Professional Documents
Culture Documents
(3)
Perhatikan bahwa untuk laju V rendah 1 dan V/c
2
2
2
2
' ,
1 /
/
' ,
1 /
/
' ,
1 /
x
x
x
y
y
x
z
z
x
v V
v
Vv c
v
v
Vv c
v
v
Vv c
0
sehingga t ransformasi L orentz m enjadi t ransformasi
Galileo.
Konsekuensi dari transformasi tersebut adalah
bahwa hukum pe nambahan ke cepatan tidak be rsifat
linear, tetapi menurut hubungan
(4)
atau
2
2
2
'
,
1 '/
'/
,
1 '/
'/
.
1 '/
x
x
x
y
y
x
z
z
x
v V
v
Vv c
v
v
Vv c
v
v
Vv c
(5)
Dalam u ngkapan di at as v
x
= dx/dt dan v
x
=dx/dt da n
analogi untuk komponen-komponen kecepatan yang lain.
Dari persamaan ( 4) dapat pula di turunkan
hubungan antar percepatan sebagai berikut
JPFSM Vol. 1, No. 2, Mei 2009
42
3 2 3
2
2 2 2 2 2 3
2
2 2 2 2 2 3
' ,
(1 / )
/
' ,
(1 / ) (1 / )
/
' .
(1 / ) (1 / )
x
x
x
y y x
y
x x
z x z
z
x x
a
a
Vv c
a v a V c
a
v V c v V c
v a V c a
a
v V c v V c
(6)
di mana a
x
=dv
x
/dt dan a
x
=dv
x
3 2 3
) / ' 1 (
'
c Vv g
a
a
x
x
x
+
=
/dt da n analogi u ntuk
komponen-komponen percepatan yang lain. Transformasi
kebalikannya adalah
(7)
3 2 2
) / ' 1 (
'
c Vv g
a
a
x
y
y
+
=
3 2 2 2
) / ' 1 (
'
'
c Vv g
a
c
V
v
x
x
y
+
3 2 2
) / ' 1 (
'
c Vv g
a
a
x
z
z
+
=
3 2 2 2
) / ' 1 (
'
'
c Vv g
a
c
V
v
x
x
z
+
Rumus p ercepatan (7) cukup r umit, na mun da pat
diperiksa ba hwa untuk ke cepatan r endah
i i
a a = '
, s esuai
dengan hukum N ewton. T ransformasi di a tas
menunjukkan bahwa s ebuah pa rtikel y ang be rgerak
dengan percepatan tetap terhadap sebuah kerangka inersia
pada umumnya bergerak tidak de ngan pe rcepatan tetap
terhadap kerangka inersia yang lain. Jadi, berbeda dengan
percepatan d i dalam mekanika N ewton yang b ersifat
absolut, percepatan di dalam mekanika relativistik bersifat
relatif.
Hukum pe nambahan ke cepatan di a tas j uga
membuat energi d an momentum partikel b ersifat r elatif.
Bila terhadap kerangka O sebuah p artikel memiliki
momentum
0
( ) p mv m v v = =
dan energi
2 2
0
( ) E mc m v c = =
maka menurut ke rangka O
momentum dan energi partikel sama dengan
2
' [ / ],
' ,
' ,
' [ ]. ( )
x x
y y
z z
x
p p EV c
p p
p p
E E p V V
=
=
=
= =
(8)
Ungkapan (8) di atas m elibatkan d ua k ecepatan:
kecepatan kerangka O terhadap O, dinyatakan oleh V dan
kecepatan partikel dinyatakan oleh v.
Selanjutnya, Gaya d i d alam mekanika relativistik
didefinisikan seperti dalam mekanika Newton
( )
.
dp d mv
F
dt dt
= =
(9)
Namun demikian, m dalam ung kapan di atas t idak
konstan,
2 2
0
/ 1 / c V m m =
, de ngan m
0
ma F
massa d iam
partikel. O leh k arena itu , kecuali u ntuk
kecepatan r endah. B erdasarkan h ukum pe nambahan
kecepatan d an t ransformasi en ergi-momentum d i a tas
maka ak an dapat d iperoleh t ransformasi g aya s ebagai
berikut.
2
2
2
2
( / )
' ,
1 /
' ,
[1 / ]
' .
[1 / ]
x
x
x
y
y
x
z
z
x
F V c F v
F
Vv c
F
F
Vv c
F
F
Vv c
(10)
dan transformasi kebalikannya
2
2
/ ' 1
) / ( '
c Vv
v F c V F
F
x
x
x
+
+
=
( )
2
/ ' 1
'
c Vv g
F
F
x
y
y
+
=
(11)
( )
2
/ ' 1
'
c Vv g
F
F
x
z
z
+
=
Berdasarkan p ersamaan (6 ), (7 ), (10), d an (11)
tampak bahwa bentuk transformasi gaya dan transformasi
percepatan t idak sama. Dengan kata l ain, percepatan dan
gaya d i d alam teori relativitas p ada u mumnya tidak
searah. Selain itu, tampak bahwa gaya yang bekerja pada
sebuah partikel r elativistik pa da um umnya be rgantung
pada kecepatan partikel.
Setelah m emahami s ejumlah k onsep dan prinsip
dalam t eori r elativitas d i a tas maka k ita s ekarang s iap
untuk m eninjau a spek r elativistik d ari g ejala
elektromagnetisme.
3. Gaya Coulomb dan kemungkinan
miskonsepsi yang terkait
Di dalam buku-buku m atapelajaran fisika
diungkapkan ba hwa d ua muatan titik q
1
dan q
2
yang
terpisah dalam jarak r saling mempengaruhi menurut gaya
Coulomb yang di ungkapkan ol eh persamaan ( 1). Gaya
tersebut sering di ungkapkan dalam be ntuk F = qE. In i
seringkali di namakan g aya e lektrik s ebagai padanan
dengan gaya m agnetik y ang m uncul da lam ge jala
kemagnetan. Muatan q
1
mengalami gaya elektrik F = q
1
E
dengan E = q
2
/4
0
r
2
dan muatan q
2
mengalami g aya
elektrik F = q
2
E dengan E = q
1
/4
0
r
2
. Yang sering kali
dilupakan atau tidak disadari sehingga dapat terjadi
pemahaman yang salah (miskonsepsi) adalah bahwa
sebenarnya f ormula d i at as hanya berlaku untuk muatan
sumber y ang diam. Ar tinya muatan q
1
mengalami g aya
Coulomb de ngan formula s eperti di a tas a pabila muatan
q
2
diam ( di s ini q
2
berperan s ebagai s umber/penyebab
gaya p ada q
1
). J ika muatan q
2
bergerak, gaya Coulomb
yang d ialami q
1
tidak s ama d engan ungkapan di a tas.
Analogi, m uatan q
2
akan mengalami ga ya C oulomb
dengan bentuk f ormula seperti di atas apabila muatan q
1
diam da n de ngan be ntuk formula y ang be rbeda dengan
formula d i a tas a pabila q
1
bergerak (dalam ka sus i ni q
1
berperan s ebagai sumber/penyebab ga ya pa da q
2
). J ika
salah satu dari kedua muatan bergerak maka, berdasarkan
JPFSM Vol. 1, No. 2, Mei 2009
43
sifat r elatif dari g aya s ebagaimana d iungkapkan oleh
persamaan ( 10-11), m aka ga ya C oulomb y ang dialami
kedua muatan, d alam k erangka y ang s ama, t idak s ama
besar. Ini akan jelas terlihat dalam uraian nanti.
Sebagaimana t elah d isinggung, d alam g ejala
kemagnetan di kenal adanya m edan magnetik da n ga ya
magnetik. Sebuah muatan t itik q yang bergerak de ngan
kecepatan v
apabila t erdapat medan m agnetik B
di d alam d aerah
jelajahnya. Medan magnetiknya sendiri dapat berasal dari
arus el ektrik, y ang t idak l ain ad alah m uatan y ang
bergerak. Apakah ga ya magnetik berkaitan dengan ga ya
Coulomb? Apakah m edan magnetik be rkaitan d engan
medan e lektrik? B agaimana de ngan gaya L orentz? Di
dalam buku -buku pelajaran f isika k aitan an tara g aya
magnetik dan gaya Coulomb, dan antara medan magnetik
dan m edan elektrik t idak pe rnah disinggung. P ada
kenyataanya keterkaitan i tu ada. Dan i ni dapat dipahami
karena medan el ektrik d an medan magnetik s ama-sama
bersumber pada muatan elektrik. Tulisan ini dimaksudkan
untuk mengingatkan dan menunjukkan, untuk yang belum
pernah m empelajarinya, keterkaitan t ersebut s ehingga
miskonsepsi di antara para siswa dan mahasiswa, bahwa
medan magnetik dan medan elektrik t idak saling t erkait
tidak t erjadi. Di s ini j uga a kan ditunjukkan ba hwa ga ya
Lorentz t idak l ain a dalah ga ya C oulomb. De ngan
demikian, ga ya C oulomb m erupakan ga ya y ang paling
fundamental untuk kasus interaksi antar muatan elektrik.
4. Gaya Coulomb yang dialami oleh muatan
sumber yang bergerak
Tinjau d ua m uatan titik q
1
dan q
2
. T erhadap
sebuah kerangka koordinat (x,y,z,t), namakan kerangka K,
q
1
bergerak dengan kecepatan V searah sumbu +x
sedangkan q
2
diam di pusat koordinat. Misalkan pada saat
t = 0, q
1
berada di titik (0,y) sehingga pada saat t > 0, q
1
berada di titik (Vt,y), seperti diilustrasikan pada Gbr. 1.
Gaya Coulomb pada saat t = 0 yang bekerja pada
muatan q
1
karena keberadaan muatan q
2
1 2
1 1 1 2
0
1
( ) 0, ( ) , ( ) 0 .
4
x y z
q q
F q F q F q
y
= = =
sama dengan
(12)
Di sini muatan sumbernya adalah q
2
yang diam terhadap
kerangka K yang di pakai. Namun ga ya Coulomb pa da
saat t = 0 yang bekerja pada muatan q
2
karena keberadaan
muatan q
1
tidak sama dengan (12) karena muatan sumber
untuk kasus i ni a dalah q
1
yang tid ak diam te rhadap
kerangka K. Untuk m enentukan ga ya C oulomb y ang
bekerja pada muatan q
2
karena keberadaan muatan q
1
kita
perlu be rpindah ke rangka, y aitu ke ke rangka koordinat
(x,y,z,t), atau kerangka K, yang diam terhadap muatan
sumber q
1
. I ni be rarti ke rangka K be rgerak de ngan
kecepatan V searah sumbu +x. Terhadap kerangka K, q
2
bergerak dengan k ecepatan V ke a rah x. S ituasinya
ditunjukkan ol eh Gbr. 2 ( sumbu-sumbu k oordinat yang
bersesuaian pada kedua kerangka berimpit pada saat t = t
= 0).
Gambar 1. Posisi partikel q
1
dan q
2
pada saat (a) t = 0 dan
(b) t > 0. terhadap kerangka acuan K, muatan q
1
Gambar 2. Posisi partikel q
bergerak
searah sumbu +x dengan laju V.
1
dan q
2
pada saat ( a) t = 0
dan ( b) t > 0. t erhadap k erangka acu an K, muatan q
2
bergerak searah sumbu x dengan laju V.
Dalam gambar, y = y karena kerangka K bergerak
tegak l urus s umbu y. T erhadap K m uatan q
1
diam,
sehingga g aya Coulomb y ang bekerja pa da m uatan q
2
( )
1 2
2 3/ 2
2 2 2
0
1
'( ) ( ' )
4
'
q q
F q Vt i yj
y V t
=
+
pada saat t adalah
(13)
atau
Vt
q
2
q
1
x
y
y
t = t = 0
x
t > 0
(a)
(b)
q
2
q
1
y
y
Vt
q
2
q
1
x
y
y
t = t = 0
x
t > 0
(a)
(b)
q
2
q
1
y
y
Vt
q
2
q
1
x
y
y
t = 0
q
2
q
1
x
y
y
t > 0
(a)
(b)
Vt
q
2
q
1
x
y
y
t = 0
q
2
q
1
x
y
y
t > 0
(a)
(b)
JPFSM Vol. 1, No. 2, Mei 2009
44
2 / 3 2 2 2
2 1
0
2
) ' (
'
4
1
) ( '
t V y
Vt q q
q F
x
+
=
2 / 3 2 2 2
2 1
0
2
) ' ( 4
1
) ( '
t V y
y q q
q F
y
+
=
(14)
0 ) ( '
2
= q F
z
Dengan memasukkan gaya pada persamaan (14) ke
dalam transformasi gaya (11) kita peroleh gaya Coulomb
yang bekerja pada q
2
2 / 3 2 2 2 2
2
0
2 1
2
) ' )( / ' 1 (
) ' ' ' )( / ( '
4
) (
t V y c Vv
yv v Vt c V Vt
q q
q F
x
y x
x
+ +
+ +
=
0 ) (
2
= q F
z
(15)
Dalam persamaan ( 15) v
x
dan v
y
adalah
komponen x dan y dari k ecepatan q
2
menurut K, yaitu
v
x
= -V dan v
y
= 0. Maka, de ngan memasukkan ni lai
kecepatan i ni, gaya Coulomb yang bekerja pada muatan
q
2
1 2
2 2 2 2
0
( ) 0, ( ) , ( ) 0 .
4
x y z
q q
F q F q F q
y
= = =
pada saat t = t = 0 adalah
(16)
Perhatikan ba hwa ga ya C oulomb y ang bekerja pada
muatan q
2
yang d iam karena muatan p enyebabnya ( q
1
)
bergerak dengan kecepatan V dalam arah tegak lurus garis
hubung kedua muatan (persamaan (16)) sama dengan (-g)
kali gaya Coulomb yang bekerja pada muatan q
1
karena
muatan pe nyebabnya ( q
2
) d iam ( persamaan (1 2).
Ungkapan i ni j uga m enunjukkan bahwa pr insip a ksi-
reaksi di dalam hukum III Newton tidak selalui dipenuhi.
Gambar 3. D ua m uatan q
1
dan q
2
bergerak d engan
kecepatan y ang s ama menurut pe ngamatan di ( a)
kerangka acuan K dan (b) kerangka acuan K.
Sekarang kita a kan m enentukan gaya C oulomb
yang bekerja pa da m uatan q
2
yang bergerak de ngan
kecepatan yang sama dengan kecepatan muatan q
1
. Untuk
itu ki ta perlu meninjau kedua muatan di dalam kerangka
K y ang be rgerak dengan kecepatan y ang sama de ngan
kecepatan muatan sumber, q
1
. Jelas bahwa kedua muatan
diam menurut kerangka K (Gbr. 3)
Menurut K, gaya C oulomb y ang bekerja pa da
muatan q
2
karena muatan q
1
1 2
2 2 2 2
0
'( ) 0, '( ) , '( ) 0.
4
x y z
q q
F q F q F q
y
= = =
sama dengan
(17)
Gaya tersebut berlaku untuk semua t. Substitusi gaya di
atas k e dalam t ransformasi g aya (11) kita p eroleh g aya
Coulomb yang bekerja pada muatan q
2
karena muatan q
1
1 2
2 2 2 2
0
'
( ) 0, ( ) , ( ) 0 .
4
y
x y z
F
q q
F q F q F q
y
= = = =
menurut kerangka K:
(18)
Dalam memperoleh h asil d i a tas telah d igunakan
v
x
= v
y
= 0. Ga ya Coulomb pa da pe rsamaan ( 16) da n
(18) adalah gaya Coulomb yang bekerja pada muatan q
2
karena muatan q
1
yang bergerak. Persamaan ( 16) adalah
gaya Coulomb untuk kasus q
2
diam sedangkan persamaan
(18) adalah untuk kasus q
2
1 2 1 2 1 2
2 2 2 2
0 0 0
2 2
1 2 1 2
2 2 2 2
0 0
1
1
4 4 4
1 1 .
4 4
q q q q q q
F j j
y y y
q q q q V V
j j
y c c y
= =
= =
yang di am.
Suku kedua r uas kanan a dalah pe rbedaan a ntara kedua
gaya t ersebut. J ika V=0, yaitu ji ka ke dua muatan diam,
maka suku ke dua r uas ka nan s ama dengan nol da n ruas
kiri sama dengan suku pertama r uas kanan, dan ini sama
dengan gaya C oulomb y ang um um ki ta ke nal, y aitu
besarnya sama dengan persamaan (12), karena V = 0 g
= 1. S uku pertama r uas ka nan da pat di tuliskan s ebagai
dengan
1
2
0
4
q
E j
y
(21)
q
1
q
2
x
y
y
t =0
Kerangka K
q
1
q
1
x
y
y=y
Kerangka K
t = t = 0
(a)
(b)
q
1
q
2
x
y
y
t =0
Kerangka K
q
1
q
1
x
y
y=y
Kerangka K
t = t = 0
(a)
(b)
JPFSM Vol. 1, No. 2, Mei 2009
45
adalah m edan el ektrik o leh m uatan q
1
yang be rgerak
dengan l aju V di t empat q
2
berada. J elas bahwa j ika q
1
1
2 2 2 2 2 2
0
4
q Vi v
q Vi j q v E q v B
c y c
= =
diam medan elektrik di atas sama dengan definisi medan
elektrik yang b iasa k ita jumpai d i buku-buku p elajaran.
Sementara itu, suku ke dua ruas ka nan pa da p ersamaan
(20) dapat dituliskan sebagai berikut:
(22)
dengan
v Vi =
dan
2
.
v
B E
c
=
(23)
Tampak ba hwa pe rsamaan ( 22) m enggambarkan
gaya m agnetik dengan m enyatakan m edan m agnetik.
Persamaan ( 23) m enunjukkan bahwa m edan m agnetik
berkaitan dengan medan elektrik, di mana medan elektrik
tersebut b erasal d ari m uatan el ektrik ( muatan s umber,
dalam h al i ni q
1
1 2
2 2 2
0
4
q q
j q E q v B
y
= +
Vi
tetap be rgerak dengan
kecepatan maka a kan gaya m agnetik y ang be kerja
pada q
2
karena muatan sumber q
1
2
q u B
sama dengan .
Karena gerak dari q
1
dalam kasus ini sama dengan gerak
q
1
Untuk l ebih meyakinkan hasil y ang ki ta pe roleh
kita c oba menurunkan medan magnetik di s ekitar ka wat
lurus be rarus e lektrik I. Untuk itu k ita menggeneralisasi
kasus seperti yang diungkapkan pada Gbr. 1, yaitu dengan
mengganti m uatan t itik q
dalam kasus sebelumnya maka medan magnetik dalam
kasus ini juga sama dengan medan magnetik dalam kasus
sebelumnya.
5. Medan magnetik di sekitar arus elektrik
1
Gambar 4. Muatan yang bergeral (arus listrik) dipandang
sebagai kumpulan muatan titik.
Langkah pertama a dalah menentukan ga ya
Coulomb yang bekerja pada muatan q
dengan kum pulan muatan-
muatan titik seperti tampak pada Gbr. 4.
2
karena muatan q
1
yang bergerak s eperti y ang di ungkapkan ol eh Gbr. 1,
namun dengan memposisikan muatan q
1
pada saat t = 0 di
titik (x,y), bukan di sumbu y. Muatan q
1
ini nantinya akan
merepresentasikan el emen ar us muatan. S ituasi menurut
kerangka K diungkapkan ol eh Gbr. 5, g eneralisasi dari
Gbr. 2b. Di dalam kerangka K muatan q
2
bergerak ke kiri
sedangkan d eretan m uatan t idak bergerak. M enurut
kerangka K, gaya Coulomb yang bekerja pada muatan q
2
Gambar 5 . S kema unt uk m enentukan m edan l istrik di
sekitar arus elektrik.
pada saat t = t = 0 adalah
( )
1 2
3/ 2
2 2
0
1
' ( ' )
4
'
q q
F x i yj
x y
=
+
(26)
atau
2 / 3 2 2
2 1
0
) ' (
'
4
1
'
y x
x q q
F
x
+
2 / 3 2 2
2 1
0
) ' ( 4
1
'
y x
y q q
F
x
+
0 ' =
z
F
(27)
Berdasarkan t ransformasi g aya, kita p eroleh gaya
Coulomb y ang be kerja pa da muatan q
2
) / ' 1 )( ' (
' ' ) / ( '
4
2 2 2
2
0
2 1
c Vv y x
v x c V x q q
F
x
x
x
+ +
+
=
pada s aat t = 0
menurut kerangka K:
dq
q
2
x
y
y
dq
q
2
x
y
y
x
y
q
1
q
2
x
y=y
Vt
x
y
q
1
q
2
x
y=y
Vt
JPFSM Vol. 1, No. 2, Mei 2009
46
2 2 2
0
2 1
2 2
0
2 1
4 '
'
4 y x g
gx q q
y x
x q q
+
=
+
=
) / ' 1 ( 4
2
0
2 1
c Vv g
y q q
F
x
y
+
=
(28)
) / 1 ( ) ' ( 4
2 2 2 2
0
2 1
c V g y x
y q q
+
=
2 2 2
0
2 1
4 y y g
gy q q
+
=
0 =
z
F
Dengan demikian k ita peroleh m edan e lektrik di t itik
tempat q
2
berada oleh muatan titik q
1
1
2 2 2
0
1
2 2 2
0
,
4
,
4
0.
x
y
z
q x
E
x y
q y
E
x y
E
=
+
=
+
=
sebagai berikut:
(29)
Dengan menggantikan q
1
dengan el emen muatan
dq (Gbr. 4) maka ki ta peroleh medan elektrik ol eh dq di
tempat di mana q
2
2 2 2 2 2 2
0 0
2 2 2 2 2 2
0 0
,
4 4
,
4 4
0.
x
y
z
dq x xdx
dE
x y x y
dq y ydx
dE
x y x y
dE
= =
+ +
= =
+ +
=
berada.
(30)
Di dalam ungkapan di atas = dq/dx adalah rapat muatan
arus. Medan elektrik oleh s eluruh muatan arus diperoleh
dengan m engintegrasikan ungkapan di a tas t erhadap x
dari x = - sampai x = +. Hasilnya adalah
0
0, , 0.
2
x y z
E E E
y
= = =
(31)
Akhirnya kita peroleh medan magnetik di t itik t empat q
2
2 2 2
0 0
2 2
Vi Vk Ik
B E
c yc yc
= = =
berada:
(32)
Di da lam ungkapan di a tas, arus el ektrik I sama de ngan
V:
1
.
dq dq dt
V V V VI I
dx dt dx V
= = = =
(33)
Mengingat
0 0
1
c
=
(34)
maka
0
( )
2
I k
B
y
(35)
Hasil i ni s esuai de ngan buku-buku p elajaran maupun
buku-buku t eks f isika dasar: medan magnetik di s ekitar
arus elektrik I, berjarak y dari arus elektrik yang mengalir
lurus s ama de ngan
0
[1] M.F. R osyid, R. Re smiyanto, R. H.S. Budhi, d an
D.S.B. Prasetya, Kajian Konsep Fisika 3, Surakarta:
Tiga Serangkai (2006).
I/2y dengan a rah m enyinggung
lingkaran y ang bidang l ingkarannya t egak l urus a rus
elektrik dan pusat lingkarannya berada di suatu titik yang
dilewati arus elektrik
6. Kesimpulan
Elektromagnetisme merupakan s alah satu t opik
besar d alam matapelajaran fisika dan matakuliah f isika
dasar. P ada umumnya buku-buku acuan unt uk
matapelajaran/matakuliah t ersebut t idak menyinggung
keterkaitan m edan m agnetik de ngan m edan e lektrik
(kecuali dalam t opik g elombang e lektromagnetik a tau
persamaan M axwell). H al i ni da pat menimbulkan
kesalahpahaman ( miskonsepsi) ba hwa m edan m agnetik
tidak memiliki kaitan dengan medan elektrik. Selain i tu,
bentuk gaya Coulomb yang umum ki ta kenal, persamaan
(1) atau ( 12), mungkin disalahartikan be rlaku um um,
untuk m uatan y ang diam m aupun bergerak. P ada
kenyataanya bentuk tersebut hanya berlaku untuk muatan
sumber yang diam.
Telah ditunjukkan ba hwa ga ya magnetik dengan
bentuk s ebagaimana t elah ki ta ke nal dapat diperoleh
apabila m edan m agnetik didefinisikan s ebagaimana
ditunjukkan ol eh pe rsamaan (23), yaitu b ahwa medan
magnetik sebanding de ngan pe rkalian s ilang antara
kecepatan muatan sumber dengan medan elektrik. Dengan
kata lain, medan magnetik terkait dengan medan elektrik.
Telah ditunjukkan p ula, persamaan ( 25), ba hwa
gaya L orentz tidak l ain a dalah ga ya C oulomb. De ngan
demikian pada dasarnya gaya Coulomb merupakan gaya
fundamental d i d alam g ejala el ektromagnetisme. Uraian
di at as d idasarkan at as t eori r elativitas k husus E instein.
Ini menunjukkan bahwa gejala kemagnetan yang muncul
dalam uraian di atas merupakan efek relativistik dari gaya
Coulomb. E fek i ni muncul sebagai a kibat be ntuk gaya
Coulomb yang berbeda untuk muatan sumber yang diam
dan untuk muatan sumber yang bergerak.
Referensi
[2] G.S. Da ton, S . Legiyo, C .C.E. L estari, dan Y .B.
Suparmono, Fisika 3, Jakarta: Grasindo (2007).
[3] M. Kanginan, Fisika 3B, Jakarta: Erlangga (2007).
[4] A. T ranggono d an H. Subagja, Fisika 3, Jakarta:
Bumi Aksara (2007).
[5] D. Halliday, R. Resnick, and J . W alker,
Fundalmentals of Physics 7
th
[6] D.C. Giancoli, Physics 5th e d., L ondon: P rentice-
ed., New Yo rk: John
Wiley (2005).
JPFSM Vol. 1, No. 2, Mei 2009
47
Hall (1998).
[7] R.P. Feynman, R .B. L eighton, dan M . S ands,
Lectures on P hysics V ol. I , Longman: Addison-
Wesley (1970).
[8] H.C. Ohanian, P rinciples o f P hysics, New Yo rk:
W.W. Norton & Co. (1994).
[9] E.C. P ollard d an D .C. H uston, Physics, An
Introduction, Cambridge: Oxford Un iversity P ress
(1969).
[10] J. V anderlinde, Cl assical E lectromagnetic T heory,
New York: John Wiley & Sons (1993).
[11] A.P. F rench, S pecial Relativity, New York: Norton
(1968).