You are on page 1of 20

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kodon (kode genetik) adalah deret nukleotida pada mRNA yang terdiri atas
kombinasi tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu

sehingga sering disebut sebagai kodon triplet. Asam amino yang disandikan misalnya
metionin oleh urutan nukleotida ATG (AUG pada RNA). Banyak asam amino yang
disandikan oleh lebih dari satu jenis kodon. Kodon berada pada molekul mRNA.
Penerjemahan mRNA menjadi protein dilakukan pada ruas penyandi yang diapit oleh
kodon awal (AUG) dan kodon akhir (UAA, UAG atau UGA), ruas ini disebut gen.
Kodon pada molekul mRNA dapat menyandi asam-asam amino dengan bantuan
interpretasi kodon oleh tRNA. Setiap tRNA membawa satu jenis asam amino sesuai
dengan tiga urutan nukleotida atau triplet yang disebut dengan antikodon yang berada
pada simpul antikodon tRNA. Antikodon mengikatkan diri secara komplementer pada
kodon di mRNA, sehingga asam amino yang dibawa oleh tRNA sesuai dengan kodon
yang ada pada mRNA. pesan genetik ditransalsi kodon demi kodon dengan cara
tRNA membawa asam-asam amino sesuai antikodon yang komplementer dengan
kodon dan ribosom menyambungkan asam-asam amino tersebut menjadi suatu rantai
polipeptida. Ribosom menambahkan tiap asam amino yang dibawa oleh tRNA ke
ujung rantai polipeptida yang sedang tumbuh.




2

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kode genetik?
2. Apa saja sifat-sifat kode genetik?
3. Apa yang dimaksud dengan kodon awal dan kodon akhir?
4. Apa saja karakter kode genetika?
5. Bagaimana proses terjadinya sintesis protein ?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian tentang kode genetik
2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari kode genetik
3. Untuk mengetahui pengertian kodon awal dan kodon akhir
4. Untuk mengetahui karakter kode genetik
5. Untuk mengetahui proses sintesis protein

1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Kita dapat mengetahui apa pengertian tentang kode genetik
2. Kita dapat mengetahui apa saja sifat-sifat dari kode genetik
3. Kita dapat mengetahui pengertian kodon awal dan kodon akhir
4. Kita dapat mengetahui karakter kode genetik
5. Serta kita dapat pula mengetahui bagaimana proses sintesis protein

3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kode Genetik
Kode genetik atau yang sering disebut kodon adalah cara pengkodean urutan
nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat sintesis
protein. Di dalam setiap sel terdapat ribuan reaksi kimia dan enzim yang berfungsi
mengatur jalannya semua reaksi. Karena DNA mengkode protein, maka akan
menentukan enzim apa yang diproduksi dan akhirnya akan menentukan reaksi kimia
yang terjadi di dalam sel.
Informasi pada kode genetik ditentukan oleh basa nitrogen pada rantai DNA yang
akan menentukan susunan asam amino. Seperti yang telah kita ketahui, hanya ada empat
basa yang terdapat pada DNA, sedangkan ada 20 macam asam amino. Jika tiap basa
misalnya (A, G, U, C) dikode menjadi satu asam amino, hanya ada empat macam asam
amino yang dapat dikode dari total 20 asam amino yang sudah kita ketahui. Jika duplet
atau susunan tiap dua basa, misalnya CG, AG, GA, UC dan lainnya, dikode menjadi satu
asam amino, kombinasi hanya akan menghasilkan 16 (4
2
) macam asam amino. Jumlah
kombinasi ini juga masih belum mencukupi jumlah 20 macam asam amino, yaitu ada 4
asam amino yang tidak dikode. Bila triplet atau susunan tiap 3 basa nukleotida, misalnya
AGU, GAC, CGC, dan sebagainya menjadi 1 asam amino maka dari kombinasi basa-
basa nukleotida tersebut akan menghasilkan 64 (4
3
) macam asam amino. Jumlah asam
amino ini melebihi jumlah 20 macam asam amino. Hal tersebut menyebabkan adanya
suatu kelimpahan dalam kode genetika. Terdapat lebih dari 1 triplet mengkode suatu
asam amino tersebut. Istilah yang diberikan oleh ahli genetika pada kelimpahan semacam
ini adalah degenerasi atau redundansi.

4















Dari gambar diatas memperlihatkan kamus lengkap dari kode genetika.
Perhatikan bahwa kode itu mengandung U dan bukan T dalam susunan suatu triplet. Ini
disebabkan oleh fakta bahwa para ahli genetika memandang triplet-triplet yang dibawa
oleh molekul-molekul RNAd sebagai komponen-komponen kode genetika, bukan yang
dibawa DNA. Tiap triplet yang mewakili informasi bagi suatu asam amino tertentu
dinyatakan sebagai kodon.
5

2.2 Sifat Kode Genetik
Kode genetika bersifat degenerative dikarenakan 18 dari 20 macam asam amini
ditentukan oleh lebih dari 1 kodon, yang disebut kodon sinonimus. Hanya metionin dan
triptofan mempunyai kodon tunggal. Kodon sinonimus tidak ditempatkan secara acak,
tetapi dikelompokkan seperti yang terlihat pada gambar diatas. Kodon sinonimus
memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga. Pada kasus apapun, bila posisi basa ketiga
adalah suatu pirimisin, maka kodon-kodon akan mengarah atau menunjukkan asam
amino yang sama (sinonimus). Misalnya pada kode genetika UAU dan UAC (Basa U dan
C merupakan Pirimidin) yang menunjukkan asam amino tirosin.
Bila posisi basa ketiga adalah suatu Purin, kodon-kodon juga akan sinonimus.
misalnya pada kode genetika CAA dan CAG (Basa A dan G merupakan Purin)
menunjukan asam amino Glutamin. Jika posisi basa kedua adalah suatu Pirimidin, secara
umum kodon tersebut akan mengarah pada asam amino yang hidrofilik. Misalnya pada
kode genetika CCC yang menunjukkan asam amino prolin yang hidrofilik, dan ACC
yang menunjukkan asam amino treonin yang hidrofilik.
Sebaliknya jika posisi basa kedua adalah suatu purin, secara umum kodon tersebut
akan mengarah pada asam amino yang polar. Misalnya pada kode genetika GAU yang
menunjukkan asam amino aspartat yang polar dan AGG yang menunjukkan asam amino
arginin yang polar.
Selain itu terdapat pula kodon-kodon yang memiliki fungsi yang sama. Misalkan
fungsi kodon asam asparat (GAU dan GAS) sama dengan fungsi kodon asam tirosin
(UAU,UAS) dan juga triptopan (UGG). Hal ini justru sangat menguntungkan pada proses
pembentukkan protein karena dapat menggantikan asam amino yang kemungkinan rusak.


6

2.3 Kodon awal dan kodon akhir

Kodon pada RNA
Kodon awal merupakan kodon pertama yang diterjemahkan pada saat translasi
atau disebut juga kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). Selain kodon
inisiasi, untuk memulai translasi diperlukan juga sekuen atau situs yang disebut Shine-
Dalgarno untuk pengenalan oleh ribosom yang juga dibantu oleh faktor inisiasi (berupa
tiga jenis protein).
Kodon akhir merupakan salah satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA.
Kodon akhir disebut juga kodon terminal yang tidak menyandikan asam amino. Kodon
akhir menyebabkan proses translasi berakhir dengan bantuan faktor pelepasan untuk
melepas ribosom.


7

Proses sintesis protein (polipeptida) baru akan diawali apabila ada kodon AUG
yang mengkode asam amino metionin, karenanya kodon AUG disebut sebagai kodon
permulaan (kode start). Sedangkan berakhirnya proses sintesis polipeptida apabila
terdapat kodon UAA, UAG, dan UGA (pada prokariotik) dan UAA (pada eukariotik).
Kodon UAA,UAG, dan UGA tidak mengkode asam amino apapun dan merupakan agen
pemotong gen (tidak dapat bersambung lagi dengan double helix asam amino) disebut
sebagai kodon terminasi/kodon nonsense (kode stop). Kode genetik berlaku
universal, artinya kode genetik yang sama berlaku untuk semua jenis makhluk hidup.
Dengan adanya kodon permulaan dan kodon terminasi, berarti tidak semua urutan
basa berfungsi sebagai kodon. Yang berfungsi sebagai kodon hanyalah urutan basa yang
berada di antara kodon permulaan dan kodon terminasi. Urutan basa yang terletak
sebelum kodon permulaan dan setelah kodon penghenti tidak dibaca sebagai kodon.
Para peneliti melakukan penelitian pada bakteri Escherichia coli
1. mula mula digunakan basa nitrogen singlet (tunggal) maka ternyata hanya
diperoleh 4 asam amino saja yang dapat diterjemahkan padahal asam amino yang
ada di alam itu berjumlah 20 , tentu asam amino ini harus diterjemahkan semua
agar protein yang dihasilkan dapat digunakan lengkap
2. kemudian para ilmuwan mencoba lagi dengan kodon duplet (ganda) dan ternyata
baru dapat untuk menterjemahlkan 16 asam amino ini pun belum cukup juga,
mengingat jumlahnya 20
3. Kemudian dicoba dengan triplet (disusun 3 basa nitrogen) , dengan sempurna
dapat menterjemahkan 64 asam amino hal ini tidak mengapa sekalipun melebihi
20 asam amino toh dari 64 asam amino yang diterjemahkan ada yang memiliki
simbul/fungsi yang sama , maksudnya satu asa amino ada yang disusun oleh lebih
dari satu rangkaian triplet (kodon)
4. triplet atau Kodon itu diantaranya adalah pada kodon yang menyusun asam
assparat (GAU dan GAS) sama dengan asam-asam tirosin(UAU, UAS) sama juga
8

dengan triptopan (UGG) dan masih banyak lagi , lihat cakram kode genetik
dibawah itu OK
Jadi meskipun yang terbentuk ada 64 variasi ini tidak masalah karena Asam amino
yang terkodekan ini sangat menguntungkan pada proses pembentukkan protein karena
dapat menggantikan asam amino yang kemungkinan rusak selain itu dari 20 asam amino.
Ada beberapa hal yang penting yang perlu diketahui ternyata masing-masing kode
itu mempunyai karakter yang berbeda satu sama lainnya untuk peran dan nama asam
amino
diantaranya ada yang berfungsi sebagai agen pemotong gen atau tidak dapat
bersambung lagi dengan doubel helix asam amino yang berfungsi sebagai agen
pemotong gen diantaranya (UAA, UAG, UGA) yang kemudian ketiga kodon ini
kita sebut dengan kode stop
Beberapa sifat dari kode triplet diantaranya: Kode genetik ini mempunyai banyak
sinonim sehingga hampir setiap asam amino dinyatakan oleh lebih dari sebuah
kodon.
Contoh semua kodon yang diawali dengan SS memperinci prolin (SSU, SSS, SSA
dan SSG) semua kodon yang diawali dengan AS memperinci treosin (ASU, ASS,
ASA, ASG).
Jadi meskipun terlihat liar ternyata kalau anda mempelajari detail ada hal hal yang
menarik Tidak tumpang tindih, artinya tiada satu basa tungggal pun yang dapat
mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon, sehingga 64 itu
berbeda-beda nukleotidanya.
Semenjak tahun 1960an semakin nyata bahwa ada paling sedikit tiga residu
nukleotida DNA diperlukan untuk mengkode untuk masing-masing asam amino.
Empat huruf kode DNA (A, T, G, dan C) dalam grup dua huruf menghasilkan 16
kombinasi yang berbeda, tidak cukup untuk mengkode 20 asam amino.
9

Empat basa tiga huruf menghasilkan 64 kombinasi yang berbeda.
Genetik eksperimen awal membuktikan bahwa tidak hanya kode genetik atau
kodon untuk asam amino berupa susunan tiga huruf (triplet) dari nukleotida tetapi
juga bahwa kodon tidak tumpang-tindih dan tidak ada jeda antara kodon residu
asam amino yang berurutan. Susunan asam amino protein kemudian digambarkan
oleh suatu susunan yang linier dari kodon triplet yang berdekatan.
Kodon yang pertama pada susunan menetapkan suatu kerangka
pembacaan(reading frame), di mana kodon yang baru memulai pada setiap tiga
residu nukleotida.
Pada skema ini, ada tiga kerangka pembacaan yang mungkin untuk setiap urutan
DNA yang diberi, dan masing-masing secara umum akan memberi suatu urutan
berbeda terhadap kodon.
Pada tahun 1961 Marshall Nirenberg dan Heinrich Matthaei mengumumkan hasil
observasi yang mengusulkan terobosan pertama.
Mereka menginkubasi polyribonucleotide polyuridylate sintetis (poly(U) yang
didesign) dengan ekstrasi E. coli, GTP, dan campuran 20 asam amino dalam 20
tabung berbeda.
Pada masing-masing tabung suatu asam amino yang berbeda diberi label secara
radioaktif. Poly(U) dapat dikatakan sebagai mRNA tiruan yang berisi triplet UUU
berurutan, dan triplet ini harus mempromosikan sintesis polipeptida hanya dari
salah satu 20 asam amino yang berbeda yang dilabel dengan triplet UUU.
Suatu polipeptida radioaktif dibentuk di dalam salah satu dari 20 tabung, yang
berisi fenilalanin radioaktif. Nirenberg dan Matthaei menyimpulkan bahwa triplet
UUU cocok untuk fenilalanin.
Pendekatan yang sama mengungkapkan bahwa polyribonucleotide polycytidylate
atau poly(C) sintetis mengkode formasi.
10

Polipeptida yang hanya berisi prolina (polyproline), dan ilyadenylate atau poly(A)
mengkode polylysine.
Dengan demikian triplet CCC mengkode daftar prolina dan triplet AAA untuk
lisina.
Polinukleotida sintetik yang digunakan dalam eksperimen dibuat sedemikian
dengan aksi fosforilase polinukleotida, menganalisis formasi polimer RNA dari
ADP, UDP, CDP dan GDP.
Enzim ini tidak memerlukan template polimer dan membuat polimer dengan
sebuah komposisi basa bahwa secara langsung mencerminkan konsentrasi yang
relatif dari precursor nukleotida 5'-diphosphate di dalam medium.
Jika fosforilase polynukleotida diperkenalkan dengan UDP, hal ini hanya poly(U).
Jika diperkenalkan dengan suatu campuran dari lima bagian ADP dan satu CDP,
akan membuat polimer di mana 65 residu adalah adenylate dan 61sytidylate.
Polimer acak seperti itu mungkin memiliki banyak triplet urutan AAA, sedikit
triplet AAC, ACA, dan CAA, beberapa triplet ACC, CCA, dan CAC, dan sangat
sedikit; triplet CCC
Dengan penggunaan mRNA tiruan yang berbeda yang dibuat dari fosforilase
polinukleotida dari campuran permulaan ADP, GDP, UDP, dan CDP yang
berbeda, komposisi basa triplet yang mengkode hampir semua asam amino
diidentifikasi segera.
2.4 Karakter kode genetik

Karakter kode genetik yaitu:
Kode genetik ini mempunyai banyak sinonim, sehingga hampir semua asam
amino dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon.
Contohnya tiga asam amino (arginin, serin dan leusin) masing-masing mempunyai
6 kodon sinonim.
11

Tetapi untuk banyak kodon sinonim yang menyatakan asam amino yang sama, dua
basa permulaan dan triplet adalah tetap sedangkan basa ketiga dapat berlainan.
Contohnya , semua kodon yang dimulai dengan SS memperinci prolin (SSU, SSS,
SSA dan SSG) dan semua kodon yang dimulai dengan AS memperinci treonin
(ASU, ASS, ASA dan ASG).
Fleksibilitas dalam nukleotida dari suatu kodon ini dapat menolong membuat
sekecil mungkin akibat adanya kesalahan.
Tidak ada tumpang tindih, artinya tiada satu basa tunggal pun yang dapat
mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon, sehingga 64 kodon
itu semua berbeda-beda nukleotidanya.
Kode genetik dapat mempunyai dua arti, yaitu kodon yang sama dapat memperinci
lebih dari satu asam amino.
Contohnya, kodon UUU biasanya merupakan kode untuk fenilalanin, tetapi bila
ada streptomycin dapat pula merupakan kode untuk isoleusin, leusin atau serin.
Kode genetik tidak mempunyai tanda untuk menarik perhatian, artinya tiada
sebuah kodon pun yang dapat diberi tambahan tanda bacaan.
Kodon AUG disebut juga kodon permulaan, karena kodon ini memulai sintesa
rantai polipeptida.
Beberapa kodon dinamakan kodon non-sens (tak berarti) karena kodon-kodon ini
tidak merupakan kode untuk salah satu asam amino pun, misalnya UAA, UAG
dan UGA.
Kode genetik itu ternyata universal karena kode yang sama berlaku untuk semua
macam mahluk hidup.
Beberapa sifat dari kode triplet diantaranya :
1. Kode genetik ini mempunyai banyak sinonim sehingga hampir setiap asam amino
dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon. Contoh semua kodon yang diawali
12

dengan SS memperinci prolin,(SSU,SSS,SSA dan SSG) semua kodon yang
diawali dengan AS memperinci treosin(ASU,ASS,ASA,ASG).
2. Tidak tumpang tindih,artinya tiada satu basa tunggal pun yang dapat mengambil
bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon,sehingga 64 itu berbeda-beda
nukleotidanya
3. Kode genetik dapat mempunyai dua arti yaitu kodon yang sama dapat memperinci
lebih dari satu asam amino
4. Kode genetik itu bersifat universal
5. Tiap triplet yang mewakili informasi bagi suatu asam amino tertentu dinyatakan
sebagai kodon.Kode genetika bersifat degeneratif dikarenakan 18 dan 20 macam
asam amino ditentukan oleh lebih dari satu kodon, yang disebut kodon
sinonimus.Hanya metionin dan triptofan yang memiliki kodon tunggal.Kodon
sinonimus tidak ditempatkan secara acak, tetapi dikelompokkan.
6. Kodon sinnonimus memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga.

2.5 SINTESIS PROTEIN

Gambar anatomi ribosom
13

Ada banyak tahapan antara ekspresi genotip ke fenotip.Gen-gen tidak dapat
langsung begitu saja menghasilkan fenotip-fenotip tertentu.Fenotip suatu individu
ditentukan oleh aktivitas enzim (protein fungsional).Enzim yang berbeda akan
menimbulkan fenotip yang berbeda pula.Perbedaan satu enzim dengan enzim yang lain
ditentukan oleh jumlah jenis dan susunan asam amino penyusun protein
enzim.Pembentukan asam amino ditentukan oleh gen atau DNA.
Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam gen
diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.Dogma sentral
mengenai akspresi gen, yaitu DNA yang membawa informasi genetik yang ditrnaskripsi
oleh RNA, dan RNA diterjemahkan menjadi polipeptida.Ekspresi gen merupakan sintesis
protein yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama urutan rantai nukleotida tempale
(cetakan) dari suatu DNA untai ganda disalin untuk menghasilkan satu rantai molekul
RNA.Proses ini disebut transkripsi dan berlangsung di inti sel.Tahap kedua merupakan
sintesis pilopeptida dengan urutan spesifik berdasarkan rantai RNA yang dibuat pada
tahap pertama.Proses ini disebut translasi.
2.5.1 Transkripsi

14

Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai
cetakan atau sense, sedangkan rantai DNA komplemennya disebut rantai
antisense.Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit
transkripsi.
RNA dihasilkan dari aktivitas enzim RNA polimerase.Transkripsi terdiri dari tiga tahap,
yaitu inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), dan terminasi (pengakhiran) rantai
RNA.
Inisiasi
Daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi
disebut promoter.Suatu promoter mencakup titik awal transkripsi dan biasanya
membentang beberapa pasangan nukleotida di depan titik awal tersebut.Selain itu,
promoter juga menentukan di mana transkripsi dimulai, promoter juga
menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai
cetakan.
Elongasi
Setelah sintesis RNA berlangsung, DNA heliks ganda terbentuk kembali
dan molekul RNA baru akan dilepas dari cetakan DNA-nya.Transkripsi berlanjut
pada laju kira-kira 60 nukleotida per detik pada sel eukariotik.
Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan
DNA yang disebut terminator.Terminator merupakan suatu urutan DNA yang
berfungsi menghentikan proses transkripsi.Pada sel prokariotik, transkripsi
biasanya berhenti tepat pada saat RNA polimerase mencapai titik
terminasi.Sedangkan pada sel eukariotik, RNA pilomerase terus melawati titik
terminasi.RNA yang telah terbentuk akan terlepas dari enzim tersebut.



15

2.5.2 Translasi


Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu kode genetik menjadi
protein yang sesuai.Kode geneti tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul
RNAd, interpreternya adalah RNAt. RNAt mentransfer asam amino-asam amino dari
kolam asam amino di sitoplasma ke ribosom.Molekul RNAt tidak semuanya identik.Pada
tiap asam amino digabungkan dengan RNAt yang sesuai oleh suatu enzim spesifik yang
disebut aminoasil-RNAt sintetase ( aminoacyl-tRNA synthetase ).Ribosom memudahkan
pelekatan yang spesifik antara antikodon RNAt dengan kodon RNAd selama sintesis
protein.Sebuah ribosom tersusun dari dua subunit, yaitu subunit besar dan subunit
kecil.Subunit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNAr.
Tahap translasi dapat dibagi menjadi tiga tahap seperti transkripsi, yaitu inisiasi elongasi,
dan terminasi.Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu
RNAd, RNAt, dan ribosom selama proses translasi.Inisiasi dan elongasi rantai
polipeptida jga membutuhkan sejumlah energi yang disediakan oleh GTP (guanosin
triphosphat), suatu molekul yang mirip ATP.


16

Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya RNAd, sebuah RNAt
yang memuat asam amino pertma dari polipeptida, dan dua subunit
ribosom.Pertama, subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada RNAd dan
RNAt inisiator.Di dekat tempat pelekatan ribosom subunit kecil pada RNAd
terdapat kodon inisiasi AUG, yang memberikan sinyal dimulainya proses
translasi.RNAt inisiator, yang membawa asam amino metionin, melekat pada
kodon inisiasi AUG.
Oleh karenanya, persyaratan inisiasi adalah kodon RNAd harus mengandung
triplet AUG dan terdapat RNAt inisiator berisi antikodon UAC yang membawa
metionin.Jadi pada setiap proses translasi, metionin selalu menjadi asam amino
awal yang diingat.Triplet AUG dikatakan sebagai start codon karena berfungsi
sebagai kodon awal translasi.

Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino berikutnya ditambahkan satu
per satu pada asam amino pertama (metionin). Pada ribosom membentuk
ikatan hidrogen dengan antikodon molekul RNAt yang komplemen dengannya.
Molekul RNAr dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu
mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida
yang memanjang ke asam amino yang baru tiba. Pada tahap ini polipeptida
memisahkan diri dari RNAt tempat perlekatannya semula, dan asam amino
pada ujung karboksilnya berikatan dengan asam amino yang dibawa oleh
RNAt yang baru masuk.Saat RNAd berpindah tempat, antikodonnya tetap
berikatan dengan kodon RNAt.RNAd bergerak bersama-sama dengan
antikodon dan bergeser ke kodon berikutnya yang akan ditranslasi.Sementara
itu, RNAt yang tanpa asam amino telah diikatkan pada polipeptida yang
sedang memanjang dan selanjutnya RNAt keluar dari ribosom.Langkah ini
membutuhkan energi yang disediakan oleh hirolisis GTP. Kemudian RNAd
17

bergerak melalui ribosom ke satu arah saja, kodon satu ke kodon lainnya
hingga rantai polipeptidanya lengkap.

Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi.Elongasi berlanjut hingga ribosom
mencapai kodon stop.Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, atau
UGA.Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak
sebagai sinyal untuk menghentikan translasi.













18

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kode genetik atau yang sering disebut kodon adalah cara pengkodean urutan
nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat sintesis
protein. Di dalam setiap sel terdapat ribuan reaksi kimia dan enzim yang berfungsi
mengatur jalannya semua reaksi. Karena DNA mengkode protein, maka akan
menentukan enzim apa yang diproduksi dan akhirnya akan menentukan reaksi kimia
yang terjadi di dalam sel.
Kode genetika bersifat degenerative dikarenakan 18 dari 20 macam asam amini
ditentukan oleh lebih dari 1 kodon, yang disebut kodon sinonimus. Hanya metionin dan
triptofan mempunyai kodon tunggal. Kodon sinonimus tidak ditempatkan secara acak,
tetapi dikelompokkan seperti yang terlihat pada gambar diatas. Kodon sinonimus
memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga. Pada kasus apapun, bila posisi basa ketiga
adalah suatu pirimisin, maka kodon-kodon akan mengarah atau menunjukkan asam
amino yang sama (sinonimus). Misalnya pada kode genetika UAU dan UAC (Basa U dan
C merupakan Pirimidin) yang menunjukkan asam amino tirosin.
Kodon awal merupakan kodon pertama yang diterjemahkan pada saat translasi
atau disebut juga kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). Kodon akhir
merupakan salah satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA. Kodon akhir disebut
juga kodon terminal yang tidak menyandikan asam amino.



19

3.2 Saran
Akhirnya makalah tentang Kode Genetik ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusun mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terutama,
pada pengertian kode genetik dan proses terjadinya sintesis protein. Semoga bisa berguna
bagi kita terutama para mahasiswa.















20

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kodon
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/15/kode-genetik/
http://sma.pustakasekolah.com/cara-mengetahui-kode-genetik.html
Buku SMA Biologi untuk kelas 2 SMA penerbit Esist

You might also like