You are on page 1of 22

MAKALAH SISTEM PEMERINTAHAN

Disusun oleh : Hadi


Jamal
Jamal Lucky
Ahmad Faisol
Takdir Yonel. A. S

SMKN 1 KALIANGET




Pengertian Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur
pemerintahannya. Sesuai dengan kondisi negara masing-masing, sistem ini dibedakan
menjadi:
Presidensial
Parlementer
Demokrasi
Semipresidensial
Kerajaan atau Monarki
Komunis
Sistem Pemerintahan di Indonesia

Sistem pemerintahan mempunyai sistem yang tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara
itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem
pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem
pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah john menjadi statis.
Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu
akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes
hal tersebut. Secara luas berarti pengertian sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan
masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi
sistem pemerintahan yang kontinu john demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut
turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit
negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit,
Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan
guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama john mencegah adanya perilaku
reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
Sistem presidensial

Sistem presidensial (presidensial), atau disebut juga dengan sistem kongresional,
merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui
pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.

Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu:
Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-
pejabat pemerintahan yang terkait.
Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa
saling menjatuhkan.
Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat
dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada
mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi,
pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa
dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang
wakil presiden akan menggantikan posisinya.
Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-negara
Amerika Latin dan Amerika Tengah.
Ciri-ciri sistem presidensial
Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu :
Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala
negara.
Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada
kekuasaan legislatif).
Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.

Kelebihan dan kelemahan sistem presidensial
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya,
masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah
enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi
oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama.

Sistem parlementer
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan
penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat
perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana
sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang
berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang
terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi
simbol kepala negara saja.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan
secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering dikemukakan
melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas
antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa
kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik
kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena kefleksibilitasannya
dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke
pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik
Keempat Perancis. Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala
pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan
kepala negara ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa
sistem parlemen juga memiliki seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala
negara, memberikan keseimbangan dalam sistem ini.
Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang, Belanda,
Malaysia, Singapura dan sebagainya.
Ciri-ciri sistem parlementer
Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:
Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan
kepala negara dikepalai oleh presiden/raja.
Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi
berdasarkan undang-undang.
Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.

Kelebihan dan kelemahan sistem parlementer
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:
Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan
legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet
menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:
Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan
parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka
yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman
mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk
menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya..

Demokrasi
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya
berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan
(demokrasi perwakilan).
[1]
Istilah ini berasal dari bahasa Yunani (dmokrata)
"kekuasaan rakyat",
[2]
yang dibentuk dari kata (dmos) "rakyat" dan (Kratos)
"kekuasaan", merujuk pada sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4
SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun
508 SM.
[3]
Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu
bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di
tangan orang banyak (rakyat).
[4]
Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburgnya
mendefinisikan demokrasi sebagai "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat".
[5]
Hal ini berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat
dan rakyat mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan
pemerintahan.
[6]
Melalui demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak.
[7]

Demokrasi terbentuk menjadi suatu sistem pemerintahan sebagai respon kepada masyarakat
umum di Athena yang ingin menyuarakan pendapat mereka.
[5]
Dengan adanya sistem
demokrasi, kekuasaan absolut satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan pemerintahan
otoriter lainnya dapat dihindari.
[5]
Demokrasi memberikan kebebasan berpendapat bagi
rakyat, namun pada masa awal terbentuknya belum semua orang dapat mengemukakan
pendapat mereka melainkan hanya laki-laki saja.
[8]
Sementara itu, wanita, budak, orang asing
dan penduduk yang orang tuanya bukan orang Athena tidak memiliki hak untuk itu.
[9]

[8]

Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang
berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat
sosialis.
[10]
Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya
peluang kepada semua orang, dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang
bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang dia inginkan.
[11]
Masalah
keadilan menjadi penting, dalam arti setiap orang mempunyai hak untuk menentukan sendiri
jalan hidupnya, tetapi hak tersebut harus dihormati dan diberikan peluang serta pertolongan
untuk mencapai hal tersebut.
[11]

Sejarah demokrasi
Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk sederhana dari
demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia.
[9]
Ketika itu, bangsa Sumeria
memiliki beberapa negara kota yang independen.
[9]
Di setiap negara kota tersebut para rakyat
seringkali berkumpul untuk mendiskusikan suatu permasalahan dan keputusan pun diambil
berdasarkan konsensus atau mufakat.
[9]

Barulah pada 508 SM, penduduk Athena di Yunani membentuk sistem pemerintahan yang
merupakan cikal bakal dari demokrasi modern.
[9]
Yunani kala itu terdiri dari 1,500 negara
kota (poleis) yang kecil dan independen.
[12]

[3]
Negara kota tersebut memiliki sistem
pemerintahan yang berbeda-beda, ada yang oligarki, monarki, tirani dan juga demokrasi.
[3]

Diantaranya terdapat Athena, negara kota yang mencoba sebuah model pemerintahan yang
baru masa itu yaitu demokrasi langsung.
[13]
Penggagas dari demokrasi tersebut pertama kali
adalah Solon, seorang penyair dan negarawan.
[3]
Paket pembaruan konstitusi yang ditulisnya
pada 594 SM menjadi dasar bagi demokrasi di Athena namun Solon tidak berhasil membuat
perubahan.
[3]
Demokrasi baru dapat tercapai seratus tahun kemudian oleh Kleisthenes,
seorang bangsawan Athena.
[3]
Dalam demokrasi tersebut, tidak ada perwakilan dalam
pemerintahan sebaliknya setiap orang mewakili dirinya sendiri dengan mengeluarkan
pendapat dan memilih kebijakan.
[14]
Namun dari sekitar 150,000 penduduk Athena, hanya
seperlimanya yang dapat menjadi rakyat dan menyuarakan pendapat mereka.
[8]

Demokrasi ini kemudian dicontoh oleh bangsa Romawi pada 510 SM hingga 27 SM.
[9]

Sistem demokrasi yang dipakai adalah demokrasi perwakilan dimana terdapat beberapa
perwakilan dari bangsawan di Senat dan perwakilan dari rakyat biasa di Majelis.
[14]

Bentuk-bentuk demokrasi
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi
perwakilan.
[5]

Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat memberikan
suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan.
[5]
Dalam sistem ini, setiap rakyat
mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh
langsung terhadap keadaan politik yang terjadi.
[5]
Sistem demokrasi langsung digunakan pada
masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika terdapat suatu permasalahan
yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya.
[5]
Di era modern
sistem ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan
mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit.
[5]
Selain itu,
sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung
tidak memiliki waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.
[5]

Demokrasi perwakilan
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum
untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.
[5]

Prinsip-prinsip demokrasi

Rakyat dapat secara bebas menyampaikan aspirasinya dalam kebijakan politik dan sosial.
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
[15]
Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau
dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi".
[16]

Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:
[16]

1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
Asas pokok demokrasi
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat
manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan
sosial.
[17]
Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:
[17]

1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil
rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia
serta jujur dan adil; dan
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah
untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.
Ciri-ciri pemerintahan demokratis

Pemilihan umum secara langsung mencerminkan sebuah demokrasi yang baik
Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh
hampir seluruh negara di dunia.
[4]
Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai
berikut:
[4]

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik
langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat
(warga negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).
Sistem semipresidensial
Sistem semipresidensial adalah sistem pemerintahan yang menggabungkan kedua sistem
pemerintahan: presidensial dan parlementer. Terkadang, sistem ini juga disebut dengan Dual
Eksekutif (Eksekutif Ganda). Dalam sistem ini, presiden dipilih oleh rakyat sehingga
memiliki kekuasaan yang kuat. Presiden melaksanakan kekuasaan bersama-sama
dengan perdana menteri. Sistem ini digunakan oleh Republik Kelima Perancis.
Ciri-ciri[sunting]
Pendalaman teori
Republik konstitusional
Monarki
konstitusiona
l
Presiden
sial
Semipreside
nsial
Parlemen
ter
Parlemente
r
Kepala negara Presiden Raja/Ratu
Kepala pemerintahan Presiden Perdana Menteri
Pendalaman teori
Republik konstitusional
Monarki
konstitusiona
l
Presiden
sial
Semipreside
nsial
Parlemen
ter
Parlemente
r
Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas terbatas
Masa jabatan kepala negara
ditentukan jangka waktu
(maksimal 2 periode)
seumur hidup
Masa jabatan kepala
pemerintahan
ditentukan
jangka
waktu
(maksimal
2 periode)
tidak ditentukan jangka waktu
Kekuasaan negara Pemisahan atau pembagian
Hanya
pemisahan
Hak prerogratif untuk eksekutif Presiden Perdana Menteri
Hak kekuasaan wilayah negara Presiden Perdana Menteri
Hak pendapat menurut
UUD/UU/peraturan
diberlakukan/dicabut
Presiden Perdana Menteri
Tampilan kepala negara dalam
kabinet
Ya
tidak
(kecuali ada
undangan
Perdana
Menteri)
Eksekutif tanggungjawab kepada
legislatif
Tidak ya
Eksekutif dijatuhkan legislatif Tidak ya
Posisi eksekutif Partai politik dan profesional
Hanya Partai Berkuasa
Mayoritas Parlemen
(termasuk partai koalisi)
Pendalaman teori
Republik konstitusional
Monarki
konstitusiona
l
Presiden
sial
Semipreside
nsial
Parlemen
ter
Parlemente
r
Pembubaran legislatif oleh
eksekutif
Tidak ya
Keputusan kepala negara
tidak dapat diganggu gugat
(keputusan mutlak)
dapat diubah
melalui
legislatif
Keterlibatan kepala negara untuk
hak partai politik/hak pemilih
Ya tidak
Keterlibatan anggota keluarga
kepala negara untuk hak partai
politik/hak pemilih/anggota
eksekutif
Ya tidak
Jumlah keturunan dalam posisi
kepala negara
tidak tentu hanya satu
Rangkap jabatan kepala negara Ya tidak
Pengusulan/Pengubah/Pengganti/
Perbaikan UUD/UU/peraturan
bersama dengan legislatif
Presiden Perdana Menteri
Pemilihan kepala negara
dipilih rakyat (langsung) atau
parlemen (tidak langsung)
diwariskan
turun temurun
menurut UU
Pemilihan kepala pemerintahan
dipilih
rakyat
(langsung)
atau
parlemen
(tidak
langsung)
ditunjuk
Presiden
dipilih rakyat (langsung)
atau
parlemen (tidak langsung)
Pendalaman teori
Republik konstitusional
Monarki
konstitusiona
l
Presiden
sial
Semipreside
nsial
Parlemen
ter
Parlemente
r
Hukuman kepada kepala negara Pemakzulan ?
Hukuman kepada kepala
pemerintahan
Pemakzula
n
Mosi tak percaya
Lingkungan Istana Negara kalangan umum pribadi
Posisi elite/orang kaya Setara
dianggap
bangsawan/fe
odal
Ciri-ciri pemerintahan semipresidensial yaitu:
1. dari presidensial
Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen.
2. dari parlementer
Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan sedangkan kepala negara dikepalai oleh presiden.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
3. PEMERINTAHAN MONARKI

Monarki, berasal dari bahasa Yunani monos () yang berarti satu, dan archein
() yang berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang
dipimpin oleh seorang penguasa monarki. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan
adalah sistem tertua di dunia. Pada awal kurun ke-19, terdapat lebih 900 tahta
kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240 dalam abad ke-20. Sedangkan pada
dekade kedelapan abad ke-20, hanya 40 takhta saja yang masih ada. Dari jumlah
tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasamonarki yang mutlak dan
selebihnya terbatas kepada sistem konstitusi.
Perbedaan di antara penguasa monarki dengan presiden sebagai kepala negara adalah
penguasa monarki menjadi kepala negara sepanjang hayatnya, sedangkan presiden
biasanya memegang jabatan ini untuk jangka waktu tertentu. Namun dalam negara-
negara federasi seperti Malaysia, penguasa monarki atau Yang dipertuan Agung
hanya berkuasa selama 5 tahun dan akan digantikan dengan penguasa monarki dari
negeri lain dalam persekutuan. Pada zaman sekarang, konsep monarki mutlak hampir
tidak ada lagi dan kebanyakannya adalah monarki konstitusional, yaitu penguasa
monarki yang dibatasi kekuasaannya oleh konstitusi.
Monarki demokratis berbeda dengan konsep penguasa monarki yang sebenarnya.
Pada kebiasaannya penguasa monarki itu akan mewarisi tahtanya. Tetapi dalam
sistem monarki demokratis, tahta penguasa monarki akan bergilir-gilir di kalangan
beberapa sultan. Malaysia misalnya, mengamalkan kedua sistem yaitu kerajaan
konstitusional serta monarki demokratis.
Bagi kebanyakan negara, penguasa monarki merupakan simbol kesinambungan serta
kedaulatan negara tersebut. Selain itu, penguasa monarki biasanya ketua agama serta
panglima besar angkatan bersenjata sebuah negara. Contohnya di Malaysia, Yang
dipertuan Agung merupakan ketua agama Islam, sedangkan di Britania Raya dan
negara di bawah naungannya, Ratu Elizabeth II adalah ketua agama Kristen Anglikan.
Meskipun demikian, pada masa sekarang ini biasanya peran sebagai ketua agama
tersebut adalah bersifat simbolis saja.
Selain penguasa monarki, terdapat beberapa jenis kepala pemerintahan yang
mempunyai bidang kekuasaan yang lebih luas sepertiMaharaja dan Khalifah.

Penguasa Monarki di Indonesia
Jabatan penguasa monarki dijabat secara turun temurun. Cangkupan wilayah seorang
penguasa monarki dari wilayah yang kecil misalnya desa adat (negeri) di Maluku,
sebuah kecamatan atau distrik, sampai sebuah pulau besar atau benua (kekaisaran).
Kepala adat turun temurun pada desa adat di Maluku yang disebut negeri dipanggil
dengan sebutan raja. Raja yang menguasai sebuah distrik di Timor disebut liurai.
Sebuah kerajaan kecil (kerajaan distrik) tunduk kepada kerajaan yang lebih besar
yang biasanya sebuahKesultanan. Kerajaan kecil sebagai cabang dari sebuah kerajaan
besar tidak berhak menyandang gelar Sultan (Yang Dipertuan Besar), tetapi hanya
boleh menyandang gelarPangeran, Pangeran Muda, Pangeran Adipati, atau Yang
Dipertuan Muda walaupun dapat juga dipanggil dengan sebutan Raja. Sebagian
wilayah kerajaan kecil (distrik) di Kalimantan diberikan oleh pemerintah Hindia
Belanda kepada pihak-pihak yang berjasa kepada kolonial Belanda. Tidak semua
bekas kerajaan dapat dipandang sebagai sebuah bekas negara (kerajaan). Kerajaan-
kerajaan yang mempunyai perjanjian dengan pihak kolonial Belanda merupakan
negara yang berdaulat di wilayahnya.
Contoh kerajaan:
1. Mangkunegaran (Pangeran Adipati)
2. Kasepuhan (Sultan)
3. Kanoman (Sultan)
4. Kacirebonan (Pangeran)
5. Kerajaan Pagatan (Pangeran Muda)

Gelar Kepala Negara di Dunia
Monarki
Raja, Ratu (Arab Saudi, Swaziland, Thailand, Britania Raya, Maroko, Spanyol)
Emir (Kuwait, Qatar)
Kaisar (Jepang)
Pangeran (Monako)
Sultan (Brunei, Oman)
Yang di Pertuan-agong (Malaysia)
Paus (Vatikan)


Bentuk Pemerintahan Monarki

Kerjaan (Monarki) adalah suatu negara yang kepala negaranya adalah seorang Raja,
Sultan, atau Kaisar dan Ratu. Kepala negara diangkat (dinobatkan) secara turun-
temurun dengan memilih putera/puteri tertua (sesuai dengan budaya setempat) dari
isteri yang sah (permaisuri)
Ada beberapa macam kerjaan (Monarki)
a. Monarki Mutlak, yaitu seluruh kekuasan negara berada di tangan rajam yang
mempunyai kekuasaan dan wewenang yang tidak terbatas, yang mutlak. Perintah raja
merupakan undang-undang yang harus dilaksanakan. Kehendak negara adalah
Kehendak Rja (Ietat cest moi)
b. Monarki Konstitusional yaitu suatu monarki, dimana kekuasaan raja itu dibatasi
oleh suatu konstitusi (undang-undang dasar) raja tidak boleh berbuat sesuatu yang
bertentangan dengan Konstitusi dan segala perbuatannya harus berdasarkan dan harus
sesuai dengan kontitusi
c. Monarki palementer yaitu suatu monarki, dimana terdapat perlemen terhadap badan
mana paramentri bai perseorangan maupun secara keseluruhan bertanggung ajawab
sepenuhnya dalam system perlemen, raja , kepala Negara itu merupakan lambing
kesatuan Negara yang tidak dapat diganggu gugat (the king can do no wrong) yang
bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah menteri baik bersama-sama untuk
keseluruhan maupun seorangan untuk porto polionya sendiri(system tanggung jawab
(menteri).

Negara-negara yang menganut Pemerintahan Monarki
a. Negara-negara yang menganut Monarki Mutlak adalah Arab Saudi, Brunei
Darussalam, dan Swaziland.
b. negara-negara yang menganut Monarki Konstitusional adalah Antigua dan
Barbuda, Australia, Bahama, Barbados, Belanda, Belgia, Belize, Britania Raya,
Denmark, Grenada, Jamaika, Jepang, Kamboja, Kanada, Liechtenstein, Luxemburg,
Malaysia, Monako, Maroko, Norwegia, Papua Nugini, Saint Kitts and Nevis, Saint
Lucia, Saint Vincent and Grenedines, Selandia Baru, Kepulauan Solomon, Spanyol,
Swedia, Thailand, Tuvalu, Uni Emirat Arab, Yordania dsb.


Sistem Pemerintahan Komunis


NEGARA KOMUNIS
Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut faham ini berasal dari Manifest der
Kommunistischenyang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes
politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis
sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas(sejarah dan masa kini) dan
ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling
berpengaruh dalam dunia politik.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap faham kapitalisme di
awal abad ke-19an, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja
tani hanyalah bagian dariproduksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan
ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi
internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dengan komunis
revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangannya yang
saling berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang
disebutnya sebagai masyarakat utopia.
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional.
Komunisme atau Marxismeadalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh
partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan
ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-
Leninisme".
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat
produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial
dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar (lihat: The Holy Family
[1]), namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan
partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas
perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang
menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan tidak lagi diminati karena korupsi
yang dilakukan oleh para pemimpinnya.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai
alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal
atas individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat
dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna
kemakmuran rakyat secara merata akan tetapi dalam kenyataannya hanya dikelolah
serta menguntungkan para elit partai, Komunisme memperkenalkan penggunaan
sistim demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh
karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan
anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak
perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.
Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika materi oleh karenanya
tidak bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian pemberian doktrin
pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang
berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena
dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
Tokoh-tokoh Negara Komunis
1. Lenin
4.
5.



bernama lengkap Vladimir Ilyich Ulyanov Lenin, Simbirsk, Rusia, 22 April 1870 dan
meninggal 21 Januari 1924 saat berumur 53 tahun.Kematiannya berawal ketika ia
ditembak tanggal 30 Agustus 1918, oleh seorang wanita bernama Fanya Kaplan
karena di anggap mengkhianati Revolusi Rusia. Lenin bisa selamat tetapi
kesehatannya terus menurun. Akhirnya, ia meninggal dunia pada tanggal 21 Januari
1924 setelah terkena stroke sebanyak empat kali. jasadnya di balsem dan ditempatkan
di musoleum Lapangan Merah hingga saat ini.

Lenin adalah tokoh revolusioner komunis Rusia, penganut ajaranKarl Marx,
pemimpin partai Bolshevik, Perdana Menteri Uni Soviet pertama, Kepala Negara de
facto pertama Uni Soviet dan tokoh yang memperkenalkan paham Leninisme. Nama
Lenin sebenarnya adalah sebuah nama samaran dan diambil dari nama sungai Lena, di
Siberia.

Vladimir Ilyich Ulyanov Lenin adalah pemimpin politik pendiri Komunisme di Rusia.
Ia penganut Karl Marx yang meletakkan dasar politik Marxisme begitu kuatnya
hingga ke seluruh penjuru dunia. Lenin diakui sebagai salah seorang yang paling
berpengaruh dalam sejarah manusia. Ayahnya seorang pegawai negeri Rusia yang
berjuang untuk meningkatkan demokrasi dan pendidikan bebas untuk semua orang di
Rusia. Namun kakaknya Alexander adalah seorang tokoh radikal yang dijatuhi
hukuman mati karena terlibat dalam pembunuhan Tsar Alexander III. Saat berumur
23 tahun, Lenin telah menjadi pengikut setia ajaran Marxisme sehigga pada bulan
Desember 1895 dia ditahan pemerintah Tsar karena kegiatan politiknya dan
dijebloskan ke dalam penjara selama empat belas bulan. Sesudah itu dia dibuang ke
semenanjung Siberia.

Lenin menikah dengan Maria Alexandrovna Blank di Siberia. Istrinya juga berhaluan
revolusioner dan penulis buku Pertumbuhan Kapitalisme di Rusia. Masa
pembuangannya di Siberia berakhir bulan Februari 1900 dan beberapa bulan
kemudian Lenin melakukan perjalanan ke Eropa Barat. Tak kurang dari tujuh belas
tahun lamanya dia berkelana, memperkenalkan ajarannya yang bersifat revolusioner.
Ketika Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia pecah jadi dua bagian, Lenin menjadi
pimpinan partai Bolsheviks.

Perang Dunia I menyebabkan kehancuran baik militer maupun ekonomi Rusia
sehingga rakyat tidak puas pada sistem pemerintahan Tsar. Pemerintah Tsar kemudian
digulingkan bulan Maret tahun 1917. Mendengar jatuhnya pemerintahan Tsar, Lenin
segera pulang ke Rusia dan mendirikan partai komunis. Lenin mendorong kaum
Bolshevik melompat kedepan menggulingkan pemerintahan sementara dan
menggantinya dengan pemerintahan Komunis. Percobaan pemberontakan di bulan
Juli tidak berhasil dan memaksa Lenin menyembunyikan diri. Percobaan kedua di
bulan Nopember 1917 berhasil dan Lenin menjadi kepala negara baru.

Ciri penting dari Lenin adalah dia seorang yang cepat bertindak sehingga dialah orang
yang mendirikan pemerintahan Komunis di Rusia. Dia menganut ajaran Karl Marx
dan menterjemahkannya dalam bentuk tindakan politik praktis yang nyata. Sejak
bulan Nopember 1917 telah terjadi ekspansi kekuatan Komunis ke seluruh dunia.
Kini, sekitar sepertiga penduduk dunia menganut faham Komunis. Lenin juga
memperluas pengaruhnya melalui tulisan-tulisan. Pikiran-pikiran Lenin sejalan
dengan Karl Marx tetapi ada perbedaan dari segi strategi politik. Lenin
menitikberatkan taktik revolusi dan menekankan penggunaan kekerasan.

Karakteristik pemerintahan Soviet di bawah Lenin tidak terletak dari strategi
perekonomiannya, namun lebih kental ciri politiknya yaitu upaya mempertahankan
kekuasaan politik untuk jangka waktu tak terbatas. Sejak Lenin hidup, tak ada satu
pun pemerintah Komunis dapat digulingkan. Dengan pengawasan yang seksama
terhadap semua lembaga kekuasaan dalam negeri --mass media, bank, gereja, serikat
buruh dan lain-lain-- pemerintahan Komunis tampaknya sudah mengikis adanya
kemungkinan-kemungkinan penggulingan pemerintahan.

Komunisme terbukti menjadi gerakan besar yang punya arti penting sejarah. Masih
mejadi perdebatan tentang siapa yang dianggap paling berpengaruh dalam gerakan
ini, Marx atau Lenin. Marx di anggap sebagai pencetus gagasan dan Lenin adalah
penerjemah gagasan dalam dunia nyata. Tanpa Lenin, Komunis rasanya butuh waktu
cukup lama untuk berkembang. Sepanjang hidupnya Lenin seorang pekerja keras dan
tekun. Dia seorang yang kenamaan dan jumlah buku yang ditulisnya tak kurang dari
55 jilid. Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk tujuan-tujuan revolusi, dan
meskipun dia mencintai keluarganya, dia tak mau pekerjaannya terganggu. Ironisnya,
biar dia menghabiskan sepenuh umurnya dalam percobaan melenyapkan penindasan,
hasil yang dicapainya dari perjuangan adalah penghancuran semua segi kebebasan
pribadi.


2. Karl Marx
6.
7.


Karl Heinrich Marx (lahir di Trier, Jerman, 5 Mei 1818 meninggal di London, 14
Maret 1883pada umur 64 tahun) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan
teori kemasyarakatan dariPrusia.
Walaupun Marx menulis tentang banyak hal semasa hidupnya, ia paling terkenal atas
analisisnya terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas, yang dapat
diringkas sebagai "Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya
adalah sejarah pertentangan kelas", sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka
dari Manifesto Komunis.
Karl Marx adalah seseorang yang lahir dari keluarga progresif Yahudi. Ayahnya
bernama Herschel, keturunan para rabi, walaupun begitu ayahnya cenderung menjadi
deis, yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia,
Protestan aliran Lutheranyang relatif liberal untuk menjadi pengacara.[1] Herschel
pun mengganti namanya menjadi Heinrich.[1] Saudara Herschel, Samuel seperti
juga leluhurnya adalah rabi kepala di Trier.[1] Keluarga Marx amat liberal dan
rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan dan artis masa-masa awal Karl
Marx.








Sistem Pemerintahan Indonesia
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1
UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan
hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah republik.

Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Dengan demikian,
sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Apa yang
dimaksud dengan sistem pemerintahan presidensial? Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu
dibahas mengenai sistem pemerintahan.


I. Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan
parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara singkat
bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan i Indonesia adalah sistem
pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan
presidensiil dengan sistem pemerintahan parlementer. Apalagi bila dirunut dari sejarahnya,
Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem pemerintahan. Indonesia pernah
menganut sistem kabinet parlementer pada tahun 1945 - 1949. kemudian pada rentang waktu
tahun 1949 - 1950, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer yang semu. Pada
tahun 1950 - 1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer dengan
demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Sedangkan pada tahun 1959 - 1966, Indonesia
menganut sistem pemerintahan secara demokrasi terpimpin. Perubahan dalam sistem
pemerintahan tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Karena terjadi perbedaan pelaksanaan
sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum UUD 1945 diamandemen dan setelah
terjadi amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 - 2002. Berikut ini adalah perbedaan sistem
pemerintahan sebelum terjadi amandemen dan setelah terjadi amandemen pada UUD 1945 :

Sebelum terjadi amandemen :
MPR menerima kekuasaan tertinggi dari rakyat
Presiden sebagai kepala penyelenggara pemerintahan
DPR berperan sebagai pembuat Undang - Undang
BPK berperan sebagai badan pengaudit keuangan
DPA berfungsi sebagai pemberi saran/pertimbangan kepada presiden / pemerintahan
MA berperan sebagai lembaga pengadilan dan penguki aturan yang diterbitkan
pemerintah.
Setelah terjadi amandemen :
Kekuasaan legislatif lebih dominan
Presiden tidak dapat membubarkan DPR
Rakyat memilih secara langsung presiden dan wakil presiden
MPR tidak berperan sebagai lembaga tertinggi lagi
Anggota MPR terdiri dari seluruh anggota DPR ditambah anggota DPD yang dipilih
secar langsung oleh rakyat
Dalam sistem pemerintahaan presidensiil yang dianut di Indonesia, pengaruh rakyat terhadap
kebijaksanaan politik kurang menjadi perhatian. Selain itu, pengawasan rakyat terhadap
pemerintahan juga kura begitu berpengaruh karena pada dasarnya terjadi kecenderungan
terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan yang ada di tangan presiden. Selain itu,
terlalu sering terjadi pergantian pejabat di kabinet karena presiden mempunyai hak prerogatif
untuk melakukan itu.
a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum
Diamandemen.

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut
UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan
semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem
pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga
kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut
dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat.
Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden
sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan
yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan
seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang
kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik
dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan
sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih
banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkanya.

Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional
atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan
bahwa konstitusi negara itu berisi
1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,
2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau
amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang
bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari
yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat
kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah
diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.
b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah
Diamandemen

Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen
keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945
dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang
baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya
Pemilu 2004.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR.
DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer
dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam
sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia
adalah sebagai berikut;
1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang
dan hak budget (anggaran)
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal
itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru
tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks
and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan
pengawasan dan fungsi anggaran.

Dengan demikian, sistem pemerintahan suatu negara dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan atau type yang dapat diadopsi menjadi bagian dari sistem pemerintahan negara
lain. Amerika Serikat john Inggris masing-masing telah mampu membuktikan diri sebagai
negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial john parlementer seara excellent.
Sistem pemerintahan dari kedua negara tersebut selanjutnya banyak ditiru oleh negara-negara
lain di dunia yang tentunya disesuaikan dengan negara yang bersangkutan.
4. Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas
hukum (rechtsstaat).
Sistem Konstitusional.
Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.

Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Berdasarkan tujuh
kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945
menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa
pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem
pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga
kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut
dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat.
Karena itu tidak adanya pengawasan john tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden
sangat besar john cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan
yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan
seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang
kompak john sound. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti.
Konflik john pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik
perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri
presiden lebih banyak merugikan bangsa john negara daripada keuntungan yang
didapatkanya.

Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional
atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan
bahwa konstitusi negara itu berisi adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau
eksekutif, jaminan atas hak asasi manusia john hak-hak warga negara. Berdasarkan hal itu,
Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau amandemen atas UUD
1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional,
diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada
tahun 1999, 2000, 2001, john 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah
menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini. w. Sistem pemerintahan
Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen Sekarang ini sistem
pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum diberlakukannya sistem
pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat tahun 2002, sistem
pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan
seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan
baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu 2004.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut. Bentuk negara kesatuan
dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi.
Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial. Presiden
adalah kepala negara john sekaligus kepala pemerintahan. Presiden john wakil presiden
dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. Kabinet atau menteri diangkat oleh
presiden john bertanggung jawab kepada presiden. Parlemen terdiri atas dua bagian
(bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) john Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para
anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif john kekuasaan
mengawasi jalannya pemerintahan. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung
john badan peradilan dibawahnya.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer
john melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam
sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia
adalah sebagai berikut; Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari
DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak
langsung. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR.

Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang john hak
price range (anggaran) Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem
pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang
lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem
bikameral, mekanisme cheks as well as sense of balance, john pemberian kekuasaan yang
lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan john fungsi anggaran.

You might also like