You are on page 1of 35

The Moral Reasoning of Public

Accountants in the Development of a


Code of Ethics: the Case of Indonesia
SYNDICATE 4:
Jovian Johny : 29113310
Gde Wira Wibawa : 29113335
Mutiara Haridah : 29113365
Margareth Setiawan : 29113468
Christoper JSS : 29113528
Pendahuluan

Tujuan dari studi ini adalah:
Menyelidiki persepsi dari orang-orang yang berhubungan dengan
akuntan publik mengenai peran pertimbangan moral dalam
mempengaruhi pelaksanaan kode etik sebagai standar dan
pedoman untuk praktek audit professional yang dilakukan oleh
akuntan publik Indonesia.
Pendahuluan

Terdapat perbedaan dalam tiap negara seperti perbedaan
budaya, politik, sosial, dan juga perkembangan ekonomi.
Oleh karena itu, diperlukan adanya sebuah standar dalam hal
behavior atau tingkah laku
Standar behavior : sikap bertanggung jawab seorang
akuntan kepada klien, kepada profesinya, dan juga kepada
sosial yang juga mengacu kepada standar etika professional.
Beberapa negara masih kesulitan dalam mengembangkan
kode etik yang efektif.
Pendahuluan
Dalam studi ini kita akan membahas :
Perkembangan kode etik di Indonesia
Beberapa kesulitan yang dialami oleh akuntan di Indonesia
dalam mengembangkan kode etik yang bisa diterima secara
internasional
Menentukan persepsi dari tindakan etik akuntan sebagai
anggota dari komunitas akuntansi professional

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam studi ini
sebagai guideline untuk menentukan perlunya standar kode
etik, yaitu:
Lawrence Kohlbergs stages of moral development
AICPA Code of Conduct.

Auditor Sebagai Akuntan Publik
Auditor adalah seorang akuntan yang melakukan tugasnya
sebagai seorang akuntan secara professional.
Standar, prinsip, serta kode etik didesain oleh badan
professional sebagai panduan untuk memastikan semua
akuntan publik melayani klien dengan baik.
Dalam prinsipnya, kode etik pada badan akuntansi
professional mempunya tujuh aspek yang perlu
dipertimbangkan. Di Amerika, American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA), sebuah organisasi akuntan public
di Amerika, menjabarkan tujuh aspek tersebut
Auditor Sebagai Akuntan Publik
Independence (kebebasan)
Objectivity and integrity (objektivitas dan integritas)
Public interest (kepentingan umum)
Responsibility (tanggung jawab)
Due care (terus berlatih untuk melaksanakan tugas secara
professional dan sebaik-baiknya)
Scope, and
Nature of Services (memahami kode etik akuntan secara
mendalam dan mengaplikasikannya dengan baik sesuai
dengan profesi sebagai akuntan
Bisa berpengaruh negatif pada kepentingan klien.
Tindakan akuntan yang terlalu mengikuti kode etik professional bisa
merugikan kepentingan klien.
Pertimbangan moral (moral reasoning) adalah suatu argumen dari
individu yang memiliki tujuan menjelaskan proses suatu individual
dalam membuat suatu keputusan etik, atau menjelaskan proses
penyusunan suatu perilaku atau tindakan berdasarkan penilaian
moral suatu individu
Proses pertimbangan moral terdiri dari tiga sudut pandang, yaitu:
1. Memikirkan apa yang harus orang lakukan dan kenapa mereka
melakukan hal tersebut
2. Membuat ide/gagasan untuk menjelaskan dan mengevaluasi
suatu tindakan
3. Menilai suatu tindakan berdasarkan aturan publik

Perkembangan Teori
Menurut Kohlberg (1976), perkembangan moral terjadi dalam tiga level
dan pada tiap levelnya memiliki dua tahap yang berbeda:
Level 1 : Pre-conventional
Tahap 1 - akibat/konsekuensi dari suatu tindakan, penghindaran dari
hukuman
Tahap 2 kepuasan dari suatu kebutuhan pada tiap individu
Level 2 : Conventional
Tahap 3 keinginan untuk menyenangkan orang lain
Tahap 4 mematuhi hukum dan aturan sosial yg berlaku
Level 3 : Post-conventional
Tahap 5 moralitas dari kontrak, hak asasi manusia, dan hukum yang
berlaku
Tahap 6 moral universal dan prinsip etik

Perkembangan Teori
Proses pertimbangan moral dipengaruhi oleh level
perkembangan moral dari suatu individu
Semakin tinggi level perkembangan moral suatu individu,
semakin tinggi pula level dari pertimbangan moral individu
tersebut.

Pertimbangan
moral

Pengambilan
keputusan atau
tindakan


Keputusan individu
untuk
mengaplikasikan
peraturan dari kode
etik

Perkembangan Teori
Perkiraan-perkiraan yang dibutuhkan dalam studi ini:
Kesadaran akuntan adalah perluasan dari pertimbangan moral akuntan
publik menuju penegakan kode etik.
Prinsip-prinsip kode etik adalah moral dan perilaku etik yang berhubungan
dengan aktivitas, sikap, dan prosedur dalam hampir semua aspek etika
profesional.
Kode etik akan dirancang sedemikian rupa untuk mengawasi dan
mengukur performa akuntan publik.
Faktor-faktor kuncinya adalah kenaikan tingkat perkembangan moral
individu dari akuntan publik.
Kunci keefektifannya adalah kepatuhan akuntan publik terhadap kode etik
yang tepat, dan sebagai akibatnya, tercapai perkembangan dalam
pelaksanaan kode etik.

Pertimbangan Moral sebagai Dasar untuk Kode Etik
Pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan wawancara
Wawancara terhadap 15 manajer keuangan dan 15 auditor internal dari
tiga kelompok perusahaan di Indonesia
Tiga kelompok perusahaan tersebut terdiri dari perusahaan milik keluarga
(FOC), perusahaan milik negara (SOC), perusahaan milik luar negeri (FrOC)
Berfokus pada ruang lingkup kode etik atau prinsip-prinsip etik khusus
untuk akuntan publik profesional
Menggunakan metode kualitatif untuk menyelidiki perilaku akuntan publik
profesional
Analisis dengan menyelidiki:
faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran akuntan publik
profesional dalam bertindak sesuai dengan kode etik yang utama
bagaimana akuntan publik profesional mengembangkan kefektifan
dalam pelaksanaan prinsip-prinsip kode etik yang sesuai
Penggunaan dua variabel kategori: variabel independen dan variabel
dependen
Perancangan Studi
Penjelasan mengenai Variabel-Variabel yang digunakan dalam Studi:

Perancangan Studi
Penjelasan mengenai Variabel-Variabel Dependen yang digunakan dalam
Studi:

Perancangan Studi
Analisis hasil pengumpulan data dari survey dan pengamatan
dengan mempertimbangkan lima variabel dependen
Jika hasil survey tidak mencukupi untuk analisis, maka
pertanyaan-pertanyaan yang menyinggung variabel-variabel
diulangi dalam wawancara
Perancangan Studi
Adil 100% Objektif 66.6% Batasan waktu untuk
pergantian secara berkala
setiap maksimal dua tahun
50%
Bebas dari bias dan akibat
negatif lainnya
100% Tidak ada hubungan
keluarga, bisnis, keuangan
dan hubungan personal
lainnya
66.6% Bebas dari konflik
kepentingan
33.3%
Kemandirian 66.6% Tidak ada prioritas
terhadap kepentingan
sendiri/ golongan tertentu
66.6%
Analisis Data
Alasan Para Auditor Menerapkan Kode Etik Kedua: Integritas Menurut Para
Responden

Perusahaan Keluarga Perusahaan Negara Perusahaan Multinasional
Alasan Utama Kejujuran

Kejelasan

Sesuai dengan laporan
keuangan

Kerahasiaan klien
Kejujuran

Kejelasan

Kerahasiaan

Dapat dipercaya

Loyalitas tinggi
Kejujuran

Kejelasan

Dapat dipercaya

Patuh pada peraturan standar
mengaudit

Loyalitas tinggi pada profesi
Kejujuran 100% Loyalitas tinggi pada
profesi
66.6% Mengikuti peraturan
standar dalam mengaudit
33.3%
Kejelasan 100% Kesesuaian dengan
laporan keuangan
33.3%
Kerahasiaan klien 100% Dapat dipercaya 45%
Analisis Data
Alasan Para Auditor Menerapkan Kode Etik Ketiga: Tanggung Jawab Menurut Para Responden

Perusahaan Keluarga Perusahaan Negara Perusahaan Multinasional
Alasan Utama Bertanggung jawab
kepada perusahaan

Tepat waktu

Bertanggung jawab atas
semua pelayanan
Bertanggung jawab
dalam praktek audit yang
tepat waktu

Bertanggung jawab
kepada pengguna jasa
dalam memahami isi
laporan keuangan

Bertanggung jawab
terhadap objektivitas
laporan keuangan untuk
publik dan pengguna jasa

Bertanggung jawab
terhadap hasil laporan
keuangan
Bertanggung jawab dalam
memelihara kepercayaan publik

Bertanggung jawab dalam menjaga
hubungan dengan auditor yang lain

Bertanggung jawab dalam
meningkatkan kepentingan publik

Bertanggung jawab dalam
memberikan informasi yang objektif
terhadap semua pemakai laporan
keuangan
Analisis Data
Bertanggung jawab
terhadap perusahaan
100% Bertanggung jawab
terhadap praktek
mengaudit yang tepat
waktu
66.6% Bertanggung jawab dalam
meningkatkan kepentingan
publik
33.3%
Bertanggung jawab
terhadap pengguna
laporan keuangan yang lain
66.6% Bertanggung jawab dalam
menjaga kepercayaan
publik
33.3% Bertanggung jawab dalam
memberikan informasi
yang objektif terhadap
semua pengguna laporan
keuangan
66.6%
Bertanggung jawab
terhadap semua pelayanan
33.3% Bertanggung jawab dalam
menjaga hubungan
dengan auditor yag lain
33.3%
Analisis Data
Alasan Para Auditor Menerapkan Kode Etik Keempat: Kepedulian Menurut
Para Responden
Perusahaan Keluarga Perusahaan Negara Perusahaan Multinasional
Alasan Utama Peduli

Rajin

Konsisten

Dedikasi tinggi
Peduli

Rajin

Konsisten

Lebih profesional

Dedikasi tinggi
Peduli

Rajin

Berkompeten

Konsisten

Berdidikasi tinggi

Profesional

Berpengetahuan tinggi dalam
kemampuan
Analisis Data
Peduli 100% Dedikasi Tinggi 100% Berpengetahuan tinggi
dalam kemampuan
33.3%
Rajin 100% Profesional 66.6%
Konsisten 100% Berkompeten 33.3%
Analisis Data
Alasan Para Auditor Menerapkan Kode Etik Kelima: Cakupan dan Pelayanan
Menurut Para Responden

Perusahaan Keluarga Perusahaan Negara Perusahaan Multinasional
Alasan Utama Konsultasi Pajak

Mengkoreksi sistem
akuntansi perusahaan

Tempat konsultasi untuk
memperbesar
perusahaan
Menyelesaikan masalah
pajak

Tempat konsultasi untuk
sistem akuntansi
perusahaan

Memberikan panduan
tentang standar laporan
keuangan
Tempat konsultasi tentang pajak

Tempat konsultasi untuk sistem
akuntansi perusahaan

Tempat konsultasi untuk
memperbesar perusahaan

Tempat konsultasi untuk membuat
laporan keuangan yang sesuai
dengan standar yang benar
Konsultasi pajak 100% Mengkoreksi sistem
akuntansi
33.3% Konsultasi tentang laporan
keuangan yang sesuai
standar
33.3%
Konsultasi sistem
akuntansi
66.6% Konsultasi untuk
memperbesar perusahaan
66.6% Konsultasi mengenai
panduan standar laporan
keuangan
33.3%
Analisis Data


- Terdapat perbedaan interpretasi oleh para manager keuangan

- Interpretasi oleh para pengguna jasa merupakan gambaran
bagaimana penerapan kode etik di perusahaan mereka

- Mengindikasikan sejauh mana akuntan publik akan mematuhi
kode etik di tiap-tiap perusahaan yang berbeda
Analisis Data
Pendekatan Profesi
Asumsi 1
Penyalahgunaan kode etik paling banyak dilakukan oleh perusahaan keluarga yang
disebabkan kurangnya pengetahuan perusahaan mengenai batas praktek para
auditor yang telah diatur oleh standar.

Solusi:
- Manager keuangan dan semua pihak yang bekerja dalam perihal keuangan harus
memiliki pengetahuan mendasar tentang kode etik

- Para auditor tidak diperkenankan bekerja berdasarkan upah yang besar dengan
menelantarkan kinerja profesional mereka

- Batas waktu kontrak kerja antara auditor dan perusahaan sebaiknya tidak terlalu
lama

- Penemuan ini diharapkan dapat menstimulus IAI untuk lebih sensitif terhadap
masalah yang ada sehingga mampu mengantisipasi masalah-masalah yang ada di
dunia praktek akuntansi
Analisis Data
Pendekatan Profesi
Asumsi 2
Penyebab lain ketidakpatuhan adalah kegagalan auditor dalam memahami tujuan
dari standar kode etik.
Solusi:
Para auditor seharusnya mampu untuk memahami arti dan tujuan dari kode etik
melalui pendidikan dan melalui pengalaman-pengalaman yang cukup relevan
untukmeningkatkan kapasitas para auditor dalam mengenali dan menghadapi
berbagai dilema etik.

Asumsi 3
Auditor mengambil keuntungan dari perusahaan yang pengetahuannya kurang
akan kode etik.
Solusi:
Merupakan tanggung jawab IAI sebagai institusi yang memerintah semua akuntan
yang ada di Indonesia untuk menanggulangi masalah ini dengan memberikan
sanksi yang tegas kepada para auditor yang melakukan pelanggaran dalam standar
kode etik.
Analisis Data
Pendekatan Profesi
Asumsi 4
Ketidakpatuhan terjadi karena standar tidak sesuai jika diimplementasikan di
Indonesia
Solusi:
Sebagai bagian dari globalisasi, perlu dilakukan rekonsiliasi terhadap persyaratan
dan kondisi yang spesifik terhadap ekspektasi komunitas global.

Asumsi 5
Sebagian besar KKN yang terjadi di Indonesia dilakukan oleh institusi pemerintah
termasuk BPKP sehingga akan sulit dalam mempromosikan praktek audit yang
sehat.
Solusi:
Melibatkan pemerintah dalam membuat peraturan yang diasosiasikan dengan
pedoman untuk menciptakan praktek yang sehat dan membuat hukuman bagi
para pelanggar kode etik.
Analisis Data
Pendekatan Individu
Asumsi 1
IAI hanya memberikan sanksi ringan bagi para pelanggar kode etik
Asumsi 2
Para auditor percaya bahwa mereka bisa mendapat pendapatan lebih jika mereka lebih
menjunjung kepentingan orang lain.
Asumsi 3
Para auditor harus taat kepada klien mereka untuk menjamin persetujuan yang telah dibuat.
Asumsi 4
Para auditor perlu mengadopsi peraturan sosial tanpa mempertimbangkan lebih jauh prisip
utama etika yang terlibat.

Solusi:
- Perlu hukuman dan saksi yang jelas dan tegas oleh IAI terhadap para pelaku pelanggar kode
etik.
- Kode etik yang sudah ada perlu untuk diulas kembali.
- Menjelaskan penetapan kode etik dari berbagai sudut pandang, waktu-tempat-lingkungan.
Analisis Data

Aspek perkembangan moral atas dasar proses
penalaran moral
Aspek tingkat penalaran moral akuntan publik sebagai
agen moral
Aspek kegiatan untuk meningkatkan efektivitas dalam
pelaksanaan prinsip-prinsip kode etik bagi profesional
Aspek pembentukan dan perbaikan kode etik
Simpulan Spesifik dan Kontribusi
Perilaku moral tergantung pada:
Prospek setiap hukuman dan keinginan individu
Norma-norma sosial dan hak-hak orang lain
Hukum dan tanggapan kepada kewajiban tugas
Orientasi kontrak sosial seperti kesetaraan dan
martabat manusia, dan juga menghormati
prinsip-prinsip universal seperti nilai-nilai,
kebenaran, kehormatan dan integritas.
Aspek Perkembangan Moral atas Dasar Proses
Pertimbangan Moral

Akuntan publik, sebagai anggota masyarakat,
memiliki kemampuan sebagai seorang
profesional untuk terlibat dalam proses
pengembangan pertimbangan moral sebagai
pembuat keputusan etis

Aspek Tingkat Pertimbangan Moral Akuntan
Publik Sebagai Agen Moral
Periode kontrak
Kode etik wajib diikuti oleh para
akuntan
Keterlibatan pemerintah
Aspek Kegiatan untuk Meningkatkan Efektivitas
dalam Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Kode Etik
bagi Professional
Pengendalian akuntan publik oleh BPKP, BPP,
DPP, dan Kompartemen Akuntan Publik harus
ditingkatkan dan dikelola dengan baik
Memimpin dengan mencontohkan akan
sangat efektif tetapi selain itu harus juga
dapat membuat para staf menyadari bahwa
perusahaan menghargai perilaku etis
profesional
Aspek Pembentukan dan Perbaikan Kode Etik
Perlu ada kesadaran secara umum yang jauh lebih besar terhadap
kepatuhan terhadap kode etik
Sebuah kesadaran teori perkembangan moral akan menciptakan
moralitas formal sehingga berkontribusi terhadap kepatuhan akan
prinsip-prinsip hati nurani individu secara komprehensif dan
universal
Ada implikasi-implikasi dalam praktik audit di perusahaan-
perusahaan di Indonesia
Kontribusi Secara Umum
- Penelitian ini hanya menggunakan satu peraturan standar
sebagai acuannya, yaitu SPAP.
- Penelitian ini tidak meneliti keseluruhan aktivitas auditor
sebagai akuntan publik.
- Di Indonesia, hubungan antara akuntan publik dengan manajer
keuangan di perusahaan sangatlah spesifik sehingga sulit
untuk dikategorikan satu per satu
- Adanya batasan demografis dalam pengumpulan data.
Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan :
- Pendekatan individu : menilai tingkat perkembangan moral seseorang
sebagai individu yang nantinya akan menentukan kesadaran mereka akan
isu-isu etika
- Pendekatan professional : meneliti derajat pemenuhan kode etik profesi

2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntan Indonesia memiliki
perkembangan moral yang rendah dan sedikitnya kode etik yang tepat untuk
membimbing tindakan para akuntan.

3. Dalam upaya menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia,
perusahaan-perusahaan Indonesia harus dapat memberikan jaminan
akuntabilitas.

Kesimpulan
4. Masalah umum yang sering terjadi pada perusahaan kecil adalah adanya
dilema dalam memilih antara kepentingan klien atau kepentingan publik.

5. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat :
- menyediakan informasi sebagai prinsip utama profesi akuntansi
- menyediakan informasi bagi manajer keuangan yang perlu meningkatkan
pengetahuan mengenai praktik-praktik akuntansi
- berguna bagi para akuntan publik yang ingin meningkatkan profesionalisme
dalam praktiknya

Kesimpulan

You might also like