You are on page 1of 3

WIWD L RAMDANI | I0211058| ANALISIS| 2013

PRODI ARSITEKTUR UNS | JURUSAN ARSITEKTUR JAWA | 2013



Nama : Wiwid L Ramdani
NIM : I0211058

SISTEM NILAI ARSITEKTUR JAWA
(Identifikasi Bangunan yang berkarakteristik Arsitektur Jawa)

SISTEM NILAI PADA BANGUNAN
PENDOPO TAMAN BUDAYA JAWA TENGAH
Kepercayaan, Ikatan Sosial, Ekspresi Pribadi, dan Makna

PENGANTAR
Taman Budaya Jawa Tengah atau biasa disebut dengan singkatan TBJT, yang berada di wilayah
Kentingan ini sebenarnya merupakan kompleks bangunan yang terdiri dari berbagai bangunan
pendukung seperti Galeri Seni Rupa, gedung pertunjukan Teater Arena, Wisma Seni TBJT, dan
yang terbesar dan termegah adalah Pendopo Agung Taman Budaya Jawa Tengah.
Bangunan yang lekat dengan pernak-pernik Arsitektur Jawa tersebut terletak di sisi selatan
kompleks yang langsung bersinggungan dengan Jalan Ir Sutami 57. Bangunan ini diapit oleh
Galeri Seni Rupa (timur) dan gedung pertunjukan Teater Arena (barat). Pendopo yang megah
dengan saka yang menjulang ini dibangun dengan ukuran yang sangat luas dan lengkap dengan
ruang-ruang pendukung. Bila ingin membandingkan luas bangunan pendopo ini mungkin
pendopo yang terdapat di Pura Mangkunegaran adalah perbandingan yang seimbang. Selain
sama besarnya, kedua bangunan juga sama-sama memiliki ciri arsitektur yang memukau.
Seperti pendopo pada umumnya, bangunan ini memiliki atap yang sangat besar dan tampak
jelas terlihat saat kita melintas dari Jalan Ir Sutami 57 yang letaknya lebih tinggi. Area parkir
terletak di kanan dan kiri bangunan ini. Sementara bangunan pendukung seperti toilet dan
ruang ganti berada di bagian utara pendopo.
Sejarah berdirinya Taman Budaya Surakarta adalah untuk mendukung kegiatan-kegiatan seni
dan juga sebagai fasilitas apresiasi, pengembangan, dan pelatihan kegiatan seni dan budaya di
Solo. Karena itu di Pendopo Agung ini banyak acara-acara bertema budaya rutin digelar seperti
Keroncong Asli atau pergelaran wayang kulit Jumat Kliwon. Selain kegiatan rutin seperti di atas
banyak juga seniman dan pekerja seni yang memanfaatkan pendopo ini untuk menggelar
pertunjukan mereka. Baik yang berasal dari wilayah Solo Raya atau pun luar kota bahkan luar
negeri. Tak sedikit pula yang memanfaatkan lokasi ini untuk sekedar berlatih atau berkumpul
dan ngobrol. Bahkan saat hari libur atau akhir pekan, taman budaya ini sering disewakan untuk
keperluan perorangan seperti menggelar resepsi pernikahan, atau acara-acara yang
membutuhkan ruang bernaung yang cukup lebar lainnya.
PENDOPO
Pendopo adalah salah satu bagian dari bangunan rumah Jawa yang terletak di depan, bersifat
terbuka sebagai tempat berkumpul orang banyak atau menerima tamu. Bentuk serta ukuran
bangunan pendopo dapat mencerminkan kedudukan, pangkat dan derajat pemiliknya.
(Danoe Iswanto, 2008)
Hampir sama seperti bangunan adat pada umumnya, selain dari segi fungsi, pendopo bukanlah
sekedar bangunan yang berdiri hanya sekedar untuk berteduh dari guyuran hujan maupun
berlindung dari terpaan teriknya sinar matahari. Tetapi berdirinya pendopo juga mempunyai
tujuan, maksud juga nilai-nilai tertentu yang turut mengisi dan memberikan nyawa pada
bangunan tersebut. Nilai yang terkandung didalam karya arsitektur ini diantaranya adalah nilai
kepercayaan, ikatan sosial, ekspresi pribadi, dan makna, yang keempatnya merupakan suatu
bentuk pencerminan cara dan gaya hidup penghuni yang ada di dalamnya
WIWD L RAMDANI | I0211058| ANALISIS| 2013


PRODI ARSITEKTUR UNS | JURUSAN ARSITEKTUR JAWA | 2013


SISTEM NILAI
KEPERCAYAAN
Pendopo Agung dibangun menghadap ke selatan,dengan arah orientasi Utara-Selatan ,
hal ini terjadi karena ada suatu maksud atau beberapa kecenderungan tertentu oleh
masyarakat Jawa untuk menghadap mengarah ke arah pantai selatan, yaitu
menghadap Nyai Roro Kidul.
Sakral : Penggunaan atap tajuk biasanya diperuntukkan bagi bangunan-bangunan
yang bernuansa sakral seperti tempat ibadah dan persemayaman











Dalam rangkaian suatu acara tertentu, seperti misalnya pada tarian tradisional Bedhoyo
Ketawang , acara akad nikah, dan acara-acara sakral lainnya. Dimungkinkan, bisa saja
dalam posisi ini Pendopo Agung ingin menghadirkan nuansa sakral, untuk memperkuat
moment serta kegiatan yang sedang berlangsung didalamnya

IKATAN SOSIAL
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pendopo adalah salah satu bagian dari
bangunan rumah Jawa yang terletak di depan, bersifat terbuka sebagai tempat
berkumpul orang banyak atau menerima tamu." (Danoe Iswanto, 2008)
Hal ini menunjukkan bahwa pendopo ini dibangun dengan maksud agar dapat menjadi
tempat yang dapat mengumpulkan dan menyatukan.











Bagunan tanpa dinding pembatas ini bukti bahwa semakin terbukanya komponen
pembantuk bangunan menunjukkan bahwa semakin terbukanya bangunan ini dalam
fungsinya sebagai sarana pengikat hubungan sosial orang-orang yang dinaunginya.

EKSPRESI PRIBADI
Beberapa bangunan mempunyai caranya masing-masing untuk menunjukkan
eksistensinya . Bentuk serta ukuran bangunan pendopo dapat mencerminkan
kedudukan, pangkat dan derajat pemiliknya. (Danoe Iswanto, 2008)
Ukuran bangunan Pendopo Agung yang cukup monumental (luas : 900m
2
dan tinggi :
20m), serata ukuran kolom-kolom yang tak kalah besar (100/100 dimensi kolomnya),
Gb.1 Model atap Tajuk,
dokumentasi pribadi

Gb.2 Kolom-kolom bebas
tanpa dinding,
dokumentasi pribadi

WIWD L RAMDANI | I0211058| ANALISIS| 2013


PRODI ARSITEKTUR UNS | JURUSAN ARSITEKTUR JAWA | 2013

yang menunjukkan bahwa bagunan ini ingin terlihat mewah megah diantara bangunan
lainnya












Ekspresi Kekayaan: Semakin banyak tumpukan Tumpang Sari menunjukkan semakin
tinggi status sosial pemilik pendopo tersebut jumlah tumpukan yang biasa digunakan
adalah sebagai berikut :
3 : Masyarakat biasa
5 : Kalangan menengah
7: Menengah ke atas
9 : Keraton

MAKNA
Ragam Hias
Ragam hias yang tersebar pada ornamen-ornamen bangunannya, mempunyai
maknanya masing-masing
Naga bisa berarti Gagah, pemberani
Nanas merupakan lambang kemakmuran


Kesemua makna-makna tersebut tersembunyi ,yang tersebar , teramu secara sempurna
pada seluruh bagian bangunan tersebut tersebut akan membuat kita yang berada di
bawah naungan atap Pendopo Agung, merasa memasuki suatu nuansa yang berbeda,
kengerian yang menyelusup di tulang-tulang kita. Hal ini merupakan suatu bentuk
respon dari panca indera kita yang menangkap kesan-kesan megah dari pendopo ini.
Untuk kemudian menjadi memori khusus dalam ingatan kita, khas yang kita belum
menemuinya di tempat lain.








Gb.3 Kolom-kolom megah
berhias ukiran ,
Riska Isnaeni

Gb.4 Sembilan Tumpang
Sari Ekspresi kekayaan,
dokumentasi pribadi

Gb.5 Ukiran Naga,
Riska Isnaeni

Gb.6 Kunci Blandar
nanasan,
Riska Isnaeni

Gb.6 Fasade Pendopo Agung TBJT, Riska Isnaeni

You might also like