You are on page 1of 16

Jurnal Manajemen Vol.10 No.

1 Oktober 2012 1055



PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
SEPEDA MOTOR SUZUKI SATRIA FU ( STUDI KASUS PADA DAELER SUZUKI SANGGAR MAS
JAYA KARAWANG)


Edi Suswardji, SE., MM., Sungkono, SE., MM., Lutfi Alfajri, SE.

ABSTRAK
Orientasi perusahaan di zaman modern ini tidak hanya menjual produk tetapi bagaimana
membuat produk tersebut dapat sesuai dan memuaskan konsumen sehingga membuat konsumen
menjadi loyal dan kembali membeli produk itu. Atribut produk yang dikembangkan oleh Kotler (2007)
yaitu Kualitas, Fitur dan Desain.

Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan
sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Produsen perlu memahami perilaku konsumen
terhadap produk atau merek yang ada di pasar. Keputusan Konsumen yang dikembangkan oleh
Kotler (2007) yaitu Pengenalan Kebutuhan, Pencarian Informasi, Peniliaian Pilihan, Keputusan
Pembelian dan Perilaku Bakda Beli
Penelitian ini meneliti pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian. Penelitian
ini dilakukan dengan mengambil sampel (n) sebanyak 107 responden, dalam hal ini peneliti
menyebarkan kuesioner yang diberikan kepada pelanggan Suzuki Sanggar Mas Jaya karawang yang
membeli Satria Fu, menggunakan teknik skala likert serta analisis uji validitas dan
reliabilitas,normalitas dan untuk menganalisis data digunakan analisis rentang skala dan analisis
deskriptif dan Analisis bivariat.
Respon konsumen terhadap atribur Satria Fu adalah setuju dengan skor 404,9, terhadap
Keputusan Pembelian adalah setuju dengan skor 380,8 dan pengaruh Atribut Produk terhadap
keputusan pembelian Satria fu dengan nilai korelasi 0.245 (lemah) taraf kesalahan 5% uji dua fihak,
nilai t = 2.59 dan CD = 6%, artinya 6% keputusan Pembelian dipengaruhi atribut produk dan 94%
dipengaruhi factor lain yang tidak diteliti.

A. PENDAHULUAN

Kebutuhan masyarkat akan sarana transportasi pada saat ini sangat penting. Pilihan
penggunaan sarana transportasi sangat beragam jenisnya, salah satu pilihan sarana untuk
mempermudah dan mempercepat waktu tempuh adalah dengan menggunakan sepeda motor.
Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan
sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari beberapa
segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda. Masih terdapat banyak
faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Produsen perlu memahami perilaku
konsumen terhadap produk atau merek yang ada di pasar, selanjutnya perlu dilakukan berbagai
cara untuk membuat konsumen tertarik terhadap produk yang dihasilkan. Pada umumnya
pelanggan menginginkan produk yang memiliki karakteristik lebih cepat (faster), lebih murah
(cheaper) dan lebih baik (better) (Vincent Gaspersz, 2011:37). Orientasi perusahaan di zaman
modern ini tidak hanya menjual produk tetapi bagaimana membuat produk tersebut dapat
sesuai dan memuaskan konsumen sehingga membuat konsumen menjadi loyal dan kembali
membeli produk itu. Konsep produksi menegaskan bahwa konsumen akan memilih produk yang
tersedia di mana mana dan murah. Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih
menyukai produk produk
yang menawarkan fitur fitur paling bermutu, berprestasi dan inovatif (Kotler dan Keller,
2007:18).

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1056

Dilihat dari segi merek, Suzuki menempati posisi ke tiga bila dibandingkan dengan Honda.
Walaupun merek Suzuki Satria Fu di masyarakat kurang di minati, tapi konsumen lebih memilih
sepeda motor merek ini dari pada dua merek kompetitornya yang lebih unggul. Biasanya
konsumen lebih memilih merek yang terkenal dan booming di masyarakat. Merek sangat
penting bagi keberhasilan produk. Bahkan, Hermawan kertajaya berani mengatakan bahwa
merek lebih penting dari produk itu sendiri. Ia mengatakan bahwa pada saat membeli produk,
orang cenderung membeli mereknya (Bilson Simamora 2003 : 149).
Dalam persaingan yang ketat, desain merupakan alat yang paling potensial untuk
mendiferensiasi dan memposisikan produk dalam pasar (Bilson Simamora 2003 : 149).
Contohnya perubahan desain headlamp atau lampu dan kanlpot motor Satria Fu pada awal
Tahun 2009 menjadikan permintaan motor ini lebih tinggi. Tetapi anehnya, hal ini tidak diikuti
oleh varian motor Suzuki yang lain, padahal pada varian yang lain pun telah megalami
perubahan desain, Shogun Axelo misalnya, tapi hal itu tidak menjadikan permintaan terhadap
Shogun Axelo lebih tinggi.
Para pemasar perlu menentukan fitur apa yang diberikan pada suatu produk sebab fitur
merupakan salah satu cara untuk membedakan produk dari produk pesaing (Bilson Simamora
2003 : 149). Satria Fu merupakan sepeda motor pertama di Indonesia yang menerapkan fitur
AHO ( Automatic Headlamp On ). Hal ini sesuai dengan peraturan UU No.22 Tahun 2009 pasal
107 ayat 1 dan 2. Tapi tanggapan masyarakat terhadap fitur dan aturan ini kurang positif.
Satria Fu juga sepeda motor bebek pertama yang menerapkan fitur menekan kopling
pada saat menghidupkan motor, dan fitur ini merupakan nilai lebih dibandingkan motor lain,
karena sampai saat ini fitur ini belum digunakan oleh sepeda motor lain.
Bagi pembeli, harga memberikan dampak ekonomis dan psikologis. Dampak
ekonomisnya berkaitan dengan daya beli, sebab harga merupakan biaya (cost) bagi pembeli.
Semakin tinggi harga, semakin sedikit produk yang bisa mereka beli. Sebaliknya, semakin rendah
harga, semakin banyak produk yang bisa mereka beli (Bilson Simamora 2003 : 149). Hal senada
juga diungkapkan oleh kotler dan Amstrong, mereka mengatakan bahwa Hubungan antara
harga dengan keputusan pembelian yaitu harga mempengaruhi keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian, semakin tinggi harga maka keputusan pembelian semakin rendah,
sebaliknya jika harga rendah keputusan pembelian berubah semakin tinggi. Untuk Satria Fu
tidak demikian halnya, walaupun hargannya relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga
kompetitornya yaitu Yamaha Jupiter MX dan Honda CS1, tetapi konsumen banyak memilih
sepeda motor ini sebagai pilihan produk untuk dikonsumsi.
Sejalan dengan hal di atas keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor Suzuki
Satria Fu dapat dipengaruhi oleh stimuli atau rangsangan pemasaran seperti kualitas produk,
fitur dan desain. Umumnya konsumen menginginkan desain yang inovatif dari waktu ke waktu.
Berdasarkan uraian di atas yang menjadi pokok permasalahan adalah sejauh mana
atribut produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Suzuki Satria Fu pada
masyarakat di wilayah Karawang. maka sejalan dengan latar belakang tersebut, penulis akan
mengadakan penelitian yang diajukan sebagai bahan penulisan skripsi di Fakultas Ekonomi
Universitas Singaperbangsa Karawang dengan judul Pengaruh Atribut Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki Satria FU di Wilayah Kabupaten Karawang

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Atribut Produk
Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. ( Fandy Tjiptono, 2008:103 )
Kotler dan Armstrong (2004:347) menyatakan bahwa atribut produk adalah
pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan.
Menurut Kotler (2004:329) Atribut produk adalah karakteristik yang melengkapi fungsi
dasar produk.
(http://bonteng.wordpress.com/2009/11/16/atribut-produk/)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1057

Atribut produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli pada saat
membeli produk, seperti harga, kualitas, kelengkapan fungsi (fitur), desain, layanan purna
jual dan lain-lain. Faktor-faktor yang berhubungan dengan produk adalah kualitas, fitur dan
desain. (Bilson Simamora 2003 : 147).
Unsur Unsur Atribut Produk
a. Kualitas Produk
American Society for Quality Control dalam Kotler dan Keller menyatakan bahwa
Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. ( Kotler
dan Keller , 2009:143)
Mutu produk dimaksudkan sebagai kemampuan suatu produk memeragakan fungsinya.
Ini menyangkut ketahanan umum produk, reliabilitas, presisi, kemudahan
pengoperasian dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya. ( Hartimbul Ginting,
2011:96 )
M. Suyanto (2007:111) menyatakan bahwa kualitas didefinisikan oleh pelanggan.
Kualitas merupakan seberapa baik sebuah produk sesuai dengan kebutuhan spesifikasi
dari pelanggan.
Vincent Gaspersz ( 2001 : 4 ) mendefinisikan kualitas sebagai berikut
1) Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan
karakteristik lansung dari suatu produk.
2) Definisi strategik, yang menyatakan bahwa; kualitas adalah segala sesuatu yang
mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan.
3) ISO8402 (Quality Vocabulary ), kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari
karakteristik suatu produk yang menenunjang kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang didestifikasikan atau ditetapkan.
Berdasarkan definisi kualitas baik yang konvensional maupun yang lebih strategik,
Vincent Gaspersz ( 2001 : 5 ) menyatakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu
pada pengertian pokok sebagai berikut :
1) Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaaan atraktif
yang memenuhi keinginan pelanggan dan memberikan kepuasaan atas
pengguna produk itu.
2) Kualitas terdiri dari segala suatu yang bebas dari kekuranag atau kerusakan.
Menurut David Garvin dalam buku Total Quality Management Vincent Gasvers
(2001 : 37 ) ada 8 dimensi untuk menentukan karakteritik kualitas produk, yaitu :
1) Performance ( performansi )
Ferformance berhubungan dengan aspek fungsional dari produk itu sendiri dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika
membeli suatu produk.
2) Features
Merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar,
berkaitan dengan pilihan pilihan dan pengembangannya.
3) Keandalan ( reliability )
Berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu produk melaksanakan
fungsinya secara berhasil dalam periode tertentu dan dalam kondisi tertentu.
4) Konformansi
Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konformansi
mereflesikan derajat di mana karakteristik desain produk dan karakteristik
operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.
5) Durability
Durability merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Durability berkaitan
dengan daya tahan produk.

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1058

6) Kemampuan pelayanan ( Service ability )
Berkaitan dengan kecepatan, keramahan / kesopanan, kopetensi, kemudahan
serta akurasi dalam perbaikan.
7) Estetika
Merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan
pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan individual. Estetika
dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadi.
8) Kualitas yang dirasa
Elemen ini bersifat subjektif berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam
mengkonsumsi produk itu.seperti meningkatkan harga diri reputasi dan lain
lain.
b. Fitur Produk
Fitur merupakan kelengkapan fungsi produk. Sebuah produk yang pada dasarnya sama,
bisa dikatakan berbeda kalau kelengkapan fungsinya ( fitur ) berbeda. ( Bilson
Simamora, 2011:148)
Menurut M. Suyanto (2007:112) Keistimewaan ( Fitur ) merupakan karakteristik yang
melengkapi fungsi dasar produk.
Fitur adalah suatu alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk
pesaing. (Hartimbul Ginting,2011:67)
Kotler dan Armstrong (2004:348) sebuah produk dapat ditawarkan dengan beraneka
macam fitur. Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi
dengan menambah beberapa fitur. Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan
produk perusahaan dari produk pesaing.
(http://bonteng.wordpress.com/2009/11/16/atribut-produk/)
c. Desain Produk
Desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan
fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan. ( M. Suyanto, 2007:112)
Menurut Kotler dan Armstrong (2004:348) cara lain untuk menambah nilai konsumen
adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain. Kotler
(2004:332) berpendapat bahwa Desain merupakan totalitas keistimewaan yang
mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan konsumen.
(http://bonteng.wordpress.com/2009/11/16/atribut-produk/)
2. Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen adalah tindakan perorangan dalam memperoleh, menggunakan
serta membuang barang dan jasa ekonomi, termasuk proses pengambilan keputusan
sebelum menetapkan tindakan. (Hartimbul Ginting,2011:33).
The American Marketing Association (AMA) mendefinisikan : perilaku konsumen
merupakan interaksi dinamis antara kognisi, afeksi, perilaku, dan lingkungannya di mana
manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.(Supranto, J.,dan Nandan
Limakrisna, 2007:4).
Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa)
termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. (Supranto, J.,dan Nandan
Limakrisna, 2007:4).
Menurut Hawkins, cs, Mc Graw Hill, 2011:
Customer Behavior is the study of individuals, groups, or organization and processes
they use to select, secure, use and dispose to satisfy needs and the impact of these
processes have on the consumer and society.
(Supranto, J.,dan Nandan Limakrisna, 2007:4)
3. Keputusan Konsumen

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1059

Ada lima tingkatan yang dilewati pembelian dalam mencapai keputusan pembeliannya,
yakni pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, penilaian pilihan, keputusan pembelian
dan perilaku bakda beli. (kotler dan Keller, 2007 : 234)

a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan itu dapat dipicu oleh rangsangan internal maupun eksternal. Dalam kasus
pertama, salah satu kebutuhan umum seseorang lapar, haus, seks- mencapai ambang
batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Dalam Kasus kedua, kebutuhan
ditimbulkan oleh rangsangan eksternal.
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,
dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat
menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Ini sangat
penting pada pembelian dengan kebebasan memilih ( discreationary ), misalnya pada
barang barang mewah, paket liburan, dan opsi hiburan. Motivasi konsumen perlu
ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan serius.
(kotler dan Keller, 2007 : 234)
Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ditujukan terutama untuk mengetahui
adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika
kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya
kebutuhan yang belum perlu segera dipenuhi atau masih bias ditunda pemenuhannya,
serta kebutuhan-kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. Jadi dari tahap
inilah proses pembelian itu mulai dilakukan. ( Basu Swastha dan Irawan, 2008:120)
b. Pencarian Informasi
Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa
kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk.
Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya (pencarian
internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal). Konsumen akan
bertanya kepada teman, saudara atau tenaga penjual. Konsumen akan membaca
kemasan, surat kabar, majalah konsumen, melihat dan mendengar berbagai iklan
produk.
(Ujang Sumarwan, 2011:363)
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi
yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok
berikut.
1. Sumber pribadi. Keluarga, teman, tetengga, kenalan.
2. Sumber komersial. Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan.
3. Sumber public. Media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.
4. Sumber pengalaman. Penanganan, pengkajian, pemakaian produk.
(kotler dan Keller, 2007 : 234)
c. Evaluasi Alternatif
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model model terbaru yang
memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu
model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan
sangat sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu memahami proses evaluasi konsumen.
Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. kedua, konsumen mencari
manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang masing masing
produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda beda dalam
memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
(kotler dan Keller, 2007 : 234)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1060

Evaluasi alternatif dalam hal ini konsumen sangat berbeda evaluasinya karena
tergantung pada pilihan atribut, sesuai atau tidak dengan keinginan mereka. Juga
konsumen berbeda tingkat pemenuhan kebutuhan mereka, ada yang sangat mendesak,
ada yang tidak begitu mendesak, masih bisa ditunda lain kali. Kemudian faktor merek
juga sangat menentukan alternatif, karena ada konsumen yang sudah fanatic terhadap
suatu merek, sulit beralih ke merek lain. (Buchari Alma, 2009:105)
d. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek merek
yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk
membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian,
konsumen bisa mengambil lima sub-keputusan : merek, lokasi, kuantitas, waktu dan
metode. Dalam pembelian produk sehari hari, keputusannya lebih kecil dan
kebebasannya juga lebih kecil. (kotler dan Keller, 2007 : 240)
Keputusan membeli adalah tahap yang harus diambil setelah melalui tahapan evaluasi
alternative. Bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai
serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, merek, kualitas, model, waktu,
harga, cara pembayaran, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam pengambilan
keputusan ani ada saja pihak lain yang member pengaruh terakhir, yang harus
dipertimbangkan kembali, sehingga merubah seketika keputusan semula. (Buchari
Alma, 2009:105)

e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena
memperhatikan fitur fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal hal yang
menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang
mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan
evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman
dengan merek.
Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus
mementau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian
produk pasca pembelian. Bakda membeli konsumen dapat puas dan tidak puas dan
akan memerlukan perhatian pemasar, yakni perilaku pasca beli. Hal yang menentukan
kepuasan konsumen adalah apakah performa yang dirasakan konsumen. (kotler dan
Keller, 2007 : 243)
Postpurchase Behavior ( perilaku bakda pembelian ) sangat ditentukan oleh
pengalaman konsumen dalam mengkonsumsiproduk yang ia beli. Apakah ia akan puas
atau kecewa, jadi tergantung pada jarak ekspektasi dengan kenyataan yang dihadapi.
Jika kenyataannya tidak puas, maka ia akan kecewa, jika sesuai antara apa yang
diharapkan dengan yang dialami, berarti puas, dan jika kenyataannya lebih bagus dari
yang diharapkan maka ia akan sangat gembira. (Buchari Alma, 2009:105)













Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1061


2.3 Kerangka Pemikiran





















C. METODELOGI PENELITIAN

1. Metode Deskriptif Verifikatif
Metode deskriptif ialah suatu metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian
deskriptif untuk menggambarkan fenomena yang ada. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang memberi uraian mengenai gejala sosial yang diteliti dengan
mendeskripsikan tentang nilai variabel bedasarkan indikator yang diteliti tanpa membuat
hubungan dan perbandingan dengan sejumlah variabel yang lain. Metode verifikatif
Bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang dilakukan terdahulu/
sebelumnya.

2. Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, desain penelitian yang digunakan dikelompokkan pada :
a. Berdasarkan tujuan penelitiannya adalah penelitian terapan (applied research) karena
dalam penelitian ini lebih mengarah pada pemecahan suatu masalah dalam
kehidupan praktis dan teori.
b. Berdasarkan metode penelitiannya termasuk kedalam penelitian survey karena
metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan survey untuk lebih
mengetahui objek yang diteliti. Kerlinger dalam sugiyono 2007 mengemukakan
bahwa, penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil
dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan
hubungan-hubungan antar variable sosiologis maupun psikologis. (Sugiyono 2007 : 7)
c. Berdasarkan tingkat ekplanasinya, penelitian ini termasuk penelitian Asosiatif karena
dari pemamaparanya merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variebel atau lebih.
27
Sumber : * Bilson Simamora, 2003:147,
Hartimbul Ginting,2011:48
** Kotler dan Keller, 2007 : 235

Gambar 2.2 Diagram kerangka pemikiran

Atribut
produk
*
Mutu
Fitur
Desain

KONS
UME
N
PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PEMBELIAN**
1. Pengenalan kebutuhan
2. Pencarian informasi
3. Penilaian pilihan
4. Keputusan pembelian
5. Perilaku bakda beli

MELAK
UKAN
PEMBE
LIAN
STIMULUS

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1062

Table 3.1
Variabel penelitian
Variabel Subvariabel Indikator
Atribut produk * 1. Mutu







2. Fitur


3.Desain


1. Performansi***
2. Keandalan
3. Konformansi
4. Durability
5. Kemampuan pelayanan
6. Estetika
7. Kualitas yang dirasa
8. Tingkat pengamanan
9. Sensor sensor****
10. Bentuk
11. Model
12. Warna
Keputusan pembelian ** 1. Pengenalan
kebutuhan


2. Pencarian
Informasi



3. Evaluasi Alternatif



4. Keputusan
Pembelian


5. Perilaku bakda beli


13. Kebutuhan
14. Rangsangan


15. Kelompok Referensi
16. Media Iklan
17. Pengalaman


18. Manfaat
19. Waktu


20. Merek
21. Metode Pembayaran


22. Kepuasan
23. RekomendasI
Sumber : * Bilson Simamora, 2003:147, Hartimbul Ginting,2011:48
** kotler dan Keller, 2007 : 235
*** Vincent Gaspersz, 2011:37
**** Objek penelitian

d. Berdasarkan jenis data dan analisisnya, termasuk dalam penelitian data kuantitatif
karena data dan analisis yang digunakan secara kuantitatif yang memunculkan
angka-angka untuk dianalisa atau sama dengan data kualitatif yang diangkakan.

3. Variabel Penelitian

































4. Metode Pengumpulan Data

1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi
Menurut Sugiyono (2007:90) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini populasi diambil dari data penjualan Suzuki Satria Fu di Daeler
Sanggar Mas Jaya di jalan Surotokunto No 88, Adiarsa, Karawang, Jawa Barat dari bulan
Januari 2012 sampai dengan Mei 2012.

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1063


Tabel 3.2
Penjualan Sepeda Motor Suzuki Satria Fu Daeler Sanggar Mas Jaya

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Total
jumlah 31 26 34 21 44 156
Sumber : Daeler Sanggar Mas Jaya
Berdasarkan data penjualan di atas populasi dalam penelitian ini adalah 156 unit Satria
Fu.

Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sugiyono (2007:91).

Dari perhitungan Rumus Issac Michael dengan populasi 156 unit Satria Fu dan taraf
kesalahan 5% didapat jumlah sampel adalah 107 unit Satria Fu.

Teknik Sampling
Pengambilan Sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Probability
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi
Simple Random Sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate
stratified random dan sampling area (cluster) sampling.
Teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Dikatakan Simple (sederhana)
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sugiyono (2007 :93)

2. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian
yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. (Sugiyono 2007:
137)
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen
dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan
data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2007:137). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen
yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas berguna
untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus
dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan.
Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah dengan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan antar skor item instrument dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan
skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3
keatas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. (Sugiyono, 2007:141,142).
Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson. Mengkorelasikan
setiap pertanyaan dengan nilai total pertanyaan. Selanjutnya dilihat signifikansi korelasi
tersebut dengan uji t. (C.Trihendradi, 2011:212)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1064

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini
kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama
akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen
mencirikan tingkat konsistensi.
Reliabilitas item diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan Reliability
Analysis dengan SPSS ver. 15.0 for Windows. Akan dilihat nilai Alpha-Cronbach untuk
reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan
menggunakan SPSS, juga akan dilihat kolom Corrected Item Total Correlation.

Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika
alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes konsisten secara
internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.

2. Uji Normalitas

Pengujian Normalitas data dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan Uji
Liliefors, Chi kuadrat dan dengan kertas peluang Normal. (Sugiyono 2002 : 128). Pada
penelitian ini, pengujian normalitas data digunakan Kolmogorov-Smirnov melalui
Program SPSS, intepretasinya adalah bahwa jika nilainya di atas 0,05 maka distribusi
data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05 maka
diinterpretasikan sebagai tidak normal. Untuk mempermudah penelitian dan
perhitungan digunakan bantuan SPSS

3. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. ( Sugiyono 2002: 112 )


D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Validitas dan Reliabilitas
Dengan menggunakan alat bantu SPSS 15, peneliti dapat mengetahui bahwa kuisioner
valid/tidak valid (r=>0,3 atau r=<0,3).
a. Kuisioner Variabel Atribut Produk
Sebelum peneliti menyebarkan kuisioner sebanyak 107 responden, peneliti menggunakan
20 sampel (konsumen Satria Fu) terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kuisioner
variable Atribut Produk layak untuk disebarkan sebagai bahan penelitian.















Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1065






















Berdasarkan tabel diatas (kolom Corrected Item-Total Correlation) diketahui bahwa 13
butir pertanyaan dari 12 indikator variable perilaku konsumen dinyatakan Valid (r=>0,3).

Sedangkan untuk Uji Reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut :











Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variable perilkau konsumen dinyatakan reliabel
(diatas 0,6)

b. Kuisioner Variabel Keputusan Pembelian
Sebelum peneliti menyebarkan kuisioner sebanyak 107 responden, peneliti menggunakan
20 sampel (konsumen Satria Fu) terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kuisioner
variable keputusan pembelian layak untuk disebarkan sebagai bahan penelitian.









Tabe
l
4.1
Analisis Validitas Variabel Atribut Produk

Sumber : Data Olah Kuisioner 2012, SPSS 15


Item-Total Statisti cs
46.20 47.747 .604 .880
46.10 46.095 .568 .882
46.85 43.397 .817 .868
46.20 49.747 .624 .882
46.65 45.397 .601 .880
46.55 43.734 .741 .872
46.05 50.471 .503 .885
46.25 47.461 .667 .877
46.90 46.200 .553 .883
46.05 48.050 .620 .880
46.05 49.629 .609 .882
46.30 48.116 .522 .884
46.25 48.934 .339 .896
Keny amanan
Kecepatan
Kehandalan
Desain
Keawetan dan Ketahanan
Pelayanan Bengkel
Estet ika
Kepuasan
Memegang Kopling
Sensor Rpm
Bentuk Sporty
tidak ketinggalan jaman
warna warna
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Delet ed
Tabel 4.2
Analisis Relabilitas Variabel Atribut Produk

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,889 13
Sumber : Data Olah Kuisioner 2012, SPSS 15



Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1066
























Berdasarkan tabel diatas (kolom Corrected Item-Total Correlation) diketahui bahwa 11
butir pertanyaan dari 11 indikator variable perilaku konsumen dinyatakan Valid (r=>0,3).
Sedangkan untuk Uji Reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut :










Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variable perilkau konsumen dinyatakan reliabel
(diatas 0,6)
Hasil uji validitas dan reliabilitas di atas menunjukan bahwa kuisioner layak untuk
disebarkan kepada semua sampel.

2. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh dari semua sampel
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data yang mampunyai pola
seperti distribusi normal (distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan).
Pada penelitian ini, pengujian normalitas data digunakan Kolmogorov-Smirnov melalui
Program SPSS dengan cara menu Analyze, kemudian klik pada Nonparametric Test, lalu klik
pada 1-Sample K-S. K-S itu singkatan dari Kolmogorov-Smirnov. Maka akan muncul kotak
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data yang akan diuji terletak di kiri dan pindahkan
ke kanan dengan tanda panah. Lalu tekan OK saja. Pada output, lihat pada baris paling
bawah dan paling kanan yang berisi Asymp.Sig.(2-tailed). Lalu intepretasinya adalah bahwa
jika nilainya di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan
Tabel 4.3
Analisis Validitas Variabel keputusan Pembelian

Sumber : Data Olah Kuisioner 2012, SPSS 15


Item-Total Statisti cs
36,55 54,787 ,465 ,922
36,70 50,642 ,619 ,916
36,75 48,197 ,814 ,907
36,95 47,313 ,714 ,912
36,70 49,800 ,690 ,913
36,85 47,503 ,851 ,905
36,75 49,039 ,741 ,911
37,15 45,187 ,679 ,918
37,05 48,155 ,843 ,906
36,75 50,934 ,631 ,916
36,80 51,958 ,581 ,918
Kebutuhan
Rangsangan
kelompok rujukan
Iklan
Pengalaman
Manf aat
Tidak indent
Merek
Pembay aran
Kepuasan
Rekomendasi
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Delet ed
Tabel 4.4
Analisis Relabilitas Variabel Atribut Produk

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items
,921 11

Sumber : Data Olah Kuisioner 2012, SPSS 15



Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1067

jika nilainya di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal.untuk
mempermudah penelitian dan perhitungan digunakan bantuan SPSS























Berdasarkan table di atas, nilai Asymp.sig.(2-tailed) untuk atribut produk adalah 0.375 dan
untuk keputusan pembelian 0.454 masing-masing lebih dari 0.005 maka data dinyatakan
berdistribusi normal.

3. Transformasi Data
Data yang diperoleh dari teknik skala likert ini berbentuk data ordinal, maka perlu
ditranformasi terlebih dulu menjadi skala interval agar dapat digunakan untuk analisis lebih
lanjut, metode pentransformasian data tersebut menggunakan uji MSI ( Methode of
Successive Interval ). Adapun hasil uji Msi tersebut sebagaimana terlampir.

4. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Suzuki Satria Fu
Berikut ini adalah analisis data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui
hubungan antara Atribut Produk terhadap keputusan pembelian Suzuki Satria Fu, yang
terdiri dari :
a. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui hasil anaisis korelasi antara variabel atribut produk terhadap
keputusan pembelian Suzuki Satria Fu dapat dilihat dalam tabel berikut ini :










Tabel 4.5
Uji normalitas atribut produk dan keputusan pembelian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Atribut
Produk
Kepu
tusa
n
Pem
belia
n
N
107 107
Normal
Parameters(a,b)
Mean
49.01
39.1
5
Std.
Deviati
on
7.676
6.74
9
Most Extreme
Differences
Absolu
te
.088 .083
Positiv
e
.057 .083
Negati
ve
-.088 -.054
Kolmogorov-Smirnov Z
.913 .857
Asymp. Sig. (2-tailed)
.375 .454
Sumber : Data Olah Kuisioner 2012, SPSS 15





Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1068


















Berdasarkan tabel di atas nilai korelasi 0.245 Artinya angka tersebut menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan tidak begitu kuat (rendah) antara variabel atribut produk
terhadap keputusan pembelian Suzuki Satria Fu.
b. Uji Signifikansi
Uji Signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi yang ditemukan dan berlaku
pada sampel dapat diberlakukan untuk semua populasi atau tidak. Rumus uji signifikansi
korelasi product moment adalah sebagai berikut :




dimana : r = koefisien korelasi n = jumlah sampel
diketahui dalam penelitian ini nilai korelasi product moment adalah 0.245, maka
perhitungan signifikansi adalah sebagai berikut :


()


t = 2.59
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t table, jika t hitung lebih
besar dari pada t table, maka hubungan tersebut signifikan, dan sebaliknya jika t hitung lebih
kecil dari pada t table, maka hubungan tersebut tidak signifikan. ( Sugiyono,2007:214 ).
Nilai t table untuk tingkat kesalahan 5% uji dua fihak dengan dk=n-2=105 adalah t = 1.659
sedangkan nilai t hitung =2.59 (t hitung > t tabel) maka koefisien korelasi antara atribut
produk dan keputusan pembelian sebesar 0.245 adalah signifikan, artinya koefisien tersebut
dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi di mana sampel diambil.

c. Koefisien Determinasi
Analisis Korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi. Untuk
mencari pengaruh varian variable dapat digunakan teknik statistik dengan menghitung
koefisien determinasi. Koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisen
korelasi yang telah ditemukan dan selanjutnya dikalikan dengan 100%.
Table 4.62
Analisis Korelasi Atribut produk terhadap Keputusan Pembelian


ATRIBUTP
RODUK
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
ATRIBUT_
PRODUK
Pearson
Correlation
1 .245(*)
Sig. (2-
tailed)
.011
N
107 107
KEPUTUSA
N_PEMBEL
IAN
Pearson
Correlation .245(*) 1
Sig. (2-
tailed)
.011
N
107 107

Sumber : Data Olah Kuisioner 2012, SPSS 15


















Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1069

Dalam penelitian ini diketahui nilai r = 0.245 maka nilai koefisien determinasi adalah CD =
(0.245)
2
x100% = 6%. Ini artinya pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian
adalah 6% dan sisanya 94% ditentukan faktor lain.
E. Penutup

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang bisa diambil sebagai berikut :
1. Atribut produk Satria Fu dilihat dari rekapitulsai yang sudah di uji menyatakan sebanyak
92,62% responden menjawab Setuju, dilihat dari rata-rata skor indikator yang
mempengaruhinya dengan skor 404.9 pada garis skala berada di wilayah 363,9 443,5 yang
menunjukkan responden Setuju. Indikator yang paling mempengaruhi Atribut produk adalah
indicator model yang tidak ketinggalan jaman yang ditunjukan garis grafik paling tinggi.
2. Keputusan Pembelian Satria Fu dilihat dari rekapitulsai yang sudah di uji menyatakan sebanyak
92,62% responden menjawab Setuju, dilihat dari rata-rata skor indikator yang
mempengaruhinya dengan skor 380.8 pada garis skala berada di wilayah 363,9 443,5 yang
menunjukkan responden Setuju. Indikator yang paling mempengaruhi keputusan pembelian
adalah indikator waktu yang tidak indent untuk membeli satria fu yang ditunjukan garis grafik
paling tinggi.
3. Hubungan antara atribut produk terhadap keputusan pembelian adalah rendah, ini terlihat
dari hasil uji korelasi yang menunjukkan nilai 0.245. Sedangkan pengaruhnya sebesar 6%, ini
berarti bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh atribut produk sebesar 6% sedangkan
sisanya 94% dipengaruhi oleh variable-variabel lain di luar dari atribut produk. Dan untuk t
hitung sebesar 2.59 sedangkan t table sebesar 1.659. Karena t hitung lebih besar dari t table
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarrti bahwa atribut produk berpengaruh terhadap
keputusan pembelian Suzuki satria Fu.

1.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang dilakukan penulis, maka penulis
memberikan saran-saran yang dapat menjadi masukan bagi produk Satria Fu
1. Atribut Produk Satria fu dan indikator-indikator yang mempengaruhinya agar dipertahankan.
2. Keputusan Konsumen dilihat dari prosentase kemungkinan setiap indikator-indikator yang
mempengaruhinya agar dipertahankan karena indikatornya sudah baik, yang perlu
ditingkatkan adalah pelayanan Suzuki dalam bidang system pembayaran, karena dalam
penilitian ini indicator tersebut daibawah rata rata ( cukup setuju )
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan dengan menambah factor factor yang tidak
diteliti pada penelitian ini, sehingga hasil yang didapat lebih representative.
4. Perusahaan hendaknya memperhatikan kualitas bahan pembuatan sepeda motor Fu agar
keawetan lebih tejamin

F. AFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan, 2010. Manajemen Pemasaran. Jakarta, Rajawali Pers.
Alma, Buchari, 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung, Afabeta.
Asih Purwanto. 2008. PENGARUH KUALITAS PRODUK, PROMOSI DAN DESAIN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR YAMAHA MIO. FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Bram Heprianto bambang. 2011. ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE ( Studi Kasus
Pada Mahasisiwa Fakultas ekonomi Unsika). FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
SINGAPERBANGSA KARAWANG.
Fadli, Uus MD dan Puji Isyanto, 2008. Statistic for Economic II. Karawang, Fakultas
Ekonomi Unsika.

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1070

Fahma Ilmaya. 2008. ANALISIS PENGARUH INTERAKSI HARGA DAN DESAIN PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN BATIK DI EKA BATIK. SEMARANG FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
DIPONEGORO SEMARANG
Gaspersz, Vincent, 2001. Total Quality Management. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

http://otomotif.vivanews.com/news/read/266052-5-merek-sepeda-motor-terlaris-di- indonesia

http://bidanshop.blogspot.com/2010/01/mengenal-populasi-penelitian.html

http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabilitas/
http://hukum.kompasiana.com/2011/12/02/undang-undang-nomor-22-tahu
n-2009-pasal-107-ayat-2-mencekik-leher-masyarakat/
http://bonteng.wordpress.com/2009/11/16/atribut-produk/
Isyanto, Puji, 2010. Marketing Management I. Karawang, Fakultas Ekonomi Unsika.

Isyanto, Puji, 2011. Marketing Planning. Karawang, Fakultas Ekonomi Unsika.

Isyanto, Puji, 2010. Modul Praktikum Marketing Reseach. Karawang, Fakultas Ekonomi
Unsika.

Isyanto, Puji, 2011. Modul kuliah Reseach Metodology. Karawang, Fakultas Ekonomi
Unsika.

Kotler, Philip., dan Kevin Lane Keller, 2007. Manajemen Pemasaran Jakarta, DAELERindeks.

Kotler, Philip., dan Kevin Lane Keller, 2009. Manajemen Pemasaran Jakarta, DAELERindeks.

Simamora, Bilson, 2003. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan
Profitabel. Jakarta, DAELER Gramedia Pustaka Utama.

Sumarwan, Ujang, 2011. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Bogor, Ghalia Indonesia.

Supranto, J.,dan Nandan Limakrisna, 2007. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran.
Jakarta, Mitra Wacana Media.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi, Bandung, CV Alfabeta.
Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Administrasi, Bandung, CV Alfabeta.
Suyanto, M, 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta, C.V. Andi
Offset.

Swastha, Basu dan Irawan, 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta, Liberty
Offset.

Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta, CV. Andi Offset.

Trihendradi,C.,2011. Langkah mudah melakukan Analisis Statistik menggunakan
SPSS19.Yo
gyakarta, C.V ANDI OFFSET

You might also like