You are on page 1of 7

Laporan Praktikum Biologi

Disusun oleh :
Nama : Ahmad Sibli
NISN : 9964038477
Kelas : XII IPA 1
SMA NEGERI 1 SUKATANI
Jl.Raya Sukatani-Bekasi
03-03-2014





LEMBAR PENGESAHAN DAN NILAI
Telah diselesaikan tugas membuat laporan
praktikum biologi

Oleh :
Nama : Ahmad Sibli
Kelas : XII IPA 1

Diterima
Pada tanggal :............
Dengan nilai :............


Siswa Guru mata pelajaran
Ahmad Sibli Ria Zuhairiah


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
A .Judul : Pembuatan Tempe
B .Tujuan : Mengetahui bagaimana menggunakan bioteknologi untuk
dimanfaatkan dalam pembuatan tempe.
C .Dasar Teori :
Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,
alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini,
perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada
ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular,
mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.[1] Dengan kata lain,
bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam
proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui
aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu
organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada
organisme tersebut.
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya
organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi
manusia
Tempe
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau
beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti
Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan
fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe.
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi
senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan,
kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai
nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah
penyakit degeneratif.


Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang
merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi
komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan
aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Manfaat tempe :
- Mengandung serat tinggi.
- Mudah dicerna oleh semua kelompok umur, dari bayi sampai usia lanjut.
- Pengolahan kedelai menjadi tempe menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yang
memicu timbulnya gejala flatulensi.
- Mengandung delapan macam asam amino esensial dan asam lemak tidak jenuh.
- Sumber antioksidan yang mengandung isoflavon aglikon sebagai pencegah kanker.
- Sumber antibiotik, zat antibakteri yang memperkecil peluang infeksi.
- Hipokolesterolemik, menurunkan lipid atau lemak dalam darah.
- Sumber vitamin B.
- Mengandung vitamin B12. Vitamin tersebut umumnya terdapat dalam produk hewani
tapi tidak dijumpai pada makanan nabati, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-
bijian.
D . Alat dan bahan :
Bahan :
Kedelai kg
- Ragi tempe secukupnya
- Air secukupnya
Alat :
- Platik
- Saringan
- Baskom
- Kompor
- Masker






E . Cara kerja :
1. Mencuci kedelai dengan air bersih.
2. Merendam kedelai selama 15 menit agar kedelai mengembang/mengalami
pemekaran.
3. Merebus kedelai dalam air yang bertujuan untuk melunakkan kedelai.
4. Merendam kedelai selama 24 jam dalam air bekas perebusannya untuk
menurunkan pH kedelai sehingga dapat ditumbuhi kapang/jamur tempe (pH 4-
5).
5. Mengupas kulit kedelai dari bijinya agar miselium jamur dapat tumbuh dan
mengikat keping-keping biji kedelai.
6. Merebus kedelai kembali selama 5 menit untuk membunuh bakteri yang
kemungkinan tumbuh selama proses perendaman agar tidak mengganggu
aktivitas ragi.
7. Mengambil kedelai dari panci perebusan, kemudian ditiriskan dan
didinginkan hingga permukaan keping kedelai kering dan airnya habis.
8. Mencampur kedelai dengan laru/ragi sampai rata dengan konsentrasi ragi 2%
dari massa kedelai yang digunakan.
9. Membungkus/mengemas kedelai yang telah dicampur ragi masing-masing 40
gram dengan plastik yang telah diberi sedikit lubang/ditusuk-tusuk.
10. Setelah 2 hari, membuka kedelai dari pembungkus dan mengamatinya, serta
mencatat hasilnya.
F . Hasil pengamatan
No Hari Keterangan
1 Ke-1 Terdapat uap air pada kedelai, tetapi belum ada jamur
2 Ke-2 Terdapat sedikit jamur pada kedelai
3 Ke-3 Banyak jamur pada kedelai & tempe jadi

G .pembahasan :
Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, enggunakan kami kedelai yang
berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung,
kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan
dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan
spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.


Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai
benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji
kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak.
Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang
dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein
dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus
sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin
turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut
campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa
optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-
kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama pada tempe yang dibiarkan atau
disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau
amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami
pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekalipun tempe telah dimasak, sehingga
dapat menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kami selama proses
pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit
(inokulum) yang akan digunakan.
H . Daftar pustaka :
- https://www.google.com/search?q=bioteknologi+membuat+tempe&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
a#q=laporan+praktikum+bioteknologi+membuat+tempe&rls=org.mozilla:en-
US:officia
- https://www.google.com/search?q=bioteknologi+membuat+tempe&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
a#q=laporan+praktikum+bioteknologi+membuat+tempe&rls=org.mozilla:en-
US:officia





I . Lampiran

You might also like