You are on page 1of 21

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 1 ~


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 1
BAB I ......................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 2
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................ 4
KRISTAL ................................................................................................................................... 4
2.1 DEFINISI KRISTAL ....................................................................................................... 4
2.2 PENGERTIAN KRISTALOGRAFI ............................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................... 12
MINERAL ............................................................................................................................... 12
3.1 DEFINISI MINERAL .................................................................................................... 12
3.2 Pengenalan Mineral ....................................................................................................... 13
3.3 SIFAT SIFAT MINERAL .............................................................................................. 13
3.4 SIFAT KIMIAWI MINERAL ........................................................................................ 15
3.5 PEMBENTUK MINERAL ............................................................................................ 17
BAB IV .................................................................................................................................... 20
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 21


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 2 ~


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mineral adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah, seragam
dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan mempunyai
struktur kristal karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan sifat fisiknya. Saat
ini telah dikenal lebih dari 2000 mineral.Sebagian merupakan mineral- mineral
utama yang dikelompokkan sebagai Mineral Pembentuk Batuan. Mineral- mineral
tersebut terutama mengandung unsur-unsur yang menempati bagian terbesar di
bumi, antara lain unsur Oksigen (O), Silikon (Si), Aluminium (AL), Besi (Fe),
Kalsium (Ca), Sodium (Na), Potasium (K) dan Magnesium (Mg). Mineral dapat
dikenal dengan menguji sifat fisik umum yang dimilikinya.Sebagai contoh, garam
dapur halite (NaCl) dapat dengan mudah dirasakan. Komposisi kimia seringkali
tidak cukup untuk menentukan jenis mineral, misalnya mineral grafit (graphite)
dan intan (diamond) mempunyai satu komposisi yang sama yaitu karbon (C).
Mineral-mineral yang lain dapat terlihat dari sifat fisik seperti bentuk
kristal, sifat belahan atau warna, atau dengan peralatan yang sederhana seperti
pisau atau potongan gelas dengan mudah diuji kekerasannya. Mineral dapat
dipelajari dengan seksama dengan memerikan dari bentuk potongan (hand
specimen) dari mineral, atau batuan dimana dia terdapat, dengan menggunakan
lensa pembesar (hand lens/loupe), dan mengujinya dengan alat lain, seperti pisau,
kawat baja, potongan gelas atau porselen dan cairan asam (misalnya HCL).
Mineral juga dipelajari lebih lanjut sifat fisik dan sifat optiknya dalam bentuk
preparat sayatan tipis (thin section) dengan ketebalan 0,03 mm, Pengetahuan
tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian yang
padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari Bumi ini
disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil
lithos dari bahasa latin yang berarti batu, dan sphere yang berarti selaput.
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 3 ~

Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui sekarang.Beberapa
daripadanya merupakan benda padat dengan ikatan unsur yang
sederhana.Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur
saja yaitu Karbon.Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari senyawa
dua unsur Natrium dan Chlorit dengan simbol NaCl.Setiap mineral
mempunyai susunan unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu.Studi
yang mempelajari segala sesuatunya tentang mineral disebut Mineralogi,
didalamnya juga mencakup pengetahuan tentang Kristal, yang merupakan unsur
utama dalam susunan mineral.
Pengetahuan dan pengenalan mineral secara benar sebaiknya dikuasai
terlebih dahulu sebelum mempelajari dasar-dasar geologi atau Geologi Fisik,
dimana batuan, yang terdiri dari mineral, merupakan topik utama yang akan
dibahas. Diatas telah dijelaskan bahwa salah satu syarat utama untuk dapat
mengenal jenis-jenis batuan sebagai bahan yang membentuk litosfir ini, adalah
dengan cara mengenal mineral-mineral yang membentuk batuan tersebut. Dengan
anggapan bahwa pengguna buku ini telah mengenal dan memahami mineralogi,
maka untuk selanjutnya akan diulas secara garis besar tentang mineral sebagai
penyegaran saja.



SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 4 ~

BAB II
KRISTAL
2.1 DEFINISI KRISTAL:
1. Menurut Wikipedia, kristal adalah
suatu padatan yang atom, molekul atau
ion penyusunnya terkemas secara
teratur dan polanya berulang melebar
secara tiga dimensi.
2. Menurut Snechal, kristal merupakan
padatan yang secara essential
mempunyai pola difraksi tertentu.
3. Menurut Djauhari Noor, kristal dapat didefinisikan sebagai mineral yang
memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan padatnya sebagai
perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kristal adalah sebuah benda
yang homogen, berbentuk sangat geometris dan atom-atomnya tersusun dalam
sebuah kisi-kisi kristal,karena bangunan kisi-kisi kristal tersebut berbeda-beda
maka sifatnya juga berlainan. Kristal dapat terbentuk dalam alam (mineral) atau di
laboratorium.Kristal artinya mempunyai bentuk yang agak setangkup (symetris)
dan yang pada banyak sisinya terbatas oleh bidang datar, sehingga memberi
bangin yang tersendiri sifatnya kepada mineral yang bersangkutan.
Benda padat yang terdiri dari atom-atom yang tersusun rapi dikatakan mempunyai
struktur kristalen. Dalam suasana yang baik benda kristalen dapat mempunyai
batas bidang rata-rata & benda itu dinamakan kristal (HABLUR) & bidang rata itu
disebut muka krsital.
Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua
atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang
sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 5 ~

menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui
sehari-hari merupakan polikristal.
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada
kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien.
Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam
keadaan tertentu cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam
banyak kasus, ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-
atomnya tidak dapat mencapai lokasi kisinya. Suatu bahan non-kristalin biasa
disebut bahan amorf atau seperti gelas. Terkadang bahan seperti ini juga disebut
sebagai padatan amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas.
Proses pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa Inggris:
latent heat of fusion). Karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan
gelas sebagai cairan, bukan padatan. Topik ini kontroversial, silakan lihat gelas
untuk pembahasan lebih lanjut.
Struktur kristal terjadi pada semua kelas material, dengan semua jenis ikatan
kimia. Hampir semua ikatan logam ada pada keadaan polikristalin; logam amorf
atau kristal tunggal harus diproduksi secara sintetis, dengan kesulitan besar.
Kristal ikatan ion dapat terbentuk saat pemadatan garam, baik dari lelehan cairan
maupun kondensasi larutan. Kristal ikatan kovalen juga sangat umum. Contohnya
adalah intan, silika dan grafit. Material polimer umumnya akan membentuk
bagian-bagian kristalin, namun panjang molekul-molekulnya biasanya mencegah
pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der Waals lemah juga dapat berperan dalam
struktur kristal. Contohnya, jenis ikatan inilah yang menyatukan lapisan-lapisan
berpola heksagonal pada grafit.
Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis.
Jenis dan struktur cacat-cacat tersebut dapat berefek besar pada sifat-sifat material
tersebut.
Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam
ilmu material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 6 ~

pada benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali
sedap di mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-
bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk
menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga
salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.
Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas,
seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik.
Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktur
dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan seperti yang
dijelaskan dalam kristal fotonik.
Ada 32 macam gelas kristal yang dipersatukan dalam 7 sistem kristal, yaitu:
1. Reguler, Kubus atau isometrik ketiga poros sama panjang dan berpotongan
tegak lurus satu sama lain (contoh : intan, pirit, garam batu

2. Tetragonal (berbintang empat) ketiga poros tegak lurus satu sama lain, dua
poros sama panjang sedangkan poros ketiga berbeda (contoh chalkopirit,
rutil, zircon).

3. Heksagonal (berbintang enam) Hablur ini mempunyai empat poros, tiga
poros sama panjang dan terletak dalam satu bidang, bersilangdengan sudut
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 7 ~

120 derajat (60 derajat), tetapi poros ke-empat tegak lurus atas bidang itu
dan panjangnya berbeda (contoh apalit, beryl, korundum).

4. Ortorombis (irisan wajik) ketiga poros tidak sama panjang du poros
berpotongan siku-siku dan poros ketiga memotong miring bidang kedua
poros tadi (berit, belerang, topaz)

5. Monoklin (miring sebelah) ketiga poros tidak sama panjang, dua dari
porosnya berpotongan sorong & poros ketiga tegak lurus atas kedua poros
tadi (gips, muskovit, augit)

6. Triklin (miring, ketiga arah) ketiga poros tidak sama panjang dan
berpotongan serong satu sama lain(albit, anortit, distin)
7. . Sistem Trigonal
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 8 ~

Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama
lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini
kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya
juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk
bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga
dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.


Bentuk kristal dibagi dalam 6 tata hablur yang didasarkan:
perbandingan panjang poros poros hablur
besarnya sudut persilangan poros poros hablur
Garis
Kristal / mineral yang mempunyai kekerasan < 7 jika digosokkan pada lempengan
porselin yang kasar biasanya meninggalkan ditempat penggosokan tsb suatu garis
yang karakteristik dan seringkali berwarna lain dari mineral itu sendiri.
Pirit yang warnanya kuning emas meninggalkan garis hitam.
Hematit (Fe
2
O
3
) yang berkilap kelogam logaman atau memberigaris
merah darah
Fluisvat memberikan garis putih (mineral yang berwarna terang tetapi
memberi garis putih)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 9 ~


Skala Kekerasan MOHs
Kekerasan adalah sebuah sifat fisik lain, yang dipengaruhi oleh tata letak intern
dari atom. Untuk mengukur kekerasan mineral dipakai Skala Kekerasan MOHS
(1773-1839).
1. Talk, mudah digores dengan kuku ibu jari
2. GIPS, mudah digores dengan kuku ibu jari
3. Kalsit, mudah digores dengan pisau
4. Fluorit, mudah digores dengan pisau
5. Apatit, dapat dipotong dengan pisau (agak sukar)
6. Ortoklas, dapat dicuwil tipis-tipis dengan pisau dibagian pinggir
7. Kwarsa, dapat menggores kaca
8. Topaz, dapat menggores kaca
9. Korundum, dapat mengores topaz
10. Intan, dapat menggores korundum

2.2 PENGERTIAN KRISTALOGRAFI
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur
dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu
kristal yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk
luar yang membatasinya.
Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping
mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan,
juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal
lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti
kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian.
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 10 ~

Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga
menghitung parameter dan parameter rasio.
Sifat fisis kristal
Kristal sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya
kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-bidang kristal:
sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.
Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial
mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002). Jadi,
suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang berulang secara tiga
dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang
teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-
bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini
disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal
yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka
kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan
sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan
yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut
mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.
Kimia Kristal
Kristal merupakan susunan kimia antara dua atom akan terbentuk bilamana
terjadi penurunan suatu energi potensial dari sistem ion atau molekul yang akan
dihasilkan dengan penyusunan ulang elektron pada tingkat yang lebih rendah.
Kristalografi dapat diartikan sebagai cabang dari ilmu geologi, kimia, fisika yang
mempelajari bentuk luar kristal serta cara penggambarannya.
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar,
beberapa sifat-sifat mineral / kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat
mineral/kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada
susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun
kristal / mineral.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 11 ~

Komposisi kimia kerak bumi
a. Kerak
b. Mantel, dan
c. Isi bumi
Ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah
kerak samudra berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan
mantel dikenal dengan Mohorovicic discontinuity. Kimia kristal Sejak penemuan
sinar X, penyelidikan kristalografi sinar X telah mengembangkan pengertian kita
tentang hubungan antara kimia dan struktur.
Tujuannya adalah:
- Untuk mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi
kimia dari suatu jenis kristal.
- Dalam bidang geokimia tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk
memprediksi struktur kristal dari komposisi kimia dengan diberikan
temperatur dan tekanan
Perubahan energi yang dihasilkan oleh ikatan kimia yang terbentuk oleh dua
macam ikatan yaitu ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen.
Daya Ikat dalam Kristal
Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin
adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan
dengansifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur,
kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan
secara langsung terhadap daya ikat
Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh
yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia
dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan
van der Waals.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 12 ~


BAB III
MINERAL
3.1 DEFINISI MINERAL

Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai
atom-atom yang tersusun secara teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam
dan bukan hasil suatu kehidupan.
Definisi

Mineral adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah, seragam dengan
komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan mempunyai struktur
kristal karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan sifat fisiknya.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 13 ~

Saat ini telah dikenal lebih dari 2000 mineral. Sebagian merupakan mineral-
mineral utama yang dikelompokkan sebagai Mineral Pembentuk
Batuan. Mineral-
mineral tersebut terutama mengandung unsur-unsur yang menempati bagian
terbesar di bumi, antara lain unsur Oksigen (O), Silikon (Si), Aluminium (AL),
Besi (Fe), Kalsium (Ca), Sodium (Na), Potasium (K) dan Magnesium (Mg).

3.2. PENGENALAN MINERAL

Mineral dapat dikenal dengan menguji sifat fisik umum yang dimilikinya.
Sebagai
contoh, garam dapur halite (NaCl) dapat dengan mudah dirasakan. Komposisi
kimia seringkali tidak cukup untuk menentukan jenis mineral, misalnya mineral
grafit (graphite) dan intan (diamond) mempunyai satu komposisi yang sama
yaitu
karbon (C). Mineral-mineral yang lain dapat terlihat dari sifat fisik seperti bentuk
kristal, sifat belahan atau warna, atau dengan peralatan yang sederhana seperti
pisau atau potongan gelas dengan mudah diuji kekerasannya.

Mineral dapat dipelajari dengan seksama dengan memerikan dari bentuk
potongan (hand specimen) dari mineral, atau batuan dimana dia terdapat, dengan
menggunakan lensa pembesar (hand lens/loupe), dan mengujinya dengan alat
lain, seperti pisau, kawat baja, potongan gelas atau porselen dan cairan asam
(misalnya HCL). Mineral juga dipelajari lebih lanjut sifat fisik dan sifat optiknya
dalam bentuk preparat sayatan tipis (thin section) dengan ketebalan 0,03 mm,
dibawah mikroskop polarisasi.


3.3 SIFAT-SIFAT MINERAL

Bentuk Kistal dan Perawakan (Crystal Habit)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 14 ~


Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan struktur dalam
dari mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang membentuk
permukaan luar kristal. Sifat simetri kristal adalah hubungan geometri antara sisi-
sisinya, yang merupakan karakteristik dari tiap mineral. Satu mineral yang sama
selalu menunjukkan hubungan menyudut dari sisi-sisi kristal yang disebut
sebagai sudut antar sisi (constancy of interfacial angels), yang merupakan dasar
dari
sifat simetri. Bentuk kristal ditentukan berdasarkan sifat-sifat simetrinya yaitu,
bidang simetri dan sumbu simetri.
Dikenal tujuh bentuk kristal (gambar 1.1) yaitu ; Kubus (Cubic), Tetragonal,
Ortorombik (Orthorombic), Monoklin (Monoclonic),
Triklin (Triclinic), Hexagonal
dan Trigonal.

Warna dan Gores (Streak)

Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan
sinar yang cukup. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak
berwarna atau memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah). Warna
sangat berariasi, umumnya karena perbedaan kompisisi kimia atau pengotoran
pada mineral.
Gores (streak) adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan
pada lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan. Untuk mineral-
mineral logam gores dapat dipakai sebagai petunjuk.

Kilap (Luster)

Kilap adalah kenampakan hasil pantulan cahaya pada permukaan mineral. Ini
akan tergantung pada kwalitas fisik permukaan (kehalusan dan trasparansi).

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 15 ~

Belahan (Cleavage)

Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah melalui
bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini umumnya
sejajar dengan satu sisi-sisi kristal. Kesempurnaan belahan diperikan dalam istilah
sempurna, baik, cukup atau buruk. Beberapa bentuk belahan ditunjukkan pada
gambar 1.3.

Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan struktur kristal, atau mineral
tersebut pecah tidak melalui bidang belahannya, yang disebut sebagai rekahan
(fracture). Beberapa sifat rekahan karakteristik, misalnya pada kwarsa
membentuk
lengkungan permukaan yang kosentris (conchoidal fracture). Beberapa istilah lain
adalah, serabut (fibrous) pada asbes, hackly, even (halus), uneven (kasar), earhty,
pada mineral yang lunak misalnya kaolinit.

Kekerasan (Hardness)

Kekerasan mineral adalah ketahanannya terhadap kikisan. Kekerasan ini
ditentukan dari dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui.


3.4 SIFAT KIMIAWI MINERAL
Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi
mineral Silikat dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral
Non-silikat, yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen, Halid,
Karbonat, Hidroksida, dan Phospat (lihat tabel 3.3). Adapun mineral silikat
(mengandung unsur SiO) yang umum dijumpai dalam batuan adalah seperti
terlihat pada tabel 3.2. Di depan telah dikemukakan bahwa tidak kurang dari 2000
jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 16 ~

saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut
dinamakan Mineral pembentuk batuan, atau Rock-forming minerals, yang
merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi.






Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat: (1) Silikat, (2)
Oksida, (3) Sulfida dan (4) Karbonat dan Sulfat.
Tabel 3.2 Kelompok Mineral Silikat
MINERAL RUMUS KIMIA
Olivine (Mg,Fe)
2
SiO
4

Pyroxene (Mg,Fe)SiO
3

Amphibole (Ca
2
Mg
5
)Si
8
O
22
(OH)
2


Mica
Muscovite KAl
3
Si
3
O
10
(OH)
2

Biotite K(Mg,Fe)
3
Si
3
O
10
(OH)
2


Feldspar
Orthoclase K Al Si
3
O
8

Plagioclase (Ca,Na)AlSi
3
O
8

Quartz SiO
2


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 17 ~

4. Mineral oksida. Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung
antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat.
Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida
adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida
yang paling umum adalah es (H
2
O), korondum (Al
2
O
3
), hematit (Fe
2
O
3
) dan
kassiterit (SnO
2
).
5. Mineral Sulfida. Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung
antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga,
timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan
yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti pirit (FeS
2
), galena (PbS), dan
sphalerit (ZnS).
6. Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat. Merupakan
persenyawaan dengan ion (CO
3
)
2-
, dan disebut karbonat, umpamanya
persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO dikenal sebagai
mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan
sedimen.

3.5 PEMBENTUK MINERAL
Ada sumber pembentuk Mineral di alam ini, yaitu:
Air permukaan, yang selama perjalanannya melalui batuan-batuan akan
melarutkan mineral-mineral yang mudah larut dan disebut air meteorik
atau air tanah.
Air magmatis atau Air yang terdapat di bagian yang lebih dalam
Dari 2 macam air tadi ada beberapa metode pembentukan mineral, yaitu:
1. Penguapan Larutan, Anhydrit dan halit umumnya berasal dari larutan-
larutan yang mengandung kedua bahan tadi. Pengendapannya sering
berupa lapisan-lapisan yang tebal. Larutannya akan mengalami penguapan
sehingga kelarutan mineral tersebut semakin berkurang dan terendapkan
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 18 ~

2. Pengeluaran gas yang bekerja sebagai pelarut, Air yang mengandung
banyak gas CO2 bila mengenai batuan kapur maka CaCO3 akan larut
dalam bentuk asam bikarbonat CaH2 (CO3)2 yang merupakan
persenyawaan yang tidak mantap (stabil). Karena pengaruh beberapa
faktor seperti suhu, udara dll, maka gas CO2 dalam larutan akan keluar
yang menyebabkan perubahan asam bikarbonat ke bentuk yang lebih sukar
larut yaitu bentuk asalnya CaCO3.
3. Kenaikan Suhu dan Tekanan, Larutan air magmatis terbentuk dalam
keadaan dengan tekanan dan suhu air yang tinggi, maka
diendapkanlah mineral-mineral Hidrothermal. Sumber-sumber air panas
dan geyser geyser terdapat di daerah dimana terdapat intrusi magma
yang mendekati permukaan bumi. Maka air tanah yang bergerak ini akan
mengalami penaikan suhu dan tekanan, sehingga akan lebih banyak bahan
mineral yang terlarut di dalamnya dari pada keadaan biasa, dimana suhu
dan tekanan ketika di permukaan.
4. Interaksi antar larutan, Keadaan ini terjadi seperti di dalam
laboratorium, dimana dapat terjadi endapan kalau kita mencampurkan dua
atau lebih macam larutan. Larutan CaSO4 bila bertemu dengan
BaCO3 yang mudah larut maka akan langsung membentuk endapan
BaSO4 (mineral Barit).
Keadaan seperti di atas sering terjadi dengan memberikan endapan-
endapan mineral sebagai akibat pencampuran air magmatis yang satu
dengan yang lain, atau air magmatis dengan air permukaan
5. Interaksi Larutan dengan Zat Padat, Larutan yang mengandung
ZnSO4 bila melalui derah kapur akan menyebabkan terbentuknya
ZnCO3 (mineral Smithsonit) dan CaSO4 (Anhydrit atau Gips). Umumnya
suatu larutan melarutkan suatu mineral, selanjutnya mengendapkan
mineral lain di tempatnya. Maka mineral Galenit (PbS) dan sulfide lain
akan diendapkan dari larutan sekaligus menempati / mengganti batuan
kapurnya dimana larutan akan saling berhubungan.
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 19 ~

Tekstur atau struktur mineral yang terdahulu, umumnya dipertahankan
oleh mineral yang menggantikannya. Contoh lain ialah pengisi bahan
selisium (silikasi) kayu, dimana larutan silisium mengganti bahan selulosa
dengan opal, tetapi dengan strukturnya seperti kayu.
6. Interaksi Gas dengan Larutan, Air yang mengandung H2S akan
memberikan endapan sulfide bila berhubungan dengan larutan dari daerah
tambang yang mengandung Zn, Cu, Fe, dll.
7. Pengaruh Makhluk dalam larutan, Mollusca, Crikoida dll menyerap
CaCO3 dari air laut dan mengeluarkannya lagi dalam bentuk badan-badan
pelindungnya, dalam bentuk aragonite atau kalsit. Radiolaria, Diatomea
dan Bunga karang (spons) mengeluarkan bahan selisium dan membentuk
diatomea. Limonit dan belerang dapat terjadi karena pengaruh bakteri-
bakteri dalam air yang mengandung besi atau sulfat, begitu pula
pengendapan NaNO3 dianggap sebagai hasil aktivitas makhluk hidup
juga.









SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 20 ~

BAB IV
KESIMPULAN
1. Mineral adalah zat non-organik padat yang terbentuk secara alamiah,
terdiri atas unsur atau senyawa unsur-unsur yang mempunyai susunan
kimia tertentu dan struktur internal kristal beraturan
2. Kristal adalah zat padat homogen yang terdiri dari ikatan-ikatan ion/atom
dalam bentuk tiga dimensi dengan susunan (struktur dalam) yang tetap dan
teratur (terdapat bentuk yang polyhedral).
3. Mineral pembentuk batuan yaitu Mineral Silikat, Oksida, Sulfida,
Karbonat dan Sulfat.
4. Mineral adalah unsur secara alamiah maupun senyawa anorganik dalam
keadaan padat
5. Batuan merupakan agregat yang terbentuk dari kelompok mineral-mineral
6. Persenyawan sangat menentukan dalam pembentukan struktur kristalin
yang khas
7. Dengan sifat fisik tertentu karena susunannya dan struktur yang kristalin
8. Mineral : - Terbentuk oleh proses alam
- Tidak selalu membentuk Kristal
9. Kristal : - Dapat buatan manusia
- Tidak selalu membentuk mineral
10. Kristalografi merupakan salah satu cabang dari mineralogi yang
mempelajari mengenai sistem-sistem kristal serta bertujuan untuk
menentukan susunan atom dalam zat padat.
11. Sistem Kristalografi dibagi menjadi 7 sistem, akan tetapi akan diterangkan
lebih lanjut tentang 4 sistem kristal yaitu sistem reguler, sistem tetragonal,
sistem triklin, dan monoklin.
12. Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk
kesatuan, antara lain mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia, cara
terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

~ 21 ~

DAFTAR PUSTAKA

http://el-geomessak.blogspot.com/2012/06/kristal-dan-mineral.html
23-09-2014 pukul 16:13
http://geografi-geografi.blogspot.com/2014/04/sistem-kristal.html
23-09-2014 pukul 16:15
http://medlinkup.wordpress.com/2011/02/26/sistem-kristal/
23-09-2014 pukul 16:23
http://irfan-pedia.blogspot.com/2013/01/pengertian-mneral.html
23-09-2014 pukul 17:05

You might also like