You are on page 1of 24

Penelitian Epidemiologi

Cross Sectional
Disebut juga penelitian transversal.
Merupakan penelitian epidemiologi yg sering
dikerjakan.
Penelitian yang paling lemah diantara
penelitian epidemiologi.
Secara metodologi paling mudah.
Tidak dijumpai hambatan berupa
pembatasan
2
tertentu, berkaitan dg subyek
penelitian.

Agen, Faktor Risiko, Efek
Dalam penelitian epidemiologi yg menjadi
tema pokok adalah mempelajari interaksi
pengaruh antara organisme, agen dan
lingkungan.
Faktor risiko : faktor-faktor atau keadaan
yang mempengaruhi perkembangan suatu
penyakit atau status kesehatan.
Faktor Risiko
1. Faktor risiko yang berasal dari dalam diri
organisme (faktor risiko intrinsik).
2. Faktor risiko yang berasal dari lingkungan
(faktor risiko ekstrinsik).
Faktor Risiko Intrinsik
Keadaan yang berkaitan dengan genetik
Faktor jenis kelamin dan usia
Faktor anatomi atau faali tertentu
Faktor nutrisi
Faktor Ekstrinsik
Faktor lingkungan yang memudahkan individu
terjangkit suatu penyakit, berdasarkan wujud
keadaannya :
1. Fisik
2. Kimia
3. Biologik
4. Psikologik
5. Sosial-budaya

Faktor Risiko
Eksternal Internal
Agen Organisme
Sakit
Aplikasi Metodologik
1. Efek selalu merupakan variabel
tergantung.
2. Faktor risiko : variabel bebas, variabel
perantara, variabel pendahulu, variabel
prakondisi.
Pengertian Dasar Rancangan
Cross Sectional
Penelitian non-eksperimental dalam rangka
mempelajari korelasi antara faktor risiko
dengan efek berupa penyakit atau status
kesehatan tertentu.
Variabel faktor risiko dan efek diobservasi
sekaligus pada saat yang sama.
Populasi/Sampel
FR (+)
FR (-)
Efek (+) Efek (+) Efek (-) Efek (-)
Angka Risiko Relatif
Kemungkinan timbul atau berkembangnya
suatu efek atau penyakit dihubungkan
dengan faktor risiko tertentu.


RA =
Jumlah kasus baru
Jumlah seluruh subyek
RA = 0 : berarti tidak ada kasus
RA = 1 : berarti subyek menjadi sakit
Keterbatasan dan Kelemahan
1. Subyek penelitian dasar.
2. Tidak dapat menggambarkan penyakit
secara lebih akurat.
3. Faktor risiko kadang sulit diukur dengan
akurat.
4. Tidak valid untuk meramalkan suatu
kecenderungan.
5. Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan
efek paling lemah.
Case Control
Disebut juga penelitian retrospektif.
Merupakan penelitian epidemiologik non-
eksperimental yang lebih maju.
Hasil korelasi yang diperoleh lebih tajam.

Populasi
Sampel
Efek(+)
Efek(-)
FR(+)
FR(-)
FR(+)
FR(-)
Tahapan Kegiatan Case Control
1. Identifikasi variabel penelitian.
2. Penetapan subyek penelitian.
3. Identifikasi kasus.
4. Pemilihan subyek kontrol.
5. Melakukan pengukuran retrospektif.
6. Melakukan analisis hasil.
Angka Risiko pada Case Control
Odds ratio (OR)
OR =
A x D
B x C
Kelebihan
1. Tidak menghadapi kendala etik.
2. Adanya kesamaan kurun waktu antara
kelompok kasus dengan kontrol.
3. Tidak diperlukan investasi waktu.
Kekurangan
1. Tidak diketahui efek variabel luar.
2. Obyektivitas dan reliabilitas agak lemah.
3. Bias penilaian dapat terjadi.
4. Kadang-kadang sulit untuk melakukan
pemilihan kelompok kontrol dengan
matching.
Cohort
Disebut juga penelitian Prospektif.
Merupakan penelitian epidemiologik non-
eksperimental yang paling powerful.
Mempelajari dinamika korelasi antara faktor
risiko dengan efek dengan pendekatan
longitudinal ke depan.


Populasi
Sampel
Efek(+)
Efek(-)
FR(+)
FR(-)
FR(+)
FR(-)
Subyek dg
Efek negatif
Tahapan Kegiatan
1. Identifikasi faktor risiko dan efek.
2. Penetapan subyek penelitian.
3. Identifikasi subyek dg efek negatif.
4. Pemilihan subyek dg faktor risiko pos.
5. Pemilihan subyek kelompok kontrol.
6. Observasi perkembangan subyek.
7. Analisis hasil.
Keunggulan
1. Ada uniformitas observasi.
2. Dapat menata komparabilitas.
3. Dapat secara langsung menetapkan
besarnya angka risiko.
4. Memungkinkan dilakukannya peningkatan
metodologik.
Kelemahan
1. Membutuhkan waktu, sarana dan subyek
penelitian yang cukup besar.
2. Kemungkinan adanya subyek yang drop
out.
3. Pada jenis penyakit atau tindakan tertentu
akan menghadapi kendali etik.

You might also like