Professional Documents
Culture Documents
: 102009316
: 102009319
: 102009323
: 102009327
: 102009334
: 102009337
: 102009343
Pendahuluan
Obat vasodilator merupakan obat yang sering diapakai untuk menanggulangi penyakit
kardiovaskuler seperti angina pectoris dan infark miokard. Semua obat vasodilator mempunyai
mula kerja dan lama kerja yang berbeda dan harus diberikan mengikut tahap keparahan serangan
peneyakit. Efek vasodilator berbeda-beda menurut cara pemberiannya misalnya amilnitrit
diberikan secara inhalasi untuk mendapatkan efek yang cepat. Isosorbid dinitrat yang diberikan
secara sublingual memberikan efek kerja sedang manakala isosorbid dinitrat, penta-eritritol-tetranitrat dan nitrogliserin dengan pemberian oral memberikan efek vasodilator yang lambat.
Sasaran belajar
Menjelaskan perbedaan mula kerja dan lama kerja berbagai obat vasodilator
Menjelaskan dan mengamati efek vasodilator kerja cepat,sedang dan lambat yang
diberikan pada orang percobaan.
Tatalaksana
1. Dua orang percobaan dari masing-masing kelompok yang telah mempersiapkan diri tidak
makan 4 jam sebelum percobaan, berbaring di atas meja laboratorium dengan tenang.
Lakukanlah pengukuran parameter basal, tekanan darah, denyut jantung/nadi, frekuensi
nafas dan suhu kulit sebanyak 2 kali dengan interval 5 menit dan hitung rata-ratanya.
2. Jika pengamatan parameter telah selesai mintalah obat vasodilator pada instruktur, seta
perhatikan
baik-baik
cara
penggunaannya
apakah
harus
ditaruh
dibawah
Hasil
ISOSORBID DINITRAT
Tabel 1 : hasil pengamatan parameter untuk obat sublingual, yang dilakukan tiap 3 menit selama jam
Parameter
dasar/menit
12
15
18
21
24
27
30
Tekanan
darah
(mm/Hg)
110/
70
110/
80
100/
80
94/
68
88/
68
94/
68
92/
74
100/
72
90/
76
90/
76
90/
76
Frekuensi
nafas
12
13
13
12
11
11
11
11
16
16
15
Frekuensi
nadi
69.0
78
66
76
72
72
72
74
60
72
72
Suhu (c)
34.9
35.0
35.7
35.8
35.4
35.4
35.3
35.0
35.7
34.4
34.7
Parameter
dasar/menit
15
30
45
60
Tekanan
darah
(mm/Hg)
110/70
110/ 80
100/ 80
94/ 68
88/ 68
Frekuensi
nafas
12
13
13
12
11
Frekuensi
nadi
69.0
78
66
76
72
Suhu (c)
34.9
35.0
35.7
35.8
35.4
Pembahasan
1. Isosorbid dinitrat adalah obat sediaan dari nitrat organic yang sering dipakai sebagai obat
anti-angina. Nitrat organik menyebabkan relaksasi otot sehingga terjadinya vasodilatasi
arteri dan vena dan menurunkan tekanan diastolic pada ventrikel kanan dan kiri..
2. Pada pemberian cepat dengan dosis yang tinggi,nitrat organik dapat menyebabkan
vasodilatasi arteriol perifer yang menurunkan tekanan diastolic dan sistolik. Ini memicu
penurunan curah jantung sehingga menyebabkan takikardi dan risiko terjadinya
hipertensi ortostatik.
3. Isosorbid dinitrat yang diberikan sublingual adalah nitrat kerja singkat dengan lama kerja
10-60 menit. Karena mula kerjanya yang cepat,OP diminta untuk duduk sebelum
diberikan obat. Isosorbid dinitrat yang diberikan oral adalah nitrat kerja panjang dengan
lama kerja 4-6 jam.
4. Pada orang percobaan yang diberikan sediaan sublingual efek penurunan tekanan darah
dapat dilihat seawal minit ke-9 manakala orang percobaan dengan sediaan obat oral
hanya menunjukkan penurunan tekanan darah yang bermakna pada menit ke-45. Kedua
orang percobaan juga melaporkan merasa sakit kepala yang berdenyut beberapa menit
setelah makan obat akibat efek vasodilatasi.
5. Nitrat organik dapat menimbulkan vasodilatasi dan efek anti-agregasi trombosit melalui 2
mekanisme yaitu :
o
6. Nitrat organik menurunkan kebutuhan oksigen dan meningkatkan suplai oksigen dengan
cara mempengaruhi tonus vaskuler dan member efek kardiovaskuler yaitu :
a. Vasodilatasi pada seluruh sistem vaskuler.
Tatalaksana
1. Pilih satu kodok untuk satu kelompok, suntikan ke dalam saccus lymphaticus dorsalisnya
larutan uretan 10% sebanyak 2ml
2. Bila sudah terjadi anestesi pada kodok, fiksasilah kodok pada papan fiksasi dengan posisi
terlentang, dengan telaapak tangan dan kaki terfiksasi dengan jarum pentul
3. Bukalah toraks kodok dimulai dengan kulit, dilanjutkan dengan lapisan dibawahnya,
dengan irisan berbentuk V, dimulai dari bawah processus ensiformis ke lateral, sampai
jantung terlihat jelas dan hindari tindakan yang menyebabkan banyak perdarahan
4. Bila jantung telah tampak, singkirkan jaringan yang menutupinya, dan bukala secara hatihati perikard jantung kodok yang tampak sebagai selubung jantung berwarna perak
5. Sekarang jantung tampak utuh, teteskan segera setetes larutan ringer laktat untuk
membasahi jantung , lalu perhatikan dengan teliti siklus jantung antara sistol dan diastol,
terutama dengan memperhatikan bentuk dan warna ventrikel
6. Tetapkan frekuensi denyut jantung per-menit sebanyak 3 kali, dan ambil rata-rata
7. Teteskan larutan tinktura digitalis 10% dengan tetesan kecil melalui semprit tuberkulin
yang dilepas jarumnya, langsung pada permukaan jantung, tiap 2 menit, dan hitung
frekuensi denyut jantungnya tiap selesai meneteskan digitalis.
8. Pelajarilah perubahan-perubahan yang terjadi pada siklus jantung (sistol-diastol) dan
perubahan warna jantung. Pemberian digitalis akan menyebabkan penurunan prekuensi
jantung, ventrikel akan berwarna lebih merak pada saat ddiastol dan menjadi lebih putih
pada saat sistol, serta amati juga interval A-V yang makin besar. Hal-hal tadi sesuai
dengan efek terapi digitalis pada manusia. Penetesan digitalis diteruskan tiap 2 menit,
sampai terjadi keracunan yang teramati sebagai terjadinya hambatan jantung parsial,
disusul terjadinya hambatan mutlak dan berakhir dengan berhentinya denyut ventrikel,
biasanya dalam keadaan sistol (asistole)
9. Tentukan apakah jantung yang telak berhenti berdenyut tadi masih bisa dirangsang
dengan rangsangan mekanis, yaitu dengan menyentuh permukaannya dengan pinset
10. Buatlah catatan dari seluruh pengamatan tadi, dan buatlah kurva yang menggmbarkan
hubungan antara frekuensi denyut jantung dengan jumlah tetesan digitalis yang dipakai
Hasil
Tabel : hubungan antara bilangan tetes larutan digitalis dan frekuesi denyut jantung
35
32
22
17
14
14
12
15
10
11
12
13
14
Pembahasan
1. Larutan tiktura digitalis 10% digunakan dengan tetesan kecil melalui semprit tuberculin
langsung pada permukaan jantung kodok. Larutan tersebut perlu diteteskan oleh orang
yang sama agar tekanan yang digunakan untuk mengeluarkan larutan dari semprit adalah
sama, lalu menghasilkan volume yang sama untuk setiap tetesan larutan digitalis.
2. Digitalis yang diberikan memperlihatkan khasiat vagotonik, yang menyebabkan
penghambatan aliran kalsium di nodus AV dan aktivasi aliran kalium yang diperantarai
asetilkolin di atrium. Efek elektrofisiologik yang ditimbulkan oleh efek tak langsung
digitalis ini adalah hiperpolarisasi, pemendekan aksi potensial atrium dan peningkatan
masa refrakter di nodus AV. Efeknya terhadap nodus AV ini dimanfaatkan mengakhiri
aritmia arus pada nodus AV dan untuk mengendalikan denyut ventrikel pada fibrilasi
atrium. Digitalis khusus berguna pada fibrilasi atrium yang menyertai payah jantung,
dimana pada keadaan ini antagonis kalsium atau penyekat reseptor beta, bila diberkan
sebagai obat aritmia, akan memperburuk fungsi jantung.
3. Obat-obat gagal jantung atau digitalis adalah penghambat ACE, antagonis angiotensin II,
diuretic, antagonis aldosteron, -blocker, vasodilator, digoksin, antitrombotik dan anti
aritmia
4. Digitalis atau glikosida jantung yang digunakan adalah digoksin. Digoksin tergolong di
dalam inotropic drugs. Saat ini hanya digoksin yang digunakan untuk terapi gagal
jantung, sedangkan digitoksin dan folia digitalis tidak digunakan lagi.
5. Efek digoksin pada pengobat gagal jantung adalah
Inotropik positif
Kronotropik positif
Mengurangi aktivasi sara simpatis
6. Digoksin yang digunakan dalam ujikaji adalah inotropik positif karena kekuatan
kontraksi ventrikel dan atrium meningkat, dan kemudian apabila larutan digitalis yang
ditambahkan semakin banyak, terjadi keracunan yang diamati sebagai hambatan jantung
parsial, menyebabkan kekuatan kontraksi semakin berkurang dan disusuli hambatan
jantung total/mutlak yang berakhir dengan berhentinya kontraksi atrium dan ventrikel.
7. Efek dromotropik dapat dinilai dari interval denyut atrium dan ventrikel. Berlaku
pemanjangan masa interval atrium dan ventrikel dari pemberian 1 tetes hingga 7 tetes.
Namun pada tetes ke 8, berlaku percepatan masa interval denyut atrium dan ventrikel.
Namun, akibat keracunan digitalis, disusuli masa interval yang lebih panjang untuk
denyut atrium dan ventrikel lalu berhenti berdenyut, walaupun telah dirangsang jantung
kodok tersebut.
8. Efek kronotropik yaitu efek pada frekuensi denyut atrium dan ventrikel. Pada tetesan ke
8 larutan digitalis, dapat memperlihatkan efek kronotropik yang positif karena berlaku
peningkatan yang jelas frekuensi denyut atrium dan ventrikel. Akibat keracunan
9.
digitalis, akhirnya frekuensi kembali menurun dan jantung tidak berdenyut lagi.
efek toksik dan letal digitalis dapat dilihat dengan memerhatikan frekuensi denyut
jantung untuk setiap tetesan larutan digitalis. Efek toksik dapat dilihat setelah
peningkatan denyut jantung pada tetes ke 8, pada tetes ke 9 berlaku penurunan yang
ketara pada denyut jantung. Ini adalah hambatan jantung yang partial. Dan apabila
tetesan yang diberikan diteruskan, jantung berhenti berdenyut, dan tahap ini adalah
Efek proaritmik, yakni penurunan potensial istirahat (akibat hambatan pompa Na)
menyebabkan after potential yang mencapai ambang rangsang, dan penurunan
nodus AV)
pasien gagal jantung dengan ritme sinus yang masih simtomatik, terutama yang
disertai takikardi, meskipun telah mendapat terapi maksimal dengan penghambat
ACE dan -blocker.
Kesimpulan
Preparat obat dari nitrat organik seperti isosorbid dinitrat dan nitrogliserin mempunyai
efek vasodilator dan anti-agregasi trombosit.
Nitrat memberi
Pemberian obat vasodilator adalah berdasarkan tahap keparahan serangan serta mula
kerja dan lama kerja obat tersebut. Pemberian sublingual diindikasikan untuk serangan
angina akut dan juga sebagai profilaksis jangka pendek saat beraktifitas.
Digitalis memberikan efek tidak langsung dengan menghambat aliran kalsium di AV dan
mengaktivasi aliran kalsium di atrium. Digitalis diindikasikan untuk penderita aritmia di
sinus AV dan penderita fibrilasi payah jantung.
Pemberian digitalis memperlihatkan efek pada jantung seperti perpanjangan interval AV, penurunan frekuensi denyut jantung dan perubahan warna jantung saat sistol dan
diastole.