7engan mengetahui inter:al waktu kerja obat, perawat dapat mengantipasi efek suatu obat 8 1. Awitan kerja obat 8 =aktu yang dibutuhkan obat sampai suatu respons muncul setelah obat diberikan !. "erja puncak obat 8 =aktu yang dibutuhkan obat sampai konsentrasi efektif tertinggi dicapai #. 7urasi kerja obat 8 Lama waktu obat terdapat dalam konsentrasi yang cukup besar untuk menghasilkan suatu respons '. Plateau 8 "onsentrasi serum darah dicapai dan dipertahankan setelah dosis obat yang sama kembali diberikan - *ara ideal yang digunakan untuk mempertahankan kadar obat yang terapeutik ialah melakukan penginfusan intra:ena secara kontinu. 1. $armakokinetik $armakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk kedalam tubuh,mencapai tempat kerjanya,dimetabolisme,dan keluar dari tubuh.dokter dan perawat menggunakan pengetahuan farmakokinetiknya ketika memberikan obat,memilih rute pemberian obat,menilai resiko perubahan kerja obat,dan mengobser:asi respon klien. !. $armakodinamik $armakodimanik adalah ilmu yang mempelajari tentang mekanime kerja obat dalam tubuh a. Absorpsi Absorpsi adalah cara molekul obat masuk ke dalam darah.kebanyakan obat,kecuali obat yang di gunakan secara topikal untuk memperoleh efek lokal,harus masuk ke dalam sirkulasi sistemik untuk menghasilkan efek yang terapeutik.faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat antra lain rute pemberian obat,daya larut obat,dan kondisi di tempat absorpsi. setiap rute pemberian obat memiliki pengaruh yang berbeda pada absorpsi obat,bergantung pada struktur fisik jaringan. "ulit relatif tidak dapat ditembus 9at kimia, sehingga absorpsi menjadi lambat. &embran mukosa dan saluran napas mempercepat absorpsi akibat :askularitas yang tinggi pada mukosa dan permukaan kapiler-al:eolar. Pencernaan untuk diabsorpsi, kecepatan absorpsi secara keseluruhan melambat. .njeksi intra:ena menghasilkan absorpsi yang paling cepat karena dengan rute ini obat dengan cepat masuk kedalam sirkulasi sistematik. 7aya larut obat yang diberikan per-oral setelah di ingesti sangat bergantung pada bentuk atau preparat obat tersebut. Larutan dan suspensi yang tersedia dalam bentuk cair, lebih mudah diabsorpsi dari pada tablet atau kapsul. /entuk dosis padat harus dipecah terlebih dahulu untuk memajankan 9at kimia pada sekresi lambung dan usus halus. Obat yang asam melewati mukosa lambung dengan cepat. Obat yang bersifat basa tidak terabsorpsi sebelum mencapai usus halus. "ondisi di tempat absorpsi memengaruhi kemudahan obat masuk kedalam sirkulasi sistemik. Apabila kulit tergores,obat topikal lebih mudah diabsorpsi. Obat topikal yang biasanya diprogramkan untuk memeroleh efek lokal dapat menimbulkan reaksi yang serius ketika diabsorpsi melalui lapisan kulit. Adanya edema pada membran mukosa memperlambat absorpsi obat karena obat membutuhkan waktu yang lama untuk berdifusi kedalam pembuluh darah. Absorpsi obat parenteral yang diberikan bergantung pada suplai darah dalam jaringan. ebelum memberikan sebuah obat melalui injeksi, perawat harus mengkaji adanya faktor lokal, misalnya edema, memar atau adanya jaringan parut bekas luka, yang menurunkan absorpsi obat. "arena otot memiliki suplai darah yang lebih banyak dari pada jaringan subkutan 5*6, obat yang diberikan per intramuskular5melalui otot6diabsorpsi lebih cepat dari pada obat yang disuntikkan per subkutan. Pada beberapa kasus, absorpsi subkutan yang lambat lebih dipilih karena menghasilkan efek yang dapat bertahan lama. Apabila perfusi jaringan klien buruk, misalnya pada kasus syok sirkulasi, rute pemberian obat yang tetrbaik adalah melalui intra:ena. Pemberian obat intra:ena menghasilkan absorpsi yang paling cepat dan dapat diandalkan. Obat oral lebih mudah diabsorpsi, jika diberikan diantara waktu makan. aat lambung berisi makanan, isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum, sehingga absorpsi obat melambat. /eberapa makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan saluran cerna. *ontoh, susu menghambat absorpsi 9at besi dan tetrasiklin. /eberapa obat hancur akibat peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan. elubung enterik pada tablet tertentu tidak larut dalam getah lambung. ehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna bagian atas. elubung juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat. (ute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan. Perawat dapat meminta obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda, berdasarkan pengkajian fisik klien. *ontoh, bila klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup. Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat melakukan pemberian obat dengan benar. &akana didalam saluran cerna dapat mempengaruhi p>, motilitas, dan pengangkutan obat kedalam saluran cerna. "ecepatan dan luas absorpsi juga dapat dipengaruhi oleh makanan. Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang diberikan. *ontohnya, obat seperti aspirin,9at besi, dan fenitoin natrium5dilantin6 mengiritasi saluran cerna dan harus diberikan bersama makanan, atau segera setelah makan. /agaimanapun, makanan dapat mempengaruhi absorpsi, misalnya kloksasilin natrium dan penilisin. Obat-obatan tersebut harus diberikan sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan. ebelum memberikan obat, perawat harus memeriksa buku obat keperawatan, informasi obat, atau berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien. b. 7istribusi etelah diabsorpsi, obat didistribusikan didalam tubuh ke jaringan dan organ tubuh dan akhirnya ketempat kerja obat tersebut. Laju dan luas distribusi bergantung pada sifat fisik dan kimia obat dan struktur fisiologis indi:idu yang menggunakannya. c. &etabolisme -etelah mencapai tempat kerjanya, obat dimetabolisasi menjadi bentuk tidak aktif, sehingga lebih mudah di eksresi -ebagian besar biotransformasi berlangsung di bawah pengaruh en9im yang mendetoksifikasi, mengurai 5memecah6, dan melepas 9at kimia aktif secara biologis. "ebanyakan biotransformasi berlangsung di dalam hati, walaupun paru-paru, ginjal, darah dan usus juga memetabolisasi obat. - >ati sangat penting karena strukturnya yang khusus mengoksidasi dan mengubah banyak 9at toksik - >ati mengurai banyak 9at kimia berbahaya sebelum didistribusi ke jaringan - Penurunan fungsi hati yang terjadi seiring penuaan atau disertai penyakit hati mempengaruhi kecepatan eliminasi obat dari tubuh. - Perlambatan metabolisme yang dihasilkan membuat obat terakumulasi di dalam tubuh, akibatnya klien lebih berisiko mengalami toksisitas obat. d. 0ksresi etelah dimetabolisme, obat keluar dari tubuh melalui ginjal, hati, usus dan kelenjar eksokrin. - "elenjar eksokrin mengekskresi obat larut lemak, ketika obat keluar melalui kelenjar keringat, kulit dapat mengalami iritasi - Perawat membantu klien melakukan praktik hygiene yang baik untuk meningkatkan kebersihan dan intergritas kulit - Apabila obat keluar melalui kelenjar mamae, bayi yang disusui dapat mengabsorpsi 9at kimia obat tersebut, resiko pada bayi yang menerima obat dan resiko pada ibu yang tidak mendapatkan obat harus dipertimbangkan dengan cermat. - aluran cerna adalah jalur lain eksresi obat. /anyak obat masuk kedalam sirkulasi hati untuk dipecah oleh hati dan dieksresi kedalam empedu. etelah 9at kimia masuk kedalam usus melalui saluran empedu, 9at tersebut diabsorpsi kembali oleh usus - $aktor-faktor yang meningkatkan peristaltic, misalnya laksatif dan enema, mempercepat eksresi obat melalui feses, sedangkan factor-faktor yang memperlambat misalnya tidak melakukan akti:itas atau diet yang tidak tepat akan memperpanjang efek obat. - <injal adalah organ utama eksresi obat, apabila fungsi ginjal menurun, yang merupakan perubahan yang umum terjadi dalam penuaan, risiko toksisitas meningkat - Apabila ginjal tidak dapat mengeluarkan obat secara adekuat dosis obat perlu dikurangi - Apabila asupan cairan yang normal dipertahankan, obat akan dieliminasi dengan tepat 23 F"+!,% Y"#- M).)#-"%/0' K)%*" O&"! Akibat perbedaan cara dan tipe kerja obat,respon terhadap obat sangat ber:ariasi.$aktor selain karakteristik obat juga mempengaruhi kerja obat."lien mungkin tidak memberi respon yang sama terhadap setiap dosis obat yang diberikan./egitu juga obat yang sama dapat menimbulkan respons yang berbeda pada klien yang berbeda. 1. Perbedaan <enetik usunan genetik memepengaruhi biotransformasi obat.Pola metabolik dalam keluarga seringkali sama.$aktor genetik menentukan apakah en9im yang terbentuk secara alami ada untuk meembantu penguraian obat.Akibatnya anggota keluarga sensitif terhadap suatu obat. !. ?ariabel $isiologi Perbedaan hormonal antara pria dan wanita mengubah metabolisme obat tertentu.hormon dan obat saling bersaing dalam biotransformasi karena kedua senyawa tersebut terurai dalam proses metabolik yang sama..?ariasi diurnal pada sekresi estrogen bertanggung jawab untuk fluktuasi siklik reaksi obat yang dialami wanita.2sia berdampak langsung pada kerja obat./ayi tidak memiliki banyak en9im yang diperlukan untuk metabolisme obat normal.ejumlah perubahan fisiologis yang menyertai penuaan memengaruhi respon terhadap terapi obat.istem tubuh mengalami perubahan fungsi dan struktur yang mengubah pengaruh obat.Perawat harus berupaya untuk meminimalkan efek obat yang berbahaya dan meningkatkan kapasitas fungsi yang tersisa pada kien.Apabila status nutrisi klien buruk,sel tidak dapat berfungsi dengan normal,sehingga biotransformasi tidak berlangsung.seperti semua fungsi tubuh,metabolisme obat bergantung pada nutrisi yang adekuat untuk membentuk en9im dan protein."ebanyakan obat berikatan dengan protein sebelum didistribusi ke tempat kerja obat. etiap penyakit yang merusak fungsi organ yang bertanggung jawab untuk farmakoniketik normal juga merusak kerja obat. Perubahan integritas kulit, penurunan absorpsi atau motilitas saluran cerna, dan kerusakan fungsi ginjal dan hati hanya beberapa kondisi penyakit yang berhubungan dengan kondisi yang dapat mengurangi kemanjuran obat atau membuat klien berisiko mengalami toksikasi obat. #. "ondisi Lingkungan tres fisik dan emosi yang berat akan memicu respons hormonal yang pada akhirnya menggangu metabolisme obat pada klien. (adiasi ion menghasilkan efek yang sama dengan mengubah kecepatan akti:itas en9im. panas dan dingin dapat memengaruhi respons terhadap obat. "lien hipertensi diberi :asodilator untuk mengatur tekanan darahnya. Pada cuaca panas,dosis :asodilator perlu di kurangi karnar suhu yang tinggi meningkatkan efek obat. *uaca dingin cenderung meningkatkan :asokontriksi, sehingga dosis :asolidator perlu di tambah. (eaksi suatu obat ber:ariasi, bergantung pada lingkungan obat tersebut digunakan. "lien yang dilindungi dalam isolasi dan diberi analgesik memperoleh efek peredaan nyeri yang lebih kecil dibanding klien yang dirawat di ruang tempat keluarga dapat mengunjungi klien. *ontoh lain ialah jika minum alkohol sendirian@ efek yang timbul hanya mengantuk. ,amun. &inum bersama sekelompok teman membuat indi:idu menjadi ceria dan bergaul. '. $aktor Psikologis ejumlah faktor psikologis memengaruhi penggunaan obat dan respons terhadap obat. ikap seseorang terhadap obat berakar dari pengalaman sebelumnya atau pengaruh keluarga. &elihat orangtua sering menggunakan obat-obatan dapat membuat anak menerimat obat sebagai bagian dari kehidupan normalnya.&akna obat atau signifikansi mengonsumsi obat mempengaruhi respon klien terhadap terapi.ebuah obat dapat digunakn sebagai cara untuk mengatasi rasa tidak aman.Pada situasi ini ,klien bergantung pada obat sebagai media koping dalam kehidupan .ebaliknya jika klien kesal terhadap kondisi fisik mereka ,rasa marah dan sikap bermusuhan dapat menimbulkan reaksi yang diinginkan terhadap obat.Obat seringkali memberi rasa aman .penggunaan secara teratur obat tanpa resep atau obat yang dijual bebas.misalnya :itamin,laksatif,dan aspirin,banyak orang merasa mereka dapat mengontrol kesehatannya.Prilaku perawat saat memberikan obat dapat berdampak secara signifikan pada respon klien terhadap pengobatan.Apabila perawat memberi kesan bahwa obat dapat membantu pengobatan kemungkinan akan memberi efek yang positif.Apabila perawat terlihat kurang peduli saat klien merasa tidak nyaman,obat yang diberikan terbuktif relatif tidak efektif. ). 7iet .nteraksi obat dan nutrien dapat mengubah kerja obat atau efek nutrien dapat mengubah kerja obat atau efek nutrien.*ontoh :itamin "5terkandung dalam sayuran hijau berdaun6merupakan nutrien yang melawan efek warfarin natrium5*oumadin6mengurangi efeknya pada mekanisme pembekuan darah .&inyak mineral menurunkan absorbsi :itamin larut lemak."lien membutuhkan nutrisi tambahan ketika mengonsumsi obat yang menurunkan efek nutrisi .&enahan konsumsi nutrien tertentu dapat menjamin efek terapeutik obat. !.' (ute pemberian obat Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. $aktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat serta tempat kerja yang diinginkan. Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu obat. 1ergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik 5di seluruh tubuh6 atau efek lokal 5setempat6 dapat dipilih di antara berbagai cara untuk memberikan obat. 1. Oral Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan palin g banyak dipakai karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorbsi melalui rongga mulut 5sublingual atau bukal6 seperti tablet .7,. /entuk sediaan obatnya dapat berupa 1ablet, "apsul, Larutan 5solution6, irup, 0liksir, uspensi, &agma, Ael, dan /ubuk. "elebihan 8 relatif aman, praktis, ekonomis, meminimalkan ketidak nyamanan pada klien dan dengan efek samping yang paling kecil. "ekurangan 8 bioa:aibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, iritasi pada saluran cerna, perlu kerjasama dengan penderita 5tidak bisa diberikan pada penderita koma6, timbul efek lambat, tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah, diare, tidak sadar, tidak kooperatif@ untuk obat iritatif rasa tidak enak penggunaannya terbatas, obat yang inaktifBterurai oleh cairan lambungB usus tidak bermanfaat 5penisilin <, insulin6, obat absorpsi tidak teratur, kerja obat oral lebih lambat dan efeknya lebih lama. !. ublingual Obat sublingual dirancang supaya setelah diletakkan di bawah lidah dan kemudian larut, mudah diabsorbsi, 1idak melalui hati sehingga tidak diinaktif, 7ari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang dicapai lebih cepat. >anya untuk obat yang bersifat lipofil. Obat yang diberikan dibawah lidah tidak boleh ditelan. "elebihan 8 obat cepat, tidak diperlukan kemampuan menelan, kerusakan obat di saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari 5tidak lewat :ena porta6. "ekurangan 8 absorbsi tidak adekuat, kepatuhan pasien kurang 5compliance6, mencegah pasien menelan. #. /ukal Pemberian obat melalui rute bukal dilakukan dengan menempatkan obat padat di membran mukosa pipi sampai obat larut. "lien harus diajarkan untuk menempatkan dosis obat secara bergantian di pipi kanan dan kiri supaya mukosa tidak iritasi, diperingatkan untuk tidak mengunyah atau menelan obat atau minum air bersama obat. "elebihan 8 onset cepat, mencegah Cfirst-pass effectD tidak diperlukan kemampuan menelan "ekurangan 8 absorbsi tidak adekuat, kepatuhan pasien kurang 5compliance6, mencegah pasien mnelan '. Parenteral (ute parenteral adalah memberikan obat dengan meninginjeksi ke dalam jaringan tubuh, obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut 5tanpa melalui saluran pencernaan6 tetapi langsung ke pembuluh darah. &isalnya sediaan injeksi atau suntikan. 1ujuannya adalah agar dapat langsung menuju sasaran. "elebihan 8 bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah dan tidak kooperatif, tidak dapat untuk obat yang mengiritasi lambung, dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati, bekerja cepat dan dosis ekonomis. "ekurangan 8 kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan, tidak disukai pasien, berbahaya 5suntikan E infeksi6. Pemberian parenteral meliputi empat tipe utama injeksi berikut8 a. .ntra:ena 5i:6 8 1idak mengalami tahap absorpsi. Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons penderita. "elebihan 8 cepat mencapai konsentrasi, dosis tepat, mudah menitrasi dosis kekurangan 8 obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih mudah terjadi. Aika penderitanya alergi terhadap obat, reaksi alergi akan lebih terjadi. Pemberian intra:ena 5i:6 harus dilakukan perlahan-lahan sambil mengawasi respons penderita. konsentrasi awal tinggi toksik, in:asi:e resiko infeksi, memerlukan keahlian. b. .ntramuscular 5im6 8 "elarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi. Obat yang sukar larut seperti di9epam dan penitoin akan mengendap di tempat suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur. "elebihan 8 tidak diperlukan keahlian khusus, dapat dipakai untuk pemberian obat larut dalam minyak, absorbsi cepat obat larut dalam air. "ekurangan 8 rasa sakit, tidak dapat dipakai pada gangguan bekuan darah 5*lotting time6, bioa:ibilitas ber:ariasi, obat dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan. c. ubkutan 5*6 8 >anya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan. Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama. Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau dalam bentuk suspensi. Pemberian obat bersama dengan :asokonstriktor juga dapat memperlambat absorpsinya Penyuntikkan dibawah kulit "elebihan 8 diperlukan latihan sederhana, absorbs cepat obat larut dalam air, mencegah kerusakan sekitar saluran cerna. "ekurangan 8 dalam pemberian subkutan yaitu rasa sakit dan kerusakan kulit, tidak dpat dipakai jika :olume obat besar, bioa:ibilitas ber:ariasi sesuai lokasi. 0feknya agak lambat d. .ntrathecal8 obat langsung dimasukkan ke dalam ruang subaraknoid spinal, dilakukan bila diinginkan efek obat yang cepat dan setempat pada selaput otak atau sumbu cerebrospinal seperti pada anestesia spinal atau pengobatan infeksi P yang akut. ). .mplantasi "elebihan 8 /entuk oral pellet steril, obat dicangkokkan dibawah kulit, terutama digunakan untuk efek sistemik lama, misalnya obat-obat hormon kelamin 5estradiol dan testoteron6 kekurangan 8 (esorpsinya lambat, satu pellet dapat melepaskan 9at aktifnya secara perlahan-lahan selama #- ) bulan lamanya. +. (ektal obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek local. /entuknya suppositoria dan clysma obat pompa. Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan supositoria. "elebihan 8 /aik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung, diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat, tidak dapat dipakai jika pasien tidak biasa per-oral, tidak dapat mencegah Cfirst-pass-metabolismD, pilihan terbaik untuk anak-anak. "ekurangan 8 absorbsi tidak adekuat, banyak pasien tidak nyaman B risih per-rektal. F. 1ransdermal 1ransdermal adalah rute administrasi dimana bahan aktif yang disampaikan dikulit untuk distribusi sistemik. *ara pemakaian melalui permukaan kulit, berupa plester. Obat menyerap secara perlahan dan kontinyu, masuk ke sistem peredaran darah, langsung ke jantung. 2mumnya untuk gangguan jantung misalnya angina pectoris, tiap dosis dapat bertahan !' jam. "elebihan 8 7urasi yang lama dari tindakan yang mengakibatkan penurunan frekuensi dosis, Peningkatan kenyamanan untuk mengelolah obat-obatan yang tidak akan membutuhkan dosis sering, meningkatkan bioa:aibilitas, lebih seragam plasma le:el, mengurangi efek samping dan terapi karena pemeliharaan kadar plasma sampai akhir inter:al pemberian dosis, Obat terhindar dari first passed effect, terhindar dari degradasi oleh saluran gastro interstinal, Absorbsi obat relati:e konstan dan kontinyu. "ekurangan 8 &emiliki koefisien partisi sedang 5larut dalam lipid maupun air6, memiliki titik lebut yang relati:e rendah, memiliki effecti:e dose yang relati:e rendah, range obat terbatas 5terutama terkait untuk molekulnya6, dosis harus kecil, kemungkinan terjadinya iritasi dan sensiti:itas kulit, tidak semua bagian tubuh dapat menjadi tempat aplikasi obat-obat transdermal. &isalnya telapak kaki,dll, G. .nhalasi .nhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. aluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara local, pada salurannya, misalnya salbutamol 5:entolin6, combi:ent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen. Obat diberikan untuk disedot melalui hidung atau mulut atau disemprotkan Penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan dan pernafasan. /entuk sediaan 8 <as dan Hat padat, tetapi bisa juga mempunyai efek sistemik. "elebihan 8 absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. "ekurangan 8 &etode ini lebih sulit dilakukan, memerlukan alat dan metode khusus, s sukar mengatur dosis sering mengiritasi paru. 3. .ntranasal Pemberian obat secara intranasall merupakan alternati:e ideal untuk menggantikan sistem penghantaran obat sistemik parenteral. "elebihan 8 Pencegahan eliminasi lintas perta hepatic &etabolisme dinding saluran cerna atau destruksi obat disaluran cerna kecepatan dan jumlah absorpsi Profil konsentrasi obat :ersus waktu relatif sebanding dengan pengobatan secara intra:ena "ekurangan 8 ecara kosmetik tidak menarik Absorbsi tidak adekuat 14. Per:aginam Obat diberikan melalui selaput lendirBmukosa :agina, 7iberikan pada antifungi dan anti kehamilan, Obat yang dimasukkan pada umumnya bekerja secara local. Obat ini tersedia dalam bentuk krim, tablet yang dapat larut dengan perlahan ataupun dapat juga dalam bentuk salep dan suppositoria "elebihan 8 Obat cepat bereaksi 0fek yang ditimbulkan bersifat lokal "ekurangan 8 7apat membangkitkan rasa malu "esulitan dalam melakukan prosedur terhadap wanita lansia etiap rabas yang keluar memungkinkan berbau busuk 11. 1opikal Pemberian topikal dilakukan dengan mengoleskannya disuatu daerah kulit, memasang balutan yang lembab, merendam bagian tubuh dalam larutan, atau menyediakan air mandi yang dicampur obat. Obat diberikan secara topikal dengan menggunakan cakram atau lempeng transdermal. *ontoh 8 nitrogliserin, skopolamin, fentanil, dan estrogen. *akram melindungi salep obat pada kulit.. Obat topikal ini dapat diberikan sekurang-kurangnya !' jam sampai tujuh hari. "elebihan 8 untuk efek local@ efek smping sistemik minimal, mencegah Cfirst-pass effectD, untuk efek sistemik, menyerupai .? infuse 59ero-order6, kekurangan 8 secara kosmetik kurang menarik, absorbsi tidak menentu. !.)*ara &enyimpan Obat *ara &enyimpan Obat &asa penyimpanan semua jenis obat mempunyai batas waktu, karena lambat laun obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara dan suhu. Akhirnya khasiat obat akan berkurang. 1anda-tanda kerusakan obat kadang kala tampak dengan jelas, misalnya bila larutan bening menjadi keruh dan bila warna suatu krim berubah tidak seperti awalnya ataupun berjamur. Akan tetapi dalam proses rusaknya obat tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. /entuk dan baunya obat tidak berubah, namun kadar 9at aktifnya sudah banyak berkurang, atau terurai dengan membentuk 9at-9at beracun. berkurangnya 9at aktif hanya dapat ditetapkan dengan analisa di laboratorium. &enurut aturan internasional, kadar obat aktif dalam suatu sediaan diperbolehkan menurun sampai maksimal 14;, lebih dari 14; dianggap terlalu banyak dan obat harus dibuang. Aturan penyimpanan <una memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. 7an hendaknya di suatu tempat yang tidak bisa dicapai oleh anak-anak, agar jangan dikira sebagai permen berhubung bentuk dan warnanya kerapkali sangat menarik. Obat-obat tertentu harus disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada bungkusnya, misal insulin. Lama penyimpanan obat &asa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan lembab. &aka itu terutama obat tetes mata, kuping dan hidung, larutan, sirup dan salep yang mengandung airBkrim sangat terbatas jangka waktu kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya ada kandungan 9at pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka 9at pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. mis. dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan dengan bagian tubuh yang sakit, mis. pipet tetes mata, hidung atau telinga. Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipetBsendok ukur dan mengeringkannya. 7i negara! maju pada setiap kemasan obat harus tercantum bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal kadaluwarsanya, diharapkan bahwa di kemudian hari persyaratan ini juga akan dijalankan di .ndonesia secara menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan aslinya sudah dibuka, maka tanggal kadaluwarsa tsb tidak berlaku lagi. 7alam daftar di bawah ini diberikan ringkasan dari jangka waktu penyimpanan dari sejumlah obat, bila kemasannya sudah dibuka. Angka! ini hanya merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat disimpan menurut petunjuk! yang tertera dalam aturan pakai Aangka waktu penyimpanan
tabBkap # tahun salep mata + bulan salepBpasta 5tube6 serbukBtabor pil krimBgel 5tube6 larutan tetesan suspense # tahun 1 tahun 1 tahun + bulan + bulan + bulan salepBpasta pot cairan untuk kulit tet .telinga tetBsempr.hidung krem 5pot6 tetBbilasan mata + bulan + bulan + bulan # bulan # bulan 1 bulan !.+ Proses "eperawatan Pemberian Obat 1. Pengkajian 2ntuk menetapkan kebutuhan terhadap tarapi obat dan respon potensial terhadap terapi obat, perawat mengkaji banyak faktor. (iwayat medis (iwayat medis memberi indikasi atau kontraindikasi terhadap terapi obat. Penyakit atau gangguan membuat klien berisiko terkena efek samping yang merugikan. *ontoh, jika seorang klien mengalami ulkus lambung cenderung mengalami perdarahan maka senyawa yang mengandung aspirin atau antikoagulasi akan meningkatkan kemungkinan perdarahan. (iwayat pembedahan klien dapat mengindikasikan obat yang digunakan. *ontoh, setelah tiroidektomi , seorang klien membutuhkan penggantian hormon. 7ata obat Perawat mengkaji informasi tentang setiap obat, termasuk kerja, tujuan, dosis normal, rute pemberian, efek samping, dan implikasi keerawatan dalam pemberian dan pengawasan obat. /eberapa sumber harus sering dikonsultasi untuk memperoleh keterangan yang dibutuhkan. Perawat bertanggung jawab untuk mengetahui sebanyak mungkin informasi tentang obat yang diberikan. /anyak mahasiswa keperawatan menyiapkan atau membeli kartu atau buku yang memuat keterangan obat untuk mereka gunakan sebagai rujukan cepat. ikap klien terhadap penggunaan obat ikap klien terhaadap obat menunjukkan tingkat ketergantungan pada obat. "lien seringkali enggan mengungkapkan perasaannya tentang obat,khususnya jika klien mengalami ketergantungan obat. 2ntuk mengkaji sikap klien, perawat perlu mengobser:asi perilaku klien yang mendukung bukti ketergantungan obat. !. 7iagnosa keperawatan Pengkajian memberi data tentang kondisi klien, kemampuannya dalam menggunakan obat secara mandiri, dan pola penggunaan obat. *ontoh diagnosa keperawatan ,A,7A untuk terapi obat. "urang pengetahuan tentang terapi obat yang berhubungan dengan 8 1. "urang informasi dan pengalaman !. "eterbatasan kognitif #. 1idak mengenal sumber informasi "etidakpatuhan tehadap terapi obat yang berhubungan dengan 8 1. umber ekonomi yang terbatas !. "eyakinan tentang kesehatan #. Pengaruh budaya >ambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan 8 1. Penurunan kekuatan !. ,yeri dan ketidaknyamanan Perubahan sensori atau persepsi yang berhubungan dengan 8 1. Pandangan kabur Ansietas yang berhubungan dengan 8 1. tatus kesehatan yang berubah atau terancam !. tatus sosial ekonomi yang berubah atau terancam #. Pola interaksi yang berubah atau terancam <angguan menelan yang berhubungan dengan 8 1. "erusakan neuromuscular !. .ritasi rongga mulut #. "esadaran yang terbatas Penatalaksanaan program terapiutik tidak efektif yang berhubungan dengan 8 1. 1erapi obat yang kompleks !. Pengetahuan yang kurang #. Perencanaan Perawat mengatur akti:itas perawatan untuk memastikan bahwa tehnik pemberian obat aman. Perawat juga dapat merencanakan untuk menggunakan waktu selama memberikan obat. Pada situasi klien belajar menggunakan obat secara mandiri, perawat dapat merencanakan untuk menggunakan semua sumber pengajaran yang tersedia. Apabila klien dirawat di rumah sakit,sangat penting bagi perawat untuk tidak menunda pemberian intruksi sampai hari kepulangan klien. Perawat harus mengkaji klien secara komprehensif dan mengidentifikasi faktor fisik, psikologis, ekonomi atau sosial yang membuat klien tidak mampu dengan konsisten menggunakan obat secara mandiri. &isalnya, klien menderita arthritis yang membuatnya sulit pergi ke apotek. Perawat, dengan bantuan tenaga kesehatan lain,bekerja sama mencari jalan keluar untuk masalah ini sebelum klien dipulangkan. Apabila klien baru didiagnosis dan membutuhkan obat, misalnya, dalam rencana asuhan keperawatan, perawat data merujuk klien untuk dirawat di rumah. Perawat penyelenggara perawatan kesehatan di rumah dapat membantu klien menyusun jadwal pengobatan yang disesuaikan dengan rutinitas di rumah. /aik,seorang klien mencoba menggunakan obat secara mandiri maupun perawat bertanggung jawab memberikan obat, sasaran berikut harus dicapai 8 1. 1idak ada komplikasi yang timbul akibat rute pemberian obat yang digunakan. !. 0fek terapiutik obat yang diprogramkan dicapai dengan aman sementara kenyamanan klien tetap dipertahankan. #. "lien dan keluarga memahami terapi obat. '. Pemberian obat secara mandiri dilakukan dengan aman. '. .mplementasi 1ranskripsi yang benar dan mengomunikasikan program .nter:ensi keperawatan berfokus pada pemberian obat yang aman dan efektif..nter:ensi dilakukan dengan menyiapkan obat secara cermat, memberikannya dengan benar, dan memberi klien penyuluhan. etiap kali suatu dosis obat disiapkan, perawat mengacu pada format atau label obat. 7engan sistem unit-dosis, hanya satu diperlukan transkripsi, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dibatasi. "etika mentranskripsi resep, perawat harus yakin bahwa nama,dosis,dan simbol obat dapat dibaca. Perawat terdaftar 5registered nurse6 membandingkan semua program yang ditranskripsi dengan program yang asli untuk memastikan keakuratan dan kelengkapannya. Perawat yang memberi obat yang salah atau dosis yang tidak tepat bertanggung jawab secara hukum. ). 0:aluasi Perawat memantau respon klien terhadap obat secara berkesinambungan. 2ntuk melakukan ini,perawat harus mengetahui kerja terapiutik dan efek samping yang umum muncul dari setiap obat. Perawat harus mewaspadai reaksi yang akan timbul ketika klien mengkonsumsi beberapa obat. 2ntuk menge:aluasi keefektifan inter:ensi keperawatan sambil memenuhi sasaran keperawatan yang ditetapkan, perawat melakukan langkah-langkah e:aluasi untuk mengidentifikasi hasil akhir yang aktual. /erikut adalah contoh langkah e:aluasi untuk menentukan bahwa ada komplikasi yang terkait dengan rute pemberian obat 8 1. &engobser:asi adanya memar, implamasi , nyeri setempat, atau perdarahan di tempat injeksi. !. &enanyaan klien tentang adanya rasa baal atau rasa kesemutan di tempat injeksi. #. &engkaji adanya gangguan saluran cerna, termasuk mual, muntah, dan diare pada klien. '. &enginspeksi tempat .? untuk mengetahui adanya feblitis, termasuk demam, pembengkakkan dan nyeri tekan setempat. BAB III PENUTUP A. "0.&P2LA, Pembuatan dan pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas terpenting tenaga farmasi. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati pasien yang memiliki masalah kesehatan. =alaupun obat menguntungkan pasien dalam banyak hal, namun beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan. $armasi bertanggung jawab memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon pasien, dan membantu klien menggunakannnya dengan benar berdasarkan pengetahuan yang benar. 1enaga kefarmasian merupakan tenaga kesehatan yang memang bertugas untuk menyediakan dan memberikan obat kepada pasien. >al ini membuat tenaga kefarmasian berada pada posisi yang ideal untuk memberikan pendidikan untuk pasien dan keluarga tentang obat dan cara pengobatannya. /. A(A, etiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika tidak sesuai dois danBatau salah menggunakannya. >al ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai tenaga farmasi kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain. 7A$1A( P21A"A PotterIperry,1333, $undamental "eperawatan, 0disi ', Aakarta8 0<* http8BBwww.farmasiku.comBindeJ.phpK targetLpagesIpageMidL*araM&enyimpanMObat http8BB9ianarmie.wordpress.comB!411B4!B43Bpemberian-obatB http8BBnikenprawesti.blogspot.comB!41!B43Bcara-pemberian-obat.html http8BBdiajengdianhusada.blogspot.comB!41#B4'Bmakalah-sifat-kerja-obat-rute- pemberian.html